Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN.

2614-7939)
Vol. 3 No. 4, November 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
PENDAMPINGAN PENGOLAHAN SAMPAH MENGGUNAKAN ALAT PEMBAKAR
SAMPAH TANPA ASAP (APSTA) DI DUSUN PRAJAK

Dwi Mardhia1*, Nanang Tawaf2


1
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Peternakan dan Perikanan
2
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik
1,2
Universitas Samawa, Sumbawa Besar, Indonesia
*Email: dwimardhia@gmail.com

Abstrak - Dusun Prajak berada di gugusan Teluk saleh yang dijuluki sebagai akuarium dunia. Kondisi perairan
pesisir Prajak terlihat sangat kumuh karena banyak sampah yang menumpuk di sekitar pesisir maupun di laut.
Sebagai ujung tombak kampanye kebersihan di Prajak, pokdarwis Bunga Karang melakukan upaya
penanganan sampah dengan cara dikumpul dan dibakar. Penanganan seperti ini justru menimbulkan masalah
yang jauh lebih buruk yaitu pencemaran udara, gangguan kesehatan manusia dan organisme serta
ketidaknyamanan bagi wisatawan. Penggunaan alat pembakar sampah tanpa asap (APSTA) adalah solusi tepat
karena dengan alat tersebut tidak ada asap yang mencemari lingkungan. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini
adalah mendampingi Pokdarwis Bunga karang dalam mengolah sampah menggunakan APSTA. Metode yang
digunakan adalah penyuluhan, pelatihan, pendampingan dan transfer teknologi pengolahan sampah berupa
APSTA. Hasil dari kegiatan ini adalah tersedianya teknologi APSTA, meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan pokdarwis Bunga Karang dalam menerapkan APSTA dan tertanganinya sampah di pesisir Prajak
dengan kapasitas alat sebesar 250 kg/m3.

Kata kunci: Alat Pembakar Sampah, APSTA, Sampah, Teluk Saleh.

LATAR BELAKANG dikarenakan banyaknya sampah yang masuk ke


Teluk Saleh merupakan teluk terbesar di laut. Menurut (Lamb, 2018) bahwa terdapat
NTB. Kondisi perairan Teluk Saleh sangat keterkaitan antara sampah plastik dengan
jernih, dasar laut tampak jelas dari atas kesehatan perairan dan terumbu karang.
sehingga Teluk Saleh dijuluki sebagai
akuarium dunia. Teluk Saleh dengan luas 1.495
km dan panjang 282 km terletak di kabupaten
Sumbawa dan kabupaten Dompu. Terdapat
sekitar 27 desa pesisir yang terletak di
sepanjang Teluk Saleh, salah satunya wilayah
perairan Dusun Prajak Desa Batu Bangka.
Kondisi Teluk Saleh saat ini terancam Gambar 1. Berita tentang Sampah yang
keindahannya dengan banyaknya sampah Mengotori Laut Sumbawa
rumah tangga yang dibuang langsung ke laut. Aspek mendasar dalam perwujudan
Salah satu berita yang sempat viral adalah Teluk saleh sebagai akuarium dunia adalah
adanya postingan foto seorang traveler yang terciptanya kebersihan lingkungan dan suasana
berhasil mengabadikan kondisi perairan kondusif dalam mewujudkan sapta pesona
Sumbawa. Pada foto yang diposting terlihat Teluk Saleh. Sapta Pesona meliputi keamanan,
bahwa sampah mengancam keberlangsungan ketertiban, keindahan, kesejukan, kebersihan,
hidup organisme laut. Hal ini juga dibuktikan Keramahtamahan dan kenangan (Karim,
dengan hasil penelitian yang dilakukan (WCS, Kusuma, & Amalia, 2017). Wisata andalan
2014) kondisi terumbu karang di perairan Gili Teluk Saleh adalah wisata bahari atau
Dangar Teluk Saleh dalam kondisi rusak mengandalkan keindahan alam bawah laut dan
dengan tutupan karang hidup hanya 27,79% pantai, sehingga kebersihan menjadi utama

