Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL

PROGRAM PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT


DESA

DAUN PESISIR (PEPAYA, SIRSAK, DAN SIRIH) SEBAGAI PESTISIDA


NABATI GUNA PENGENDALIAN HAMA DI PERKEBUNAN
KELURAHAN DANUKUSUMAN, SERENGAN, SURAKARTA

Oleh :

Avicka Clara Yoan Claristya NIM 1191015


Bella Amalia Rizky Wahyudi NIM 1191016
Cornelia Candra Ayu Prameswari NIM 1191017
Cornelius Aditya Ivanto NIM 1191018
Dewi Kumala NIM 1191019
Dewinta Ayu Nirmala Kirana NIM 1191020

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL


SURAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Daun Pesisir (Pepaya, Sirsak, dan


Sirih) Sebagai Pestisida Nabati
Guna Pengendalian Hama Di
Perkebunan Kelurahan
Danukusuman, Serengan,
Surakarta
2. Bidang Penerapan Laboratorium : Toksikologi Klinik
3. Ketua Tim Pengusul
a. Nama Lengkap : Bella Amalia Rizky Wahyudi
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIM : 1191016
4. Jumlah Anggota : 5 Orang
a. Nama Anggota I : Avicka Clara Yoan Claristya
b. Nama Anggota II : Cornelia Candra Ayu Prameswari
c. Nama Anggota III : Cornelius Aditya Ivanto
d. Nama Anggota IV : Dewi Kumala
e. Nama Anggota V : Dewinta Ayu Nirmala Kirana
5. Lokasi Kegiatan : Gedung Pertemuan Kelurahan
Danukusuman, Serengan,
Surakarta.
6. Jumlah Belanja yang Diusulkan : Rp. 2.026.600,-

Surakarta, 15 Oktober 2021


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Tim Pengusul

Wimpy, S.Pd.Kim, M.Pd Bella Amalia Rizky Wahyudi


NIDN. 0618018601 NIM. 1191016

Menyetujui,

NIDN. 0603088005

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Analisis Situasi .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Kegiatan ............................................................................ 2
D. Manfaat Kegiatan .......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4
A. Pestisida ......................................................................................... 4
B. Pestisida Nabati ............................................................................. 5
C. Daun Pesisir (Pepaya, Sirsak, Sirih) ............................................. 5
1. Daun Pepaya (Carica papaya L.) ............................................ 5
2. Daun Sirsak (Annota muricata L.) .......................................... 6
3. Daun Sirih (Piper betle L.) ...................................................... 8
D. Detergen .................................................................................. 9
E. Cara Pembuatan Pestisida Nabati Dari Daun Pesisir (Pepaya,
Sirsak, Sirih) .................................................................................. 9
F. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Daun Pesisir (Pepaya,
Sirsak, Sirih) Sebagai Pestisida Nabati ......................................... 10
G. Bahaya Paparan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia ………. 10
BAB III METODE KEGIATAN .................................................................. 11
A. Khayalak Sasaran .......................................................................... 11
B. Metode Pelaksanaan ...................................................................... 11
C. Rancangan Evaluasi ...................................................................... 11
D. Jadwal Kegiatan ............................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 14
LAMPIRAN .................................................................................................. 16
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kondisi daun yang diserang oleh hama........................................ 1


Gambar 2. Green house.................................................................................. 1
Gambar 3. Daun Pepaya (Carica papaya L.)................................................. 6
Gambar 4. Daun Sirsak (Annona muricata L.).............................................. 7
Gambar 5. Daun Sirih (Piper betle L.)........................................................... 8
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Kegiatan PKMD................................................................. 12


Tabel 2. Susunan Acara PKMD Hari I........................................................... 12
Tabel 3. Susunan Acara PKMD Hari II.......................................................... 13
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Susunan Kepanitiaan................................................................. 16


Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas........................ 17
Lampiran 3. Denah/Peta Lokasi Kegiatan..................................................... 18
Lampiran 4. RAB (Rancangan Anggaran Belanja)........................................ 19
Lampiran 5. Soal Pretest dan Postest............................................................. 21
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Analisis Situasi
Kecamatan Serengan khususnya di Kelurahan Danukusuman yang
terletak di bagian selatan Kota Surakarta ini memiliki perkebunan yang
dikelola oleh kelompok tani di kelurahan tersebut. Berdasarkan pemaparan
dari narasumber, ketua kelompok tani setempat, lahan perkebunannya berupa
green house dengan luas 4 meter x 6 meter serta terdapat juga demplot
dengan luas 10 meter x 10 meter yang saat ini masih dalam proses
pengerjaan. Mengenai tanahnya sendiri, kelompok tani mengambil dari
Kabupaten Boyolali berupa tanah merah yang kemudian dicampur dengan
kompos. Pada sistem pengairannya menggunakan semprot slang dan mesin
kabut otomatis. Sedangkan, bibit tanaman yang terdapat di perkebunan
tersebut antara lain ketela rambat, ketela pohon, jagung, sawi, kacang
panjang, kacang tanah, cabai, tomat, kangkung, dan terong. Hasil perkebunan
tersebut kemudian akan dikonsumsi oleh warga.
Saat ini belum ditemukan kasus ketidakcocokan antara tanah yang
digunakan dengan tumbuh - kembang bibit tanaman di perkebunan Kelurahan
Danukusuman, namun di perkebunan tersebut ditemukan kasus hama berupa
ulat dan uret yang menyerang sebagian tanaman yang mampu merusak hasil
produksi kebun masyarakat desa. Serangan OPT (organisme pengganggu
tanaman) ini dapat menyebabkan penurunan produksi kebun sehingga bersifat
merugikan (Tumonglo et al., 2017).

