Proposal Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Desa: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional Surakarta 2021
Proposal Program Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Desa: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional Surakarta 2021
Oleh :
Menyetujui,
NIDN. 0603088005
ii
DAFTAR ISI
A. Analisis Situasi
Kecamatan Serengan khususnya di Kelurahan Danukusuman yang
terletak di bagian selatan Kota Surakarta ini memiliki perkebunan yang
dikelola oleh kelompok tani di kelurahan tersebut. Berdasarkan pemaparan
dari narasumber, ketua kelompok tani setempat, lahan perkebunannya berupa
green house dengan luas 4 meter x 6 meter serta terdapat juga demplot
dengan luas 10 meter x 10 meter yang saat ini masih dalam proses
pengerjaan. Mengenai tanahnya sendiri, kelompok tani mengambil dari
Kabupaten Boyolali berupa tanah merah yang kemudian dicampur dengan
kompos. Pada sistem pengairannya menggunakan semprot slang dan mesin
kabut otomatis. Sedangkan, bibit tanaman yang terdapat di perkebunan
tersebut antara lain ketela rambat, ketela pohon, jagung, sawi, kacang
panjang, kacang tanah, cabai, tomat, kangkung, dan terong. Hasil perkebunan
tersebut kemudian akan dikonsumsi oleh warga.
Saat ini belum ditemukan kasus ketidakcocokan antara tanah yang
digunakan dengan tumbuh - kembang bibit tanaman di perkebunan Kelurahan
Danukusuman, namun di perkebunan tersebut ditemukan kasus hama berupa
ulat dan uret yang menyerang sebagian tanaman yang mampu merusak hasil
produksi kebun masyarakat desa. Serangan OPT (organisme pengganggu
tanaman) ini dapat menyebabkan penurunan produksi kebun sehingga bersifat
merugikan (Tumonglo et al., 2017).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengendalian hama di perkebunan Kelurahan Danukusuman,
Serengan, Surakarta dengan Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) sebagai
pestisida nabati?
C. Tujuan Kegiatan
1. Agar masyarakat khususnya kelompok tani Kelurahan Danukusuman,
Serengan, Surakarta dapat mengetahui dan memahami pengendalian
hama dengan Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) sebagai pestisida nabati.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di Kelurahan Danukusuman,
Serengan, Surakarta mengenai cara pembuatan pestisida nabati dari Daun
Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) sebagai tanaman lokal yang dibudidayakan
kelompok tani Kelurahan Danukusuman.
3. Dalam rangka meningkatkan program Indonesia menuju sehat yang lebih
baik bagi masyarakat dengan mengenalkan potensi Daun Pesisir (pepaya,
sirsak, sirih) sebagai pestisida nabati.
D. Manfaaat Kegiatan
1. Khalayak Sasaran
Dapat menambah pemahaman dan pengetahuan masyarakat khususnya
Kelompok Tani di Kelurahan Danukusuman, Serengan, Surakarta tentang
pengendalian hama dengan Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) sebagai
pestisida nabati.
2. Mahasiswa
a. Menambah ketrampilan mahasiswa dalam bidang promosi kesehatan.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dengan
masyarakat desa.
c. Menambahkan pengetahuan dalam bidang kesehatan.
d. Meningkatkan kemampuan dalam bidang kesehatan.
3. Akademik
a. Menambahkan pustaka pembelajaran.
b. Memperkenalkan STIKES Nasional kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pestisida
Secara harfiah, pestisida berarti pembunuh hama (pest: hama dan cide:
membunuh. Menurut Djojosumarto, (2008), pestisida adalah substansi (zat)
kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama.
Yang dimaksud hama bagi petani sangat luas yaitu tungau, penyakit tanaman
yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda (cacing
yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap
merugikan.
Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973, pestisida adalah semua
zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk
(Djojosumarto, 2008) :
1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang
merusak tanaman atau hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian-
bagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan
peliharaan dan ternak.
5. Memberantas dan mencegah hama-hama air.
6. Memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan, memberantas
atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada
tanaman, tanah dan air.
