KELOMPOK : 8
FARMASI D
DOSEN PEMBIMBING :
Apt. DYAH RAHMASARI, M. Farm.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum farmasetika sediaan steril dengan judul
“Laporan Akhir Praktikum Sediaan Injeksi Bupicavaine 0,5%”. Kami berharap
Laporan praktikum ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai Formulasi dan Evaluasi sediaan injeksi. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan praktikum ini terdapat
kekurangan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan laporan praktikum yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk terbagi-bagi yang bebas
dari mikroorganisme hidup. Pada prinsip ini termasuk sediaan parenteral mata
dan irigasi. Sediaan parenteral ini merupakan sediaan yang unik diantara bentuk
obat terbagi-bagi, karena sediaan ini disuntikan melalui kulit atau membran
mukosa ke bagian dalam tubuh. Oleh karena itu, sediaan tersebut harus bebas
dari kontaminasi mikroba dan dari komponen toksis, dan harus mempunyai
tingkat kemurnian tinggi atau luar biasa. Semua komponen dan proses yang
terlibat dalam penyediaan produk ini harus dipilih dan dirancang untuk
menghilangkan semua jenis kontaminasi, apakah fisik, kimia, atau
mikrobiologis (Lachman hal 1992).
Salah satu contoh sediaan steril yaitu injeksi. Wadah yang digunakan untuk
produk injeksi, salah satunya adalah vial. Vial adalah wadah gelas yang
umumnya digunakan untuk dosis ganda, dengan kapasitas 5 ml, 10 ml, dan
seterusnya. Pelarut yang digunakan aqua, non aqua (minyak/ non minyak).
Wadah dosis ganda adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil isinya
beberapa kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurnian
sisa zat dalam wadah tersebut. Wadah dosis ganda dilengkapi dengan penutup
karet dan plastik untuk memungkinkan penusukkan jarum suntik tanpa
membuka atau merusak tutup. Bila jarum ditarik kembali melindungi isi dari
kontaminan luar (Ansel, 2005).
1.2 Tujuan
1. Mengetahui studi pustaka dari sediaan injeksi Bupivakain 0,5%
2. Mengetahui spesifikasi produk dan rancangan formulasi sediaan
injeksi bupivakain 0,5%?
3. Mengetahui evaluasi mutu sediaan injeksi Bupivakain 0,5%
BAB II
PRAFORMULASI
(FDA, 2009)
2) Pemerian
Bupivacaine hidroklorida berwarna putih, tidak berbau, seperti kristal bubuk
(Martindale, p. 1854)
3) Data Kelarutan dalam berbagai pelarut
Bupivacaine hidroklorida dapat larut bebas dalam 95% etanol, larut dalam
air, dan sedikit larut dalam klorofom atau aseton (FDA, 2009). Larut bebas
dalam air dan alkohol; sedikit larut dalam aseton dan kloroform.
(Martindale, p.1854)
4) Data Stabilitas
pH untuk bupivacaine hidroklorida yaitu, 4,5 sampai 6,0 (Martindale,
p.1854). Rasa sakit yang terkait dengan infiltrasi anestesi lokal dapat
dikurangi dengan menyangga larutan pH fisiologis dengan natrium
bikarbonat. 1,2 Meskipun buffering itu sendiri tampaknya tidak
mengganggu kemanjuran anestesi, 2 alkalinisasi larutan dapat mengurangi
kelarutan anestesi lokal dan menyebabkan pengendapan.2-4 Untuk
meningkatkan stabilitas larutan anestesi lokal biasanya disiapkan pada pH
asam dan oleh karena itu dianjurkan jika solusi dalam buffer, mereka harus
segera digunakan (Larutan yang mengandung adrenalin membutuhkan pH
asam) (Martindale, p.1852). Disimpan pada suhu 20° C-25 ° C. Terlindung
dari cahaya (FDA, 2009). Buang bagian yang tidak terpakai. Jangan
dibekukan. Jangan gunakan produk jika larutan menunjukkan kekaburan,
materi partikulat, perubahan warna, atau kebocoran (Product Monograph
Bupivacaine Hydrochloride Injection,USP. 2004)
5) Inkompatibilitas
sebagai tindakan pencegahan jauhkan dari pengoksidasi kuat
(Pfizer_MSDS, 2012).
