Anda di halaman 1dari 558

 Article

 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI

Separation Anxiety,
Saat Bayi Sulit
Berpisah dengan Ibu
 Pembahasan dalam artikel :
 Apa Itu Separation Anxiety?
 Ciri-ciri Separation Anxiety

Setiap Ibu pasti berharap buah hatinya selalu


dekat dengannya, atau Ibu dan bayinya
mempunyai jalinan kedekatan yang erat. Namun
apa yang terjadi jika bayi atau buah hati tak bisa
berpisah jauh dari Ibunya? Atau sangat
tergantung kepada Ibu, sehingga walau ditinggal
sebentar saja, bayi akan merasa gusar
dan menangis.

Apa Itu Separation Anxiety?


Perasaan sulit berpisah, tak ingin ditinggal itu
dalam bahasa psikologis disebut juga
dengan Separation Anxiety. Penelitian psikologis
mengatakan, bahwa perasaan tak ingin ditinggal
pada bayi, merupakan hal yang wajar dan
perkembangan yang normal. Umumnya, perasaan
sulit berpisah dari sang Ibu terjadi pada bayi
berusia sekitar 7 hingga sepuluh bulan. Meskipun
ada juga yang mengalami hal itu pada usia 18
bulan hingga 2 tahun.
Mengapa terjadi Separation Anxiety? Karena
orangtua terutama Ibu, mungkin, di awal-awal
masa pertumbuhan bayi terlalu memanjakan atau
tidak membiarkan buah hatinya sendirian.

Ciri-ciri Separation Anxiety


Seiring dengan pertumbuhan bayi,
fase separation anxiety akan hilang dengan
sendirinya. Agar fase ini terlewati dengan baik,
sebaiknya Ibu mengenali waktu yang tepat untuk 
memisahkan diri dari ketergantungan sang buah
hati.
Contoh separation anxiety:
 Bila Ibu ingin menitipkan si kecil pada pengasuh di
rumah atau di daycare, lakukan saat bayi berusia di
bawah 8 bulan atau di atas 12 bulan.
 Pastikan bayi tidak dalam keadaan lapar atau
mengantuk. 
 Ibu harus membiasakan diri berpisah, dan bayi harus
terbiasa berada di tempat baru dan berjumpa dengan
orang baru.
 Beri waktu bayi untuk mengenal pengasuhnya atau
lakukan beberapa kali kunjungan ke tempat penitipan
anak sebelum  Ibu meninggalkannya di sana.
 Saat Ibu harus pergi, lakukan ritual perpisahan yang
menyenangkan. Ibu harus tenang dan percaya diri di
depan sang buah hati. Yakinkan si kecil kalau Ibu
akan kembali setelah urusan selesai.
 Berikan penjelasan kapan Ibu akan kembali.  Batas
waktu yang jelas akan membantu si
kecil menenangkan dirinya.
 Berikan perhatian penuh saat melakukan perpisahan.
 Bersikap konsisten dengan tidak kembali saat si kecil
menangis, karena hal ini hanya akan saat perpisahan
jadi semakin sulit. Tetaplah tegar dan penuhi janji
Ibu.

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...

10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...

Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...


Oleh dr. Jesica Chintia Dewi

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Separation Anxiety, Saat Bayi Sulit Berpisah

dengan Ibu
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360
0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini
v

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI

Penyapihan: Kapan,
Bagaimana, dan
Proses yang Tepat
 Pembahasan dalam artikel :
 Apa Itu Proses Penyapihan?
 Prinsip penyapihan Anak Bayi
 Cara Penyapihan Anak Bayi

Apa Itu Proses Penyapihan?


Saat menyusui umumnya adalah saat yang
menyenangkan ketika Ibu merasa sangat
terhubung dengan si kecil. Percayalah, si kecil
juga pastinya sangat menikmati saat-saat
menyusui. Tapi ketika si kecil menjadi sudah
cukup besar untuk lepas dari payudara Ibu,
berarti tiba saatnya untuk penyapihan. Apa yang
dimaksud dengan penyapihan? Penyapihan
adalah proses memperkenalkan anak kepada
makanan yang bisa dikonsumsi.
Waktu yang tepat untuk penyapihan berbeda-
beda untuk setiap Ibu dan anak. Ada anak yang
secara otomatis menyapih dirinya sendiri tanpa
dibimbing oleh Ibunya, sementara anak lainnya
lebih sulit berpisah dari kebiasaan menyusui. The
American Academy of Pediatrics menyarankan
Ibu tetap menyusui sampai si kecil berumur 1
tahun. World Health Organization (WHO) justru
menyarankan agar proses menyusui dilanjutkan
sampai si kecil berumur 2 tahun. Terlepas dari
opini mana yang paling tepat, sebaiknya
menyapih anak 1 tahun hanya dilakukan setelah
baik Ibu dan si kecil merasa siap. Memaksa Ibu
ataupun si kecil untuk berhenti menyusui tidak
akan mempermudah proses penyapihan.

Prinsip penyapihan Anak


Bayi
Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam
melakukan penyapihan, yaitu:
1. Gantikan diri Ibu dengan orang lain, bukan dengan
benda. Peran ayah dalam proses penyapihan ini akan
sangat membantu.
2. Sapihlah secara perlahan dan bertahap. Pelepasan
kedekatan emosional yang terbentuk dari proses
menyusui secara mendadak akan mengakibatkan
stress berlebihan bagi si kecil.
3. Umumnya pada usia 18 bulan – 2 tahun, si kecil
memiliki dorongan menyusui yang sangat kuat. Hal
ini disebabkan pada umur tersebut, si kecil semakin
bersemangat untuk menjelajahi dunia yang baru
dikenalnya. Tapi dia masih membutuhkan sesuatu
yang membuat dia merasa nyaman, yaitu menyusui
Ibu.
4. Katakan ‘tidak’ bila perlu dengan cara kreatif yang
membuat si kecil tidak merasa ditolak
5. Kembangkan alternatif kreatif untuk penyapihan.
Untuk menghindari si kecil menyusui sebelum tidur,
ciptakan rutinitas baru sebelum tidur, seperti cerita
sebelum tidur, dll.

Cara Penyapihan Anak Bayi


Metode paling baik untuk menyapih si kecil
adalah dengan proses perlahan-lahan.
Menghentikan proses menyusui secara tiba-tiba
bisa menjadi traumatis untuk si kecil. Cobalah
metode berikut ini:
1. Mengurangi frekuensi menyusui
Gantikan ASI Ibu dengan susu formula untuk si
kecil. Mengurangi frekuensi menyusui perlahan-
lahan memberikan si kecil waktu untuk
beradaptasi terhadap hilangnya waktu menyusui.
Suplai ASI Ibu juga akan berkurang secara
bertahap, sehingga payudara Ibu tidak
membengkak.
2. Perpendek durasi menyusui
Sebagai ganti waktu menyusui yang terpotong
proses penyapihan ASI bisa dilakukan dengan
memberikan cemilan sehat untuk si kecil seperti,
susu formula ataupun buah-buahan. Kebiasaan
menyusui sebelum tidur biasanya paling sulit
untuk ditinggalkan.
3. Tunda atau alihkan perhatian
Metode ini hanya bisa dilakukan pada balita yang
sudah bisa berkomunikasi dan menangkap
maksud Ibu. Bila dia meminta untuk menyusui,
tunda keinginannya dengan cara mengalihkan
perhatiannya dengan hal lain.
Bila segala cara yang Ibu coba tidak berhasil
menghentikan kebiasaan menyusui si kecil,
mungkin ini memang belum waktu yang tepat
untuk menyapih si kecil. Cek juga apakah ada
perubahan besar dalam kehidupan Ibu dan si
kecil belakangan ini. Apakah Ibu harus kembali
bekerja? Apakah keluarga baru berpindah
rumah? Atau mungkin si kecil sedang sakit?
Perubahan-perubahan ini membuat si kecil harus
beradaptasi terhadap lingkungan baru, dan ‘obat’
yang membuatnya tetap nyaman dengan
perubahan tersebut adalah proses menyusui,
terutama bila dia sedang sakit. Bersabarlah dan
coba lagi penyapihan di bulan atau minggu
berikutnya.
Proses penyapihan ASI yang tepat waktu dengan
cara yang tepat membuat si kecil jadi lebih
mandiri, mudah disiplin, jarang marah, dan
percaya kepada orang lain. Penyapihan yang tiba-
tiba meningkatkan resiko penyakit penyapihan
dini seperti kemarahan, sikap agresif, cemas, dan
kurangnya kemampuan untuk membentuk
hubungan yang lebih intim.
Ingatlah bahwa bukan Ibu yang menyapih si
kecil, tapi si kecillah yang melepaskan diri dari
Ibu. Penyapihan bukan berarti mengakhiri
kedekatan Ibu dengan si kecil yang terbentuk
dengan proses menyusui. Gantikanlah proses
menyusui dengan aktivitas lainnya. Kalau
biasanya Ibu menyusui untuk membuat si kecil
merasa nyaman dan tenang, cari cara lain seperti
membaca buku bersama, bernyanyi, bermain, dan
lain-lain. Semoga proses penyapihan si kecil
berjalan dengan lancar tanpa hambatan.
Sumber

Artikel Terkait

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Weaning With Love, Menyapih Dengan Cinta

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...

10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan Proses

yang Tepat
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI
Mengajarkan
Teknik Latch On
pada Bayi
 Pembahasan dalam artikel :
 Teknik Latch On pada Bayi

Posisi menyusui yang benar adalah bagian


penting dari proses menyusui. Posisi yang salah
akan membuat payudara Ibu terasa sakit dan ASI
tidak mengalir dengan lancar. Akibatnya, bayi
pun bisa tidak mendapatkan ASI sesuai
kebutuhannya dan produksi ASI menjadi
berkurang. Sangat wajar bagi Ibu yang baru
pertama kali memiliki anak untuk mendapat
kesulitan dalam mencari posisi menyusui yang
benar. Tapi hal ini bisa dipelajari dengan mudah
dari dokter, suster, ataupun konsultan laktasi. Ibu
pun bisa mencari informasi melalui artikel
ataupun video dari sumber terpercaya di internet.

Teknik Latch On pada Bayi


Salah satu hal yang perlu diperhatikan pada
proses menyusui yang benar adalah posisi latch
on bayi, yaitu posisi mulut si kecil saat
menempel di payudara. Bila proses menyusui
terasa menyakitkan dan bayi mengeluarkan suara
menghisap yang keras saat menyusui, berarti
posisi latch on si kecil masih belum tepat. Untuk
mendapatkan posisi latch on yang benar,
perhatikan beberapa hal berikut ini:
1. Gendong bayi dengan posisi agar perut Ibu
menempel dengan perut bayi.
2. Posisikan tubuh bayi agar telinga, bahu, dan
pinggulnya sejajar, untuk memudahkan dia menelan
3. Sangga payudara dengan tangan Ibu, lalu dekatkan
payudara ke mulut bayi sampai dia membuka
mulutnya. Ketika dia sudah membuka mulutnya,
dekatkan dia ke tubuh Ibu.
4. Pastikan mulut bayi terbuka lebar, sehingga sebagian
besar aerola, terutama areola bagian bawah, masuk ke
mulut bayi
5. Dagu bayi menempel ke payudara selama proses
menyusui, sehingga hidungnya tidak menempel. Tapi
jaga agar dagu bayi tidak menempel ke dadanya.
6. Sangga tubuh bayi, terutama pada bagian badan dan
bokong selama menyusui. Penggunaan bantal
ataupun bantal menyusui bisa membantu Ibu
melakukan hal ini

Bila proses menyusui terasa nyaman, Ibu tidak


merasa sakit, si kecil terlihat menyusui tanpa
masalah, dan Ibu bisa mendengar suara si kecil
menelan, berarti posisi menyusui sudah tepat.
Beberapa hal berikut ini akan membantu Ibu
untuk mendapatkan posisi menyusui yang benar
dengan lebih mudah:
1. Cari posisi duduk yang nyaman sebelum mulai
menyusui, sehingga Ibu tidak perlu berganti-ganti
posisi berkali-kali selama proses menyusui. Setelah
Ibu terbiasa dengan proses menyusui dan telah
mengetahui posisi menyusui yang tepat, Ibu pun bisa
mencoba menyusui si kecil dengan posisi tidur
menyamping
2. Gunakan pakaian yang mudah memberikan akses
untuk proses menyusui, sehingga Ibu tidak
menghabiskan waktu untuk menyiapkan diri.
3. Gendong bayi dalam posisi yang membuat dia
merasa nyaman, sehingga dia bisa meraih serta
melepaskan puting payudara dari mulutnya dengan
mudah
4. Kontak kulit selama menyusui membantu si kecil
merasa aman dan nyaman, sekaligus membantu
keluarnya hormon pada tubuh Ibu yang membantu
ASI keluar dengan lebih lancar
5. Bila proses menyusui masih terasa sakit setelah menit
pertama, lepaskan puting dari mulut si kecil dengan
cara menyelipkan jari Ibu di antara payudara Ibu dan
mulut si kecil dengan lembut. Setelah itu, coba lagi
untuk memposisikan si kecil untuk menyusui dengan
benar
6. Tunggu sampai si kecil membuka mulutnya sebelum
memasukkan puting ke dalam mulutnya. Ibu juga
bisa menstimulasinya dengan cara menekankan jari
Ibu pada dagu atau bibir si kecil dengan lembut.
Jangan paksa dia membuka mulutnya agar dia tidak
merasa trauma.

Menyusui seharusnya menjadi proses


menyenangkan yang membantu Ibu membangun
ikatan yang kuat dengan si kecil. Proses ini bisa
jadi siksaan bagi Ibu bila Ibu harus merasa sakit
setiap kali menyusui. Karena itu, Ibu tidak perlu
merasa bersalah ataupun tidak mampu kalau
belum mendapatkan posisi menyusui yang benar.
Berkonsultasilah pada konsultan laktasi untuk
mengetahui masalah yang jadi penyebab rasa
sakit yang Ibu alami. Dengan posisi menyusui
yang benar, manfaatnya tidak hanya akan
dirasakan Ibu tapi juga oleh si kecil yang
mendapatkan asupan ASI sesuai kebutuhannya.

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...

10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...

Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...


Oleh dr. Jesica Chintia Dewi

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel


Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Mengajarkan Teknik Latch On pada Bayi

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product


 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

RUTINITAS ANAK

Saatnya Si Kecil Makan Table Foods


Bayi yang mulai menolak disuapi sudah siap untuk makan table foods.

Ibu mungkin bertanya-tanya kapan sebaiknya mulai menyajikan table foods untuk si kecil. Tidak perlu
khawatir, karena prosesnya mudah, menyenangkan dan tentu saja sedikit berantakan.

Tahukah Ibu, beberapa bayi bahkan tidak pernah mendapat makanan yang dihaluskan (puree) dari awal
MPASI-nya? Ini biasanya terjadi karena para Ibu memutuskan untuk mengikuti metode baby-led weaning.

Apa itu table foods?

Table foods adalah makanan apapun yang selama ini sudah mama berikan kepada si kecil, tetapi bukan dalam
bentuk puree.Biasanya makanan tersebut juga disajikan kepada seluruh anggota keluarga yang lain.

Kapan sebaiknya menyajikan table foods untuk si kecil?

Sekali lagi, tidak ada patokan baku karena setiap bayi adalah unik. Ibu sebaiknya memperhatikan tanda-tanda
yang dibuat oleh bayi dan juga kemampuan bayi untuk mengunyah dan menghancurkan makanan. Yang paling
penting adalah kemampuan bayi untuk menyuap makanan sendiri dan mengambil makanan dengan jari-jarinya
(pincher grasp).

Beberapa tanda bayi siap makan table foods:

 Menolak disuapi
 Memalingkan wajah dan meludahkan makanan yang terlalu halus
 Merampas sendok dan mencoba menyuap sendiri
 Bisa mengunyah makanan bertekstur sedikit kasar
 Bisa mengambil makanan dengan jarinya dan memasukkannya ke mulut
 Berusia di atas 8 bulan atau lebih, meskipun beberapa bayi sudah makan table foodsdari awal MPASI (baby-led
weaning)

Bisakah si kecil makan table foods sekalipun belum tumbuh gigi?

Sebenarnya, bayi tidak perlu mengunyah dengan gigi, karena mereka belajar menghancurkan makanan dengan
gusinya. Biasanya kita mengunyah makanan dengan gigi geraham. Kebanyakan bayi baru tumbuh gigi
gerahamnya di usia 10 sampai 16 bulan atau bahkan lebih.

Dapatkah bayi makan makanan yang disediakan untuk seluruh anggota keluarga?

Tentu saja bisa. Yang harus Ibu pastikan, semua makanan yang disajikan bisa dikunyah dan dihancurkan
dengan gusi si kecil. Sajikan makanan dalam potongan kecil yang gampang dikunyah. Potongan kecil ayam,
kentang yang empuk, adalah contoh mudah table foodsuntuk si kecil.

Selain itu, hindari menambahkan garam atau membumbui makanan terlalu banyak. Untuk mudahnya, sisihkan
porsi untuk bayi sebelum makanan dibumbui.

Sumber:

http://wholesomebabyfood.momtastic.com/from-baby-food-to-table-food.htm#.UNQa9pNet8R
Artikel Terkait

3 Langkah Mudah Agar si Kecil Tidur...

Lakukan 4 Hal Ini Agar si Kecil Mudah...

5 Rutinitas Sebelum Tidur untuk Si Kecil

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Artikel Lainnya

1. Home
2. Artikel
3. Saatnya Si Kecil Makan Table Foods

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada

Nutriclub Expert Advisor Sekarang!

Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI
Mengatasi
Hiperlaktasi
Panik! Hal inilah yang sering menghantui para
Ibu, terutama bagi Ibu yang baru melahirkan
anak pertama. Learning by doing, mungkin inilah
cara menikmati tiap keajaiban yang terjadi
menjadi Ibu "baru". Banyak peristiwa yang
ternyata tak semudah itu diselesaikan, salah
satunya adalah saat menyusui.
Semua Ibu pasti ingin pasokan ASI yang cukup
secara kuantitas dan kualitas yang terbaik untuk
memenuhi kebutuhan si kecil. Tetapi bagaimana
jika Ibu mengalami produksi ASI yang
berlebihan (hiperlaktasi)? Kata "berlebihan"
seringkali diasumsikan bahwa asupan makanan
bayi pasti aman. Tetapi ternyata tidak semata-
mata jumlah yang berlebih, menjamin Ibu untuk
tenang.
Hiperlaktasi adalah ketika tubuh Ibu
memproduksi ASI lebih banyak dari yang
dibutuhkan oleh si kecil. ASI mengalir sangat
cepat dan sangat deras sehingga membuat si kecil
kewalahan ketika menghisap payudara Ibu.
Hiperlaktasi bisa ditandai dengan keluarnya ASI
dengan deras tanpa ada rangsangan, baik sengaja
dipompa ataupun dihisap oleh si kecil.
Hiperlaktasi bisa terjadi karena Ibu memiliki
alveoli (kelenjar yang memproduksi ASI) di atas
100.000 - 300.000 per payudara.
Beberapa hal yang bisa Ibu lakukan ketika
mengalami Hiperlaktasi :
1. Temui konsultan Laktasi yang telah menjadi sahabat
menyusui Ibu selama ini.
2. Sesuai dengan cara kerja ASI yaitu semakin sering
diperah akan semakin meningkat produksinya, ketika
mengalami hiperlaktasi yang Ibu lakukan adalah
mengurangi aliran deras keluarnya ASI. Jadi sebelum
menyusui, pompa terlebih dahulu payudara Ibu
dengan kecepatan yang rendah dan wadahi di botol
untuk ASI yang disimpan. Jika aliran ASI mulai
berkurang kecepatannya, maka mulailah untuk
menyusui. Hal ini bisa mengurangi kemungkinan si
kecil tersedak ketika menghisap puting Ibu.
3. Cobalah untuk menyusui sebelum si kecil lapar atau
sebelum waktu menyusui biasanya. Karena jika si
kecil lapar, maka hisapannya akan lebih kuat dan
cepat sehingga akan menstimulasi produksi ASI lebih
cepat pula. Hisapan si kecil yang lembut dan pelan,
bisa menstimulasi keluarnya ASI lebih pelan dan
tidak tumpah dengan percuma.
4. Posisi menyusui juga bisa membantu Ibu mengatasi
hiperlaktasi. Cobalah posisi bayi yang duduk
menghadap Ibu, dan Ibu bersandar agak miring ke
belakang sehingga gravitasi dapat memperlambat
aliran susu. Atau coba posisi menyusui dengan Ibu
berbaring miring, dan meletakkan handuk atau kain
di bawah payudara untuk menampung tetesan air
susu.
5. Hentikan menyusui jika si kecil mulai terlihat terlalu
cepat menghisap puting Ibu. Biarkan si kecil
bersendawa terlebih dahulu, baru kemudian lanjutkan
menyusui.
6. Untuk mengurangi produksi yang berlebihan, Ibu
juga bisa melakukan pemompaan di kedua payudara
hingga habis. ASI yang dihasilkan bisa disimpan
untuk stock ASI ketika kelak dibutuhkan. Setelah
proses pemompaan ini, Ibu cukup menyusui 2-4 kali
dengan satu payudara saja, dan payudara yang lain
khusus untuk dipompa tetapi jangan sampai habis.
Teknik ini telah berhasil dibuktikan bisa mengurangi
tekanan keluarnya ASI secara berlebihan. Cara ini
biasanya berhasil mengurangi produksi air susu
dalam 24-48 jam. Jika beberapa hal di atas ternyata
tidak juga mengatasi Hiperlaktasi yang dialami Ibu,
segeralah menemui dokter atau konsultan laktasi.
Agar Ibu tetap bisa beraktivitas seperti biasa dan
bepenampilan yang rapi, jangan lupa untuk
memperhatikan pakaian. Jika sedang dalam masa
Hiperlaktasi kenakan breast pads untuk mencegah
merembesnya air susu ke pakaian Ibu.

Sumber

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...

10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...

Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...


Oleh dr. Jesica Chintia Dewi

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Mengatasi Hiperlaktasi

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818


   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI

Cara Mengatasi
Bayi Tidak Mau
Pakai Dot
 Pembahasan dalam artikel :
 Bagaimana Cara Mengatasi Bayi Tidak Mau Pakai
Dot?

Bagi Mama yang bekerja, memberikan ASI pada


bayi tetap perlu dilakukan. Dalam pemberian
ASI, Mama bisa mengandalkan dot. Namun,
tidak semua bayi suka menggunakan dot. Jika
sudah begitu, Mama perlu mencari cara agar ASI
tetap dikonsumsi dengan baik.

Bagaimana Cara Mengatasi


Bayi Tidak Mau Pakai Dot?
Pemberian ASI memang merupakan dilema yang
sering melanda Mama ASI yang bekerja. Apa
pun yang terjadi, pastikan Mama tetap memberi
ASI pada si kecil.
ASI adalah hak asasi si kecil untuk tetap tumbuh
sehat, bahkan manfaatnya akan terus terasa
hingga si kecil dewasa nanti. Sebenarnya, W.H.O
(badan kesehatan dunia) tidak
merekomendasikan pemberian ASI melalui botol
dot.
Mengapa? Karena dot dapat mengganggu
produksi ASI. Menghisap ASI dari botol jauh
lebih mudah daripada menghisap dari payudara,
akhirnya bayi lebih memilih botol daripada
payudara. Padahal isapan pada payudara Mama
sangat penting karena dapat mengirimkan sinyal
pada tubuh untuk melancarkan kerja hormon
prolaktin dan oksitosin yang berperan dalam
produksi dan pengaliran kerja ASI.
Seperti kita tahu, semakin sering puting payudara
Mama dihisap, semakin lancar produksi ASI.
Sebaiknya Mama belajar dengan konselor laktasi
tentang bagaimana cara memberikan ASI saat
bayi tidak mau pakai dot dengan melatih sendok
plastik, cup kecil atau pipet, ajarkan juga
pengasuh atau anggota keluarga tentang teknik
tersebut, sehingga mereka dapat memberikan
ASI pada si kecil selagi Mama bekerja.
Memang kondisi saat bayi tidak mau pakai dot
sedikit merepotkan, tapi ini demi mencegah ASI
Mama berkurang dan resiko ASI berhenti dapat
terhindari. Untuk mempelajari teknik ini Mama
harus bersabar, biasanya bayi butuh sekitar 3-4
hari hingga ia bisa meminum ASI lewat sendok
atau feeding cup.
Saat Mama di rumah, pastikan Mama
menyusukan ASI langsung pada si kecil. Jika si
kecil tidur, Mama bisa memompa ASI agar
pasokan ASI tetap banyak dan lancar. Pastikan
juga sebelum benar-benar mengurangi kebiasaan
memberikan ASI secara langsung tunggulah
sampai produksi ASI stabil dan berat badan bayi
bertambah dengan baik. 
Mama juga bisa melibatkan anggota keluarga
lain atau orang yang sering berinteraksi dengan
Si Kecil seperti ayah, nenek, atau pengasuh untuk
membantu memberikan susu saat bayi tidak mau
pakai dot. Berikan perhatian dengan memberikan
pelukan dan sentuhan pada Si Kecil lebih sering
agar ia tidak menganggap Mama 
mengabaikannya karena sudah tidak sering
menyusui secara langsung.3 
Masih ingin mengetahui apa saja informasi soal
pemberian ASI pada bayi? Mama bisa
mengandalkan tools dari Nutriclub yaitu Tangani
Demam, Tangis, dan Pemberian ASI si Kecil: Ini
merupakan tools yang berisi berbagai tips dan
informasi untuk Mama tentang bagaimana
menghadapi anak yang sedang tantrum demam,
maupun cara memberikan ASI yang baik pada Si
Kecil.  
Untuk mencari tahu apa saja potensi yang
dimiliki Si Kecil, Mama bisa mengandalkan
tools Cari Tahu Apakah Si Kecil Sudah Cukup
Terampil. Sedangkan untuk tahu apa saja
perkembangan karakter Si Kecil, bisa
memanfaatkan alat Cari Tahu Ketangguhan Si
Kecil. 
Selain itu ada tips lainnya yaitu Hitung Anggaran
Masa Depan Si Kecil yang merupakan tools
untuk Menyusun anggaran masa depan Si Kecil.
Ada juga tools Hitung Anggaran Pendidikan si
Kecil: yang merupakan alat untuk menghitung
biaya pendidikan Si Kecil. 
Ada juga tools bernama Kenali Alergi Si Kecil
Dari Gejala-Gejala Berikut: Mama dapat
mengetahui apa saja gejala alergi yang biasa
dirasakan oleh Si Kecil. Terakhir, Mama bisa
menggunakan tools Deteksi Risiko Keturunan
Alergi Si Kecil yang akan membantu Mama
menemukan jawaban adanya risiko alergi pada
tubuh Si Kecil.
Sumber

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...

10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...

Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...


Oleh dr. Jesica Chintia Dewi
Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Cara Mengatasi Bayi Tidak Mau Pakai Dot

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
MENYUSUI

13 Tips ASI
Eksklusif dengan
Memompa ASI
 Pembahasan dalam artikel :
 Apa saja yang harus Mama ketahui untuk
mendapatkan ASI eksklusif dengan memompa ASI?

Memompa ASI adalah senjata andalan bagi


Mama bekerja. Bahkan sebelum cuti hamil
Mama berakhir pun sebaiknya sudah harus
membiasakan diri dengan jadwal dan rutinitas
menghasilkan ASI eksklusif dengan memompa
ASI, agar saat Mama kembali bekerja suplai ASI
untuk si Kecil tetap terjaga.
Apa saja yang harus Mama
ketahui untuk mendapatkan
ASI eksklusif dengan
memompa ASI?
1. Dalam 2 minggu pertama setelah melahirkan, Mama
sudah bisa mulai memompa ASI untuk menghindari
pembengkakan payudara. Tapi jangan terlalu terbawa
suasana, karena bila Mama terlalu banyak memompa
ASI dalam minggu awal ini, suplai ASI Mama bisa
jadi terlalu banyak dalam minggu-minggu
berikutnya, sehingga meningkatkan risiko
tersumbatnya saluran ASI dan pembengkakan
payudara. Targetkan untuk memompa sekitar 750-
800 ml per hari pada 7-10 hari setelah melahirkan.
2. Setelah si kecil berumur sekitar 1-2 bulan, Mama bisa
mulai memompa ASI secara rutin dengan jadwal
yang sama yang Mama lakukan ketika akan kembali
bekerja. Lakukan hal ini paling tidak 2 minggu
sebelum Mama kembali bekerja.
3. Proses menghasilkan ASI eksklusif dengan
memompa ASI adalah suatu kebiasaan yang perlu
dilatih, mulai dari menyiapkan pompa, mencari
pengaturan yang paling sesuai agar Mama bisa
memompa ASI dengan efektif dan efisien, dan
menjaga agar Mama tetap rileks selama proses
pemompaan.
4. Idealnya saat Mama kembali bekerja, Mama
memompa ASI untuk menggantikan waktu menyusui
yang terlewatkan selama Mama bekerja. Jadi kira-
kira selama 8 jam waktu bekerja, Mama akan
memompa ASI sebanyak 3 kali. Tapi Mama bisa
menyesuaikan jadwal ini sesuai dengan kebutuhan
dan jadwal menyusui si kecil. 
5. Misalnya, bila si kecil menyusui setiap 2 jam sekali,
Mama bisa mengatur jadwal agar bisa menyusui lebih
jarang, tapi dengan durasi yang lebih lama. Bila sama
sekali tidak sempat memompa ASI selama bekerja,
atur jadwal untuk memompa ASI di rumah, misalnya
setelah bangun di pagi hari, sebelum berangkat
bekerja, setelah si kecil tertidur, dan di malam hari.
6. Durasi pemompaan ASI biasanya tergantung jumlah
ASI yang Mama produksi. Sebaiknya Mama
memompa sampai ASI sudah tidak keluar lagi. Atau
bahkan bila Mama sedang ingin meningkatkan
produksi ASI, pompa terus payudara Mama bahkan
sampai beberapa menit setelah ASI berhenti keluar
untuk melatih tubuh Mama untuk memproduksi ASI
lebih banyak. Tapi umumnya 15 menit untuk setiap
payudara sudah cukup untuk memompa ASI Mama.
7. Atur pompa dalam pengaturan yang paling efektif
dan efisien untuk memompa ASI Mama. Setiap
Mama memiliki pengaturan yang berbeda-beda
sesuai dengan bentuk tubuh masing-masing. Yang
perlu diingat adalah hisapan yang paling keras tidak
selalu berarti paling efektif dalam mengeluarkan ASI.
Bila hisapan menyakitkan payudara Mama, berhenti
sejenak dan atur ulang breast pump Mama.
8. Tetaplah rileks selama proses pemompaan. Bersandar
ke kursi Mama serta mendengarkan musik yang
menenangkan bisa sangat membantu. Aroma ataupun
suara si kecil bisa sangat membantu, jadi bila perlu
Mama bisa membawa pakaian atau rekaman suara si
kecil untuk membantu proses pemompaan ASI
Mama.
9. Ada baiknya Mama mengawasi jumlah ASI yang
dipompa selama 24 jam dalam waktu 10 hari. Bila
rata-rata produksi ASI kurang dari 350 ml per hari,
ada kemungkinan produksi ASI Mama kurang. Tapi
hal ini bisa juga disebabkan oleh hal lain (cek artikel
20 Penyebab Berkurangnya Produksi ASI).
10. Idealnya, setiap hari Mama memompa sebanyak
8-10 kali per hari, termasuk saat menyusui si kecil.
Jadi bila si kecil hanya menyusui 6 kali sehari,
pompa ASI Mama sebanyak 2-4 kali sehari untuk
menjaga produksi ASI Mama. Hindari tidak
memompa atau menyusui selama lebih dari 5-6 jam
pada bulan-bulan awal.
11. Bila Mama kesulitan mendapatkan ASI yang
cukup saat memompa, menambahkan 1-2 sesi singkat
pemompaan ASI akan sangat membantu
12. Bila si kecil belum menyusui pada hari-hari awal
setelah kelahiran, memompa ASI dengan tangan
adalah cara paling efektif untuk mengeluarkan
colostrums. Untuk stimulasi tambahan, pompa ASI
selama 10-15 menit di masing-masing payudara.
13. Bila setelah menyusui payudara Mama masih
terasa penuh, pompa ASI selama 10-15 menit di
masing-masing payudara setelah si kecil selesai
menyusui

Hal yang paling penting diingat adalah prinsip


dasar menyusui: semakin sering Mama
menyusui, maka produksi ASI Mama akan
semakin banyak. Tubuh Mama pada akhirnya
akan menyesuaikan diri memproduksi ASI sesuai
dengan kebutuhan si kecil. Jadi selama Mama
sehat, tidak stres, dan cukup istirahat, seharusnya
Mama tidak akan menemui masalah dalam
memenuhi kebutuhan si kecil. Bila Mama
mendapatkan masalah, jangan ragu bertanya pada
keluarga, teman, ataupun konsultan laktasi.
Dari informasi soal asi eksklusif dengan
memompa asi di atas semoga Mama masih tetap
semangat memberikan ASI pada Si Kecil ya. 
Mama yang sedang menyusui perlu memastikan
jika asupan makanan dan minuman tetap harus
bernutrisi. Salah satu asupan yang Mama bisa
konsumsi yaitu susu seperti Lactamil Lactasis. Di
dalamnya ada berbagai nutrisi penting baik
makro maupun mikro seperti sumber protein, 
karbohidrat, lemak, dan DHA, omega 6, asam
folat (vitamin B9), vitamin A, C, D3, E, sumber
protein, kalsium, dan zat besi.
Sumber

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...

10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...

Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...


Oleh dr. Jesica Chintia Dewi

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...


Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. 13 Tips ASI Eksklusif dengan Memompa

ASI
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Pengaruh Obat-
obatan pada Janin
 Pembahasan dalam artikel :
 Apa Pengaruh Obat-obatan pada Janin?
 Obat Alami saat Hamil agar Janin Sehat

Perubahan hormon di masa kehamilan


menyebabkan keluhan mual dan muntah yang
dialami Ibu. Makin tinggi kadar hormon, makin
cepat merangsang muntah.

Apa Pengaruh Obat-obatan


pada Janin?
Ketika Ibu ingin mengonsumsi obat anti mual
untuk menghentikannya, ingatlah bahwa apapun
yang Ibu konsumsi memiliki pengaruh langsung
terhadap janin yang berada dalam kandungan
Ibu. Begitupun juga berlaku untuk obat-obatan
lainnya yang biasa Ibu konsumsi sebelum hamil. 
Berikut ini adalah beberapa saran berguna untuk
Ibu yang sedang hamil dan ingin menggunakan
obat-obatan tertentu untuk mengobati penyakit
Ibu:
 Saat hamil penyerapan obat menjadi terganggu
karena lamanya pengisian cairan ke lambung yang
disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron.
Pengeluaran zat sisa obat-obatan yang dikonsumsi
oleh ginjal juga akan meningkat selama kehamilan.
Hal inilah yang menyebabkan pemakaian obat selama
kehamilan sangat berbahaya, karena akan diangkut
bersama nutrisi oleh darah ke plasenta bayi.
 Bila dokter memberikan resep obat-obatan tertentu,
ikutilah petunjuknya dengan tepat. Beberapa obat,
seperti yang tercantum pada resep Ibu selama hamil,
pasti terbukti aman digunakan.

Obat Alami saat Hamil agar


Janin Sehat
Sebisa mungkin, gunakan alternatif non-obat
untuk mengatasi masalah kesehatan ringan
selama kehamilan, misalnya:
1. Sembelit: Atasi dengan makan-makanan berserat dan
minum banyak air putih.
2. Hidung tersumbat: Gunakan semprot air garam.
3. Mual dan muntah: Hindari makanan atau minuman
yang berbau tajam dan konsumsi makanan atau
minuman yang rendah lemak, gula atau terlalu
banyak residu.
4. Demam: Kompres dengan air dingin di dahi dan area
ketiak, minum air putih yang cukup, makan makanan
yang bergizi dan beristirahat dengan baik. Bila Ibu
mengalami demam lebih dari 3 hari segeralah
konsultasikan dengan dokter.

Konsultasikan ke dokter kandungan sebelum


mengonsumsi obat tertentu. Untuk Mama yang
ingin mengetahui informasi soal kehamilan
secara lengkap, bisa mengaksesnya melalui tools
yang disediakan oleh Nutriclub lewat fitur
berikut:
 Deteksi Potensi Mama Melahirkan Prematur – Mama
akan dibantu untuk mendapatkan informasi faktor
risiko persalinan  apa saja yang bisa membuat Mama
melahirkan secara prematur melalui tes yang Mama
lakukan sebelumnya.
 Deteksi Potensi Mama Melahirkan Caesar – Mama
akan dibantu untuk mencari tahu apakah ada potensi
melahirkan secara caesar melalui beberapa tes.
 Ensiklopedia Kehamilan untuk New Parents – Mama
akan dibantu untuk mendapatkan informasi tentang
perkembangan si Kecil dalam kandungan dari
minggu ke minggu, gaya hidup dan kesehatan, resep
dan nutrisi yang baik untuk Mama dan janin melalui
My Pregnancy Today!
 Jangan Cemaskan Mitos Selama Kehamilan – Segala
hal seputar mitos yang berhubungan dengan 
kehamilan seperti asupan gizi, perkembangan janin,
gaya hidup, dan psikologi akan dibahas oleh Lactamil
Expert. 

Semoga informasi di atas membantu ya, Ma!

Artikel Terkait

Kalkulator Masa Subur: Pantau Siklus...

7 Cara Merawat Luka Operasi Caesar dan...

Penyebab Perut Buncit Setelah...

20 Vitamin A untuk Bayi: Manfaat dan...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Pengaruh Obat-obatan pada Janin

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product


 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI

Berapa Jam Sekali Bayi Minum ASI? Ini Cara


Menghitung Asupan ASI Si Kecil

 Pembahasan dalam artikel :

 Berapa Jam Sekali Bayi Minum ASI?


 Perhitungan Kebutuhan ASI si Kecil
 Bila Konsumsi ASI si Kecil Lebih Banyak dari Perhitungan
 Bila Konsumsi ASI si Kecil Lebih Sedikit dari Perhitungan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya bayi berumur 1-6 bulan mengkonsumsi ASI sekitar 750 ml per
hari. Konsumsi ASI harian setiap bayi berbeda-beda, tapi rata-rata konsumsi ASI hariannya adalah 570-900 ml
per hari. Informasi ini bisa Ibu gunakan untuk menentukan jumlah ASI yang perlu Ibu siapkan secara
keseluruhan dan jumlah ASI yang Ibu simpan dalam tiap kemasan penyimpanan untuk mengurangi ASI yang
terbuang karena tidak habis.

Berapa Jam Sekali Bayi Minum ASI?


Cara menghitung konsumsi ASI si Kecil:

 Perkirakan berapa kali sehari (dalam 24 jam) si kecil menyusui


 Lalu hitung 750 ml dibagi dengan perkiraan berapa kali si kecil menyusui dalam sehari
Contoh: Kalau si kecil menyusui 8 kali sehari, berarti si kecil menghabiskan sekitar 93-94 ml dalam sekali
penyusuan (750/8 = 93.75) Perhitungan ini akan berubah bila si kecil sudah mulai mendapatkan MPASI yang
membuat konsumsi ASI-nya perlahan berkurang. Tapi ASI tetap menjadi asupan nutrisi utama si kecil selama
tahun pertama. Karena jumlah MPASI yang diterima setiap bayi saat dia berumur 6-12 bulan berbeda-beda,
asupan ASI yang dibutuhkan setiap bayi juga berbeda. Sebuah penelitian menunjukkan rata-rata ASI yang
dikonsumsi bayi berumur 7 bulan adalah 875 ml per hari dan untuk bayi berumur 11-16 bulan adalah 550 ml
per hari. Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi ASI balita yang berumur 12-24 bulan adalah 400-550
ml per hari dan untuk balita berumur 24-36 bulan adalah 300-360 ml per hari.  

Perhitungan Kebutuhan ASI si Kecil


Saat mempersiapkan simpanan ASI untuk si kecil ketika Ibu akan kembali bekerja, Ibu pasti ingin tahu apakah
ASI yang sudah Ibu siapkan sudah sesuai dengan kebutuhan si kecil. Bagaimana cara yang paling tepat untuk
memperkirakan kebutuhan ASI harian si kecil? 

Konsumsi ASI bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif meningkat cepat pada beberapa minggu pertama setelah
kelahirannya, lalu tidak berubah dan tidak terpengaruh oleh umur dan berat badannya saat dia berumur 1 – 6
bulan. Kemudian setelah dia berumur 6 bulan atau setelah dia mulai mendapatkan MPASI (Makanan
Pendamping ASI), konsumsi ASInya akan perlahan berkurang.

Bila Konsumsi ASI si Kecil Lebih Banyak dari Perhitungan


Kalau si kecil menghabiskan ASI lebih banyak dari perhitungan Ibu, Ibu perlu mengecek apakah si kecil diberi
terlalu banyak ASI (overfeeding) ketika Ibu sedang tidak di rumah. Overfeeding bisa disebabkan oleh:

1. Botol dengan dot yang alirannya terlalu cepat. Dot dengan aliran yang cepat meningkatkan resiko overfeeding, karena
si kecil akan kewalahan menerima aliran ASI sehingga dia tidak bisa mengontrol kapan dia harus berhenti karena
kenyang. Ibu bisa mengecek kecepatan aliran dot si kecil dengan memperhatikan tetesan ASI yang keluar dari dot saat
botol dibalikkan. Kecepatan aliran yang bisa dengan mudah dikendalikan oleh si kecil adalah satu tetes ASI setiap
detik.
2. Memberikan ASI dalam botol kepada si kecil setiap dia menangis. Tangisan bayi tidak selalu berarti dia lapar, jadi bila
dia diberikan ASI setiap kali dia menangis, maka resiko overfeeding akan menjadi lebih besar. Bila si kecil menangis,
cek apakah dia menangis karena menginginkan ASI atau karena hal lain seperti mengantuk, minta digendong, dan lain
sebagainya.
3. Si kecil suka mengempeng. Saat menyusui langsung dari Ibu, si kecil bisa mengontrol jumlah ASI yang keluar dan
hanya akan meminum sedikit ASI bila dia hanya ingin mengempeng (comfort sucking). Tapi saat minum ASI dari
botol, dia tidak bisa mengontrol aliran ASI yang keluar, sehingga dia akan meminum ASI walaupun dia tidak lapar.
Akibatnya: overfeeding. Pertimbangkan memberikan si kecil hal lain selain botol susu untuk memenuhi kebutuhannya
mengempeng.

