Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS

PADA BAYI NY. S USIA 1 JAM DI PUSEKSMAS KEBAKKRAMAT I


KABUPATEN KARANGANYAR

PENGKAJIAN :
Tanggal : 26 Oktober 2021 Pukul : 17.00 WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Bayi
1. Nama Bayi : By. Ny S
2. Umur : 1 jam
3. Tgl/jam lahir : 26 Oktober 2021 / 18.00 WIB
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. BB/PB : 3500 gram / 47 cm
Identitas Ibu Identitas Ayah
1. Nama : Ny. S 1. Nama : Tn. A
2. Umur : 39 th 2. Umur : 43 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa 4. Suku Bangsa : Jawa
5. Pendidikan : SMU 5. Pendidikan : SMU
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Tlumpuk 3/3 Waru
A. Data Subyektif
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT : 24-01-2021
b. HPL : 31-10-2021
c. Keluhan selama kehamilan
TM I : Mual
TM II : Tidak ada keluhan
TM III : Kaki bengkak
d. ANC : Ibu mengatakan ANC teratur, Selama kehamilan ibu mengatakan
selama hamil sudah periksa hamil sebanyak 9 kali. Pada trimester I, 2x
periksa di Poned Kebakkramat I, pada trimester II 3x periksa di
Puskesmas Kebakkramat I. Pada trimester III 4x periksa Puskesmas
Kebakkramat I.
e. Imunisasi TT : Selama kehamilan ibu disuntik TT lengkap
f. Obat – obatan yang di konsumsi : Selama kehamilan ibu mengatakan
hanya mengonsumsi obat dan suplemen yang diberikan oleh bidan dan
tenaga kesehatan.
g. Kenaikan BB: 9 kg
2. Riwayat Persalinan ini
a. Tempat Persalinan : Puskesmas Kebakkramat I
b. Penolong : Bidan
c. Jenis Persalinan : Spontan, normal
d. Komplikasi/ Kelainan dalam Persalinan : Tidak ada komplikasi
selama persalinan.
e. Lama persalinan : Kala I (3 jam 30 menit) kala II (15 menit) dan kala
III (5 menit) dan kala IV (2 jam observasi)
3. Lingkungan Keluarga
a. Respon keluarga terhadap kelahiran anak : Ibu mengatakan keluarganya
sangat bahagia dengan kelahiran anaknya ini. Termaksud anak keduanya
yang sudah sejak lama ingin seorang adik.
b. Yang tinggal dengan ibu : Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan
anaknya. Namun, baik keluarganya maupun keluarga suami juga
berdekatan sehingga keluarga dapat membantu ibu mengurus bayinya
c. Polusi : Ibu mengatakan rumahnya terletak agak jauh dari jalan raya dan
pabrik. Sehingga rumah aman terhadap polusi kendaraan ataupun limbah
pabrik. Namun, suami ibu dan anggota keluarga ibu mayoritas adalah
perokok aktif.
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit saat hamil : Ibu mengatakan tidak mempunyai keluhan
dan komplikasi apapun selama masa kehamilan. Ibu hanya mengalami
beberapa ketidaknyamanan fisiologis selama masa kehamilan.
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa dari keluarganya maupun dari keluarga suaminya
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti hepatitis,
TBC, dan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti jantung,
DM, maupun hipertensi.
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga suami maupun istri tidak ada yang
mempunyai riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani tindakan operasi apapun
B. DATA OBJEKTIF
1. Riwayat Pemeriksaan APGAR

ASPEK JUMLAH
NILAI
YANG
DINILAI 0 1 2 Menit I 5 Menit I 5 Menit II

2 2 2
Badan
Badan dan
Merah
Appearance ekstremita
Biru/Pucat muda,
(Warna Kulit) s merah
ekstremita
muda
s biru

Pulse (Denyut Tidak 2 2 2


<100 >100
Jantung) teraba
Grimace Menangis 1 2 2
tidak ada Lambat
(Tonus Otot) kuat
Activity lemas/lum Gerakan 1 2 2
Aktif
(Aktivitas) puh sedikit
Lambat, Baik, 2 1 2
Respiratory
Tidak ada tidak menangis
(Pernafasan)
teraba kuat
JUMLAH 8 9 10

2. Pemeriksaan Keadaan Umum


a. Keadaan fisik : Baik, lengkap, normal
b. Penanganan Awal BBL : mengeringkankan bayi, menjaga kehangatan
bayi, IMD (10 menit)
c. Suhu : 36,6o C
d. Pernafasan : 44x/ menit
e. Nadi : 150x/ menit
3. Pemeriksan Fisik Sistematis
a. Kepala : mesochepal, tidak ada caput sucadenum, tidak ada cepal
hematoma, lingkar kepala = 33 cm
b. Ubun-ubun : UUB datar, berdenyut belum menutup
c. Muka : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
d. Mata : simetris, tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Telinga : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
f. Mulut: Hygiene baik, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis
g. Hidung : Hygiene baik, tidak ada nafas cuping hidung, terlihat
cyanosis
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
i. Dada : Terdapat retraksi dada, nafas tidak teratur, seseg
j. Perut : Membulat, tidak kembung
k. Tali Pusat : Masih basah, tidak terdapat perdarahan.
l. Punggung : Simetris, tidak ada kelainan
m. Ekstremitas
Atas : Simetris, jari lengkap
Bawah : Simetris, jari lengkap
n. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora
o. Anus : Berlubang
4. Reflek
a. Reflek moro : baik, tampak seperti memeluk saat dikagetkan
b. Reflek rooting : baik, menoleh saat bibir disentuh
c. Reflek sucking : baik, bayi menghisap sesuatu yang dimasukkan
kemulutnya.
d. Reflek tonik neck : baik, bayi dapat mengangkat kepala saat leher
disentuh
5. Antopometri
a. Lingkar kepala : 33 cm
b. Lingkar dada : 32 cm
c. LLA : 11 cm
d. BB / PB : 3500 gr/ 47 cm
6. Eliminasi
a. Urine : Belum keluar
b. Meconium: Belum keluar
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan
By. Ny.S lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam.
2. Masalah
Tidak Ada
D. PELAKSANAAN
Tanggal: 26 Oktober 2021 Pukul : 17.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayinya
Rasionalisasi : Asuhan bayi baru lahir salah satunya adalah melibatkan ibu
dan menghargai hak ibu untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang berhubungan dengan kondisi bayinya. Seorang tenaga
kesehatan tidak mungkin akan terus menerus mendampingi dan merawat ibu
dan bayi, karenanya ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang
berhubungan dengan tumbuh kembang bayi agar dapat merawat anaknya
dengan benar.
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
2. Melakukan perawatan tali pusar dengan menggunakan kassa kering.
Rasionalisasi : Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi sistemik
pada bayi baru lahir. Sekitar 23% sampai 91% tali pusat yang tidak dirawat
dengan menggunakan antiseptik akan terinfeksi oleh kuman staphylococcus
aureus pada 72 jam pertama setelah kelahiran. Kuman ini dapat
menyebabkan pustula, konjungtivitis, pyoderma dan omfalitis atau infeksi
pusat. Tanpa pengobatan, dapat terjadi kematian dalam beberapa hari.
Laporan terbaru dari Janssen (2007) menyebutkan terjadi peningkatan angka
kematian bayi dari 59% menjadi 85% akibat omfalitis. Omfalitis diartikan
sebagai eritema (merah, bengkak, dan/ atau panas) pada kulit perut di sekitar
umbilikal dengan jarak lebih dari 5 mm dari umbilikus. Risiko infeksi tali
pusat pada bayi baru lahir dapat dicegah dengan perawatan tali pusat yang
baik.
Perawatan tali pusat sangat penting dilakukan terutama oleh ibu melahirkan
karena ibu yang lebih mengetahui perkembangan bayi ssetiap harinya.
Perawatan tali pusat yang baik seperti menghindari penggunaan bedak
dermatol, dan penggunaan ramuan-ramuan tradisional yang kurang
memperhatikan kesterilannya sangat penting. Kenyataan di masyarakat
masih banyak ibu yang mengikuti tradisi budaya yang ada di masyarakat.
Misalnya meletakkan atau membalutkan ramuan tradisonal ke tali pusat
supaya tali pusat cepat lepas (puput) atau ditutupi dengan koin agar pusat
tidak bodong. Padahal tindakan tersebut tidak perlu dilakukan justru dapat
membahayakan. Sehingga jika diberikan ramuan, bubuk kopi, koin dapat
menularkan kuman. Akibatnya terjadi infeksi atau tetanus yang sangat
membahayakan karena tingkat mortalitasnya tinggi.
Hasil : Tali pusat bayi sudah terawatt dengan menggunakan kassa kering.
3. Memberi vitamin K1 secara IM di paha kiri dan beri salep mata antibiotik
profilaksis chloramphenicol
Rasionalisasi :
a) Vitamin K
Berdasarkan peraturan Depkes (2010) Semua BBL harus diberi
penyuntikan vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha
kiri, untuk mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang
dapat dialami oleh sebagian BBL.
b) Salep Mata
Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata
(Oxytetrasiklin 1%).
Hasil : Bayi telah mendapatkan suntikan vitamin K sebanyak 0.5 cc dan
telah diberikan salep mata.
4. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi
Rasionalisasi : Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang
sama dengan ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan
setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Rawat gabung bermanfaat untuk
mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu
langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar
pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak,
mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan yang
berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko infeksi dan depresi pada
ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk
merawat bayi. (IDAI,2016)
Hasil : Ibu dan bayi telah dirawat gabung dalam ruang nifas
5. Memberikan KIE kepada ibu untuk pemberian ASI kepada bayi sesering
mungkin.
Rasionalisasi : Ibu mengeluh ASI nya belum lancar. Pada akhir kehamilan,
sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang dari ujung puting susu keluar
cairan kolostrum. Cairan kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon
laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah
kolostrum tersebut terbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak
berlebihan karena kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu
dihambat oleh hormon estrogen.
Hasil : Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin dan suami bersedia
melakukan pijatan kepada ibu.
6. Melakukan dokumentasi pada setiap tindakan
Rasionalisasi :Dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga
kesehatan, pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur
tindakan pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan respon pasien
terhadap semua asuhan yang telah diberikan.
Hasil : Asuhan pada bayi Ny S telah didokumentasikan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS
PADA BAYI NY. S USIA 1 JAM DI PUSEKSMAS KEBAKKRAMAT I
KABUPATEN KARANGANYAR