Gambar 1. Kondisi daun yang Gambar 2. Green house


diserang oleh hama (Sumber : dokumentasi pribadi)
(Sumber : dokumentasi pribadi)
Pengendalian hama dapat dilakukan secara mekanis, biologis, kimia
dan sanitasi. Selama ini secara umum kelompok tani menggunakan obat-obat
kimia dalam pengendaliannya. Mengingat residu kimia yang berbahaya
1
dimana dapat menimbulkan resistensi terhadap hama dan penyakit,
berkembang hama, atau penyakit baru (resurgensi) dan mencemari
lingkungan, maka perlu dicari alternatif dengan bahan-bahan alami (pestisida
nabati). Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari
tumbuhan atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang atau buah
(Tumonglo et al., 2017). Beberapa daun yang dapat digunakan sebagai
pestisida alami adalah daun pepaya, daun sirih, dan daun sirsak dimana daun-
daun tersebut cukup mudah didapatkan dengan biaya yang relatif murah.
Untuk mencegah adanya hama tanaman serta mencegah risiko
kesehatan terhadap lingkungan maupun manusia yang mengkonsumsi hasil
perkebunan secara langsung dan tidak langsung maka diperlukan adanya
penyuluhan berupa ceramah atau presentasi mengenai pestisida nabati dengan
bahan alternatif dari daun tumbuhan dan demonstrasi tentang metode
mengekstrak daun tumbuhan untuk dijadikan sebagai pengganti pestisida
kimia melalui program penyuluhan kesehatan masyarakat desa (PKMD).

B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengendalian hama di perkebunan Kelurahan Danukusuman,
Serengan, Surakarta dengan Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) sebagai
pestisida nabati?

C. Tujuan Kegiatan
1. Agar masyarakat khususnya kelompok tani Kelurahan Danukusuman,
Serengan, Surakarta dapat mengetahui dan memahami pengendalian
hama dengan Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) sebagai pestisida nabati.
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat di Kelurahan Danukusuman,
Serengan, Surakarta mengenai cara pembuatan pestisida nabati dari Daun
Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) sebagai tanaman lokal yang dibudidayakan
kelompok tani Kelurahan Danukusuman.
3. Dalam rangka meningkatkan program Indonesia menuju sehat yang lebih
baik bagi masyarakat dengan mengenalkan potensi Daun Pesisir (pepaya,
sirsak, sirih) sebagai pestisida nabati.

D. Manfaaat Kegiatan
1. Khalayak Sasaran
Dapat menambah pemahaman dan pengetahuan masyarakat khususnya
Kelompok Tani di Kelurahan Danukusuman, Serengan, Surakarta tentang
pengendalian hama dengan Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) sebagai
pestisida nabati.
2. Mahasiswa
a. Menambah ketrampilan mahasiswa dalam bidang promosi kesehatan.
b. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkomunikasi dengan
masyarakat desa.
c. Menambahkan pengetahuan dalam bidang kesehatan.
d. Meningkatkan kemampuan dalam bidang kesehatan.
3. Akademik
a. Menambahkan pustaka pembelajaran.
b. Memperkenalkan STIKES Nasional kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pestisida
Secara harfiah, pestisida berarti pembunuh hama (pest: hama dan cide:
membunuh. Menurut Djojosumarto, (2008), pestisida adalah substansi (zat)
kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai hama.
Yang dimaksud hama bagi petani sangat luas yaitu tungau, penyakit tanaman
yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda (cacing
yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap
merugikan.
Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973, pestisida adalah semua
zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk
(Djojosumarto, 2008) :
1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang
merusak tanaman atau hasil-hasil pertanian.
2. Memberantas rerumputan.
3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian-
bagian tanaman, tidak termasuk pupuk.
4. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan
peliharaan dan ternak.
5. Memberantas dan mencegah hama-hama air.
6. Memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik
dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan, memberantas
atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada
tanaman, tanah dan air.
Pestisida terbagi menjadi dua yaitu pestisida kimia dan pestisida alami
(nabati). Pestisida kimia antara lain golongan organofosfat dan piretroid,
pestisida kimia meninggalkan residu berbahaya bagi lingkungan. Beberapa
contoh akibat dari penggunaan pestisida yang tidak bijaksana adalah
resurjensi (peningkatan penyakit), resistensi (peningkatan ketahanan
penyakit), dan keracunan pada pengguna pestisida, binatang piaraan, satwa
liar, organisme bukan sasaran lainnya dan lingkungan (Kartika et al., 2007).
Pestisida alami (nabati) adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari
tumbuhan dimana penggunaan pestisida alami (nabati) selain dapat
mengurangi pencemaran lingkungan, harganya relatif lebih murah apabila
dibandingkan dengan pestisida kimia (Sudarmo, 2005).
B. Pestisida Nabati
Pestisida nabati adalah pestisida dengan bahan dasar tumbuhan yang
relatif mudah dibuat dengan kemampuan yang terbatas, karena pestisida
nabati ini bersifat mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari
lingkungan dan aman bagi manusia, serta ternak. (Ariyanti et al., 2017).
Menurut Kardinan, (2002), karena terbuat dari bahan alami maka jenis
pestisida alami (nabati) bersifat mudah terurai di alam sehingga residunya
singkat sekali. Pestisida alami bersifat “pukul dan lari” yaitu apabila
diaplikasikan akan membunuh hama pada waktu itu dan setelah terbunuh
maka residunya cepat menghilang di alam. Jadi tanaman akan terbebas dari
residu sehingga tanaman aman untuk dikonsumsi.
Sudarmo, (2005) menyatakan bahwa pestisida alami (nabati) dapat
membunuh atau mengganggu serangga hama dan penyakit melalui cara kerja
yang unik yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara atau secara tunggal.
Cara kerja pestisida alami (nabati) sangat spesifik yaitu :
1. Merusak perkembangan telur, larva, dan pupa.
2. Menghambat pergantian kulit.
3. Mengganggu komunikasi serangga.
4. Menyebabkan serangga menolak makan.
5. Menghambat reproduksi serangga betina.
6. Mengurangi nafsu makan.
7. Memblokir kemampuan makan serangga.
8. Mengusir serangga (Repellent).
9. Menghambat perkembangan patogen penyakit.

