PERDAMAIAN DUNIA
MAKALAH BAHASA INDONESIA
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Yang Diakui
Oleh Dosen Lies Widyawati S.PD., M.PD
Oleh :
HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PASUNDAN
2021 - 2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puja & puji syukur atas rahmat & ridho Allah SWT, karena
tanpa rahmat dan ridhoNya, kita tidak dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Lies Widyawati S.Pd., M.Pd selaku dosen
Bahasa Indonesia yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal
mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini. Dalam makalah ini kami
menjelaskan tentang Pengaruh Asian Games Dalam Mendorong Perdamaian Dunia.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka
dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen. Demi tercapainya
makalah yang sempurna.
A. Latar Belakang
Benua Asia merupakan wilayah yang terbentang dari Samudra Hindia hingga
Samudra Arktik dan dari Samudra Pasifik hingga Pegunungan Ural. Secara umum, luas
benua Asia terdiri dari luas daratan termasuk di dalamnya beberapa kepulauan dan luas
perairan yang terdiri dari beberapa wilayah samudra. Negara – negara yang berada di
kawasan Asia ini haruslah memiliki persatuan dan kesatuan yang erat antara satu dengan
yang lainnya agar dapat memenuhi segala kebutuhan antar negara dan saling melengkapi
antara satu negara dengan negara yang lain. Akan tetapi dalam praktiknya tentu saja hal itu
tidaklah mudah mengingat banyaknya negara yang memiliki pendirian dan aturan politiknya
masing masing sehingga konflik kerap kali menjadi suatu hal yang tidak bisa dihindari.
Sehingga muncullah beberapa pemikiran terkait penggunaan olahraga sebagai sarana dan
prasarana peningkatan kesatuan dan persatuan sesama negara dikawasan Asia termasuk untuk
meningkatkan perdamaian antar negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Asian Games?
Lambang Asian Games adalah matahari bersudut enam belas yang menjadi logo resmi
dari Asian Games dan tertera pada logo Dewan Olimpiade Asia. Dalam sejarah terbentuknya
Asian Games, ada sembilan negara yang pernah menjadi tuan rumah Asian Games. Sebanyak
46 negara telah ikut berpartisipasi, termasuk Israel yang dikeluarkan dari Games setelah
keikutsertaannya pada tahun 1974. Penyelenggaraan paling baru bertempat di Jakarta dan
Palembang, Indonesia yang diadakan mulai 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018.
Games berikutnya dijadwalkan ke Hangzhou, Cina antara 10 dan 25 September 2022. Sejak
2010, para kota tuan rumah juga dikontrak untuk mengelola Asian Games dan Asian Para
Games yang diadakan segera setelahnya, dimana para atlet yang berlaga memiliki disabilitas
fisik dan bersaing satu sama lainnya.
Banyak orang yang masih keliru tentang perbedaan Asian Games dan SEA Games,
meskipun keduanya sama-sama ajang pesta olahraga yang didirikan di asia, namun bentuk
dari kegiatan ini berbeda. SEA Games digelar setiap dua tahun sekali dan diikuti oleh
atlet dari 11 negara di Asia Tenggara. Peraturan pertandingan SEA Games berada di
bawah tangan Federasi Pesta Olahraga Asia Tenggara. Di samping itu juga di bawah naungan
pengawasan dari Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Dewan Olimpiade Asia (OCA).
SEA Games pertama kali digelar pada tahun 1959 di Thailand dan terakhir kali dihelat di
Filipina pada tahun 2019. Di SEA Games mendatang, yakni pada tahun 2021 rencananya
Vietnam akan menjadi tuan rumah,
Perdamaian dunia adalah suatu gagasan yang meliputi kebebasan, perdamaian, dan
kebahagiaan untuk seluruh negara dan bangsa. Perdamaian dunia menggunakan beberapa
aspek untuk melewati perbatasan, yaitu HAM, teknologi, pendidikan, teknik, pengobatan,
diplomat dan penyelesaian konflik. Sejak tahun 1945, PBB dan anggota majelis keamanan
tetapnya yang terdiri dari AS, Rusia, China, Prancis, dan Britania Raya telah berusaha untuk
menyelesaikan konflik tanpa meliputi hal-hal berbau peperangan. Akan tetapi, pada masa itu
sudah terjadi beberapa konflik militer.
Dalam studi perdamaian, perdamaian dunia terbagi menjadi dua pengertian. Pertama,
perdamaian dunia merupakan keadaan dimana berkurangnya semua tipe kekerasan. Kedua,
perdamaian dunia merupakan perubahan konflik kreatif tanpa melibatkan kekerasan.