PENGKAJIAN :
Tanggal : 29 Oktober 2021 Pukul : 20.10 WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Bayi
1. Nama Bayi : By. Ny S
2. Umur : 1 jam
3. Tgl/jam lahir : 29 Oktober 2021 / 17.00 WIB
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. BB/PB : 2750 gram / 47 cm
Identitas Ibu Identitas Ayah
1. Nama : Ny. S 1. Nama : Tn. A
2. Umur : 39 th 2. Umur : 43 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa 4. Suku Bangsa : Jawa
5. Pendidikan : SMU 5. Pendidikan : SMU
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Tlumpuk 3/3 Waru
A. Data Subyektif
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT : 24-01-2021
b. HPL : 31-10-2021
c. Keluhan selama kehamilan : Ibu merasa mual pada TM I
d. ANC : Ibu mengatakan ANC teratur, Selama kehamilan ibu mengatakan
selama hamil sudah periksa hamil sebanyak 9 kali. Pada trimester I, 2x
periksa di Poned Kebakkramat I, pada trimester II 3x periksa di
Puskesmas Kebakkramat I. Pada trimester III 4x periksa Puskesmas
Kebakkramat I.
e. Imunisasi TT : Selama kehamilan ibu disuntik TT lengkap
f. Obat – obatan yang di konsumsi : Selama kehamilan ibu mengatakan
hanya mengonsumsi obat dan suplemen yang diberikan oleh bidan dan
tenaga kesehatan.
g. Kenaikan BB: 10 kg
2. Riwayat Persalinan ini
a. Tempat Persalinan : PONED Puskesmas Kebakkramat I
b. Penolong : Bidan
c. Jenis Persalinan : Spontan, normal
d. Komplikasi/ Kelainan dalam Persalinan : Tidak ada komplikasi
selama persalinan.
e. Lama persalinan : Kala I ( 10 jam) kala II (15 menit) dan kala III (5
menit) dan kala IV (2 jam observasi)
f. Lingkungan Keluarga
1) Respon keluarga terhadap kelahiran anak : Ibu mengatakan
keluarganya sangat bahagia dengan kelahiran anaknya ini. Termaksud
anak keduanya yang sudah sejak lama ingin seorang adik.
2) Yang tinggal dengan ibu : Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan
anaknya. Namun, baik keluarganya maupun keluarga suami juga
berdekatan sehingga keluarga dapat membantu ibu mengurus bayinya
3) Polusi : Ibu mengatakan rumahnya terletak agak jauh dari jalan raya
dan pabrik. Sehingga rumah aman terhadap polusi kendaraan ataupun
limbah pabrik. Namun, suami ibu dan anggota keluarga ibu mayoritas
adalah perokok aktif.
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit saat hamil : Ibu mengatakan tidak mempunyai keluhan
dan komplikasi apapun selama masa kehamilan. Ibu hanya mengalami
beberapa ketidaknyamanan fisiologis selama masa kehamilan.
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa dari keluarganya maupun dari keluarga suaminya
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti hepatitis,
TBC, dan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti jantung,
DM, maupun hipertensi.
4. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga suami maupun istri tidak ada yang
mempunyai riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani tindakan operasi apapun
B. DATA OBJEKTIF
1. Riwayat Pemeriksaan APGAR

ASPEK JUMLAH
NILAI
YANG
DINILAI 0 1 2 Menit I 5 Menit I 5 Menit II

2 2 2
Badan
Badan dan
Merah
Appearance ekstremita
Biru/Pucat muda,
(Warna Kulit) s merah
ekstremita
muda
s biru

Pulse (Denyut Tidak 2 2 2


<100 >100
Jantung) teraba
Grimace Menangis 1 2 2
tidak ada Lambat
(Tonus Otot) kuat
Activity lemas/lum Gerakan 1 2 2
Aktif
(Aktivitas) puh sedikit
Lambat, Baik, 2 1 2
Respiratory
Tidak ada tidak menangis
(Pernafasan)
teraba kuat
JUMLAH 8 9 10