Pestisida terbagi menjadi dua yaitu pestisida kimia dan pestisida alami
(nabati). Pestisida kimia antara lain golongan organofosfat dan piretroid,
pestisida kimia meninggalkan residu berbahaya bagi lingkungan. Beberapa
contoh akibat dari penggunaan pestisida yang tidak bijaksana adalah
resurjensi (peningkatan penyakit), resistensi (peningkatan ketahanan
penyakit), dan keracunan pada pengguna pestisida, binatang piaraan, satwa
liar, organisme bukan sasaran lainnya dan lingkungan (Kartika et al., 2007).
Pestisida alami (nabati) adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tumbuhan dimana penggunaan pestisida alami (nabati) selain dapat
mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif lebih murah apabila
dibandingkan dengan pestisida kimia (Sudarmo, 2005).
B. Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah pestisida dengan bahan dasar tumbuhan yang
relatif mudah dibuat dengan kemampuan yang terbatas, karena pestisida
nabati ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari
lingkungan dan aman bagi manusia, serta ternak. (Ariyanti et al., 2017).
Menurut Kardinan, (2002), karena terbuat dari bahan alami maka jenis
pestisida alami (nabati) bersifat mudah terurai di alam sehingga residunya
singkat sekali. Pestisida alami bersifat “pukul dan lari” yaitu apabila
diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah terbunuh
maka residunya cepat menghilang di alam. Jadi tanaman akan terbebas dari
residu sehingga tanaman aman untuk dikonsumsi.
Sudarmo, (2005) menyatakan bahwa pestisida alami (nabati) dapat
membunuh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja
yang unik yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.
Cara kerja pestisida alami (nabati) sangat spesifik yaitu :
1. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.
2. Menghambat pergantian kulit.
3. Mengganggu komunikasi serangga.
4. Menyebabkan serangga menolak makan.
5. Menghambat reproduksi serangga betina.
6. Mengurangi nafsu makan.
7. Memblokir kemampuan makan serangga.
8. Mengusir serangga (Repellent).
9. Menghambat perkembangan patogen penyakit.
5
Gambar 3. Daun Pepaya (Carica papaya L.)
(https://hellosehat.com/)
Pepaya merupakan tanaman yang memiliki potensi sebagai pestisida
nabati untuk mengendalikan serangga hama (Rumende et al., 2021).
Menurut kotaro Konno et al., (2004) bahwa getah pepaya mengandung
enzim protease seperti papain dan kimopapain, serta dapat menghasilkan
senyawa-senyawa golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid, dan asam
amino yang dapat meracuni beberapa golongan serangga. Enzim yang
terdapat dalam daun pepaya masuk melalui lubang-lubang alami tubuh
hama, setelah masuk racun akan menyebar ke seluruh tubuh hama dan
menyerang system syaraf sehingga dapat mengganggu aktifitas hama
(Trizelia, 2001).
Daun pepaya memiliki sejumlah kandungan kimia, seperti
mengandung enzim papain, alkaloid, pseudocarpaine, flavonoid, saponin,
tannins, glikosida, dan karposid. Papain merupakan satu enzim paling
kuat yang dihasilkan oleh seluruh bagian tanaman pepaya, kecuali biji dan
akar. Papain adalah suatu zat (enzim) yang dapat diperoleh dari getah
tanaman pepaya dan buah pepaya. Getah pepaya mengandung sebanyak
10% papain, 45% kimopapain, dan lisozim sebesar 20% (Ningrum &
Pujiati, 2013). Alkaloid merupakan racun perut (stomach poisoning). Bila
senyawa ini masuk ke dalam tubuh serangga maka pencernaannya akan
terganggu. Alkaloid juga dapat mengganggu pertumbuhan serangga,
terutama tiga hormon utama dalam serangga yaitu hormon otak, hormon
edikson, dan hormon pertumbuhan. Flavonoid merupakan senyawa kimia
pada daun pepaya yang dapat bekerja sebagai inhibitor kuat pernapasan
atau racun pernapasan. Flavonoid bekerja dengan masuk ke dalam tubuh
ulat melalui sistem pernapasan yang kemudian menimbulkan penurunan
fungsi syaraf serta kerusakan pada sistem pernapasan hingga ulat tidak
bisa bernapas dan akhirnya mati (Ningrum & Pujiati, 2013).