233
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 4, November 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
agar tidak ada sampah berserakan di pantai (Permana & Iqbal, 2018). Kondisi pesisir
terlebih di bawah laut. Ancaman sampah di Prajak memperlihatkan kondisi kumuh dan
lingkungan laut menjadi penting karena penuh sampah terutama di sekitar dermaga
memiliki resiko terhadap biota laut dan yang merupakan jalan masuk menuju obyek
manusia (Assuyuti, Zikrillah, Tanzil, Banata, & wisata dusun Prajak.
Utami, 2018).
Indonesia merupakan negara ke 2 di
dunia yang diperkirakan menyumbang jumlah
sampah yang masuk ke laMoyo Hilir (Jambeck
et al., 2015). Menurut (Andiani & Widiastini,
2017) pengembangan pariwisata tidak terlepas
dari peran Pokdarwis. Pokdarwis merupakan
ujung tombak kampanye kebersihan di Teluk
Saleh. Pokdarwis di Dusun Prajak didirikan
pada awal tahun 2019 yang beranggotakan 8 Gambar 2. Kondisi Kumuh Dusun Prajak yang
orang dan diberi nama Pokdarwis Bunga Dipenuhi Sampah
Karang. Upaya pengembangan pariwisata Ada beberapa permasalahan yang
dusun Prajak sebagai bagian dari Teluk Saleh menyebabkan belum optimalnya pengelolaan
yang telah dilakukan oleh Pokdarwis Bunga sampah di dusun Prajak dalam mendukung dan
Karang meliputi (1) fasilitasi wisatawan yang melestarikan Teluk Saleh sebagai akuarium
ingin melaksanakan kegiatan snorkeling di dunia yaitu masih minimnya komitmen dan
Teluk Saleh, (2) melatih masyarakat dusun kesadaran masyarakat dusun Prajak dalam
Prajak membuat produk kerajinan dari kulit menjaga kebersihan di sekitar perairan Prajak,
kerang bekas seperti gantungan kunci, bingkai belum masuknya dusun Prajak sebagai daerah
dan lain-lain (3) menyediakan perahu terlayani sampah oleh Dinas Lingkungan Hidup
penyebrangan ke pulau gili Dangar (4) kegiatan Kabupaten Sumbawa, belum adanya sarana dan
menjaga kebersihan pesisir Prajak. Beberapa prasarana pengolahan sampah, praktek
upaya yang sudah dilakukan oleh pokdarwis penanganan sampah masih dengan cara dibakar
Bunga Karang dalam menjaga kebersihan dan dibuang sembarangan dan belum
pesisir Prajak yaitu kegiatan kerja bakti rutin optimalnya peran pokdarwis. Peran pokdarwis
bersama masyarakat setiap hari Jumát. sangat penting dalam pengembangan
Penanganan sampah yang mereka lakukan pariwisata dan mewujudkan kebersihan di area
adalah dengan cara dikumpulkan dan dibakar. wisata. Beberapa penelitian menunjukkan
Upaya yang sudah dilakukan ini belum optimal optimalisasi peran pokdarwis dapat
dan menimbulkan dampak negatif lain bagi mewujudkan keberhasilan dalam mewujudkan
lingkungan. Pembakaran sampah berakibat Sapta Pesona khususnya masalah sampah. Oleh
pada terjadinya pencemaran udara, karena itu perlu pemberdayaan pokdarwis
mengganggu kesehatan manusia dan organisme sehingga permasalahan sampah di dusun Prajak
serta menimbulkan ketidaknyamanan (Mardhia sebagai salah satu jendela dunia dalam
& Wartiningsih, 2018). Hasil emisi dari menikmati keindahan Teluk Saleh dapat
pembakaran sampah heterogeny yang paling terwujud dan lestari.
berbahaya adalah terbentuknya senyawa Sebagai kelompok yang baru terbentuk
dioksin dan furan, kedua senyawa ini sangat maka komitmen dan peran pokdarwis Bunga
berbahaya bagi kesehatan tubuh manusia Karang perlu dioptimalkan melalui penguatan