2. Pemeriksaan Keadaan Umum


a. Keadaan fisik : Baik, lengkap, normal
b. Penanganan Awal BBL : mengeringkankan bayi, menjaga kehangatan
bayi, IMD (10 menit)
c. Suhu : 36,6o C
d. Pernafasan : 44x/ menit
e. Nadi : 150x/ menit
3. Pemeriksan Fisik Sistematis
a. Kepala : mesochepal, tidak ada caput sucadenum, tidak ada caput
hematoma, lingkar kepala = 33 cm
b. Ubun-ubun : UUB datar, berdenyut belum menutup
c. Muka : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
d. Mata : simetris, tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Telinga : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
f. Mulut : Hygiene baik, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis
g. Hidung : Hygiene baik, tidak ada nafas cuping hidung, terlihat
cyanosis
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
i. Dada : Terdapat retraksi dada, nafas tidak teratur, seseg
j. Perut : Membulat, tidak kembung
k. Tali Pusat : Masih basah, tidak terdapat perdarahan.
l. Punggung : Simetris, tidak ada kelainan
m. Ekstremitas : Atas : Simetris, jari lengkap
Bawah : Simetris, jari lengkap
n. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora
o. Anus : Berlubang
p. Reflek
1) Reflek moro: baik, tampak seperti memeluk saat dikagetkan
2) Reflek rooting : baik, menoleh saat bibir disentuh
3) Reflek sucking : baik, bayi menghisap sesuatu yang dimasukkan
kemulutnya.
4) Reflek tonik neck : baik, bayi dapat mengangkat kepala saat leher
disentuh
4. Antopometri
a. Lingkar kepala : 33 cm
b. Lingkar dada : 32 cm
c. LLA : 11 cm
d. BB / PB : 3500 gr/ 47 cm
5. Eliminasi
a. Urine : Belum keluar
b. Meconium: Belum keluar
3. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan
By. Ny.S lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam.
2. Masalah
Tidak Ada
4. PELAKSANAAN
Tanggal : 29 Oktober 2021 Pukul : 20.20 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayinya
Rasionalisasi : Asuhan bayi baru lahir salah satunya adalah melibatkan ibu
dan menghargai hak ibu untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang berhubungan dengan kondisi bayinya. Seorang tenaga
kesehatan tidak mungkin akan terus menerus mendampingi dan merawat ibu
dan bayi, karenanya ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang
berhubungan dengan tumbuh kembang bayi agar dapat merawat anaknya
dengan benar.
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
2. Melakukan perawatan tali pusar dengan menggunakan kassa kering.
Rasionalisasi : Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi sistemik
pada bayi baru lahir. Sekitar 23% sampai 91% tali pusat yang tidak dirawat
dengan menggunakan antiseptik akan terinfeksi oleh kuman staphylococcus
aureus pada 72 jam pertama setelah kelahiran. Kuman ini dapat
menyebabkan pustula, konjungtivitis, pyoderma dan omfalitis atau infeksi
pusat. Tanpa pengobatan, dapat terjadi kematian dalam beberapa hari.
Laporan terbaru dari Janssen menyebutkan terjadi peningkatan angka
kematian bayi dari 59% menjadi 85% akibat omfalitis. Omfalitis diartikan
sebagai eritema (merah, bengkak, dan/ atau panas) pada kulit perut di sekitar
umbilikal dengan jarak lebih dari 5 mm dari umbilikus. Risiko infeksi tali
pusat pada bayi baru lahir dapat dicegah dengan perawatan tali pusat yang
baik.
Perawatan tali pusat sangat penting dilakukan terutama oleh ibu melahirkan
karena ibu yang lebih mengetahui perkembangan bayi ssetiap harinya.
Perawatan tali pusat yang baik seperti menghindari penggunaan bedak
dermatol, dan penggunaan ramuan-ramuan tradisional yang kurang
memperhatikan kesterilannya sangat penting. Kenyataan di masyarakat
masih banyak ibu yang mengikuti tradisi budaya yang ada di masyarakat.
Misalnya meletakkan atau membalutkan ramuan tradisonal ke tali pusat
supaya tali pusat cepat lepas (puput) atau ditutupi dengan koin agar pusat
tidak bodong. Padahal tindakan tersebut tidak perlu dilakukan justru dapat
membahayakan. Sehingga jika diberikan ramuan, bubuk kopi, koin dapat
menularkan kuman. Akibatnya terjadi infeksi atau tetanus yang sangat
membahayakan karena tingkat mortalitasnya tinggi.
Hasil : Tali pusat bayi sudah terawat dengan menggunakan kassa kering.
3. Memberi vitamin K1 secara IM di paha kiri dan beri salep mata antibiotik
profilaksis chloramphenicol
Rasionalisasi : Vitamin K
Berdasarkan peraturan Depkes (2010) Semua BBL harus diberi penyuntikan
vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk
mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami
oleh sebagian BBL.
Salep Mata
Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata
(Oxytetrasiklin 1%). (Depkes RI, 2010)
Hasil : Bayi telah mendapatkan suntikan vitamin K sebanyak 0.5 cc dan
telah diberikan salep mata.
4. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi
Rasionalisasi : Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang
sama dengan ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan
setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Rawat gabung bermanfaat untuk
mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu
langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar
pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak,
mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan yang
berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko infeksi dan depresi pada
ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk
merawat bayi. (IDAI,2016)
Hasil : Ibu dan bayi telah dirawat gabung dalam ruang nifas
5. Memberikan imunisasi HB0 kepada bayi sebelum bayi dibawa pulang
Rasionalisasi: vaksin HB merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif
untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu
kepada bayinya. Vaksin ini bertujuan untuk memberkan tubuh kekebalan
terhdap penyakit hepatitis B (proverawati,2010)
Hasil: Bayi Ny.S telah di berikan imunisasi HB0
6. Memberikan penkes pada suami ibu dan keluarga untuk tidak merokok
terlalu dekat dengan bayi dan jangan sampai asap roko terhirup oleh bayi.
Rasionalisasi : Kerugian dari konsumsi rokok bukan hanya dirasakan oleh
perokok aktif itu sendiri, melainkan juga pada lingkungannya. Pada bayi
baru lahir, lingkungan perokok juga memberikan efek yang tidak baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alibekova dkk (2016)
lingkungan perokok secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan bayi baru lahir. Hasil dari penelitian itu menjelaskan bahwa ibu
dengan pasangan perokok biasa memiliki tingkat deepresi dan kecemasan
lebih tinggi mulai dari kehamilan hingga 6 bulan kelahiran bayi
(postpartum). Penelitian lain yang dilakukan oleh Tabuchi dkk (2015) juga
menerangkan bahwa bayi yang terpapar asap rokok sejak dini (dalam
penelitian usia maling muda adalah 6 bulan) akan berpotensi memiliki
penyakit asma berkisar 20 % lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak
terpapar asap rokok.
Hasil : Suami sudah memahami tentang tidak meerokok didekat bayi
demikian juga dengan keluarga.
7. Melakukan dokumentasi pada setiap tindakan
Rasionalisasi : Dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga
kesehatan, pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur
tindakan pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan respon pasien
terhadap semua asuhan yang telah diberikan.
Hasil : Asuhan pada bayi Ny S telah didokumentasikan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


PADA BAYI NY. A USIA 1 JAM DI PUSEKSMAS KEBAKKRAMAT I
KABUPATEN KARANGANYAR

PENGKAJIAN :
Tanggal : 20 November 2021 Pukul : 06.00 WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Bayi
1. Nama Bayi : By. Ny A
2. Umur : 1 jam
3. Tgl/jam lahir : 20 November 2021 / 05.57 WIB
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. BB/PB : 2750 gram / 48 cm
Identitas Ibu Identitas Ayah
1. Nama : Ny. S 1. Nama : Tn. A
2. Umur : 39 th 2. Umur : 43 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa 4. Suku Bangsa : Jawa
5. Pendidikan : SMU 5. Pendidikan : SMU
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Alastuwo
A. Data Subyektif
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT : 24-01-2021
b. HPL : 31-10-2021
c. Keluhan selama kehamilan : Ibu merasa mual pada TM I
d. ANC : Ibu mengatakan ASI teratur, Selama kehamilan ibu mengatakan
selama hamil sudah periksa hamil sebanyak 9 kali. Pada trimester I, 2x
periksa di Poned Kebakkramat I, pada trimester II 3x periksa di
Puskesmas Kebakkramat I. Pada trimester III 4x periksa Puskesmas
Kebakkramat I.
e. Imunisasi TT : Selama kehamilan ibu disuntik TT lengkap
f. Obat – obatan yang di konsumsi : Selama kehamilan ibu mengatakan
hanya mengonsumsi obat dan suplemen yang diberikan oleh bidan dan
tenaga kesehatan.
g. Kenaikan BB: 9 kg
2. Riwayat Persalinan ini
a. Tempat Persalinan : Puskesmas Kebakkramat I
b. Penolong : Bidan
c. Jenis Persalinan : Spontan, normal
d. Komplikasi/ Kelainan dalam Persalinan : Tidak ada komplikasi
selama persalinan.
e. Lama persalinan : Kala I ( 6 jam 30 menit) kala II ( 10 menit) dan
kala III (5 menit) dan kala IV (2 jam observasi)
3. Lingkungan Keluarga
a. Respon keluarga terhadap kelahiran anak : Ibu mengatakan keluarganya
sangat bahagia dengan kelahiran anaknya ini. Termaksud anak keduanya
yang sudah sejak lama ingin seorang adik.
b. Yang tinggal dengan ibu : Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan
anaknya. Namun, baik keluarganya maupun keluarga suami juga
berdekatan sehingga keluarga dapat membantu ibu mengurus bayinya
c. Polusi : Ibu mengatakan rumahnya terletak agak jauh dari jalan raya dan
pabrik. Sehingga rumah aman terhadap polusi kendaraan ataupun limbah
pabrik. Namun, suami ibu dan anggota keluarga ibu mayoritas adalah
perokok aktif.
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit saat hamil : Ibu mengatakan tidak mempunyai keluhan
dan komplikasi apapun selama masa kehamilan. Ibu hanya mengalami
beberapa ketidaknyamanan fisiologis selama masa kehamilan.
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa dari keluarganya maupun dari keluarga suaminya
tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit menular seperti hepatitis,
TBC, dan tidak mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti jantung,
DM, maupun hipertensi.
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga suami maupun istri tidak ada yang
mempunyai riwayat keturunan kembar.
5. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani tindakan operasi apapun
B. DATA OBJEKTIF
1. Riwayat Pemeriksaan APGAR

ASPEK JUMLAH
NILAI
YANG
DINILAI 0 1 2 Menit I 5 Menit I 5 Menit II

2 2 2
Badan
Badan dan
Merah
Appearance ekstremita
Biru/Pucat muda,
(Warna Kulit) s merah
ekstremita
muda
s biru

Pulse (Denyut Tidak 2 2 2


<100 >100
Jantung) teraba
Grimace Menangis 1 2 2
tidak ada Lambat
(Tonus Otot) kuat
Activity lemas/lum Gerakan 1 2 2
Aktif
(Aktivitas) puh sedikit
Lambat, Baik, 2 1 2
Respiratory
Tidak ada tidak menangis
(Pernafasan)
teraba kuat
JUMLAH 8 9 10