6) Data Lain
Bupivakain Hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak
lebih dari 101,5% C18H28N2O.HCl, dihitung sebagai zat anhidrat.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau; melebur pada lebih kurang
2480 disertai peruraian (Farmakope Indonesia V, hal 254).
Cara
Nama Bahan Fungsi Kelarutan pH Stabil
Sterilisasi
Bupivacaine Bahan Aktif Mudah larut 4.5 – 6.0 Sterilkan
Hydrochloride dalam air (FI VI hal. pada
dan dalam 332) autoclave
etanol; sukar uap pada
larut dalam suhu 115°C
kloroform
dan dalam
aseton (FI
VI hal 332)
Benzalkonium Preservative Serbuk 4 – 10 -
klorida amorf putih (Siswandono
atau putih &Soekardjo,
kekuningan, 2011)
higroskopis,
dan
memiliki
bau
aromatik
ringan dan
rasa sangat
pahit. (HPE
Ed.6th p.
56)
Natrium Pengisotonis Mudah larut 6.7 - 7.3 Autoclaving
Klorida dalam air, (HPE Ed.6th (HPE 6th,
larut dalam hal 637) 639)
gliserin,
sukar larut
dalam etanol
(FI VI hal
1225)
Water for Pelarut Cairan - -
injection jernih, tidak
berwarna,
tidak berbau
(FI VI hlm.
71)
CARA STERILISASI SEDIAAN: Sterilisasikan pada autoclave uap pada suhu
115°C.
2.6 Praformulasi Eksipien
a) Benzalkonium klorida (preservative)
Nama Bahan Benzalkonium Chloride
Pemerian Gel kental atau potongan seperti
gelatin, putih atau kekuningan.
Biasanya berbau aromatik lemah.
Larutan dalam air berasa pahit, jika
dikocok sangat berbusa dan
biasanya sedikit alkali. (FI VI
hlm.270)
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air dan
dalam etanol; bentuk anhidrat
mudah larut dalam benzen dan agak
sukar larut dalam eter. (FI VI hlm.
270)
b) Natrium klorida (pengisotonis)
Nama Bahan Sodium Chloride
Pemerian Hablur bentuk kubus, tidak
berwarna atau serbuk hablur putih;
rasa asin (FI VI hlm. 1225)
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam
gliserin; sukar larut dalam etanol
(FI VI hlm. 1225)
Stabilitas: Stabil dalam panas
• panas
Cara sterilisasi Autoclaving (HPE 6th, 639)
c) Water for Injection (pelarut)
Nama Bahan Water for Injection
Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau (FI VI hlm. 71)
Kemasan Simpan dalam wadah tertutup rapat
dalam lemari pendingin, terlindung
dari cahaya
BAB III
PROSEDUR KERJA
4.1 Perhitungan
o Bupivacain 0,5% = 0,5/100 x 66 ml = 0,33 g
o Benzalkonium Chlorid 0,1% = 0,01/100 x 66 ml = 0,0066 g
• Di lab tersedia benzalkonium klorida 0,1%
V1 x N1 = V2 x N2
66 ml x 0,01 = V2 x 0,1 -- V2 = 6,6 ml
o NaCl 0,9% = 0,9/100 x 66 ml = 0,594 g
o Perhitungan tonisitas
1𝑔 0,33 𝑔
▪ Bupivakain 0,17 𝑥 = 0,0561 g
𝑥
1𝑔 0,0066 𝑔
▪ Benzalkonium Chlorid 0,18 𝑥 = 0,001188 g
𝑥
BAB V
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
5.1 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan steril. Produk steril
merupakan sediaan yang memenuhi persyaratan fisika-kimia dan juga
persyaratan steril yang bebas dari mikroorganisme baik vegetative atau
bentuk spora pathogen maupun non-pathogen. Pada praktikum ini dibuat
sediaan steril injeksi bupivacaine hydroklorida 0,5%. Injeksi adalah sediaan
steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan
cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui selaput lendir. Bupivakain
hydroklorida tersedia dalam bentuk sediaan injeksi steril, hal ini dikarenakan
bupivakain diindikasikan untuk anastesi local yang membutuhkan efek yang
cepat sehingga apabila dibuat dalam sediaan per oral maka akan
menimbulkan efek yang lama.