Bila Konsumsi ASI si Kecil Lebih Sedikit dari Perhitungan


Bila si kecil mengkonsumsi ASI lebih sedikit dari perhitungan Ibu, bisa jadi dia melakukan reverse-cycling, di
mana dia hanya meminum ASI dari botol untuk menghilangkan rasa laparnya, lalu menunggu Ibu untuk
memuaskan rasa laparnya dengan menyusui dari Ibu secara langsung. Bila hal ini terjadi, si kecil akan
menyusui lebih sering dan dalam durasi lebih lama dari biasanya begitu Ibu kembali ke rumah.

Reverse-cycling biasa terjadi pada bayi ASI Eksklusif, terutama pada bayi yang baru belajar minum ASI dari
botol. Ada beberapa tips untuk Ibu bila si kecil melakukan reverse-cycling:

1. Bersabar. Anggap saja reverse-cycling ini sebagai suatu pujian karena si kecil lebih memilih Ibu daripada ASI dalam
botol
2. Simpan ASI dalam jumlah yang lebih sedikit per botol agar tidak banyak ASI yang terbuang
3. Jangan terlalu khawatir si kecil kelaparan karena tidak minum ASI dalam waktu lama, karena sebenarnya beberapa bayi
tidur sepanjang malam selama 8 jam tanpa mengkonsumsi ASI. Awasi saja pertumbuhan berat badan si kecil dan
jumlah popok kotornya untuk memastikan si kecil mendapatkan ASI yang cukup
4. Pastikan si kecil mendapatkan waktu yang cukup untuk menyusui langsung dari Ibu saat Ibu berada di rumah

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...

10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...

Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...


Oleh dr. Jesica Chintia Dewi

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Artikel Lainnya

1. Home
2. Artikel
3. Berapa Jam Sekali Bayi Minum ASI? Ini Cara Menghitung Asupan ASI Si Kecil
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada

Nutriclub Expert Advisor Sekarang!

Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI

Weaning With Love,


Menyapih Dengan
Cinta
 Pembahasan dalam artikel :
 Metode Penyapihan pada Anak Bayi
 Trik agar proses menyapih berjalan lancar:
 Yang perlu dihindari dari proses weaning with love:
Menyapih dengan cinta, itulah arti dari Weaning
with Love. Proses menyapih anak adalah hal
terberat yang dilakukan Ibu kepada buah hatinya.
Perjuangan berat ketika Ibu memutuskan untuk
tidak memberikan ASI lagi. Rasa sedih,
kehilangan, tidak hanya melanda buah hati tetapi
juga Ibu. Karena itu, menyapih dengan cinta
sangat diperlukan dalam proses pemutusan ASI
untuk meningkat ke tahap selanjutnya, minum
susu dari gelas. Dalam proses menyapih ini, tidak
hanya melibatkan anak dan Ibu, tetapi dukungan
Ayah juga penting.

Metode Penyapihan pada


Anak Bayi
Mengapa anak perlu disapih? Memang tidak ada
aturan usia berapa saat yang tepat untuk
menyapih buah hati Ibu dan Ayah. Namun,
banyak orang yang melakukannya saat buah hati
sudah beranjak dua tahun.
Menyapih adalah suatu proses berhentinya masa
menyusui secara berangsur-angsur atau
sekaligus. Proses tersebut dapat disebabkan oleh
berhentinya sang anak dari menyusu pada Ibu.
Atau bisa juga berhentinya Ibu untuk menyusui
anaknya. Atau bisa juga keduanya. Masa
menyapih ini merupakan pengalaman emosional
bagi Ibu, anak juga Ayah.
Metode penyapihan dibagi menjadi 2, yaitu:
1.Natural weaning atau Baby Led
Weaning ataupenyapihan alami (tidak
memaksa dan mengikuti tahapan
perkembangan anak)
2.Mother led weaning (Ibu yang menentukan
kapan saat menyapih anaknya).
Dari dua metode itu, menyapih alami yang
paling dianjurkan. Mengapa? Karena secara
psikologis, dampaknya paling ringan. Umumnya,
pada awal proses penyapihan, reaksi anak yang
disapih biasanya rewel dan gelisah. Dengan
penyapihan alami, semua itu bisa dihindari
mengingat saat memasuki usia batita sebetulnya
ketergantungan anak pada ASI sudah semakin
berkurang.
Sementara dalam “Mother Led Weaning” yang
dibutuhkan adalah kesiapan mental Ibu juga
dukungan dari lingkungan, terutama Ayah,
sebagai sosok yang dapat memberikan
kenyamanan. Bila sudah mantap untuk
menyapih, lakukanlah penyapihan dengan sabar
dan tidak terburu-buru karena sikap Ibu dalam
menyapih berpengaruh pada kesiapan si balita.
Agar proses menyapih berjalan lancar, dapat
menerapkan apa yang disarankan beberapa ahli
laktasi yaitu :
Proses menyapih dilakukan secara bertahap.
Misalnya frekuensi menyusui dikurangi dari 4
kali menjadi 3 kali hingga akhirnya berhenti
sama sekali.
Di waktu-waktu harusnya anak menyusui, Ibu
harus memberikan kesibukan pada si anak
misalnya dengan bermain, membacakan buku,
atau memberikannya snack yang sehat.
1. Jangan menyapih di saat anak sedang tidak sehat,
sedih, kesal atau marah.
2. Hindari menyapih anak dari menyusu ke benda lain
seperti empeng, botol susu, bantal, dan lain
sebagainya.
3. Lakukan komunikasi dengan baik, penuh cinta,
karena walau masih kecil jika diberikan pengertian,
buah hati Ibu dan Ayah pasti mengerti.
4. Ibu jangan stress saat melakukan proses menyapih.
5. Jangan menyapih secara berdadak, harus bertahap.

Trik agar proses menyapih


berjalan lancar:
1. Sebelum proses menyapih, perkenalkan atau ajari
anak minum lewat gelas atau cangkir.
2. Ubah jadwal minum susunya.
3. Perbanyak makanan padatnya.
4. Lakukan training cup.

Yang perlu dihindari dari


proses weaning with love:
1. Jangan mengoleskan obat merah atau menempelkan
apapun pada payudara Ibu, dengan dalih agar si anak
tidak mau menyusu.
2. Jangan menawarkan ASI jika anak menangis atau
rewel.
3. Jangan memperkenalkan botol susu, dot, empeng.
4. Jangan memaksa.

Artikel Terkait

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...

10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak...

Artikel Lainnya
1. Home
Artikel 2.

3. Weaning With Love, Menyapih Dengan

Cinta
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI

Perkembangan
Janin pada
Trimester Pertama
Trimester pertama merupakan masa yang penting
bagi Ibu hamil. Pasalnya ketika awal mula
kehamilan, yakni pada dua minggu pertama saat
sel sperma bertemu dengan sel telur, janin yang
masih berupa bola kecil mungil mulai memiliki
ratusan sel yang terus-menerus bertambah.
Di usia tiga minggu kehamilan, sejumlah sel
yang membelah akan membentuk plasenta dan
memproduksi hormon human Chorionic
Gonadotropin (hCG) yang berfungsi untuk
menghentikan pengeluaran sel telur oleh rahim.
Tak hanya itu, tubuh Ibu juga akan memproduksi
lebih banyak hormon estrogen dan progestron
yang mendukung pertumbuhan plasenta si Kecil.
Pada usia ini pula, cairan ketuban yang
melindungi si Kecil dalam beberapa bulan ke
depan mulai berkumpul di sekitar janin.
Memasuki usia empat minggu, besar janin Ibu
akan seukuran biji opium. Janin akan terdiri dari
dua lapisan pembentuk organ tubuh, yaitu
epiblast dan hypoblast. Tak hanya janin, plasenta
yang terdiri dari dua lapisan juga mulai membuat
jalur di dinding rahim Ibu. Dengan begitu, darah
dan asupan nutrisi kelak bisa sampai ke si Kecil.
Pada usia kehamilan lima minggu, lapisan
embrio akan bertambah menjadi tiga lapisan
(ektoderm, mesoderm dan endoderm). Ketiga
lapisan tersebut akan membentuk jaringan dan
organ tubuh. Lapisan ectoderm nantinya akan
membentuk organ-organ tabung saraf, seperti
otak, sumsum tulang belakang, dan tulang
punggung. Lapisan tengah atau mesoderm akan
mulai membentuk jantung dan sistem sirkulasi
darah. Sementara lapisan endoderm merupakan
lapisan terakhir tempat di mana paru-paru, usus,
hati, dan pankreas akan terbentuk. Pada usia ini,
plasenta dan tali pusat sudah mulai berfungsi
untuk mengantarkan oksigen dan nutrisi penting
dari tubuh Ibu ke janin.
Pada usia kehamilan enam hingga delapan
minggu, pertumbuhan janin Ibu akan
berkembang dengan sangat cepat. Janin yang
mulanya berukuran sebesar biji lentil akan
bertambah besar hingga seukuran kacang merah
sampai akhir minggu kedelapan. Di minggu
keenam, kepala, lengan tangan dan kaki janin
yang mulai terbentuk ditandai dengan munculnya
tonjolan-tonjolan kecil dan nantinya akan muncul
mata dan jari jemari di akhir minggu kedelapan.
Ibu ingin tahu salah satu fakta menarik? Pada
usia enam minggu ini jantung janin akan
berdetak dua kali lebih kencang daripada detak
jantung Ibu sendiri.
Jantung janin akan selesai terbagi menjadi empat
bagian di minggu kesembilan kehamilan. Dengan
terbentuknya empat bilik jantung tersebut, katup-
katup jantung pun mulai tumbuh. Di usia
kandungan ini mata janin sudah memiliki
kelopak namun masih tetap tertutup. Pada usia
sepuluh minggu, organ-organ vital seperti ginjal,
usus, otak dan hati sudah mulai berfungsi.
Usia kehamilan sebelas hingga dua belas minggu,
fisiologi janin sudah semakin sempurna. Saat
ukurannya sudah sebesar jeruk nipis, kemampuan
refleks janin juga sudah muncul. Bayi Ibu bisa
menggerakkan jari-jari tangannya dengan
gerakan membuka dan menutup.
Agar perkembangan janin tiap minggunya
berjalan lancar tanpa komplikasi, Ibu perlu
memperhatikan kandungan nutrisi yang
dibutuhkan sepanjang kehamilan. Rutinlah
mengonsumsi sayur, buah-buahan, daging dan
kacang-kacangan untuk mendapat gizi penting, di
antaranya protein, vitamin, asam folat, kalsium
dan zat besi.

Artikel Terkait

Sakit Pinggang Belakang Tanda Hamil dan...

Perkembangan Janin 12 Minggu

Perkembangan Janin Usia 20 Minggu


Biaya Operasi Caesar yang Perlu Mama...

Manfaat Prenatal Yoga Bagi Ibu Hamil...

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Perkembangan Janin pada Trimester Pertama

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product


 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI

Seputar Skin to Skin Contact Saat Bayi


Demam
 Pembahasan dalam artikel :

 Apa Itu Skin to Skin pada Bayi Demam?

Demam pada si kecil memang bikin panik ya, Ma. Jangan khawatir dan jangan terburu-buru membawanya ke
dokter, terutama jika panasnya masih di bawah 39 derajat celcius.

Apa Itu Skin to Skin pada Bayi Demam?


Sebelum dibawa ke dokter atau diberi paracetamol, lakukanlah skin to skin contact. Dimana Ibu meletakkan si
kecil dalam pelukan Ibu tanpa pakaian dan tanpa selimut sehingga kulit Ibu dan si kecil akan saling
bersentuhan. Bisa dalam posisi berbaring di dada Ibu, digendong, atau ketika si kecil tertidur, peluk dan
‘tempelkan’ sebanyak mungkin bagian kulit Ibu padanya.

Walau terlihat tidak mungkin, skin to skin contact ini memang terbukti cukup ampuh menurunkan panasnya.
Secara otomatis, suhu panas dari tubuh si kecil akan ‘mencari’ permukaan lain yang lebih dingin, yakni kulit
Ibu. Setelah panasnya terserap oleh Ibu, demamnya akan berangsur-angsung menghilang. Tenang Ma,
permukaan kulit Ibu yang jauh lebih luas daripada si kecil akan mampu menyalurkan suhu panas ini ke seluruh
tubuh sehingga Ibu tidak ikut demam.

Melalui kontak langsung dengan Ibu, suhu tubuh si kecil akan lebih stabil. Pun dengan detak jantungnya.
Seketika, ia akan merasa lebih nyaman dan aman. Lakukan skin to skin contact sesering mungkin saat ia
demam atau sedang rewel. Skin to skin contact ini juga jadi metode paling mudah untuk menenangkan si kecil,
mulai dari baru lahir hingga ia berusia balita karena berdekatan dengan Ibu atau Ayah merupakan ‘habitat’
alami si kecil lho.

Artikel Terkait

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Stimulasi Perkembangan Anak agar...


Tips Membuat Nursing Apron Berdasarkan...

Great Mama Comes with Great Preparation

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...

Artikel Lainnya

1. Home
2. Artikel
3. Seputar Skin to Skin Contact Saat Bayi Demam

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada

Nutriclub Expert Advisor Sekarang!

Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN
6 Cara Menjaga
Kesehatan Rahim
 Pembahasan dalam artikel :
 6 Cara Menjaga Kesehatan Rahim

6 Cara Menjaga Kesehatan


Rahim
Rahim yang sehat berhubungan dengan
kesuburan seorang wanita dan kelancaran
rencana hamil serta persalinan. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kesehatan rahim di
antaranya adalah peredaran darah yang optimal,
fungsi sistem syaraf, serta nutrisi yang seimbang.
Kalau Ibu mengalami gejala seperti sakit
berlebihan saat datang bulan, pernah mengalami
infeksi kandung kemih, keputihan, siklus datang
bulan tidak teratur, dll, ada kemungkinan rahim
Ibu kurang sehat. Lalu bagaimana caranya untuk
menjaga kesehatan rahim Ibu? Beberapa tips
berikut ini semoga bisa membantu Ibu:
1. Jaga asupan nutrisi dan pola makan Ibu
Ikan yang kaya asam lemak Omega 3 seperti
mackerel dan salmon membantu pengeluaran
prostaglandin, yaitu zat menyerupai hormon yang
membuat rahim berkontraksi terlalu keras,
sehingga menyebabkan rasa sakit. Selain itu,
makanan kaya asam folat dan beta karoten,
misalnya gandum, juga baik bagi rahim. Vitamin
C juga membantu meningkatkan daya tahan
rahim terhadap bakteri dari luar tubuh. Pola
makan sehat dengan nutrisi seimbang yang
disarankan adalah rendah gula buatan, rendah
lemak trans, mengandung karbohidrat baik, kaya
zat besi serta protein, dan kaya gandum, sayuran,
dan buah-buahan.
2. Check-up rutin ke ginekolog, idealnya
setahun sekali
Pap smear rutin membantu mendeteksi adanya
penyakit sedini mungkin. Semakin cepat masalah
teratasi, metode penanganan menjadi semakin
sederhana dan peluang kesembuhan menjadi
lebih besar. Kalau Ibu memiliki masalah spesifik
yang Ibu khawatirkan yang berhubungan dengan
sistem reproduksi Ibu, konsultasikan masalah ini
pada ginekolog Ibu agar dokter bisa melakukan
beberapa tes bila perlu. Misalnya, pendarahan
yang berlebihan saat datang bulan, rasa sakit
yang parah saat datang bulan, ataupun datang
bulan yang tidak teratur.
3. Olahraga secara teratur
Berolahraga membantu Ibu menjaga berat badan
sehat. Berat badan sehat yang dianjurkan adalah
BMI (Body Mass Index) antara 20-27. Olahraga
juga membantu melancarkan peredaran darah,
sehingga berpengaruh positif pada kesehatan
sistem reproduksi Ibu, termasuk rahim. Banyak
ahli yang berpendapat bahwa berenang adalah
olahraga terbaik untuk memperkuat rahim.
Berenang selama 2 jam per minggu membantu
mengurangi sakit punggung, meredakan sakit
datang bulan, serta membuat proses persalinan
menjadi lebih mudah. Tapi jaga agar Ibu tidak
berolahraga secara berlebihan pula, karena hal
tersebut justru bisa membuat siklus datang bulan
Ibu menjadi tidak teratur.
4. Hindari kebiasaan menahan buang air kecil
Kebiasaan menahan buang air kecil membuat zat
yang seharusnya dibuang justru terakumulasi
dalam kandung kemih dan menyebabkan infeksi
kandung kemih.
5. Berhenti merokok
Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa
zat penyebab kanker yang terdapat dalam rokok
bisa terkonsentrasi pada cairan tubuh di sekitar
leher rahim. Kebiasaan merokok pada jangka
panjang berefek negatif, bahkan membahayakan
terhadap rahim
6. Waspada bila keputihan
Sebaiknya Ibu berkonsultasi pada ginekolog bila
Ibu mengalami keputihan yang berlebihan,
kekuningan, ataupun berbau, karena hal ini
biasanya merupakan indikasi awal kemungkinan
terjadinya masalah pada rahim Ibu.
Tips-tips di atas akan membantu Ibu menjaga
kesehatan rahim Ibu, sehingga rencana hamil Ibu
pun bisa berjalan dengan lebih lancar. Selamat
mencoba!

Artikel Terkait

Kalkulator Masa Subur: Pantau Siklus...

7 Cara Merawat Luka Operasi Caesar dan...

Penyebab Perut Buncit Setelah...

20 Vitamin A untuk Bayi: Manfaat dan...

Artikel Lainnya
1. Home
Artikel 2.

3. 6 Cara Menjaga Kesehatan Rahim

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI

Memperkenalkan si
Kecil pada ASI
dalam Botol
 Pembahasan dalam artikel :
 Masa Awal Pengenalan Konsumsi ASI
 Dot yang Paling Baik untuk Anak
 Cara Pemberian ASI untuk Anak

Setelah cuti melahirkan selesai dan Ibu mulai


kembali bekerja, tidak hanya Ibu yang harus
membiasakan diri dengan jadwal dan kebiasaan
memompa ASI. Si kecil pun harus dibiasakan
untuk minum ASI dari botol, karena tidak semua
bayi melakukan transisi ke botol bayi dengan
mudah.

Masa Awal Pengenalan


Konsumsi ASI
Saat yang paling tepat untuk mengajarkan si kecil
untuk minum ASI dari botol adalah saat dia
berumur antara 3 – 6 minggu. Untuk
menghindari bingung puting (nipple confusion),
hindari memberikan ASI dengan botol sebelum si
kecil berumur 3 minggu. Sebaiknya Ibu mulai
mengajarkan si kecil minum ASI dari botol
paling lambat 2 minggu sebelum Ibu kembali
bekerja. Susui si kecil secara bergantian antara
menyusui langsung dengan menyusui dari botol
agar dia terbiasa dengan perbedaan antara puting
Ibu dan dot bayi.
Bayi kecil Ibu sudah cukup pintar untuk
mengetahui bahwa Ibu mampu memberikan ASI
dari kemasan aslinya, jadi biasanya dia tidak
akan mau minum ASI dari botol bila Ibu yang
memberikannya.
Minta bantuan kepada Ayah, anggota keluarga
lain, atau baby sitter atau orang yang akan
menjaga si kecil saat Ibu bekerja untuk
memberikan ASI dari botol kepada si kecil.
Umumnya bayi memang akan menolak saat Ibu
meminumkan ASI dari botol, tapi kadang mereka
tidak keberatan bila ASI dalam botol itu
diberikan oleh orang lain. Saat menyusui dari
botol, cobalah berbagai posisi yang berbeda. Ada
bayi yang suka menyusui dari botol dengan
posisi yang sama seperti saat dia menyusui
langsung, tapi ada juga yang menganggap
menyusui dari botol sebagai kegiatan yang benar-
benar berbeda dengan saat menyusui dengan Ibu.

Dot yang Paling Baik untuk


Anak
Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat
membiasakan si kecil menyusui dari botol adalah
pemilihan dot. Saat pertama kali
memperkenalkan si kecil dengan botol ASI,
gunakanlah dot untuk newborn (newborn nipple),
karena tipe dot ini mengalirkan ASI dengan lebih
lambat.
Pada dasarnya menyusui langsung lebih sulit dari
menyusui dari botol, jadi pemberian ASI dari
botol dengan dot dengan aliran yang cepat akan
meningkatkan resiko nipple confusion, karena si
kecil akan terbiasa menyusui dengan mudah dan
menolak menyusui langsung dari Ibu. Selain itu,
dot dengan aliran yang cepat meningkatkan
resiko overfeeding, karena si kecil akan
kewalahan menerima aliran ASI sehingga dia
tidak bisa mengontrol kapan dia harus berhenti
karena kenyang.
Ibu bisa mengecek kecepatan aliran dot si kecil
dengan memperhatikan tetesan ASI yang keluar
dari dot saat botol dibalikkan. Kecepatan aliran
yang bisa dengan mudah dikendalikan oleh si
kecil adalah satu tetes ASI setiap detik.
Cobalah berbagai dot dari jenis bahan yang
berbeda-beda untuk mengetahui mana yang
paling cocok dengan si kecil. Untuk membantu si
kecil membiasakan diri dengan dot karet, coba
hangatkan dot dengan air hangat atau bahkan
mendinginkan dotnya di kulkas bila si kecil
sedang tumbuh gigi.
Biasakan si kecil untuk menghisap dengan
sebagian besar dot berada di dalam mulutnya
(posisi dot seperti posisi puting Ibu saat
menyusui), agar si kecil tidak menjadi malas dan
hanya menghisap ASI dari ujung dot saja. Kalau
si kecil terbiasa posisi menghisap ini bahkan
pada saat menyusui langsung dari Ibu, puting Ibu
bisa menjadi lecet dan sakit.
Cara Pemberian ASI untuk
Anak
Salah satu posisi yang bisa dicoba adalah
menyusui sambil menggendong si kecil. Selain
itu, saat si kecil menyusui dari botol, atur posisi
si kecil dengan posisi kepala sedikit lebih tinggi
dari badannya. Hindari menyusui si kecil dari
botol saat dia terbaring, karena air susu bisa
masuk ke bagian tengah telinga dan
menyebabkan infeksi telinga. Hal terpenting
yang harus Ibu ingat adalah jangan pernah
meninggalkan si kecil minum ASI dari botol
tanpa pengawasan orang dewasa untuk
menghindari resiko tersedak.

Sumber

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...


10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...

Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...


Oleh dr. Jesica Chintia Dewi

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Memperkenalkan si Kecil pada ASI dalam

Botol
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini
 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Ibu dan Masa


Laktasi
 Pembahasan dalam artikel :
 Manfaat Laktasi bagi Mama
 Manfaat Laktasi bagi Bayi
 Dasar-dasar Menyusui Bayi

Setelah melewati proses yang panjang, masa


kehamilan dan masa persalinan, tibalah saatnya
Ibu masuk dalam masa laktasi. Masa laktasi
adalah masa dimana Ibu menyusui sendiri sang
buah hati. Melalui menyusui, Ibu dapat
mempercepat proses pemulihan rahim serta dapat
mengurangi berat badan. Pemberian ASI
merupakan hal mutlak yang diberikan pada bayi,
bahkan dianjurkan pada Ibu sehat yang baru
melahirkan untuk mencoba menyusui bayinya
sekitar 30 menit setelah melahirkan.

Manfaat Laktasi bagi Mama


Berikut beberapa keuntungan yang dapat Ibu dan
bayi peroleh dari kegiatan menyusui tersebut.
1. Pemulihan Rahim
Pada waktu menyusui, terjadi perintah di otak
untuk mengeluarkan hormon tertentu (hormon
oksitoksin) yang menyebabkan terjadinya
kontraksi otot rahim untuk pemulihan rahim
setelah proses persalinan. Mempercepat proses
nifas (keluarnya sisa darah di rahim) dan
penyembuhan pembuluh darah yang terluka
akibat persalinan. Proses kontraksi sebagai
pemulihan rahim ini dapat dirasakan pada
minggu pertama setelah melahirkan, yaitu ketika
bayi menghisap ASI secara otomatis proses
tersebut berlangsung.
2. Ekonomis dan Praktis
Melalui pemberian air susu ibu (ASI), Ibu tak
perlu repot-repot membuatkan susu jika buah hati
merasa haus. Ibu dapat langsung memberikan
kapan saja bayi inginkan. Praktis, ekonomis,
lebih higienis serta membantu menguatkan ikatan
tali ikatan antara Ibu dan sang bayi.
3. Sarana KB Alami
Jika Ibu memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan, artinya tanpa ada cairan lain, hal ini juga
merupakan suatu cara untuk ber-KB (Keluarga
Berencana), karena selama pemberian ASI
pengeluaran sel telur dan indung telur bisa
terhambat dan tidak terjadi ovulasi. Tidak
membatasi pemberian ASI, setiap saat bayi
inginkan dan tetap kontinyu. Berapa lama tingkat
masa subur wanita kembali normal tergantung
pada pola menyusui dan kecenderungan tubuh itu
sendiri.
4. Berat Badan Tak Bertambah
Lemak yang menumpuk saat kehamilan akan
terbakar dalam pembentukan kalori yang
dibutuhkan Ibu untuk menyusui. Jika Ibu
mengkonsumsi makanan sebanyak 2.700-2.900
kalori sehari, maka berat badan Ibu akan statis,
tidak bertambah.
5. Memperkecil Resiko Kanker
Pemberian ASI yang cukup lama dapat
memperkecil kejadian kanker ganas
atau karsinoma payudara, dan ovarium atau
kandung telur sebanyak 25 %. Pengurangan
resiko kanker terjadi proporsional dengan durasi
menyusui kumulatif seumur hidup, artinya
semakin banyak bulan atau tahun ibu menyusui,
semakin rendah resiko terkena kanker payudara.
Pada kanker rahim dan ovarium,
tingkat estrogen yang lebih rendah selama
menyusui menyebabkan resiko kedua kanker itu
menurun, penurunan estrogenmenyebabkan
berkurangnya rangsangan terhadap dinding rahim
dan juga jaringan payudara sehingga
memperkecil resiko jaringan menjadi kanker.

Manfaat Laktasi bagi Bayi


1. Mencegah Infeksi
Bayi yang diberikan ASI eksklusif sampai usia
4,5 bulan atau lebih, akan jarang sakit pada
setahun pertama usianya dibandingkan dengan
bayi yang minum susu formula. Menurut
penelitian ilmuwan dari Miami University,
Amerika Serikat, para bayi yang mendapatkan
ASI lebih jarang sakit dan lebih rendah resiko
terinfeksi bakteri candida albicans, yaitu bakteri
penyebab gangguan pada mulut bayi yang
ditandai dengan adanya lapisan putih pada
kerongkongan dan lidah bayi. Biasanya sering
menyerang bayi prematur. Air susu memiliki
daya proteksi terhadap turunannya karena
mengandung antigen. Sistem daya tahan tubuh
bayi yang baru lahir belum terbentuk sempurna
sehingga pemberian ASI mempunyai peranan
penting dalam mencegah infeksi.
2. Mudah Dicerna
ASI dirancang untuk sistem pencernaan bayi
manusia yang masih peka dan berkembang. Oleh
karena itu, susu pengganti yang terbuat dari susu
sapi sebenarnya tidak ideal untuk bayi manusia.
Perkembangan awal yang diperlukan oleh bayi
adalah otaknya bukan ototnya, seperti yang
terdapat pada kandungan susu sapi. Protein pada
ASI juga lebih mudah dicerna sehingga bayi
tidak menderita sembelit. ASI mengandung
protein dan sodium lebih sedikit dari susu sapi,
maka beban kerja pada ginjal bayi akan semakin
sedikit.
3. Untuk Pertumbuhan Gigi
Pada bayi yang minum susu formula biasanya
harus mendorong lidahnya ke depan untuk
mengerem lajunya cairan susu formula dari botol.
Posisi ini dikhawatirkan menyebabkan gangguan
bentuk gigi dan bicara anak. Pemberian ASI juga
berguna untuk perkembangan gigi dan rahang
bayi. Anak yang tidak minum ASI cenderung
lebih sering menghisap jempol.
4. Mencegah Alergi
Pada bayi yang memiliki riwayat alergi,
pemberian ASI sangat dianjurkan karena dapat
mengurangi terjadinya alergi tersebut. Biasanya
alergi akan timbul saat bayi minum susu formula
atau susu sapi, karena system imun masing-
masing bayi berbeda-beda. Alergi terhadap
protein susu sapi atau susu formula yang
mengandung susu sapi merupakan suatu keadaan
dimana manusia memiliki system reaksi
kekebalan tubuh yang abnormal terhadap protein
yang terdapat dalam susu sapi. Alergi susu sapi
80% akan menghilang atau menjadi toleran
sebelum usia 3 tahun.

Dasar-dasar Menyusui Bayi

Artikel Terkait

20 Vitamin A untuk Bayi: Manfaat dan...

11 Manfaat Probiotik untuk Anak Bayi...

14 Penyebab dan Cara Mengobati Alergi...


3 Langkah Mudah Agar si Kecil Tidur...

Lakukan 4 Hal Ini Agar si Kecil Mudah...

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

Artikel Lainnya

Home
1.

2. Artikel

3. Ibu dan Masa Laktasi

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub
0 800 1 360360

0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI

Perbedaan Nutrisi
Ibu Hamil dan Ibu
Menyusui
 Pembahasan dalam artikel :
 Perbedaan Nutrisi Ibu Hamil dan Menyusui
Ibu merupakan satu satunya sumber nutrisi bagi
janin dalam kandungan saat Ibu hamil, demikian
juga saat Ibu menyusui bayinya dengan ASI
eksklusif selama enam bulan pertama kelahiran
bayi.
Jadi asupan nutrisi Ibu harus benar benar
diperhatikan, karena semua yang Ibu makan akan
diserap dan dibawa melalui plasenta untuk
pertumbuhn dan perkembangan janin, sama
halnya saat mama menyusui makin baik nutrisi
Ibu maka ASI mama pun lebih berkualitas
tentunya bayi Ibu akan sehat

Perbedaan Nutrisi Ibu Hamil


dan Menyusui
Dengan adanya janin dalam kandungan mama
maka kebutuhan nutrisi Ibu pun bertambah dari
asupan nutrisi harian sebelum Ibu hamil, yaitu
penambahan Energi sebesar 300 kkal/hari,
tentunya demikian juga dengan Ibu menyusui
pun ada penambahan asupan Energi sebesar 500
kkal/hari (AKG 2004).
Selain energy, ada beberapa zat nutrisi yang
bertambah saat Ibu hamil maupun menyusui.
Kebutuhan protein saat Ibu hamil meningkat
menjadi 67 gram/hari. Protein sangat penting
bagi Ibu untuk membantu dan membangun
jaringan tubuh sedangkan untuk janin protein
sebagain komponen esensial dalam pertumbuhan
dan perkembangan Janin. Sumber protein bisa
diperoleh Ibu dari susu, daging sapi, daging
ayam, telur, ikan, tempe dan tahu
Kebutuhan asam folat sebesar 600 ug/hari dan
seng 11-11,5 mg/hari, asupan asam folat saat Ibu
hamil sangat berguna untuk janin agar terhindar
dari cacat tabung saraf sedangkan untuk Ibu salah
satu fungsi asam folat adalah membantu
pembentukan sel darah merah sehingga Ibu dapat
terhindar dari anemia. Asam folat banyak
terkandung pada hati ayam, ikan, pisang dan
bayam.
Vitamin D pun sangat penting bagi Ibu hamil dan
menyusui, walaupun tidak ada penambahan
kebutuhan vitamin D, tapi vitamin D sangat
bermanfaat bagi janin untuk meningkatkan
sistem kekebalan tubuh sedangkan vitamin D
bagi Ibu untuk memelihara kesehatan tulang dan
memperkuat fungsi otot. Vitamin D banyak
terkandung pada makanan ikan, susu, telur,
jamur, keju dan sinar matahari pagi
Zat besi penting sekali peranannya saat Ibu hamil
karena berguna untuk mencegah anemia dan
pendarahan saat lahir sedangkan untuk janin
untuk mecegah bayi lahir prematur atau berat
badan lahir rendah di bawah 2,5 kg. Kebutuhan
zat besi saat hamil meningkat terutama saat
trimester ketiga menjadi 2,6 mg/ hari.
Sedangkan kebutuhan zat besi saat Ibu menyusui
sebesar 2,8 mg/ hari. Setiap Ibu menyusui akan
mengeluarkan 0,3 mg zat besi yang dikeluarkan
dalam bentuk ASI.
Sumber makanan yang mengandung zat besi
diantaranya daging berwarna merah, sayuran
hijau, kacang, alpukat
Kalsium berfungsi untuk pertumbuhan tulang dan
gigi pada janin sedangkan untuk Ibu hamil untuk
mencegah osteoporosis atau rapuh tulang.
Kebutuhan kalsium saat hamil meningkat,
sehingga perlu tambahan sebesar 950 mg/ hari.
Sedangakan saat mama menyusui asupan kalsium
harus tetap terpenuhi untuk ASI, bila kekurangan
kalsium akan diambil dari persediaan yang ada
pada tubuh Ibu, bahkan dari tulang. Penambahan
kalsium pada Ibu menyusui sama dengan Ibu
hamil. Sumber kalsium banyak terdapat pada
susu dan kacang kacangan.
Kebutuhan mikro nutrisi (vitamin) meningkat
saat menyusui yaitu vitamin C sebesar 120 mg/
hari, vitamin E sebesar 19 mg/ hari dan vitamin
B1 sebesar 1,3 mg/ hari
Sedangkan mikro nutrisi (mineral) seperti seng
13,9 mg/ hari dan selenium sebesar 40 ug/ hari
berfungsi untuk mendukung sistem kekebalan
tubuh agar Ibu sehat setelah melahirkan.
Air walaupun bukan zat nutrisi tapi sangat besar
manfaatnya bagi kesehatan Ibu baik saat hamil
maupun menyusui. Air bisa didapat dari air
minum maupun dari jus buah. Kebutuhan air
pada Ibu hamil sebesar 2,3 liter/hari atau 10 gelas
sedangkan untuk Ibu menyusui kebutuhan air
meningkat menjadi 2,7 liter/hari atau 13
gelas/air. Air berfungsi untuk mencegah
dehidrasi serta terhindar dari sulit buang air
besar.
Untuk itu semua, Ibu sebaiknya tetap menjaga
asupan nutrisi dengan tetap mengkonsumsi
makanan bernutrisi seimbang sehingga untuk Ibu
hamil tetap sehat, prima serta janin yang
dikandungnya pun sehat, sedangkan bagi Ibu
menyusui tetap memberi ASI agar mama dapat
memberi ASI eksklusif sehingga bayi Ibu pun
sehat.

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...

10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...


Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...
Oleh dr. Jesica Chintia Dewi

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Perbedaan Nutrisi Ibu Hamil dan Ibu

Menyusui
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI

20 Penyebab ASI
Berkurang dan Cara
Mengatasinya
 Pembahasan dalam artikel :
 Penyebab Produksi ASI Berkurang
 Cara Meningkatkan Produksi ASI
Seorang orang tua pasti ingin mencukupi
kebutuhan anaknya tersayang. Jadi sebagai Ibu
yang menyusui, Ibu pasti ingin memastikan
bahwa Ibu sudah memproduksi ASI yang cukup
untuk kebutuhan si kecil. Untuk itu, Ibu perlu
mengetahui beberapa hal yang perlu dihindari
karena bisa mempengaruhi produksi ASI Ibu.
Berikut ini beberapa penyebab ASI berkurang.

Penyebab Produksi ASI


Berkurang
1. Si kecil mengonsumsi susu formula tambahan. Pada
dasarnya, semakin banyak si kecil menyusui secara
langsung dari Ibu, tubuh Ibu akan secara otomatis
memproduksi lebih banyak ASI. Jadi bila si kecil
mengkonsumsi susu formula tambahan, konsumsi
ASI si kecil akan berkurang, sehingga pada akhirnya
hal ini menjadi penyebab produksi ASI berkurang.
2. Si kecil mengalami bingung puting. Penghisapan
susu dari botol dengan dot jauh lebih mudah daripada
menghisap ASI dari payudara Ibu. Jadi bila si kecil
sudah terlalu terbiasa minum dari botol, bisa jadi dia
akan menolak menyusui langsung dari Ibu dan lebih
memilih meminum ASI dari botol
3. Jadwal menyusui yang terlalu ketat justru akan
mengganggu siklus produksi susu Ibu. Susuilah si
kecil kapan saja dia lapar dan membutuhkan Ibu
4. Bayi yang mengantuk. Dalam beberapa minggu
pertama, beberapa bayi tidur setiap saat dan hanya
menyusui dalam periode singkat. Sebaiknya tetap
susui si kecil setidaknya setiap 2 jam sekali pada
siang hari dan setidaknya setiap 4 jam sekali pada
malam hari untuk menjaga produksi ASI Ibu
5. Menghentikan proses menyusui sebelum si kecil
selesai menyusui juga bisa mengganggu produksi
ASI Ibu. Selain itu, ASI yang keluar pada tahap akhir
menyusui mengandung kadar lemak yang lebih
tinggi, sehingga membantu bertambahnya berat
badan si kecil
6. Hanya menyusui pada satu payudara saja. Bila Ibu
ingin meningkatkan produksi susu Ibu, susui si kecil
secara bergantian antara payudara kanan dan kiri Ibu.
7. Masalah kesehatan atau masalah anatomi pada bayi
(misalnya lidah terikat/tongue tied) bisa mencegah
bayi meminum ASI secara efisien, sehingga
mengurangi produksi ASI Ibu.
8. Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti antihistamine
dan beberapa decongestant, obat penurun berat badan
atau penekan nafsu makan, vitamin B-6 dosis tinggi
dan lain sebagainya, bisa mengurangi produksi ASI
Ibu. Jadi sebelum Ibu mengkonsumsi obat-obatan
tertentu pada saat menyusui, sebaiknya Ibu
berkonsultasi dulu dengan dokter tentang efeknya
terhadap proses menyusui.
9. Obat KB hormonal akan mengurangi supply ASI Ibu.
Itu sebabnya sebaiknya Ibu tidak mengkonsumsi obat
KB hormonal sebelum minggu ke 6 sampai ke-8
setelah melahirkan, agar tubuh Ibu memiliki waktu
untuk menyiapkan cadangan ASI yang mencukupi
sebelum ‘diganggu’ oleh hormon tambahan.
10. Ibu mengalami hypothyroidism. Beberapa Ibu
mungkin mengalami kondisi ini untuk pertama
kalinya selama kehamilan dan menyusui. Gejala
hypothyroidism di antaranya adalah rambut rontok,
kulit kering, sensitif terhadap suhu dingin, hilang
nafsu makan, kelelahan, depresi, dan bengkak di area
leher. Bila gejala ini terjadi pada Ibu bersamaan
dengan berkurangnya produksi ASI, Ibu perlu
mengecek fungsi thyroid Ibu.
11. Anemia. Ibu yang mengalami anemia juga
memiliki resiko tinggi mengalami tersumbatnya
saluran ASI dan mastitis
12. Rokok. Ibu yang merokok lebih dari 20 batang
rokok dalam sehari sering mengalami penurunan
produksi ASI dan berat badan bayi mereka juga
bertambah lebih lambat.
13. Ibu mengalami penurunan berat badan yang
terlalu cepat. Selama menyusui, disarankan agar berat
badan Ibu tidak turun lebih cepat dari ½ kg per
minggu atau sekitar 2 kg per bulan. Selama Ibu masih
menyusui, berolahragalah dengan bijak dan konsumsi
sekitar 1800 kalori per hari. Hindari obat ataupun
minuman penurun berat badan.
14. Ibu memiliki sejarah masalah hormonal
15. Bila Ibu pernah menjalani operasi payudara, baik
operasi pembesaran ataupun pengecilan payudara,
terutama bila saluran ASI dipotong saat operasi dan
belum tumbuh kembali, Ibu memiliki resiko lebih
besar untuk tidak memproduksi ASI yang cukup.
Sebelum Ibu menjalani operasi seperti ini, ada
baiknya Ibu berkonsultasi dulu ke dokter tentang
rencana Ibu untuk menyusui di masa depan
16. Bila plasenta tidak diangkat secara baik atau bila
Ibu mengalami nifas yang berlangsung lebih dari 6
minggu.
17. Si kecil diberikan MPASI sebelum dia berumur
6 bulan. Hal ini mengakibatkan dia akan menyusui
lebih sedikit, sehingga produksi ASI Ibu juga akan
berkurang.
18. Kehamilan. Perubahan hormon selama masa
kehamilan mengakibatkan berkurangnya produksi
ASI
19. Ibu kembali bekerja sebelum si kecil berumur 6-
8 minggu. Beri waktu bagi tubuh Ibu untuk
mengembangkan suplai ASI secara mencukupi.
Setelah Ibu kembali bekerja, pompa ASI secara rutin
dan terus susui si kecil secara langsung saat Ibu
berada di rumah.
20. Konsumsi alkohol dan kafein yang berlebihan.
Batasi konsumsi kafein Ibu kurang dari 4-5 cangkir
kopi per hari dan batas konsumsi alkohol sampai
kurang dari satu kali per hari.

Cara Meningkatkan
Produksi ASI
1. Tingkatkan frekuensi menyusui
2. Rutin mempoma ASI atau pumping ASI
3. Perhatikan perlekatan (latch on) pada bayi
4. Menyusui dari kedua payudara
5. Pastikan nutrisi Ibu tercukupi

Sumber

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...

10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...


Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...
Oleh dr. Jesica Chintia Dewi

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. 20 Penyebab ASI Berkurang dan Cara

Mengatasinya
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub
0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Menjaga Berat
Badan Ideal Saat
Hamil
 Pembahasan dalam artikel :
 Bagaimana mengatur berat badan selama kehamilan?