2. Pemeriksaan Keadaan Umum


a. Keadaan fisik : Baik, lengkap, normal
b. Penanganan Awal BBL : mengeringkankan bayi, menjaga kehangatan
bayi, IMD (10 menit)
c. Suhu : 36,6o C
d. Pernafasan : 44x/ menit
e. Nadi : 150x/ menit
3. Pemeriksan Fisik Sistematis
a. Kepala : mesochepal, tidak ada caput sucadenum, tidak ada caput
hematoma, lingkar kepala = 33 cm
b. Ubun-ubun : UUB datar, berdenyut belum menutup
c. Muka : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
d. Mata : simetris, tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Telinga : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
f. Mulut: Hygiene baik, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis
g. Hidung : Hygiene baik, tidak ada nafas cuping hidung, terlihat
cyanosis
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
i. Dada : Terdapat retraksi dada, nafas tidak teratur, seseg
j. Perut : Membulat, tidak kembung
k. Tali Pusat : Masih basah, tidak terdapat perdarahan.
l. Punggung : Simetris, tidak ada kelainan
m. Ekstremitas : Atas : Simetris, jari lengkap
Bawah : Simetris, jari lengkap
n. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora
o. Anus : Berlubang
p. Reflek
1) Reflek moro: baik, tampak seperti memeluk saat dikagetkan
2) Reflek rooting : baik, menoleh saat bibir disentuh
3) Reflek sucking : baik, bayi menghisap sesuatu yang dimasukkan
kemulutnya.
4) Reflek tonik neck : baik, bayi dapat mengangkat kepala saat leher
disentuh
4. Antopometri
a. Lingkar kepala : 33 cm
b. Lingkar dada : 32 cm
c. LLA : 11 cm
d. BB / PB : 3500 gr/ 47 cm
5. Eliminasi
a. Urine : Belum keluar
b. Meconium: Belum keluar
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan
By. Ny.S lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam.
2. Masalah
Tidak Ada
D. PELAKSANAAN
Tanggal: 26 Oktober 2021 Pukul : 17.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayinya
Rasionalisasi : Asuhan bayi baru lahir salah satunya adalah melibatkan ibu
dan menghargai hak ibu untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang berhubungan dengan kondisi bayinya. Seorang tenaga
kesehatan tidak mungkin akan terus menerus mendampingi dan merawat ibu
dan bayi, karenanya ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang
berhubungan dengan tumbuh kembang bayi agar dapat merawat anaknya
dengan benar. (Kuswanti, 2014)
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
2. Melakukan perawatan tali pusar dengan menggunakan kassa kering.
Rasionalisasi : Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi sistemik
pada bayi baru lahir (Shafique, 2006). Sekitar 23% sampai 91% tali pusat
yang tidak dirawat dengan menggunakan antiseptik akan terinfeksi oleh
kuman staphylococcus aureus pada 72 jam pertama setelah kelahiran
(Anderson, 2007). Kuman ini dapat menyebabkan pustula, konjungtivitis,
pyoderma dan omfalitis atau infeksi pusat. Tanpa pengobatan, dapat terjadi
kematian dalam beberapa hari (Hamilton, 2005). Laporan terbaru dari
Janssen (2007) menyebutkan terjadi peningkatan angka kematian bayi dari
59% menjadi 85% akibat omfalitis. Omfalitis diartikan sebagai eritema
(merah, bengkak, dan/ atau panas) pada kulit perut di sekitar umbilikal
dengan jarak lebih dari 5mm dari umbilikus (Janssen, 2007). Risiko infeksi
tali pusat pada bayi baru lahir dapat dicegah dengan perawatan tali pusat
yang baik (Siti ,2013).
Perawatan tali pusat sangat penting dilakukan terutama oleh ibu melahirkan
karena ibu yang lebih mengetahui perkembangan bayi ssetiap harinya.
Perawatan tali pusat yang baik seperti menghindari penggunaan bedak
dermatol, dan penggunaan ramuan-ramuan tradisional yang kurang
memperhatikan kesterilannya (DepKes RI, 2009) sangat penting. Kenyataan
di masyarakat masih banyak ibu yang mengikuti tradisi budaya yang ada di
masyarakat. Misalnya meletakkan atau membalutkan ramuan tradisonal ke
tali pusat supaya tali pusat cepat lepas (puput) atau ditutupi dengan koin
agar pusat tidak bodong. Padahal tindakan tersebut tidak perlu dilakukan
justru dapat membahayakan. Sehingga jika diberikan ramuan, bubuk kopi,
koin dapat menularkan kuman. Akibatnya terjadi infeksi atau tetanus yang
sangat membahayakan karena tingkat mortalitasnya tinggi (Rejeki,
Machmudah & Juwarningsih,2013).
Hasil : Tali pusat bayi sudah terawatt dengan menggunakan kassa kering.
Memberi vitamin K1 secara IM di paha kiri dan beri salep mata antibiotik
profilaksis chloramphenicol
Rasionalisasi :
Vitamin K
Berdasarkan peraturan Depkes (2010) Semua BBL harus diberi penyuntikan
vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk
mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami
oleh sebagian BBL.
Salep Mata
Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata
(Oxytetrasiklin 1%). (Depkes RI, 2010)
Hasil : Bayi telah mendapatkan suntikan vitamin K sebanyak 0.5 cc dan
telah diberikan salep mata.
3. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi
Rasionalisasi : Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang
sama dengan ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan
setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Rawat gabung bermanfaat untuk
mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu
langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar
pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak,
mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan yang
berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko infeksi dan depresi pada
ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk
merawat bayi. (IDAI,2016)
Hasil : Ibu dan bayi telah dirawat gabung dalam ruang nifas
4. Memberikan imunisasi HB0 kepada bayi sebelum bayi d bawa pulang
Rasionalisasi: vaksin HB merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif
untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu
kepada bayinya. Vaksin ini bertujuan untuk memberkan tubuh kekebalan
terhdap penyakit hepatitis B (proverawati,2010)
Hasil: Bayi Ny.S telah di berikan imunisasi HB0
5. Memberikan penkes pada suami ibu dan keluarga untuk tidak merokok
terlalu dekat dengan bayi dan jangan sampai asap roko terhirup oleh bayi.
Rasionalisasi : Kerugian dari konsumsi rokok bukan hanya dirasakan oleh
perokok aktif itu sendiri, melainkan juga pada lingkungannya. Pada bayi
baru lahir, lingkungan perokok juga memberikan efek yang tidak baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alibekova dkk (2016)
lingkungan perokok secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan bayi baru lahir. Hasil dari penelitian itu menjelaskan bahwa ibu
dengan pasangan perokok biasa memiliki tingkat deepresi dan kecemasan
lebih tinggi mulai dari kehamilan hingga 6 bulan kelahiran bayi
(postpartum). Penelitian lain yang dilakukan oleh Tabuchi dkk (2015) juga
menerangkan bahwa bayi yang terpapar asap rokok sejak dini (dalam
penelitian usia maling muda adalah 6 bulan) akan berpotensi memiliki
penyakit asma berkisar 20 % lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak
terpapar asap rokok.
Hasil : Suami sudah memahami tentang tidak meerokok didekat bayi
demikian juga dengan keluarga.
6. Melakukan dokumentasi pada setiap tindakan
Rasionalisasi : Menurut Thomas (1994 cit. Mufdlillah, dkk, 2001),
dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan,
pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur tindakan
pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan respon pasien terhadap
semua asuhan yang telah diberikan (Muslihatun, 2009).
Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam
melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim
kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Hidayat, 2009).
Hasil : Asuhan pada bayi Ny S telah didokumentasikan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


PADA BAYI NY. A USIA 1 JAM DI PUSEKSMAS KEBAKKRAMAT I
KABUPATEN KARANGANYAR
PENGKAJIAN :
Tanggal : 18 Oktober 2021 Pukul : 17.25 WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Bayi
1. Nama Bayi : By. Ny A
2. Umur : 1 jam
3. Tgl/jam lahir : 18 Oktober 2021 / 16.25 WIB
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. BB/PB : 3300 gram / 48 cm
Identitas Ibu Identitas Ayah
1. Nama : Ny. A 1. Nama : Tn. R
2. Umur : 20 th 2. Umur : 28 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa 4. Suku Bangsa : Jawa
5. Pendidikan : SMU 5. Pendidikan : SMU
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Gedangan 4/2 Kemiri