Pembuatan sediaan injeksi bupivacaine hidroklorida menggunakan
sterilisasi dengan metode panas basah autoclave dan dikerjakan dengan
teknik aseptic. Teknik aseptik merupakan teknik kerja yang meminimalisir
kontaminan mikroorganisme dan mengurangi risiko paparan terhadap
praktikan. Pada proses pembuatan sediaan injeksi dilakukan pada ruang
kelas B. Sediaan injeksi bupivakain hidroklorida dapat menunjukkan
perubahan warna, materi patikukat, kekaburan atau kebocoran selama masa
penyimpanan sehingga sediaan injeksi bupivakain harus di simpan pada suhu
15°C-30°C, dan dijaga jangan sampai beku. Injeksi bupivakain stabil pada
ph ≥ 6,5 sehingga dalam pembuatan ditambahkan dapar. Pada praktikum ini
pH injeksi bupivakain dibuat pH 6 dikarenakan sediaan injeksi bupivakain
harus bersifat isohidris dan bupivakain dapat stabil pada pH 6. Meskipun
penambahan dapar itu sendiri tampaknya tidak mengganggu kemanjuran
anestesi, namun alkalinisasi larutan dapat mengurangi kelarutan anestesi
lokal dan menyebabkan pengendapan. Untuk meningkatkan stabilitas larutan
anestesi lokal biasanya disiapkan pada pH asam dan oleh karena itu
dianjurkan jika larutan dalam buffer, maka harus segera digunakan (Larutan
yang mengandung adrenalin membutuhkan pH asam).
Larutan bupivakain hidroklorida yang tidak mengandung epinefrin dapat
di autoklaf maka autoklaf pada tekanan 15 pon, 121°C selama 15 menit.
Sebelum dilakukan proses sterilisasi, larutan bupivakain 0,5% terlebih
dahulu dilakukan klarifikasi dengan kertas saring untuk menghilangkan
partikel. Pada praktikum ini sediaan injeksi bupivakain 0,5% disterilisasi
dengan panas basah menggunakan autoklaf pada suhu 115°C selama 15
menit.
Pada pembuatan sediaan injeksi bupivakain ini menggunakan pelarut
water for injection (WFI) dikarenakan bupivakain dapat larut pada pelarut
air, selain itu menggunakan WFI karena semua pelarut atau bahan yang
digunakan harus steril, dan WFI ini adalah salah satu pelarut air yang telah
disterilisasi. Injeksi bupivakain hidroklorida harus bersifat isotonis. Isotonis
artinya mempunyai tekanan osmosa yang sama dengan tekanan osmosa
darah dancairan tubuh yang lain, yaitu sebanding dengan tekanan osmosa
larutan natrium klorida 0,9%. Penyuntikan larutan yang tidak isototnis
kedalam tubuh dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Bila
larutan yang disuntikkan hipotonis (mempunyai tekanan osmosa yang lebih
kecil) terhadap cairan tubuh, maka air akan diserap masuk kedalam sel-sel
tubuh yang akhirnya mengembang dan dapat pecah. Pada penyuntikan
larutan yang hipertonis (mempunyai tekanan osmosa yang lebih besar)
terhadap cairan-cairan tubuh, air dalam sel akan ditarik keluar, yang
mengakibatkan mengerutnya sel. Umumnya larutan yang hipertonis dapat
ditahan tubuh dengan lebih baik daripada larutan yang hipotonis.
Bupivakain HCl adalah agen anestesi lokal yang banyak
digunakan,merupakan anestesi lokal tipe amida yang bekerja lama.
Bupivicaine secara reversibel berikatan dengan kanal ion natrium spesifik
dalam membran neuronal, menghasilkan penurunan permeabilitas membran
yang bergantung pada tegangan terhadap ion natrium dan stabilisasi
membran; penghambatan depolarisasi dan konduksi impuls saraf; dan
hilangnya sensasi yang bisa dibalikkan. Bupivakain hidroklorida (anhidrat)
adalah rasemat yang terdiri dari jumlah ekivalen dextrobupivakain
hidroklorida dan levobupivakain hidroklorida.