234
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 4, November 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
pokdarwis, penyusunan ADRT kelompok, pembakar sederhana yang diberi nama Alat
peningkatan pengetahuan serta keterampilan Pembakar sampah tanpa asap (APSTA).
mereka dalam mengolah sampah dengan benar.
Pokdarwis harus menjadi penggerak perubahan METODE PELAKSANAAN
di dalam masyarakat dusun Prajak dalam Model pendekatan yang diterapkan pada
penanganan sampah sehingga bisa kegiatan pengabdian ini adalah dengan
mewujudkan sapta pesona teluk saleh. Melalui melibatkan mitra yaitu pokdarwis Bunga
pokdarwis bisa muncul aturan-aturan tertulis Karang secara langsung baik sebagai subyek
terkait penanganan sampah di Dusun Prajak maupun obyek pelaksanaan kegiatan mulai dari
yang disepakati bersama pemerintah dan tahap perencanaan, pelaksanaan hingga
masyarakat. Peran pokdarwis sebagai evaluasi program kegiatan (Participatory Rural
motivator, penggerak serta komunikator dalam Appraisal dan Community development)
upaya penanganan masalah sampah di dusun melalui pemanfaatan teknologi tepat guna yaitu
Prajak juga perlu ditingkatkan. Sarana dan alat pembakaran sampah tanpa asap
prasarana pengolahan sampah yang minim (Participatory Tecnology Development) yang
harus segera tersedia dan perlu adanya dilaksanakan melalui himbauan dan dukungan
penerapan teknologi penanganan sampah yang tanpa unsur paksaan sehingga mitra dapat
efisien dan aman bagi lingkungan. Selama ini berperan secara aktif (persuasif) yang dikemas
praktek penanganan sampah adalah dengan dalam bentuk kegiatan berupa sosialisasi,
cara dibakar, mengubah kebiasaan yang sudah pelatihan, pendampingan (edukatif). Adapun
menjadi tradisi ini akan sangat sulit (Wulan metode pelaksanaan kegiatan pengabdian ini
Ayu et al., 2020), sehingga perlu adanya adalah:
teknologi yang tepat dalam pembakaran a) Bantuan alat pembakar sampah tanpa asap
sampah sehingga tidak menimbulkan efek (APSTA)
negatif bagi lingkungan. Penggunaan alat
pembakar sampah tanpa asap (APSTA) adalah
hal yang paling tepat dalam mengatasi
permasalahan terkait penanganan sampah di
pesisir Prajak. Karena dengan alat tersebut
tidak menghasilkan asap yang mencemari
lingkungan.
Berdasarkan permasalahan tersebut maka
perlu dilakukan sebuah program pengabdian
yang dilakukan oleh perguruan tinggi yang Gambar 3. Desain Alat Pembakar Sampah
sifatnya memecahkan masalah, komprehensif, Tanpa Asap (APSTA)
bermakna, tuntas dan berkelanjutan. Melalui Keterangan gambar:
Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini tim 1) Tungku pembakaran
Universitas Samawa (UNSA) akan 2) Pipa saluran asap
melaksanakan beberapa kegiatan meliputi: 3) Penampungan air
pemberian bantuan 1 unit APSTA serta 4) Steam (pompa air)
melakukan kegiatan pelatihan operasional dan 5) Pipa saluran air in
perawatan APSTA. Tujuan penulisan artikel ini 6) Pipa saluran air out
adalah untuk memberi informasi tentang 7) Blower (penghisap asap)
teknologi pengolahan sampah berupa alat 8) Tabung

