Anda di halaman 1dari 20

Makalah Kep.

Gerontik
POSYANDU LANSIA

Disusun Oleh :

KELOMPOK

1. Raihanah Nim : 1340351985


2. Rauzatul Jannah Nim : 1340351986
3. Ririn Herawati Putri Nim : 1340351989

Dosen Pembimbing :
Ns Nurul Septiana, M.Kep

YAYASAN PENDIDIKAN IBNU SINA KOTA SABANG


AKADEMI KEPERAWATAN IBNU SINA SABANG
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Rasulullah
SAW, berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “POSYANDU LANSIA”

Dalam pembuatan makalah ini pastilah penyusun mengalami berbagai kesulitan, namun
berkat kerja keras Alhamdulillah penulis mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, hal ini disebabkan karena
terbatasnya pengetahuan dan kemampuan penulis, maka dari itu kritik dan saran dapat
menjadi penyempurna karya-karya yang akan datang. Semoga makalah ini dapat menjadi
sumber wawasan bagi pembaca tentang Asuhan keperawatan pada pasien hipertermi.

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
1.1    Latar Belakang....................................................................................................................................1
1.2     Tujuan................................................................................................................................................2
1.3     Rumusan Masalah..............................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
TINJAUAN  TEORI....................................................................................................................................3
2.1    Pengertian...........................................................................................................................................3
2.2 Tujuan Posyandu Lansia........................................................................................................................4
2.3 Sasaran Posyandu Lansia.......................................................................................................................5
2.4 Pelaksanaan...........................................................................................................................................5
2.5 Pelayanan Posyandu Lansia...................................................................................................................6
2.6 Indikator Keberhasilan.........................................................................................................................8
2.7 Pendekatan Pengembangan...................................................................................................................8
2.8 Strategi Pencapaian Tujuan...................................................................................................................9
2.9 Kader Lansia.........................................................................................................................................9
2.10 KMS.................................................................................................................................................11
2.11 Kendala Posyandu Lansia.................................................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................................13
3.2 Saran...................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakatbersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektorpemerintah dan non-
pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan
kesehatan pada upayapromotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di
PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,ketrampilan,
olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yangdibutuhkan para lanjut usia dalam rangka
meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain
itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.
Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk
melayani kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas, ada juga
jenis program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut usia.
Pemerintah telah merumuskan berbagai peraturan dan perundang-undangan, yang
diantaranya seperti tercantum dalam UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, dimana pada
pasal 19 disebutkan bahwa kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif, serta pemerintah
membantu penyelenggaraan upaya kesehatan usia lanjut untuk meningkatkan kualitas
hidupnya secara optimal. Seiring dengan semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah
telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia
dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya.
Kegiatan pos pelayanan terpadu (posyandu), selama ini lebih banyak dikenal untuk melayani
kesehatan ibu dan anak. Padahal dalam pelayanan kesehatan di puskesmas, ada juga jenis
program posyandu lansia, yang dikhususkan untuk melayani para lanjut usia.Karena manula
(manusia usia lanjut) juga memerlukan perhatian khusus, mengingat perkembangan fisik dan
mentalnya yang rentan dengan bermacam masalah kesehatan. Sebagai wujud nyata pelayanan
sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan
pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat
adalah Posyandu lansia, pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan
pelayanan kesehatan tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit. Posyandu lansia adalah pos
pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui
pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas
dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial
dalam penyelenggaraannya
Kriteria keterlantaran yaitu, tidak/belum sekolah atau tidak tamat SD, makan
makanan pokok kurang dari 21 kali seminggu, makan lauk pauk berprotein tinggi kurang dari
4 kaliseminggud, memiliki pakaian kurang dari 4 stele, tidak mempunyai tempat tinggal tetap
untuk tidur, bila sakit tidak diobati.
Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatatkondisi kesehatan
pribadi lanjut usia baik fisik maupun mentalemosional. KMS digunakan untuk memantau dan
menilai kemajuankesehatan lanjut usia yang dilaksanakan melalui kegiatan Posyandu Lanjut
usia

1.2     Tujuan

1. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pelaksanaanPosyandu bagi lanjut


usia secara komprehensif
2. Meningkatkan kemudahan bagi lanjut usia untukmendapatkan berbagai pelayanan, baik
pelayanan kesehatanmaupun pelayanan lainnya yang dilaksanakan oleh berbagaiunsur
terkait
3. Terlaksananya pembinaan dan pelayanan kepada lanjut usiadi Posyandu secara
komprehensif dengan melibatkan lintassektor dan masyarakat.
4. Berkembangnya Posyandu lanjut usia yang aktifmelaksanakan kegiatan dengan kualitas
yang baik secaraberkesinambungan
1.3     Rumusan Masalah

Bagaimana melaksanakan Posyandu Lansia di Masyarakat ?