5.2 Kesimpulan
1. Pada proses pembuatan sediaan injeksi dilakukan pada ruang kelas B
2. Pembuatan sediaan injeksi bupivakain hidroklorida menggunakan sterilisasi
dengan metode panas basah autoclave pada suhu 115°C selama 15 menit
dan dikerjakan dengan teknik aseptic
3. Injeksi bupivakain hidroklorida harus bersifat isotonis sehingga untuk
mengatur agar sediaan isotonis adanya penambahan NaCl 0,9%
4. Sediaan injeksi bupivakain hidroklorida dapat menunjukkan perubahan
warna, materi patikukat, kekaburan atau kebocoran selama masa
penyimpanan sehingga sediaan injeksi bupivakain harus di simpan pada
suhu 15°C - 30°C, dan dijaga jangan sampai beku
5. Injeksi bupivakain 0,5% dibuat sediaan dengan pH 6 karena sediaan injeksi
harus bersifat isohidris dan bupivakain dapat stabil pada pH tersebut.
BAB VI
KEMASAN DAN BROSUR
6.1 Kemasan
• Kemasan Primer
• Kemasan Sekunder
Indikasi
Tiap ml Injeksi
mengandung:
Obat bius local atau hanya
Bupivacain HCL 5 mg
area tubuh tertentu yang
digunakan pada saat
BUJENVICTIS® Tindakan medis, persalinan BUJENVICTIS®
atau operasi
Injeksi Bupivacain 0,5% Injeksi Bupivacain 0,5%
Simpan Di Bawah Suhu
Perhatian 25°C Terlindung Dari
Cahaya
Hati-hati pada penderita HARUS DENGAN RESEP
penyakit kardiovaskular, Netto 10 mL DOKTER
Netto 10 mL
epilepsy, hipertensi,
gangguan konduksi jantung Diproduksi oleh:
Diproduksi oleh:
dan lansia PT. Farmaeight
PT. Farmaeight No. Batch : OKT3007
Malang-Indonesia Malang-Indonesia No. reg :
DTL2135416746A1
Diproduksi oleh:
Tgl produksi: Oct 2021
PT. Farmaeight Exp. Date : Oct 2025
Malang-Indonesia
BUJENVICTIS®
Injeksi Bupivacain 0,5%
6.2 Brosur
BUJENVICTIS®
Injeksi Bupivacain 0,5%
Komposisi
Bupivacaine HCL 5 mg
Indikasi
Obat bius local atau hanya area tubuh tertentu yang digunakan pada saat
tindakan medis, persalinan atau operasi
Kontraindikasi
• Hipersensitivitas terhadap anestetik lokal tipe amida atau natrium
metabis ulfit dalam larutan yang mengandung adrenalin.
• Anestesi epidural dan spinal dikontraindikasikan pada pasien dengan
hipotensi yang tidak terkoreksi.
• Teknik anestesi lokal tidak boleh digunakan ketikan ada infeksi di
wilayah injeksi yang ingin digunakan dan/atau bila terdapat
septikemia.
• Bupivacaine dikontraindikasikan pada blok obstetri paraservikal,
anestesi regional intravena (blok Bier) dan semua infus intravena.
Efek Samping
Bupivacaine memiliki efek samping pusing, kantuk, perasaan mabuk,
kejaang, aritmia. Apabila terjadi efek samping yang berlebihan segera
hubungi dokter
Perhatian
Hati-hati pada penderita penyakit kardiovaskular, epilepsy, hipertensi,
gangguan konduksi jantung dan lansia
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H. C. (2005). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat. Jakarta:
UI Press. Hal. 50.
Farmakope Indonesia Ed V
Farmakope Indonesia Ed VI
HPE Ed 6th
Martindale, p.1854
Pfizer_MSDS, 2012
Resiana, Zulkifli, Harimin, K., & Theodorus. (2016). Efektivitas Penambahan 2,5
µG Sufentanil pada 12,5 mg Bupivakain 0,5% Hiperbarik terhadap Mula dan
Lama Kerja Blokade Sensorik-Motorik Anestesi Spinal pada Operasi
Herniorafi. 12(2).