235
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 4, November 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
9) Pintu tungku dengan cara membakar sampah pada suatu
10) Motor (Sumber daya) tungku pembakaran. Sistem pembkaran dengan
11) Turbin alat ini melalui 4 tahapan proses tertutup (close-
b) Penyuluhan dan pelatihan pengolahan loop) yaitu pirolisis dan gasifikasi, filterisasi
sampah dengan teknologi APSTA meliputi dan kondensasi, treatment kondensat dan
pengoperasian dan perawatan APSTA pemanfaatan gas sintetis untuk menghasilkan
c) Pendampingan. panas atau listrik. Keunggulan penggunaan alat
Mitra didampingi agar mandiri dalam ini adalah:
mengolah sampah menggunakan teknologi a) Proses pemusnahan dengan teknologi ramah
APSTA, mandiri dalam melaksanakan tugas lingkungan, yaitu teknologi yang mampu
dan tanggungjawab masing-masing sesuai mengurangi emisi dioksin, pemakaian
ADRT kelompok, dan mampu menjaga energi yang efisien, pengurangan efek
komitmen dalam menjaga kebersihan rumah kaca,
lingkungan perairan Prajak. b) Dirancang flexible, dapat ditempatkan di
d) Evaluasi pelaksanaan kegiatan ruang terbuka dan tertutup serta tidak
Tahap evaluasi bertujuan mengukur tingkat memerlukan tempat yang luas dengan sistim
keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan tertutup dan dilengkapi sistim penyaringan
(Syafikri, Mardhia, Yahya, & Andriyani, untuk menghindari lepasnya gas dan
2019). Evaluasi dilakukan pada setiap partikulat ke udara
tahapan pelaksanaan kegiatan dan evaluasi c) Biaya operasional yang murah,
secara menyeluruh juga dilakukan akhir pengoperasian dan perawatan yang mudah,
pelaksanaan kegiatan. Evaluasi pelaksanaan sehingga tidak mengalami kesulitan dalam
kegiatan dilakukan pada beberapa hal hal pengoperasian dan perawatan unit
sebagai berikut: (1) Tingkat Partisipasi d) Menerapkan teknologi pengolah limbah
mitra, (2) Tingkat pengetahuan mitra, (3) terpadu dengan cara sederhana dan aman
Tingkat Keterampilan mitra dan (4) tingkat bagi lingkungan.
keberhasilan program secara menyeluruh. e) Mengolah limbah (jenis dan dalam kondisi
apapun) dengan cara yang tepat dan efisien,
HASIL DAN PEMBAHASAN mudah serta ramah lingkungan sehingga
a. Bantuan Alat Pembakar Sampah Tanpa sampah terbakar dengan maksimal dan tanpa
Asap (APSTA) asap.
Mesin pembakar sampah merupakan APSTA yang diberikan kepada mitra sejumlah
suatu alat atau mesin untuk membakar sampah 1 unit dengan bentuk alat sebagai berikut:
menggunakan teknologi pembakaran yang
didesain sedemikian rupa dengan temperatur
tertentu sehingga sisa pembakaran sangat
minim (Bagus PT, 2002). Dimensi alat ini yaitu
panjang 170 cm x lebar 90 cm. Teknologi mesin
pembakar sampah bahan bensin ini
menggunakan teknologi yang mengkonversi
materi padat (dalam hal ini sampah) menjadi
materi gas cair serta materi padat yang sulit
terbakar, yaitu abu (bottom ash) dan debu (fly Gambar 4. Alat Pembakar Sampah Tanpa Asap
ash) dengan metode pengolahan sampah (APSTA)