D. Detergen
Detergen merupakan produk formulasi campuran zat kimia yang
bertujuan meningkatkan kemampuan daya pembersih. Detergen merupakan
surface active antara minyak dan air yang dapat menghilangkan kotoran
dengan cara emulsi (Agustina et al., 2005) Bahan utama detergen adalah
garam natrium (Sodium Lauryl Sulfat) dan alkyl hydrogen sulfat. Berdasarkan
bentuknya, detergen yang beredar di pasaran dapat berupa detergen cair,
detergen krim, dan detergen serbuk (Wibisono, 2018).
Detergen cair dapat digunakan dalam pembuatan pestisida nabati. Fungsi
detergen dalam pembuatan pestisida nabati adalah sebagai perekat agar
pestisida nabati dapat menempel pada permukaan daun tanaman yang
diaplikasikan menggunakan pestisida nabati (Ndia & Ania, 2019). Detergen
bisa melepaskan lilin pelindung yang menutupi tubuh serangga hama, lalu
menyebabkan kematian karena kehilangan air yang berlebihan pada tubuh
serangga hama (Cranshaw, 2008). Detergen apabila meresap ke dalam tanah
akan merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh mikroorganisme di
dalam tanah (Muslimah, 2015)
A. Khayalak Sasaran
Sasaran kegiatan dalam program PKMD ini adalah kelompok tani dan
sebagian warga di Desa Danukusuman, Kecamatan Serengan, Surakarta.
Kesadaran masyarakat masih kurang akan pemanfaatan bahan-bahan alami di
lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati dalam
upaya pemberantasan hama sehingga diselenggarakan Penyuluhan Kesehatan
“Daun Pesisir (Pepaya, Sirsak, Sirih) Sebagai Pestisida Nabati Guna
Pengendalian Hama Di Perkebunan Kelurahan Danukusuman, Serengan,
Surakarta”.
B. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan kepada masyarakat dilakukan secara langsung dengan metode
demonstrasi, ceramah, dan tanya jawab. Presentasi menggunakan power point
berisi tentang pestisida nabati dengan bahan baku yang berupa Daun Pesisir
(Pepaya, Sirsak, Sirih) dan cara pengolahan pestisida nabati sebagai pestisida
ramah lingkungan yang dapat digunakan oleh kelompok tani Kelurahan
Danukusuman, Serengan, Surakarta. Selain itu, juga diadakan pre test dan
post test yang diajukan kepada audience sebagai metode untuk mengukur
ketercapaian pelaksanaan program PKMD.
C. Rancangan Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan setelah kegiatan penyuluhan berlangsung.
Indikator keberhasilan penyuluhan yang diselenggarakan di Kelurahan
Danukusuman, Kecamatan Serengan, Surakarta, adalah :
1. Target peserta yang datang dalam kegiatan tersebut mencapai 75% dari
20 peserta Desa Danukusuman, Kecamatan Serengan, Surakarta.
2. Antusiasme dari peserta penyuluhan dinilai dari adanya pertanyaan dari
peserta pada sesi diskusi minimal 3 pertanyaan.
3. Ketercapaian kegiatan dilihat dari nilai post test peserta yang meningkat
secara signifikan dibanding nilai pretest.
D. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Kegiatan
Hari dan tanggal : Sabtu-Minggu, 6-7 November 2021
Jam : 10.00 WIB - Selesai
Tempat Pelaksanaan : Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan,
Surakarta.
2. Matriks Kegiatan
Tabel 1. Matriks Kegiatan PKMD
OKTOBER – NOVEMBER 2021
No. Kegiatan
11-16 18 19-25 6-7 17-25 26
Penulisan
1.
