PENDAHULUAN
Penyakit akibat kerja maupun penyakit yang timbul karena hubungan kerja
merupakan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
Banyak faktor yang mengakibatkan hal ini terjadi, antara lain karena alat kerja,
bahan kerja, lingkungan kerja dan pekerjaan itu sendiri.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BIDANG NEUROLOGI
I. BATASAN
II. DIAGNOSIS
1. Anamnesis.
2. Pemeriksaan fisik:
a. Umum
b. Pemeriksaan Neurologi
2
dan fungsi kelenjar lakrimal, ludah, dan pencernaan, kencing
dan seksual) harus dilakukan.
b. Uji neurofisiologis
c. Elektroensefalografi
3
d. Uji psikologis (neuro behavior)
- waktu reaksi
4
Uji psikologis dianggap dengan indikator yang sensitif untuk
gangguan mental dan emosional dini. Akan tetapi seringkali
sulit membedakan gangguan psikogenik fungsional dari
proses-proses kemunduran organik. Dalam hal ini, profil
dasar individual tentu saja merupakan bantuan yang besar
untuk diagnosis. Tetapi jika profil dasar tidak ada, hal-hal
berikut hendaknya dipertimbangkan dalam diagnosis:
Pemeriksaan penunjang
5
III. URAIAN CACAT DAN PENILAIAN TINGKAT CACAT
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
| MMT |
------------------------------------------------------------------------------------------------------
tahanan rinaan
5 Nilai 3+ melawan 0%
tahanan kuat/penuh
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
6
B. Penilaian cacat pada sistem saraf otonom
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
D. Syaraf Kranial
7
E. Penilaian tingkat disabilitas dan cacat perdarahan subarachnoid traumatika.
0 = death
8
F. Penilaian kecacatan tetap fisik trauma Medula Spinalis. Klasifikasi tingkat
dan keparahan trauma medula spinalis ditegakkan pada saat 72 jam sampai 7
hari setelah trauma, kemudian penilaian kecacatan tetap fisik setelah
dilakukan neurorehabilitasi 6 bulan. Impaiment scale:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
hilang
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
S4-S5
kekuatan >3
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
9
G. Penilaian gangguan fungsi Ischialgia dan Brachialgia.
10
Pedoman Diagnosis Penyakit Akibat Kerja di Bidang Neurologi
- Kelainan motorik
- Kelainan sensibilitas
- Kelainan otonom
a. Anamnesis
c. Pemeriksaan Penunjang
- Electroencefalography (EEG)
- Electromiography (EMG)
- Photo Roentgen
a. Saraf Motorik
Uraian cacat:
11
- Metode menentukan tingkat cacat
Dilakukan dengan metode manual muscle test (MMT) terdiri dari derajat 0 – 5.
Penilaian tingkat cacat adalah bila kelumpuhan sama dengan amputasi (MMT=0,
berarti kehilangan fungsi 100%).
b. Saraf Otonom
- Berkeringat
- Miksi/Defekasi
12
- Gangguan Libido
Penentuan ganti rugi didasarkan pada persentase cacat fungsi neurologik 100%
Istilah kelainan muskuloskeletal akibat kerja juga dikenal dengan beberapa nama
lain, seperti cummulative trauma disorders, repetitive trauma disorders (oleh
OSHA, USA), repetitive strain injuries (oleh British & Commonwealth), overuse
syndrome (oleh Sport medicine), dan regional musculoskeletal disorders (oleh
Rheumatologist). Namun, pada dasarnya semua mengacu pada hal yang serupa.
Keadaan timbulnya WMSD pada pekerja umumnya diketahui dari keluhan pada
otot pekerja tersebut. Secara garis besar, keluhan pada otot dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu:
a. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi akibat otot
dikenai suatu beban, dan keluhan ini akan hilang bila pembebanan dihentikan.
13
Ada beberapa contoh diagnosa kelainan muskuloskeletal akibat kerja (WMSD),
yang di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Myalgia
1. Pengertian Myalgia
Myalgia atau disebut juga Nyeri otot merupakan gejala dari banyak penyakit
dan gangguan pada tubuh. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot
yang salah atau otot yang terlalu tegang.Myalgia yang terjadi tanpa riwayat
trauma mungkin disebabkan oleh infeksi virus. Myalgia yang berlangsung
dalam waktu yang lama menunjukkan myopati metabolik, defisiensi nutrisi
atau sindrom fatigue kronik.