236
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 4, November 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
b. Penyuluhan dan Pelatihan Pengolahan 100 terendah 61. Dari hasil tersebut terlihat
Sampah dengan Teknologi APSTA adanya peningkatan pengetahuan peserta
Kegiatan penyuluhan bertujuan untuk tentang sampah dan pengelolaannya
memberikan edukasi dan meningkatkan meliputi definisi, jenis-jenis sampah,
kesadaran peserta tentang praktek penanganan bahaya sampah bagi lingkungan dan
sampah yang masih salah di masyarakat dan kesehatan masyarakat, upaya pengelolaan
dampak dari penanganan sampah yang tidak sampah yang tepat, pengolahan sampah
ramah terhadap lingkungan. Pada kegiatan menjadi kompos, serta teknologi APSTA.
tersebut juga diperkenalkan teknologi
pengolahan sampah yang dapat mengatasi Tabel 1. Hasil Pre Test dan Pos Test
permsalahan sampah khususnya di perairan Nomor Nilai pretest Nilai PostTest
Responden
Prajak.
1 28 89
2 56 78
3 44 94
4 61 78
5 56 83
6 56 94
7 33 89
8 22 72
9 33 78
10 22 83
11 50 94
12 50 89
13 17 89
Gambar 5. Kegiatan Penyuluhan 14 67 89
15 50 89
Indikasi keberhasilan kegiatan 16 67 100
penyuluhan diukur dari tingkat kehadiran 17 33 72
peserta, antusisas peserta mengikuti kegiatan 18 78 94
dari awal hingga akhir serta hasil penilaian 19 33 61
20 72 94
pengetahuan peserta berdasarkan analisis 21 44 67
kuisioner yang diberikan melalui pretest dan Rata-rata 46 85
posttest. Hasil kegiatan penyuluhan Sumber: Data Primer diolah, 2020.
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
✓ Jumlah kehadiran peserta sesuai dengan Pelatihan operasional APSTA bertujuan
yang diharapkan, semua yang diundang untuk mengajarkan Pokdarwis Bunga Karang
hadir pada pelaksanaan kegiatan bagaimana cara mengoperasikan dan merawat
penyuluhan. Tingkat kehadiran peserta APSTA. Pada saat pelaksanaan, APSTA sudah
100%. Peserta juga sangat antusias diserahkan ke Pokdarwis Bunga Karang sehari
mengikuti kegiatan hingga akhir dan aktif sebelum kegiatan pelatihan. APSTA kemudian
bertanya saat sesi diskusi dan tanya jawab. disetting dan dilokasikan di tempat yang dekat
✓ Pengetahuan peserta terhadap materi dengan perairan Prajak sehingga memudahkan
penyuluhan dapat dilihat berdasarkan nilai Pokdarwis dalam menangani sampah-sampah
pretest dan posttest. Nilai rata-rata pretest yang selama ini menjadi masalah. Kegiatan
adalah 46 sedangkan posttest 85. Nilai pelatihan dilakukan dengan cara praktek
tertinggi untuk pretest adalah 78 dan langsung pegoperasian APSTA. Sampah-
terendah adalah 17. Untuk post tes tertinggi sampah yang ada di lokasi sekitar dikumpulkan

237
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 4, November 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
kemudian dibakar menggunakan APSTA. masih dalam masa new normal. Pelatihan tetap
Peserta pelatihan adalah 50% dari anggota dilaksanakan secara tatap muka karena status
pokdarwis mengingat pelaksanaan kegiatan desa Batu Bangka nol positif covid.

Gambar 5. Kegiatan Pelatihan Operasional dan Perawatan APSTA

Pada pelaksanaan kegiatan pelatihan, adalah sebuah solusi penanganan sampah bagi
peserta dengan mudah memahami cara kerja masyarakat yang secara kebiasaan dan kondisi
alat dan bagaimana perawatan alat. Hal ini hanya mampu menangani sampah dengan cara
dikarenakan alat yang tim berikan adalah dibakar. Dengan adanya APSTA maka
teknologi tepat guna yang bermanfaat dan pembakaran yang dilakukan aman bagi
mudah diterapkan oleh masyarakat. APSTA lingkungan.

Tabel 2. Evaluasi Hasil Kegiatan Penyuluhan dan Pelatihan


Aspek Sebelum Sesudah
Pengetahuan tentang sampah Nilai rata-rata pretest 46 Nilai rata-rata posttest 85
dan pengelolaannya
Pengetahuan tentang teknologi Tidak ada anggota mitra Semua mengetahui teknologi
APSTA yang mengetahui APSTA (100 %)
teknologi APSTA (0 %)
Cara operasional teknologi Tidak ada anggota mitra Semua mengetahui teknologi
APSTA yang mengetahui APSTA (100 %)
teknologi APSTA (0 %)
Cara perawatan teknologi Tidak ada anggota mitra Semua mengetahui teknologi
APSTA yang mengetahui APSTA (100 %)
teknologi APSTA (0 %)
Keterampilan mitra dalam Tidak terampil (0 %) Terampil (70 %) artinya 7 dari
operasional dan perawatan 10 anggota kelompok sudah
APSTA masuk kategori terampil
Sumber: Data Primer diolah, 2020

KESIMPULAN DAN SARAN mencemari lingkungan. Pengenalan APSTA


Alat Pembakar Sampah Tanpa Asap kepada mitra untuk membantu penangangan
(APSTA) merupakan alat pembakar sampah sampah sebagai upaya melestarikan sapta
sederhana yang bertujuan untuk pesona Teluk Saleh sebagai akuarium dunia.
meminimalisasi dampak negatif dari proses Diharapkan teknologi ini dapat diadaptasi oleh
pembakaran sampah terhadap lingkungan. Alat desa lainnya yang belum terlayani oleh dinas
yang didesain sehingga asap pembakaran tidak lingkungan hidup.