C. Daun Pesisir (Pepaya, Sirsak, Sirih)


1. Daun Pepaya (Carica papaya L.)
Pepaya atau Carica papaya L. merupakan tumbuhan yang banyak
dijumpai di Indonesia. Berdasarkan taksonomi, tumbuhan pepaya
diklasifikasikan sebagai berikut (NCBI, 2021) :
Kingdom : Viridiplantae
Filum : Streptophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Brassicales
Famili : Caricaceae
Genus : Carica
Spesies : Carica papaya L.

5
Gambar 3. Daun Pepaya (Carica papaya L.)
(https://hellosehat.com/)
Pepaya merupakan tanaman yang memiliki potensi sebagai pestisida
nabati untuk mengendalikan serangga hama (Rumende et al., 2021).
Menurut kotaro Konno et al., (2004) bahwa getah pepaya mengandung
enzim protease seperti papain dan kimopapain, serta dapat menghasilkan
senyawa-senyawa golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid, dan asam
amino yang dapat meracuni beberapa golongan serangga. Enzim yang
terdapat dalam daun pepaya masuk melalui lubang-lubang alami tubuh
hama, setelah masuk racun akan menyebar ke seluruh tubuh hama dan
menyerang system syaraf sehingga dapat mengganggu aktifitas hama
(Trizelia, 2001).
Daun pepaya memiliki sejumlah kandungan kimia, seperti
mengandung enzim papain, alkaloid, pseudocarpaine, flavonoid, saponin,
tannins, glikosida, dan karposid. Papain merupakan satu enzim paling
kuat yang dihasilkan oleh seluruh bagian tanaman pepaya, kecuali biji dan
akar. Papain adalah suatu zat (enzim) yang dapat diperoleh dari getah
tanaman pepaya dan buah pepaya. Getah pepaya mengandung sebanyak
10% papain, 45% kimopapain, dan lisozim sebesar 20% (Ningrum &
Pujiati, 2013). Alkaloid merupakan racun perut (stomach poisoning). Bila
senyawa ini masuk ke dalam tubuh serangga maka pencernaannya akan
terganggu. Alkaloid juga dapat mengganggu pertumbuhan serangga,
terutama tiga hormon utama dalam serangga yaitu hormon otak, hormon
edikson, dan hormon pertumbuhan. Flavonoid merupakan senyawa kimia
pada daun pepaya yang dapat bekerja sebagai inhibitor kuat pernapasan
atau racun pernapasan. Flavonoid bekerja dengan masuk ke dalam tubuh
ulat melalui sistem pernapasan yang kemudian menimbulkan penurunan
fungsi syaraf serta kerusakan pada sistem pernapasan hingga ulat tidak
bisa bernapas dan akhirnya mati (Ningrum & Pujiati, 2013).

2. Daun Sirsak (Annona muricata L.)


Sirsak (Annona muricata L.) adalah tanaman yang mudah tumbuh di
banyak tempat. Nama sirsak berasal dari bahasa Belanda yaitu Zuurzak
yang berarti kantung yang asam (Kurniasih et al., 2015). Berdasarkan
taksonomi, tumbuhan sirsak diklasifikasikan sebagai berikut (NCBI,
2021) :
Kingdom : Viridiplantae
Filum : Streptophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona muricata L.

Gambar 4. Daun Sirsak (Annona muricata L.)


(NCBI, 2021)
Sirsak merupakan tumbuhan tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah
sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya.
Tanaman ini mengandung suatu senyawa yang bernama acetogenins yang
bermanfaat sebagai pestisida nabati yang ramah lingkungan (Hartini et al.,
2015). Acetoginin yang terdiri dari annonacin, asimisin, bulatacin, dan
squamosin pada konsentrasi yang tertinggi akan bersifat anti makan pada
serangga sedangkan pada kosentrasi rendah bersifat sebagai racun perut
dan dapat menyebabkan kematian (Arimbawa et al., 2018). Tanaman
sirsak memiliki senyawa kimia seperti flavonoid, saponin, tanin,
glikosida, annonain, dan senyawa lainnya yang diketahui bisa bertindak
sebagai antifeedant (Agus Kardinan, 2002). Kandungan zat pada daun
sirsak yang bersifat antifeedant adalah zat isoquanalin alkaloid.
Antifeedant sendiri merupakan senyawa yang jika diujikan pada serangga
akan menghentikan nafsu makan secara permanen atau sementara
sehingga, dengan adanya kandungan zat isoquanalin alkaloid pada daun
sirsak dinilai dapat menyebabkan kematian pada serangga. (Haritini et al.,
2015).
Pestisida nabati daun sirsak juga mengandung senyawa tannin dalam
kadar yang tinggi. Senyawa tannin merupakan suatu senyawa yang dapat
memblokir ketersediaan protein dengan membentuk komplek yang kurang
bisa dicerna oleh serangga atau dapat menurunkan kemampuan
pencernaan bagi serangga. Senyawa tersebut dapat menghambat atau
memblokir aktivitas enzim pada saluran pencernaan sehingga akan
merobek pencernaan serangga, dan akhirnya menimbulkan efek kematian
bagi serangga (Arimbawa et al., 2018).
Ekstrak daun sirsak mulai dari konsentrasi 6.36% mempunyai
aktivitas anti makan. ekstrak dengan konsentrasi 3.34% merupakan
kosentrasi yang mempunyai tingkat penghambatan makan paling tinggi.
Penurunan konsumsi makan larva uji diduga karena kandungan senyawa
alelokimia yang terdapat dalam ekstrak daun sirsak. Kelompok senyawa
pada tanaman sirsak adalah annonain, muricinine, reticuline, serta asam
hidrosianik (Arimbawa et al., 2018)