Selama masa kehamilan, Ibu disarankan untuk


menjaga kesehatan terutama terhadap masalah
kecukupan nutrisi dan cakupan gizi. Ibu yang
hamil disarankan untuk mengatur pola makan
yang baik. Pola makan yang baik tersebut di
antaranya adalah tidak berpikir bahwa porsi
makanan tersebut untuk dua (Ibu dan calon bayi),
tetapi nutrisi dan gizi yang seimbang.
Dengan mengatur pola makan yang baik, maka
kelebihan berat badan pada Ibu hamil dan dapat
menyebabkan gangguan kesehatan, dapat
dihindari.
Selama masa kehamilan, kenaikan berat badan
total yang Ibu alami normalnya berkisar antara
12-15 kg, sedangkan memasuki trimester 2 janin
tumbuh pesat dengan pertumbuhan kurang lebih
10 gr per hari (minggu ke 16 sekitar 90 gr,
minggu ke 20 sekitar 256 gr, minggu ke 24
sekitar 680 gr, minggu ke 27 sekitar 900 gr).
Berat badan yang ideal saat mulai kehamilan
berkisar antara 45-65 kg. Berat badan yang
kurang (underweight) atau berlebih (overweight),
akan berisiko baik kepada Ibu maupun bayi yang
dikandungnya. Overweight memang berdampak
negatif pada Ibu dan janin yang dikandungnya
baik saat hamil, persalinan, maupun seusai
persalinan. Juga berisiko mengalami hipertensi
dan terkena diabetes.
Pada ibu yang normal dan obese kenaikan yang
dianjurkan adalah lebih kecil, masing-masing 0,4
dan 0,3 kg setiap minggu. Untuk Ibu
yang overweight  diharapkan menjaga pola
makan dengan gizi cukup dan seimbang, selain
itu hindari makanan pemicu gula darah tinggi
seperti makanan yang manis-manis, berlemak,
goreng-gorengan, dan makanan tinggi kolesterol.
Ibu yang mengalami kenaikan berat badan terlalu
banyak selama kehamilan dapat membuat
masalah lebih buruk. Di sisi lain, Ibu yang
kekurangan berat badan pada saat hamil atau
tidak mendapatkan cukup asupan gizi dan nutrisi
selama kehamilan beresiko tinggi
memberikan bayi prematur atau rendah berat
lahir bayi (di bawah 5,5 pon). Kelahiran prematur
dapat menyebabkan masalah kesehatan atau
bahkan fatal bagi bayi jika itu terjadi terlalu dini.
Bagaimana mengatur berat
badan selama kehamilan?
 Makan makanan sehat, hal ini memiliki dampak
positif pada kehamilan, mengurangi risiko masalah
kehamilan seperti diabetes gestational
dan preeklampsia.
 Untuk memastikan Ibu mendapatkan nutrisi yang
cukup, Ibu bisa menggunakan catatan harian
makanan untuk ibu hamil dari dokter kandungan.
 Jika memerlukan bantuan dalam merencanakan
makanan selama masa kehamilan, Ibu dapat
meminta bantuan seorang ahli nutrisi yang terdaftar
yang bisa merekomendasikan nutrisi untuk berat
badan yang sehat dan ideal.
 Rajin berolahraga seperti berenang, jalan kaki, senam
hamil, aerobic yang low impact.

Ada tujuh prinsip makan yang baik di masa


kehamilan yang sesuai dengan nutrisi dan gizi
yang Ibu butuhkan untuk perkembangan janin.
Dan untuk menghindari berat badan yang
berlebihan.
1. Semua wanita hamil memerlukan lebih banyak
protein, vitamin, mineral dan kalori. Lebih baik
berpikir makan untuk memperoleh ekstra kalori,
daripada berpikir (asumsi) makan untuk dua orang.
2. Jauhi makanan seperti sushi, keju lunak, susu yang
tidak di-pasteurisasi, ikan mentah. Lebih baik
mengganti  dengan menu bergizi dan sehat seperti
susu rendah lemak, jus buah, atau air dengan perasan
lemon.
3. Untuk mengatasi morning sickness atau malas
makan, konsumsi vitamin dengan asam folat, kolin,
zat besi, seng, kalsium.
4. Jangan diet saat Ibu sedang hamil. Diet selama
kehamilan berpotensi berbahaya bagi Ibu dan
bayi. Penambahan berat badan merupakan salah satu
tanda paling positif dari kehamilan yang sehat. Ibu
yang makan dengan baik dan mendapatkan jumlah
yang tepat, lebih mungkin memiliki bayi yang sehat.
5. Ibu yang hamil dengan konsumsi makanan yang
tepat, berat badannya akan bertambah secara
bertahap.
6. Jika rasa mual melanda hingga menyebabkan malas
makan atau makan dengan porsi besar tidak
menyenangkan, tidak masalah mempersering makan
makanan kecil atau cemilan, yang penting Ibu tidak
kekurangan asupan gizi.  Batasi junk food.
7. Dengan alasan kehamilan, jangan terpengaruh
dengan makanan kemasan atau pun yang manis-
manis.
Makan untuk dua orang tidak berarti makan dua
kali lebih banyak seperti biasanya Ibu lakukan.
Ibu hanya perlu sekitar 300 kalori ekstra per hari
ketika Ibu sedang hamil, lebih sedikit selama
trimester pertama.

Artikel Terkait

16 Manfaat Alpukat untuk Ibu Hamil

7 Manfaat Susu Kedelai untuk Ibu Hamil...

10 Buah yang Mengandung Asam Folat...

15 Manfaat Daun Katuk untuk Ibu Menyusui


Merawat Payudara Selama Kehamilan Dan...

6 Resep Makanan Bayi 9 Bulan dan Jadwal...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Menjaga Berat Badan Ideal Saat Hamil

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
MENYUSUI

Manfaat Memberi
ASI Dengan Sendok
 Pembahasan dalam artikel :
 Manfaat Memberi ASI dengan Sendok
 Rekomendasi alat bantu pemberian ASI:

Setiap orangtua pasti tahu pentingnya ASI


eksklusif bagi buah hatinya karena ASI adalah
makanan utama bagi bayi hingga usia 6 bulan
dan bayi berhak mendapatkan ASI secara penuh.
Untuk mendukung suksesnya program ASI
eksklusif, diperlukan komitmen dan kerjasama
dari Ayah dan Ibu. Tidak hanya Ibu ASI yang
rela memberikan diri untuk menyusui bayi, tetapi
juga kesediaan Ayah ASI untuk mendukung Ibu
dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayi.
Manfaat Memberi ASI
dengan Sendok
Ayah ASI dapat mendukung Ibu dalam
memberikan ASI eksklusif untuk bayi misalnya
dengan menyuapi ASI baik dengan sendok
maupun botol. Saat Ibu sedang kelelahan dan
perlu istirahat, Ayah ASI dapat menggantikan
peran Ibu untuk memberikan ASI kepada
bayinya. Bahkan ketika Ibu sedang pergi ke luar
rumah, ia tidak perlu merasa khawatir
meninggalkan bayinya karena sudah ada stok
ASI yang dapat disuapkan ke bayi setiap ia
kehausan atau lapar. Dalam hal ini, telah banyak
dibuktikan bahwa menyuapi dengan sendok lebih
baik daripada memberikan ASI dengan botol dot.
Menyuapi ASI dengan sendok juga akan
menghindarkan resiko bayi mengalami bingung
putting (nipple confusion). Bingung puting
terjadi ketika buah hati Ibu mulai kesulitan
bergantian antara kebiasaan minum ASI dari
botol dengan menyusui. Biasanya penyebabnya
adalah karena saat meminum ASI dari botol.
Bingung puting bisa juga menyebabkan masalah
yang lebih serius seperti buah hati Ibu tidak mau
menyusu langsung, puting lecet, pembesaran
payudara yang nyeri atau berat badan anak tidak
bertambah. Dan jika bingung puting terlalu lama
dialami, bayi akan malas menyusu dan suplai
ASI Ibu akan berkurang, bahkan bisa saja
berhenti sama sekali. Dengan berhentinya suplai
ASI sebelum waktunya berarti proses ASI
eksklusif tidak berjalan lancar.
Untuk menghindari bingung puting itu, usahakan
Ibu dan Ayah ASI telah melatih dan
membiasakan bayi untuk minum ASI dengan
disuapi memakai sendok sejak dini, minimal dua
minggu sebelum Ibu kembali bekerja.
Memberikan ASI melalui sendok bermanfaat
juga untuk menghindarkan bayi kekurangan ASI.
Jika, buah hati Ibu dan Ayah ASI jadwal
pemberian ASI-nya kurang dari delapan kali
dalam 24 jam, bisa mengalami kenaikan berat
badannya. Tanda dari kekurangan ASI itu seperti
buang air kecilnya sedikit, mengeluarkan air
kemih yang seperti mengandung “debu batubata”
berwarna kemerahan, atau bisa jika buang air
besarnya kurang dari satu kali sehari sesudah
menyusu.
Upaya untuk memberikan ASI eksklusif
bukanlah hal yang sulit, asalkan dilakukan
dengan penuh kesadaran dan komitmen.
Bukankah Ayah dan Ibu ingin selalu memberikan
yang terbaik untuk buah hati? Mari dukung
program ASI eksklusif dengan menjadi Ayah
ASI yang terampil.

Rekomendasi alat bantu


pemberian ASI:
Saat ini telah tersedia botol susu dengan tutup
yang dimodifikasi dengan sendok pada ujungnya.
Alat ini cukup membantu dan praktis. Selain itu,
kebersihan susu dapat terjaga karena ada dalam
wadah tertutup selama disuapkan.
Sumber

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...

10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...

Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...


Oleh dr. Jesica Chintia Dewi

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...


Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Manfaat Memberi ASI Dengan Sendok

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI

Pertumbuhan Janin
Di Trimester
Pertama
Kehamilan adalah hal yang menggembirakan
bagi pasangan suami istri. Bagi wanita,
kehamilan adalah momen penting. Selain suka
cita akan datangnya si buah hati, kehamilan juga
mengundang konsekuensi terjadi perubahan pada
tubuh Ibu. Fase kehamilan terbagi dalam tiga
trimester. Trimester pertama (0-3 bulan),
trimester kedua (4-6) dan trimester ketiga (7-9
bulan).
Trimester pertama adalah fase krusial. Tubuh Ibu
mengalami perubahan. Ibu mulai mengalami
mual, muntah, morning sickness, dan sebagainya.
Hal ini karena tanda-tanda keberadaan janin
mulai muncul. Di fase ini, akan muncul kantung
yang berisikan air ketuban, terbentuk di sekitar
embrio. Fungsi air ketuban adalah sebagai
pelindung janin selama kehamilan. Kemudian,
Ibu juga akan mulai mengalami pembentukan
plasenta, yang berbentuk bulat, rata, dan
berfungsi sebagai penyalur nutrisi dari ibu ke
bayi serta mengeluarkan kotoran bayi.
Di trimester pertama juga, mulai terbentuk wajah
bayi, yang dimulai dari lingkar hitam tempat
mata, mulut, rahang bawah dan tenggorokan. Sel-
sel darah janin mulai membentuk dan sirkulasi
darah pun dimulai. Setelah lewat bulan pertama
trimester pertama, janin biasanya sudah
mencapai ukuran panjang 6-7 mm (1/4 inci) atau
seukuran sebutir beras.
Memasuki bulan kedua kehamilan, wajah bayi
terus-menerus mengalami perkembangan.
Telinga mulai muncul di kedua sisi kepala, walau
ukurannya masih berupa selembar kulit.
Kemudian, mulai tumbuh bakal lengan dan kaki
dengan jari-jari tangan dan kaki yang mulai
terbentuk. Di bulan kedua trimester pertama ini
pula, mata bayi mulai terbentuk.
Jaringan-jaringan saraf pada tubuh yang meliputi
otak, saraf tulang belakang dan jaringan saraf
lainnya akan terbentuk dengan sempurna di bulan
kedua ini. Saluran pencernaan dan organ-organ
sensor mulai terbentuk pada bayi. Tulang padat
mulai menggantikan tulang rawan yang
membentuk janin di bulan pertama, dan embrio
mulai mengalami pergerakan meski masih belum
dapat dirasakan oleh ibu.
Di akhir bulan kedua, embrio sudah menjadi
fetus, memiliki panjang seitar 2,54 cm atau satu
inci dengan bobot sekitar 9,45 gram atau 1/3 ons.
Sepertiga dari tubuh bayi sekarang adalah kepala
bayi saat sudah memasuki minggu keenam
kehamilan.
Memasuki bulan ketiga trimester pertama
kehamilan, bayi akan mulai terbentuk secara
sempurna dan utuh, dengan lengan lengkap,
tangan, jari-jari, kaki dan jempol, serta dapat
mengatup dan membuka genggaman tangan dan
mulutnya. Hal ini terjadi di akhir bulan ketiga
kehamilan.
Janin yang berusia tiga bulan juga sudah mulai
mengalami pembentukan kuku-kuku pada jari
tangan dan jari kaki. Lapisan teling terluar juga
mulai terbentuk. Awal pembentukan gigi diawali
di bulan ketiga ini, begitu juga dengan organ
reproduksi bayi meski belum dapat menentukan
dengan pasti jenis kelamin bayi hanya dengan
ultrasound saja.
Sistem sirkulasi dan sistem urin juga sudah mulai
bekerja dan liver janin mulai mampu
memproduksi empedu. Di akhir bulan ketiga atau
usia kandungan 12 minggu, bayi dalam
kandungan Ibu sudah bertumbuh hingga
berukuran 7.6 – 10 cm atau sekitar 3 – 4 inci dan
memiliki bobot seberat 28 gram (1 ons).
Di bulan ketiga ini pula, perkembangan kritis
janin yang masih rentan sudah terlalui sehingga
janin lebih kuat dan tidak memiliki risiko
keguguran setinggi sebelumnya.
Sementara itu, beberapa bentuk penyesuaian juga
dialami oleh Ibu selama menjalani trimester
pertama kehamilan. Pada 12 minggu pertama
kehamilan, biasanya Ibu belum tampak
mengandung meski di dalam tubuh sudah banyak
sekali perubahan yang terjadi untuk
mempersiapkan pertumbuhan janin.
Apa yang terjadi pada tubuh Ibu? Pembuahan
yang berhasil terjadi, segera diikuti dengan
perubahan pada level hormon secara signifikan.
Rahim ibu mulai mempersiapkan tempat untuk
pertumbuhan plasenta dan janin, serta tubuh juga
menambahkan suplai darah untuk membawa
oksigen dan nutrisi lebih banyak dari sebelumnya
demi mencukupi kebutuhan janin. Detak jantung
Ibu pun meningkat kecepatannya. Akibat
berbagai perubahan tersebut, tubuh Ibu pada
trimester pertama kehamilan cenderung cepat
lelah, mual di pagi hari, sakit kepala hingga
mengalami sembelit.
Bagi para calon Ibu, terdapat beberapa hal yang
perlu dilakukan selama trimester pertama
kehamilan demi kesehatan dan pertumbuhan
janin yang sempurna.
1. Buat janji temu dengan dokter kandungan atau bidan
untuk pengecekan kondisi kesehatan secara
menyeluruh. Biasanya, dokter akan memberikan
saran perawatan kesehatan, nutrisi bagi tubuh serta
saran aktivitas fisik yang menyehatkan.
2. Minum asam folat setiap hari untuk menjaga
perkembangan otak dan saraf tulang belakang seperti
spina bifida. Setiap harinya, diperlukan 400
microgram (mcg) suplemen atau vitamin B9. Selain
itu, konsumsi vitamin D sebanyak 10 mcg setiap
harinya juga diperlukan.
3. Hati-hati dalam meminum obat-obatan jika Ibu sakit
karena trimester pertama kehamilan masih rentan
mengalami keguguran serta pembentukan janin masih
belum sempurna. Selalu konsultasikan pada dokter
obat apa yang hendak Ibu konsumsi.
4. Perhatikan makanan yang Ibu konsumsi, tidak hanya
bernutrisi, namun juga baik bagi pencernaan Ibu.
Menurut dr. Mercola, pencernaan ibu hamil
mengalami perubahan kadar bakteri baik akibat
perubahan hormon di trimester pertama kehamilan.
Perbanyak asupan kalori sehat dan hindari makanan
yang mungkin mengandung bakteri, parasit maupun
racun (makanan dan minuman yang tidak
terpasteurisasi dan makanan mentah).
5. Banyaklah beristirahat selama trimester pertama
kehamilan, karena perubahan hormon yang begitu
cepat akan menyebabkan kelelahan dan butuh banyak
istirahat. Tidurlah lebih awal sekali seminggu,
rilekskan diri dengan hal-hal yang menyenangkan,
matikan telepon genggam dan hindari stres.
Perbanyak tidur karena begitu bayi lahir tidur Ibu
akan sangat berkurang.
6. Rajinlah berolahraga dan bergerak aktif demi
kesehatan mental dan fisik Ibu agar tidak menderita
kelebihan berat badan. Namun, jangan lakukan
olahraga yang terlalu berat.
7. Rawat gigi Ibu karena gusi sangat rentan mengalami
penyakit. Kesehatan gigi yang terganggu dapat
menyebabkan kesehatan janin ikut terpengaruh,
terutama saat terjadi infeksi gigi yang dapat
menyebabkan persalinan prematur.
8. Hindari polusi udara di sekitar Ibu, hentikan
kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol
serta hentikan kebiasaan berdiet Ibu yang kurang
sehat.
9. Jangan sampai Ibu mengalami stres karena stres
dapat memicu timbulnya produksi senyawa kimia
yang dapat menghambat aliran oksigen ke rahim dan
mengganggu pertumbuhan janin.
10. Hindari mandi air panas dengan berendam dan
sauna karena dapat menyebabkan terjadinya
keguguran. Penyebabnya adalah akibat adanya
kenaikan suhu tubuh pada ibu dan menyebabkan
janin yang sedang bertumbuh mengalami dehidrasi.

Artikel Terkait

Sakit Pinggang Belakang Tanda Hamil dan...


Perkembangan Janin 12 Minggu

Perkembangan Janin Usia 20 Minggu

Biaya Operasi Caesar yang Perlu Mama...

Manfaat Prenatal Yoga Bagi Ibu Hamil...

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Pertumbuhan Janin Di Trimester Pertama

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub
0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

MENYUSUI

Meningkatkan
Supply ASI Yang
Menurun
 Pembahasan dalam artikel :
 Tanda Bayi Tidak Cukup ASI
 Cara Meningkatkan Produksi ASI

Insting seorang Ibu adalah berusaha memberikan


yang terbaik dan memenuhi kebutuhan anaknya.
Itu sebabnya salah satu hal yang sering menjadi
pertanyaan seorang Ibu adalah apakah Ibu telah
memproduksi ASI yang cukup bagi kebutuhan si
kecil. Ketika si kecil rewel ataupun ketika
kebiasaan menyusui si kecil menjadi lebih sering
ataupun lebih jarang, Ibu mungkin merasa bahwa
Ibu tidak memberikan ASI yang cukup untuknya.
Sebelum merasa khawatir berlebihan, coba cek
tanda-tanda berikut ini yang menunjukkan bahwa
si kecil tidak mendapatkan ASI yang cukup:

Tanda Bayi Tidak Cukup


ASI
1. Berat badan bayi tidak bertambah setelah dia
berumur beberapa hari
2. Payudara Ibu tetap terasa ‘penuh’ bahkan setelah
proses menyusui
3. Proses menyusui terasa menyakitkan bagi Ibu. Hal ini
bisa jadi tanda bahwa posisi menyusui si kecil salah,
sehingga menghambat aliran ASI dari payudara.
4. Si kecil buang air kecil kurang dari 6-8 kali per hari
5. Bayi Ibu buang air besar kurang dari sekali per hari
6. Kulit si kecil menjadi kekuningan dan tetap keriput
setelah dia berumur 1 minggu
Cara Meningkatkan
Produksi ASI
1. Cukupi kebutuhan nutrisi Ibu dari makanan dan
minuman yang sehat. Asupan air yang cukup, sekitar
6-8 gelas per hari, juga penting untuk produksi ASI
yang cukup. Ibu membutuhkan sekitar 1800 kalori
per hari saat menyusui. Ibu tidak disarankan untuk
berdiet selama menyusui, tapi membatasi asupan gula
dan lemak sambil tetap memenuhi kebutuhan kalori
Ibu bisa membantu Ibu menurunkan berat badan,
bahkan hingga berat badan sebelum kehamilan.
Beberapa jenis makanan yang membantu
meningkatkan produksi ASI adalah bawang putih,
bayam, kacang-kacangan, ubi jalar, daun katuk, dan
biji wijen hitam. Bila perlu, Ibu juga bisa
berkonsultasi pada konsultan laktasi untuk meminta
saran suplemen tertentu yang bisa meningkatkan
produksi ASI Ibu.
2. Produksi ASI bekerja dengan prinsip supply and
demand. Jadi semakin sering Ibu menyusui si kecil,
maka produksi ASI akan terus bertambah untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Karena itu. susui si
kecil kapanpun dia minta. Ibu tidak perlu mengikuti
jadwal khusus, tapi biasanya bayi menyusui
setidaknya 8 kali per 24 jam.
3. Susui si kecil dengan kedua payudara, sehingga
kedua payudara terstimulasi untuk terus
memproduksi ASI.
4. Berkonsultasi pada konsultan laktasi untuk
memastikan posisi menyusui Ibu sudah benar. Posisi
yang salah bisa menghambat proses menyusui,
sehingga payudara tidak ‘dikosongkan’ dengan
benar. Pada akhirnya, produksi ASI menjadi
berkurang.
5. Sebisa mungkin usahakan agar si kecil tetap
menyusui secara langsung dari payudara Ibu. Bila Ibu
bekerja dan harus memberikan ASI dengan botol,
susui si kecil di malam hari dan pagi hari. Pompa ASI
dengan breast pump untuk terus menstimulasi
payudara Ibu untuk memproduksi ASI, setidaknya 8
kali dalam 24 jam atau selama 5-10 menit setelah Ibu
menyusui si kecil.
6. Tingkatkan kontak langsung dengan si kecil saat
menyusui. Hal ini membantu refleks pengeluaran
ASI, sehingga ASI keluar lebih lancar.
7. Hindari penggunaan empeng ataupun botol susu
untuk mencegah masalah bingung puting. Menyuapi
si kecil dengan sendok saat Ibu memberikan ASI
perah ataupun susu formula tambahan adalah salah
satu pilihan.

Proses menyusui adalah proses alamiah yang


telah berlangsung selama sejarah manusia.
Selama tidak ada masalah kesehatan pada Ibu
atau si kecil, seharusnya proses menyusui bisa
berjalan dengan lancar. Tapi kenyataannya
memang tidak semua Ibu bisa menjalani proses
menyusui tanpa masalah. Karena itu, jangan ragu
untuk berkonsultasi dan meminta saran dari
pihak yang lebih ahli, seperti konsultan laktasi
ataupun dokter, untuk mengatasi masalah Ibu.

Artikel Terkait

9 Cara Menyapih Anak agar Berhenti...

10 Manfaat ASI Eksklusif bagi Daya...

Agar ASI Berkualitas dan Banyak, Cek 7...


Oleh dr. Jesica Chintia Dewi
Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Meningkatkan Supply ASI Yang Menurun

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
KESEHATAN

Penyebab Nyeri
Selangkangan saat
Hamil Trimester 3
 Pembahasan dalam artikel :
 Gejala dari SPD yang Biasanya Muncul, Antara Lain:
 Penyebab Nyeri Selangkangan pada Ibu Hamil
 Untuk mengurangi keluhan cobalah beberapa hal
berikut ini:
 Kapan Harus ke Dokter?

Di usia kehamilan trimester 3, banyak Mama


mengalami nyeri di selangkangan dan semakin
terasa ketika menggerakkan kaki atau ketika
bangkit dari posisi duduk.
Menurut Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG, nyeri
selangkangan saat hamil trimester 3 yang sering
dikenal pula dengan istilah lightning
crotch biasanya disebabkan oleh kondisi yang
disebut Symphysis Pubis Dysfunction (SPD). Hal
ini terjadi karena pelepasan hormon relaksin
yang jumlahnya akan maksimal pada usia
kandungan trimester 3 (38-42 minggu), yang
mengakibatkan pelunakan dan merenggangnya
tulang panggul.
Nyeri selangkangan saat hamil trimester 3 ini
mengakibatkan terbentuknya celah pada
sambungan tulang. Selain itu, kondisi kepala
janin yang sudah mulai memasuki jalan lahir
menyebabkan adanya tekanan pada sambungan
tulang yang menimbulkan rasa sakit ketika
berjalan, berdiri untuk waktu yang lama, naik
tangga dan membalikkan badan saat tidur.
Gejala dari SPD yang
Biasanya Muncul, Antara
Lain:
 Kejang otot pada daerah panggul
 Terdapat rasa sakit yang tajam di daerah vagina,
perineum, atau rektum
 Terdapat sakit di daerah pinggul atau panggul

Rasa sakit yang muncul bisa ringan hingga terasa


sangat sakit. Bila dibiarkan lama kelamaan dapat
semakin buruk kondisinya. Beberapa aktivitas
yang membuat kondisinya semakin buruk yaitu: 
 Naik turun tangga
 Sedang menjalani pengobatan
 Sering membawa barang berat
 Transisi dari duduk ke berdiri

Yang perlu Mama ketahui, SPD bukanlah


masalah medis, namun rasa sakit yang muncul
sementara waktu di masa kehamilan. Kondisi ini
tidak menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah
dengan Mama atau bayi yang ada dalam
kandungan. Gejala SPD bisa hilang tak lama
setelah Mama melahirkan.

Penyebab Nyeri
Selangkangan pada Ibu
Hamil
1. Pergerakan bayi
Pertumbuhan dan pergerakan bayi bisa menjadi
penyebab nyeri selangkangan pada Ibu hamil.
Pergerakan bayi dapat menyebabkan adanya
tusukan di selangkangan hingga vagina Mama.
2. Nyeri pada ligamen
Salah satu penyebab nyeri selangkangan pada Ibu
hamil adalah nyeri pada ligamen. Pita-pita keras
yang dapat menghubungkan tulang dengan tulang
di dalam tubuh manusia disebut dengan ligamen.
Tubuh, khususnya perut yang semakin membesar
akan memberikan tekanan pada tubuh manusia.
3. Perubahan Hormon
Selangkaan Ibu hamil sakit saat hamil bisa
disebabkan oleh adanya perubahan hormon. Saat
hamil, tubuh memproduksi hormon relaksin yang
berfungsi untuk membuat jaringan penyokong
otot di sekitar panggul lebih relaks dan
merenggang. Perenggangan tersebut yang dapat
memicu rasa sakit di selangkangan saat Mama
hamil.
Untuk mengurangi keluhan cobalah beberapa hal
berikut ini:
1. Salah satu cara mengatasi nyeri tulang selangkangan
pada Ibu hamil trisemester ketiga adalah dengan tidak
melakukan aktivitas fisik berlebihan
2. Hindari berdiri, jongkok dan berjalan terlalu lama
3. Duduklah ketika melakukan pekerjaan yang terlalu
lama
4. Jangan mengangkat dan menjinjing benda berat
5. Jangan melakukan gerakan melompat atau membuka
kaki terlalu lebar
6. Tekuk lutut dan rapatkan kedua kaki ketika hendak
naik dan turun dari tempat tidur.
7. Lakukanlah olahraga khusus untuk hamil seperti
pregnancy pilates dan pregnancy fitness
Walaupun rasa sakit di selangkangan adalah hal
yang wajar, namun ada baiknya jika Mama ke
dokter, konsultasikanlah hal ini, sehingga jika
ada hal yang tidak diinginkan dapat segera
diatasi.

Untuk mengurangi keluhan


cobalah beberapa hal berikut
ini:
 Salah satu cara mengatasi nyeri tulang selangkangan
pada Ibu hamil trisemester ketiga adalah dengan tidak
melakukan aktivitas fisik berlebihan
 Hindari berdiri, jongkok dan berjalan terlalu lama
 Duduklah ketika melakukan pekerjaan yang terlalu
lama
 Jangan mengangkat dan menjinjing benda berat
 Jangan melalukan gerakan melompat atau membuka
kaki terlalu lebar
 Tekuk lutut dan rapatkan kedua kaki ketika hendak
naik dan turun dari tempat tidur.
 Lakukanlah olahraga khusus untuk hamil seperti
preganancy pilates dan preganancy fitness
Walaupun rasa sakit di selangkangan adalah hal
yang wajar, namun ada baiknya jika Ibu ke
dokter, konsultasikanlah hal ini, sehingga jika
ada hal yang tidak diinginkan dapat segera
diatasi.

Kapan Harus ke Dokter?


Konsultasikan pada dokter kepercayaan Mama
terkait semua kondisi yang dialami selama
kehamilan, termasuk ketika ada rasa sakit dan
nyeri muncul.  
Walaupun rasa sakit di selangkangan adalah hal
yang wajar, namun ada baiknya jika Mama ke
dokter, konsultasikanlah hal ini, sehingga jika
ada hal yang tidak diinginkan dapat segera
diatasi.
Mama juga dapat mengurangi rasa khawatir
Mama dari berbagai mitos yang muncul saat
hamil, melalui tool Mitos Kehamilan, Nutriclub
membantu Mama untuk dapat membedakan
mitos dan fakta selama Mama dalam masa
kehamilan.
Nutriclub bisa bantu Mama mengetahui potensi
terjadinya persalinan caesar berdasarkan faktor
risiko yang Mama miliki. Tes Potensi
Caesar adalah tool yang bisa Mama klik di sini,
untuk mengetahui apakah persalinan Mama yang
akan datang berpotensi menjadi persalinan
Caesar atau tidak.
Untuk mendukung kesehatan Mama dan juga
bayi dalam kandungan, juga perlu
memperhatikan apa yang dikonsumsi setiap hari
termasuk susu kehamilan. Rekomendasi susu
untuk kehamilan yang bisa Mama konsumsi dua
kali sehari di sela makan yaitu dari Lactamil.
Terdapat dua varian susu yaitu  Lactamil
Inisis dan Lactamil Pregnasis. 
Lactamil Pregnasis merupakan susu khusus di
masa Kehamilan. Sedangkan Lactamil Inisis
untuk Mama yang sedang menyiapkan
kehamilan. Pada kedua susu ini terkandung
berbagai kandungan penting yaitu sumber
protein, omega-6, asam folat, DHA, vitamin C,
D3, E. Ada juga nutrisi ganda untuk Mama dan si
Kecil berupa nutrisi makro dan mikro
Mama bisa memperoleh Lactamil Pregnasis dan
Lactamil Inisis dalam dua ukuran, yakni 200g
dan 400g di supermarket terdekat. Lactamil
Pregnasis tersedia dalam tiga varian yaitu
stroberi, coklat, dan vanila. Sementara Lactamil
Inisis tersedia dalam varian rasa cokelat.
Terakhir, perlu diperhatikan bahwa Mama juga
bisa langsung konsultasi ke Nutriclub Expert
Advisor yang bakal mendukung perjalanan luar
biasa Mama dan Papa sebagai orang tua. Menarik
'kan?

Sumber

Artikel Terkait

Kalkulator Masa Subur: Pantau Siklus...


7 Cara Merawat Luka Operasi Caesar dan...

Penyebab Perut Buncit Setelah...

20 Vitamin A untuk Bayi: Manfaat dan...

Artikel Lainnya

Home 1.

2. Artikel

3. Penyebab Nyeri Selangkangan saat Hamil

Trimester 3
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini
 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI

Cara Mempercepat
Kontraksi dengan
Membujuk Janin
Lahir Alami
 Pembahasan dalam artikel :
 Cara Mempercepat Kontraksi Alami

Kontraksi adalah saat-saat yang ditunggu oleh


Mama ketika masa kehamilan memasuki minggu
ke 40. Bagi Mama yang ingin melahirkan secara
normal, bertambahnya hari bertambah juga kadar
kecemasan karena batas waktu untuk
mendapatkan kontraksi alami hanya 14 hari atau
sampai usia janin juga 42 minggu.
Pada masa ini pula biasanya orang-orang di
sekitar Mama yang hamil tua bergantian
memberikan saran untuk melancarkan proses
kelahiran. Beberapa saran seperti minum minyak
goreng, minyak jarak, atau minyak zaitun
sepertinya agak jauh dari logika kedokteran.
Karena mengkonsumsi minyak secara berlebihan
akan mengakibatkan diare. Bila Mama diare
maka kemungkinan mengalami dehidrasi sangat
tinggi. Lebih dari itu mengkonsumsi minyak
sebanyak apapun tidak akan membuat jalan lahir
menjadi licin dan memudahkan proses
persalinan.
Meskipun tidak ada saran paling jitu – kecuali
saran dokter - untuk membujuk bayi segera
keluar dari kandungan, namun beberapa cara
berikut ini bisa Mama lakukan untuk merangsang
kontraksi. Akan tetapi tidak ada salahnya untuk
berkonsultasi ke dokter kepercayaan Mama
sebelum melakukan induksi untuk mempercepat
kontraksi alami seperti yang berikut ini.

Cara Mempercepat
Kontraksi Alami
Jalan kaki
Salah satu cara mempercepat kontraksi adalah
dengan jalan kaki. Aktivitas
sederhana seperti berjalan kaki selama kehamilan
menjadi salah satu cara induksi alami dan
membuat janin masuk ke dalam jalan lahir.
Logikanya, gravitasi dan goyangan pinggul
akan menarik bayi ke dalam
panggul Mama. Tekanan bayi pada panggul
Mama inilah yang akan membantu mempercepat
terjadinya kontraksi. Selain itu berjalan kaki juga
akan melatih fisik dan otot Mama yang nantinya
akan berguna dalam proses melahirkan. Dengan
berjalan kaki Mama juga bisa melakukan latihan
pernafasan jika saat hamil tua, nafas Mama
pendek-pendek atau susah bernafas.
Berhubungan intim
Berhubungan intim adalah salah satu cara yang
paling terkenal ampuh untuk memancing
kontraksi karena dalam cairan semen banyak
terdapat prostaglandin. Hormon tersebut
akan menyebabkan matangnya leher rahim,
melunakkannya, dan melebarkan leher rahim.
Saat menggunakan cara ini, sebaiknya Mama
tidak segera bangun atau angkat pinggul Mama
supaya cairan semen tetap berada di leher rahim.
Stimulasi puting
Cara mempercepat kontraksi selanjutnya adalah
dengan stimulasi puting. Daripada Mama duduk
diam dalam kondisi tegang dan cemas, tidak ada
salahnya jika Mama mencoba menginduksi alami
diri sendiri dengan cara menstimulus puting.
Memijat dan memutar puting susu Mama selama
beberapa menit sehari bisa mengeluarkan banyak
hormon oksitosin. Jika cara tersebut dirasa terlalu
vulgar, Mama bisa meletakkan handuk kering
yang hangat di atas payudara sekitar satu atau
dua menit. Tidak disarankan untuk menstimulasi
puting terus-menerus. Jika dalam 20 menit tidak
terjadi kontraksi sebaiknya Mama melakukannya
lagi pada esok harinya.
Santai
Salah satu cara induksi alami adalah bersantai.
Meditasi atau memusatkan pikiran untuk tidak
cemas adalah salah satu caranya. Cara yang lain
yang bisa membantu Mama untuk santai adalah
keyakinan bahwa jika bayi sudah siap untuk lahir
maka secara alami dia akan melakukan tugasnya.
Jika Mama ingin melahirkan secara normal,
inilah kuncinya, percayalah kepada bayi Mama. 
Latihan dengan bola persalinan
Latihan dengan bola persalinan menjadi salah
satu cara mempercepat kontraksi dan persalinan.
Mama bisa duduk di atas bola atau berguling satu
arah sambil duduk si atasnya. Hal ini dapat
membantu Mama merilekskan pinggul dan otot
punggung bawah. Pastikan saat latihan dengan
bola persalinan Mama tidak sendirian, ya! Minta
bantuan untuk menahan bola selama Mama
berolahraga.
Demikian informasi mengenai cara mempercepat
kontraksi secara alami yang perlu Mama ketahui.
Semoga dapat bermanfaat. Selamat mencoba,
Ma!
Mama juga dapat mengurangi rasa khawatir
Mama dari berbagai mitos saat hamil melalui tool
mitos kehamilan, Nutriclub membantu Mama
untuk dapat membedakan mitos dan fakta selama
Mama dalam masa kehamilan.
Nutriclub bisa bantu Mama mengetahui potensi
terjadinya persalinan caesar berdasarkan faktor
risiko yang Mama miliki. Tes Potensi
Caesar adalah tool yang bisa Mama klik di sini,
untuk mengetahui apakah persalinan Mama yang
akan datang berpotensi menjadi persalinan
Caesar atau tidak.

Artikel Terkait

Sakit Pinggang Belakang Tanda Hamil dan...

Perkembangan Janin 12 Minggu

Perkembangan Janin Usia 20 Minggu

Biaya Operasi Caesar yang Perlu Mama...


Manfaat Prenatal Yoga Bagi Ibu Hamil...

Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Artikel Lainnya

Home 1.

2. Artikel

3. Cara Mempercepat Kontraksi dengan

Membujuk Janin Lahir Alami


Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub

0 800 1 360360
0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI

Mengenalkan
MPASI pada Bayi
dengan Baby-Led
Weaning, Apa Itu?
 Pembahasan dalam artikel :
 Apa itu baby-led weaning?
 Bagaimana cara memulai BLW?
 Apa keuntungan BLW?
 Apa sisi negatif dari BLW?
 Apakah bayi akan tersedak?
 Apakah ada kondisi khusus mengapa Ibu sebaiknya
tidak mencoba BLW?

Waktu terbaik untuk memulai Baby-Led


Weaning adalah ketika keluarga berkumpul di
meja makan. Apa itu Baby-Led Weaning? Simak
bersama Nutriclub.

Apa itu baby-led weaning?


Baby-led weaning (BLW) adalah metode
mengenalkan makanan pendamping asi (MPASI)
dengan membiarkan anak memilih dan
mengonsumsi makanannya sendiri tanpa disuapi.
Jenis makanan yang disiapkan adalah bukan
semacam puree, melainkan makanan yang
dipotong-potong agar anak dapat meraihnya
sendiri. Banyak orang tua yang ternyata sudah
menjalani BLW tanpa disadari. Biasanya terjadi
pada anak kedua atau setelahnya. Karena bayi
cenderung senang meniru kakaknya, mereka
sering mencoba mengambil makanan di piring
kakaknya dan makan sendiri seperti yang
dilakukan kakaknya.

Bagaimana cara memulai


BLW?
Jika Ibu ingin mencoba BLW, tawarkan berbagai
jenis finger-foods yang bergizi pada si kecil,
sesuai usianya. Waktu terbaik untuk memulainya
adalah sewaktu seluruh keluarga berkumpul di
meja untuk makan. Sediakan finger-foods yang
mudah dipegang si kecil, misalnya brokoli kukus.
Sewaktu si kecil belajar makan makanan padat
pertamanya, dia cenderung masih sulit untuk
menjumput makanan. Karena itu jangan berikan
makanan yang dipotong terlalu kecil. Awalnya
mungkin si kecil hanya akan bermain-main
dengan makanannya, dimasukkan ke dalam
mulut dan diisap. Tetap tawarkan ASI semaunya
di antara waktu makan. Ketika dia mulai makan
dengan jumlah yang lebih banyak, konsumsi
ASI-nya akan cenderung menurun.

Apa keuntungan BLW?


BLW memberikan kesempatan pada bayi untuk
mengeksplor makanannya sendiri. Artinya,
mereka akan lebih cepat menerima berbagai jenis
tekstur makanan. Para Ibu yang sudah mencoba
BLW mengatakan bayi mereka tidak pernah
menolak makan apa pun yang disediakan.
Meskipun demikian, belum banyak riset resmi
yang dilakukan mengenai BLW.
Salah satu riset menunjukkan bahwa bayi yang
diperbolehkan memegang/menyuap makanannya
sendiri lebih mudah untuk diikutsertakan dalam
makan bersama sekeluarga dan mereka juga lebih
cepat bisa menerima table-food (makanan yang
sama dengan yang dimakan oleh keluarga). Bayi
yang masih diberikan makanan bertekstur lunak
setelah berusia 10 bulan biasanya akan menolak
untuk naik tekstur dan mencoba jenis makanan
baru. Selain itu, BLW juga menghemat waktu,
karena mama tidak perlu menyediakan puree.
Apa sisi negatif dari BLW?
 Semua Ibu yang mencoba BLW pasti setuju bahwa
proses ini sangat berantakan dan akan banyak
makanan yang terbuang.
 Bayi Ibu mungkin akan menemukan kesulitan untuk
mengunyah beberapa jenis makanan, apalagi ketika
belum tumbuh gigi. Misalnya daging merah, yang
sesungguhnya adalah sumber zat besi. Sejak umur 6
bulan, bayi Ibu mulai membutuhkan zat besi dari
asupan makanannya, karena kandungan zat besi dari
ASI sudah tidak mencukupi.
 Lebih mudah untuk mengetahui berapa banyak
makanan yang masuk ketika Ibu menyuapi si kecil.
Saran terbaik adalah mengombinasikan pemberian
MPASI dengan puree sekaligus memberikan finger-
foods kepada bayi.

Apakah bayi akan tersedak?


Bisa dimaklumi jika Ibu khawatir tentang bahaya
tersedak (choking). Para pelaku BLW
mengatakan bahwa selama bayi sudah bisa duduk
tegak, mereka tidak akan tersedak. Ketika bayi
bisa mengontrol jumlah makanan yang masuk ke
dalam mulut dan menelannya, artinya resiko
tersedak menjadi minimal. Tentu harus mama
ingat, jangan tinggalkan bayi makan tanpa
diawasi.

Apakah ada kondisi khusus


mengapa Ibu sebaiknya tidak
mencoba BLW?
Sebaiknya Ibu konsultasikan dengan dokter anak
sebelum memutuskan untuk mencoba BLW, jika
kondisinya:
 Ada sejarah alergi, masalah pencernaan atau tidak
bisa menolerir jenis makanan tertentu
 Bayi mama memiliki kebutuhan khusus dan tidak
bisa mengunyah makanan dengan baik atau kesulitan
mengambil dan menaruh makanan ke dalam
mulutnya
 Bayi mama prematur

Artikel Terkait
Mama, Begini 7 Cara Mengatasi Bayi Rewel

Tahap Perkembangan Otak Anak Sejak...

Stimulasi Perkembangan Anak agar...

Tips Membuat Nursing Apron Berdasarkan...

Great Mama Comes with Great Preparation

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...

Artikel Lainnya
1. Home
2. Artikel
3. Mengenalkan MPASI pada Bayi dengan
Baby-Led Weaning, Apa Itu?
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini
vv

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Mengenal Trend
Food Combining
 Pembahasan dalam artikel :
 Apa Itu Tren Food Combining?
 Obesitas pada Ibu Hamil

Selama masa kehamilan, dengan nafsu makan


yang bertambah, Ibu harus mengetahui apa
makanan yang harus dikonsumsi atau makanan
yang harus dihindari.