Sehingga, dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa perdamaian dunia adalah
kepemilikan kita terhadap sesuatu saat berlangsungnya perubahan konflik kreatif tanpa
kekerasan.
Salah satu faktor yang mendorong terbentuknya perdamaian dunia adalah diplomasi.
Diplomasi merupakan suatu alat yang membawa kepentingan negara dalam level tertentu.
Dari diplomasi tersebut, sebuah negara akan menghasilkan keputusan kerja sama antar negara
untuk menyelesaikan konflik yang terjadi. Oleh sebab itu, perlu adanya penyelesaian agar
negara-negara tersebut aman untuk ditinggali. tujuan dari diplomasi ini adalah untuk
menciptakan world peace, artinya dapat menciptakan rasa aman dan sejahtera untuk
masyarakat dunia. Untuk itu perlu adanya gerakan atau tempat yang bisa dijangkau oleh
masyarakat luas untuk menyalurkan pendapatnya terkait dengan penyelesaian konflik di
negara-negara yang berkonflik.
Faktor lainnya yang juga membantu terciptanya perdamaian dunia adalah media.
Peranan media sebagai pendorong perdamaian dan pencegah konflik dibahas dalam Global
Media Forum yang digelar Deutsche Welle. Sebab di era globalisasi, media masih sering
menjadi alat propaganda dan penyebar kebencian. Perang bukan menyangkut masalah
intelektual, demikian pendapat John Marks, ketua lembaga swadaya masyarakat internasional
Search for Common Group. Oleh sebab itu dalam situasi pasca perang, hal yang terutama
adalah mengubah perasaan manusia, sikap dan pandangan mereka. Di Afrika saja, LSM
Search of Common Group menggagas dan produksi program radio dan televisi di 10 negara.
Produser program radio, merefleksi alasan-alasan konflik yang terjadi dan mencoba
memberikan orientasi pilihan kepada publik dengan tokoh-tokoh dan dialog yang mengarah
ke perdamaian. Menurut John Marks,"Pengevaluasi independen menyimpulkan, hal itu
mengubah cara berpikir negara tentang perdamaian dan rekonsiliasi, acara-acara telah
mengubah perbendaharaan kata dalam politik suatu negara."
Juga bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia peran media dalam masa
pasca perang semakin menjadi faktor penentu. Justru dalam masyarakat yang terpecah, warga
sangat membutuhkan informasi dan dialog yang dapat membantu pembentukan demokrasi.
Itu juga berarti perubahan mendasar dalam organisasi yang bersangkutan.
3.1 Peranan Asian Games untuk Perdamaian Dunia
Melalui soft diplomacy negara bisa mendapatkan apa yang diinginkan melalui daya
tarik kebudayaan. Melalui soft diplomacy negara bisa memanfaatkan kedekatan politik
menjadi ekonomi seperti melalui promosi perdagangan. Maka dari itu senjata utama dari soft
diplomacy yakni memberikan informasi yang mendidik atau menghibur, dengan kebudayaan,
nilai dan kebijakan suatu bangsa.
Sejak dahulu saat masa olimpiade kuno pertama, walaupun setiap negara mempunyai
perbedaan politik, tetapi olahraga bisa menjadi alat untuk menyatukan bangsa-bangsa.
Asian Games adalah ajang olahraga terbesar di Asia, setiap negara yang berkontribusi pasti
memiliki tujuan untuk membangun dunia yang lebih baik dan damai. Asia Games bisa
berperan dalam perdamaian dunia, karena olahraga adalah salah satu upaya yang efektif,
olahraga dengan kerjasama internasional dapat menyatukan dunia melalui semangat
olahraga. Selain itu, dengan adanya ajang olahraga dengan negara lain menunjukan adanya
hubungan tanpa membedakan ras, suku bangsa, dan perbedaan sosial ekonomi di lain
daripada itu olahraga juga dapat menimbulkan rasa kebersamaan dan persatuan melalui
masing masing cabang olahraga yang ada.
Untuk menjaga perdamaian yang pada saat itu tampaknya sulit untuk membangun
solidaritas dan integrasi masyarakat Asia jika hanya melalui jalur regional maka pada sebuah
masa ketika aspirasi masyarakat lebih kuat daripada suara pemerintah seperti era digital
sekarang, kolaborasi berbasiskan people-to-people bisa menjadi jalan keluar paling
memungkinkan. Sehingga pada saat itu dibentuklah asian games sebagai sarana peningkatan
kesolidaritasan serta perdamaian dan penyelesaian konflik yang banyak terjadi pada saat itu.
Håvard Mokleiv Nygårddan Scott Gates, peneliti dari Peace Research Institute Oslo,
mengatakan ada empat cara bagi olahraga untuk menjadi alat perdamaian dunia.