A. DATA SUBYEKTIF
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT : 14-01-2021
b. HPL : 21-10-2021
c. Keluhan selama kehamilan : Ibu merasa mual pada TM I
d. ANC : Ibu mengatakan ANC teratur, Selama kehamilan ibu
mengatakan selama hamil sudah periksa hamil sebanyak 9 kali. Pada
trimester I, 2x periksa di Poned Kebakkramat I, pada trimester II 3x
periksa di Puskesmas Kebakkramat I. Pada trimester III 4x periksa
Puskesmas Kebakkramat I.
e. Imunisasi TT : Selama kehamilan ibu disuntik TT lengkap
f. Obat – obatan yang di konsumsi : Selama kehamilan ibu mengatakan
hanya mengonsumsi obat dan suplemen yang diberikan oleh bidan dan
tenaga kesehatan.
g. Kenaikan BB : 9 kg
2. Riwayat Persalinan ini
a. Tempat Persalinan : Puskesmas Kebakkramat I
b. Penolong : Bidan
c. Jenis Persalinan : Spontan, normal
d. Komplikasi/ Kelainan dalam Persalinan : Tidak ada komplikasi
selama persalinan.
e. Lama persalinan : Kala I ( 6 jam 30 menit) kala II ( 10 menit) dan
kala III (5 menit) dan kala IV (2 jam observasi)
3. Lingkungan Keluarga
a. Respon keluarga terhadap kelahiran anak : Ibu mengatakan keluarganya
sangat bahagia dengan kelahiran anaknya ini. Termaksud anak keduanya
yang sudah sejak lama ingin seorang adik.
b. Yang tinggal dengan ibu : Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan
anaknya. Namun, baik keluarganya maupun keluarga suami juga
berdekatan sehingga keluarga dapat membantu ibu mengurus bayinya
c. Polusi : Ibu mengatakan rumahnya terletak agak jauh dari jalan raya dan
pabrik. Sehingga rumah aman terhadap polusi kendaraan ataupun limbah
pabrik. Namun, suami ibu dan anggota keluarga ibu mayoritas adalah
perokok aktif.
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit saat hamil : Ibu mengatakan tidak mempunyai keluhan
dan komplikasi apapun selama masa kehamilan. Ibu hanya mengalami
beberapa ketidaknyamanan fisiologis selama masa kehamilan.
b. Riwayat penyakit keluarga: Ibu mengatakan bahwa dari keluarganya
maupun dari keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan seperti jantung, DM, maupun hipertensi.
5. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga suami maupun istri tidak ada yang
mempunyai riwayat keturunan kembar.
6. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani tindakan operasi apapun
B. DATA OBJEKTIF
1. Riwayat Pemeriksaan APGAR
ASPEK
JUMLAH
YANG NILAI
DINILAI 0 1 2 Menit I 5 Menit I 5 Menit II

2 2 2
Badan
Badan dan
Merah
Appearance ekstremita
Biru/Pucat muda,
(Warna Kulit) s merah
ekstremita
muda
s biru

Pulse (Denyut Tidak 2 2 2


<100 >100
Jantung) teraba
Grimace Menangis 1 2 2
tidak ada Lambat
(Tonus Otot) kuat
Activity lemas/lum Gerakan 1 2 2
Aktif
(Aktivitas) puh sedikit
Lambat, Baik, 2 1 2
Respiratory
Tidak ada tidak menangis
(Pernafasan)
teraba kuat
JUMLAH 8 9 10

2. Pemeriksaan Keadaan Umum


a. Keadaan fisik : Baik, lengkap, normal
b. Penanganan Awal BBL : mengeringkankan bayi, menjaga kehangatan
bayi, IMD (10 menit)
c. Suhu : 36,6o C
d. Pernafasan : 44x/ menit
e. Nadi : 150x/ menit
3. Pemeriksan Fisik Sistematis
a. Kepala : mesochepal, tidak ada caput sucadenum, tidak ada caput
hematoma, lingkar kepala = 33 cm
b. Ubun-ubun : UUB datar, berdenyut belum menutup
c. Muka : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
d. Mata : simetris, tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Telinga : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
f. Mulut : Hygiene baik, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis
g. Hidung : Hygiene baik, tidak ada nafas cuping hidung, terlihat cyanosis
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
i. Dada : Terdapat retraksi dada, nafas tidak teratur, seseg
j. Perut : Membulat, tidak kembung
k. Tali Pusat : Masih basah, tidak terdapat perdarahan.
l. Punggung : Simetris, tidak ada kelainan
m. Ekstremitas : Atas : Simetris, jari lengkap
Bawah : Simetris, jari lengkap
n. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora
o. Anus : Berlubang
p. Reflek
1) Reflek moro: baik, tampak seperti memeluk saat dikagetkan
2) Reflek rooting : baik, menoleh saat bibir disentuh
3) Reflek sucking : baik, bayi menghisap sesuatu yang dimasukkan
kemulutnya.
4) Reflek tonik neck : baik, bayi dapat mengangkat kepala saat leher
disentuh
6. Antopometri
a. Lingkar kepala : 33 cm
b. Lingkar dada : 32 cm
c. LLA : 11 cm
d. BB / PB : 3500 gr/ 47 cm
7. Eliminasi
a. Urine : Belum keluar
b. Meconium: Belum keluar
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan
By. Ny.S lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam.
2. Masalah
Tidak Ada
D. PELAKSANAAN
Tanggal: 26 Oktober 2021 Pukul : 17.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayinya
Rasionalisasi : Asuhan bayi baru lahir salah satunya adalah melibatkan ibu
dan menghargai hak ibu untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang berhubungan dengan kondisi bayinya. Seorang tenaga
kesehatan tidak mungkin akan terus menerus mendampingi dan merawat ibu
dan bayi, karenanya ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang
berhubungan dengan tumbuh kembang bayi agar dapat merawat anaknya
dengan benar. (Kuswanti, 2014)
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
2. Melakukan perawatan tali pusar dengan menggunakan kassa kering.
Rasionalisasi : Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi sistemik
pada bayi baru lahir (Shafique, 2006). Sekitar 23% sampai 91% tali pusat
yang tidak dirawat dengan menggunakan antiseptik akan terinfeksi oleh
kuman staphylococcus aureus pada 72 jam pertama setelah kelahiran
(Anderson, 2007). Kuman ini dapat menyebabkan pustula, konjungtivitis,
pyoderma dan omfalitis atau infeksi pusat. Tanpa pengobatan, dapat terjadi
kematian dalam beberapa hari (Hamilton, 2005). Laporan terbaru dari
Janssen (2007) menyebutkan terjadi peningkatan angka kematian bayi dari
59% menjadi 85% akibat omfalitis. Omfalitis diartikan sebagai eritema
(merah, bengkak, dan/ atau panas) pada kulit perut di sekitar umbilikal
dengan jarak lebih dari 5mm dari umbilikus (Janssen, 2007). Risiko infeksi
tali pusat pada bayi baru lahir dapat dicegah dengan perawatan tali pusat
yang baik (Siti ,2013).
Perawatan tali pusat sangat penting dilakukan terutama oleh ibu melahirkan
karena ibu yang lebih mengetahui perkembangan bayi ssetiap harinya.
Perawatan tali pusat yang baik seperti menghindari penggunaan bedak
dermatol, dan penggunaan ramuan-ramuan tradisional yang kurang
memperhatikan kesterilannya (DepKes RI, 2009) sangat penting. Kenyataan
di masyarakat masih banyak ibu yang mengikuti tradisi budaya yang ada di
masyarakat. Misalnya meletakkan atau membalutkan ramuan tradisonal ke
tali pusat supaya tali pusat cepat lepas (puput) atau ditutupi dengan koin
agar pusat tidak bodong. Padahal tindakan tersebut tidak perlu dilakukan
justru dapat membahayakan. Sehingga jika diberikan ramuan, bubuk kopi,
koin dapat menularkan kuman. Akibatnya terjadi infeksi atau tetanus yang
sangat membahayakan karena tingkat mortalitasnya tinggi (Rejeki,
Machmudah & Juwarningsih,2013).
Hasil : Tali pusat bayi sudah terawatt dengan menggunakan kassa kering.
3. Memberi vitamin K1 secara IM di paha kiri dan beri salep mata antibiotik
profilaksis chloramphenicol
Rasionalisasi :
Vitamin k
Berdasarkan peraturan Depkes (2010) Semua BBL harus diberi penyuntikan
vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk
mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami
oleh sebagian BBL.
Salep Mata
Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata
(Oxytetrasiklin 1%). (Depkes RI, 2010)
Hasil : Bayi telah mendapatkan suntikan vitamin K sebanyak 0.5 cc dan
telah diberikan salep mata.
4. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi
Rasionalisasi : Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang
sama dengan ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan
setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Rawat gabung bermanfaat untuk
mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu
langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar
pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak,
mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan yang
berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko infeksi dan depresi pada
ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk
merawat bayi. (IDAI,2016)
Hasil : Ibu dan bayi telah dirawat gabung dalam ruang nifas
5. Memberikan imunisasi HB0 kepada bayi sebelum bayi d bawa pulang
Rasionalisasi: vaksin HB merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif
untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu
kepada bayinya. Vaksin ini bertujuan untuk memberkan tubuh kekebalan
terhdap penyakit hepatitis B (proverawati,2010)
Hasil: Bayi Ny.S telah di berikan imunisasi HB0
6. Memberikan penkes pada suami ibu dan keluarga untuk tidak merokok
terlalu dekat dengan bayi dan jangan sampai asap roko terhirup oleh bayi.
Rasionalisasi : Kerugian dari konsumsi rokok bukan hanya dirasakan oleh
perokok aktif itu sendiri, melainkan juga pada lingkungannya. Pada bayi
baru lahir, lingkungan perokok juga memberikan efek yang tidak baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alibekova dkk (2016)
lingkungan perokok secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan bayi baru lahir. Hasil dari penelitian itu menjelaskan bahwa ibu
dengan pasangan perokok biasa memiliki tingkat deepresi dan kecemasan
lebih tinggi mulai dari kehamilan hingga 6 bulan kelahiran bayi
(postpartum). Penelitian lain yang dilakukan oleh Tabuchi dkk (2015) juga
menerangkan bahwa bayi yang terpapar asap rokok sejak dini (dalam
penelitian usia maling muda adalah 6 bulan) akan berpotensi memiliki
penyakit asma berkisar 20 % lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak
terpapar asap rokok.
Hasil : Suami sudah memahami tentang tidak meerokok didekat bayi
demikian juga dengan keluarga.
7. Melakukan dokumentasi pada setiap tindakan
Rasionalisasi : Menurut Thomas (1994 cit. Mufdlillah, dkk, 2001),
dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan,
pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur tindakan
pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan respon pasien terhadap
semua asuhan yang telah diberikan (Muslihatun, 2009).
Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam
melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim
kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Hidayat, 2009).
Hasil : Asuhan pada bayi Ny S telah didokumentasikan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