2. Pembagian Myalgia
Ada beberapa jenis nyeri otot yang kerap terjadi, yaitu : Fibromyalgia,
Myofascial pain, Nyeri otot pasca latihan (post exercise muscle soreness),
dan nyeri otot akibat penggunaan yang berlebihan (overuse injury).
a. Fibromyalgia
Istilah lainnya yaitu rematik otot, adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
gejala berupa nyeri otot yang luas, yaitu paling sering pada tengkuk,
punggung atau pinggang. Terdapat beberapa titik nyeri pada area tersebut,
biasanya 11 – 18 titik yang disebut sebagai tender point, di mana titik tersebut
sangat nyeri bila ditekan tetapi nyeri yang ditimbulkan tidak menjalar.
Keluhan dirasakan lebih dari 3 bulan, disertai adanya gejala gangguan tidur,
dan kekakuan pada pagi hari. Sifat nyeri berupa pegal, panas, rasa seperti
terbakar, dapat disertai rasa kesemutan dan baal (kebas). Penyebab penyakit
ini masih belum diketahui dengan pasti, tetapi disinyalir berhubungan dengan
proses hormonal, sistem kekebalan tubuh dan faktor ketegangan jiwa.
Walaupun tidak menyebabkan kematian, tetapi penyakit ini penyebab
penurunan fungsi yang cukup serius dan menyebabkan penurunan kualitas
hidup.
14
b. Myofascial pain
Suatu penyakit yang mirip fibromyalgia, tetapi perbedaannya pada MP
ditemukan titik nyeri yang lebih sedikit, dan jika ditekan timbul rasa nyeri
yang menjalar ke area tubuh lain. Penyakit ini lebih mudah disembuhkan
dengan penanganan yang tepat dibandingkan fibromialgia. Penyebab
penyakit ini terutama disebabkan karena kesalahan postur atau posisi tubuh
dalam waktu lama dan ketegangan emosi.
15
tampak berupa robekan jaringan disertai adanya proses peradangan, dan
karena penggunaan yang terus menerus maka tidak ada waktu bagi otot
tersebut untuk memperbaiki diri (recovery). Nyeri otot tersebut bisa terjadi
pada musisi yang menggunakan suatu instrumen (gitar, biola) dalam waktu
lama, pada olah ragawan, dan juga pada pekerja kantor. Sama dengan nyeri
otot yang timbul pasca olah raga, otot yang nyeri adalah otot yang banyak
bekerja saat melakukan aktivitas, misalnya pada pekerja kantor yang banyak
menggunakan komputer, sering nyeri pada bahu kanan karena otot bahu
kanan selalu bekerja mempertahankan posisi lengan atas dan tangan untuk
mengendalikan “mouse” komputer, atau pada pemain gitar bisa timbul nyeri
pada bahu kiri, karena otot bahu kiri selalu mempertahankan posisi lengan
kiri untuk memainkan nada dan menyangga gitar. Nyeri yang timbul berupa
perasaan pegal, panas, kebas , dapat disertai bengkak dan kemerahan.
3. Penyebab Myalgia
16
3. Defisiensi vitamin juga dapat menyebabkan myalgia , Myalgia dapat juga
disebabkan oleh diet dan gaya hidup yang tidak sehat. Vitamin memainkan
peranan penting dalam kesehatan secara keseluruhan. Vitamin D yang secara
alami dapat diperoleh dalam jumlah melimpah dengan berjemur di sinar matahari
pagi, turut berperan dalam membantu absorpsi kalsium. Defisiensi vitamin D
sering ditemui pada kelompok masyarakat yang sebagian besar melakukan
aktivitasnya di dalam ruangan. Vitamin B12 berperan dalam produksi sel darah
merah, perkembangan saraf, dan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein.
Vitamin ini banyak ditemukan pada daging, ikan dan produk susu. Kekurangan
vitamin tidak hanya dapat menimbulkan terjadinya myalgia, namun juga
mengarah kepada gangguan kesehatan yang lebih serius.