Proposal
Pengajuan
2.
proposal
3. Persiapan
4. Pelaksanaan
5. Penyusunan LPJ
6. Pengumpulan LPJ
B. Pengeluaran
Harga
No. Pengeluaran Banyak Jumlah
Satuan
1. KESEKRETARIATAN
a. Proposal & jilid 1 - Rp. 35.000
b. Pre-test & Post test 20 - Rp. 10.000
lembar
c. Print LPJ 1 - Rp. 50.000
d. Print undangan 20 - Rp. 10.000
lembar
e. Foto copy angket 20 - Rp. 10.000
lembar
f. Print surat & - Rp. 10.000
presensi kehadiran
g. Bolpoin 1 pack - Rp. 16.600
2. BAHAN PRODUK
a. Daun sirih 200 gr - Rp. 30.000
b. Daun sirsak 200 gr - Rp. 35.000
c. Daun pepaya 200 gr - Rp. 40.000
d. Baskom 2 buah Rp. 5.000 Rp. 10.000
e. Detergen 1 buah - Rp. 5.000
f. Botol 500 ml 20 buah Rp. 5.000 Rp. 100.000
g. Buku saku 20 buah Rp. 15.000 Rp. 300.000
3. PERLENGKAPAN
a. MMT 1 buah - Rp. 150.000
b. Vendel 3 buah Rp. 35.000 Rp. 105.000
c. Doorprize - Rp. 70.000
d. Kenang-kenangan - Rp. 100.000
e. Banner 1 buah - Rp. 50.000
f. Sticker 20 buah Rp. 2.000 Rp. 40.000
g. CD 1 buah - Rp. 15.000
h. Handsanitizer 1 buah - Rp. 25.000
i. Face shield 10 buah Rp. 5.000 Rp. 50.000
j. Tissue 2 buah Rp. 5.000 Rp. 10.000
k. Kertas kado 5 buah Rp. 2.000 Rp. 10.000
l. Trash bag 2 buah Rp. 5.000 Rp. 10.000
4. TRANSPORT
a. Mahasiswa 6 orang Rp. 20.000 Rp. 120.000
5. KONSUMSI
a. Snack panitia 8 orang Rp. 10.000 Rp. 80.000
b. Snack audience 30 Rp. 10.000 Rp. 300.000
orang
c. Makan panitia 8 orang Rp. 15.000 Rp. 120.000
d. Air mineral 600 ml 2 kardus Rp. 50.000 Rp. 100.000
Total Rp. 2.026.600
C. Rekapitulasi Dana
Pemasukan Rp. 2.026.600
Pengeluaran Rp. 2.026.600
Sisa Rp. 0
Menyetujui,
NIDN. 0603088005
Lampiran 5. Soal Pretest dan Postest
6. Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) dapat digunakan sebagai pestisida nabati
karena memiliki sifat cara kerja (mode of action) yang unik, yaitu...
A. Karsinogenik B. Toksik C. Non toksik
8. Pada tanaman yang menggunakan pestisida nabati seperti dari Daun Pesisir
(pepaya, sirsak, sirih) relatif aman bagi kesehatan manusia dikarenakan...
A. Residunya mudah hilang
B. Dapat digunakan dalam jangka panjang
C. Bisa dikonsumsi tanpa dibersihkan
9. Berapa dosis pestisida nabati Daun Pesisir yang disemprotkan ke daun
tanaman ?
A. 100 cc/liter air B. 5 – 10 cc/liter air C. 50 cc/liter air
10. Target sasaran pestisida nabati Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) adalah…
A. Hama ulat B. Cacing C. Hama wereng
TEST AKHIR (POST TEST) NILAI
NAMA :
USIA :
Petunjuk : Jawablah Soal di bawah ini dengan menyilang jawaban yang
benar !
1. Zat kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai
hama disebut...
A. Insektisida B. Pestisida C. Fungisida
6. Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) dapat digunakan sebagai pestisida nabati
karena memiliki sifat cara kerja (mode of action) yang unik, yaitu...
A. Karsinogenik B. Toksik C. Non toksik
8. Pada tanaman yang menggunakan pestisida nabati seperti dari Daun Pesisir
(pepaya, sirsak, sirih) relatif aman bagi kesehatan manusia dikarenakan...
A. Residunya mudah hilang
B. Dapat digunakan dalam jangka panjang
C. Bisa dikonsumsi tanpa dibersihkan
9. Berapa dosis pestisida nabati Daun Pesisir yang disemprotkan ke daun
tanaman ?
A. 100 cc/liter air B. 5 – 10 cc/liter air C. 50 cc/liter air
10. Target sasaran pestisida nabati Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) adalah…
A. Hama ulat B. Cacing C. Hama wereng