Apa Itu Tren Food


Combining?
Selama masa kehamilan, dengan nafsu makan
yang bertambah atau porsi makan yang besar
karena untuk perkembangan sang bayi, Ibu harus
mengetahui apa makanan yang harus dikonsumsi
atau makanan yang harus dihindari/dipantang dan
apakah makanan tersebut sesuai dengan nutrisi
dan asupan gizinya.
Tak jarang, dengan dalih makanan untuk sang
bayi, Ibu makan melebihi porsi yang sesuai untuk
ibu hamil sehingga mengalami kenaikan berat
badan yang drastis (kegemukan), padahal
kenaikan berat badan Ibu terkait erat dengan 
pertumbuhan janin, plasenta yang sehat, air
ketuban, dan persiapan untuk menyusui setelah
kelahiran.  Jika berat badan Ibu naik drastis,
segeralah konsultasi dengan dokter kandungan
untuk mendapatkan solusi terbaik. Umumnya,
Ibu disarankan untuk melakukan diet yang sehat
dan seimbang.
Padahal, kenaikan total berat badan selama
kehamilan, normalnya berkisar antara 12-15 kg.
Berat badan ideal calon ibu saat mulai kehamilan
berkisar antara 45-65 kg.
Diet apakah yang cocok untuk Ibu yang sedang
hamil? Apakah food combining bisa diberlakukan
kepada Ibu hamil?
Berbeda dengan Ibu hamil
yang vegan atau vegetarian, diet dengan
metode food combining yang dilakukan Ibu yang
sedang hamil, masih pro dan kontra.
Ada pendapat yang mengatakan ibu hamil dan
menyusui tidak boleh melakukan food
combining karena protein yang berkurang yang
bisa menyebabkan perkembangan otak bayi akan
berkurang, padahal perkembangan otak bayi
adalah hal yang sangat penting.
Sementara pendapat yang mendukung food
combining, metode food combining baik untuk
semua orang, kecuali untuk mereka
yang kekurangan gizi alias malnutrisi. Manfaat
food combining bagi ibu hamil dan menyusui
justru besar, karena anak menjadi kuat terhadap
virus/bakteri penyakit.
Apa food combining itu? Orang pertama yang
mempopulerkan pola makan alami yang menjadi
dasar food combining adalah Dr. William
Howard Hay, ahli bedah kenamaan di tahun
1920-an di Amerika. Pola makan food
combining, dasarnya sama dengan pola makan
empat sehat lima sempurna, yang lebih
mengutamakan keseimbangan gizi.
Bedanya, food combining lebih
memperhitungkan "siklus pencernaan" tubuh
manusia, yaitu pencernaan penyerapan dan
pembuangan, yang ternyata berlainan
intensitasnya pada pagi, siang dan malam hari.
Food combining lebih memperhitungkan sifat
asam basa makanan sehingga ada kombinasi
makanan tertentu yang dilarang karena
menghambat kelancaran kerja pencernaan tubuh.
Ada makanan yang pembentuk asam, ada pula
yang pembentuk basa. Jika asam bertemu asam,
keseimbangan asam basa dalam tubuh akan
kacau, dan bisa menyebabkan keadaan tubuh jadi
terlalu asam.
Makanan pembentuk asam, yaitu lemak dan
minyak, produk susu, protein hewani, padi-
padian, umbi- umbian (kecuali kentang rebus
dengan kulitnya, wortel, bit, lobak), biji-bijian,
kacang tanah, tomat yang dimasak, gula pasir,
makanan beragi, cuka, alkohol, polong-polongan
(kecuali kedelai, buncis, kacang panjang).
Makanan pembentuk basa di antaranya, belanak,
sayuran (kecuali tomat yang dimasak), buah
matang (walaupun ada rasa asam), kentang rebus
de ngan kulitnya, susu mentah, wortel, bit, lobak,
tauge, kr delai, madu alam, rumput laut, kacang-
kacangan (kecuali kacang tanah).
Di antara makanan pembentuk asam dan basa itu,
ada makanan yang disarankan untuk dikonsumi
oleh Ibu yang sedang hamil.
Karena itulah, pendapat yang kontra food
combining mengatakan saat hamil dan menyusui
bukanlah waktu yang tepat untuk melakukan diet.
Jika Ibu mengalami berat badan yang berlebihan,
maka kurangilah porsi makan atau membatasi
asupan kalori, jauhi makanan yang manis dan
kurangi garam, biasakan makan makanan yang
kaya nutrisi namun sedikit lemak, makan sesuai
dengan menu seimbang dan tak kalah penting Ibu
harus melakukan olahraga yang disarankan untuk
Ibu hamil seperti berenang, jalan kaki, dan
senam.

Obesitas pada Ibu Hamil


Berat badan yang berlebihan atau obesitas pada
Ibu yang sedang hamil dapat menyebabkan
gangguan kesehatan seperti:
1. Preeklampsia, yaitu meningkatnya tekanan darah
yang diikuti oleh peningkatan kadar protein di dalam
urin. Sehingga Ibu mengalami pembengkakan pada
kaki dan tangan. Preeklampsia dapat berlanjut kepada
eklampsia yang dapat menyebabkan ibu hamil koma, 
bahkan kematian, baik sebelum, saat atau setelah
melahirkan.
2. Diabetes, dimana kadar glukosa yang tak terkendali
pada Ibu, dan bisa mengakibatkan janin terpapar pada
kondisi gula darah tinggi.
3. Jantung atau penyakit kardiovaskular pada bayi.
4. Plasenta yang berfungsi mensuplai oksigen akan
menyempit karena lemak, dan dapat menghambat
pertumbuhan bayi.

Artikel Terkait

16 Manfaat Alpukat untuk Ibu Hamil

7 Manfaat Susu Kedelai untuk Ibu Hamil...

10 Buah yang Mengandung Asam Folat...


15 Manfaat Daun Katuk untuk Ibu Menyusui

Merawat Payudara Selama Kehamilan Dan...

6 Resep Makanan Bayi 9 Bulan dan Jadwal...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Mengenal Trend Food Combining

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
NUTRISI

Smoked Chicken
Omelette
Awali hari si Kecil dengan resep Smoked
Chicken Omelette bernutrisi lengkap untuk
semangatnya. Selain lezat dan gurih, hidangan
dengan bahan utama telur merupakan sumber
protein sehingga si Kecil dapat menjalani
aktivitasnya dengan penuh semangat.

Bahan-bahan:
 2 sdm margarin
 2 sdm bawang Bombay cincang kasar
 1 buah tomat kecil, buang biji, potong dadu
 50g ayam asap, iris tipis
 1 sendok takar Nutrilon Royal Soya, carikan dengan
20 ml air
 4 butir telur
 ¼ sdt garam 
 ⅛ sdt merica bubuk 
 2 sdm minyak goreng
 1 sdm peterseli cincang

Saus:
 Roti panggang

Did you know?


”Tubuh kita menggunakan protein untuk
sejumlah hal yang spesifik. Misalnya, pembuatan
hemoglobin (Hb), bagian dari sel darah merah
yang menghantarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Panaskan wajan di atas api sedang, masukkan
margarin. Tumis bawang Bombay dan tomat, aduk
hingga al dente (layu tetapi masih keras)
2. Kocok telur bersama susu, garam, dan merica. Asal
campur.
3. Panaskan minyak dalam wajan dadar berdiameter
dasar 12-15 cm di atas api sedang, masukkan adonan
telur. Diamkan sebentar hingga pinggirannya agak
mengeras. 
4. Taruh tumisan ayam merata di permukaan telur,
tunggu sebentar sampai melekat, angkat.
5. Taruh omelette di atas piring saji, hidangkans elagi
panas bersama roti panggang.

Tips:
Ibu bisa menambahkan bahan ke dalam adonan
omelette seperti papika cincang dan Ibu juga bisa
mengganti daging ayam dengan smoked beef
untuk variasi resepnya.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan bekal sarapan ini
dengan segelas Nutrilon Royal Soya 3 (7 sendok
takar), yang memenuhi semua kebutuhan nutrisi
si Kecil dengan kandungan asam lemak omega 6
dan zat besi untuk perkembangan otaknya, serat
pangan, vitamin C, dan vitamin E dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...


Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya

Home
1.

2. Artikel

3. Smoked Chicken Omelette

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub
0 800 1 360360

0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Sunny Chicken
Pocket Party
Awali hari si Kecil dengan nutrisi lengkap dari
resep Sunny Chicken Pocket Party untuk
semangatnya. Selain lezat dan gurih, hidangan
dengan bahan utama telur merupakan sumber
protein sehingga si Kecil dapat menjalani
aktivitasnya dengan penuh semangat.
Waktu memasak 20 menit
Sajian untuk 6 porsi

Bahan-bahan:
 1 sdm margarin
 3 lembar roti tawar (yang tidak mengandung
susu/butter)
 3 lembar ayam sayap
 3 butir telur organic
 125ml air dingin
 4 sendok takar Nutrilon Royal Soya 3
 1 sdm bawang Bombay cincang
 1 siung bawang putih cincang
 1 sdm tepung serbaguna
 ½ sdt garam
 ⅛ sdt bubuk pala
 ¼ sdt mustard kuning
 ½ sdt mustard whole grain

Did you know?


”Sebagian besar otot, organ tubuh, hingga sistem
tubuh, disusun oleh protein. Protein akan
membangun, menjaga, dan mengganti jaringan
tubuh si Kecil yang rusak. Ketahui selengkapnya
di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara membuat:
1. Panaskan ½ sdm maragrin di atas panci, lalu tumis
bawang putih dan bawang bombai sampai harum.,
kemudian masukkan tepung dan masak selama 3
menit sampai tepung matang.
2. Masukkan air dingin perlahan-lahan sambal terus
diaduk, kemudian masukkan susu Nutrilon Royal
Soya 3, garam, bubuk pala, dan mustard. Aduk rata
dan sisihkan.
3. Pipihkan roti dengan rolling pin, olesi margarin (½
sdm sisa dari yang pertama) pada kedua sisi
kemudian masukkan ke dalam loyang muffin sampai
berbentuk seperti mangkuk.
4. Pecahkan telur pada setiap roti, tambahkan potongan
ayam sayap dan saus susu, panggang selama 10 menit
dengan suhu 180⁰C

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan bekal sarapan ini
dengan segelas Nutrilon Royal Soya 3 (7 sendok
takar), yang memenuhi semua kebutuhan nutrisi
si Kecil dengan kandungan asam lemak omega 6
dan zat besi untuk perkembangan otaknya,
dengan komposisi seimbang serat pangan,
vitamin C, dan vitamin E untuk daya tahan
tubuhnya, dan kalsium, protein, serta aneka
vitamin yang mendukung tumbuh kembang si
Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...


Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Sunny Chicken Pocket Party

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI
Poppin' Popeye
Quiche
Ayo hadirkan menu sayur-sayuran sebagai
cemilan sehat bagi si Kecil. Sajikan quiche
dengan resep Poppin' Popeye Quiche  isi bayam
agar si Kecil bsia menikmatinya dengan cara
yang menyenangkan. Bayam mengandung zat
besi untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil.
Rasanya yang gurih dan lezat akan membuat si
Kecil suka dengan hidangan ini.
Waktu Memasak: 45 Menit
Sajian untuk 6 porsi

Bahan-bahan:
Saus:
 100 ml kaldu ayam
 4 sendok takar susu Nutrilon Royal Soya 4
 1 butir telur organik
 1 butir kuning telur organic
 ½ sdt garam
 ¼ sdt merica
 ¼ sdt pala bubuk

Isi:
 ¼ buah bawang bombai
 1 siung bawang putih
 50 gr bayam
 50 gr daging asap
 ¼ sdt garam

Kulit:
 1 lembar kulit pastry (yang tidak mengandung
susu/butter)

Did you know?


”Biasanya, si Kecil lebih tertarik pada makanan
yang tampak menarik daripada yang bercampur
aduk. Oleh karena itu, Ibu bisa menyajikan nasi,
sayuran, dan lauk-pauk secara terpisah untuk si
Kecil. Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Aduk semua bahan saus menjadi satu di dalam
mangku, sisihkan.
2. Tumis bawang bombai dan bawang putih yang sudah
dicincang sampai harum, masukan bayam, tumis
sampai layu, masukkan garam dan daging asap, aduk
rata lalu sisihkan.
3. Potong kulit pastry 3 cm lebih lebar dari cetakan
yang digunakan, tusuk-tusuk dengan garpu pada
seluruh permukaan, kemudian letakkan di atas
cetakan, masukkan adonan, isi kemudian tuang saus
sampai penuh.
4. Panggang dengan suhu 180⁰C selama 30 menit.
Angkat dan sajikan.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan camilan ini dengan
segelas Nutrilon Royal Soya 4 Pronutra+ (7
sendok takar), yang memenuhi semua kebutuhan
nutrisi si Kecil dengan kandungan asam lemak
omega 6 dan zat besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium, protein,
serta aneka vitamin yang mendukung tumbuh
kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...


Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya

Home1.

2. Artikel

3. Poppin' Popeye Quiche

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub

0 800 1 360360
0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Magic Stick
Dukung si Kecil dengan nutrisi terbaik untuk
bekal sekolahnya. Kombinasi protein yang
terkandung dalam daging dan vitamin pada
sayuran akan membantu si Kecil menjalani
hainya dengan sehat dan penuh semangat.
Sajikan bekal sekolahnya dengan bentuk yang
menarik agar si Kecil selalu manantikannya.

Bahan-bahan:
 4 buah sosis besar
 2 buah kentang (400g) kentang
 350g brokoli
 2 buah wortel impor
 15 buah tusuk satai
 Bahan Saus Bumbu:

Cara membuat:
1. Potong sosis melintang 3 cm, buat belahan menyilang
tidak sampai putus pada setiap ujung sosis
2. Kupas kentang, potong dadu 2 cm, kukus hingga
matang
3. Potong brokoli sesuai kuntumnya, iris wortel
melintang 1 cm, kemudian cetak masing-masing
wortel dengan cetakan kue  berbentuk bintang
4. Didihkan air dalam panci, rebus wortel dan brokoli
secara terpisah hingga matang, angkat.
5. Tusuk setiap bahan secara selang-seling pada tusuk
satai hingga bahan habis. Sajikan bersama saus
bumbu.

Saus:
 2 sdm maragarin
 1 sdm tepung terigu
 3 sendok takar susu bubuk Nutrilon Royal Soya,
cairkan dengan 70ml air
 75ml kaldu ayam
 1 sdt garam
 ¼ sdt merica bubuk

Did you know?


”Dibandingkan dengan orang dewasa, bayi dan
anak-anak yang berada dalam tahap pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat membutuhkan
protein lebih banyak, yaitu per kilogram berat
badannya. Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Panaskan mentega hinga leleh.
2. Masukan terigu aduk hingga rata
3. Tuang susu sambil aduk hingga licin
4. Tuang kaldu ayam, aduk hingga ata
5. Bubuhi garam dan merica

Tips
 Ibu dapat mengkombinasikan bahan sayuran lain
sesuai selera si Kecil agar bekal sekolahnya semakin
bervariasi.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan bekal sekolah ini
dengan segelas Nutrilon Royal Soya 4 Pronutra+
(7 sendok takar), yang memenuhi semua
kebutuhan nutrisi si Kecil dengan kandungan
asam lemak omega 6 dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...


15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Magic Stick

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub
0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product


 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
NUTRISI

Resep MPASI Spinach Power Ball

Sajikan menu sayur bayam sebagai camilan bergizi yang lezat bagi si Kecil. Ibu dapat membuat Spinach
Power Ball yang berisi bayam. Bayam mengandung zat besi untuk mendukung tumbuh kembang si Kecil.
Kreasikan dalam bentuk bola panggang yang menarik agar si Kecil selalu menantikannya.

Waktu memasak: 30 Menit

Sajian untuk 4 orang (setiap porsi 3 buah)

Bahan-bahan:
 100gr tepung roti
 2 butir telur oragnik kocok lepas
 50gr tepung terigu
 200gr nasi
 ¼ buah bawang bombai cincang,
 1 siung bawang putih cincang
 25gr smoked beef
 25gr bayam kukus
 1 butir telur organic
 2 sendok takar susu Nutrilon Royal Soya 3
 1 sdt garam
 ¼ sdt merica

Did you know?


”Bayam merupakan makanan yang kaya akan antioksidan yang dapat menjaga otak si Kecil dari kerusakan
akibat terjadinya cedera dan gangguan ringan yang ia alami. Ketahui selengkapnya di sini.“

LIHAT LENGKAP

Cara membuat:
1. Tumis bawang bombay, bawang putih, dan smoked beef sampai harum, kemudian sisihkan.
2. Di mangkok, campurkan nasi, tumisan bawang, bayam, telur, susu Nutrilon Royal Soya 3, garam, dan merica, aduk rata
lalu bulatkan seperti bola atau cetak sesuai selera
3. Gulingkan bola-bola di atas tepung terigu, kemudian gulingkan di dalam kocokan telur dan tekahir gulingkan di atas
tepung roti
4. Atur bola-bola di atas loyang dan panggang selama 10 menit dengan suhu 180⁰C. Sajikan.
Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu terpenuhi. Lengkapi hidangan camilan ini dengan segelas Nutrilon
Royal Soya 3 (7 sendok takar), yang memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil dengan kandungan asam
lemak omega 6 dan zat besi untuk perkembangan otaknya, serat pangan, vitamin C, dan vitamin E dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya

1. Home
2. Artikel
3. Resep MPASI Spinach Power Ball
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada

Nutriclub Expert Advisor Sekarang!

Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Red Berry French


Toast
Mari awali hari si Kecil dengan resep Red Berry
French Toast sebagai sarapan roti yang kaya akan
karbohidrat. Sajikan dengan buah stroberi segar
sebagai sumber Vitamin C, sehingga si Kecil
besemangat menjalani aktivitasnya.
Waktu memasak: 15 menit
Porsi untuk 2 orang
Bahan-bahan:
 4 potong roti gandum (yang tidak mengandung
susu/butter)
 200 ml air
 7 sendok takar susu Nutrilon Royal Soya 4
 2 butir telur organic
 ½ sdt ekstrak vanili
 1 sdm tepung
 ¼ sdt baking powder
 ¼ sdt kayu manis bubuk
 50gr margarin
 1 cup buah stroberi
 1 sdm madu

Did you know?


”Ibu sebaiknya membiasakan si Kecil
mengonsumsi karbohidrat sehat, karena sekitar
setengah asupan kalori si Kecil berasal dari
makanan berkarbohidrat, seperti sereal, nasi,
pasta, kentang, dan roti. Ketahui selengkapnya di
sini.“
LIHAT LENGKAP
Cara memasak:
1. Potong-potong stroberi dan masukan ke dalam
mangkuk bersama madu. Aduk dan sisihkan.
2. Kocok air, susu Nutrilon Royal Soya 4, telur, ekstrak
vanili, tepung, baking powder, dan kayu manis di
dalam mangkuk
3. Celupkan roti ke dalam kocokan susu dan telur, lalu
diamkan sampai meresap.
4. Panaskan margarin di atas api sedang, goreng roti
sampai berwarna kecoklatan, angkat dan sisihkan.
5. Sajikan dengan potongan buah stroberi dan madu
yang sudah meresap.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan camilan ini dengan
segelas Nutrilon Royal Soya 4 Pronutra+ (7
sendok takar), yang memenuhi semua kebutuhan
nutrisi si Kecil dengan kandungan asam lemak
omega 6 dan zat besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium, protein,
serta aneka vitamin yang mendukung tumbuh
kembang si Kecil agar tetap optimal.
Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...


Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Red Berry French Toast

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Sup Bayam Seafood


Hidangan dengan resep Sup Bayam Seafood
yang lezat dengan udang dan tahu. Tekstur tahu
yang lembut memudahkan si Kecil saat
mengunyahnya.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 15 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Makan siang, Makan malam
Pantangan : tidak ada

Bahan-bahan:
 1/2 sdm minyak zaitun
 20 g daun bayam merah
 300 ml kaldu ayam
 1/2 buah tomat merah
 30 g udang kupas, cincang
 30 g tahu

Did you know?


”Kandungan antioksidan dalam bayam
bermanfaat untuk merawat saraf-saraf halus pada
otak si Kecil, serta menjaga neuron dan selnya
dari radikal bebas. Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP
Cara memasak:
1. Panaskan minyak, tumis bayam hingga lunak.
2. Masukkan bayam bersama kaldu dan tomat ke dalam
blender. Proses hingga halus. Angkat.
3. Rebus bayam yang telah dihaluskan bersama udang
dan tahu. Masak hingga udang matang.
4. Sajikan hangat.

Tips:
 Gunakan kaldu buatan sendiri, dan hindari kaldu
bubuk instan. Karena kaldu instan sangat tinggi
garam dan tidak memiliki gizi yang alami

 
Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu
terpenuhi. Lengkapi hidangan makan siang dan
makan malam ini dengan segelas Nutrilon
Royal 3 Pronutra+ (7 sendok takar), yang
memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil
dengan kandungan asam linoleat dan zat
besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium,
protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...


7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Sup Bayam Seafood

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Funny Face Burger


Bentuknya yang lucu pasti akan membuat si
Kecil tertarik untuk menikmatinya. Biarkan si
Kecil untuk belajar sendiri menyuap
makanannya, sedikit berantakan tapi akan
melatihnya untuk mandiri.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 20 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Makan siang, Makan malam
Pantangan : Daging

Bahan-bahan:
 50 g spaghetti, rebus hingga lunak

Daging burger:
 75 g daging sapi giling tanpa lemak
 1/2 buah bawang bombay kecil, cincang
 1 sdm tepung roti
 50 ml susu cair
 25 g keju parmesan bubuk
 1/8 sdt garam
 1 sdm mentega

Saus:
 1 sdm mentega
 1 sdm bawang bombay cincang
 1 butir bawang putih
 100 ml kaldu ayam
 25 g kacang polong beku
 1 sdm saus tomat buatan sendiri
 1 sdm kecap manis
 1/4 sdt merica bubuk

Did you know?


”Secara umum, mutu protein hewani lebih baik
dibandingkan protein nabati. Ketahui
selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Daging burger: Aduk semua bahan hingga rata.
Pipihkan. Panaskan mentega di wajan datar, masak
burger pada kedua sisinya hingga matang. Angkat,
sisihkan.
2. Saus: Panaskan mentega, tumis bawang bombay dan
bawang putih hingga layu. Masukkan sisa bahan,
masak hingga kacang polong panas. Angkat.
Sisihkan.
3. Di piring saji, atur daging burger sebagai wajah dan
spaghetti sebagai rambutnya yang tergerai. Tuangi
saus. Sajikan hangat.

Tips
 Burger daging sapi ini dapat juga diganti dengan
daging ayam.
 Dalam wadah tertutup, daging burger juga bisa
disimpan di freezer jika Anda ingin menjadikannya
makanan cadangan.
 Keju parmesan dapat diganti dengan keju cheddar
parut.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan makan siang dan
makan malam ini dengan segelas Nutrilon
Royal 3 Pronutra+ (7 sendok takar), yang
memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil
dengan kandungan asam linoleat dan zat
besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium,
protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...


7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Funny Face Burger

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Bubur Kurma
Penambahan kurma memberi rasa manis alami
dalam resep ini. Selain itu gula dalam kurma juga
mudah dicerna dan sumber energi serta kalsium
buat si Kecil.
Waktu persiapan: 5 menit
Waktu memasak: 10 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Makan siang, Makan malam
Pantangan : Tidak ada

Bahan-bahan:
 300 ml susu cair
 30 g kurma, buang biji
 1/2 keping biskuit bayi
 30 g ubi merah, potong dadu kecil sekali

Did you know?


”Saat mengajak si Kecil berbuka puasa, berikan
pilihan buah kesukaannya, seperti pepaya, pir,
mangga, atau kurma untuk mengembalikan kadar
gula dan cairan dalam tubuh si Kecil. Ketahui
selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Masukkan susu, kurma, dan biskuit bayi ke dalam
blender. Proses hingga halus.
2. Tuang ke dalam mangkuk saji. Taburi dengan ubi
kukus.
3. Sajikan segera.

Tips
 Ubi kaya vitamin A dan serat. Penuh nutrisi untuk
bayi. Pilih yang masih keras, tidak lembi di beberapa
bagiannya dan tidak berlendir.
 Kupas bagian kehitaman yang terdapat di beberapa
kulit ubi, karena bagian ini menimbulkan rasa pahit
yang sakan sangat menggangu di lidah bayi.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan makan siang dan
makan malam ini dengan segelas Nutrilon
Royal 3 Pronutra+ (7 sendok takar), yang
memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil
dengan kandungan asam linoleat dan zat
besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium,
protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...


Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Bubur Kurma

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
NUTRISI

Sup Kacang Merah


Resep Sup Kacang Merah adalah menu yang
sangat populer. Selain lezat, kacang merah kaya
serat dan kandungan proteinnya mudah dicerna.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 10 menit + merendam kacang
merah
Untuk: 1 porsi
Kategori: Makan siang, Makan malam
Pantangan : Tidak ada

Bahan-bahan:
 30 g kacang merah
 30 g hati ayam, kukus
 30 g tempe, iris dadu kecil
 400 ml kaldu ayam
 1/2 sdt peterseli cincang
Did you know?
”Balita merupakan kelompok anak yang rentan
terhadap masalah kesehatan dan gizi, dan salah
satu yang banyak dijumpai di Indonesia adalah
gejala kurang energi protein (KEP). Ketahui
selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Rendam kacang merah semalam. Angkat, tiriskan.
2. Rebus kacang merah bersama hati ayam, tempe, dan
kaldu hingga lunak. Angkat.
3. Hancurkan kacang dengan garpu hingga kacang
terbelah-belah namun tidak hancur benar.
4. Taburi peterseli cincang. Sajikan hangat.

Tips:
 kacang merah memberikan sumber protein nabati
yang baik bagi bayi.
 kacang merah direndam semalan agar lebih mudah
dan cepat empuk sehingga tak memerlukan waktu
pemasakan yang lama.
Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu
terpenuhi. Lengkapi hidangan makan siang dan
makan malam ini dengan segelas Nutrilon
Royal 3 Pronutra+ (7 sendok takar), yang
memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil
dengan kandungan asam linoleat dan zat
besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium,
protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...


Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Sup Kacang Merah

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818


   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Pizza Keju Bayam


Paduan roti gandum kaya serat, daging yang kaya
protein, serta keju dan bayam dalam resep Pizza
Keju Bayam yang kaya kalsium dan zat besi
sangat baik bagi pertumbuhan si Kecil. Rasanya
pun gurih dan lezat!
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 10 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Makan siang, Makan malam
Pantangan : Daging

Bahan-bahan:
 1/2 sdm minyak zaitun
 30 g daging sapi cincang
 1 lembar roti gandum
 1/2 sdm mayones botolan
 10 lembar daun bayam, rebus, peras, iris
 30 g keju mozarella, parut

Cara memasak:
1. Panaskan minyak, tumis daging sapi hingga matang.
Angkat, sisihkan.
2. Bagi roti menjadi 4 (bentuk segitiga). Olesi roti
dengan mayones.
3. Taburi daging sapi cincang, bayam dan keju
mozarella.
4. Panggang dengan oven menggunakan api atas hingga
keju meleleh. Keluarkan.
5. Sajikan hangat.

Tips
 Bisa diberi tambahan sayuran /jamur cincang atau
kacang sangrai cincang sebagai topping Pizza Keju
Bayam untuk kelengkapan gizi.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan makan siang dan
makan malam ini dengan segelas Nutrilon
Royal 3 Pronutra+ (7 sendok takar), yang
memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil
dengan kandungan asam linoleat dan zat
besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium,
protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...


Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Pizza Keju Bayam

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
NUTRISI

Semur Ikan
 Pembahasan dalam artikel :
 Resep MPASI Semur Ikan
 Bahan-bahan Resep Semur Ikan
 Cara memasak
 Tips

Paduan ikan dan tahu dalam resep Semur Ikan,


membuat menu ini kaya akan protein. Tekstur
keduanya yang lembut serta kuahnya yang terasa
manis dan gurih nikmat disajikan hangat-hangat
untuk si Kecil.

Resep MPASI Semur Ikan


Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 20 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Makan siang, Makan malam
Pantangan : Ikan

Bahan-bahan Resep Semur


Ikan
 1 sdm minyak sayur
 1 butir bawang merah, iris tipis
 1/2 siung bawang putih, cincang halus
 1 lembar kecil daun salam
 200 ml kaldu ayam
 1/4 buah tomat merah, potong-potong
 2 sdm kecap manis
 1/8 sdt merica bubuk
 1/8 sdt garam
 1/8 sdt pala bubuk
 75 g fillet ikan kakap merah, potong-potong
 20 g tahu, potong dadu kecil

Cara memasak
1. Panaskan minyak, tumis bawang merah dan bawang
putih hingga harum. Tambahkan daun salam, aduk
rata hingga harum.
2. Masukkan kaldu, tomat, kecap, merica, garam, dan
pala. Masak dengan api kecil hingg bumbu meresap.
3. Masukkan ikan dan tahu, masak hingga matang.
Angkat.
4. Sajikan hangat.

Tips
 Jangan masak ikan terlalu lama di atas api karena
justru akan membuat teksturnya jadi terlalu padat dan
keras.
 Bisa juga menggunakan fillet ikan dori sebagai
pengganti ikan kakap.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan makan siang dan
makan malam ini dengan segelas Nutrilon
Royal 3 Pronutra+ (7 sendok takar), yang
memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil
dengan kandungan asam linoleat dan zat
besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium,
protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...


7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
1.Home
2. Artikel

3. Semur Ikan

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI
Makaroni Tumis
Kakap
Resep Makaroni Tumis Kakap sarat gizi yang
mudah dan cepat untuk disajikan dengan rasa
legit dan gurih. Tekstur pasta makaroni yang
lunak melatih gigi si Kecil yang mulai tumbuh
untuk belajar mengunyah.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 15 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Makan siang, Makan malam
Pantangan : Ikan

Bahan-bahan:
 30 g pasta makaroni
 1/2 sdm minyak zaitun
 1 sdm bawang bombay cincang
 40 g daging ikan kakap merah, cincang
 50 g wortel cincang
 1 kuning telur ayam

Did you know?


”Selain pasta, makanan yang juga kaya akan
karbohidrat kompleks antara lain adalah roti
gandum utuh, biskuit, sereal, kentang, dan nasi
merah. Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Rebus pasta hingga lunak sekali. Angkat, tiriskan,
sisihkan.
2. Panaskan minyak, tumis bawang bombay dan daging
kakap hingga kakap matang. Masukan wortel.
3. Masukkan rebusan pasta dan kuning telur ke dalam
tumisan kakap. Masak hingga kuning telur matang,
aduk rata Angkat.
4. Sajikan hangat.

Tips
 Pasta, yang direbus hingga sangat lunak, melatih
kemampuan bayi untuk mengunyah.
 Ikan kakap membersi rasa yang alami (gurih) pada
pasta. Sedangkan kuning telur menambah legitnya
racikan masakan yang bayi sukai.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan makan siang dan
makan malam ini dengan segelas Nutrilon
Royal 3 Pronutra+ (7 sendok takar), yang
memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil
dengan kandungan asam linoleat dan zat
besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium,
protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...


15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home1.

2. Artikel

3. Makaroni Tumis Kakap

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub
0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Resep Mie Rebus


Anak-anak pasti suka mie, bentuknya yang
panjang-panjang dan kenyal membuat acara
makan mereka menjadi seru. Resep Mie Rebus
ini nutrisinya sudah terpenuhi karena ada sayuran
dan telur didalamnya.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 15 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Makan siang, Makan malam
Pantangan : Tidak ada

Bahan-bahan:
 1/2 sdm minyak sayur
 1/2 buah tomat, cincang kasar
 50 g wortel, iris bentuk korek api
 200 ml kaldu ayam
 1 butir telur ayam, kocok lepas
 50 g mi telur kering, seduh air panas
 1 batang kecil daun bawang, iris tipis

Bumbu, haluskan:
 2 butir bawang merah
 1 butir kemiri
 1 siung kecil bawang putih
 1 sdt ebi, rendam air panas
 1/4 sdt garam
 1/8 sdt merica butiran

Did you know?


”Karbohidrat sangat dibutuhkan sebagai salah
satu sumber energi. Ibu sebaiknya memilih
karbohidrat yang berasal dari zat tepung (gula)
yang baik. Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Panaskan minyak, tumis bumbu halus hingga harum.
Masukkan tomat dan wortel, aduk rata.
2. Tuangi kaldu, masak hingga wortel empuk.
Masukkan telur, aduk cepat agar berserabut.
3. Tambahkan mi dan daun bawang, aduk rata. Masak
hingga kuah agak berkurang. Angkat.
4. Sajikan hangat.

Tips
 Gunakan kaldu ayam yang dibuat sendiri dari ceker
ayam, agar kuah mi godok terasa sedap.
 kalau anak Anda sudah bisa mengunyah dengan baik,
bisa juga tambahkan suwiran ayam di dalamnya.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan makan siang dan
makan malam ini dengan segelas Nutrilon
Royal 3 Pronutra+ (7 sendok takar), yang
memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil
dengan kandungan asam linoleat dan zat
besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium,
protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.
Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...


Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Resep Mie Rebus

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Menu MPASI Sup


Rolade Daging
Di masa pertumbuhannya, Si Kecil butuh protein
untuk pembentukkan tulang dan otot. Resep Sup
Rolade Daging yang  berbahan utama daging sapi
kaya protein ini mendukung pertumbuhannya
dalam rasa yang si Kecil suka.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 30 menit
Untuk: 2 porsi
Kategori: Makan siang, Makan malam
Pantangan : Daging

Bahan-bahan:
Rolade:
 1 butir telur ayam, kocok lepas, sisihkan 2 sdm untuk
campuran rolade daging
 50 g daging sapi giling tanpa lemak
 1/8 sdt garam
 1/8 sdt merica bubuk
 1/8 sdt minyak wijen
 1 sdt tepung maizena
Kuah:
 250 ml kaldu ayam
 1 siung kecil bawang putih, cincang
 50 g wortel, iris tipis
 25 g makaroni
 30 g brokoli

Did you know?


”Guna memperoleh mutu protein dan zat gizi
mikro yang lebih baik, penuhi paling tidak
seperempat (25%) dari angka kecukupan protein
(AKP) yang berasal dari protein hewani. Ketahui
selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Rolade: Olesi wajan datar dengan margarin. Tuangi
telur, buat dadar yang tipis sekali. Angkat, sisihkan.
Aduk semua sisa bahan. Sendokkan ke permukaan
telur dadar hingga menutupi seluruh telur. Gulung
sambil padatkan. Bungkus dalam aluminium foil.
Kukus rolade hingga matang. Angkat. Potong-
potong. Sisihkan.
2. Kuah: Rebus semua bahan hingga makaroni empuk.
Masukkan rolade. Angkat. Sajikan hangat.

Tips:
 Rolade daging dapat diganti dengan rolade ayam.
Anda bisa membuat stok sekaligus untuk disimpan di
freezer.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan makan siang dan
makan malam ini dengan segelas Nutrilon
Royal 3 Pronutra+ (7 sendok takar), yang
memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil
dengan kandungan asam linoleat dan zat
besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium,
protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait
12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...


7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya

Home 1.

2. Artikel

3. Menu MPASI Sup Rolade Daging

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
NUTRISI

Bola Kentang
Brokoli
Brokoli adalah salah satu jenis sayuran yang
susah untuk diberikan kepada si Kecil, padahal
kandungan nutrisinya tinggi. Resep ini
menyajikan brokoli dengan cara berbeda, selamat
mencoba!
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 15 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Cemilan pagi, Cemilan sore
Pantangan : Daging

Bahan-bahan:
 1/2 sdm minyak sayur
 1 siung bawang putih
 1 sdm bawang bombay cincang
 25 g daging sapi giling tanpa lemak
 2 sdt tepung terigu serbaguna
 100 ml susu cair
 50 g brokoli, rebus, cincang halus
 100 g kentang, kukus, kupas, haluskan
 25 g keju cheddar parut
 1/4 sdt merica bubuk
 1 putih telur ayam, kocok lepas
 5 sdm tepung roti halus

Did you know?


”Akan sangat baik apabila sayuran menjadi menu
wajib pada hidangan keluarga Ibu sehari-hari
yang bisa membuat si Kecil terbiasa
mengonsumsi sayuran sejak dini. Ketahui
selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Panaskan minyak, tumis bawang putih dan bawang
bombay hingga harum.
2. Masukkan daging sapi giling, aduk hingga berubah
warna.
3. Masukkan terigu dan susu, aduk rata hingga
mengental dan daging matang. Tambahkan brokoli
dan kentang, aduk rata.
4. 4. Bubuhi keju parut dan merica, aduk rata. Angkat.
5. Ambil 1 sdm adonan. Celup ke dalam putih telur, lalu
baluri tepung roti. Sisihkan di lemari es hingga padat.
6. Goreng dalam minyak banyak dan panas hingga
kecokelatan. Angkat, tiriskan.
7. Sajikan hangat.

Tips
 Menyimpan sebentar dalam kulkas tujuannya agar
adonan bola-bola lebih padat dan tidak hancur saat
digoreng.
 Brokoli bisa diganti dengan buncis cincang.
 Menyimpan adonan yang sudah dibaluri tepung roti
tak perlu terlalu lama, cukup sekitar 10 menit.
Fungsinya untuk lebih merekatkan adonan tepung
roti agar saat digoreng tidak mudah lepas.Jika sedang
dalam keadaan terburu-buru, langkah ini boleh tidak
dilakukan.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan cemilan pagi dan
sore ini dengan segelas Nutrilon Royal 3
Pronutra+ (7 sendok takar), yang memenuhi
semua kebutuhan nutrisi si Kecil dengan
kandungan asam linoleat dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...


Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Bola Kentang Brokoli

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
NUTRISI

Puding Tropical
Paduan buah segar dengan agar-agar yang manis
dalam resep Puding Tropical untuk camilan si
Kecil. Membuatnya pun mudah dan cepat,
dengan nutrisi yang cukup lengkap.
Waktu persiapan: 5 menit
Waktu memasak: 15 menit
Untuk: 16 buah
Kategori: Cemilan pagi, Cemilan sore
Pantangan : Tidak ada

Bahan-bahan:
 400 ml jus jeruk segar
 50 g daging blewah, cincang
 1/2 bungkus agar-agar bubuk
 1/2 sdm madu

Did you know?


”Dalam masa pertumbuhannya, membiarkan si
Kecil mengenal beragam rasa, tekstur, dan warna
makanan, terutama buah-buahan dan sayuran,
akan membiasakan si Kecil untuk menerima
beragam asupan sehat bernutrisi. Ketahui
selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Jerang jus jeruk segar bersama blewah dan agar-agar
bubuk. Masak hingga agar-agar larut. Angkat.
2. Tuangi madu, aduk rata.
3. Tuang ke dalam cetakan mini (Anda bisa
menggunakan cetakan cokelat yang mungil-mungil).
4. Dinginkan di lemari es hingga mengeras.
5. Sajikan dingin.

Tips
 Madu bisa menimbulkan alergi. Konsumsi sedikit
terlebih dahulu untuk mengetes apakah ada reaksi
alergi dalam kurun waktu 8-36 jam.
Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu
terpenuhi. Lengkapi hidangan cemilan pagi dan
sore ini dengan segelas Nutrilon Royal 3
Pronutra+ (7 sendok takar), yang memenuhi
semua kebutuhan nutrisi si Kecil dengan
kandungan asam linoleat dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...


Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Puding Tropical

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818


   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
NUTRISI

Perkedel Salmon
Sajikan hidangan sehat dengan resep Perkedel
Salmon yang baik untuk memenuhi kebutuhan si
Kecil akan asam lemak omega 3. Omega 3
penting untuk otak, mata, dan syaraf-syaraf di
tubuhnya yang sedang berkembang.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 10 menit
Untuk: 2 porsi
Kategori: Cemilan pagi, Cemilan sore
Pantangan : Ikan

Bahan-bahan:
 80 g kentang
 40 g salmon
 1/2 sdm mentega tawar
 1/4 batang daun bawang (bagian putihnya), cincang
halus, tumis sebentar
 30 g tomat ceri, cincang kasar
 1 sdm mentega tawar
 1 sdm tepung terigu serbaguna

Saus:
 aduk 2 sdm mayones
 1 sdm keju cheddar parut

Did you know?


”Omega-3 membantu mengoptimalkan
perkembangan otak dan mata si Kecil, juga
mampu membuat mood si Kecil jadi lebih stabil.
Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Kukus kentang hingga lunak. Angkat. Kupas,
sisihkan.
2. Olesi salmon dengan mentega. Tumis sebentar
hingga matang. Angkat.
3. Hancurkan salmon dengan garpu. Masukkan sisa
bahan, aduk rata.
4. Bentuk menjadi bentuk perkedel.
5. Panaskan sedikit minyak di wajan datar. Masak tiap
sisi kentang hingga kecokelatan.
6. Sajikan hangat bersama saus

Tips
 Berikan salmon sebagai sumber omega-3 yang baik
bagi perkembangan otak anak. Kandungan DHA-nya
juga menunjang daya penglihatan anak.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan cemilan pagi dan
sore ini dengan segelas Nutrilon Royal 3
Pronutra+ (7 sendok takar), yang memenuhi
semua kebutuhan nutrisi si Kecil dengan
kandungan asam linoleat dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait
12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
1. Home
2. Artikel
3. Perkedel Salmon
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini
 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Potato Gratin
Kentang adalah alternatif sumber energi lain
untuk si Kecil. resep Potato Gratin tidak hanya
mengandung karbohidrat, tetapi kentang dalam
resep Potato Gratin juga kaya potassium, vitamin
C dan B6. Penambahan keju, daging dan sayuran
membuat nutrisinya tambah lengkap.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 30 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Makan siang, Makan malam
Pantangan : Daging

Bahan-bahan:
 1 sdm mentega
 1/4 buah bawang bombay ukuran kecil, iris tipis
 50 g daging sapi cincang
 10 lembar daun bayam, cincang
 2 sdm krim kental
 50 ml susu cair
 50 g keju cheddar jenis cepat leleh, parut
 1 buah kentang, kupas, potong setebal 1/2 cm, kukus
 1/8 sdt merica bubuk
 1/8 sdt pala bubuk

Did you know?


”Kenalkan beragam karbohidrat secara
bergantian pada si Kecil, misalnya selain sebagai
menu utama, karbohidrat bisa diolah menjadi
makanan selingan atau bekal sekolah yang lezat.
Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Panaskan mentega, tumis bawang bombay hingga
layu. Masukkan daging sapi dan bayam. Tumis
hingga daging matang.
2. Olesi loyang individual dengan mentega. Bagi
kentang dan tumisan daging-bayam menjadi 1/3
bagian.
3. Susun semua bahan secara berurutan. Taburi merica
dan pala di tiap lapisannya. Taburi keju di lapisan
teratas.
4. Panggang dalam oven panas bersuhu 180 C hingga
keju meleleh dan kecokelatan (20 menit). Angkat.
5. Sajikan hangat.