4. Obat-obatan yang menginduksi myalgia, Kelompok obat tertentu seperti
statin (penurun kadar kolesterol) memiliki efek samping berupa nyeri otot. Hal ini
khususnya terjadi ketika pasien mulai mengkonsumsi obat tersebut atau ketika
dosisnya mulai dinaikkan. Pada beberapa kasus, nyeri otot yang terjadi ketika
sedang mengkonsumsi obat ini dapat juga menunjukkan bahwa otot-otot sedang
mengalami kehancuran – suatu situasi yang dapat mengarah kepada gagal ginjal
dan bahkan mengancam nyawa.
5. Myalgia akibat penyakit autoimun, Penyakit autoimun seperti rheumatoid
arthritis dan lupus merupakan kondisi dimana sistem imun menyerang
jaringan/organ tubuh. Selain myalgia, penyakit autoimun umumnya juga disertai
gejala berupa nyeri tekan pada otot, kehilangan massa otot dan ruam.
Myalgia merupakan suatu bentuk respon tubuh terhadap berbagai
kemungkinan kondisi. Myalgia yang parah dan berlangsung selama lebih
dari dua minggu dapat mengindikasikan bahwa tubuh sedang menghadapi
suatu keadaan yang serius, terutama jika gejala myalgia tersebut tidak
dapat dihubungkan secara pasti dengan cedera atau penyakit yang baru
dialami, juga jika disertai dengan gejala lainnya.
4. Penatalaksanaan
17
Mengingat penyebab nyeri otot yang beragam, maka jangan mengabaikan nyeri
otot yang tidak segera membaik, misalnya setelah lebih dari 1 minggu, dengan
intensitas atau kualitas nyeri semakin hari semakin bertambah. Sebaiknya anda
mencari dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi terdekat. Sebab jika
tidak mendapat penanganan yang tepat, nyeri otot dapat menyebabkan penurunan
fungsi otot dan sendi sekitarnya, sehingga dapat menghambat aktivitas fisik dan
akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup penderita.
18
digunakan untuk mendiagnosa myofacial pain termasuk gangguan
rentang gerak, gangguan mood, kelemahan otot dan gangguan tidur
19
menopause) infeksi kronis pendinginan daerah badan, stres emosional
yang intens.
Pada kasus myofacial pain yang mana di temukan adanya trigger point
area, umumnya pada otot atau facia (pembungkus otot), yang lama
kelamaan menjadi abnormal dan menjadi nyeri yang menyebar.
Akibat postur tubuh yang buruk menyebabkan ketegangan otot yang lebih
lama dari pada fase rileksasi (dimana otot tidak berkontraksi secara terus
menerus) keadaan yang melebihi batas critical load sehigga menimbulkan
kelelahan pada otot (penumpukan asam laktat yang berlebih)
Kelelahan tersebut lama-kelamaan mengakibatkan spasme lokal, bila
berlangsung lama menimbulkan taut band sehingga menstimulasi
fibroblast dalam facia untuk menghasilkan lebih banyak collagen
kemudian membuat perlengketan yang tidak beraturan (abnormal cross
link), hal ini yang menyebankan terjadinya myofacial pain syndrom.
PENYEBAB
20
Posisi tubuh yang tidak baik selama bekerja misalnya penggunaan
komputer, memotong, menebang, menggergaji, mengecat dalam waktu
lama, dan lain-lain;
Mengemudi dalam waktu lama;
Menggunakan punggung tangan (backhand), terutama dalam permainan
tenis;
Mengenakan sepatu yang tidak nyaman selama olahraga.
GEJALA
PENGOBATAN
Istirahat
21
mengurangi peradangan. Namun istirahat yang berkepanjangan dapat
menimbulkan kekakuan sendi, sehingga setelah beberapa hari beristirahat
mulailah bergerak dengan perlahan. Bila terjadi pembengkakan pada kaki dapat
dibantu dengan mengangkat kaki lebih tinggi dari posisi jantung saat berbaring.
Es
Obat-obatan
Alat penunjang
Penggunaan tongkat pada sisi yang berlawanan membantu nyeri pada panggul.
Alat-alat pelindung pada bagian yang meradang dapat mengurangi stress yang
terjadi.
Terapi fisik
Operasi
22
Pencegahan untuk menghindari tendinitis antara lain:
23
Sering bersandar dengan siku, terutama pada permukaan yang
keras
24
ekstremitas atas , khususnya di pleksus brakialis , arteri subklavia , dan kadang-
kadang vena subklavia .