3. Daun Sirih (Piper betle L.)


Tanaman sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman hijau yang
merambat dengan daun yang berbentuk hati. Sirih memiliki empat spesies
yaitu sirih hijau, merah, hitam dan kuning. Sirih hijau merupakan
tanaman yang sudah umum di gunakan bagi nenek moyang kita di
Indonesia. Berdasarkan taksonomi, tumbuhan sirih diklasifikasikan
sebagai berikut (NCBI, 2021) :
Kingdom : Viridiplantae
Filum : Streptophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Piperales
Famili : Piperaceae
Genus : Piper
Spesies : Piper betle L.

Gambar 5. Daun Sirih (Piper betle L.)


(NCBI, 2021)
Dalam studi farmakologi, daun sirih hijau dapat digunakan sebagai
obat analgesik, anti bisul, anti alergi, anti bakteri, anti larva nyamuk, anti
oksidan, dan anti serangga serta anti diabetes (Rahmawati, A. 2020).
Bagian tanaman yang digunakan adalah daunnya. Daun sirih mengandung
minyak atsiri sebanyak 4% (hidroksi kavikol, kavikol, kavibetol, estragol,
eugenol, metil eugenol, karvakrol, terpen, dan seskuiterpen), tanin,
diastae, gula, dan pati. Kandungan minyak atsirinya memiliki daya
membunuh kuman (bakteriosid), fungi, dan jamur. Selain itu, kandungan
minyak atsiri pada daun sirih juga efektif untuk mengatasi meledaknya
serangga pengganggu tanaman. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian
(Parwata et al., 2011) bahwa uji larvasida positif menunjukkan bahwa
minyak atsiri positif toksik atau bersifat toksik terhadap larva nyamuk
Aedes aegypti, karena diperoleh LC50 lebih kecil dari 1000 ppm yaitu
sebesar 309,03 ppm.
Daun sirih sangat berpotensi digunakan sebagai bahan dasar
pembuatan pestisida nabati yang ramah lingkungan karena mengandung
senyawa kimia berupa fenol dan khavikol. Senyawa tersebut mampu
menghambat pertumbuhan larva serangga maupun serangga dewasa,
menurunkan intensitas penyakit pertanian, pertumbuhan bakteri, serta
sebagai biofungisida untuk menghambat pertumbuhan jamur pada
tanaman (Siamtuti et al., 2017).

D. Detergen
Detergen merupakan produk formulasi campuran zat kimia yang
bertujuan meningkatkan kemampuan daya pembersih. Detergen merupakan
surface active antara minyak dan air yang dapat menghilangkan kotoran
dengan cara emulsi (Agustina et al., 2005) Bahan utama detergen adalah
garam natrium (Sodium Lauryl Sulfat) dan alkyl hydrogen sulfat. Berdasarkan
bentuknya, detergen yang beredar di pasaran dapat berupa detergen cair,
detergen krim, dan detergen serbuk (Wibisono, 2018).
Detergen cair dapat digunakan dalam pembuatan pestisida nabati. Fungsi
detergen dalam pembuatan pestisida nabati adalah sebagai perekat agar
pestisida nabati dapat menempel pada permukaan daun tanaman yang
diaplikasikan menggunakan pestisida nabati (Ndia & Ania, 2019). Detergen
bisa melepaskan lilin pelindung yang menutupi tubuh serangga hama, lalu
menyebabkan kematian karena kehilangan air yang berlebihan pada tubuh
serangga hama (Cranshaw, 2008). Detergen apabila meresap ke dalam tanah
akan merusak kandungan air tanah dan bisa membunuh mikroorganisme di
dalam tanah (Muslimah, 2015)

E. Cara Pembuatan Pestisida Nabati Dari Daun Pesisir (Pepaya, Sirsak,


Sirih)
Cara pembuatan pestisida nabati dari Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih)
terdapat langkah-langkah sebagai berikut (Rianda et al., 2017) :
1. Siapkan daun pepaya 100gr, daun sirsak 100gr, dan daun sirih 100gr.
2. Daun yang telah disiapkan lalu di blender atau di tumbuk hingga lembut
sesuai takarannya.
3. Setelah lembut, diberi satu sendok makan detergen (sunlight) dan diberi
satu liter air. Kemudian diamkan selama satu hari (24 jam).
4. Saring pestisida nabati agar sari-sari daun terpisahkan.
5. Setelah itu pestisida nabati siap untuk digunakan.
6. Cara mengaplikasikan dengan metode penyemprotan pada daun tanaman
pada pagi atau sore hari dengan dosis 5-10 cc/liter air.

F. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Daun (Pepaya, Sirsak, Sirih)


Sebagai Pestisida Nabati
Beberapa kelebihan penggunaan pestisida nabati secara khusus
dibandingkan dengan pestisida kimia (Rianda et al., 2017) adalah sebagai
berikut :
1. Mempunyai sifat cara kerja (mode of action) yang unik, yaitu tidak
meracuni (non toksik).
2. Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan serta relatif
aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya mudah hilang.
3. Penggunaannya dalam jumlah (dosis) yang kecil atau rendah.
4. Bahan daun pepaya, daun sirsak dan daun sirih mudah diperoleh di
lingkungan sekitar.
5. Cara pembuatannya relatif mudah dan secara sosial-ekonomi
penggunaannya menguntungkan bagi petani kecil di negara-negara
berkembang.
Sudarmo, (2005), mengemukakan beberapa kekurangan dalam
penggunaan pestisida nabati, antara lain :
1. Daya kerja relatif lambat.
2. Tidak membunuh hama secara langsung sehingga harus sering
disemprotkan berulang-ulang.
3. Tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama, dapat disimpan selama 2
minggu pada suhu kamar.
4. Kurang praktis karena harus membuatnya terlebih dahulu.

G. Bahaya Paparan Pestisida Terhadap Kesehatan Manusia


Pestisida berpotensi meracuni, hal ini dikarenakan kebanyakan bahan
aktif dalam pestisida tidak memiliki efek toksisitas yang spesifik, sehingga
mempengaruhi baik organisme target, non target, manusia maupun
lingkungan dan ekosistem secara keseluruhan. Gangguan otak dan syaraf
yang paling sering terjadi akibat terpapar pestisida selama bertahun-tahun
adalah masalah pada ingatan, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian,
kelumpuhan, bahkan kehilangan kesadaran dan koma (Pamungkas, 2016).
Pestisida masuk kedalam tubuh melalui beberapa cara, diantaranya
absorpsi melalui kulit, melalui oral baik disengaja atau kecelakaan, dan
melalui pernafasan. Absorbsi lewat kulit atau subkutan dapat terjadi jika
substansi toksik menetap di kulit dalam waktu lama. Intake melalui saluran
pernafasan terjadi jika pemaparan berasal dari droplet, uap atau serbuk halus
(Pamungkas, 2016).
BAB III
METODE KEGIATAN

A. Khayalak Sasaran
Sasaran kegiatan dalam program PKMD ini adalah kelompok tani dan
sebagian warga di Desa Danukusuman, Kecamatan Serengan, Surakarta.
Kesadaran masyarakat masih kurang akan pemanfaatan bahan-bahan alami di
lingkungan sekitar yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati dalam
upaya pemberantasan hama sehingga diselenggarakan Penyuluhan Kesehatan
“Daun Pesisir (Pepaya, Sirsak, Sirih) Sebagai Pestisida Nabati Guna
Pengendalian Hama Di Perkebunan Kelurahan Danukusuman, Serengan,
Surakarta”.

B. Metode Pelaksanaan
Penyuluhan kepada masyarakat dilakukan secara langsung dengan metode
demonstrasi, ceramah, dan tanya jawab. Presentasi menggunakan power point
berisi tentang pestisida nabati dengan bahan baku yang berupa Daun Pesisir
(Pepaya, Sirsak, Sirih) dan cara pengolahan pestisida nabati sebagai pestisida
ramah lingkungan yang dapat digunakan oleh kelompok tani Kelurahan
Danukusuman, Serengan, Surakarta. Selain itu, juga diadakan pre test dan
post test yang diajukan kepada audience sebagai metode untuk mengukur
ketercapaian pelaksanaan program PKMD.

C. Rancangan Evaluasi
Evaluasi akan dilakukan setelah kegiatan penyuluhan berlangsung.
Indikator keberhasilan penyuluhan yang diselenggarakan di Kelurahan
Danukusuman, Kecamatan Serengan, Surakarta, adalah :
1. Target peserta yang datang dalam kegiatan tersebut mencapai 75% dari
20 peserta Desa Danukusuman, Kecamatan Serengan, Surakarta.
2. Antusiasme dari peserta penyuluhan dinilai dari adanya pertanyaan dari
peserta pada sesi diskusi minimal 3 pertanyaan.
3. Ketercapaian kegiatan dilihat dari nilai post test peserta yang meningkat
secara signifikan dibanding nilai pretest.

D. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Kegiatan
Hari dan tanggal : Sabtu-Minggu, 6-7 November 2021
Jam : 10.00 WIB - Selesai
Tempat Pelaksanaan : Kelurahan Danukusuman, Kecamatan Serengan,
Surakarta.
2. Matriks Kegiatan
Tabel 1. Matriks Kegiatan PKMD
OKTOBER – NOVEMBER 2021
No. Kegiatan
11-16 18 19-25 6-7 17-25 26
Penulisan
1.
Proposal
Pengajuan
2.
proposal
3. Persiapan
4. Pelaksanaan
5. Penyusunan LPJ
6. Pengumpulan LPJ

Tabel 2. Susunan Acara PKMD Hari I Sabtu, 6 November 2021


NO. WAKTU DURASI ACARA PJ
1. 09.30-10.00 30’ Registrasi Peserta Dewinta
2. 10.00-10.05 5’ Pembukaan oleh MC Dewi
Pembukaan oleh :
1. Kepala Desa
2. Ketua Kelompok
Tani
3. 10.05-10.25 20’ Cornelia
3. Pembimbing
PKMD
4. Ketua Kelompok
PKMD
4. 10.25-10.35 10’ Pre Test Avicka
Materi I “Potensi
Pendayagunaan
Tanaman Lokal
Sebagai Biopestisida
Dalam Mengurangi
Risiko Pajanan
5. 10.35-10.50 15’ Pestisida Terhadap Cornelia
Kesehatan Petani
Kelurahan
Danukusuman,
Serengan, Surakarta”
oleh Bp. Wimpy, S.
Pd.Kim, M. Pd
6. 10.50-11.05 15’ Materi II “Bahaya Dewinta
Pestisida” Oleh Ibu
Purwati, S. Pd.Kim,
M. Pd
7. 11.05-11.15 10’ Sesi Tanya Jawab Dewi
8. 11.15-11.25 10’ Penutup Cornelius