Tips:
 Gunakan cetakan alumunium foil minu yang kini
sudah banyak dijual di pasaran, atau buat di loyang
pyrex dalam beberapa ukuran, dan simpan untuk sesi
makan selanjutnya.
 Daging sapi bisa diganti dengan bahan alamiah,
seperti daging ayam yang diolah sebagai ragout
campur sayuran,dll

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan makan siang dan
makan malam ini dengan segelas Nutrilon
Royal 3 Pronutra+ (7 sendok takar), yang
memenuhi semua kebutuhan nutrisi si Kecil
dengan kandungan asam linoleat dan zat
besi untuk perkembangan
otaknya, FOS:GOS dengan komposisi seimbang
untuk daya tahan tubuhnya, dan kalsium,
protein, serta aneka vitamin yang mendukung
tumbuh kembang si Kecil agar tetap optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...


1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Potato Gratin

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Churros Celup
Coklat
Siapa sih yang tidak suka cokelat? Si Kecil pun
tak akan menolak menu yang satu ini. Biarkan ia
menggenggam dan mencelupkan sendiri
batangan churros ke dalam saus cokelatnya.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 20 menit
Untuk: 6 porsi
Kategori: Cemilan pagi, Cemilan sore
Pantangan : Tidak ada

Bahan-bahan:
 220 ml air
 100 g mentega tawar
 100 g tepung terigu serbaguna
 1/8 sdt kayumanis bubuk
 3 butir telur ayam

Saus:
 75 g cokelat masak pekat, cincang halus
 100 ml susu cair
 1 sdt gula pasir

Did you know?


”Konsumsi makanan dengan kandungan gula dan
lemak yang tinggi perlu dibatasi, karena makanan
tersebut merupakan salah satu faktor terbesar si
Kecil mengalami obesitas. Ketahui selengkapnya
di sini.“
LIHAT LENGKAP
Cara memasak:
1. Jerang air dan mentega di atas api kecil hingga
mentega meleleh.
2. Masukkan terigu dan kayumanis, aduk cepat hingga
terbentuk adonan yang kalis (gunakans endok kayu
untuk ini). Angkat. Biarkan sebentar hingga uapnya
hilang.
3. Masukkan telur satu per satu ke dalam adonan sambil
diaduk rata. Masukkan dalam kantung semprot
dengan spuit motif bintang.
4. Panaskan minyak, semprotkan adonan langsung ke
dalam minyak. Goreng hingga matang. Angkat,
tiriskan.
5. Pelengkap: Tim cokelat masak hingga meleleh,
masukkan susu dan gula, aduk hingga panas. Angkat.
6. Sajikan churros bersama saus.

Tips
 Selain disantap bersama saus cokelat, churros juga
enak disantap bersama taburan gula bubuk, seperti
donat.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan cemilan pagi dan
sore ini dengan segelas Nutrilon Royal 3
Pronutra+ (7 sendok takar), yang memenuhi
semua kebutuhan nutrisi si Kecil dengan
kandungan asam linoleat dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...


Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Churros Celup Coklat

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
NUTRISI

Buah Celup Ubi


Keju
Cara lain untuk menyajikan buah-buahan pada si
Kecil. Resep saus ubi keju yang manis gurih
berpadu dengan segarnya buah. Merangsang
indra pengecapnya untuk mengenal berbagai
rasa.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 10 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Cemilan pagi, Cemilan sore
Pantangan : Tidak ada

Bahan-bahan:
 50 g ubi merah
 200 ml air jeruk segar
 40 g cream cheese
 1/2 sdm madu
 1 buah pir hijau, kupas
 1 buah apel merah, kupas

Did you know?


”Balita yang tidak mendapatkan cukup zat besi di
masa pertumbuhannya akan lebih berisiko
terpapar infeksi. Oleh karena itu, Ibu dapat
melengkapi kebutuhan asupan zat besi si Kecil
dengan buah-buahan dan sayuran. Ketahui
selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Kukus ubi merah hingga lunak. Kupas.
2. Masukkan ubi merah, air jeruk, cream cheese, dan
madu ke dalam blender. Proses hingga halus. Angkat.
Sisihkan di dalam lemari es.
3. Sajikan pir dan apel dengan mencelupkan ke dalam
saus campuran ubi dan cream cheese.

Tips
 Pilih buah-buahan favorit anak Anda.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan cemilan pagi dan
sore ini dengan segelas Nutrilon Royal 3
Pronutra+ (7 sendok takar), yang memenuhi
semua kebutuhan nutrisi si Kecil dengan
kandungan asam linoleat dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...


15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Buah Celup Ubi Keju

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360
0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Pancake Mini
Havermut atau oatmeal adalah sumber nutrisi
yang sangat baik untuk segala usia. Sumber
vitamin E, vitamin B, potassium, dan seng,
Sangat baik bagi kesehatan otak dan jantung si
Kecil.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 20 menit
Untuk: 15 buah
Kategori: Sarapan
Pantangan : Daging
Bahan-bahan:
 25 g tepung terigu protein tinggi
 1 sdm havermut
 1/8 sdt kayumanis bubuk
 1/8 sdt pala bubuk
 200 ml susu (formula)
 1 kuning telur ayam
 15 g daging sapi cincang
 1 sdm minyak zaitun

Did you know?


”Selain oatmeal, Ibu bisa memberi si Kecil
makanan lainnya yang mengandung karbohidrat
kompleks seperti kentang panggang atau terung
kukus. Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Campur tepung terigu bersama havermut, kayumanis
bubuk dan pala bubuk. Sisihkan.
2. Aduk susu bersama kuning telur dan daging sapi
cincang.
3. Masukkan campuran tepung ke dalam susu, aduk
rata.
4. Panaskan minyak, tuang 1 sdm adonan ke wajan
datar. Masak di tiap sisinya hingga matang. Angkat.
5. Sajikan hangat.

Tips
 Dibanding sereal beras yang juga kaya serat, namun
mengandung gluten, havermut merupakan bahan
yang dipandang paling aman bagi pencernaan bayi,
karena hampir tidak pernah menimbulkan resiko
alergi.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan sarapan ini
dengan segelas Nutrilon Royal 3 Pronutra+ (7
sendok takar), yang memenuhi semua
kebutuhan nutrisi si Kecil dengan
kandungan asam linoleat dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.
Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...


7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya

Home
1.

2. Artikel

3. Pancake Mini

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Resep MPASI Bubur


Gurih Labu
Pencernaan si Kecil belum dapat bekerja
sempurna, labu kuning mengandung kombinasi
vitamin A dan C, beta karoten, serta serat tinggi
yang sangat baik untuk menjaga kesehatan
pencernaannya.
Waktu persiapan: 5 menit
Waktu memasak: 10 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Sarapan
Pantangan : Daging
Bahan-bahan:
 1/2 sdm mentega tawar
 30 g daging ayam cincang
 100 g labu kuning, kupas
 200 ml kaldu ayam
 1 keping biskuit bayi
 20 g kacang tanah sangrai, kupas, tumbuk halus

Did you know?


”Cara mudah untuk membuat sistem pencernaan
si Kecil selalu sehat adalah memberikan asupan
serat dan cairan, dan mengajaknya berolahraga.
Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Panaskan mentega, tumis ayam hingga matang.
Angkat. Sisihkan.
2. Rebus labu dan kaldu bersama ayam cincang dan
biskuit. Aduk hingga biskuit hancur. Angkat.
3. Masukkan ke dalam blender, proses hingga halus
4. Taburi kacang sangrai.
5. Sajikan hangat
Tips
 Labu kuning tinggi serat, vitamin A, dan betakaroten.
Sangat baik untuk pencernaan awal bayi

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan sarapan ini
dengan segelas Nutrilon Royal 3 Pronutra+ (7
sendok takar), yang memenuhi semua
kebutuhan nutrisi si Kecil dengan
kandungan asam linoleat dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...


1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Resep MPASI Bubur Gurih Labu

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub
0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Resep Menu MPASI


Risotto Asparagus
Tekstur nasi pada resep Risotte Asparagus lebih
lembut dari risotto yang biasanya, memudahkan
si Kecil dalam mengunyahnya. Memberi energi
pada si Kecil yang mulai aktif mengeksplorasi
sekitarnya.
Tekstur nasi pada resep ini lebih lembut dari
risotto yang biasanya, memudahkan si Kecil
dalam mengunyahnya. Memberi energi pada si
Kecil yang mulai aktif mengeksplorasi
sekitarnya.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 20 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Sarapan
Pantangan : Tidak ada

Bahan-bahan:
 1/2 sdm minyak zaitun
 1 sdm bawang bombay cincang
 2 sdm beras arborio atau beras lokal biasa
 250 ml kaldu ayam
 50 g asparagus, iris tipis, rebus hingga empuk
 25 g jamur portabello, potong-potong
 1/8 sdt merica bubuk
 1/8 sdt garam
 1 sdm keju parmesan parut
 1 sdm kenari, sangrai, cincang

Did you know?


”Porsi makan si Kecil berbeda dengan orang
dewasa. Ia membutuhkan makanan sumber
energi yang lengkap dengan nutrisi dalam jumlah
yang lebih kecil namun sering. Ketahui
selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Panaskan minyak, tumis bawang bombay
hingga layu. Masukkan beras, masak hingga
tercampur rata dengan minyak.
2. Masukkan kaldu, asparagus, dan jamur. Masak
hingga asparagus dan beras matang.
3. Bubuhi merica dan garam, aduk rata. Angkat.
4. Taburi keju dan kenari, sajikan hangat.

Tips:
 Beras arborio adalah beras khas Itali dengan bentuk
'gendut' dan akan menghasilkan tekstur nasi yang
pulen dan lengket. Jika tidak ada dapat diganti
dengan beras lain yang pulen.
 Risotto versi asli tekstur nasinya tidak lembek, tapi
khusus untuk anak, Anda bisa memasak risotto ini
hingga nasi empuk.
Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu
terpenuhi. Lengkapi hidangan sarapan ini
dengan segelas Nutrilon Royal 3 Pronutra+ (7
sendok takar), yang memenuhi semua
kebutuhan nutrisi si Kecil dengan
kandungan asam linoleat dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...


Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Resep Menu MPASI Risotto Asparagus

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818


   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product


 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI
 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Sandwich Telur
Kreasikan menu ini dengan resep Sandwich
Telur berbentuk potongan lucu yang menarik
perhatian si Kecil. Ia bisa belajar menggenggam
dan menyuapkan sendiri sandwich ini. Pastikan
Anda mengawasinya agar ia tidak tersedak.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 15 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Sarapan
Pantangan : Tidak ada

Bahan-bahan:
 1/2 sdm mentega tawar
 1 sdt bawang bombay cincang
 1/4 buah tomat, cincang halus
 1 butir telur ayam, kocok lepas
 1/8 sdt merica bubuk
 1/8 sdt garam
 1 sdm mayones
 2 lembar roti tawar, buang pinggirnya

Did you know?


”Protein hewani seperti daging dan telur
mengandung sembilan jenis asam amino esensial.
Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Panaskan mentega, tumis bawang bombay hingga
layu. Masukkan tomat, aduk rata hingga tomat layu.
2. Masukkan telur, aduk cepat hingga adonan berbutir-
butir dan matang.
3. Bubuhi merica dan garam, aduk rata. Angkat.
4. Olesi permukaan roti dengan mayones, letakkan
tumisan telur di salah satu roti, ratakan.
5. Tangkup dengan 1 lembar roti lain, tekan perlahan
untuk memadatkan.
6. Potong-potong ke dalam bentuk yang lucu. Sajikan.

Tips
 Bisa juga gunakan roti tawar yang sudah
dicampurkan keju dalam adonannya.

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan sarapan ini
dengan segelas Nutrilon Royal 3 Pronutra+ (7
sendok takar), yang memenuhi semua
kebutuhan nutrisi si Kecil dengan
kandungan asam linoleat dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait

12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...


7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Sandwich Telur

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI
Resep Menu Nasi
Goreng Sushi
Sarapan penting bagi si Kecil untuk si Kecil
memulai hari. Berikan sarapan spesial bagi si
Kecil dengan resep Nasi Goreng Sushi. Nasi
goreng yang disajikan dalam potongan-potongan
seperti sushi memudahkan Anda menyajikannya
untuk si Kecil.
Waktu persiapan: 10 menit
Waktu memasak: 15 menit
Untuk: 1 porsi
Kategori: Sarapan
Pantangan : Daging

Bahan-bahan:
 1/4 sdt mentega tawar
 1 butir telur ayam, kocok lepas
 1 sdm minyak sayur
 1 sdm bawang bombay cincang
 30 g daging ayam cincang
 2 sdm campuran wortel, jagung dan kacang polong
rebus
 6 sdm nasi pulen yang baru matang dan masih panas
 1/4 sdt merica bubuk
 1 sdt kecap asin jepang

Did you know?


”Karbohidrat kompleks sangat penting bagi otak
si Kecil, karena karbohidrat merupakan bahan
bakar utama bagi berjalannya fungsi otak.
Ketahui selengkapnya di sini.“
LIHAT LENGKAP

Cara memasak:
1. Semir wajan datar berdiameter 20 cm dengan
mentega hingga rata.
2. Buat telur dadar yang tipis sekali. Angkat. Sisihkan.
3. Panaskan minyak, tumis bawang bombay hingga
layu, masukkan daging ayam cincang, masak hingga
matang.
4. Masukkan sisa bahan. Aduk rata, angkat.
5. Taruh nasi ke dalam bentuk memanjang di ujung
telur. Gulung telur sambil padatkan. Potong-potong.
Sajikan hangat.

Tips
 Tujuannya digunakan nasi pulen adalah agar 'sushi'
tidak berantakan saat dipotong

Pastikan kebutuhan nutrisi si Kecil selalu


terpenuhi. Lengkapi hidangan sarapan ini
dengan segelas Nutrilon Royal 3 Pronutra+ (7
sendok takar), yang memenuhi semua
kebutuhan nutrisi si Kecil dengan
kandungan asam linoleat dan zat besi untuk
perkembangan otaknya, FOS:GOS dengan
komposisi seimbang untuk daya tahan tubuhnya,
dan kalsium, protein, serta aneka vitamin yang
mendukung tumbuh kembang si Kecil agar tetap
optimal.

Artikel Terkait
12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
1.Home
2. Artikel

3. Resep Menu Nasi Goreng Sushi


Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini
 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI

Usia Anak 5 Tahun


 Pembahasan dalam artikel :
 Perkembangan Anak Usia 5 Tahun
 Peran Ibu dalam Perkembangan Anak 5 Tahun
 Yang perlu diperhatikan
Pada usia 5 tahun, ada banyak hal baru yang
dapat dipelajari oleh si Kecil. Saat ini, Ibu perlu
konsisten dalam memberi aturan kepada si Kecil.
Ketahui selengkapnya di sini.

Perkembangan Anak Usia 5


Tahun
Si Kecil sudah mulai memasuki usia sekolah TK,
dan dunianya semakin berkembang besar,
terutama kehidupan sosialnya. Akan ada banyak
hal baru yang ia pelajari, baik dari segi kosakata,
perilaku, maupun aktivitas sehari-harinya. Di
bawah pengawasan Ibu, perkembangan si Kecil
bisa terus dimaksimalkan terutama melalui
nutrisi penunjang tumbuh kembangnya.
Secara fisik, Ibu akan menemukan betapa
keseimbangannya semakin baik, dan ia sudah
makin handal dalam melempar bola.
Perkembangan gerak motorik kasar dan halusnya
yang sangat cepat akan membantunya dalam
berbagai aktivitas yang membutuhkan koordinasi
tubuh yang lebih kompleks, seperti berenang,
mengendarai sepeda, atau berlari rintangan.
Energinya terasa tak ada habisnya, dan tidak
terlihat bisa duduk tenang. Tenang saja, kegiatan
fisik seperti ini membantunya mengurangi stress
dan membantu melatihnya fokus.
Mungkin akan timbul kecenderungan si Kecil
dalam mengadukan hal-hal yang terlihat salah di
matanya. Ini pertanda bahwa sifat keadilan dalam
kehidupan sosialnya mulai berkembang. Mereka
mendapatkan rasa "kemenangan" dengan
menyebutkan bagian yang salah. Ibu bisa
mencoba melatihnya dengan menanyakan alasan
dari pengaduannya dan solusi seperti apa yang
menurutnya terbaik untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
Si Kecil tentunya akan sangat senang diajak pergi
mengunjungi museum, planetarium, kebun
binatang, akuarium, atau tempat wisata keluarga
lainnya. Banyak hal baru yang bisa ia pelajari,
seiring dengan rasa penasarannya yang masih
tinggi. Memang, aktivitas di luar rumah tidak
hanya membantunya melatih perkembangan
fisiknya, juga mengembangkan kosakata dan
pengetahuannya.
Walau terlihat seperti anak yang sudah besar, si
Kecil tetap membutuhkan rutinitas tidurnya, ia
akan menjadi mudah menggerutu dan susah
untuk fokus saat melakukan kegiatan sehari-hari.
Penuhi kebutuhannya dan pahami tanda-tanda
jika si Kecil mulai terlihat kelelahan.

Peran Ibu dalam


Perkembangan Anak 5
Tahun
Konsistensi terhadap aturan akan sangat
diperlukan untuk membantu si Kecil dalam
mengerti arti disiplin. Bila si Kecil menginginkan
sesuatu yang Ibu larang, berikan penjelasan serta
bicarakan dengan si Kecil. Memberikannya
alternatif bisa menjadi salah satu solusi yang
baik.
Kadang Ibu merasa lelah untuk berkata "tidak"
pada si Kecil. Ia mungkin merasakan hal yang
sama. Cobalah variasi lain sehingga si Kecil
tidak bersikap cuek terhadap keinginan Ibu
seperti daripada mengatakan "Tidak boleh lari",
Ibu bisa memberi tahu mana yang diperbolehkan:
"Berjalan jika di dalam rumah."
Sediakan waktu lebih banyak untuk menemani si
Kecil bermain dan mengeksplorasi dunia luar.
Berikan ia ruang untuk bergerak bebas
menikmati dunianya, namun tetap perhatikan
gerak-gerik si Kecil dalam bersikap baik agar
tidak membahayakan dirinya atau orang lain di
sekitarnya.
Perlahan, si Kecil akan terlihat mulai tumbuh
menjauh dari Ibu dan mulai memiliki teman
baiknya sendiri. Tidak perlu khawatir, ide
memiliki "teman baik" di kepalanya baru saja
tertanam. Tetaplah sigap dan perhatikan
pergaulannya. Bila si Kecil melakukan sesuatu
atau mengatakan sesuatu yang menyakitkan pada
temannya, ajarkan dia untuk membayangkan apa
yang terjadi bila temannya melakukan hal yang
sama kepadanya. Di usia ini, si Kecil sudah bisa
mengerti rasa empati dan bisa menjadi pelajaran
yang berguna seumur hidupnya.

Yang perlu diperhatikan


Jika tanda-tanda di bawah ini muncul pada si
Kecil, Ibu bisa langsung mengonsultasikannya
dengan dokter anak Ibu:
 Bersikap sangat mudah takut dan kaku
 Bersikap sangat agresif
 Mudah terdistraksi dan tidak bisa konsentrasi
terhadap suatu kegiatan lebih dari lima menit
 Tidak tertarik bermain dengan teman sebaya
 Menolak merespon pada orang lain
 Tidak senang atau terus terlihat bersedih
 Tidak aktif dalam berbagai kegiatan
 Tidak menunjukkan variasi emosi
 Tidak bisa membedakan fantasi dengan kenyataan
 Tidak bisa menceritakan kegiatannya kepada orang
lain

Tidak bisa mencuci tangannya sendiri, dan tidak


bisa melepas bajunya sendiri.
Artikel Terkait

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...

10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak...

10 Cara Mengoptimalkan Kecerdasan...

Persiapan Dana Darurat Anak


Oleh Jouksa Indonesia

Traveling dengan Batita

Alergi dan Pengaruhnya Terhadap...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Usia Anak 5 Tahun

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini
 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI

Usia Anak 3 Tahun


 Pembahasan dalam artikel :
 Perkembangan Anak Usia 3 Tahun
 Peran Ibu dalam Perkembangan Anak
 Yang Perlu Diperhatikan
Pada usia 3 tahun, Ibu sudah bisa melatih si Kecil
potty training dan membantu Ibu melakukan
pekerjaan rumah. Saat ini, Ibu bisa mengajak si
Kecil memeriksa perkembangan giginya. Ketahui
selengkapnya di sini.

Perkembangan Anak Usia 3


Tahun
Melatih si Kecil untuk potty training sudah bisa
dilakukan, namun jangan kaget bila ia masih
tidak sengaja mengompol di malam hari untuk
beberapa bulan atau tahun ke depan. Tak perlu
khawatir, kebanyakan anak berhenti mengompol
secara natural, dan bukan masalah besar sampai
usia 5-6 tahun. Tak perlu bereaksi berlebihan jika
ia masih mengompol, dan tenangkan si Kecil
agar ia tidak terlalu merasa malu. Berikan
perhatian, mungkin saja si Kecil sedang
menghadapi suatu tekanan baru.
Di usia ini, si Kecil sudah mulai mengenal warna
dan bisa menunjuk warna tertentu saat Ibu
memintanya. Ia juga akan lebih suka mengobrol
dan bernyanyi, serta menjelaskan apa yang
sedang ia lakukan atau yang ia lihat.
Si Kecil juga akan sangat suka membantu Ibu.
Pekerjaan rumah akan terlihat sangat
menyenangkan di matanya, terutama semua yang
dilakukan Ibu. Mulailah dengan tugas-tugas yang
mudah, seperti membereskan mainannya atau
membuang sampah pada tempatnya. Dengan ini,
si Kecil bisa mudah belajar tanggung jawab dan
kepuasan dalam mengerjakan sesuatu dengan
baik. Jangan lupa beri ia pujian setiap kali
berhasil melakukan sesuatu.
Bola bisa menjadi teman bermain yang pas untuk
si Kecil. Bermain lempar tangkap bola dan
menendang bola melatih koordinasi mata dan
kaki-tangannya, serta sistem motorik halus dan
kasarnya (hyperlink to toddler motoric), yang tak
hanya menyenangkan untuk si Kecil, namun juga
bagus untuk pertumbuhannya.
Si Kecil bisa saja ngambek dan menggerutu, atau
bahkan berteriak dan meninggikan suaranya bila
keinginannya tidak dituruti atau menolak sesuatu
yang Ibu perintahkan. Perlu diingat, kemampuan
emosinya masih belum stabil. Tidak acuhkan si
Kecil bila perlu, atau bawa si Kecil ke tempat
yang lebih sepi bila Ibu sedang berada di tempat
umum. Beri pujian pada si Kecil saat dia bisa
mengatur emosinya dengan baik.

Peran Ibu dalam


Perkembangan Anak
Ini adalah waktu yang tepat untuk Ibu
mengajaknya memeriksa perkembangan giginya.
Bantu juga si Kecil dalam membangun kebiasaan
merawat gigi dengan baik, dan mengatasi
masalah gigi sejak dini yang mungkin sudah
muncul.
Kemampuan verbal si Kecil yang sudah
berkembang pesat berbeda dengan kemampuan
emosionalnya yang membutuhkan waktu lebih
banyak untuk berkembang. Kesabaran Ibu
penting diperlukan. Dunianya masih terfokus
pada dirinya sendiri, dan ini adalah hal yang
normal.
Bantu si Kecil dalam mengenal angka, seperti
mengajarkannya berapa tahun usianya, dan
dampingi ia dalam menyebut angka satu, dua,
tiga, dan seterusnya. Cara paling mudah untuk
membangun kemampuan menghitungnya adalah
dengan terus mengajaknya menghitung dalam
rutinitasnya, seperti menghitung mobil yang
lewat atau bola daging yang ia makan.
Si Kecil akan mulai mencari tahu batasan-
batasan terhadap hal-hal yang boleh dan tak
boleh dia lakukan. Ia juga akan mulai
bernegosiasi dengan Ibu, atau kadang berlari
meminta ijin ke orang lain seperti Ayah atau
Nenek. Dengan memiliki aturan di keluarga yang
jelas, Ibu akan membantunya dalam berdisiplin.
Berikan penjelasan yang jelas mengapa Ibu
melarang ia melakukan sesuatu.
Cara paling mudah dalam mengajari si Kecil
sopan santun adalah dengan memberikan contoh
yang baik untuknya. Sering-seringlah
mengucapkan "terima kasih" dan "maaf" setiap
kali diperlukan. Tunjukkan cara makan yang baik
dan sopan saat Ibu makan di luar bersamanya.
Pujilah setiap usahanya dan maafkan kesalahan-
kesalahan kecilnya.

Yang Perlu Diperhatikan


Konsultasikan dengan dokter anak Ibu jika si
Kecil menunjukkan tanda-tanda di bawah ini,
untuk memastikan kesehatan tumbuh kembang si
Kecil:
 Sering terjatuh dan mengalami kesulitan dengan
tangga
 Sering meneteskan air liur dan sangat tidak jelas
dalam berbicara
 Tidak bisa membangun menara dari 4 buah balok
 Tidak bisa menggambar lingkaran
 Tidak bisa berkomunikasi dalam kalimat pendek
 Tidak mengerti instruksi yang mudah
 Tidak memiliki ketertarikan terhadap anak kecil
lainnya
 Sangat susah dipisahkan dengan Ibu atau orang
terdekat
 Menghindari kontak mata
 Tidak tertarik dengan mainan

Kehilangan kemampuan yang sebelumnya bisa ia


lakukan secara drastis.
Artikel Terkait

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...

10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak...

10 Cara Mengoptimalkan Kecerdasan...

Persiapan Dana Darurat Anak


Oleh Jouksa Indonesia

Traveling dengan Batita

Alergi dan Pengaruhnya Terhadap...


Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Usia Anak 3 Tahun

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI

Usia Anak 2 Tahun


Pada usia 2 tahun, imajinasi si Kecil mulai
berkembang pesat, begitu juga dengan
kosakatanya. Namun, perhatikan jika si Kecil
memiliki masalah dalam perkembangannya.
Ketahui selengkapnya di sini.
Usia 2 Tahun
Perkembangan Si Kecil
Imajinasi si Kecil mulai berkembang pesat.
Bermain berpura-pura menjadi sesuatu (hewan,
jagoan, seseorang) akan menjadi hal favoritnya,
berbarengan dengan ketakutannya terhadap
monster imajiner atau hal-hal biasa seperti gelap
dan bunyi vacuum cleaner.
Ucapannya mulai lebih jelas dan bisa dimengerti
oleh orang asing. Kosakatanya pun berkembang
cepat. Akan ada ratusan kata yang bisa si Kecil
gunakan dari usia ini sampai si Kecil memasuki
usia 3 tahun. Ibu akan menyadari perkembangan
emosionalnya, seperti rasa empati dan sayang
terhadap teman-temannya. Walau begitu, si Kecil
mungkin tetap mengalami kesulitan dalam
mengatur emosinya.
Si Kecil juga sudah mampu menaiki dan
menuruni tangga, serta menemukan cara untuk
menggunakan benda sekitar, seperti membuka
pintu atau wadah tertutup.
Peran Ibu
Berikan kesempatan untuk si Kecil bermain
dengan teman sebayanya. Tetap perhatikan
pergaulannya, karena si Kecil mungkin akan
membutuhkan bantuan Ibu dalam menyelesaikan
masalah dan mengontrol emosinya.
Ajak si Kecil bermain sambil belajar, seperti
menghitung tangga bersama, mencari pasangan
mainan, dan menyebutkan bagian tubuh. Pastikan
si Kecil memiliki banyak waktu untuk
mengeksplor dengan kedua tangan dan kakinya.
Ajari peraturan yang mudah dan konsekuensinya
dengan perlahan dan konsisten. Pastikan Ibu
memberinya pujian jika dia bersikap baik.
Yang Perlu Diperhatikan
Ibu bisa segera menghubungi dokter apabila si
Kecil:
 Bermasalah dengan perpisahan
 Tidak berinteraksi dengan orang-orang di luar
keluarganya
 Tidak bermain dengan anak sebayanya
 Menghindari kontak mata
 Tidak mampu melempar bola, meloncat, atau
menaiki tangga dengan kaki bergantian
 Bermasalah dalam mencorat-coret
 Tidak bisa membuat kalimat, dan sulit dimengerti
oleh orang asing

Melupakan kemampuan yang baru dia pelajari


dengan mudah

Artikel Terkait

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...

10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak...

10 Cara Mengoptimalkan Kecerdasan...


Persiapan Dana Darurat Anak
Oleh Jouksa Indonesia

Traveling dengan Batita

Alergi dan Pengaruhnya Terhadap...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Usia Anak 2 Tahun

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
STIMULASI

Kenali Masalah
Keseimbangan
Tubuh Balita
Keseimbangan merupakan salah satu hal penting
dalam tumbuh kembang balita.
Pada usia balita, aktivitasnya semakin meningkat,
ini artinya tantangan bagi balita untuk memiliki
keseimbangan tubuh yang baik pun meningkat.
Keseimbangan merupakan gabungan antara
panca indera dengan koordinasi tubuh. Telinga,
mata, otot dan persendian si Kecil bekerja sama
untuk membuat gerak tubuhnya seimbang. Bila
terjadi gangguan pada salah satu unsur di atas,
maka fungsi keseimbangan akan terganggu, si
Kecil akan mengalami kesulitan untuk
melakukan hal sederhana seperti berjalan,
mengendarai sepeda, juga bermain. 
Terganggunya fungsi keseimbangan tubuh si
Kecil bisa mempengaruhi prestasi si Kecil di
sekolah. Gangguan keseimbangan bisa dibilang
jarang terjadi pada balita, namun dalam beberapa
kasus gangguan keseimbangan seringkali
didiagnosa sebagai gejala penyakit yang lain.
Maka Ibu perlu ketahui lebih mendalam soal
gangguan keseimbangan tubuh si Kecil agar ia
bisa belajar sekaligus bermain dan kelak bisa
memiliki kualitas hidup terbaik. 

Did you know?


"Perkembangan anak perlu didukung agar
seimbang antara motorik, kognitif, emosional,
serta sosial."
dr. Marissa, SpA

Cara Kerja Keseimbangan


Untuk memahami gangguan keseimbangan,
penting untuk Ibu mengetahui bagaimana cara
kerja keseimbangan normal. Pada dasarnya,
tubuh bergantung pada sistem yang berbeda,
setiap bagian tubuh akan mengirimkan sinyal
dari saraf ke otak:
 Di leher, torso, lutut dan kaki terdapat sensor tekan
yang mengirim informasi ke otak atau disebut
sebagai proprioception. Pesan dikirim saat kita
melakukan kegiatan seperti menoleh atau berjalan.
 Telinga berperan penting pada keseimbangan tubuh.
Di bagian telinga belakang terdapat kanal setengah
lingkaran yang memengaruhi keseimbangan, saat
bergerak telinga mengirimkan sinyal ke otak,
kemudian otak mengirim perintah ke otot untuk
menjaga keseimbangan dan supaya mata tetap fokus.
 Saat ada sinar yang masuk ke retina mata, maka sel-
selnya akan mengirimkan sinyal ke otak melalui saraf
optik. Otak menggunakan sinyal ini untuk
mengartikan apa yang kita lihat dan membuat
visualisasinya. Mata juga mengartikan seberapa jauh
suatu objek dan ini sangat penting dalam menjaga
keseimbangan.
Gejala Gangguan
Keseimbangan Si Kecil
Berikut ini adalah gejala gangguan keseimbangan
si Kecil, antara lain:
 Gerak mata sulit dikendalikan (disebut Nystagmus)
 Kesulitan melihat cahaya atau sinar matahari
langsung, sulit navigasi di dalam gelap
 Kesulitan pada situasi dengan visual yang 'sibuk'
(seperti melihat pola, kerumunan, kemacetan)
 Sering menjatuhkan atau menabrak barang-barang
 Sering merasakan sakit kepala atau migrain
 Kelelahan
 Ketakutan, panik dandepresi

Penyebab Gangguan
Keseimbangan Si Kecil
Gangguan keseimbangan bisa disebabkan oleh
beberapa hal, seperti di bawah ini:
 Pernah mengalami trauma akibat benturan di bagian
telinga, kepala dan leher.
 Ototoksik (saat beberapa pengobatan, termasuk
mengonsumsi antibiotik tertentu dan obat-obatan
kemoterapi merusak bagian dalam telinga).
 Terjadi infeksi atau radang di bagian telinga tengah,
ini disebut juga sebagai otitis media.
 Mengalami meningitis, campak maupun gondongan.

Diagnosa Gangguan
Keseimbangan
Jika menurut Ibu si Kecil mengalami gangguan
pada keseimbangan tubuhnya, hubungi dokter
untuk pengecekan fisik. Jika si Kecil terdeteksi
mengalami gangguan, maka dokter akan
menyarankan Ibu melakukan tindakan lebih jauh
ke audiologist (spesialis pendengaran),
otolaryngologist (spesialis THT) atau
neurolotologist (spesialis gangguan telinga)
 Si Kecil mungkin akan menjalani beberapa tes
seperti di bawah ini: 
 Tes citra, seperti MRI atau CT scan
 Tesfungsi motorik
 Tes perilaku pendengaran
 Tes emisi otoakustik
 Tes electronystagmogram
 Tes videonystagmography

Perawatan untuk Atasi


Gangguan Keseimbangan
Gangguan keseimbangan yang disebabkan oleh
paroxysmal torticollis juga neuronitis vestibularis
biasanya akan sembuh dengan sendirinya, saat si
Kecil sudah menginjak usia lima tahun.
Namun ada beberapa langkah medis yang bisa
diambil, seperti konsumsi obat yang dianjurkan
dokter dan langkah pembedahan. Selain itu,
terapi keseimbangan dengan didampingi oleh
terapis vestibular juga dapat mempercepat proses
penyembuhan gangguan keseimbangan.
Penting diingat, Ibu bisa periksakan si Kecil ke
dokter bila ia secara rutin dan terpola mengalami
gejala-gejala gangguan keseimbangan di atas.
Mendiagnosa dan melakukan tahap
penyembuhan dari gangguan keseimbangan akan
membantu si Kecil untuk tumbuh normal dan
memiliki tubuh yang terkordinasi dengan baik.
Cegah masalah kesehatan di masa perkembangan
si Kecil dengan mengoptimalkan asupan
gizinya di sini.

Sumber

Artikel Terkait

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...

10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak...

10 Cara Mengoptimalkan Kecerdasan...

Persiapan Dana Darurat Anak


Oleh Jouksa Indonesia
Traveling dengan Batita

Alergi dan Pengaruhnya Terhadap...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Kenali Masalah Keseimbangan Tubuh Balita

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
RUTINITAS ANAK

Kenapa Balita
Gemar Menghisap
Ibu Jari?
 Pembahasan dalam artikel :
 Fakta Mengapa Balita Menghisap Ibu Jari
 Cara Menghentikan Kebiasaan Balita Menghisap Jari
 Tips Menghentikan Kebiasaan Si Kecil Menghisap
Ibu Jari

Menghisap ibu jari adalah hal yang umum


dilakukan oleh balita. Anak-anak menghisap ibu
jarinya karena ini membuat ia merasa nyaman
dan lebih tenang.
Fakta Mengapa Balita
Menghisap Ibu Jari
Di saat si Kecil merasa lelah, takut, bingung,
sakit atau sedang melakukan penyesuaian dengan
lingkungannya ia akan mulai menghisap ibu
jarinya. Ini juga bisa menjadi kebiasaannya saat
menjelang tidur atau saat si Kecil mulai
mengantuk. Kebiasaan ini tidak membahayakan
bagi si Kecil, namun ada beberapa cara untuk
mulai menghentikan kebiasaan si Kecil untuk
menghisap ibu jarinya.
 Ibu tidak perlu merasa khawatir perkembangan gigi si
Kecil akan terganggu karena kebiasaannya
menghisap ibu jari. The American Dental Association
mengatakan bahwa hampir semua anak bisa
menghisap jarinya dengan aman tanpa merusak
barisan gigi atau mengganggu buku-buku gusinya.
 Hampir semua anak akan berhenti menghisap ibu
jarinya pada usia 2 hingga 4 tahun.
 Namun, intensitas menghisap ibu jari yang dilakukan
si Kecil meningkatkan kemungkinan penggunaan
kawat gigi nantinya.
 Biasanya si Kecil akan berhenti menghisap ibu
jarinya saat sudah menemukan cara lain untuk merasa
nyaman dan tenang.

Did you know?


“Menghisap jempol merupakan salah satu refleks
yang normal pada bayi, namun perlu
mendapatkan perhatian bila dilakukan oleh
anak.”
Nessi Purnomo, Psi, Msi

Cara Menghentikan
Kebiasaan Balita Menghisap
Jari
Menghisap ibu jari tidak menjadi masalah hingga
gigi permanen si Kecil mulai tumbuh. Ibu
sebaiknya mulai menghentikan kebiasaan ini bila
si Kecil termasuk pada beberapa ciri di bawah
ini.
 Saat si Kecil masih menghisap ibu jarinya dengan
intensitas tinggi pada usia 4 atau 5 tahun.
 Saat kebiasaan si Kecil ini menyebabkan masalah
pada kesehatan giginya. Misalnya saat gigi depan si
Kecil sudah mulai tampak maju hingga menggigit
bibir bagian bawahnya.
 Ketika si Kecil mulai merasa malu karena kebiasaan
menghisap jempol.

Tips Menghentikan
Kebiasaan Si Kecil
Menghisap Ibu Jari
 Gunakan cara mengingatkan yang positif bagi si
Kecil.
 Identifikasi penyebab si Kecil terbiasa menghisap ibu
jari.
 Sering berikan peringatan yang bersifat halus ketika
si Kecil menghisap ibu jarinya.

Optimalkan perkembangan si Kecil dengan


nutrisi terbaik. Klik di sini untuk informasi
lengkapnya.

Sumber
Artikel Terkait

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

4 Tips Melatih Kemampuan Berpikir Anak

Kenali Faktor Penyebab Alergi pada Bayi

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Kenapa Balita Gemar Menghisap Ibu Jari?

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI

Usia Anak 1 Tahun


Pada usia 1 tahun, si Kecil dapat beradaptasi
secara cepat dan ingin melakukan semuanya
sendiri. Kesabaran adalah kunci utama dalam
membantu perkembangan si Kecil saat ini.
Ketahui selengkapnya di sini.
Usia Setahun
Perkembangan Si Kecil
Memasuki tahun keduanya, akan ada banyak
kejutan yang ditunjukkan si Kecil dalam
perkembangannya. Dia belajar dan beradaptasi
dengan cepat dengan lingkungannya. Si Kecil
juga mulai aktif mengeksplor lingkungannya, dan
tertarik terhadap berbagai benda di sekitarnya.
Tahun ini penuh dengan aktivitasnya
menggunakan kedua kakinya untuk menjelajahi
dunia sekitar. Si Kecil juga sudah mulai aktif
memanjat, dan kemampuan berbahasanya terus
berkembang. Dia juga sudah mampu menyadari
perintah dari Ibu, dan mengikutinya.
Si Kecil mulai ingin melakukan semuanya
sendiri: memakai pakaiannya, memberi makan
dirinya sendiri, dan mencuci tangannya. Ibu akan
mulai menyadari tanda apakah si Kecil kidal atau
tidak. Dia juga sudah mulai berani melepaskan
diri dari Ibu dan bermain dengan orang lain.
Peran Ibu
Latih kemampuan verbalnya dengan menjelaskan
emosi lewat kata-kata, menanyakan pertanyaan,
dan mengajak ngobrol tentang buku yang Ibu
baca. Tanyakan pendapat si Kecil dan jawab
pertanyaannya mengenai dunia di sekitarnya.
Ibu sudah bisa mulai mengajari si Kecil untuk
mengenal huruf dan angka, serta mengenali
bagian tubuhnya dan nama benda-benda yang
familiar untuk si Kecil.
Berhati-hatilah dalam menegur si Kecil saat dia
menggunakan kata-kata dengan salah. Ibu bisa
mengulang kembali ucapannya dengan kata-kata
yang benar. Ketika si Kecil menunjuk ke arah
benda yang dia inginkan, latih si Kecil untuk
meminta benda tersebut dengan cara yang baik.
Dukung si Kecil dalam bermain. Ajak dia untuk
mengatur mainannya berdasarkan kategori,
seperti kategori warna. Biarkan si Kecil berlatih
makan sendiri menggunakan alat makan dan
minum lewat gelasnya.
Pastikan si Kecil memiliki banyak waktu di luar
rumah. Ibu sudah bisa mengajaknya bermain di
taman atau di kebun binatang untuk berjalan,
berlari, dan bebas mengeksplor dunia sekitar.
Rajin-rajinlah melatih kebiasaan baik dengan
memberikannya perhatian dan pujian.
Kesabaran adalah kunci utama dalam membantu
perkembangan si Kecil. Ingat, dia masih
beradaptasi dalam mempelajari bagaimana cara
mengontrol dan mengekspresikan dirinya sendiri.
Yang Perlu Diperhatikan
Perkembangan setiap anak memang berbeda-
beda, namun Ibu bisa mengkonsultasikan ke
dokter apabila si Kecil:
 Belum bisa berjalan
 Tidak mengerti kegunaan dari barang-barang yang
sering dia lihat
 Tidak mengucapkan setidaknya 6 kata
 Tidak mengikuti ucapan dan aksi orang sekitarnya
 Tidak mengikuti instruksi yang mudah
 Melupakan kemampuan yang baru dia pelajari
dengan mudah

Artikel Terkait

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...


10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak...

10 Cara Mengoptimalkan Kecerdasan...

Persiapan Dana Darurat Anak


Oleh Jouksa Indonesia

Traveling dengan Batita

Alergi dan Pengaruhnya Terhadap...

Artikel Lainnya
Home
1.

2. Artikel

3. Usia Anak 1 Tahun

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut
Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI

5 Mitos Seputar
Anak Dwibahasa
 Pembahasan dalam artikel :
 Mitos #1: Mengajarkan Lebih dari Satu Bahasa
Membuat si Kecil Bingung
 Mitos #2: Membesarkan Si Kecil Menjadi Dwibahasa
Membuat Ia Terlambat Bicara
 Mitos #3: Anak Dwibahasa Akan Mencampurkan
Dua Bahasa
 Mitos #4: Sudah Terlambat untuk Membesarkan Si
Kecil Secara Dwibahasa
 Mitos #5: Si Kecil Seperti Spons, Mereka Bisa
Menjadi Dwibahasa Tanpa Berusaha

Ketahui fakta tentang anak dwibahasa. Bagi


orang yang tinggal di sebuah negara yang
menggunakan satu bahasa sebagai bahasa utama,
bicara dalam satu bahasa adalah cara paling
alamiah untuk tumbuh dan berkembang. Ini
mungkin menjadi alasan kenapa ada banyak
kesalahan persepsi tentang membesarkan anak
secara dwibahasa. Berikut adalah mitos
mengenai perkembangan dwibahasa si Kecil:

Mitos #1: Mengajarkan


Lebih dari Satu Bahasa
Membuat si Kecil Bingung
Beberapa orang tua berpikir bahwa, jika si Kecil
diperkenalkan dengan dua bahasa pada saat yang
sama, maka ia akan menjadi bingung dan tidak
mampu membedakan dua bahasa tersebut.
"Sejak lahir, semua bayi mampu membedakan
banyak bahasa," ujar Barbara Zurer Pearson,
author of Raising a Bilingual Child. Bayi yang
telah menginjak usia 6 bulan, secara sempurna
mampu membedakan dua bahasa yang sangat
mirip.