TOS dapat disebabkan akibat dari posisi , misalnya, dengan kompresi yang
abnormal dari tulang selangka ( tulang selangka ) dan gelang bahu pada gerakan
lengan . Ada juga beberapa bentuk statis , yang disebabkan oleh kelainan ,
pembesaran , atau spasme berbagai otot di sekitar arteri , vena , dan / atau pleksus
brakialis , fiksasi dari tulang rusuk pertama , atau tulang rusuk serviks.
Hypothenar hammer syndrome biasanya terjadi pada pria dengan usia rata-rata 40
tahun. Pekerjaan yang berisiko termasuk montir mobil, pekerja logam, operator
mesin bubut, penambang, teknisi, tukang daging, tukang roti, dan tukang kayu.
25
k. Vibration hand arm syndrome
Gangguan akibat kontak yang terlalu lama dengan getaran, khususnya pada
tangan dan lengan saat menggunakan alat getar. Gejala termasuk mati rasa,
kesemutan, dan kehilangan sensitivitas saraf. Sindrom tangan-lengan getaran
(HAVS) adalah kondisi yang menyakitkan dan berpotensi melumpuhkan jari,
tangan, dan lengan akibat getaran. Pada awalnya rasa kesemutan dengan mati rasa
pada jari-jari. Kemudian jari-jari itu menjadi putih dan bengkak saat dingin dan
kemudian merah dan ketika menghangat akan terasa nyeri. Cuaca dingin atau
basah dapat memperburuk kondisi. Memungut benda seperti pin atau paku
menjadi sulit karena rasa pada jari-jari berkurang dan kehilangan kekuatan dan
pegangan di tangan.
Sumber getaran yang dapat menyebabkan HAVS sangat bervariasi dari bor,
perata jalan, pemutus aspal, gergaji listrik, alat pengikis, penembak jarum,
pemoles, pengamplas dan penggiling, compactor, mesin pemotong rumput listrik
dan bahkan permainan elektronik yang mengkasilkan getaran.
Secara khusus, cedera tulang belakang (back pain) merupakan fenomena yang
mendapat banyak perhatian, terutama dari bidang kesehatan. Cedera ini dapat
menyebabkan seseorang mengalami disfungsi. Berikut adalah beberapa istilah
26
mengenai cedera tulang belakang yang disampaikan oleh dr. Ahmad Toha Muslim
pada Simposium Ergonomi tahun 1998 (Salmiah, 2001):
1. Back pain, adalah nyeri yang timbul di sepanjang tulang belakang,
mulai dari leher sampai pinggang. Umumnya back pain dibagi atas dua
daerah, yaitu neck pain yang merupakan nyeri di daerah leher yang
menyebar hingga tangan dan low back pain yang merupakan nyeri di
daerah pinggang yang menyebar hingga kaki.
2. Back pain impairment, adalah kondisi berkurangnya atau hilangnya
kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sistem otot tulang
belakang.
3. Back pain disability, adalah kondisi back pain impairment yang
menyebabkan hilangnya jumlah jam kerja, sehingga orang yang
bersangkutan hanya dapat bekerja dengan waktu terbatas.
4. Back pain compensation, adalah besarnya penggantian uang yang telah
digunakan untuk mengobati back pain sesuai dengan peraturan yang
berlaku di tempat kerja.
Gejala-gejala yang muncul dari WMSD ini adalah nyeri seperti terbakar,
tendon yang membengkak, jari yang menggeretak atau berderik (crepitus), dan
Ganglionic cysts. Tendonitis berkaitan erat dengan pekerjaan yang memerlukan
gerakan berulang (seperti penggunaan staple gun), serta gerakan memutar atau
memelintir (contohnya pada penggunaan obeng). Peralatan atau perkakas kerja
yang terlalu kecil atau terlalu besar untuk ukuran tangan pekerja juga turut
menambah tekanan pada tendon.