PADA BAYI NY. A USIA 1 JAM DI PUSEKSMAS KEBAKKRAMAT I
KABUPATEN KARANGANYAR

PENGKAJIAN :
Tanggal : 28 Oktober 2021 Pukul : 20.30 WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Bayi
1. Nama Bayi : By. Ny A
2. Umur : 1 jam
3. Tgl/jam lahir : 18 Oktober 2021 / 16.25 WIB
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. BB/PB : 3300 gram / 48 cm
Identitas Ibu Identitas Ayah
1. Nama : Ny. A 1. Nama : Tn. A
2. Umur : 23 th 2. Umur : 28 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa 4. Suku Bangsa : Jawa
5. Pendidikan : D3 5. Pendidikan : D3
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Analis Kesehatan
7. Alamat : Ngentak 6/3 Waru

A. DATA SUBYEKTIF
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
a. HPHT : 14-01-2021
b. HPL : 21-10-2021
c. Keluhan selama kehamilan : Ibu merasa mual pada TM I
d. ANC : Ibu mengatakan ANC teratur, Selama kehamilan ibu mengatakan
selama hamil sudah periksa hamil sebanyak 9 kali. Pada trimester I, 2x
periksa di Poned Kebakkramat I, pada trimester II 3x periksa di
Puskesmas Kebakkramat I. Pada trimester III 4x periksa Puskesmas
Kebakkramat I.
e. Imunisasi TT : Selama kehamilan ibu disuntik TT lengkap
f. Obat – obatan yang di konsumsi : Selama kehamilan ibu mengatakan
hanya mengonsumsi obat dan suplemen yang diberikan oleh bidan dan
tenaga kesehatan.
g. Kenaikan BB: 9 kg
2. Riwayat Persalinan in
a. Tempat Persalinan : Puskesmas Kebakkramat I
b. Penolong : Bidan
c. Jenis Persalinan : Spontan, normal
d. Komplikasi/ Kelainan dalam Persalinan : Tidak ada komplikasi
selama persalinan.
e. Lama persalinan : Kala I ( 6 jam 30 menit) kala II ( 10 menit) dan
kala III (5 menit) dan kala IV (2 jam observasi)
3. Lingkungan Keluarga
a. Respon keluarga terhadap kelahiran anak : Ibu mengatakan keluarganya
sangat bahagia dengan kelahiran anaknya ini. Termaksud anak keduanya
yang sudah sejak lama ingin seorang adik.
b. Yang tinggal dengan ibu : Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan
anaknya. Namun, baik keluarganya maupun keluarga suami juga
berdekatan sehingga keluarga dapat membantu ibu mengurus bayinya
c. Polusi : Ibu mengatakan rumahnya terletak agak jauh dari jalan raya dan
pabrik. Sehingga rumah aman terhadap polusi kendaraan ataupun limbah
pabrik. Namun, suami ibu dan anggota keluarga ibu mayoritas adalah
perokok aktif.
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit saat hamil : Ibu mengatakan tidak mempunyai keluhan
dan komplikasi apapun selama masa kehamilan. Ibu hanya mengalami
beberapa ketidaknyamanan fisiologis selama masa kehamilan.
b. Riwayat penyakit keluarga: Ibu mengatakan bahwa dari keluarganya
maupun dari keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan seperti jantung, DM, maupun hipertensi.
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga suami maupun istri tidak ada yang
mempunyai riwayat keturunan kembar.
d. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani tindakan operasi apapun
B. DATA OBJEKTIF
1. Riwayat Pemeriksaan APGAR
ASPEK
JUMLAH
YANG NILAI
DINILAI 0 1 2 Menit I 5 Menit I 5 Menit II

2 2 2
Badan
Badan dan
Merah
Appearance ekstremita
Biru/Pucat muda,
(Warna Kulit) s merah
ekstremita
muda
s biru

Pulse (Denyut Tidak 2 2 2


<100 >100
Jantung) teraba
Grimace Menangis 1 2 2
tidak ada Lambat
(Tonus Otot) kuat
Activity lemas/lum Gerakan 1 2 2
Aktif
(Aktivitas) puh sedikit
Lambat, Baik, 2 1 2
Respiratory
Tidak ada tidak menangis
(Pernafasan)
teraba kuat
JUMLAH 8 9 10

