Anda di halaman 1dari 4

Nama: Widiya Rahmawati

NIM: 7101418271
Rombel: Pendidikan Ekonomi Koperasi IUP 2018

1. Audit Pendidikan adalah proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
secara objektif, pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, menetapkan tingkat
kesesuaian kriteria yang telah ditetapkan, penyampaian hasil, pemakai yang
berkepentingan pada pendidikan.
Lembaga pendidikan yang perlu diaudit tidak hanya yang berstatus Badan Hukum Milik
Negara (BHMN) tetapi juga untuk tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah. Sebab di
dalam pengelolaannya menggunakan dana masyarakat, pemerintah ataupun langsung dari
mahasiswanya. Audit terhadap lembaga keuangan harus diakukan dengn cara yang
independen dan tidak money oriented serta tidak membebani siswa karena sekolah harus
membayar mahal auditor independen tersebut. Audit terhadap lembaga pendidikan
diharapkan akan sesuai dengan tujuan pembangunan Indonesia ke depan, yaitu
menciptakan kehidupan masyarakat dan transaparan.

2. Tipe-tipe audit, antara lain:


a. Audit tipe pertama (audit internal)
Audit secara internal dalam organisasi berdasarkan standar yang dimiliki organisasi
itu sendiri untuk menganalisis kekuatan, kelemahan, ancaman, dan peluang
penyempurnaan.
Manfaat Audit Internal antara lain mengenal dengan baik pekerjaan-pekerjaannya
menyempurnakan dan mengembangkan Sistem Mutu, mengurangi risiko kegagalan
audit eksternal.
b. Audit tipe kedua (audit eksternal)
Audit secara eksternal yang tergantung pada perjanjian kerja. Misal: audit kontraktor,
audit pemasok, audit kantor pusat.
c. Audit tipe ketiga (audit eksternal secara independen)
Audit secara eksternal tanpa perjanjian atau ikatan kontrak yang dilakukan oleh suatu
badan yang independen. Misal: audit oleh lembaga sertifikasi, audit untuk
penghargaan atau sertifikat.

Bukti audit merupakan semua informasi yang mendukung berupa angka, data atau
informasi lainnya yang terjadi selama proses auditing berlangsung dalam bentuk
dokumen atau laporan kegiatan selama proses pendidikan berlangsung. Bukti audit
merupakan hal penting dalam proses audit karena ini memiliki banyak pengaruh terhadap
opini audit yang dihasilkan. Jenis bukti tersebut antara lain:
a. Bukti fisik merupakan bukti yang terlihat, dapat dihitung, diamati, dan dispeksi.
Sehingga bukti fisik memiliki sifat faktual dimana ia dapat memberikan dukungan
untuk tujuan audit keberadaan. Bukti yang dikategorikan dalam bukti fisik yakni
pemeriksaan fisik observasi dan performance.
b. Bukti dokumen merupakan salah satu bukti penting dalam proses audit. Sehingga
perlu menyiapkan banyak dokumen dalam proses audit karena auditor akan
melakukan pemeriksaan atas dokumen dan catatan klien. Bukti dokumen dapat
berupa kertas, elektronik atau yang lainnya. Bukti dokumen dibagi menjadi dua yaitu
bukti dokumen internal dan bukti dokumen eksternal.
c. Bukti konfirmasi merupakan kegiatan untuk memperoleh tanggapan langsung tertulis
dari pihak ketiga yang memberikan verifikasi atas akurasi informasi yang diminta
oleh auditor. Konfirmasi ada dua macam yaitu positif dan negative. Konfirmasi
positif artinya pihak ketiga harus membalas atau menuliskan data atau informasi yang
diminta oleh auditor. Konfirmasi negative artinya pihak ketiga tidak perlu membalas
jika informasi yang perlu dikonfirmasi sudah benar tetapi jika salah pihak ketiga
wajib untu membalas dengan menuliskan data atau yang benar.
d. Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan
langsung.
e. Bukti analitis merupakan pengujian substantive dari informasi keuangan dengan cara
melakukan studi dan perbandingan hubungan antara data. Bukti analitis ini dikenal
dengan prosedur analitis dimana digunakan pada tahap perencanaan dan penyelesaian
audit.
f. Bukti keterangan merupakan cara memperoleh informasi baik tulis maupun lisan
sebagai tanggapan atas pernyataan auditor.