Posisi tubuh seorang pekerja (postur kerja) dan pergerakannya dapat
mempengaruhi terjadinya risiko WMSD, karena posisi tubuh yang kurang baik
saat bekerja dapat menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan dan akan
menimbulkan kelelahan jika postur kerja ini dipertahankan dalam periode waktu
yang lama. Gejala ketidaknyamanan dan kelelahan ini muncul karena adanya
kelainan pada sistem otot atau struktur penyangga tubuh lainnya. Karenanya,
dapat dikatakan bahwa postur tubuh yang kurang baik saat bekerja dapat
27
mempertinggi kemungkinan seorang pekerja mengalami kelainan muskuloskeletal
akibat pekerjaannya.
Sebagai contoh, postur tubuh berdiri saat bekerja. Posisi tubuh berdiri
merupakan suatu posisi tubuh alami, dan karena itu tidak akan menimbulkan
risiko kesehatan tertentu. Namun, jika seseorang bekerja untuk periode waktu
yang lama dengan posisi berdiri, akan timbul rasa sakit pada kaki, kelelahan otot
umum, dan sakit punggung. Hal ini dapat diperparah lagi dengan adanya tata
ruang area pekerjaan yang tidak ergonomis, sehingga menjadikan posisi kerja
kurang nyaman karena para pekerja berdiri dengan tidak wajar. Selain postur
tubuh berdiri, masih banyak postur tubuh lain yang dapat menimbulkan gejala-
gejala WMSD (awkward posture)
28
Evaluasi faktor-faktor yang telah ditemukan dengan melibatkan pekerja untuk
mencari akar masalahnya dan buat kesepakatan untuk melakukan tindakan
perbaikan.
BAB III
KESIMPULAN
29
gangguan vaskuler, infeksi, degenerasi, keganasan, gangguan metabolisme, dan
intoksikasi yang bermanifestasi berupa keluhan-keluhan subjektif seperti nyeri, rasa
berputar, kehilangan keseimbangan, penglihatan kabur/double, gangguankognitif
(atensi, bahasa, kalkulasi, memory) dan gangguan emosi disertai juga keluhan
objektif berupa gangguan fungsi sistem motorik, sistem sensorik, dan sistem
autonom. Penyakit akibat kerja bidang neurologi berhubungan dengan Lingkungan
kerja, proses kerja dan kecelakaan kerja.
30
Faktor ergonomi atau Posisi tubuh seorang pekerja (postur kerja) dan
pergerakannya dapat mempengaruhi terjadinya risiko kelainan muskuloskeletal
akibat kerja. OHSCOs (2007) memberikan panduan tahapan untuk melakukan
program pencegahan MSD di lingkungan kerjayang meliputi: Membangun
pondasi menuju sukses, Mengidentifikasi faktor -faktor yang menimbulkan MSD
dan faktor lainnya yang terkait, Lakukan evaluasi faktor-faktor yang
menyebabkan MSD, Memilih dan melaksanakan program perbaikan untuk
pencegahan MSD, Evaluasi kesuksesan penerapannya dan lakukan peningkatan
secara berkelanjutan, dan Menyebar luaskan kesuksesan pencegahan MSD.
DAFTAR PUSTAKA
31
3. Sulistoma A. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja dan Sistem Rujukan. Maj
Cermin Kedokt Indo No. 136, 2002.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena Kecelakaan dan Penyakit
Akibat Kerja 2008. Jakarta: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2008.
5. Cedera Syaraf (diakses dari http://www.fisioterapi.web.id/2012/05/cedera-
syaraf-atas.html, 24 November 2014)
6. Tendinitis (diakses dari http://www.kerjanya.net/faq/5053-tendinitis.html,
24 November 2014)
7. Miofascial Syndrome (diakses dari
http://fisioterapivivakinesia.com/2013/01/miofascial-syndrome.html, 24
November 2014)
8. Mialgia (diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Mialgia, 24 November
2014)
9. Ulnar Tunnel Syndrome (diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Ulnar_tunnel_syndrome, 24 November 2014)
10. Thoracic Outlet Syndrome (diakses dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Thoracic_outlet_syndrome, 24 November
2014)
11. Vibration (diakses dari
http://www.hse.gov.uk/VIBRATION/hav/index.htm, 24 November 2014)
LAMPIRAN
32
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
Menimbang:
a. bahwa penggunaan peralatan kerja, mesin dan bahan kimia berbahaya dalam
proses produksi dapat menyebabkan tenaga kerja menderita kecelakaan dan
penyakit akibat kerja;
33
Mengingat:
MEMUTUSKAN:
34
Menetapkan:
35