Tabel 3. Susunan Acara PKMD Hari II Minggu, 7 November 2021


NO. WAKTU DURASI ACARA PJ
1. 09.30-10.00 30’ Registrasi Peserta Avicka
2. 10.00-10.10 10’ Pembukaan MC Dewi
Materi III “Daun
Pesisir (Pepaya,
Sirsak, dan Sirih)
Sebagai Pestisida
Nabati Guna
3. 10.10-10.25 15’ Bella
Pengendalian Hama
Di Perkebunan
Kelurahan
Danukusuman,
Serengan, Surakarta”
All Team
5. 10.25-10.35 10’ Demonstrasi
Mahasiswa
4. 10.35-10.40 5’ Sesi Tanya Jawab Dewinta
6. 10.40-10.50 10’ Post Test Cornelia
7. 10.50-11.00 10’ Penyerahan Vendel Bella
Penutup dan
8. 11.00-11.10 10’ Cornelius
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA

Anshori, Arif, Catur Prasetiyono. 2016. Pestisida Pada Budidaya Kedelai Di


Kabupatenm Bantul D.I.Yogyakarta. Journal of Sustainable Agriculture,
Vol. 31 No. 1, Maret 2016. Hal. 38-44.
Agustina, Siti., Wuryanto., Suratmono. 2005. Biodegradasi dan Toksisitas
Detergen. Jurnal Buletin Penelitian, 5(2) : 1 – 7.
Agus Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Arimbawa, I Dewa Made., Ni Gst. Ag. G. Eka Martiningsih., and Cokorda
Javandira., 2018. Uji Potensi Daun Sirsak (Annona muricata L) Untuk
Mengendalikan Hama Ulat Krop (Crocidolomia pavonana F). Jurnal
Agrimeta, 8 (15) : 60-71
Ariyanti, R., Yenie, E. and Elystia, S., 2017. Pembuatan Pestisida Nabati
Dengan Cara Ekstraksi Daun Pepaya Dan Belimbing Wulu. (Doctoral
dissertation, Riau University).
Cranshaw, W.S. 2008. Insect Control: Soaps and Detergents. Colorado:
Colorado State University.
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Agromedia
Pustaka.
Hartini, F. and Yahdi, Y., 2015. Potensi Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata,
L.) Sebagai Insektisida Kutu Daun Persik (Myzus persicae, Sulz) pada
Daun Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescens). Biota: Biologi dan
Pendidikan Biologi, 8(1), pp.107-116.
https://hellosehat.com/ diakses pada 16 Oktober 2021
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/ diakses pada 16 Oktober 2021
Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati. Jakarta : Penebar
Swadaya.
Kartika, T., Yusuf S., Tarmadi D., Prianto A.H. dan Guswenrivo I. 2007.
Pengembangan Formula Bahan Infeksi Cendawan sebagai Alternatif
Biokontrol Rayap Tanah Coptotermes sp. Jurnal Ilmu & Teknologi Kayu
Tropis, 5(2).
Konno, K., Hirayama, C., Nakamura, M., Tateishi, K., Tamura, Y., Hattori, M
and K. Kohno. 2004. Papain Protecs Papaya Trees from Herbivorous
Insects: Role of Cysteine Proteases in Latex. Blackwell Publishing Ltd.
The Plant Journal 37: 370-378.
Kurniasih, N., Kusmiyati, M., Sari, R.P. and Wafdan, R., 2015. Potensi daun
sirsak (Annona muricata Linn), daun Binahong (Anredera cordifolia
(Ten) Steenis), dan Daun Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra)
sebagai antioksidan pencegah kanker. Jurnal Istek, 9(1).
Muslimah. 2015. Dampak Pencemaran Tanah Dan Langkah Pencegahan.
Agrisamudra : Jurnal Penelitian, 2(1) : 11 - 20.
Ndia, L., & Asnia, A. (2019). Peningkatan Partisipasi Petani Dalam Pengendalian
Hama Dan Penyakit Tanaman Kakao Berbasis Bahan Alam. CARADDE:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1).
Ningrum, P.T. and Pujiati, R.S. 2013. Rendaman Daun Pepaya (Carica papaya)
Sebagai Pestisida Nabati Untuk Pengendalian Hama Ulat Grayak
(Spodoptera litura) Pada Tanaman Cabai. Jember: Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Jember.
Pamungkas, Oktofa Setia. 2016. Bahaya Paparan Pestisida Terhadap Kesehatan
Manusia. Jurnal Bioedukasi, 14(1) : 27 – 31.
Parwata, I Made Oka Adi., Sri Rahayu Santi., I Made Sulaksana and Ida Ayu
Alit Widiarthini. 2011. Aktivitas Larvasia Minyak Atsiri pada Daun Sirih
(Piper betle Linn) Terhadap Larva Nyamuk Aedes aegepti. Jurnal Kimia,
5(1). 88-93.
Rahayu, Muji, M. Firman Solihat. 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium
Medik (TLM) Toksikologi Klinik. BPPSDM: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.
Rianda, T., Santi, I.S. and Tarmadja, S., 2017. Pengendalian Ulat Api
Menggunakan Beberapa Insektisida Nabati. Jurnal Agromast, 2(1).
Siamtuti, W. S., Aftiarani, R., Wardhani, Z. K., Alfianto, N., & Hartoko, I. V.
2017. Potensi Daun Sirih (Piper betle, L) Dalam Pembuatan Insektisida
Nabati yang Ramah Lingkungan. Prosiding SNPBS (Seminar Nasional
Pendidikan Biologi dan Saintek) Ke-2.
Sudarmo, S. 2005. Pestisida Nabati. Jakarta: Kanisius.
Trizelia. 2001. Pemanfaatan Bacillus thuringiensis untuk Pengendalian
Crocidolomia binotalis, Zell (Lepidotera: Pyralidae). Jurnal Agrikultura,
19(3): 184-190.
Tumonglo, Suryanti I., Benang Purwanto, and Carolina Diana Mual. "Evaluasi
Penyuluhan Pemanfaatan Daun Sirih Sebagai Pestisida Nabati Dalam
Mengendalikan Hama Ulat Tritip (Plutella xylostella) Pada Tanaman
Sawi Di Kampung Wamesa Distrik Manokwari Selatan Kabupaten
Manokwari." Jurnal Triton 8, no. 2 (2017): 46-57.
Wibisono, Ika Candrika. 2018. Penetapan Kadar Surfaktan Anionik Pada Deterjen
Cuci Cair Secara Metode Titrimetri. Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan, 2(2)
: 27 – 31.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Susunan Kepanitiaan