3. Tahapan prosedur audit pendidikan antara lain:


a. Menetapkan tujuan audit
b. Merencanakan audit (dapat dilakukan secara periodik tahunan)
c. Menetapkan sasaran dan lingkup audit membentuk tim audit
d. Mengkaji ulang dokumen dan menyiapkan daftar pemeriksaan
e. Menyelenggarakan audit
f. Menetapkan jadwal audit
g. Melaksanakan audit di tempat obyek audit (Audit Kepatuhan)
h. Menyusun laporan audit
i. Melakukan kaji ulang oleh pihak manjemen (dapat disertai dengan auditor/konsultan).

4. Jenis pendapat yang diberikan oleh auditor, antara lain:


a. Opini Wajar Tanpa Pengecualian adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat
audit sudah dilaksanakan sesuai dengan Standar Auditing. Auditor tersebut tidak
menemukan adanya kesalahan material secara keseluruhan laporan keuangan atau
juga tidak terdapat penyimpangan dari adanya prinsip akuntasi yang berlaku.
b. Opini Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan adalah suatu pendapat
yang diberikan pada saat suatu keadaan tertentu yang tidak berpengaruh secara
langsung terhadap adanya pendapat wajar.
c. Opini Wajar dengan Pengecualian adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat
laporan keuangan dikatakan wajar didalam hal yang material, namun tetapi terdapat
sesuatu penyimpangan atau juga kurang lengkap pada pos tertentu, sehingga harus
dilakukan pengecualian.
d. Opini Tidak Wajar adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat laporan secara
keseluruhan itu busa terjadi jika auditor harus memberi tambahan suatu paragraph
untuk dapat menjelaskan ketidakwajaran atas suatu laporan keuangan yang disertai
dampak dari akibat tersbut pada suatu laporan auditnya.
e. Opini Tidak Memberikan Pendapat adalah suatu pendapat yang diberikan pada saat
ruang lingkup pemeriksaan yang dibatasi, sehingga auditor tidak melaksanakan suatu
pemeriksaan sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI. Pembuatan
laporannya auditor tersebut harus memberi penjelasan mengenai pembatasan ruang
lingkup oleh klien yang mengakibatkan auditor tersebut tidak memberikan pendapat.

5. Teknik-Teknik Audit Pendidikan


a. Teknik dalam Audit Lapangan
Teknik dalam pelaksanaan audit lapangan melalui wawancara, lead auditor maupun
auditor harus mempunyai kemampuan dalam:
 Teknik / cara dalam bertanya
 Pencatatan hasil
 Identifikasi temuan
 Menutup rapat
 Pelaporan
b. Teknik Wawancara saat Audit Lapangan
Beberapa kiat dalam melakukan wawancara dengan auditee, dengan mengikuti
beberapa hal berikut:
 Melakukan wawancara secara terpisah antara pimpinan dengan bawahan
 Berupaya untuk tidak banyak bicara. Hal ini dapat dilakukan dengan cara
mempersiapkan pembagian waktu mengajukan pertanyaan, sesuai dengan
pembagian tugas saat audit dokumen
 Menghindari konfrontasi cross check pernyataan dengan auditee lain (misal
atasan), jika memang diperlukan maka dilakukan konfirmasi dan ini
dilakukan dengan cara bijak
 Menghindari kesan selalu membaca check list
 Membuat pertanyaan yang jelas / spesifik / tidak bermakna ganda.

Anda mungkin juga menyukai