1. Acara olahraga bisa memberikan citra ramah pada tuan rumah yang
menyelenggarakan
2. Bisa menjadi tempat untuk pengenalan budaya satu sama lain secara damai
3. Bisa membangun rasa kepercayaan antara negara satu dengan yang lainnya
Asian Games 2018 disinyalir membawa dampak besar terhadap pembentukan reputasi
negara dan kawasan asia, berdampak besar pada perekonomian dan pariwisata, serta sebagai
upaya untuk mempromosi perdamaian dan ketertiban dunia. Hal yang telah disebutkan
merupakan kepentingan nasional Indonesia yang menjadi shared interest dari negara negara
lain peserta Asian Games 2018. Eksistensi dari shared interest sebagai kepentingan nasional
dan nilai yang dianggap fundamental untuk dipromosikan menjadikan suatu negara rela untuk
membayar biaya dan usaha tertentu untuk pemenuhannya, termasuk mengeluarkan dan yang
besar dan saling bekerja sama satu dengan yang lainnya. Maka dari itu, Indonesia rela
mengeluarkan biaya dan usaha yang besar dalam pelaksanaan Asian Games 2018 karena
adanya kepentingan nasional berupa shared interest yang harus dipenuhi dan mempromosikan
nilai-nilai yang dianggap penting bagi Indonesia.
BAB III
PENUTUP
I. Kesimpulan
Asian games yang merupakan ajang olahraga antar negara-negara yang berada di benua
asia yang diselenggarakan setiap empat tahun sekali dan merupakan senjata kuat dalam
pelaksanaan perdamaian dunia. Asian Games yang merupakan ajang olahraga terbesar di
Asia dimana setiap negara yang berkontribusi pasti memiliki tujuan untuk membangun
dunia yang lebih baik dan damai. Asia Games bisa berperan dalam perdamaian dunia,
karena olahraga adalah salah satu upaya yang efektif, olahraga dengan kerjasama
internasional dapat menyatukan dunia melalui semangat olahraga. Selain itu, dengan adanya
ajang olahraga dengan negara lain menunjukan adanya hubungan tanpa membedakan ras,
suku bangsa, dan perbedaan sosial ekonomi. dilain daripada itu olahraga juga dapat
menimbulkan rasa kebersamaan dan persatuan melalui masing masing cabang olahraga
yang ada. Disinilah peran asian games dalam menyatukan dan mencegah serta
meminimalisir terjadinya konflik dengan menggunakan olahraga sebagai fasilitator
sekaligus sebagai media perjuangan dan sarana menyatukan banyak bangsa di benua asia.
II. Saran
Benua Asia merupakan sebuah Benua yang memiliki banyak negara didalamnya dan
dipisahkan oleh batas-batas regional tertentu dimana terdapat banyak sekali perbedaan antar
negara, yang tentu saja dapat memperbesar kemungkinan konflik serta perdebatan yang
terjadi antar negara maupun aktor hubungan internasional. Tercatat di tahun 2021 terjadi
lebih dari 100 konflik antar negara di Asia terjadi dan hal ini merupakan salah satu ancaman
bagi perdamaian dunia, disinilah peran Asian games dalam meningkatkan perdamaian dunia
terutama di kawasan Benua Asia. oleh karena itu kita selaku masyarakat dunia yang berada
dalam society 5.0 haruslah ikut serta mendukung jalannya kegiatan ajang olahraga Asian
Games sebagai bukti dukungan kita terhadap perdamaian dunia.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nygård HM, Gates S. Soft power at home and abroad: Sport diplomacy, politics
and peace-building. International Area Studies Review 2013;16(3):235-243.
doi:10.1177/2233865913502971
[2] Wibowo, Dinda Chintami, Ciecillia Michelle Savira, Andhini Retno Kinasih,
Kayla Yaffa Renata, Rayhan Ananda, and Danesh Keilana Pangestu. "Asian Games 2018
sebagai Implementasi Diplomasi Publik Indonesia." Jurnal Sentris (2021): 227-251.
file:///C:/Users/ACER/Downloads/5192-Article%20Text-14968-1-10-
20211008.pdf(Diakses: 28 Desember 2021)
[3] Fitri, G. R. (2019). Diplomasi Publik Indonesia Dalam Pelaksanaan Asian Games
2018 Sebagai Upaya Meningkatkan Pariwisata Indonesia Pada Tahun 2017.2018. 1-18
[7] Victor Cha, The Asian Games and Diplomacy in Asia: Korea–China–Russia.The
International Journal of the History of Sport. 2013
[8]Rusli Lutan, Indonesia and the Asian Games: Sport, nationalism and the ‘new
order’. 2005