Pembimbing 1 : Wimpy, S.Pd.Kim, M.Pd
Pembimbing 2 : Purwati, S.Pd.Kim, M.Pd
Ketua : Bella Amalia Rizky Wahyudi NIM 1191016
Sekertaris : Cornelia Candra Ayu Prameswari NIM 1191017
Bendahara : Dewinta Ayu Nirmala Kirana NIM 1191020
Sie Acara : Dewi Kumala NIM 1191019
Avicka Clara Yoan Claristya NIM 1191015
Humas : Dewi Kumala NIM 1191019
Penyuluh : Avicka Clara Yoan Claristya NIM 1191015
Demonstrasi : Dewinta Ayu Nirmala Kirana NIM 1191020
Cornelia Candra Ayu Prameswari NIM 1191017
Dokumentasi : Cornelius Aditya Ivanto NIM 1191018
Perlengkapan : Cornelius Aditya Ivanto NIM 1191018
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas
No Nama NIDN/ Bidang Ilmu Dosen/ Uraian Tugas
NIM Mahasiswa
1 Wimpy, 0618018 Toksikologi Dosen Penyuluh
S.Pd.Kim, 601 Klinik Pembimbing Materi, Sesi
M.Pd Tanya Jawab,
Memberikan
Vendel.
2 Purwati, 0616107 Kimia Dosen Penyuluh
S.Pd.Kim, 801 Pembimbing Materi, Sesi
M.Pd Tanya Jawab,
Memberikan
Doorprize.
3 Avicka 1191015 Teknologi Mahasiswa Seksi Acara,
Clara Yoan Laboratorium Penyuluh
Claristya Medis Materi.
4 Bella 1191016 Teknologi Mahasiswa Ketua
Amalia Laboratorium Pelaksana
Rizky Medis (Koordinator
Wahyudi Acara),
Artikel,
Perijinan Ke
Mitra, Survey
Lokasi.
5 Cornelia 1191017 Teknologi Mahasiswa Sekretaris
Candra Ayu Laboratorium (Proposal, LPJ,
Prameswari Medis Persuratan,
Rekap
Kuesioner),
Demonstrasi.
6 Cornelius 1191018 Teknologi Mahasiswa Desain MMT,
Aditya Laboratorium Ex-Banner,
Ivanto Medis Leaflet,
Setting Ruang,
Dokumentasi,
Peminjaman
Perlengkapan.
7 Dewi 1191019 Teknologi Mahasiswa Seksi Acara,
Kumala Laboratorium Undangan Ke
Medis Mitra.
8 Dewinta 1191020 Teknologi Mahasiswa Bendahara
Ayu Nirmala Laboratorium (RAB,
Kirana Medis Realisasi Lap.
Keuangan,
Nota Belanja),
Demonstrasi.
Lampiran 3. Denah/ Peta Lokasi Kegiatan

Jarak lokasi PKMD dari STIKES Nasional : 1,7 km.


Lampiran 4. RAB (Rancangan Anggaran Belanja)
A. Pemasukan
No. Keterangan Jumlah
1. Dana Prodi Rp. 1.110.000
2. Dana LPPM Rp. 916.600
Total Rp. 2.026.600

B. Pengeluaran
Harga
No. Pengeluaran Banyak Jumlah
Satuan
1. KESEKRETARIATAN
a. Proposal & jilid 1 - Rp. 35.000
b. Pre-test & Post test 20 - Rp. 10.000
lembar
c. Print LPJ 1 - Rp. 50.000
d. Print undangan 20 - Rp. 10.000
lembar
e. Foto copy angket 20 - Rp. 10.000
lembar
f. Print surat & - Rp. 10.000
presensi kehadiran
g. Bolpoin 1 pack - Rp. 16.600
2. BAHAN PRODUK
a. Daun sirih 200 gr - Rp. 30.000
b. Daun sirsak 200 gr - Rp. 35.000
c. Daun pepaya 200 gr - Rp. 40.000
d. Baskom 2 buah Rp. 5.000 Rp. 10.000
e. Detergen 1 buah - Rp. 5.000
f. Botol 500 ml 20 buah Rp. 5.000 Rp. 100.000
g. Buku saku 20 buah Rp. 15.000 Rp. 300.000
3. PERLENGKAPAN
a. MMT 1 buah - Rp. 150.000
b. Vendel 3 buah Rp. 35.000 Rp. 105.000
c. Doorprize - Rp. 70.000
d. Kenang-kenangan - Rp. 100.000
e. Banner 1 buah - Rp. 50.000
f. Sticker 20 buah Rp. 2.000 Rp. 40.000
g. CD 1 buah - Rp. 15.000
h. Handsanitizer 1 buah - Rp. 25.000
i. Face shield 10 buah Rp. 5.000 Rp. 50.000
j. Tissue 2 buah Rp. 5.000 Rp. 10.000
k. Kertas kado 5 buah Rp. 2.000 Rp. 10.000
l. Trash bag 2 buah Rp. 5.000 Rp. 10.000
4. TRANSPORT
a. Mahasiswa 6 orang Rp. 20.000 Rp. 120.000
5. KONSUMSI
a. Snack panitia 8 orang Rp. 10.000 Rp. 80.000
b. Snack audience 30 Rp. 10.000 Rp. 300.000
orang
c. Makan panitia 8 orang Rp. 15.000 Rp. 120.000
d. Air mineral 600 ml 2 kardus Rp. 50.000 Rp. 100.000
Total Rp. 2.026.600