Mitos #2: Membesarkan Si


Kecil Menjadi Dwibahasa
Membuat Ia Terlambat
Bicara
Beberapa anak yang dibesarkan secara dwibahasa
mengalami keterlambatan untuk bisa berbicara,
namun ini tidak berlaku sebagai indikator utama.
Menurut penelitian, meski si Kecil didiagnosa
mengalami keterlambatan berbicara,
membesarkannya secara dwibahasa bukan hal
yang berikan pengaruh khusus.
"Penelitian mengindikasikan bahwa dwibahasa
tidak menyebabkan keterlambatan berbicara,"
ujar Ellen Stubbe Kester, President of
Bilinguistics.

Did you know?


"Anak boleh saja dibesarkan dengan dua bahasa,
asalkan salah satu dari bahasa yang diajarkan
adalah bahasa lokal yang digunakan untuk
berkomunikasi dengan lingkungannya sehari-
hari."

Mitos #3: Anak Dwibahasa


Akan Mencampurkan Dua
Bahasa
Kecenderungan mencampurkan bahasa mungkin
terjadi, namun ini tidak sepenuhnya dipengaruhi
dari cara mendidik dwibahasa. Hal ini juga
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar yang
terbiasa mencampurkan dua bahasa dalam
dialeknya. Si Kecil akan mencontoh apa yang ia
lihat dan dengar, jadi jika Ibu hidup di
lingkungan yang terbiasa mencampurkan bahasa,
ini akan mempengaruhi si Kecil. "Kadang orang
melakukan ini karena mereka tidak tahu kata
yang dibutuhkan dalam bahasa yang sedang
dipakai," jelas Pearson.

Mitos #4: Sudah Terlambat


untuk Membesarkan Si Kecil
Secara Dwibahasa
Tidak ada kata terlambat atau terlalu cepat dalam
memperkenalkan bahasa kedua pada si Kecil.
Mempelajari bahasa kedua akan lebih mudah
bagi anak pada usia di bawah 10 tahun.

Menurut para ahli, waktu optimal untuk belajar


bahasa kedua dimulai sejak lahir hingga usia tiga
tahun. Pada periode ini, pikiran si Kecil masih
terbuka dan fleksibel.
Mitos #5: Si Kecil Seperti
Spons, Mereka Bisa Menjadi
Dwibahasa Tanpa Berusaha
Meskipun akan lebih mudah bagi si Kecil
untuk mempelajari bahasa baru di usianya yang
lebih muda, namun menjadi dwibahasa tidak
terjadi karena keajaiban. Memperkenalkan
bahasa kedua pada si Kecil membutuhkan sebuah
struktur dan upaya yang konsisten.

Berikan si Kecil semua manfaat baik vitamin dan


mineral, yang penting untuk pertumbuhannya di
sini.

Sumber

Artikel Terkait

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...


10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak...

10 Cara Mengoptimalkan Kecerdasan...

Persiapan Dana Darurat Anak


Oleh Jouksa Indonesia

Traveling dengan Batita

Alergi dan Pengaruhnya Terhadap...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. 5 Mitos Seputar Anak Dwibahasa

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut
Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Patahkan 3 Mitos
tentang Demam dan
Flu
 Pembahasan dalam artikel :
 Mitos #1: Vaksin Flu Bisa Menyebabkan Flu
 Mitos #2: Kedinginan atau Kebasahan Bisa
Menyebabkan Demam
 Mitos #3: Obat Flu juga Akan Menyembuhkan
Demam

Ada banyak mitos seputar kesehatan balita.


Mulai dari mitos tentang vaksinasi hingga mitos
soal demam dan flu.

Mitos #1: Vaksin Flu Bisa


Menyebabkan Flu
Secara umum, anak-anak akan mengalami sekitar
delapan kali demam per tahunnya, terutama jika
teman dan keluarga di lingkungan terdekatnya
menularkan virus. 
Tentu akan sulit untuk memberikan perlindungan
penuh terhadap si Kecil dari serangan virus.
Namun, penting bagi Ibu untuk mulai
memisahkan antara fakta dan mitos mengenai
perkembangan dan perawatan si Kecil.
Optimalkan imunitas si Kecil selama masa
pertumbuhan di sini.
Kenapa tidak benar: Virus yang ada di suntikan
flu sudah tidak aktif. Artinya virus ini tidak bisa
menyebabkan terjadinya infeksi pada tubuh.

"Ada banyak virus lainnya pada rongga


kesehatan yang bertebaran di sekitar kita. Jadi
gejala flu yang terjadi tidak ada kaitannya dengan
vaksinasi," ujar Susan Coffin, M.D., Medical
Director of Infection Prevention and Control di
The Children's Hospital of Philadelphia.

Ada beberapa efek samping dari vaksin yang


umum terjadi. Seperti: nyeri, gangguan pada
tenggorokan dan lainnya.

Did you know?


"Gejala flu dan demam pada anak tidak selalu
membutuhkan obat. Ringankan gejala flu dengan
banyak istirahat, minum cairan ekstra dan
mengonsumsi madu."
dr. Vicka Farah Diba, Msc, SpA
Mitos #2: Kedinginan atau
Kebasahan Bisa
Menyebabkan Demam
Kenapa tidak benar: Ibu pasti pernah mendengar,
memakai pakaian basah atau kehujanan bisa
memperparah gejala demam. Pada dasarnya,
yang bisa membuat seseorang terkena demam
hanyalah virus. Kedinginan tidak akan membuat
Ibu atau si Kecil sakit.

"Mungkin anggapan seperti ini muncul karena


jika diperhatikan ada banyak orang jatuh sakit
pada bulan-bulan yang cuacanya lebih
dingin,"jelas Dr. Coffin. Ia menjelaskan bahwa
ini terjadi karena pada musim dingin, orang-
orang cenderung jarang keluar rumah. Dengan
menghabiskan banyak waktu bersama atau
mengalami kontak dengan orang yang sedang
batuk atau flu, virusnya jadi tersebar di
lingkungan kita.
Mitos #3: Obat Flu juga
Akan Menyembuhkan
Demam
Kenapa tidak benar: Obat anti penyebaran flu
hanya bekerja untuk melawan virus flu. Ini tidak
bisa membantu mengurangi gejala dari demam
biasa atau sakit yang nampak seperti flu, karena
virus penyebabnya berbeda. Selain itu, Ibu
sebaiknya tidak pernah membagikan resep obat
Ibu maupun si Kecil kepada orang lain. "Selain
tidak akan bekerja, hanya dokter Anda yang bisa
menentukan obat dari penyakit yang Anda
alami." jelas Susan Coffin, M.D.
 

Sumber

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...


15 Makanan yang Mengandung Probiotik...

5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...


Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Patahkan 3 Mitos tentang Demam dan Flu

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN
Tumbuhkan
Kepercayaan Diri
Anak yang Alergi
Gangguan alergi dapat mengganggu kepercayaan
diri si Kecil. Oleh karena itu, Ibu perlu
menumbuhkan rasa percaya dirinya.
Percaya diri (Membangun Rasa Percaya Diri
Balita) merupakan proses penyesuaian diri
terhadap lingkungannya. Proses penyesuaian diri
dapat dikatakan berhasil bila si Kecil dapat
memenuhi tuntutan lingkungannya dan diterima
oleh orang-orang di sekitarnya sebagai bagian
dari mereka. Namun, bagaimana jika si Kecil
justru tumbuh menjadi anak yang minder, takut,
dan tidak percaya diri? Ibu perlu menelusuri
penyebab dan pemicu yang membuat ia menjadi
minder dan takut.
Si Kecil yang minder atau memiliki kepercayaan
diri yang rendah akan banyak menemui
hambatan dalam pembelajaran di sekolah dan
secara tidak langsung mengalami kesulitan dalam
bergaul dengan kawan-kawannya. Ia akan
menjadi sering menarik diri dari lingkungan.
Contohnya, anak yang alergi akan menyadari
bahwa kadang segalanya bisa menjadi sangat
berat baginya. Wajar saja jika si Kecil yang
alerginya sedang kambuh merasa kurang
nyaman. Ketidaknyamanan ini membuatnya
menjadi uring-uringan. Si Kecil juga menjadi
kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan,
terutama di rumah dan di sekolah.
 
Rasa minder dan takut yang dialami si Kecil
yang terserang alergi (Gejala Alergi pada Balita)
(eksem, gatal-gatal, bentol-bentol, batuk, sering
garuk-garuk yang menimbulkan rasa tidak
nyaman, dan lain-lain) sering membuat si Kecil
tidak memiliki keberanian atau kurang percaya
diri untuk tampil di hadapan orang banyak. Jika
tidak segera ditangani, kondisi ini bisa
mengganggunya dalam bersosialisasi dan tak
jarang mengganggu prestasi belajarnya di
sekolah.
 
Tips Meningkatkan Rasa Percaya Diri si Kecil
Ada beberapa langkah untuk memudahkan Ibu
menumbuhkan rasa percaya diri si Kecil:
1. Berikan kasih sayang. Menerima si Kecil apa
adanya dan menghargai segala kelebihan dan
kekurangannya membuat ia merasa aman. Dengan
begitu, ia mampu menghadapi lingkungan dan situasi
sulit dengan lebih percaya diri.
2. Selalu berikan motivasi dan dukungan pada si
Kecil. Motivasi dan dukungan yang Ibu berikan akan
membuat si Kecil yakin dan percaya pada diri sendiri.
Dorong si Kecil untuk memilih bakat sesuai minatnya
agar ia merasakan kebanggaan ketika melakukannya.
Akan lebih baik jika Ibu mengetahui bakat/hobi si
Kecil (Ketahui Bakat Terpendam Balita) yang dapat
membuatnya berkembang, sehingga makin
menumbuhkan rasa percaya dirinya. Namun yang
perlu diingat adalah Ibu tidak memaksa si Kecil
untuk melakukannya.
3. Berikan pujian. Memberikan pujian merupakan cara
yang mudah untuk meningkatkan rasa percaya diri si
Kecil. Pujian yang Ibu berikan saat si Kecil berhasil
berinteraksi dengan orang lain atau melakukan
sesuatu, seperti saat ia berani menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru walaupun usahanya belum
tentu maksimal, bisa menumbuhkan rasa bangga.
Pujian secara tidak langsung akan memupuk si Kecil
menjadi lebih percaya diri.
4. Hindari pemberian label. Jangan melabeli si Kecil
sebagai anak pemalu, terlebih di hadapan orang
banyak. Memberikan label pemalu pada anak malah
akan membuat si Kecil menarik diri untuk
berinteraksi dengan orang lain.
5. Bantu si Kecil melihat kelebihan yang dimilikinya.
Ketika si Kecil bisa melihat kelebihan yang
dimilikinya, maka hal tersebut akan membuatnya
menyadari bahwa ia memiliki sesuatu yang tidak
dimiliki oleh teman-temannya. Ia akan lebih percaya
diri dan berani, serta mampu menghilangkan rasa
malu yang sering dialaminya.
6. Rancang kegiatan si Kecil bersama teman-
temannya. Bersosialisasi dan berinteraksi dengan
teman akan meningkatkan kenyamanannya. Kegiatan
bermain atau belajar bersama teman-temannya akan
meningkatkan keberanian si Kecil serta
menghilangkan rasa minder dan takutnya karena ia
bisa diterima oleh teman-temannya.
7. Berpikir positif. Ajarkan si Kecil untuk melihat
segala sesuatunya dengan positif, tidak mudah emosi,
tetap berusaha tersenyum dan belajar untuk bersabar,
serta bersyukur karena setiap orang memang berbeda.
8. Percaya pada si Kecil. Berikan kepercayaan pada si
Kecil untuk melakukan tugas-tugas rumah tangga
yang sederhana. Diharapkan, hal itu mampu
melatihnya untuk menghadapi dan memecahkan
masalah sehingga ia akan merasa dihargai berkat
kepercayaan dari Ibu dan Ayah.

  
Apabila kepercayaan diri si Kecil telah terbentuk,
ia akan merasa nyaman untuk belajar dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya (Ajak
Balita Mengeksplorasi Dunia di Sekitarnya). Ia
tidak perlu tergantung pada dukungan dari luar,
dan ia akan menemukan kebahagiaan ketika
mencapai keberhasilan. Ini sesuai dengan
pendapat Albert Bandura dalam bukunya Health
Psychology Reader, bahwa kompetensi seseorang
tak hanya ditentukan oleh keterampilan yang ia
miliki, tetapi juga oleh kepercayaan terhadap
kemampuan diri yang tak lepas dari peran
orangtua dalam mengembangkan self
esteem pada diri anak.
 
                                                                                
               
Referensi
 Elizabert B. Hurlock. Perkembangan anak 1.
Erlangga. 1993
 Yan Djoko Pietono. The Winner 8 kekuatan
Pengembangan Potensi Anak. Bumi Aksara. 2016

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...


5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
1. Home
2. Artikel
3. Tumbuhkan Kepercayaan Diri Anak yang
Alergi
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini
 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Cegukan pada
Anak: Penyebab dan
Cara
Menguranginya
 Pembahasan dalam artikel :
 Penyebab Cegukan pada Anak
 Berapa Lama Cegukan pada Anak Terjadi?
 Cara Mengurangi Dampak Cegukan pada Anak

Cegukan (hiccups atau dalam bahasa medis


disebut sebagai singultus) adalah terjadinya
kontraksi yang involuntari secara tiba-tiba pada
diafragma dan otot-otot interkostalis yang diikuti
dengan penutupan glotis secara cepat. Akibat dari
kontraksi yang tiba-tiba tersebut, maka akan
terjadi hisapan udara secara mendadak ke dalam
paru-paru melewati ruang pita suara (glottis)
sehingga menyebabkan terjadinya suara “hik”
yang khas.

Penyebab Cegukan pada


Anak
Kontraksi tiba-tiba tersebut terjadi akibat adanya
rangsangan pada diafragma, seperti saat makan
terlalu cepat, terlalu panas, atau terlalu pedas,
minum minuman yang terlalu dingin atau yang
mengandung alkohol, dan tertawa atau batuk
yang terlalu keras1.
Diafragma atau yang umumnya dikenal dengan
sekat rongga dada terbentuk dari otot yang
membatasi rongga dada dengan rongga perut dan
selalu bergerak setiap waktu. Saat menarik napas,
diafragma akan berkontraksi dan tertarik
kebawah untuk memperluas rongga dada dan
menciptakan tekanan negatif sehingga udara
masuk kedalam dada. Sebaliknya, saat
menghembuskan napas, diafragma akan
terdorong ke rongga dada sehingga udara akan
terdorong keluar dari dada. Hal ini merupakan
bentuk pernapasan normal yang terjadi setiap
saat.

Did you know?


“Cegukan pada anak adalah kondisi involuntari
yang dapat berhenti secara spontan dan
umumnya bukan suatu gejala yang perlu
dikhawatirkan.” dr. Marissa T S Pudjiadi, Sp.A
Berapa Lama Cegukan pada
Anak Terjadi?
Cegukan dapat terjadi kapan saja, pada usia
berapa saja (bahkan bayi dan anak), dan
umumnya tanpa disertai tanda yang mendahului
kejadian cegukan. Pada umumnya akan berhenti
dengan sendirinya dalam beberapa menit atau
saat anak tidur, namun ada juga yang dapat
bertahan lama (tidak berhenti spontan). Cegukan
yang umumnya berhenti sendiri adalah cegukan
yang disebabkan oleh pelebaran lambung secara
cepat seperti makan terlalu banyak atau terlalu
cepat, atau terlalu pedas, minum minuman
bersoda atau alkohol, terlalu senang atau stress,
menelan udara terlalu banyak, merokok, atau
karena adanya perubahan suhu dari makanan
yang ditelan (baik panas ataupun dingin)2.
Cegukan yang berlangsung lebih dari satu jam
harus diwaspadai. Sebaiknya segera
berkonsultasi ke dokter untuk memastikan
ada/tidaknya kelainan yang lebih serius. Cegukan
yang berlangsung terlalu lama akan
menyebabkan gangguan pada aktivitas makan,
tidur, bahkan bernapas.
Hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya
cegukan yang berlangsung lama antara lain
adanya gangguan saraf diafragma, radang paru,
kelainan di otak seperti tumor, penyakit ginjal,
atau gangguan keseimbangan elektrolit.
Singkatnya, adanya iritan baik fisik, kimiawi,
inflamasi (peradangan), ataupun
keganasan/tumor yang mempengaruhi lengkung
reflex dapat menyebabkan cegukan. Cegukan
yang berlangsung sampai 48 jam disebut
sebagai persistent hiccups dan jika episode
cegukan ini terjadi lebih dari dua bulan maka
disebut sebagai intractable hickups)3.

Cara Mengurangi Dampak


Cegukan pada Anak
Walaupun cegukan pada anak dapat berhenti
spontan tetapi ada beberapa cara mengatasi
cegukan, seperti menarik napas dalam, tahan
sebentar lalu hembuskan kembali saat cegukan
terjadi dapat memberikan
dampak counteract pada spasme yang terjadi
sehingga cegukan berhenti (manuver valsava).
Juga dapat dicoba dengan tidur berbaring dengan
lutut ditekuk. Cegukan dapat dihindari dengan
menghindari faktor predisposisi seperti makan
makanan yang pedas, konsumsi alkohol, stres,
makan atau minum terlalu cepat. Selain itu,
konsumsi gula, mengigit lemon, dan memijat 
Secara umum, cegukan pada anak bukanlah
keadaan yang perlu dikhawatirkan dan akan
berhenti spontan. Meskipun demikian, jangan
menganggap enteng cegukan yang berlangsung
terus menerus, apalagi jika cegukan sudah
mengganggu aktivitas makan, tidur, dan bahkan
bernapas. Karena bisa saja cegukan pada anak
yang berkelanjutan merupakan tanda adanya
masalah kesehatan pada anak. Segeralah ke
dokter bila cegukan berlangsung lebih dari satu
jam.
Sumber

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...


5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
1. Home
2. Artikel
3. Cegukan pada Anak: Penyebab dan Cara
Menguranginya
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Alergi Susu Sapi:


Gejala dan
Alternatif Susu
untuk Bayi Alergi
 Pembahasan dalam artikel :
 Susu untuk bayi alergi
 Gejala alergi susu sapi pada anak
 Penanganan alergi susu sapi pada anak
 Alternatif susu formula untuk bayi alergi susu sapi

Alergi susu sapi merupakan alergi makanan yang


paling umum pada bayi.
Hasil penelitian di Poli Alergi Imunologi Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 2007
menemukan, 10,3% pasien alergi memiliki alergi
susu sapi.

  
Susu untuk bayi alergi
Alergi susu sapi terjadi karena tubuh bereaksi
berlebihan terhadap protein dalam susu sapi yang
dianggapnya sebagai zat asing berbahaya. Karena
itu, setiap kali bayi mendapatkan susu, sistem
kekebalan tubuhnya melepaskan zat kimia seperti
histamine untuk melawan, yang memicu
munculnya reaksi alergi.
Alergi susu sapi dapat berkembang pada anak
yang diberi ASI dan formula. Namun, anak-anak
yang mendapat ASI biasanya cenderung tidak
mengembangkan alergi makanan dalam bentuk
apa pun. Bayi yang mendapat ASI memiliki
risiko lebih rendah mengalami alergi susu
dibandingkan mereka yang diberi formula.
Reaksi alergi bisa muncul jika ibu mengonsumsi
produk susu.
Reaksi alergi susu sapi bisa muncul sesaat setelah
minum susu, beberapa jam, atau malah beberapa
hari kemudian.
Gejala alergi susu sapi pada
anak
Gejala alergi susu sapi di antaranya mengi,
kesulitan bernapas, batuk, suara serak, sesak
tenggorokan, sakit perut, muntah, gatal-gatal,
bintik atau ruam kulit, pembengkakan hingga
sakit kepala, dan kehilangan kesadaran.
Pastikan Anda memeriksakan kondisi anak ke
dokter spesialis alergi anak. Biasanya dokter
akan melakukan serangkaian tes seperti tes darah,
tinja, dan tes reaksi kulit terhadap paparan
protein susu sapi. Jika hasil tes menunjukkan
anak mengidap alergi protein susu sapi dengan
gejala yang cukup serius seperti anaphylaxis atau
kesulitan bernapas, kemungkinan dokter akan
memberikan injector epinerfin. ¹

Penanganan alergi susu sapi


pada anak
Alergi susu sapi tidak dapat disembuhkan,
biasanya reaksinya berkurang, bahkan
menghilang seiring dengan pertambahan usianya.
Namun, Anda bisa menghindari kemunculan
reaksi alergi dengan cara memberikan formula
yang tidak mengandung protein susu sapi.
Jika bayi ASI mengalami alergi susu
sapi
Jika bayi menyusu ASI dan telah didiagnosis
dengan alergi susu sapi, Anda tidak perlu
berhenti menyusui. Gejala alergi biasanya hilang
hanya dengan mengeliminasi produk susu dari
konsumsi Anda sehari-hari.
ASI adalah merupakan pilihan terbaik bagi bayi
yang memiliki alergi susu sapi. ASI yang bergizi
seimbang menawarkan perlindungan terhadap
penyakit dan infeksi dan mengurangi sindroma
kematian mendadak.
Alternatif susu formula
untuk bayi alergi susu sapi
Namun, tidak semua ibu bisa memberikan ASI.
Jika bayi Anda memiliki alergi protein susu sapi
dan Anda tidak dapat menyusui, ada opsi formula
susu untuk anak alergi yang tidak mengandung
susu sapi. Berikut kandungan susu bayi anti
alergi:

Formula hidrolisis
Susu untuk bayi alergi yang pertama adalah
Formula Hidrolisis. Formula ini berbasis susu
sapi, namun proteinnya telah dipecah menjadi
partikel-partikel kecil sehingga tubuh tidak
mengenali itu sebagai protein berbahaya dan bisa
lebih mudah dicerna. Cara ini bisa
meminimalkan munculnya reaksi alergi. ²
Terdapat dua jenis susu formula yang
dihidrolisis, yaitu yang dihidrolisis sebagian dan
yang dihidrolisis seluruhnya. Sebagian besar bagi
yang alergi susu sapi lebih cocok diberikan
formula yang dihidrolisis seluruhnya. Jadi, susu
untuk anak yang alergi susu sapi seperti susu
formula hidrolisis bisa Mama coba.
Formula soya
Susu bayi anti alergi yang selanjutnya adalah
Formula Soya. Formula berbasis protein kedelai
ini adalah salah satu pilihan yang
direkomendasikan untuk anak dengan alergi susu
sapi. Sebagian besar anak dengan alergi susu sapi
dapat menerima formula berbasis soya, yang
mengandung nutrisi sama baiknya dengan
formula standar. Namun, Anda harus memastikan
bahwa anak tidak alergi kedelai. Pasalnya, 8
hingga 14% bayi dengan alergi susu sapi juga
akan bereaksi terhadap kedelai. ³
Formula kedelai mengandung phytate yang dapat
memengaruhi penyerapan nutrisi dan
isoflavonoid yang dapat membuat formula
kedelai tidak cocok diberikan pada bayi di bawah
6 bulan.  Jadi tidak semua bayi dengan alergi
protein susu sapi, cocok diberikan formula
kedelai. Ada ciri alergi susu soya pada bayi,
salah satunya adalah sulit BAB. Namun, setiap
bayi tentu akan menunjukkan ciri alergi susu
soya yang beragam.
Formula berbasis asam amino (AAF)
Bayi alergi susu formula? Tak perlu panik karena
anak bisa konsumsi susu bayi anti alergi. Susu
untuk bayi alergi salah satunya adalah susu
formula anti alergi selanjutnya adalah Formula
berbasis asam amino. Formula asam amino
(AAF) merupakan formula yang mengandung
asam amino. Asam amino sendiri adalah hasil
penguraian dari protein. Asam amino 100% non-
alergen sehingga aman digunakan untuk anak
yang alergi protein susu sapi.
Dalam penelitian ditemukan, bayi dengan alergi
susu sapi yang sangat sensitif, ketika diberikan
formula hidrolisis mengalami penurunan berat
badan dan gejala alergi tetap muncul. Sedangkan
ketika diberikan formula asam amino, terjadi
kenaikan berat badan dan gejala alergi
berkurang.4
Penggunaan formula asam amino disarankan
sebagai pengobatan lini pertama untuk anak yang
memiliki alergi parah seperti riwayat anafilaksis,
Heiner Syndromme, Eosinphilic Eosophagitis
dan gastro intestinal berat atau yang berhubungan
dengan pertumbuhan yang terganggu.5
Jadi, jika pencernaan bayi Anda tetap tidak
memberi respons terhadap formula eHF,
biasanya dokter akan menyarankan pemberian
susu formula berbasis asam amino (AAF).
Formula berbasis asam amino dapat ditoleransi
oleh hampir semua bayi yang memiliki alergi
protein susu sapi dan kedelai.6
Namun, perlu diingat bahwa semakin banyak
fomula dihidrolisis, maka semakin kurang enak
rasanya untuk beberapa bayi.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan, konsultasikan dengan dokter tentang
alergi yang dimiliki bayi Anda. Selain itu, Anda
juga bisa melakukan tes alergi susu sapi pada
bayi sehingga dokter bias memberikan perawatan
yang tepat. Yuk, cek potensi alergi pada anak
dengan beberapa tools Nutriclub di bawah ini.
 Kenali Alergi Si Kecil Dari Gejala-Gejala Berikut:
Tools untuk membantu mengenali gejala alergi  Si
Kecil.
 Deteksi Risiko Keturunan Alergi Si Kecil. Tools
untuk membantu mengenali risiko alergi Si Kecil.

Sumber

Artikel Terkait
Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...

5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...


Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya

Home 1.

2. Artikel

3. Alergi Susu Sapi: Gejala dan Alternatif Susu

untuk Bayi Alergi


Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub

0 800 1 360360
0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Serba-Serbi Alergi
Susu Sapi
 Pembahasan dalam artikel :
 Gejala dan Dampak Alergi Susu Sapi
Konsumsi susu sapi pada bayi seringkali memicu
reaksi imunitas tubuh yang berlebihan berupa
reaksi alergi.

Gejala dan Dampak Alergi


Susu Sapi
Sebanyak 2%-5% populasi anak < 3 tahun
pernah menderita alergi susu sapi dengan gejala
awal pada usia 2 bulan dan puncaknya terjadi
pada anak usia 3 bulan.1,2 Meskipun kerap terjadi,
kalangan awam kurang memahami gejala dan
dampak yang ditimbulkan dari alergi susu sapi.3
Alergi susu sapi adalah reaksi tubuh yang terjadi
karena respon imun tubuh terhadap protein susu
sapi. 3 Kandungan protein susu sapi yang paling
sering menimbulkan alergi adalah beta-
laktaglobulin, kasein, alpha-lactalbumin.2 Alergi
susu sapi lebih sering terjadi pada anak yang
mengonsumsi susu sapi secara dini, dimana
sistem pencernaan dan imunitas belum
matang.4 Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif
dalam 6 bulan pertama kehidupannya sangat
jarang menderita alergi susu sapi. Ada sekitar
0,5% - 1% saja dari seluruh populasi bayi dengan
asi ekslusif pada usia selanjutnya. Hal ini terjadi
karena pada bayi yang mengonsumsi ASI
ekslusif, paparan protein dan peptida susu sapi
yang dikonsumsi ibu akan tersalurkan dalam ASI
secara perlahan sehingga imunitas bayi dapat
melakukan adaptasi secara bertahap.2,4

Did you know?


“Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dalam 6
bulan pertama kehidupannya sangat jarang
menderita alergi susu sapi pada usia selanjutnya.”
dr. Daniel Surjadinata, Sp.A
Gejala yang muncul terkait alergi susu sapi dapat
terjadi segera (dalam hitungan menit hingga 2
jam setelah paparan) atau reaksi lambat (48 jam
hingga 1 atau 2 minggu setelah paparan).
Umumnya, keluhan timbul setidaknya pada dua
atau lebih sistem tubuh, paling banyak mengenai
sistem pencernaan, kulit, dan sistem
pernapasan.1  Gejala pada sistem pencernaan
yang sering terjadi diantaranya sulit menelan,
muntah, nyeri perut, diare, sembelit, kolik, dan
ruam di area sekitar anus. Gejala yang muncul
pada kulit berupa ruam kulit, eksim,  bengkak
pada mulut dan kelopak mata. Gejala pada sistem
pernapasan berupa bersin, sesak, hidung berair,
batuk kronis berulang dan nafas berbunyi
(mengi). Apabila keluhan alergi susu sapi tidak
diwaspadai dan terus berkelanjutan, dapat
berdampak pada penurunan kualitas hidup anak,
seperti gangguan tidur, bahkan gangguan tumbuh
kembang. Selain keluhan – keluhan tersebut,
dapat pula terjadi reaksi alergi yang lebih serius
berupa reaksi anafilaksis. Anafilaksis merupakan
reaksi alergi berat dan mengancam nyawa
dengan gejala berupa syok yang disertai
gangguan pernafasan dan jantung.1,4,5
Alergi susu sapi dapat juga terjadi pada bayi
yang mendapatkan asi ekslusif dengan ibu yang
rutin mengonsumsi susu sapi atau produknya.
Jika hal ini terjadi, maka ibu sebaiknya
menghindari susu sapi dan makanan yang
mengandung protein susu sapi.1 Pada bayi yang
menderita alergi susu sapi namun kesulitan
mendapatkan asi ekslusif, sebaiknya tidak
mengonsumsi susu mamalia lainnya, seperti
kambing ataupun domba.1,2 Alternatif susu
formula yang dapat diberikan pada bayi dengan
risiko alergi susu sapi, dengan riwayat alergi atau
atopi pada ayah, ibu, atau saudara kandung
adalah susu formula terhidrolisat parsial. Protein
susu sapi pada susu formula terhidrolisat parsial
telah dihidrolisis sebagian dengan menggunakan
prosedur enzimatik sehingga partikel protein
lebih kecil. Pada bayi sudah timbul gejala alergi
susu sapi adalah susu hidrolisat ekstensif, dimana
protein susu dipecah menjadi partikel yang jauh
lebih kecil lagi.1,4,6  
Alternatif susu formula untuk penderita alergi
susu sapi yang berat adalah pemberian susu
formula berbasis asam amino, yaitu susu formula
yang mengandung rantai asam amino bebas
(komponen nitrogen yang paling sederhana).
Susu soya dapat diberikan pada bayi usia diatas 6
bulan dengan riwayat alergi susu sapi. Namun,
tidak dianjurkan untuk diberikan pada bayi usia
dibawah 6 bulan karena bayi dibawah usia 6
bulan yang menderita alergi susu sapi seringkali
juga masih rentan alergi terhadap protein susu
soya. Durasi pemberian susu formula khusus ini
bervariasi minimal 6 – 9 bulan. Namun, pada
penderita alergi yang berat, dilanjutkan sampai
usia 12 bulan -  18 bulan. Kemudian dilakukan
evaluasi kembali pemberian susu sapi dengan
jumlah pemberian bertahap sesuai anjuran
dokter. Umumnya toleransi terhadap susu sapi
akan tercapai pada saat anak berusia 3 tahun
(>75%) dan 6 tahun (>90%).1
Berdasarkan gejala klinis yang ditimbulkan,
alergi susu sapi dan intoleransi laktosa seringkali
sulit dibedakan, terutama jika keluhan
berhubungan dengan sistem pencernaan.
Intoleransi laktosa adalah gangguan penyerapan
laktosa susu oleh mukosa usus. Keduanya, baik
intoleransi laktosa maupun alergi susu sapi,
memiliki gejala gangguan pencernaan yang
sama, yaitu rasa tidak nyaman atau kolik pada
perut, mual, sembelit, dan sebagainya. Namun,
yang membedakan,pada intoleransi laktosa
disebabkan oleh faktor genetik atau faktor
sekunder seperti infeksi saluran cerna. Intoleransi
laktosa hanya menimbulkan gejala pada
gangguan saluran cerna. Akan tetapi, intoleransi
laktosa dapat juga terjadi bersamaan dengan
alergi susu sapi. Hal ini disebabkan oleh
kerusakan epitel pada mukosa usus terkait reaksi
imunitas yang terjadi. Intoleransi laktosa sering
terjadi pada anak usia 3 – 4 tahun dan dapat
berlangsung seumur hidup ataupun sementara,
tergantung dari penyebabnya.

Sumber

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...


5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
1. Home
2. Artikel
3. Serba-Serbi Alergi Susu Sapi
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini
 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Rhinitis, Jenis Pilek


Karena Alergi Pada
Anak
 Pembahasan dalam artikel :
 Apa Itu Rhinitis?

Karena itu, konsultasikan pada dokter anak


tentang alergi si kecil. Biasanya dokter akan
menyarankan untuk mengganti formulanya ke
formula yang tidak memicu reaksi alergi,
sekaligus memenuhi nutrisi harian si kecil.
Protein susu utuh seperti yang digunakan pada
beberapa formula bayi, dapat menyebabkan
reaksi alergi pada anak-anak yang sensitif.
Berbeda dengan formula biasa, formula asam
amino (AAF) terbuat dari asam amino non-
alergen 100% yang berarti tidak akan memicu
reaksi alergi.

Apa Itu Rhinitis?


Formula asam amino berbahan dasar protein susu
sapi, namun protein whey (protein dalam susu
sapi yang biasanya memicu alergi), telah diurai
seluruhnya dengan sempurna sehingga formula
asam amino bersifat 100% non allergen. Itu
artinya, formula asam amino tidak memicu reaksi
alergi, sehingga aman bagi anak yang protein
susu sapi.
Mengapa harus formula asam amino? Karena
telah terbukti paling aman untuk bayi yang
protein susu sapi. Penelitain juga menemukan
bahwa bayi dengan alergi protein susu sapi yang
sangat sensitif, ketika diberikan formula asam
amino, gejala alerginya berkurang dan terjadi
kenaikan berat badan. Hasil ini menunjukkan
formula asam amino mendukung peningkatan
berat badan yang sehat dan perbaikan dalam
manifestasi alergi pada bayi.¹
Persoalannya, pada umumnya protein yang telah
mengalami banyak penguraian memiliki rasa
yang tidak enak atau pahit. Pertama kali
diberikan formula asam amino, anak mungkin
akan menolak karena rasanya yang asing di lidah.
Terlebih bila anak telah terbiasa dengan formula
biasa yang memilki tekstur dan rasa yang lebih
manis dan gurih.
Namun, Anda tidak perlu khawatir, ada trik yang
bisa Anda terapkan untuk mengatasi hal ini: ²
 Pastikan anak dalam kondisi sehat saat Anda
mengenalkan susu barunya (formula asam amino). 
 Kenalkan anak pada susu barunya (susu asam amino)
dalam porsi kecil terlebih dulu. Lakukan secara terus
menerus. Bujuk anak agar mau mencicipi susu
barunya. Jika anak menolak atau hanya mau mencoba
seujung jari, jangan putus asa, coba beberapa jam lagi
dan esok harinya sampai anak terbiasa dengan rasa
susu barunya.
 Saat anak lapar atau meminta susu, berikan formula
asam amino terlebih dulu, jangan formula yang biasa.
Pasalnya, jika formula biasa yang Anda berikan lebih
dulu, dikhawatirkan anak akan kenyang dan enggan
minum formula barunya. Selain itu, biasanya dalam
kondisi lapar, meski mungkin setengah merengek
atau rewel, anak akan bersedia makan atau minum
apa saja yang Anda sediakan untuknya.
 Untuk anak yang berusia di atas 6 bulan dan sudah
mengonsumsi makanan padat, Anda bisa
menambahkan formula asam amino pada
makanannya untuk menolerir ras susuya. Anda bisa
berkreasi menciptakan menu yang bisa ditambahkan
dengan formula asam amino.

 Bagaimana jika anak melakukan gerakan tutup mulut


(GTM) saat makan? Cobalah Anda menciptakan
lingkungan yang menyenangkan saat waktu makan
atau minum susu tiba. Misalnya dengan mengajaknya
untuk main sebentar sebelum makan dan memberikan
pujian, pujian atau reward ketika anak menghabiskan
formula asam aminonya. ³
 Jangan memarahi anak bila dia belum menyukai rasa
formula asam aminonya. Ketika Anda marah, dia
akan makin menolak mengonsumsi susu barunya itu.
Malah anak akan mengasosiasikan waktu makan atau
minum susu dengan penderitaan.
 Salah satu alasan anak menolak susu barunya adalah
rasa yang tidak enak atau pahit. Karena itu, Anda
sebaiknya memilih formula asam amino yang rasanya
cukup enak atau minimal bisa ditolerir oleh indera
pengecap anak. Selama mencoba.

Sumber

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...


5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Rhinitis, Jenis Pilek Karena Alergi Pada

Anak
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Anak Saya Batuk


Saat Dingin, Apakah
Alergi?
 Pembahasan dalam artikel :
 Mekanisme Terjadinya Alergi
 Mekanisme Terjadinya Batuk
 Batuk Terkait Udara Dingin sebagai Gejala Asma
 Faktor Penyebab Batuk Alergi Saat Dingin
 Cara Mengatasi Batuk Alergi Dingin pada Anak

Apakah Mama menyadari bahwa paparan udara


dingin seringkali membuat kita batuk-batuk?
Atau mungkin Mama mengamati fenomena
tersebut terjadi pada si Kecil?
Jika ya, apakah fenomena ini berarti batuk
tersebut merupakan suatu reaksi alergi pada
dingin? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut,
sebaiknya kita pahami dulu apa itu yang
dimaksud sebagai alergi.

Mekanisme Terjadinya
Alergi
Suatu reaksi alergi dicetuskan saat tubuh bereaksi
terhadap suatu zat yang berasal dari luar tubuh
yang sebenarnya tidak berbahaya. Zat tersebut
mencetuskan reaksi dari berbagai komponen
sistem pertahanan tubuh yang menimbulkan
gejala-gejala alergi seperti gatal, kulit
kemerahan, mata berair, sesak, dan lain-lain. Zat
pencetus tersebut disebut alergen, dan alergen
bagi tiap penderita alergi adalah berbeda-beda.
Interaksi antara faktor genetik/keturunan dan
lingkungan berperan dalam menentukan apakah
seseorang akan mengalami gejala alergi atau
tidak, dan menentukan alergen pencetus.1
Dapat disimpulkan bahwa terdapat dua syarat
untuk suatu kejadian disebut alergi, yaitu 1)
terdapat alergen pencetus, dan 2) terdapat reaksi
berlebihan dari tubuh terhadap alergen tersebut.
Did you know?
“Tak jarang kesehatan pernapasan si Kecil
terganggu akibat cuaca dingin, salah satunya
batuk karena alergi atau juga terdampak asma."
Fidelis Jacklyn Adella
Mekanisme Terjadinya
Batuk
Batuk merupakan fungsi penting tubuh yang
berfungsi untuk membersihkan jalan napas.
Kejadian batuk dapat terjadi secara volunter
(dikontrol kemauan) atau involunter (tidak dapat
dikontrol kemauan). Kejadian batuk secara
involunter merupakan bagian dari refleks.
Refleks batuk muncul apabila terdapat stimulus
pada reseptor-reseptor batuk pada saluran
pernapasan. Faktor pencetus batuk yang
dimaksud misalnya partikel atau kotoran dari
lingkungan yang masuk ke saluran napas,
akumulasi lendir dalam saluran napas, atau bahan
iritan lain.2,3
Udara dingin merupakan faktor suhu dan bukan
merupakan zat alergen, sehingga batuk yang
muncul saat udara dingin tidak dapat disebut
batuk karena alergi. Udara yang sangat dingin
dapat secara langsung mengiritasi jalan napas
sehingga menimbulkan batuk.
Udara dingin juga biasanya bersifat kering.
Udara kering mengangkat partikel air sepanjang
jalan napas dan hal ini menyebabkan adanya
spasme jalan napas. Oleh karena hal ini, udara
dingin dapat memperburuk gejala batuk pada
penyakit pernapasan yang sudah ada atau
merangsang timbulnya refleks batuk. Penyakit
pernapasan yang dapat diperburuk oleh udara
dingin misalnya infeksi saluran napas atas (batuk
pilek ‘biasa’), bronkitis, dan lain-lain. Jika anak
mengalami hal ini, Mama bisa mulai memberikan
obat batuk alergi dingin pada si Kecil.

Batuk Terkait Udara Dingin


sebagai Gejala Asma
Batuk memiliki banyak kaitan dengan asma, di
mana asma seringkali dikenal sebagai salah satu
penyakit alergi. Namun, sebenarnya asma tidak
selalu disebabkan oleh alergi. Asma didefinisikan
sebagai penyakit peradangan kronis pada saluran
napas, ditandai oleh 1) penyempitan saluran
nafas yang disebut bronkus, dan 2) saluran napas
yang cenderung bereaksi berlebihan terhadap
berbagai macam rangsangan.1 Pencetus asma
terbagi atas alergi (allergic asthma) dan bukan
alergi (non-allergic asthma). Asma bukan alergi
dicetuskan oleh hal-hal selain alergen, misalnya
polusi udara, infeksi virus berulang pada saluran
nafas, olahraga, dan juga udara dingin.4
Selain itu, terdapat juga varian asma yang gejala
utamanya berupa batuk (cough variant asthma)
atau memang hanya menunjukkan gejala batuk
saja tanpa pernah menimbulkan mengi dan sesak.
Tipe asma ini disebut sebagai asma varian batuk
atau cough variant asthma (CVA).5 Asma
merupakan penyebab 24-29% kasus batuk kronis
yang tidak kunjung sembuh.6 Gejala batuk lama
yang dicetuskan oleh udara dingin atau bicara
terlalu banyak, terutama, biasanya disebabkan
oleh CVA. CVA yang dibiarkan begitu saja
berpotensi berprogresi menjadi asma klasik
dengan gejala mengi dan sesak, sehingga penting
bagi orang tua untuk awas dan tanggap terhadap
gejala batuk lama pada anak meski tampaknya
tidak berbahaya.7
Kesimpulannya, batuk alergi dingin pada anak
tidak ada. Batuk yang disebabkan oleh udara
dingin tidak dapat dikategorikan sebagai alergi
karena udara dingin bukan merupakan alergen.
Namun, udara dingin memang dapat
mencetuskan refleks batuk karena mengeringkan
dan mengiritasi jalan napas. Selain itu, batuk juga
dapat merupakan salah satu gejala asma yaitu
kondisi yang didasari oleh jalan napas yang
hipersensitif terhadap rangsangan, dimana salah
satu rangsangan tersebut adalah udara dingin.
Asma memang sulit didiagnosa jika gejalanya
hanya batuk saja, karena ini bukan asma yang
‘khas’ atau ‘klasik’. Bila si Kecil tampak batuk-
batuk berlebihan terhadap udara dingin, bawalah
si Kecil ke dokter kepercayaan Mama. Dokter
akan melakukan serangkaian tes untuk
menentukan penyebab batuk sehingga si Kecil
mendapatkan penanganan yang tepat.