BAB II

TINJAUAN  TEORI

2.1    Pengertian

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemeri ntah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia,
keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.

Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-
desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang
sudah berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yg
dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yg menitikberatkan pd pelayanan promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative. Posyandu lansia merupakan
upaya kesehatan lansia yg mencakup kegiatan yankes yg bertujuan u/ mewujudkan masa tua
yg bahagia dan berdayaguna

Penurunan kondisi fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan
berubahnya penampilan, menurunnya fungsi panca indra menyebabkan lanjut usia merasa
rendah diri, mudah tersinggung dan merasa tidak berguna lagi. Masalah ekonomi yang
dialami orang lanjut usia adalah tentang pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari seperti
kebutuhan sandang, pangan, perumahan, kesehatan, rekreasi dan sosial. Dengan kondisi fisik
dan psikis yang menurun menyebabkan lansia kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang
produktif.
Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup
sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan akan makanan
bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan bagi yang menderita
penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi. Didalam posyandu lansia ini, para lansia dilayani
dan diberi kemudahan dalam pemeriksaan kesehatan mereka. Mereka hanya diminta dating
tanpa dipungut biaya sama sekali, begitu juga dengan lansia yang sudah tidak sanggup lagi
untuk berjalan jauh akan diantar ke tempat pelayanan atau dapat juga dilayani dirumah
mereka.

2.2 Tujuan Posyandu Lansia  

Tujuan pembentukan posyandu lansia secara garis besar antara lain :

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk


pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

Tujuan pengadaan program posyandu lansia yaitu:

1. Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk


pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut
3. Supaya kesehatan para lansia terjaga dengan baik dan terkontrol.
Dengan begitu akan menurunnya angka kematian lansia pada usia 50– 65 tahun
Sedangkan inovasi yang akan dilakukan yaitu:
a. Sosialisasi posyandu lansia ke masyarakat dan pendekatan ke keluarga lansia Adanya
sosialisasi ini tentunya sangat mendukung dalam memberikan pengertian ke
masyarakat mengenai pentingnya pos pelayanan terpadu lansia ini. Serta pendekatan
dalam keluarga lansia juga berpengaruh agar keluarga juga memberikan dukungan
untuk lansia supaya memu mengikuti kegiatan dalam posyandu ini. Selain dukungan
tentunya ada usaha dari si anak untuk mau mengantarkan lansia ke tempat pelayanan.
Terlebih lagi sekarang ini banyak sekali anak–anak yang tidak memperhatikan
keadaan orang tuanya (lansia), yang mereka tau memberikan makan tempat dan
pakaian untuk lansia itu sudah cukup tanpa memberikan adanya pemeriksaan
kesehatan dan kondisi psikis lansia.
b. Jemput lansia atau tangani ditempat Apabila jarak rumah dengan tempat posyandu
jauh dan tidak memungkinkan lansia untuk pergi sendiri serta tidak ada kerabat yang
mengantar, maka lansia tersebut akan dijemput oleh petugas pelayanan secara gratis.
Dengan begitu tidak ada lagi yang dikhawatirkan lansia bagaimana caranya untuk
ketempat posyandu. Sedangkan tangani ditempat maksudnya adalah petugas
mengadakan pelayanan posyandu di rumah lansia karena tidak mampunya si lansia
untk berjalan dalam artian si lansia itu sudah tidak mampu lagi untuk melakukan
kegiatan apa– apa. Jadi, petugas hanya memeriksa tekanan darah, hemoglobin,
kandungan putih telur, kandungan gula dalam air seni serta penyuluhan kesehatan.
c. Pelayanan terpadu tanpa pungutan Posyandu lansia didirikan dan digerakkan tanpa
memungut biaya dari para lansia karena telah ada anggaran dari pemerintah untuk
dana kesehatan masyarakat khususnya lansia. Dengan begitu posyandu lansia akan
dapat menjangkau semua lapisan masyarakat baik lapisan bawah sekalipun. Pelayanan
yang diberikan juga sama rata tidak membeda– bedakan, karena lansia tergolong
mudah tersinggung apabila merasa dia dibedakan oleh petugas dan itu justru akan
memperburuk keadaan emosional si lansia.
d. Tengok lansia Selain pemeriksaan khusus ditempat posyandu atau di puskesmas
setempat, juga terdapat program menengok kegiatan lansia dirumah– rumah mereka.
Petugas dating kerumah lansia, meneliti apa saja yang dilakukan oleh lansia dan
bagaimana cara keluarga mereka mamperlakukan mereka dirumah. Untuk
mempermudah petugas dalam memberikan tindak lanjut dari lansia tersebut.
2.3 Sasaran Posyandu Lansia 

1. Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas),
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)
2. Sasaran tidak langsung
Keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan
usia lanjut, masyarakat luas

2.4 Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu:

a. Meja 1: Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
b. Meja 2:  Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
c. Meja 3: Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh, tekanan
darah, berat badan, tinggi badan.
d. Meja 4: Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan tambahan.
e. Meja 5: Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan meliputi
kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.
2.5 Pelayanan Posyandu Lansia

Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia 

Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik


dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan
yang dihadapi.

Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia
seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah: 

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,


seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. Dan

9. Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk
meningkatkan kebugaran.

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan


prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan
kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi
badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana, thermometer, Kartu Menuju
Sehat (KMS) lansia

Persoalan yang ada dalam posyandu lansia yang mendesak adanya pemecahan dan
pengembangan didalamnya yaitu:

1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu Pengetahuan lansia akan
manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-
harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan
tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah kesehatan
yang melekat pada mereka.
2. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia
3. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau jarak posyandu yang
dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus mengalami
kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh.
Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor
keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah
untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah
yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor
eksternal dari terbentuknya motivasi untuk menghadiri posyandu lansia.
4. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk
datang ke posyandu Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi
motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau
mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan
berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
5. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu Penilaian pribadi atau sikap yang baik
terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti
kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir
atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena
sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek.
Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu
apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.

2.6 Indikator Keberhasilan

Program ini dapat dikatakan berhasil apabila dapat terpenuhinya indicator–indicator


keberhasilan. Indicator– indicator keberhasilan yang dimaksud yaitu:

1. Kesehatan lansia meningkat yang dapat dibuktikan dengan KMS (Kartu Menuju Sehat)
Lansia
2. Penurunan tingkat kematian usia 50– 65 tahun sampai 70%
3. Lansia yang mengikuti program ini atau lansia yang terdaftar dalam program ini
mencapai 80% setiap desa
4. Lansia yang mempunyai kadar gula tinggi menjadi relative normal bahkan berkurang
2.7 Pendekatan Pengembangan

Pendekatan pengambangan yaitu dengan menggunakan pendekatan social


action.Karena program yang ditawarkan sekedar untuk mengembangkan program yang sudah
ada.Untuk lebih menarik obyek dan lebih menginisiatif supaya lapisan masyarakat juga ikut
berpartisipasi pada posyandu lansia ini.Dengan begitu posyandu lansia dapat melayani para
lansia dengan maksimal karena telah matangnya program yang ada dan adanya inovasi yang
menarik dari program tersebut.

   2.8 Strategi Pencapaian Tujuan

Strategi yang akan digunakan untuk pengembangan program ini yaitu dengan
Diversification Strategies, dimana program– program yang sudah ada akan diberi
inovasi– inovasi baru supaya lebih menarik. Dan dengan adanya penambahan layanan–
layanan baru supaya posyandulansia dapat menjangkau lansia pada seluruh lapisan
masyarakat tanpa terkecuali. Streategi yang dilaksanakan dapat diperinci sebagai berikut:

1. Strategi dalam pencapaian pengembangan konsep akan pengertian posyandu dalam


masyarakat yaitu dengan adanya sosialisasi pada masyarakat tidak hanya untuk lansia saja
tetapi seluruh lapisan masyarakat karena dengan begitu masyarakat akan tau betapa
pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. Jika terlambat maka usia lansia dia hanya bisa
merintih merasakan kesakitan yang terakumulasi selama masa mudanya. Sosialisasi
meminta bantuan dari pengurus desa setempat untuk mengumpulkan masyarakat tanpa
terkecuali. Sosialisasi juga menggunakan peralatan seperti LCD supaya masyarakat
tertarik untuk memperhatikannya.
2. Strategi dalam pencapaian pengembangan layanan yang dalam artian layanan kesehatan.
Adanya layanan jemput lansia kerumah– rumah mereka karena keterbatasan fisik yang
dimiliki lansia dan jarak yang jauh dari rumah akan menambah nilai positif posyandu
lansia di mata masyarakat. Petugas yang menjemput harus telah mengenal si lansia
terlebih dahulu supaya si lansia tidak merasa asing dengan petugas penjemput serta
petugas harus benar– benar ramah pada si lansia supaya lansia merasa nyaman selama
perjalanan dan pelaksanaan.
3. Strategi dalam pencapaian pengembangan petugas posyandu yaitu dengan memberikan
arahan materi dan mengadakan pelatihan sikap pada para petugas. Sehingga petugas
dalam pelayanan dapat memuaskan lansia karena perangainya yang ramah dan tidak
membeda– bedakan antar lansia serta tidak mudah mengeluh.
4. Strategi dalam pencapaian pengembangan sarana dan prasarana guna menunjang
keberhasilan program posyandu yaitu dengan pengadaan sarana dan prasarana yang
dianggap masih kurang. Pengadaan itu dapat menggunakan dana yang dialokasikan untuk
posyandu dari pemerintah daerah dan pemeritah pusat tanpa adanya penyalahgunaan
didalamnya.

2.9 Kader Lansia

a) Pengertian Kader Lansia


Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk masyarakat,
yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.Keberadaan kader sering
dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu.Padahal ada beberapa macam kader
bisa dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau
sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.

b) Tugas Kader Lansia


Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut

a.    Tugas-Tugas Kader

1) Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas – tugas
persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
2) Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk
melaksanakan pelayanan 5 meja.
3) Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas
setelah hari Posyandu.

b.   Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia


Tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapa hari Posyandu, meliputi:
1)  Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat peraga,
obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
2)  Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia untuk
datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa membantu
memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang ke Posyandu
3) Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector bisa
hadir pada hari buka Posyandu.
4)Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas diantara kader
Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan

c.    Organisasi Kader Lansia


1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi, jiwa,
lab), pengobatan sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT
2) Peningkatan olahraga
3) Pengembangan ketrampilan :kesenian, bina usaha
4) Bimbingan pendalaman agama
5) Pengelolaan dana sehat
6) Pendanaan Kadar Lansia
2.10 KMS

Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan
pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk memantau
dan menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut
atau Puskesmas

Tata Cara pengisian KMS :

1. KMS berlaku 2 th, diisi oleh petugas kesehatan

2.Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pada kunjungan
ulang cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali untuk tes laboratorium dperiksa per 3 bulan
(Hb, Urine, Protein)

2.11 Kendala Posyandu Lansia

1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu. 

Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi
dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan
mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan
atau masalah kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini, pengetahuan
lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong
minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia

2. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau

Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus
mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik
tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor
keamanan atau keselamatan bagi lansia.Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk
menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih
serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan
posyandu. Dengan demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya
motivasi untuk menghadiri posyandu lansia

3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk


datang ke posyandu.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia untuk
mengikuti kegiatan posyandu lansia.Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila
selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu,
mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala
permasalahan bersama lansia.

4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.

Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau
kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.Dengan sikap yang baik tersebut, lansia
cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia.Hal
ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk bereaksi
terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan
cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu
respons
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakatbersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektorpemerintah dan non-
pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan
kesehatan pada upayapromotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di
PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama, pendidikan,ketrampilan,
olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yangdibutuhkan para lanjut usia dalam rangka
meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan mereka.Selain
itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi diri.

3.2 Saran

Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama para lansia maka perlu
adanya pengembangan dari Posyandu Lansia tersebut dengan melibatkan tenaga
kesehatan, tokoh masyarakat anggota masyarakat juga Kader.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Kesehatan Lansia di Indonesia. http:// subhankadir.files.wordpress.com.

Defkominfo. 2010. Berita Pemerintahan. www.defkominfo.com

Erfandi. 2008. Pengelolaan Posyandu Lansia. http:// puskesmas-oke.blogspot.com.

Hardin, Eugene and Hudson, Alia Khan. 2005. Elder Abuse-“Society’s Dilemma”. Journal of
The National Medical Association. Vol 97, No 1 Jan 2005. p : 91-94

Henniwati. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan Posyandu


Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur [tesis].Medan: Universitas
Sumatera Utara. USU e-Repository @2009.

Latifah, Nurul. 2010. Urgensi Posyandu Lansia. http://bataviase.co.id.

Siburian, Pirma. 2007. Empat Belas Masalah Kesehatan Utama pada


Lansia.http://waspada.com.

Anda mungkin juga menyukai