238
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat (e-ISSN. 2614-7939)
Vol. 3 No. 4, November 2020 (p-ISSN. 2614-7947)
UCAPAN TERIMA KASIH Lamb, J. B. (2018). Plastic waste associated
Terima kasih kepada DRPM Ristekbrin with disease on coral reefs. Science Mag,
yang telah mendanai kegiatan pengabdian 359(6374), 460–462.
kepada masyarakat ini serta LPPM Universitas Mardhia, D., & Wartiningsih, A. (2018).
Samawa yang membantu kelancaran Pelatihan Pengolahan Sampah Skala
pelaksanaan kegiatan. Secara khusus ucapan Rumah Tangga di Desa Penyaring. Jurnal
Pendidikan Dan Pengabdian Masyarakat,
terimakasih juga disampaikan kepada mitra
1(1), 88–96.
yaitu Pokdarwis Bunga Karang serta perangkat
dusun Prajak desa Batu Bangka Kecamatan Permana, G. A., & Iqbal, M. (2018). Mesin
pengolah sampah portabel multiguna
Moyo Hilir atas kontribusi dan partisipasi
dengan teknik termocontrol dan
aktifnya sehingga kegiatan pengabdian kepada termocople. Sebatik, 423–430.
masyarakat bisa terselenggara dengan baik,
Syafikri, D., Mardhia, D., Yahya, F., &
lancar dan tepat waktu.
Andriyani, N. (2019). Pemberdayaan
Kelompok Setia Kawan dalam Produksi
DAFTAR PUSTAKA Garam Beryodium di Desa Labuhan
Bajo, Sumbawa. Agrokreatif: Jurnal
Andiani, N. D., & Widiastini, N. M. A. (2017). Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat,
Model edukasi Pariwisata bagi Kelompok 6(1), 45–52.
Sadar Wisata di Kabupaten Buleleng.
Prociding Seminar Nasional Riset WCS. (2014). Keanekaragaman Hayati Laut
Inovatif 2017, 483–489. Pulau Sumbawa. Kabar Sumbawa.

Assuyuti, Y. M., Zikrillah, R. B., Tanzil, M. A., Wulan Ayu, I., Hartono, Y., Mardhia, D.,
Banata, A., & Utami, P. (2018). Masniadi, R., Fitriyanto, S.,
Distribusi dan Jenis Sampah Laut serta Kusumawardani, W., & Syafruddin, S.
Hubungannya terhadap Ekosistem (2020). Penyuluhan Pengelolaan Sampah
Terumbu Karang Pulau Pramuka, Perkotaan Berbasis Rumah Tangga di
Panggang, Air, dan Kotok Besar di Desa Labuhan Sumbawa. Abdimas
Kepulauan Seribu Jakarta. A Scientific Mahakam, 4(01), 157–163.
Journal, 35(2), 91–102.
Bagus PT. (2002). Pengelolaan dan
Pemanfaatan Sampah Menggunakan
Teknologi Incenerator. Jurnal Teknologi
Lingkungan, 3(1), 17–23.
Jambeck, J. R., Geyer, R., Wilcox, C., Siegler,
T. R., Perryman, M., & Andrady, A.
(2015). Plastic waste inputs from land
into the ocean. Science Mag, 347(6223),
768–771.
Karim, S., Kusuma, B. J., & Amalia, N. (2017).
Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam
Mendukung Kepariwisataan Balikpapan:
Kelompok sadar Wisata (Pokdarwis).
Jurnal Kepariwisataan Dan Hospitalis,
1(2), 269–280.

239

Anda mungkin juga menyukai