Faktor Penyebab Batuk


Alergi Saat Dingin
 Suhu dingin
 Cuaca berangin dan lembab
 Faktor genetik
 Kulit yang sensitif
 Pneumonia

Tahukah Mama, alergi bisa diturunkan karena


riwayat keluarga? Resiko alergi pada anak
penting diketahui untuk menentukan tindakan
pencegahan alergi yang diperlukan. Yuk cari tahu
resiko alergi si Kecil, di sini!

Cara Mengatasi Batuk


Alergi Dingin pada Anak
Ada beberapa cara untuk mencegah batuk yang
terjadi karena alergi pada si Kecil. Berikut
beberapa di antaranya:
1. Jauhkan dari pemicu alergi
Jika alergi yang si Kecil alami disebabkan oleh
suhu dingin pada udara, maka persiapkan si Kecil
untuk memakai pakaian hangat. Mama juga dapat
membalurkan minyak hangat khusus anak ke
bagian dada si Kecil sehingga tubuh si Kecil
tetap terlindungi.
2. Berikan obat alergi
Terdapat jenis obat yang umumnya digunakan
yaitu obat-obatan antihistamin. Obat ini
digunakan untuk meredakan reaksi alergi atau
gejala alergi yang masih tergolong ringan hingga
menengah.
3. Berikan susu anti-alergi
Saat ini Mama  dapat memilih banyak susu
pertumbuhan berbasis anti-alergi. Sebaiknya,
Mama perlu konsultasikan terlebih dahulu pada
dokter kepercayaan Mama untuk mengetahui
susu yang tepat bagi si Kecil yang memiliki
alergi.
4. Bawa si Kecil ke dokter
Konsultasikan masalah batuk alergi dingin ini
pada dokter kepercayaan Mama. Bila reaksi
alergi akibat dingin semakin parah, dokter akan
memberikan penanganan alergi pada si Kecil.
Jika Mama ingin tahu, apakah si Kecil memiliki
gejala alergi? Yuk cari tahu menggunakan tools
ini. Ambil tes!
Jadilah Master of Immunity dengan belajar dan
mempraktikan 7 aspek penting bagi daya tahan
tubuh si Kecil, ikuti tantangannya!

Sumber

Artikel Terkait
Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...

5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...


Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya

Home 1.

2. Artikel

3. Anak Saya Batuk Saat Dingin, Apakah

Alergi?
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub
0 800 1 360360

0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Penyebab dan Cegah


Resiko Infeksi Usus
pada Anak
 Pembahasan dalam artikel :
 Penyebab Infeksi Usus pada Anak
 Gejala Infeksi Usus pada Anak Balita
 Cara Mengatasi Infeksi Usus pada Anak
 Cara Mencegah Infeksi Usus
 Cara Mencegah Infeksi Usus

Infeksi usus merupakan salah satu infeksi yang


paling sering terjadi pada anak-anak. Meski
umumnya tidak berbahaya, infeksi usus pada
anak merupakan penyakit paling umum dan
penyebab kematian tersering pada balita. Apabila
tidak ditangani dengan tepat infeksi usus pada
anak dapat membahayakan.

Penyebab Infeksi Usus pada


Anak
Penyebab infeksi usus dapat berasal dari virus,
bakteri, atau parasit. Dari ketiga penyebab
tersebut, penyebab tersering adalah infeksi usus
anak akibat virus. Biasanya anak tertular infeksi
usus lewat mulut, baik itu lewat makanan atau
minuman yang tercemar kotoran atau tidak
dimasak dengan matang, atau dari kotoran di
lingkungan yang masuk mulut anak, misalnya
dari tangan yang kotor.2

Gejala Infeksi Usus pada


Anak Balita
Gejala infeksi usus anak sangat bervariasi karena
patogen penyebabnya juga sangat beragam,
dengan kesamaan yaitu adanya gejala di saluran
pencernaan. Gejala tersering adalah diare, mual,
muntah, dan sakit perut. Tergantung dari kuman
penyebab persis infeksi tersebut, dapat terdapat
gejala-gejala lain, diantaranya demam, lemas,
berkurangnya nafsu makan, nyeri badan,
intoleransi laktosa, diare berdarah atau berlendir.
Beberapa bakteri bahkan dapat menyebabkan
gejala sistem saraf seperti pandangan kabur dan
kelemahan otot.2 Pada negara-negara berkembang
termasuk Indonesia, penyebab tersering diare
adalah rotavirus, calicivirus, dan bakteri E. coli.
Ketiga patogen ini merupakan penyebab dari
lebih dari lima puluh persen kasus infeksi virus.3
Did you know?
“Jaga kesehatan pencernaan si kecil dari resiko
infeksi usus pada anak dengan mengantisipasi
penyebab dan ketahui cara pencegahannya.”
Kebanyakan kasus infeksi usus pada anak balita
dapat sembuh sendiri dalam waktu lima sampai
tujuh hari dan kebanyakan bukan merupakan
kasus yang memerlukan antibiotik. Namun, diare
dan mual-muntah, dan gejala yang sering
menjadi manifestasi infeksi usus, dapat
menyebabkan komplikasi berupa dehidrasi.
Dehidrasi dan hilangnya elektrolit dari tubuh
disebabkan karena elektrolit tersebut ikut keluar
bersama cairan dalam diare. Bila tidak ditangani
dengan cepat, ketidakcukupan cairan dalam
tubuh dapat mengakibatkan gagalnya suplai
darah ke organ-organ hingga mengakibatkan
kematian.2 Dehidrasi merupakan penyebab
langsung tersering kematian akibat infeksi usus.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk
mengawasi adanya tanda-tanda dehidrasi pada
anak serta cara mencegah dan menangani
dehidrasi.
Cara Mengatasi Infeksi Usus
pada Anak
Rehidrasi merupakan kunci penanganan infeksi
usus. Berikan minum berupa ASI atau
susu/cairan lain (pada anak yang tidak ASI
eksklusif) lebih sering. Pada prinsipnya, cairan
yang keluar dari tubuh, baik dari muntah maupun
diare harus digantikan. Berikan oralit sebanyak
50-100 cc pada anak usia di bawah satu tahun
atau 100-200 cc pada anak usia di atas satu tahun
yang mengalami diare tanpa tanda dehidrasi.
Jumlah tersebut diberikan setiap kali anak BAB
cair.4 Oralit baik diberikan untuk menggantikan
cairan tubuh yang hilang karena komposisinya
yang mirip dengan cairan tubuh. Saat ini oralit
dapat dengan mudah ditemukan di apotek.
Dehidrasi ditandai dengan rasa haus, mata
cekung, berkurangnya air mata, keringnya mulut,
tangan dan kaki dingin, denyut jantung
bertambah cepat, serta kulit yang tidak segera
kembali bila dicubit. Pada dehidrasi yang berat,
anak tampak lemah, sulit diajak berinteraksi, atau
bahkan tidak sadar serta menolak minum
air.2,4 Apabila anak Anda mengalami gejala-gejala
dehidrasi tersebut, mengalami diare berdarah,
demam, muntah berulang-ulang, gejalanya
memburuk, atau gejala tidak membaik dalam
waktu tiga hari, segera bawa ke fasilitas
kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan
segera dan direhidrasi secara cepat serta efektif.
Bila anak Anda mengalami gejala infeksi usus,
tetap berikan anak makanan seperti biasa. Nutrisi
yang cukup akan membantu tubuh anak Anda
melawan penyebab infeksinya.2 Selain itu,
suplementasi zink disarankan oleh WHO,
UNICEF, dan Kementerian Kesehatan untuk
diberikan selama 10-14 hari kepada anak-anak
yang menderita diare, sebanyak 20 mg (satu
tablet) per hari untuk anak di atas usia enam
bulan dan 10 mg (setengah tablet) per hari untuk
anak usia di bawah enam bulan.2,4 Zink
mengurangi lama dan beratnya diare, serta
membantu mencegah kembalinya diare dengan
cara meningkatkan penyerapan air dari usus,
menyehatkan sel usus, meningkatkan jumlah
enzim usus, dan meningkatkan respon
imun.5 Probiotik juga baik diberikan karena
membantu menambah bakteri baik usus sehingga
mengurangi lamanya diare.2,6

Cara Mencegah Infeksi Usus


Umumnya, infeksi usus pada anak bisa sembuh
dengan sendirinya. Namun, rehidrasi atau terapi
cairan juga bisa menjadi kunci penanganan
infeksi usus. Berikut yang bisa Mama lakukan
untuk mengatasi infeksi usus pada si Kecil, di
antaranya :
1. Istirahat Cukup
Pastikan si Kecil mempunyai waktu bermain
yang cukup, sehingga saat waktu istirahatnya
tiba, Mama dapat mengajaknya tidur agar si
Kecil dapat beristirahat dengan baik.
2. Berikan minum lebih sering
Si Kecil bisa saja mengalami dehidrasi akibat
infeksi usus. Sebaiknya Mama memberikan
minum pada si Kecil lebih sering dari biasanya.
Berikan variasi selain susu seperti jus buah atau
air mineral.
3. Tetap berikan si Kecil makanan
seperti biasa
Sebelum Mama memberi makan untuk si Kecil,
hal yang perlu Mama perlu memastikan bahan
makanan seperti sayur, daging, dan sumber
makanan lain dimasak sampai benar-benar
matang.
Terakhir, kini di Indonesia telah tersedia vaksin
untuk mencegah infeksi rotavirus sebagai salah
satu penyebab infeksi usus tersering, meski ini
tidak mencegah infeksi usus akibat patogen
lainnya. Dosis pertama vaksin rotavirus diberikan
pada saat bayi berusia enam hingga empat belas
minggu. Konsultasikan kepada dokter anak
mengenai pemberian vaksin rotavirus untuk anak
Anda.
Selain resiko infeksi usus pada anak, Ibu juga
perlu tahu mengenai gangguan pencernaan pada
anak yang lainnya. Dengan begitu, saluran cerna
si kecil yang sehat diharapkan anak lebih
terlindungi dari berbagai bakteri pathogen.
Kesehatan saluran cerna mempunyai dampak
positif pada tumbuh kembang anak pada
umumnya.

Cara Mencegah Infeksi Usus


Menjaga kebersihan 
Infeksi usus pada anak ditularkan melalui
makanan dan minuman yang terkontaminasi atau
dari lingkungan yang kotor. Tingkatkan
kebersihan lingkungan anak dan biasakan anak
untuk sering cuci tangan dengan sabun. Hal
sederhana ini dapat mengurangi risiko kejadian
infeksi usus sebesar 30-50%.7-8
ASI eksklusif 
Memberikan ASI ekslusif hingga anak berusia
enam bulan serta nutrisi yang baik juga
mengurangi risiko diare. Hal ini karena ASI
eksklusif pada bayi dan nutrisi yang baik secara
umum meningkatkan imunitas pasif anak
terhadap patogen.9
Memberikan Vaksin
Kini di Indonesia telah tersedia vaksin untuk
mencegah infeksi rotavirus sebagai salah satu
penyebab infeksi usus tersering, meski ini tidak
mencegah infeksi usus akibat patogen lainnya.
Dosis pertama vaksin rotavirus diberikan pada
saat bayi berusia enam hingga empat belas
minggu. Konsultasikan kepada dokter
kepercayaan Mama mengenai pemberian vaksin
rotavirus untuk si Kecil.
Selain resiko infeksi usus pada anak, Mama juga
perlu tahu mengenai gangguan pencernaan pada
anak yang lainnya. Dengan begitu, saluran cerna
si Kecil yang sehat diharapkan si Kecil lebih
terlindungi dari berbagai bakteri pathogen.
Kesehatan saluran cerna mempunyai dampak
positif pada tumbuh kembang anak pada
umumnya.
Itulah hal-hal yang perlu Mama ketahui tentang
infeksi usus pada anak, jika Mama memiliki
pertanyaan seputar ovulasi, Mama dapat
menghubungi Nutriclub Expert Advisor dan
berkonsultasi langsung dengan ahlinya. Hubungi
Nutriclub Expert Advisor sekarang!

Sumber
Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...

5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...


10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya

Home 1.

2. Artikel

3. Penyebab dan Cegah Resiko Infeksi Usus

pada Anak
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi


Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini
 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

NUTRISI

Cara Meningkatkan
Daya Tahan Tubuh
Anak dengan
Vitamin
 Pembahasan dalam artikel :
 Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh Anak
 Vitamin A
 Vitamin D
 Zat Besi
 Zink

Anak dalam masa pertumbuhan tentunya sangat


senang bermain dan beraktivitas seharian. Hal ini
pasti sudah tidak asing lagi untuk ibu. Bagi para
orangtua, sebuah kebahagiaan melihat si kecil
selalu aktif dan ceria. Namun tidak jarang
aktivitas anak membuat para orang tua khawatir
dengan kesehatan anaknya. Pada masa ini, anak
seringkali jatuh sakit karena menurunnya daya
tahan tubuh, sehingga tubuh anak tidak kuat
untuk melawan kuman-kuman jahat yang dapat
menyebabkan penyakit.
Daya tahan tubuh sendiri dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti asupan makanan,
aktivitas, serta kebersihan. Nutrisi untuk anak-
anak merupakan pilar-pilar yang menyokong
pertumbuhan serta perkembangan tubuh anak.
Asupan makanan yang baik untuk meningkatkan
daya tahan tubuh adalah dengan diet seimbang,
yaitu yang terdiri dari karbohidrat, protein, sayur,
buah, lemak, vitamin dan mineral. Berbagai
vitamin dan mineral, terlebih khusus, diketahui
dapat meningkatkan kekebalan tubuh, nafsu
makan serta mempercepat penyembuhan anak
yang sedang sakit.1

Vitamin untuk Daya Tahan


Tubuh Anak
Mungkin saat ini para ibu bertanya-tanya,
vitamin daya tahan tubuh apa saja yang baik
dikonsumsi anak untuk meningkatkan daya tahan
tubuh? Saat ini, para tenaga kesehatan di
Indonesia mengacu pada pedoman yang
dikeluarkan oleh World Health
Organization (WHO) dan rekomendasi dari
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengenai
suplementasi vitamin dan mineral.
Berikut ini adalah cara meningkatkan daya tahan
tubuh anak dengan konsumsi vitamin
untuk imunitas tubuh anak.

Did you know?


“Pemberian vitamin merupakan suplementasi,
sehingga pemberiannya hanya kepada bayi dan
anak yang kebutuhan mikronutriennya tidak
terpenuhi dari asupan makanan sehari-hari”
dr. Putri Amelia, MKed (Ped), SpA

Vitamin A
Metabolit vitamin A merupakan faktor yang
penting untuk meningkatkan proliferasi sel-sel
imun, serta sitotoksisitas untuk melawan kuman-
kuman dalam tubuh.2 Proses ini terutama
ditemukan pada lapisan dalam usus, sehingga
sangat baik untuk meningkatkan kekebalan
sistem pencernaan.
Cara meningkatkan daya tahan tubuh anak yang
lemah bisa dengan makanan yang mengandung
vitamin A yang sangat mudah untuk didapatkan
sehari-hari. Bahan makanan tersebut antara lain:
wortel, ubi, tomat, daging sapi, sayur-sayuran
hijau, pepaya, dan mangga.
Mama dapat mengolah berbagai bahan makanan
yang kaya vitamin A tersebut dalam menu yang
disukai anak. Selain dari konsumsi makanan,
WHO merekomendasikan pemberian
suplementasi vitamin A sebesar 100.000 U pada
bayi usia 6-11 bulan, dan vitamin A 200.000 U
tiap 4-6 bulan pada anak usia 12-59
bulan.3 Namun, ibu tidak perlu khawatir karena di
Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) Indonesia memiliki program bulan
vitamin A pada bulan Februari dan Agustus
setiap tahunnya.4

Vitamin D
Ibu mungkin tidak asing lagi dengan peranan
vitamin D untuk pertumbuhan tulang si kecil.
Namun selain itu, vitamin D juga diketahui
memiliki efek imunomodulasi, yaitu menguatkan
sel-sel imun tubuh.2 Vitamin D ini mudah
ditemukan pada produk-produk susu, seperti
susu, keju, dan yogurt.
Cara meningkatkan daya tahan tubuh anak yang
lemah dengan makanan lain yang kaya akan
vitamin D antara lain: ikan, kacang kedelai,
kuning telur dan bayam. Paparan sinar matahari
juga penting untuk sintesis vitamin D dalam
kulit. American Academy of Pediatrics (AAP)
merekomendasikan pemberian suplementasi
vitamin D sebesar 400 IU pada bayi ASI
eksklusif, bayi yang minum susu formula kurang
dari 1 liter sehari, dan anak-anak serta
remaja.5 Namun hingga saat ini belum ada
rekomendasi suplementasi vitamin D rutin untuk
anak Indonesia.

Zat Besi
Zat besi memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan otak,
meningkatkan daya tahan tubuh serta konsentrasi
dan prestasi belajar. Daging merah, hati, ikan,
tahu, telur, sayur-sayuran hijau, dan kacang-
kacangan merupakan makanan yang tinggi akan
zat besi. WHO merekomendasikan suplementasi
zat besi rutin setiap hari selama 3 bulan setiap
tahunnya pada bayi usia 6 – 23 bulan.6 Di
Indonesia sendiri, IDAI merekomendasikan
pemberian suplementasi besi kepada semua anak,
dengan prioritas usia balita (0-5 tahun), terutama
usia 0-2 tahun. Suplementasi yang disarankan
sebesar 3 mg/kgBB/hari untuk BBLR < 2500
gram, 2 mg/kg/hari untuk bayi cukup bulan, 1
mg/kgBB/hari untuk balita dan anak usia
sekolah, dan 60 mg/hari untuk remaja. Pemberian
yang dianjurkan adalah dua kali seminggu
selama 3 bulan berturut-turut setiap tahunnya.7

Zink
Mineral lain yang penting bagi bayi dan anak-
anak adalah zink (seng). Zink merupakan salah
satu mineral yang penting untuk perkembangan
dan fungsi sel-sel imun, proses fagositosis
melawan kuman.8 Selain itu, zink juga diketahui
memiliki peranan sebagai antioksidan, untuk
mencegah kerusakan jaringan akibat radikal
bebas. Bahan makanan yang kaya akan zink
antara lain: bayam, bawang putih, daging sapi,
udang, kacang-kacangan dan biji-bijian.
Suplementasi zink juga diketahui dapat
menurunkan insidens diare dan
pneumonia.9,10 Suplementasi zink di Indonesia
diberikan rutin selama minimal 2 bulan setiap 6
bulan sekali, pada bayi usia 6-23 bulan.11
Selain nutrisi-nutrisi yang telah disebutkan
diatas, untuk dapat menguatkan sistem kekebalan
tubuh si Kecil, Mama dapat melengkapi nutrisi
hariannya dengan Nutrilon Royal
Actiduobio+ yang mengandung 12 Vitamin dan 9
Mineral untuk dukung tumbuh kembang si Kecil.
Selain itu, formula Actiduobio+ juga
mengandung LCPUFA (Omega 3 & 6) untuk
mengoptimalkan sistem imun tubuh dan
FOS:GOS 1:9 yang terbukti klinis mendukung
sistem imun terhadap infeksi. Selain itu, Nutricia
sebagai produsen dari Nutrilon Royal telah
memiliki pengalaman selama lebih dari 100
tahun di bidang Nutrisi Awal Kehidpan dan
didukung oleh ratusan ahli di Eropa.
Oleh karena itu, mari kita dukung terus sistem
imun untuk anak yang sehat mampu mengenali
serta memberikan respon imun yang tepat,
sehingga mampu beradaptasi terhadap perubahan
lingkungan dan mampu mengatasi serangan
penyakit.
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini

Sumber

Artikel Terkait
12 Manfaat Yogurt untuk Anak yang Wajib...

1000 Hari Pertama Kehidupan Anak:...

15 Makanan Nutrisi Tinggi untuk Daya...

Si Kecil Memiliki Risiko Alergi? Ini...

Penyapihan: Kapan, Bagaimana, dan...

7 Cara Memilih Susu Formula Anti-alergi...

Artikel Lainnya
1. Home
2. Artikel
3. Cara Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Anak
dengan Vitamin
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Perbedaan Alergi
Makanan dan
Intoleransi Makanan
 Pembahasan dalam artikel :
 Alergi Makanan dan Intoleransi Makanan
 Gejala Alergi Makanan pada Balita
 Gejala Intoleransi Makanan pada Balita
 Angka Kejadian Alergi Makanan dan Intoleransi
Makanan
 Pemeriksaan dan Pengobatan Intoleransi Makanan
dan Alergi

Alergi makanan dan intoleransi makanan


merupakan dua hal yang berbeda. Kami dari Tim
Ahli Nutriclub akan menjelaskan pada Ibu
mengenai perbedaan keduanya.
1 dari 3 ibu mengatakan bahwa mereka harus
memodifikasi makanan untuk keluarganya. Hal
ini dikarenakan adanya anggota keluarga yang
diduga memiliki alergi terhadap makanan (Alergi
Makanan Pada Balita: Memperkenalkan
Makanan Baru Untuk Diet Alergi). Faktanya,
hanya sekitar 5% dari anak-anak yang terbukti
secara klinis mempunyai reaksi alergi terhadap
makanan. Pada remaja dan orang dewasa, alergi
makanan terjadi pada sekitar 4% dari total
populasi.

Alergi Makanan dan


Intoleransi Makanan
Alergi makanan adalah reaksi alergi (Fakta
tentang Alergi) terhadap makanan tertentu,
umumnya dari protein yang ada dalam makanan.
Saat protein tertentu masuk ke dalam tubuh,
sistem kekebalan mungkin mengeluarkan sejenis
antibodi yang disebut IgE (Imunoglobulin E).
Antibodi ini berfungsi untuk menetralkan zat
yang dianggap berbahaya.
Saat alergen dicerna, antibodi yang telah
terbentuk melepaskan zat kimia, termasuk
histamin. Dalam keadaan normal, histamin
berguna untuk sistem kekebalan tubuh. Tetapi,
antibodi IgE dan histamin yang keluar
selanjutnya dapat memicu reaksi alergi pada si
Kecil yang sangat peka terhadap protein
makanan tertentu.
Intoleransi makanan adalah reaksi negatif dari
sistem pencernaan terhadap makanan dan tidak
ada kaitannya dengan antibodi. Hal ini umumnya
terjadi pada si Kecil yang sulit mencerna
makanan dan dapat disebabkan oleh kurangnya
enzim, atau makanan yang ia makan
mengandung zat kimia yang sulit dicerna.
Misalnya, intoleransi laktosa terjadi saat sistem
pencernaan si Kecil tidak dapat menghasilkan
enzim untuk mencerna suatu jenis gula dalam
produk-produk susu.
Karena tidak ada kaitannya dengan antibodi,
intoleransi makanan dapat dirasakan saat
makanan pertama kali dicerna. Jumlah yang
dicerna merupakan faktor penentu. Jika hanya
sedikit mungkin dapat diatasi, tetapi jika jumlah
yang dicerna banyak maka masalah mungkin
akan muncul. Hal ini berbeda dengan alergi
makanan yang parah, yang meski jumlah yang
dicerna sedikit, akibatnya bisa fatal.
Gejala Alergi Makanan pada
Balita
Gejala alergi makanan antara lain adalah:
 Ruam atau gatal-gatal
 Mual
 Sakit perut
 Diare
 Gatal kulit
 Sesak napas
 Nyeri dada
 Pembengkakan saluran udara ke paru-paru
 Anafilaksis

Gejala alergi (Gejala Alergi Pada Balita)


makanan berkisar dari ringan hingga parah, dan
jumlah makanan yang dapat memicu reaksi pada
masing-masing anak mungkin berbeda.

Gejala Intoleransi Makanan


pada Balita
Gejala intoleransi makanan antara lain adalah:
 Mual
 Sakit perut
 Gas, kram, atau kembung
 Muntah
 Mulas
 Diare
 Sakit kepala
 Mudah marah atau gelisah

Si Kecil dengan alergi makanan disarankan untuk


menghindari alergen karena alergi makanan
dapat dipicu oleh makanan dalam jumlah kecil
dan terjadi setiap kali makanan (Alergi dan
Makanan yang Harus Dihindari Bayi)
dikonsumsi. Sebaliknya, si Kecil dengan
intoleransi makanan mungkin tidak memiliki
gejala kecuali jika mereka makan sebagian besar
makanan atau sering makan makanan tersebut. 
Alergi dan intoleransi makanan berbeda dari
keracunan makanan. Keracunan umumnya
merupakan akibat dari makanan yang rusak atau
tercemar dan memengaruhi lebih dari satu anak
yang mengonsumsinya.
Angka Kejadian Alergi
Makanan dan Intoleransi
Makanan
Angka kejadian alergi makanan adalah sekitar 2-
4% pada orang dewasa dan 6-8% pada anak-
anak. Sedangkan, jumlah angka kejadian
intoleransi makanan jauh lebih banyak.
Intoleransi yang paling umum dialami adalah
intoleransi laktosa, memengaruhi sekitar 10%
anak-anak di Amerika.

Pemeriksaan dan
Pengobatan Intoleransi
Makanan dan Alergi
Jika Ibu merasa si Kecil menderita alergi atau
intoleransi makanan, segera bawa ia ke dokter.
Ibu tidak disarankan mendiagnosis keadaan si
Kecil sendiri dan menghentikan konsumsi
makanan tertentu karena dapat membuat ia
kehilangan gizi yang diperlukan.
Untuk alergi makanan yang parah, tidak ada
pengobatan yang diterima secara luas selain
menghindari alergen. Untuk intoleransi makanan,
jika tidak parah maka sebaiknya kurangi dan
perhatikan pemberian makanan tertentu bagi si
Kecil. Hal ini tergantung pada seberapa parah
intoleransinya.
Cara lain untuk mengidentifikasi makanan
pemicu alergi adalah program diet eliminasi
provokasi. Hal ini melibatkan penghapusan
setiap makanan pemicu alergi sepenuhnya dari
diet sampai si Kecil terbebas dari gejala,
kemudian mulai memperkenalkan kembali
makanan tersebut, satu per satu waktu. Hal ini
dapat membantu Ibu menemukan makanan yang
menyebabkan gejala (Gejala Alergi Pada Balita).
Konsultasikan ke dokter anak langganan Ibu
sebelum memulai diet eliminasi untuk
memastikan diet si Kecil tetap memiliki gizi yang
memadai.
Sumber

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...

5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...


10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Perbedaan Alergi Makanan dan Intoleransi

Makanan
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
KESEHATAN

Gangguan Tidur
pada Balita Alergi
dan Cara
Mengatasinya
 Pembahasan dalam artikel :
 Gangguan Tidur pada Balita Alergi
 Cara Mencegah Gangguan Tidur pada Balita Alergi

Gangguan tidur banyak terjadi pada anak yang


menderita rhintis alergi. Akibatnya, kualitas
hidup, perilaku, serta performa dan prestasinya
dapat terganggu.
Gangguan Tidur pada Balita
Alergi
Alergi yang menyebabkan gangguan tidur dapat
berupa asma, rhinitis alergi, serta alergi kulit
kronis (dermatitis atopik). Terdapat juga alergi
yang mengenai saluran cerna, seperti alergi
makanan, penyakit inflamatori usus, dan lain-
lain. Gangguan tidur (Kebutuhan Tidur Balita)
yang dapat dialami si Kecil meliputi insomnia
serta gangguan durasi dan kualitas tidur.
Gangguan tersebut bisa semakin memperburuk
penyakit alergi si Kecil.
Rhinitis alergi (Pilek Akibat Alergi) merupakan
salah satu bentuk penyakit alergi yang mengenai
saluran pernapasan, gejalanya adalah hidung
tersumbat, bersin, bersin, meler, dan batuk pilek.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 36%-63%
anak dengan rhinitis alergi mengalami insomnia,
pola napas tidak teratur selama tidur,
mendengkur, sleep apnea, dan kurang tidur.
Pakar gangguan tidur, Damien Léger, dkk.,
menyatakan bahwa keparahan gangguan tidur si
Kecil sebanding dengan keparahan penyakit
rhinitis alergi yang dialaminya. Gangguan tidur
menyebabkan ia mengalami sakit kepala saat
terjaga, lemas, pusing, lelah, mengantuk, cemas,
bahkan depresi. Akibat alergi (Fakta tentang
Alergi), si Kecil mengalami penurunan kualitas
hidup.
Gangguan tidur dan gangguan emosional akibat
rhinitis alergi juga disampaikan oleh Turkalj,
dkk. Mereka menyimpulkan bahwa sekitar 46%
anak rhinitis alergi mengalami gangguan tidur
yang disebut obstructive sleep apnea (OSA).
Kondisi ini sangat erat kaitannya dengan
sumbatan hidung. Bahkan, kondisi OSA yang
berat dapat memicu kematian saat si Kecil tidur.
Jika si Kecil mengalami asma, sumbatan napas
yang ia alami dapat membuatnya sering tiba-tiba
terbangun di malam hari, dan bahkan dapat
menyebabkan kematian. Penelitian menunjukkan
bahwa serangan asma di malam hari dan
gangguan tidur menyebabkan anak tidak dapat
pergi ke sekolah keesokan harinya. Kondisi yang
berkepanjangan menimbulkan adanya gangguan
perilaku. Mereka terlihat pemurung, menarik diri,
tidak percaya diri, dan mungkin sebaliknya,
menjadi agresif.
Lain halnya dengan anak yang mengalami alergi
kulit kronis. Pada kondisi ini, si Kecil dapat
sering terbangun di malam hari akibat rasa gatal.
Penurunan efisiensi tidur pada si Kecil yang
mengalami alergi kulit kronis sebanding dengan
keparahan alergi dan garukannya pada kulit.
Akibatnya, si Kecil akan terlihat lelah di siang
hari dan tidak dapat berkonsentrasi. Kualitas
hidupnya pun menurun dan mengganggu proses
belajarnya.
Gangguan tidur juga dialami oleh si Kecil yang
alergi susu sapi. Studi yang dilakukan oleh Kahn,
dkk. (1989) menemukan bahwa sekitar 60% bayi
dengan alergi susu sapi mengalami gangguan
kebiasan tidur. Keluhan saluran cerna seperti
begah, kembung, dan kolik dapat menyebabkan
kualitas tidur si Kecil terganggu. Menurut
penelitian, gangguan tidur tersebut dapat
berkurang setelah diberikan terapi alergi yang
tepat.
Gangguan tidur turut menyebabkan gangguan
tumbuh kembang dan kekebalan pada si Kecil
yang alergi. Hal ini mengindikasikan bahwa
penyakit alerginya tidak terkontrol dengan baik.
Oleh karena itu, Ibu perlu waspada apabila si
Kecil mengalami gangguan tidur (Masalah Tidur
Balita).

Cara Mencegah Gangguan


Tidur pada Balita Alergi
1. Pastikan si Kecil mendapat pengobatan yang tepat
dan meminum obatnya secara teratur.
2. Pastikan rumah dan lingkungan senantiasa bersih,
terutama kamar tidur si Kecil. Pemicu serangan asma
dan rhinitis alergi kebanyakan adalah debu rumah.
3. Pastikan jenis makanan apa saja yang menimbulkan
alergi pada si Kecil dan upayakan untuk
menghindarkan makanan tersebut darinya.
4. Berikan nutrisi (Nutrisi untuk Mengurangi Risiko
Alergi pada Balita) yang cukup, sehat, dan seimbang
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil yang
beragam, sehingga tubuhnya semakin fit.
5. Ajak si Kecil melakukan aktivitas fisik dan hidup
aktif sesuai kemampuannya.
6. Apabila gejala tidak membaik, segera periksakan
kondisinya ke dokter anak langganan Ibu agar ia
segera mendapat penanganan medis.

Sumber

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...


5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
1. Home
2. Artikel
3. Gangguan Tidur pada Balita Alergi dan Cara
Mengatasinya
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Gangguan Alergi
terhadap
Kecerdasan Anak
 Pembahasan dalam artikel :
 Alergi dan Gangguan Bicara
 Makanan
 Lingkungan
 Tidur
 Orang tua
 Belajar

Alergi tidak hanya sebatas reaksi berupa gatal,


batuk, pilek, dan bersin, namun juga dapat
menyerang organ lain, seperti tumbuh
kembang otak. Kami dari Tim Ahli Nutriclub
akan menjelaskan pada Ibu mengenai gangguan
alergi dan dampaknya bagi kecerdasan si Kecil.

Alergi dan Gangguan Bicara


Alergen dibedakan menjadi tiga, yaitu alergen
hirup, makanan, dan alergen suntik. Alergen
hirup paling banyak dipicu oleh tungau debu
rumah dan serbuk sari dengan reaksi berupa
sesak napas, bersin-bersin, atau batuk.
Sedangkan, alergi suntik dipicu oleh gigitan
serangga atau suntikan dengan reaksi yang
timbul pada kulit dalam bentuk beragam. Dari
sini diketahui bahwa lingkungan sekitar si Kecil
turut mencetus timbulnya alergi.
Gangguan alergi berdampak luas, di antaranya
pada kecerdasan dan perilaku si Kecil. Penelitian
menyebutkan bahwa anak yang alergi dapat
mengalami gangguan seperti gangguan daya
ingat, kesulitan bicara atau gagap, kurang
konsentrasi, impulsif, hiperaktif, lemas, emosi
yang terganggu, hingga autisme. Di masa 0-3
tahun, si Kecil sedang berada dalam periode
perkembangan kecerdasan. Munculnya reaksi
alergi pada masa ini akan mengganggu asupan
nutrisi si Kecil yang berdampak pada
perkembangan mentalnya.
Gangguan kecerdasan dan perilaku dapat dipicu
oleh banyak hal, namun penelitian menemukan
bahwa alergi adalah salah satu hal yang dapat
mengganggu perkembangan otak (Alergi dan
Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Otak
Bayi) si Kecil. Selain itu, batuk, gatal, dan bersin
membuat ia sulit berkonsentrasi dan menyerap
pelajaran. Si Kecil yang alergi juga mengalami
gangguan tidur sehingga ia bangun dalam kondisi
tidak segar. Fisik dan mentalnya pun menjadi
kurang prima.
Periode sakit yang dialami anak alergi jauh lebih
lama dibanding anak sehat yang terkena penyakit
yang sama. Contohnya, anak sehat yang terkena
batuk-pilek bisa sembuh dalam waktu 5 hari,
namun pada anak alergi baru bisa pulih setelah 2
minggu atau lebih. Anak alergi sangat rentan
terhadap infeksi virus dan tidak menutup
kemungkinan organ lain, seperti otak, bisa
terserang penyakit virus atau infeksi.
Alergi dapat menyebabkan keterlambatan bicara
pada 3-15% anak. Dari jumlah tersebut, 1% di
antaranya tidak bisa berbicara, 30% dapat pulih
dengan sendirinya, dan 69% mengalami
gangguan bahasa, kognitif, dan keluhan belajar
lainnya.
Si Kecil di bawah usia 1 tahun dengan alergi
jangka panjang dapat mengalami gangguan
bicara yang berat. Oleh karena itu, amati
kemampuan bicara pada bayi. Jika pada usia
tertentu ocehannya tidak terdengar, namun
setelah menghindarkan makanan tertentu ia
kembali berbicara, artinya terdapat reaksi alergi
(Seluk-Beluk Alergi Pada Balita) pada si Kecil.
Alergi juga bisa membuat bayi agresif, ditandai
dengan kebiasaan menggigit dan menjilat secara
berlebihan. Pada usia awal, hal ini bisa terlihat
dari kebiasaannya memasukkan semua tangan
dan kaki ke mulut.
Alergi juga memengaruhi mood si Kecil. Ia
menjadi agresif, hiperaktif, mudah marah,
histeris, dan sering berteriak. Gangguan lain
dapat berupa gangguan bersosialisasi, seperti
menjadi pemalu, sulit bergaul, dan menarik diri
dari lingkungan.
Si Kecil yang mengalami reaksi alergi tampak
pada teriakannya yang keras saat menangis. Bila
minta minum, sering tidak sabaran. Pada anak
yang berusia lebih besar, reaksi alergi
ditunjukkan dengan sikap yang mudah marah dan
histeris. Saat marah, semua benda yang dipegang
dilempar dan sering memukul-mukul atau
membenturkan kepala. Beberapa penelitian lain
menunjukkan adanya hubungan antara alergi
dengan gangguan kepribadian, seperti pemalu
atau agresif. Pada tes kepribadian, terlihat pasien-
pasien yang punya alergi lebih suka
mengutamakan tindakan fisik dan lebih sulit
menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
Penderita alergi juga mempunyai mekanisme
defensif yang kurang baik.
Ibu tak perlu khawatir secara berlebihan, namun
perhatikan faktor berikut untuk menjaga si Kecil
dari gangguan alergi:

Makanan
Tiga tahun pertama merupakan periode emas
bagi perkembangan otak anak. Oleh karena itu,
berilah si Kecil asupan nutrisi (Nutrisi Untuk
Mengurangi Risiko Alergi Pada Balita) terbaik
agar otaknya berkembang dengan optimal. Asam
lemak omega-3 sangat baik untuk perkembangan
sel saraf si Kecil. Lemak ini bisa diperoleh dari
ikan salmon dan tuna, kacang-kacangan, ayam,
brokoli, alpukat, telur, dan buah beri, yang sangat
baik untuk tumbuh kembang otak si Kecil.
Lingkungan
Lingkungan juga sangat memengaruhi
kecerdasan si Kecil yang alergi. Lingkungan
mencakup lingkungan rumah (saudara, orang
tua), sekolah (guru, teman), dan sebagainya.
Orang tua memiliki peran yang penting karena
Ibu dan Ayah paling banyak berinteraksi dengan
si Kecil dan memiliki hubungan emosi yang kuat
dengannya, mulai dari bermain bersama,
mengajari hal edukatif dan kreatif, dan masih
banyak lagi.

Tidur
Saat si Kecil beristirahat, otaknya juga dapat
beristirahat. Pada saat itu, sel otak akan
membentuk sel saraf baru, dan perkembangan
yang optimal ini membuat si Kecil tumbuh
dengan baik meski memiliki alergi.

Orang tua
Hubungan orang tua yang erat dan harmonis
banyak memberikan manfaat bagi tumbuh
kembang anak. Oleh karena itu, Ibu dan Ayah
perlu membangun hubungan yang baik agar si
Kecil tumbuh dengan optimal.

Belajar
Sediakan fasilias belajar yang memadai bagi si
Kecil, seperti sekolah, buku, dan sarana
prasarana lainnya untuk menunjang
pembelajarannya dengan baik.
Alergi merupakan gangguan yang sulit
disembuhkan, namun penting untuk dideteksi
(Diagnosis Alergi pada Balita) dan ditanggulangi
sejak dini. Segera konsultasikan ke dokter
apabila Ibu mencurigai si Kecil mengalami alergi
agar dapat dilaksanakan evaluasi dan tata laksana
lebih lanjut.
Yuk cari tahu besarnya resiko alergi si Kecil
terlebih dahulu untuk melakukan tindakan
pencegahan yang tepat menggunakan Allergy
Risk Screener

Sumber
Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...

5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...


Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Gangguan Alergi terhadap Kecerdasan Anak

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN
Diet Sehat dan
Seimbang untuk
Mencegah Alergi
pada Balita
Nutrisi yang baik adalah nutrisi yang diberikan
dalam jumlah yang cukup, mengandung 6 macam
komponen yang dapat membantu
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan
tubuh, termasuk mencegah penyakit alergi pada
balita. Komposisi nutrisi yang seimbang terdiri
dari 50-60% karbohidrat, 15-20% protein, dan
25-30% lemak.
 
Diet Seimbang Dalam Satu
Piring
Secara sederhana, diet sehat seimbang si Kecil
(Menu Makanan Anak yang Seimbang) dapat
mengikuti porsi “Piring Makanku”. Di dalam
piring makan si Kecil, setengahnya harus terisi
buah dan sayur, dan sisanya berupa makanan
pokok dan lauk-pauk.
 
Makanan pokok bisa berupa nasi, serealia, atau
umbi-umbian yang utamanya mengandung
karbohidrat, sehingga bisa menjadi penyumbang
energi utama bagi tubuh si Kecil. Ukuran satu
porsi kira-kira adalah satu kepalan tangan.
 
Lauk-pauk yang diberikan sebaiknya adalah satu
porsi lauk hewani (ikan, unggas, telur, atau
daging) dan satu porsi lauk nabati (tempe atau
tahu). Lauk-pauk yang mengandung protein dan
lemak dapat menyumbang energi tambahan
untuk tubuh si Kecil.

Bahan makanan pokok dan lauk-pauk sebaiknya


mengandung vitamin dan mineral meskipun
sedikit. Mineral tertentu seperti zat besi dan
vitamin B12 hanya dapat dijumpai pada makanan
hewani. Oleh karena itu, si Kecil disarankan
untuk mengonsumsi makanan hewani agar
kebutuhan zat besi dan vitamin B12 dapat
terpenuhi dengan baik.
 
Berikan juga sayur dan buah (Buah dan Sayuran
untuk Optimalkan Imunitas Balita) untuk si
Kecil. Sayur dan buah kaya akan vitamin dan
mineral serta antioksidan yang penting untuk
meningkatkan sistem imunitas tubuhnya. Sayur
dan buah mengandung serat yang bermanfaat
sebagai prebiotik untuk memberikan energi bagi
mikroflora usus si Kecil. Keseimbangan
mikroflora usus bermanfaat untuk
mempertahankan dan meningkatkan sistem
imunitas di usus, sehingga dapat mencegah
alergi.

Kekurangan Nutrisi Dapat


Memicu Alergi
Kekurangan nutrisi dapat menimbulkan
gangguan pada tubuh si Kecil dan memicu
timbulnya penyakit alergi. Misalnya, apabila si
Kecil kekurangan energi, berarti tubuhnya
kekurangan asupan makronutrien. Kondisi ini
menyebabkan malnutrisi serta kekurangan
vitamin dan mineral yang bisa mengganggu
sistem imunitas tubuh. Gangguan sistem imunitas
tersebut dapat memicu terjadinya alergi.
 