2. Pemeriksaan Keadaan Umum


a. Keadaan fisik : Baik, lengkap, normal
b. Penanganan Awal BBL : mengeringkankan bayi, menjaga kehangatan
bayi, IMD (10 menit)
c. Suhu : 36,6o C
d. Pernafasan : 44x/ menit
e. Nadi : 150x/ menit
3. Pemeriksan Fisik Sistematis
a. Kepala : mesochepal, tidak ada caput sucadenum, tidak ada caput
hematoma, lingkar kepala = 33 cm
b. Ubun-ubun : UUB datar, berdenyut belum menutup
c. Muka : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
d. Mata : simetris, tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Telinga : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
f. Mulut : Hygiene baik, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis
g. Hidung : Hygiene baik, tidak ada nafas cuping hidung, terlihat cyanosis
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
i. Dada : Terdapat retraksi dada, nafas tidak teratur, seseg
j. Perut : Membulat, tidak kembung
k. Tali Pusat : Masih basah, tidak terdapat perdarahan.
l. Punggung : Simetris, tidak ada kelainan
m. Ekstremitas : Atas : Simetris, jari lengkap
Bawah : Simetris, jari lengkap
n. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora
o. Anus : Berlubang
p. Reflek
1) Reflek moro: baik, tampak seperti memeluk saat dikagetkan
2) Reflek rooting : baik, menoleh saat bibir disentuh
3) Reflek sucking : baik, bayi menghisap sesuatu yang dimasukkan
kemulutnya.
4) Reflek tonik neck : baik, bayi dapat mengangkat kepala saat leher
disentuh
q. Antopometri
1) Lingkar kepala : 33 cm
2) Lingkar dada : 32 cm
3) LLA : 11 cm
4) BB / PB : 3500 gr/ 47 cm
r. Eliminasi
1) Urine : Belum keluar
2) Meconium: Belum keluar
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan
By. Ny.S lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam.
2. Masalah
Tidak Ada
D. PELAKSANAAN
Tanggal: 26 Oktober 2021 Pukul : 17.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayinya
Rasionalisasi : Asuhan bayi baru lahir salah satunya adalah melibatkan ibu
dan menghargai hak ibu untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang berhubungan dengan kondisi bayinya. Seorang tenaga
kesehatan tidak mungkin akan terus menerus mendampingi dan merawat ibu
dan bayi, karenanya ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang
berhubungan dengan tumbuh kembang bayi agar dapat merawat anaknya
dengan benar. (Kuswanti, 2014)
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
2. Melakukan perawatan tali pusar dengan menggunakan kassa kering.
Rasionalisasi : Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi sistemik
pada bayi baru lahir (Shafique, 2006). Sekitar 23% sampai 91% tali pusat
yang tidak dirawat dengan menggunakan antiseptik akan terinfeksi oleh
kuman staphylococcus aureus pada 72 jam pertama setelah kelahiran
(Anderson, 2007). Kuman ini dapat menyebabkan pustula, konjungtivitis,
pyoderma dan omfalitis atau infeksi pusat. Tanpa pengobatan, dapat terjadi
kematian dalam beberapa hari (Hamilton, 2005). Laporan terbaru dari
Janssen (2007) menyebutkan terjadi peningkatan angka kematian bayi dari
59% menjadi 85% akibat omfalitis. Omfalitis diartikan sebagai eritema
(merah, bengkak, dan/ atau panas) pada kulit perut di sekitar umbilikal
dengan jarak lebih dari 5mm dari umbilikus (Janssen, 2007). Risiko infeksi
tali pusat pada bayi baru lahir dapat dicegah dengan perawatan tali pusat
yang baik (Siti ,2013).
Perawatan tali pusat sangat penting dilakukan terutama oleh ibu melahirkan
karena ibu yang lebih mengetahui perkembangan bayi ssetiap harinya.
Perawatan tali pusat yang baik seperti menghindari penggunaan bedak
dermatol, dan penggunaan ramuan-ramuan tradisional yang kurang
memperhatikan kesterilannya (DepKes RI, 2009) sangat penting. Kenyataan
di masyarakat masih banyak ibu yang mengikuti tradisi budaya yang ada di
masyarakat. Misalnya meletakkan atau membalutkan ramuan tradisonal ke
tali pusat supaya tali pusat cepat lepas (puput) atau ditutupi dengan koin
agar pusat tidak bodong. Padahal tindakan tersebut tidak perlu dilakukan
justru dapat membahayakan. Sehingga jika diberikan ramuan, bubuk kopi,
koin dapat menularkan kuman. Akibatnya terjadi infeksi atau tetanus yang
sangat membahayakan karena tingkat mortalitasnya tinggi (Rejeki,
Machmudah & Juwarningsih,2013).
Hasil : Tali pusat bayi sudah terawatt dengan menggunakan kassa kering.
3. Memberi vitamin K1 secara IM di paha kiri dan beri salep mata antibiotik
profilaksis chloramphenicol
Rasionalisasi :
Vitamin k
Berdasarkan peraturan Depkes (2010) Semua BBL harus diberi penyuntikan
vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk
mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami
oleh sebagian BBL.
Salep Mata
Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata
(Oxytetrasiklin 1%). (Depkes RI, 2010)
Hasil : Bayi telah mendapatkan suntikan vitamin K sebanyak 0.5 cc dan
telah diberikan salep mata.
4. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi
Rasionalisasi : Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang
sama dengan ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan
setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Rawat gabung bermanfaat untuk
mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu
langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar
pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak,
mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan yang
berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko infeksi dan depresi pada
ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk
merawat bayi. (IDAI,2016)
Hasil : Ibu dan bayi telah dirawat gabung dalam ruang nifas
5. Memberikan imunisasi HB0 kepada bayi sebelum bayi d bawa pulang
Rasionalisasi: vaksin HB merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif
untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu
kepada bayinya. Vaksin ini bertujuan untuk memberkan tubuh kekebalan
terhdap penyakit hepatitis B (proverawati,2010)
Hasil: Bayi Ny.S telah di berikan imunisasi HB0
6. Memberikan penkes pada suami ibu dan keluarga untuk tidak merokok
terlalu dekat dengan bayi dan jangan sampai asap roko terhirup oleh bayi.
Rasionalisasi : Kerugian dari konsumsi rokok bukan hanya dirasakan oleh
perokok aktif itu sendiri, melainkan juga pada lingkungannya. Pada bayi
baru lahir, lingkungan perokok juga memberikan efek yang tidak baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alibekova dkk (2016)
lingkungan perokok secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan bayi baru lahir. Hasil dari penelitian itu menjelaskan bahwa ibu
dengan pasangan perokok biasa memiliki tingkat deepresi dan kecemasan
lebih tinggi mulai dari kehamilan hingga 6 bulan kelahiran bayi
(postpartum). Penelitian lain yang dilakukan oleh Tabuchi dkk (2015) juga
menerangkan bahwa bayi yang terpapar asap rokok sejak dini (dalam
penelitian usia maling muda adalah 6 bulan) akan berpotensi memiliki
penyakit asma berkisar 20 % lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak
terpapar asap rokok.
Hasil : Suami sudah memahami tentang tidak meerokok didekat bayi
demikian juga dengan keluarga.
7. Melakukan dokumentasi pada setiap tindakan
Rasionalisasi : Menurut Thomas (1994 cit. Mufdlillah, dkk, 2001),
dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan,
pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur tindakan
pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan respon pasien terhadap
semua asuhan yang telah diberikan (Muslihatun, 2009).
Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam
melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim
kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Hidayat, 2009).
Hasil : Asuhan pada bayi Ny S telah didokumentasikan.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR FISIOLOGIS


PADA BAYI NY. S USIA 1 JAM DI PUSEKSMAS KEBAKKRAMAT I
KABUPATEN KARANGANYAR

PENGKAJIAN :
Tanggal : 8 November 2021 Pukul : 04.20 WIB

IDENTITAS PASIEN:
Identitas Bayi
1. Nama Bayi : By. Ny S
2. Umur : 1 jam
3. Tgl/jam lahir : 8 November 2021 / 16.25 WIB
4. Jenis Kelamin : Laki-laki
5. BB/PB : 2900 gram / 48 cm
Identitas Ibu Identitas Ayah
1. Nama : Ny. A 1. Nama : Tn. A
2. Umur : 23 th 2. Umur : 28 th
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Suku Bangsa : Jawa 4. Suku Bangsa : Jawa
5. Pendidikan : D3 5. Pendidikan : D3
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Analis Kesehatan
7. Alamat : Ngentak 6/3 Waru

C. DATA SUBYEKTIF
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
h. HPHT : 14-01-2021
i. HPL : 21-10-2021
j. Keluhan selama kehamilan : Ibu merasa mual pada TM I
k. ANC : Ibu mengatakan ANC teratur, Selama kehamilan ibu mengatakan
selama hamil sudah periksa hamil sebanyak 9 kali. Pada trimester I, 2x
periksa di Poned Kebakkramat I, pada trimester II 3x periksa di
Puskesmas Kebakkramat I. Pada trimester III 4x periksa Puskesmas
Kebakkramat I.
l. Imunisasi TT : Selama kehamilan ibu disuntik TT lengkap
m. Obat – obatan yang di konsumsi : Selama kehamilan ibu mengatakan
hanya mengonsumsi obat dan suplemen yang diberikan oleh bidan dan
tenaga kesehatan.
n. Kenaikan BB: 9 kg
2. Riwayat Persalinan in
a. Tempat Persalinan : Puskesmas Kebakkramat I
b. Penolong : Bidan
c. Jenis Persalinan : Spontan, normal
d. Komplikasi/ Kelainan dalam Persalinan : Tidak ada komplikasi
selama persalinan.
e. Lama persalinan : Kala I ( 6 jam 30 menit) kala II ( 10 menit) dan
kala III (5 menit) dan kala IV (2 jam observasi)
3. Lingkungan Keluarga
a. Respon keluarga terhadap kelahiran anak : Ibu mengatakan keluarganya
sangat bahagia dengan kelahiran anaknya ini. Termaksud anak keduanya
yang sudah sejak lama ingin seorang adik.
b. Yang tinggal dengan ibu : Ibu mengatakan tinggal dengan suami dan
anaknya. Namun, baik keluarganya maupun keluarga suami juga
berdekatan sehingga keluarga dapat membantu ibu mengurus bayinya
c. Polusi : Ibu mengatakan rumahnya terletak agak jauh dari jalan raya dan
pabrik. Sehingga rumah aman terhadap polusi kendaraan ataupun limbah
pabrik. Namun, suami ibu dan anggota keluarga ibu mayoritas adalah
perokok aktif.
4. Riwayat Penyakit
a. Riwayat penyakit saat hamil : Ibu mengatakan tidak mempunyai keluhan
dan komplikasi apapun selama masa kehamilan. Ibu hanya mengalami
beberapa ketidaknyamanan fisiologis selama masa kehamilan.
b. Riwayat penyakit keluarga: Ibu mengatakan bahwa dari keluarganya
maupun dari keluarga suaminya tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan tidak mempunyai riwayat
penyakit keturunan seperti jantung, DM, maupun hipertensi.
c. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarga suami maupun istri tidak ada yang
mempunyai riwayat keturunan kembar.
e. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani tindakan operasi apapun
D. DATA OBJEKTIF
1. Riwayat Pemeriksaan APGAR
ASPEK
JUMLAH
YANG NILAI
DINILAI 0 1 2 Menit I 5 Menit I 5 Menit II

2 2 2
Badan
Badan dan
Merah
Appearance ekstremita
Biru/Pucat muda,
(Warna Kulit) s merah
ekstremita
muda
s biru

Pulse (Denyut Tidak 2 2 2


<100 >100
Jantung) teraba
Grimace Menangis 1 2 2
tidak ada Lambat
(Tonus Otot) kuat
Activity lemas/lum Gerakan 1 2 2
Aktif
(Aktivitas) puh sedikit
Lambat, Baik, 2 1 2
Respiratory
Tidak ada tidak menangis
(Pernafasan)
teraba kuat
JUMLAH 8 9 10