C. Rekapitulasi Dana
Pemasukan Rp. 2.026.600
Pengeluaran Rp. 2.026.600
Sisa Rp. 0

Surakarta, 15 Oktober 2021


Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Tim Pengusul

Wimpy, S.Pd.Kim, M.Pd Bella Amalia Rizky Wahyudi


NIDN. 0618018601 NIM. 1191016

Menyetujui,

NIDN. 0603088005
Lampiran 5. Soal Pretest dan Postest

TEST AWAL (PRE NILAI


TEST) NAMA :
USIA :
Petunjuk : Jawablah Soal di bawah ini dengan menyilang jawaban yang
benar !
1. Zat kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai
hama disebut...
A. Insektisida B. Pestisida C. Fungisida

2. Secara garis besar, pestisida dibagi menjadi 2 yaitu...


A. Kimia dan nabati B. Kimia dan fisika C. Sintesis dan nabati

3. Pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan disebut pestisida...


A. Elemen B. Nabati C. Kimia

4. Dalam pembuatan pestisida nabati memerlukan air detergen yang berguna


sebagai...
A. Pembunuh hama B. Pembersih hama C. Perekat pestisida nabati

5. Salah satu bahaya penggunaan pestisida kimia adalah masih tertinggalnya


residu pada tanaman yang dapat menyebabkan...
A. Diare B. Batuk C. Pusing, mual

6. Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) dapat digunakan sebagai pestisida nabati
karena memiliki sifat cara kerja (mode of action) yang unik, yaitu...
A. Karsinogenik B. Toksik C. Non toksik

7. Berapa lama waktu pengendapan yang dibutuhkan agar khasiat pestisida


nabati Daun Pesisir dapat teraplikasikan secara maksimal ?
A. 2 hari B. 12 jam C. 1 hari (24jam)

8. Pada tanaman yang menggunakan pestisida nabati seperti dari Daun Pesisir
(pepaya, sirsak, sirih) relatif aman bagi kesehatan manusia dikarenakan...
A. Residunya mudah hilang
B. Dapat digunakan dalam jangka panjang
C. Bisa dikonsumsi tanpa dibersihkan
9. Berapa dosis pestisida nabati Daun Pesisir yang disemprotkan ke daun
tanaman ?
A. 100 cc/liter air B. 5 – 10 cc/liter air C. 50 cc/liter air

10. Target sasaran pestisida nabati Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) adalah…
A. Hama ulat B. Cacing C. Hama wereng
TEST AKHIR (POST TEST) NILAI
NAMA :
USIA :
Petunjuk : Jawablah Soal di bawah ini dengan menyilang jawaban yang
benar !
1. Zat kimia yang digunakan untuk membunuh atau mengendalikan berbagai
hama disebut...
A. Insektisida B. Pestisida C. Fungisida

2. Secara garis besar, pestisida dibagi menjadi 2 yaitu...


A. Kimia dan nabati B. Kimia dan fisika C. Sintesis dan nabati

3. Pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan disebut pestisida...


A. Elemen B. Nabati C. Kimia

4. Dalam pembuatan pestisida nabati memerlukan air detergen yang berguna


sebagai...
A. Pembunuh hama B. Pembersih hama C. Perekat pestisida nabati

5. Salah satu bahaya penggunaan pestisida kimia adalah masih tertinggalnya


residu pada tanaman yang dapat menyebabkan...
A. Diare B. Batuk C. Pusing, mual

6. Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) dapat digunakan sebagai pestisida nabati
karena memiliki sifat cara kerja (mode of action) yang unik, yaitu...
A. Karsinogenik B. Toksik C. Non toksik

7. Berapa lama waktu pengendapan yang dibutuhkan agar khasiat pestisida


nabati Daun Pesisir dapat teraplikasikan secara maksimal ?
A. 2 hari B. 12 jam C. 1 hari (24jam)

8. Pada tanaman yang menggunakan pestisida nabati seperti dari Daun Pesisir
(pepaya, sirsak, sirih) relatif aman bagi kesehatan manusia dikarenakan...
A. Residunya mudah hilang
B. Dapat digunakan dalam jangka panjang
C. Bisa dikonsumsi tanpa dibersihkan
9. Berapa dosis pestisida nabati Daun Pesisir yang disemprotkan ke daun
tanaman ?
A. 100 cc/liter air B. 5 – 10 cc/liter air C. 50 cc/liter air

10. Target sasaran pestisida nabati Daun Pesisir (pepaya, sirsak, sirih) adalah…
A. Hama ulat B. Cacing C. Hama wereng

Anda mungkin juga menyukai