Kekurangan Vitamin dan


Mineral Dapat
Menurunkan Sistem
Imunitas
Vitamin terdiri dari vitamin larut air dan tidak
larut air. Vitamin larut air ada 9, terdiri dari 8
macam vitamin B kompleks serta 1 macam
vitamin C. Kedelapan jenis vitamin B kompleks
ini adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), niasin
(B3), asam pantotenat (B5), piridoksin (B6),
biotin (B7), asam folat (B9), dan sianokobalamin
(B12). Vitamin B9 dan B12 merupakan
komponen penting dalam pembentukan sel darah
merah dan kinerja sel yang bertanggung jawab
dalam sistem imunitas tubuh.
 
Vitamin tidak larut air (larut lemak) ada 4, yaitu
vitamin A, D, E, dan K. Vitamin tersebut bekerja
bersama-sama dalam mempertahankan sistem
imunitas. Kekurangan beberapa jenis vitamin dan
mineral dapat menyebabkan gangguan imunitas
pada tubuh si Kecil.
 
Vitamin B6 banyak berperan dalam metabolisme
lemak, protein, dan pembentukan gen. Vitamin
ini berperan dalam mempertahankan fungsi saraf
dan pembentukan sel darah merah. Kekurangan
vitamin B6 menyebabkan terganggunya proses
pembentukan, pertumbuhan, dan pematangan sel
darah putih serta produksi zat antibodi.
Akibatnya, sistem imunitas tubuh dapat
terganggu.
 
Vitamin C serta mayoritas vitamin larut lemak,
seperti vitamin A, D, dan E sangat bermanfaat
dalam memperkuat sistem antioksidan tubuh.
Keberadaannya sangat penting dalam
meningkatkan sistem imunitas tubuh si Kecil dan
mencegah alergi (Nutrisi Untuk Mengurangi
Risiko Alergi Pada Balita).
 
Mineral, seperti selenium, seng, tembaga, besi,
dan kromium berperan dalam mempertahankan
imunitas. Kekurangan mineral-mineral ini akan
sangat mengganggu imunitas tubuh si Kecil.
 

Batasi Gula, Garam, dan


Minyak
Batasi asupan gula, garam, dan minyak, yaitu
maksimal 4 sendok makan (50gr) gula, 1 sendok
teh (5gr) garam, dan 5 sendok makan (67gr)
minyak per hari. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi risiko kegemukan atau obesitas pada
si Kecil.
 
Obesitas meningkatkan risiko penyakit alergi,
seperti asma, atopik, dan lain-lain. Meningkatnya
massa lemak pada obesitas akan meningkatkan
peradangan dan menurunkan fungsi sistem
imunitas tubuh. Parahnya, obesitas pada
kehamilan dapat menyebabkan gangguan
imunitas pada level genetik yang dapat
diturunkan ke si Kecil.
 
Minum Cukup Air
Selain makanan bernutrisi seimbang, berikan si
Kecil cukup air. Si Kecil yang berusia 4-8 tahun
biasanya memerlukan 5-6 gelas/hari dan akan
meningkat seiring ia bertambah usia. Bila si
Kecil berusia kurang dari 4 tahun, beri ia minum
setiap ia ingin. Air yang dikonsumsi termasuk air
dari kuah atau buah. Dengan minum air yang
cukup, proses metabolisme tubuh si Kecil akan
lebih lancar dan nutrisi (Nutrisi untuk Tingkatkan
Daya Tahan Tubuh Balita) dapat dipergunakan
oleh tubuhnya untuk mempertahankan dan
meningkatkan sistem imunitas.
 

Jadwal Makan yang


Teratur Membentuk
Perilaku Sehat si Kecil
Beri si Kecil makanan dengan jadwal yang
teratur, yaitu 3 kali makan utama dan 2 kali
makan selingan. Jadwal yang teratur akan
memenuhi kebutuhan nutrisinya dan membentuk
perilaku makan yang sehat.
 
Makan utama merupakan makanan lengkap yang
diberikan saat si Kecil sarapan, makan siang, dan
makan malam. Sedangkan, makan selingan
diberikan antara sarapan dan makan siang, serta
antara makan siang dan makan sore.
 
Makanan utama mengandung semua jenis bahan
makanan yang dianjurkan dalam “Piring
Makanku”. Untuk makanan selingannya, berikan
si Kecil buah-buahan dengan susu atau yogurt,
roti sandwich, milkshake buah, kentang keju
panggang, atau susu.
 
Buatlah variasi menu setiap 10 hari agar si Kecil
tidak bosan dengan menu makanannya dan
memudahkan Ibu untuk merotasi menu makanan.
Selain itu, hindari konsumsi makanan dan
minuman kemasan serta junk food. Makanan
tersebut mengandung kalori, gula, garam, dan
lemak yang tinggi dan dapat memicu obesitas
(Cegah Obesitas pada Balita).
 

Olah Makanan Dengan


Cara Higienis dan
Biasakan Cuci Tangan
Makanan si Kecil wajib diolah dengan cara yang
sehat dan higienis. Tujuannya adalah untuk
mencegah masuknya kuman penyakit, infeksi
parasit atau cacing, dan diare yang dapat memicu
reaksi alergi. Oleh karena itu, cuci tangan Ibu
setiap sebelum dan sesudah mempersiapkan
makanan. Ajari juga si Kecil untuk mencuci
tangan setiap sebelum dan sesudah makan agar
dapat menjadi kebiasaan sehatnya.
 
Pantau Tumbuh Kembang
si Kecil
Senantiasa pantau berat dan tinggi badan si Kecil
untuk memastikan angkanya mengalami
kenaikan. Hal tersebut menandakan nutrisi yang
Ibu berikan telah tercukupi dengan baik. Apabila
Ibu mendapati berat badan si Kecil tidak naik
selama dua bulan berturut-turut atau malah turun,
segera bawa ia ke dokter untuk mendapatkan
pemeriksaan lebih lanjut.
Yuk cari tahu lebih dalam
mengenai keseimbangan mikroflora usus

Sumber

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...


15 Makanan yang Mengandung Probiotik...

5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Diet Sehat dan Seimbang untuk Mencegah

Alergi pada Balita


Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Tips Untuk
Menghindari
Munculnya Alergi
Pada Si Kecil
Banyak hal yang ada di dalam rumah yang
menjadi pemicu timbulnya alergi. Maka dari itu,
menjaga rumah agar tetap bersih dan kering
penting untuk meminimalisir hadirnya pemicu
alergi si Kecil.
Kekambuhan alergi (Penyebab Alergi Pada
Balita) si Kecil dapat dipicu dari dalam rumah,
seperti dari kotoran hewan peliharan, debu, dan
remahan kayu dari rayap. Untuk meminimalkan
paparan alergen, Ibu perlu mengetahui tempat-
tempat di rumah yang paling banyak
mengandung alergen.

1. Hewan Peliharaan
Cukup banyak orang yang menderita alergi
hewan. Alergi ini bukan alergi pada hewan
seperti kucing atau anjing, tetapi pada pemicunya
yang berasal dari cairan ludah, urin, atau sel kulit
mati yang terbang di udara dan mendarat di
karpet, furnitur, atau seprai. Bulu binatang juga
bisa menyebabkan alergi (Gejala Alergi Pada
Balita) karena mengandung debu dan sel kulit
mati. Untuk mengurangi risiko alergi, Ibu perlu
lebih sering membersihkan rumah dengan
mengelap dan menyedot debu yang ada di rumah.
Selain itu, cucilah tangan setelah mengajak main
hewan kesayangan.
 

2. Karpet
Karpet adalah penyebab utama si Kecil
mengalami alergi debu karena serat-seratnya
menyimpan kutu debu. Kurangi paparan debu si
Kecil dengan membersihkan karpet
menggunakan vacuum cleaner berfilter HEPA.
Alternatifnya, singkirkan karpet dari rumah Ibu
dan jaga kelembapan rumah di bawah 55%.
 
3. Buku-buku
Buku bisa menjadi sarang kutu debu, spora, dan
organisme berukuran sangat kecil lainnya yang
bisa menjadi alergen. Siasati dengan menyedot
debu pada permukaan buku secara teratur atau
simpan buku dalam tempat tertutup.
 

4. Sofa
Furnitur yang empuk biasanya juga menyimpan
kutu debu. Untuk mencegahnya, gunakan bahan
kulit, vinil, atau permukaan licin lainnya. Hindari
juga menyimpan furnitur di tempat yang lembap.
 

5. Tempat Tidur
Saat tidur, kita turut melepaskan sel-sel kulit mati
yang akan tersimpan di tempat tidur dan menarik
kutu debu. Cegah tumpukan kutu debu dengan
menggunakan bahan antialergen pada bantal dan
kasur. Selain itu, cucilah seprai dan sarung bantal
seminggu sekali dengan air hangat.
 

Hal-hal yang dapat Ibu


lakukan untuk
meminimalisir alergen di
rumah:
1. Gunakan Penyaring Udara
Gunakan penyaring udara agar rumah terbebas
dari berbagai jenis alergen. Cari filter udara yang
mampu menangani partikel, seperti debu, tungau,
atau bulu, dan materi kimia, lalu pasang di mana
Ibu dan si Kecil menghabiskan sebagian besar
waktu bersama, misalnya di ruang keluarga.
Selalu pastikan kebersihan filter udara dan ganti
jika perlu. Membersihkan AC juga merupakan
salah satu langkah untuk mencegah Ibu dan si
Kecil terkena alergi (Fakta Tentang Alergi).
 
2. Perhatikan Benda dan Sarang
Alergen
Tungau debu adalah salah satu alergen yang
menyebabkan asma. Biasanya, mereka banyak
terdapat di tempat tidur, karpet, furnitur berlapis,
atau boneka. Oleh karena itu, selalu jaga
kebersihan tempat tidur dan lingkungan
sekitarnya. Perbaiki kebocoran atau bagian
rumah yang mengalami kerusakan, sebab tempat-
tempat tersebut dapat menjadi jalur masuk
kecoak dan menjadi tempat sarangnya. Selain itu,
selalu bersihkan bekas makanan yang terjatuh di
lantai karena kecoak sangat menyukai sisa
makanan.
 
3. Buat Jadwal Rutin Untuk
Membersihkan Rumah
Bersihkan seluruh bagian rumah minimal
seminggu sekali, termasuk karpet, sofa, jendela,
dan seluruh furnitur sambil menggunakan
masker. Kondisi rumah yang bersih akan
membantu mengontrol alergen.
 
4. Pikirkan Kembali Soal Hewan
Peliharaan
Pastikan tidak ada anggota keluarga yang alergi
terhadap hewan. Bulu hewan peliharaan tidak
menyebabkan alergi, tetapi protein dalam air liur,
urin dan ketombe mereka dapat menjadi alergen.
Untuk itu, pikirkan dengan matang bila Ibu dan si
Kecil ingin memelihara hewan peliharaan.
 
5. Menjaga Kebersihan Diri
Selalu jaga kebersihan si Kecil karena terdapat
banyak partikel-partikel alergen yang
berterbangan di sekitar kita, salah satunya adalah
serbuk sari. Ketika pergi ke luar rumah, akan ada
kemungkinan banyak serbuk sari yang menempel
pada baju dan rambut. Untuk meminimalisir
kehadiran alergen tersebut, ganti pakaian Ibu dan
si Kecil saat sampai di rumah, dan mandi serta
cuci rambut sebelum beristirahat.
 
6. Menanam Filter Alami
Gunakan tanaman untuk membersihkan udara di
sekeliling rumah Ibu. Tanaman dapat bertindak
sebagai filter udara alami dan mampu
menghasilkan oksigen yang baik. Semakin
banyak tanaman yang dapat menyaring udara,
baik di dalam maupun luar rumah atau kantor,
maka akan semakin sehat lingkungan. Cegah
kemungkinan berkembangnya alergen di media
tanaman dengan menaburkan bebatuan akuarium
di dalam pot tanaman agar tanah tidak terlalu
lembap.
 
7. Segarkan Udara di Rumah Secara
Alami
Beberapa orang memiliki alergi terhadap
wewangian. Ironisnya, banyak dari kita
menggunakan pengharum ruangan untuk
menyegarkan udara di dalam rumah. Jika tidak
ada anggota keluarga yang alergi terhadap serbuk
sari, lebih baik bukalah jendela rumah agar
terjadi pertukaran udara di dalam rumah. Solusi
lain dari permasalahan ini, Ibu bisa coba untuk
menggunakan minyak essensial murni untuk
menyegarkan udara di sekitar.
 
8. Minimalkan Bahan Beracun
Banyak bahan bangunan berbahaya yang dapat
melepaskan gas beracun ke udara, di antaranya
adalah formaldehida yang terdapat pada kayu
lapis dan beberapa insulasi busa. Dalam jangka
pendek, formaldehida dapat menyebabkan batuk
dan iritasi mata, hidung, dan tenggorokan. Tetapi
pada efek jangka panjangnya, bahan kimia ini
mampu menjadi karsinogenik untuk manusia.
Penting bagi Ibu untuk memastikan dan
menggunakan bahan bangunan yang ramah
lingkungan.
 
9. Katakan Tidak Pada BPA
Bisaphenol A (BPA) adalah bahan kimia yang
banyak digunakan dalam plastik, makanan dan
minuman kemasan, botol air, dan beberapa
peralatan medis. BPA dapat tertelan melalui
udara dan debu, namun kebanyakan BPA masuk
ke dalam tubuh akibat meresap pada makanan
dan minuman dari wadah plastik. Hindari BPA
dengan tidak memasukkan makanan dengan
wadah plastik ke dalam microwave.
 
Hindari wadah plastik dengan kode daur ulang 3
dan 7. Selain itu, kurangi konsumsi makanan dan
minuman kaleng, dan belajar untuk tidak
menggunakan segala hal yang berhubungan
dengan plastik di dalam rumah.
Cek resiko alergi si Kecil dengan
menggunakan Allergy Risk Screener

Sumber

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...


5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...


Artikel Lainnya

Home 1.

2. Artikel

3. Tips Untuk Menghindari Munculnya Alergi

Pada Si Kecil
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju

Asi terbaik bagi bayi

Tentang Nutricia

Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   

Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi


KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search
KESEHATAN

Gangguan Saluran
Cerna Akibat Alergi
pada Balita
 Pembahasan dalam artikel :
 Reaksi Alergi pada Anak
 Pentingnya Mengenali Alergen pada Anak
 Mengenal Celiac Disease

Usia anak-anak merupakan masa yang rentan


untuk mengalami gangguan saluran cerna,
terlebih jika si Kecil adalah individu atopi –
memiliki kecenderungan untuk mengalami reaksi
alergi.

Reaksi Alergi pada Anak


Reaksi alergi merupakan reaksi sel imunitas
tubuh yang bertujuan untuk melindungi tubuh
dari paparan zat yang merugikan. Pada anak yang
normal, reaksi alergi hanya akan muncul ketika
sangat diperlukan, selanjutnya tubuh akan segera
membaik dengan sendirinya setelah zat
merugikan tersebut hilang dari tubuh. Sedangkan
pada anak yang atopi, reaksi alergi muncul lebih
sering dan lebih hebat terhadap hal di sekitarnya.
Reaksi alergi yang paling sering terjadi berupa
dermatitis (Ruam akibat Alergi), rhinitis (Pilek
akibat Alergi), dan asma. Reaksi tersebut
diperantarai oleh histamin, salah satu zat yang
dihasilkan oleh sel imun.
Keluhan alergi dapat mulai muncul pada anak
usia 4 bulan hingga remaja, dan keluhan yang
muncul mungkin belum pernah diketahui
sebelumnya. Bersamaan dengan gejala alergi,
keluhan-keluhan pada saluran cerna juga dapat
sering dialami si Kecil. Keluhan pada saluran
cerna yang paling sering disampaikan antara lain
adalah diare, mual, muntah, nyeri perut, bercak
darah pada feses, atau feses yang penuh dengan
lemak.
Pada dasarnya, reaksi alergi yang terjadi di
saluran cerna seringkali dipicu oleh kandungan
makanan tertentu yang berperan sebagai alergen,
seperti susu sapi, kacang, telur, atau makanan
laut. Di dalam saluran cerna, tubuh memiliki
sistem imun khusus bernama imunoglobulin A
(IgA). Kadar IgA di usus pada anak atopi lebih
banyak dan disertai dengan beberapa infiltrasi sel
imun lainnya, juga produk sel imun seperti sel T,
monosit, dan sitokin.

Pentingnya Mengenali
Alergen pada Anak
Di dalam prosesnya, reaksi alergi (Seluk-Beluk
Alergi Pada Balita) akan melalui tahap
pengenalan alergen dan elisitasi. Proses
pengenalan alergen atau sensitisasi memiliki
peran besar dan melatarbelakangi penyebab pada
individu atopi. Proses sensitisasi ini akan
menghasilkan sel memori pada sistem imun
tubuh, sehingga saat alergen mengenai tubuh,
reaksi alergi dapat muncul (disebut fase elisitasi).
Saat alergen masuk ke saluran cerna, agen
imunitas akan bereaksi melalui beberapa proses.
Reaksi alergi akan menyebabkan proses difusi air
ke saluran cerna meningkat sehingga konsistensi
feses menjadi lebih encer.
Produk dari sel imun akan membuat usus
berkontraksi lebih sering. Perut mengalami
sensasi nyeri diikuti meningkatnya frekuensi
buang air besar. Kontraksi usus yang meningkat
ini akan mengurangi penyerapan sari makanan,
termasuk lemak, sehingga sering muncul feses
yang mengandung banyak lemak (disebut
streatorea). Terkadang, kontraksi berlebihan pada
usus akan menyebabkan luka pada dinding usus
dan menimbulkan bercak darah pada feses. Pada
beberapa penelitian, reaksi alergi juga dapat
bermanifestasi sebagai sensasi mual dan muntah,
yaitu ketika mukosa lambung ikut terangsang.

Mengenal Celiac Disease


Selain menyerang saluran cerna, alergi dapat
memengaruhi sistem organ cerna lain dan
menyebabkan penyakit yang disebut celiac
disease. Celiac disease disebabkan oleh reaksi
alergi pada individu atopi, yaitu munculnya
gejala klinis saluran cerna yang disertai dengan
peningkatan kadar enzim hati dan gangguan
fungsi organ lainnya, seperti otot dan tulang.
Penyakit ini menjadi diagnosis yang muncul
ketika pasien dengan keluhan saluran cerna
(Kenali Masalah Pencernaan Balita) sebelumnya
telah mengonsumsi makanan dari tepung gandum
dan olahannya. Selain itu, diagnosis penyakit ini
dilakukan saat keadaan pasien tidak membaik
dengan terapi, dan setelah pemeriksaan serologis
terhadap kadar imunoglobulin spesifik dan biopsi
jaringan saluran cerna menunjukkan hasil celiac
disease.
Gangguan saluran cerna pada si Kecil dapat
menjadi keluhan yang sangat mengganggu bagi
dirinya dan orangtuanya. Ia menjadi gelisah dan
sulit untuk mendapat nutrisi yang diperlukan
tubuh, dan akan menunjukkan gangguan tumbuh
kembang yang nyata.
Pada kasus yang serius, gangguan saluran cerna 
dapat mengancam  jiwa, seperti timbulnya
anemia dan dehidrasi berat. Penanganan utama
yang dapat Ibu lakukan pada si Kecil yang
mengalami gangguan saluran cerna (Jaga
Kesehatan Pencernaan Balita) akibat alergi
adalah menghindari penyebab alergi saluran
cerna, atasi gejala yang muncul dengan terapi
yang sesuai, dan memberikan nutrisi yang cukup
untuk memenuhi kebutuhannya.

Sumber

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...


5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
1. Home
Artikel 2.

3. Gangguan Saluran Cerna Akibat Alergi pada

Balita
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

KESEHATAN

Dampak Alergi
Makanan terhadap
Zat Gizi Balita dan
Substitusinya
 Pembahasan dalam artikel :
 5 Langkah Mencegah Kekurangan Gizi Pada si Kecil
 1. Langkah Pertama
 2. Langkah Kedua
 3. Langkah Ketiga
 4. Langkah Keempat
 5. Langkah Kelima

Alergi makanan pada si Kecil dapat


menyebabkan gejala seperti diare, muntah, kolik,
nyeri perut, enterokolitis atau radang pada
saluran cerna, ruam pada kulit, hingga syok
anafilaktik (reaksi alergi berat yang dapat
berakibat fatal). Oleh karena itu, apabila si Kecil
memiliki alergi makanan, penting bagi Ibu untuk
selalu memerhatikan bahan makanan yang
diberikan atau dikonsumsi oleh si Kecil, baik itu
makanan olahan rumah, restoran, atau makanan
kemasan.
5 Langkah Mencegah
Kekurangan Gizi Pada si
Kecil
Penanganan utama alergi makanan adalah dengan
menghindari bahan makanan yang menyebabkan
alergi (Fakta tentang Alergi) melalui diet
eliminasi atau sering juga disebut restriksi diet.
Tujuh bahan makanan yang paling sering
menyebabkan alergi pada si Kecil adalah:
 Susu
 Telur
 Kacang tanah
 Kacang pohon (seperti almond dan walnut)
 Ikan, shellfish (termasuk udang dan kerang),
makanan laut
 Biji gandum
 Kacang kedelai

Bahan makanan tersebut adalah sumber sumber


protein, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan si Kecil. Sehingga,
mengeliminasi bahan makanan tertentu dalam
jangka waktu panjang dapat membuat si Kecil
berisiko kekurangan gizi. Hal ini dapat
mengakibatkan gangguan pertumbuhan seperti
stunting atau tubuh yang pendek. Agar kebutuhan
gizi untuk tumbuh kembang si Kecil tetap
terpenuhi, Ibu harus pandai dalam mengatur
dietnya.
Diet eliminasi dilakukan sebagai penanganan
utama bagi si Kecil yang alergi makanan, tetapi
kebutuhan zat gizinya tentu tetap harus dipenuhi
untuk mendukung pertumbuhan yang optimal.
Ibu dapat melakukan hal tersebut dengan cara
substitusi, yaitu mengganti makanan
hiperalergenik dengan bahan makanan lain yang
memiliki kandungan serupa.
Berikut beberapa langkah yang dapat Ibu lakukan
untuk mencegah kekurangan gizi pada si Kecil
yang alergi makanan:

1. Langkah Pertama
Kenali alergen si Kecil. Ibu perlu mengetahui zat
gizi apa saja yang terkandung di dalam alergen
tersebut, sehingga Ibu dapat mengatur strategi
dalam memilih bahan makanan penggantinya
agar si Kecil tidak kekurangan zat gizi.
Seperti yang telah disampaikan sebelumnya,
alergen yang paling sering menimbulkan alergi
(Penyebab Alergi Pada Balita) pada si Kecil
adalah susu, telur, kacang-kacangan, ikan, udang,
gandum, dan kedelai. Alergi terhadap salah satu
bahan makanan tersebut berarti alergi terhadap
semua makanan dan produk olahan maupun
kemasan yang mengandung alergen tersebut.
 Mari kenali bahan-bahan makanan yang dapat
menyebabkan alergi tersebut:
 Susu merupakan sumber protein, lemak, vitamin A,
vitamin D, vitamin B12, riboflavin, fosfor, dan
terutama kalsium yang dibutuhkan untuk
memineralisasi tulang. Eliminasi susu tanpa
penggantinya dapat mengakibatkan si Kecil
kekurangan zat-zat gizi tersebut.
 Telur merupakan sumber protein, lemak, vitamin
B12, riboflavin, asam pantotenat, folat, biotin, dan
selenium.
 Kacang-kacangan mengandung protein, vitamin E,
niasin, magnesium, mangan, dan kromium.
 Ikan dan udang mengandung protein, niasin, fosfor,
selenium, iodium, vitamin B6, vitamin B12, dan
vitamin E.
 Gandum mengandung thiamin, niasin, riboflavin, zat
besi, folat, biotin, dan selenium.
 Kedelai mengandung protein, thiamin, riboflavin,
fosfor, magnesium, folat, zat besi, kalsium, dan
vitamin B6.

2. Langkah Kedua
Ketahui berbagai jenis bahan makanan
bersumber gizi agar Ibu dapat memilih bahan
makanan pengganti untuk memenuhi kebutuhan
zat gizi si Kecil.
Bahan makanan sumber protein antara lain
adalah telur, susu, daging merah, ayam, ikan,
kacang-kacangan, dan kedelai. Sebagai contoh,
apabila si Kecil alergi telur, maka protein dalam
1 butir telur dapat digantikan dengan 1 potong
ayam/daging/ikan atau 1 mangkok kacang-
kacangan. Apabila si Kecil alergi susu, maka
protein dalam 1 gelas susu dapat digantikan
dengan 1 butir telur atau 1 potong daging, dengan
penambahan asupan sayuran hijau dan kacang-
kacangan sebagai pengganti sumber kalsium.
Sumber utama kalsium adalah susu sapi. Bila si
Kecil alergi susu sapi (Panduan Awal Seputar
Alergi Susu Sapi), ia dapat diberikan bahan
makanan sumber kalsium lainnya seperti susu
soya, susu almond atau oats, dan sayuran hijau.
Tetapi, Ibu harus memerhatikan bahwa bahan
makanan selain susu sapi memiliki kandungan
kalsium yang lebih rendah, sedangkan si Kecil
memiliki kebutuhan kalsium yang besar selama
masa pertumbuhannya.
Apabila kebutuhan kalsium si Kecil tidak dapat
terpenuhi dengan bahan makanan pengganti
tersebut, dapat dipertimbangkan konsumsi bahan
makanan yang telah difortifikasi dengan kalsium
yang umumnya ditulis dengan istilah calcium-
fortified food ataupun pemberian suplemen
kalsium untuk menjamin kecukupan kalsium si
Kecil.
Vitamin dibutuhkan untuk mendukung
metabolisme energi dan pertumbuhan si Kecil.
Bahan makanan sumber vitamin A yang penting
bagi penglihatan dan kekebalan tubuhnya antara
lain adalah hati sapi, kuning telur, susu, keju,
wortel, dan sayuran hijau. Bersama dengan
kalsium, Vitamin D berperan dalam pertumbuhan
dan kekuatan tulang si Kecil. Bahan makanan
sumber vitamin D antara lain adalah susu sapi,
keju, telur, mentega, dan hati.
Vitamin E berperan sebagai antioksidan dalam
sistem pertahanan tubuh dan berperan pada
fertilitas. Vitamin E dapat diperoleh dari bahan
makanan seperti kedelai, kacang tanah, jagung,
kelapa sawit, serealia, dan sayuran. Vitamin larut
air, termasuk thiamin, riboflavin, biotin, asam
pantotenat, niasin, vitamin B6, dan vitamin B12
berperan dalam metabolisme energi. Si Kecil
tentu membutuhkan energi yang tinggi untuk
mendukung pertumbuhannya. Vitamin larut air
tersebut dapat diperoleh dari serealia, beras,
gandum, kacang-kacangan, telur, hati, kedelai,
dan sayuran hijau.
Mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium, zat
besi, dan seng yang juga terkandung dalam
alergen yang telah dibahas di atas merupakan
bagian penting dari tubuh. Zat besi, yang
merupakan pengangkut oksigen dalam tubuh,
dapat diperoleh dari bahan makanan seperti
daging sapi, hati, telur, kedelai, kacang merah,
kacang hijau, dan sayuran hijau. Seng terutama
terdapat di dalam daging, hati, telur, dan kerang.
Mineral lainnya umumnya terkandung di dalam
daging, telur, serealia, kacang-kacangan, dan
sayuran hijau.
Sangat penting bagi Ibu untuk memberikan
berbagai variasi bahan makanan tersebut untuk
mencukupi kebutuhan zat gizi si Kecil. Satu
bahan makanan dapat mengandung berbagai zat
gizi yang bervariasi.

3. Langkah Ketiga
Buat daftar makanan yang termasuk alergen bagi
si Kecil, dan makanan yang dapat dikonsumsi
dan disukai olehnya. Dengan begitu, Ibu dapat
memilih bahan makanan pengganti (Alergi
Makanan Pada Balita: Memperkenalkan
Makanan Baru Untuk Diet Alergi) yang tepat dan
aman bagi si Kecil.

4. Langkah Keempat
Buat variasi makanan dari daftar bahan makanan
yang aman untuk si Kecil dan yang sesuai
dengan seleranya, supaya makanan pengganti
tersebut dapat dilahap habis dan memenuhi
kebutuhan gizinya. Sebagai contoh, bila si Kecil
biasanya tidak mau makan sayuran dalam jumlah
banyak, maka dapat digantikan dengan kacang-
kacangan untuk memenuhi kebutuhan vitamin
dan mineralnya. Memiliki daftar makanan untuk
si Kecil akan mempermudah Ibu dalam
menyiapkan makanan sehari-harinya.

5. Langkah Kelima
Perhatikan toleransi si Kecil terhadap makanan
yang disajikan, sebab alergi terhadap satu jenis
bahan makanan terkadang dapat disertai dengan
alergi bahan makanan lainnya. Misalnya, si Kecil
yang alergi ikan juga memiliki risiko alergi yang
lebih besar terhadap udang atau kerang. Apabila
hal itu terjadi, Ibu tak perlu khawatir dan dapat
mengganti alergen tersebut dengan berbagai
pilihan bahan makanan lainnya dalam daftar
makanan yang dapat dikonsumsi si Kecil.
Semakin bervariasi makanan yang diberikan pada
si Kecil, semakin banyak zat gizi yang terpenuhi
untuk tumbuh kembang optimalnya. Namun,
jumlahnya tentu harus diberikan sesuai dengan
kebutuhannya.

Sumber

Artikel Terkait

Yuk, Kenalan dengan Probiotik untuk...

15 Makanan yang Mengandung Probiotik...


5 Manfaat Daya Tahan Tubuh Kuat untuk...

10 Cara Membuat Mainan Edukasi Anak 1...

Aktif Setiap Saat, Si Kecil Pun Tak...

Pentingnya Mengetahui Risiko Alergi si...

Artikel Lainnya
1. Home
2. Artikel
3. Dampak Alergi Makanan terhadap Zat Gizi
Balita dan Substitusinya
Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di
dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini
Tahap Perkembangan Usia Anak 6 Tahun

 Pembahasan dalam artikel :

 Perkembangan Anak Usia 6 Tahun


 Peran Ibu
 Yang Perlu Diperhatikan

Di usia 6 tahun, fisik si Kecil akan terus berkembang dan perlu didukung dengan nutrisi yang tepat dan
olahraga. Saat ini, biasakan si Kecil untuk sering meminum air putih. Ketahui selengkapnya di sini.

Perkembangan Anak Usia 6 Tahun


Fisiknya akan terus berkembang, pastikan si Kecil didukung dengan nutrisi yang tepat dan kegiatan olahraga
yang baik. Bila si Kecil termasuk anak yang memilih-milih makanannya, jangan memberikannya tekanan dan
tak perlu berargumen dengannya. Letakkan aneka variasi makanan sehat di meja makan dan biarkan si Kecil
memilih sendiri makanan sehatnya.

Kebiasaan-kebiasaannya yang mungkin mengganggu (mengorek hidung, menggigiti kuku) bisa jadi
merupakan salah satu caranya untuk mengurangi stress. Berikan alasan rasional pada si Kecil yang cukup jelas
untuk ia mengerti, seperti "menggigiti kuku bisa memasukkan kuman ke dalam tubuh sehingga bisa
menyebabkan penyakit" dan berikan pujian positif bila ia mulai mengurangi kebiasaan tersebut. "Hebat ya hari
ini tidak menggigit kuku! Besok bisa dong gak menggigit kuku lagi?"

Akan ada lebih banyak argumen antara Ibu dengan si Kecil, dan ia akan mencoba mencari celah dari setiap
tindakan Ibu, bahkan terkadang dengan menggerutu dan ngambek terhadap Ibu. Cara mengatasinya adalah
dengan memberikannya kontrol tanpa mengurangi kontrol Ibu. Biarkan si Kecil memilih dan berikan dia
pilihan kapanpun Ibu bisa, seperti biarkan ia memilih makanan sehatnya atau pakaian yang ingin ia pakai. Bila
si Kecil tidak punya pilihan lain, seperti wajib memakai helm untuk bermain sepeda, jangan berdebat dan tetap
tegas terhadap aturan tersebut. Berikan konsekuensi yang setimpal bila si Kecil melanggar atau tidak mematuhi
Ibu.

Di usia ini, si Kecil sedang mempelajari perbedaan antara tindakan yang disengaja maupun yang tidak. Ibu
mungkin sudah melarangnya berkali-kali untuk tidak bermain bola di dalam ruangan, namun si Kecil masih
seringkali impulsif dan tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya sampai hal buruk terjadi.
Kadang juga si Kecil sengaja melakukan hal buruk bila ia sedang marah, frustasi, atau merasa di bawah
tekanan. Posisikan diri Ibu dalam posisinya, dan cobalah mengerti alasan dibalik setiap pelanggaran dan
kenakalan yang dilakukan si Kecil.

Peran Ibu
Banyak sekali anak yang melupakan pentingnya minum air. Jaga si Kecil agar tetap terhidrasi dengan
membekalinya botol air di dalam tas sekolahnya. Membiasakan si Kecil memilih air putih yang tidak memiliki
rasa akan membantu Ibu dalam menjauhkannya dari mengonsumsi terlalu banyak minuman yang mengandung
gula.
Cobalah temukan keseimbangan pandangan terhadap si Kecil, mengingat dia sedang berada di tengah-tengah
antara anak yang sudah besar namun tetap tergolong anak kecil. Biasakan si Kecil dengan tanggung jawab, dan
biarkan dia melakukan pilihannya sendiri. Di waktu yang sama, ingat bahwa si Kecil masih belum cukup
dewasa untuk melakukan hal seperti mendisiplinkan dan mengontrol diri sendiri. Ingat bahwa si Kecil masih
perlu banyak belajar.

Si Kecil sudah mulai membawa pekerjaan rumah dari sekolah. Berikan ruang yang mendukungnya dalam
mengerjakan tugas-tugas tersebut. Atur waktu mengerjakan PR secara rutin dan konsisten agar ia terbiasa
dengan rutinitas dan bisa mengerjakannya sendiri. Bila si Kecil menanyakan bantuan Ibu, jangan langsung
memberikannya jawaban, tetapi berikan ia penjelasan dan bimbing si Kecil dalam menemukan jawaban dari
pertanyaan tersebut.

Sering-sering libatkan si Kecil dalam berbagai kegiatan Ibu di rumah, baik dalam memasak, membersihkan
rumah, atau sekedar mendekorasi rumah. Melakukan pekerjaan rumah bisa meningkatkan rasa percaya
dirinya setiap kali ia berhasil menyelesaikan tugas yang Ibu berikan. Tetap jadikan ini sebagai kegiatan yang
menyenangkan untuk si Kecil, dan bekerja samalah dengannya.

Yang Perlu Diperhatikan


Ibu bisa segera konsultasikan dengan dokter anak Ibu bila si Kecil memiliki tanda-tanda di bawah ini:

 Takut kontak mata, tidak komunikatif, menghindari aktivitas bermain


 Hiperaktif, bersikap agresif, menjauhi situasi sosial walau di lingkungan yang familiar
 Menolak atau enggan mencoba hal-hal baru yang menantang
 Tidak bisa melempar dan menangkap bola, melompat, menjauhi aktivitas fisik, dan sering menabrak benda sekitar
 Bermasalah dengan mainan konstruktif, tulisannya nyaris tak bisa dibaca, menjauhi aktivitas yang membutuhkan
gerakan motoric halus
 Bermasalah dalam berbicara dan lambat dalam menggunakan kosakata baru
 Tidak bisa membaca dan mengenali huruf dan angka
 Tidak mampu berkonsentrasi dan lambat dalam mengerjakan sesuatu, mudah terdistraksi.

Artikel Terkait

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...

10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak...

10 Cara Mengoptimalkan Kecerdasan...


Persiapan Dana Darurat Anak
Oleh Jouksa Indonesia

Traveling dengan Batita

Alergi dan Pengaruhnya Terhadap...

Artikel Lainnya

1. Home
2. Artikel
3. Tahap Perkembangan Usia Anak 6 Tahun

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360

0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved
Ada pertanyaan? Tanyakan pada

Nutriclub Expert Advisor Sekarang!

Klik Di Sini

 Article
 Tools
 Product

 COVID-19
 MyNutriclub
 Search

STIMULASI
Tahap
Perkembangan Usia
Anak 4 Tahun
 Pembahasan dalam artikel :
 Perkembangan Anak Usia 4 Tahun
 Peran Ibu di Perkembangan Anak 4 Tahun
 Yang perlu diperhatikan di Tahap Perkembangan
Anak 4 Tahun

Pada usia 4 tahun, hari-hari si Kecil penuh


dengan warna-warni, energi, dan keseruan
kehidupan sosial. Namun, si Kecil akan
menyatakan ketidaksukaannya terhadap sesuatu
dengan jelas. Ketahui tumbuh kembang anak 4
tahun di sini.
Perkembangan Anak Usia 4
Tahun
Usia ini merupakan tahun yang penuh warna-
warni, enerjik, dan serunya kehidupan sosial si
Kecil. Kemampuan dasarnya, seperti berlari,
menggambar, menumpuk barang, atau berbicara,
sudah bisa ia pergunakan dengan baik. Walau
begitu, si Kecil mungkin terlihat mudah frustasi
dengan kegiatan yang membutuhkan motorik
halusnya, seperti mengancing baju atau mengikat
tali sepatu. Temani dan bantu si Kecil setiap ia
merasa frustasi, dan semangati si Kecil untuk
terus mencoba lagi.
Peraturan yang jelas membantunya menjalani
hari-hari. Bantu si Kecil melatih dasar pola
berpikirnya dengan mengatur barang-barang
yang ada di sekitarnya, seperti menggolongkan
barang berdasarkan warna, bentuk atau tempat.
Rasa penasaran akan menguasai si Kecil, dan
otaknya akan berusaha mencari koneksi antara
satu hal dengan hal lain. Kosakatanya yang
semakin berkembang pun membuatnya ingin
tahu lebih banyak dan mengembangkan
dunianya. Cobalah untuk menjawab
pertanyaannya dengan singkat dan manis, karena
ia belum membutuhkan jawaban yang detail. Bila
Ibu merasa capek menjawab pertanyaannya, coba
tanyakan pendapatnya mengenai jawaban dari
pertanyaan tersebut.
Si Kecil akan menyatakan ketidaksukaannya
terhadap sesuatu dengan jelas, termasuk
makanannya. Walau begitu, jangan menyerah
dalam mengenalkan makanan baru. Bila si Kecil
merasa tidak apa apa untuk memilih
makanannya, maka ia akan terus memilih
makanan dan akan sulit untuk menjaga
keseimbangan nutrisinya. Mulailah dengan porsi
kecil dan jaga kesabaran Ibu. 

Peran Ibu di Perkembangan


Anak 4 Tahun
Semangat si Kecil untuk melakukan semuanya
sendiri, seperti makan atau memakai bajunya,
jangan dipatahkan setiap kali Ibu melihat ia
melakukannya dengan salah atau lamban. Bantu
dia secara perlahan. Pilihlah pakaian yang mudah
dikenakan, serta makanan yang tidak repot untuk
dimakan agar mengurangi rasa frustasinya. Tetap
dampingi si Kecil saat menyikat gigi, mandi, dan
menyisir rambutnya.
Manfaatkan waktu Ibu untuk mengecek apakah
imunisasi nya sudah sesuai jadwal. Seiring
kesenangannya dalam mengeksplorasi dunia luar,
tetap jaga imunitas si Kecil agar tidak mudah
terserang penyakit, terutama akibat perubahan
cuaca yang drastis. Kebiasaan makan yang sehat,
seperti rajin sarapan setiap pagi akan membantu
si Kecil dalam menjaga daya tahan tubuhnya.
Ajari kebiasaan sehat dengan menyontohkannya.
Tunjukkan kebiasaan Ibu memakan sayur, agar si
Kecil bisa dengan mudah menirunya. Hindari
kebiasaan membedakan makanan "ini makanan
Ibu" dan "makanan si Kecil".
Tidak perlu takut mengatakan tidak pada si
Kecil. Memberi batasan adalah tanggung jawab
Ibu. Sadari bahwa tidak ada anak yang suka
diberi kata "tidak", namun disiplin itu penting
untuk perkembangan si Kecil, dan Ibu tidak
mungkin bisa menyenangkan dan mengikuti mau
si Kecil setiap saat.
Bila ada perubahan pada rutinitas si Kecil, seperti
Ibu tidak bisa membacakan cerita sebelum
tidur karena harus bekerja, berikan
pemberitahuan sebelumnya sehingga bisa lebih
mudah diterima oleh si Kecil dan mengurangi
kemungkinan si Kecil ngambek.

Yang perlu diperhatikan di


Tahap Perkembangan Anak
4 Tahun
Bila Ibu menemukan tanda-tanda di bawah ini
pada si Kecil, segera konsultasikan dengan
dokter anak Ibu:
 Tidak bisa melempar bola
 Tidak bisa melompat di tempat
 Tidak bisa memegang krayon di antara jempol dan
telunjuknya
 Kesulitan dalam mencorat-coret
 Masih menangis kencang setiap kali Ibu dan Ayah
pergi
 Tidak tertarik terhadap mainan dan teman sebayanya
 Tidak merespon terhadap orang-orang di luar
keluarga
 Tidak bermain dengan imajinasinya
 Tidak bisa menggunakan kalimat panjang

Menolak berpakaian, tidur, atau menggunakan


toilet.

Artikel Terkait

Kecerdasan Anak Menurun dari Ibu, Kok...

10 Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak...


10 Cara Mengoptimalkan Kecerdasan...

Persiapan Dana Darurat Anak


Oleh Jouksa Indonesia

Traveling dengan Batita

Alergi dan Pengaruhnya Terhadap...

Artikel Lainnya
Home 1.

2. Artikel

3. Tahap Perkembangan Usia Anak 4 Tahun

Website ini menggunakan cookies untuk memastikan Anda mendapat pengalaman terbaik di


dalam website kami. Pelajari lebih lanjut

Saya Setuju
Asi terbaik bagi bayi
Tentang Nutricia
Tentang Nutriclub

0 800 1 360360
0822 5858 1818

   
Syarat & KetentuanPernyataan KorporatHubungi
KamiPeta Situs
2022 Nutricia Indonesia. All rights reserved

Ada pertanyaan? Tanyakan pada


Nutriclub Expert Advisor Sekarang!
Klik Di Sini

Anda mungkin juga menyukai