2. Pemeriksaan Keadaan Umum


a. Keadaan fisik : Baik, lengkap, normal
b. Penanganan Awal BBL : mengeringkankan bayi, menjaga kehangatan
bayi, IMD (10 menit)
c. Suhu : 36,6o C
d. Pernafasan : 44x/ menit
e. Nadi : 150x/ menit
3. Pemeriksan Fisik Sistematis
a. Kepala : mesochepal, tidak ada caput sucadenum, tidak ada caput
hematoma, lingkar kepala = 33 cm
b. Ubun-ubun : UUB datar, berdenyut belum menutup
c. Muka : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
d. Mata : simetris, tidak ada tanda – tanda infeksi
e. Telinga : simetris, lengkap, tidak ada pengeluaran secret
f. Mulut : Hygiene baik, tidak ada labioskizis, tidak ada palatoskizis
g. Hidung : Hygiene baik, tidak ada nafas cuping hidung, terlihat cyanosis
h. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
i. Dada : Terdapat retraksi dada, nafas tidak teratur, seseg
j. Perut : Membulat, tidak kembung
k. Tali Pusat : Masih basah, tidak terdapat perdarahan.
l. Punggung : Simetris, tidak ada kelainan
m. Ekstremitas : Atas : Simetris, jari lengkap
Bawah : Simetris, jari lengkap
n. Genetalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora
o. Anus : Berlubang
p. Reflek
1) Reflek moro: baik, tampak seperti memeluk saat dikagetkan
2) Reflek rooting : baik, menoleh saat bibir disentuh
3) Reflek sucking : baik, bayi menghisap sesuatu yang dimasukkan
kemulutnya.
4) Reflek tonik neck : baik, bayi dapat mengangkat kepala saat leher
disentuh
q. Antopometri
5) Lingkar kepala : 33 cm
6) Lingkar dada : 31 cm
7) LLA : 11 cm
8) BB / PB : 2900 gr/ 37,5 cm
r. Eliminasi
3) Urine : Belum keluar
4) Meconium: Belum keluar
C. ANALISA DATA
1. Diagnosa Kebidanan
By. Ny.S lahir cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam.
2. Masalah
Tidak Ada
D. PELAKSANAAN
Tanggal: 26 Oktober 2021 Pukul : 17.00 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan pada bayinya
Rasionalisasi : Asuhan bayi baru lahir salah satunya adalah melibatkan ibu
dan menghargai hak ibu untuk berpartisipasi dan memperoleh pengetahuan
dan pengalaman yang berhubungan dengan kondisi bayinya. Seorang tenaga
kesehatan tidak mungkin akan terus menerus mendampingi dan merawat ibu
dan bayi, karenanya ibu perlu mendapatkan informasi dan pengalaman yang
berhubungan dengan tumbuh kembang bayi agar dapat merawat anaknya
dengan benar. (Kuswanti, 2014)
Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan bayi.
8. Melakukan perawatan tali pusar dengan menggunakan kassa kering.
Rasionalisasi : Tali pusat merupakan jalan masuk utama infeksi sistemik
pada bayi baru lahir (Shafique, 2006). Sekitar 23% sampai 91% tali pusat
yang tidak dirawat dengan menggunakan antiseptik akan terinfeksi oleh
kuman staphylococcus aureus pada 72 jam pertama setelah kelahiran
(Anderson, 2007). Kuman ini dapat menyebabkan pustula, konjungtivitis,
pyoderma dan omfalitis atau infeksi pusat. Tanpa pengobatan, dapat terjadi
kematian dalam beberapa hari (Hamilton, 2005). Laporan terbaru dari
Janssen (2007) menyebutkan terjadi peningkatan angka kematian bayi dari
59% menjadi 85% akibat omfalitis. Omfalitis diartikan sebagai eritema
(merah, bengkak, dan/ atau panas) pada kulit perut di sekitar umbilikal
dengan jarak lebih dari 5mm dari umbilikus (Janssen, 2007). Risiko infeksi
tali pusat pada bayi baru lahir dapat dicegah dengan perawatan tali pusat
yang baik (Siti ,2013).
Perawatan tali pusat sangat penting dilakukan terutama oleh ibu melahirkan
karena ibu yang lebih mengetahui perkembangan bayi ssetiap harinya.
Perawatan tali pusat yang baik seperti menghindari penggunaan bedak
dermatol, dan penggunaan ramuan-ramuan tradisional yang kurang
memperhatikan kesterilannya (DepKes RI, 2009) sangat penting. Kenyataan
di masyarakat masih banyak ibu yang mengikuti tradisi budaya yang ada di
masyarakat. Misalnya meletakkan atau membalutkan ramuan tradisonal ke
tali pusat supaya tali pusat cepat lepas (puput) atau ditutupi dengan koin
agar pusat tidak bodong. Padahal tindakan tersebut tidak perlu dilakukan
justru dapat membahayakan. Sehingga jika diberikan ramuan, bubuk kopi,
koin dapat menularkan kuman. Akibatnya terjadi infeksi atau tetanus yang
sangat membahayakan karena tingkat mortalitasnya tinggi (Rejeki,
Machmudah & Juwarningsih,2013).
Hasil : Tali pusat bayi sudah terawatt dengan menggunakan kassa kering.
9. Memberi vitamin K1 secara IM di paha kiri dan beri salep mata antibiotik
profilaksis chloramphenicol
Rasionalisasi :
Vitamin k
Berdasarkan peraturan Depkes (2010) Semua BBL harus diberi penyuntikan
vitamin K1 (Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk
mencegah perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami
oleh sebagian BBL.
Salep Mata
Salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan infeksi mata
(Oxytetrasiklin 1%). (Depkes RI, 2010)
Hasil : Bayi telah mendapatkan suntikan vitamin K sebanyak 0.5 cc dan
telah diberikan salep mata.
10. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi
Rasionalisasi : Rawat gabung adalah perawatan bayi dalam kamar yang
sama dengan ibu pada hari-hari pertama setelah persalinan, dan dilanjutkan
setelah ibu dan bayi pulang ke rumah. Rawat gabung bermanfaat untuk
mendukung keberhasilan ASI eksklusif karena bayi dapat menyusu
langsung tanpa dijadwal dan ibu akan mudah mengenali tanda-tanda lapar
pada bayi. Hal ini dapat mencegah terjadinya payudara bengkak,
mengurangi risiko kuning, mencegah penurunan berat badan yang
berlebihan, bayi lebih tenang, mengurangi risiko infeksi dan depresi pada
ibu pasca persalinan serta meningkatkan rasa percaya diri ibu untuk
merawat bayi. (IDAI,2016)
Hasil : Ibu dan bayi telah dirawat gabung dalam ruang nifas
11. Memberikan imunisasi HB0 kepada bayi sebelum bayi d bawa pulang
Rasionalisasi: vaksin HB merupakan upaya pencegahan yang sangat efektif
untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi maternal dari ibu
kepada bayinya. Vaksin ini bertujuan untuk memberkan tubuh kekebalan
terhdap penyakit hepatitis B (proverawati,2010)
Hasil: Bayi Ny.S telah di berikan imunisasi HB0
12. Memberikan penkes pada suami ibu dan keluarga untuk tidak merokok
terlalu dekat dengan bayi dan jangan sampai asap roko terhirup oleh bayi.
Rasionalisasi : Kerugian dari konsumsi rokok bukan hanya dirasakan oleh
perokok aktif itu sendiri, melainkan juga pada lingkungannya. Pada bayi
baru lahir, lingkungan perokok juga memberikan efek yang tidak baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alibekova dkk (2016)
lingkungan perokok secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi
kesehatan bayi baru lahir. Hasil dari penelitian itu menjelaskan bahwa ibu
dengan pasangan perokok biasa memiliki tingkat deepresi dan kecemasan
lebih tinggi mulai dari kehamilan hingga 6 bulan kelahiran bayi
(postpartum). Penelitian lain yang dilakukan oleh Tabuchi dkk (2015) juga
menerangkan bahwa bayi yang terpapar asap rokok sejak dini (dalam
penelitian usia maling muda adalah 6 bulan) akan berpotensi memiliki
penyakit asma berkisar 20 % lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak
terpapar asap rokok.
Hasil : Suami sudah memahami tentang tidak meerokok didekat bayi
demikian juga dengan keluarga.
13. Melakukan dokumentasi pada setiap tindakan
Rasionalisasi : Menurut Thomas (1994 cit. Mufdlillah, dkk, 2001),
dokumentasi adalah catatan tentang interaksi antara tenaga kesehatan,
pasien, dan tim kesehatan tentang hasil pemeriksaan, prosedur tindakan
pengobatan pada pasien, pendidikan pasien dan respon pasien terhadap
semua asuhan yang telah diberikan (Muslihatun, 2009).
Dokumentasi kebidanan adalah bukti pencatatan dan pelaporan berdasarkan
komunikasi tertulis yang akurat dan lengkap yang dimiliki oleh bidan dalam
melakukan asuhan kebidanan dan berguna untuk kepentingan klien, tim
kesehatan, serta kalangan bidan sendiri (Hidayat, 2009).
Hasil : Asuhan pada bayi Ny S telah didokumentasikan.

Anda mungkin juga menyukai