Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II

“Penetapan Kadar Asam Salisilat dengan Metode Alkalimetri”

Kelompok 6
Khomaini : 2019.06.02.0.0019

Mellyta Afkarina : 2019.06.02.0.0021

Khotimah : 2019.06.02.0.0022

Achmad Fairuz Zabadi : 2019.06.02.0.0023

PROGRAM STUDI D3 FARMASI

UNIVERSITAS ISLAM MADURA

PAMEKASAN

2020
1. Tujuan Praktikum

 Mahasiswa dapat menentukan kadar asam salisilat dalam sediaan bedak dengan
menggunakan metode alkalimetri

2. Dasar Teori

 Pemerian bahan
 NaOH (Kemenkes RI,2020:1224)
Pemerian : Putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pelet kecil,
serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan
hablur. Jika terpapar di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol.

 Asam Oksalat (Depkes RI, 1979)


Pemerian : Hablur dan tidak berwarna
Kelarutan : larut dalam air dan dalam etanol (95%)

 Asam Salisilat (Kemenkes RI,2020:193)


Pemerian : Hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk halus putih;
rasa agak manis, tajam dan stabil di udara. Bentuk sintetis warna putih dan tidak
berbau. Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarna kekuningan atau
merah muda dan berbau lemah mirip mint.
Kelarutan : Sukar larut dalam air dan dalam benzen,larut dalam air
mendidih;mudah larut dalam etanol dan dalam eter; agak sukar larut dalam
kloroform.

 Fenolftalein (Kemenkes RI,2020:595)


Pemerian : Serbuk hablur; putih atau putih kekuningan lemah; tidak berbau; stabil
di udara.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air; larut dalam etanol; agak sukar larut
dalam eter.

 Etanol (Kemenkes RI,2020:537)

Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun pada suhu
rendah dan mendidih pada suhu 78º, mudah terbakar.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organik

.
 Aquades (Depkes RI, 2014)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; tidak berbau.

3. Alat dan Bahan

 Alat :
1. Erlemeyer 250mL (3 buah /Kel)
2. Buret
3. Corong
4. Gelas Ukur
5. Gelas kimia
6. Pipet tetes
7. Neraca digital
8. Kertas timbang

 Bahan :
1. Bedak Salisil
2. NaOH
3. Asam Oksalat
4. Indikator fenolftalein
5. Etanol 95%
6. Air Suling / aquades
4. Prosedur Kerja

o Pembakuan NaOH
1. Ditimbang 50 mg asam oksalat
2. Ditambah 50 ml aquadest bebas CO2
3. Ditambahkan 3 tetes indikator PP
4. Dititrasi dengan NaOH hingga akhir titrasi
5. Dicatat volume NaOH
6. Lakukan duplo

o Pengecekan etanol
1. Diambil etanol 20 ml
2. Ditambahkan 5 tetes indikator PP
3. Dititrasi dengan NaOH hingga Merah Muda

o Penentuan Kadar Asam Salisilat pada Sampel


1. Ditimbang asam salisilat sebanyak 0,25 mg
2. Ditambah 15 ml etanol
3. Dikocok hingga larut
4. Ditambah 10 ml aquades
5. Ditambah indikator PP 3 tetes
6. Dititrasi dengan NaOH 0,1 N
7. Lakukan duplo

5. Data Hasil praktikum


o Pembakuan NaOH

NO Vol NaOH 0,1 N Vol Asam Konsentrasi


Cara perhitungan
yang dibutuhkan Oksalat Asam Oksalat

1 10,55 ml 50 ml 0,008 M NNaOH = masam oksalat /


BE x VNaOH
N = 50 mg / 126 x
10,55
N = 0,04
2 10,20 ml 50 ml 0,008 M NNaOH = masam oksalat /
BE x VNaOH
N = 50 mg / 126 x
10,20
N = 0,04

Kesimpulan : Hasil yang diperoleh telah memenuhi syarat karena hasil titrasi pada
percobaan pertama “sama” dengan percobaan kedua.
o Pengecekan etanol

Setelah dilakukan titrasi pada etanol, larutan titrat berubah warna menjadi merah
muda membutuhkan 4,55 ml NaOH.

o Penentuan kadar asam salisilat pada sampel

Vol NaOH 0,1 Kadar Asam


NO BE Asam
N yang Salisilat dalam Cara perhitungan
Salisilat
dibutuhkan Sampel
1 1,65 ml 138 3,6 % Jml asam salisilat
= VNaOH x NNaOH x BE
= 0,00165 x 0,04 x 138
= 0,009
Kadar asam salisilat :
= 0,009 x 100% / 0,25
= 3,6%
2 2,05 ml 138 4,4 % Jml asam salisilat
= VNaOH x NNaOH x BE
= 0,00205 x 0,04 x 138
= 0,011
Kadar asam salisilat :
= 0,011 x 100% / 0,25
= 4,4%
6. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu menetapkan kadar asam salisilat dengan metode alkalimetri,
pertama adalah menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dengan mencucinya lalu dikeringkan.
Kemudian melakukan prosedur yang pertama yaitu pembakuan NaOH, setelah dilakukan
pengukuran berupa penimbangan asam oksalat, penambahan aquades dan indikator PP, larutan
langsung dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1 N dengan dua kali pengulangan untuk
mendapatkan hasil yang akurat. Setelah titrasi selesai, dilakukan perhitungan. Selanjutnya adalah
melangkah pada prosedur kerja yang kedua yaitu pengecekan etanol yang dititrasi dengan NaOH
0,1 N juga. Yang terakhir adalah penentuan kadar asam salisilat pada sampel yang dititrasi
dengan larutan NaOH 0,1 N dengan dua kali pengulangan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Didapatkan hasil kadar asam salisilat sebanyak 3,6% sampai 4,4 %. Pada praktikum kali ini,
sangat kurang dalam dokumentasi sehingga mengurangi hal-hal tertentu.

7. Kesimpulan

a. Hasil dari pembakuan NaOH adalah 0,04 N


b. Hasil pengecekan dari etanol adalah positif karena setelah dititrasi berubah
menjadi warna merah muda
c. Hasil dari penentuan kadar asam salisilat adalah sebanyak 3,6% sampai 4,4 %
8. Daftar Pustaka

Anonim, 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia
Anonim, 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim, 2020. Farmakope Indonesia edisi VI. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Dokumentasi :

Anda mungkin juga menyukai