Anda di halaman 1dari 7

Volume 4, Issue 2.

April 2023
P- ISSN 2715-9566; E-ISSN 2775-1171

DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PLASTIK TERHADAP EKOSISTEM


MANGROVE DI KELURAHAN PANGKALAN SESAI KOTA DUMAI

The Impact of Plastic Waste Pollution on Mangrove Ecosystems in Pangkalan Sesai Village,
Dumai City

Sofyan Husein Siregar*1, Mubarak1, Zulkifli1


1
Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
Kampus Bina Widya KM. 12,5, Simpang Baru, Kec. Bina Widya, Pekanbaru, Riau 28293
*sofyan.siregar@lecturer.unri.ac.id

Diterima: 19 November 2022; Disetujui: 28 Maret 2023

Abstrak
Peningkatan tumpukan sampah plastik terus terjadi seiring dengan perubahan pola komsumsi
masyarakat yang tidak bisa lepas dari penggunaan barang berbahan plastik dalam kehidupan sehari-
hari, misalnya kantong plastik. Plastik banyak digunakan dikarenakan mudah dalam
penggunaannya, ringan, dan memiliki daya tahan yang lama. Hal ini juga terjadi penumpukan
sampah plastik di Kawasan mangrove di Pangkalan Sesai Dumai dikarenakan masyarakat masih
sering membuang sampah plastik ke kawasan perairan yang masuk saat pasang dan berdampak
terhadap flora dan fauna di ekosistem mangrove. Tujuan dari penyuluhan ini adalah untuk
memformulasikan pembentukan kelompok pengelolaan Bank Sampah di Kelurahan Pangkalan Sesai.
Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah metode ceramah, diskusi dan dan
merancang penyusun pengelola Bank Sampah di Pangkalan Sesai. Hasil evaluasi terhadap 25 orang
peserta penyuluhan menunjukkan bahwa 90% peserta belum paham tentang bagaimana tentang
pengeloaan bank Sampah dan 10% faham sebatas kegiatannya saja. Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan ini terjadi peningkatan 70% pengetahuan tentang bagaimana cara mengelola Bank
Sampah. hal ini terlihat dari antusias peserta dalam tanya jawab dengan pemateri dan tingginya
keinginan peserta untuk membentuk Bank Sampah dengan terbentuknya formatur kepengurusan
yang terdiri Pengawas, Ketua Sekretaris. Bendahara, Devisi teknis, dan Operasional.

Kata Kunci: Bank Sampah, Pengelolaan, Pangkalan Sesai

Abstract
The increase in piles of plastic waste continues to occur along with changes in people's consumption patterns
which cannot be separated from the use of goods made from plastic in everyday life, such as plastic bags. Plastic
is widely used because it is easy to use, lightweight, and has long durability. This also occurs when plastic waste
accumulates in the mangrove area in Pangkalan Sesai Dumai because people still often throw plastic waste into
the waters which enters the waters during high tide and have an impact on the flora and fauna in the mangrove
ecosystem. The purpose of this counseling is to formulate the formation of a Garbage Bank management group in
Pangkalan Sesai Village. The method used in this extension activity is the method of lectures, discussions, and
designing the management of the Garbage Bank at Pangkalan Sesai. The results of the evaluation of 25
counseling participants showed that 90% of the participants did not understand how to manage waste banks and
10% understood only their activities. After participating in this counseling activity there was an increase of
70% in knowledge about how to manage a Waste Bank. this can be seen from the enthusiasm of the participants
in the question and answer session with the presenters and the high desire of the participants to form a Waste
Bank with the formation of a management structure consisting of Supervisors, Chief Secretary. Treasurer,
Technical and Operational Division.

Keyword: Plastic Waste, Mangrove Ecosystem, Pangkalan Sesai

Journal of Rural and Urban Community Empowerment 84


Volume 4, Issue 2. April 2023
P- ISSN 2715-9566; E-ISSN 2775-1171

1. PENDAHULUAN tekanan yang disebabkan oleh tidak


Peningkatan tumpukan sampah plastik mampunya mangrove untuk “bernafas” karena
terus terjadi seiring dengan perubahan pola terhalangnya masukan air laut, udara dan
komsumsi masyarakat yang tidak bisa lepas faktor lain yang dibutuhkan mangrove untuk
dari penggunaan barang berbahan plastik hidup. Kerusakan mangrove ini akan secara
dalam kehidupan sehari-hari, misalnya langsung maupun tidak langsung akan
kantong plastik. Plastik banyak digunakan menyebabkan hilangnya fungsi mangrove
dikarenakan mudah dalam penggunaannya, seperti fungsi fisik sebagai penahan gelombang,
ringan, dan memiliki daya tahan yang lama. fungsi ekologi dan fungsi lainnya.
Sampah-sampah plastik tersebut apabila tidak Kelurahan Pangkalan Sesai merupakan
diolah dengan baik maka akan masuk ke salah satu kelurahan yang terdapat di
perairan baik secara langsung dibuang oleh Kecamatan Dumai Barat, Kota Dumai yang
masyarakat maupun secara tidak langsung berbatasan langsung dengan pesisir dan
yaitu terbawa angin. Sampah lautan, terdapat kelompok konservasi Pencinta Alam
khususnya sampah plastik merupakan suatu Bahari (PAB) yang merupakan wisata
masalah polusi yang dihadapi baik itu secara mangrove yang berkembang saat ini.
nasional maupun internasional. Pemahaman masyarakat dan pengunjung yang
Sampah plastik yang berasal dari daratan tidak bertanggung jawab dalam membuang
masuk ke lautan tidak diketahui berapa sampah plastik wilayah perairan pantai sangat
jumlahnya, akan tetapi diperkirakan pada rendah, disamping itu sampah plastik dari
tahun 2010 sampah plastik yang dihasilkan sungai Dumai juga menambah tumpukan
oleh 192 negara-negara yang memiliki pesisir sampah plastik di sekitar ekosistem mangrove
sebanyak 127 juta ton dan yang masuk ke di wilayah tersebut.
perairan diperkirakan sebanyak 4,8 – 12,5 juta Dalam rangka menjamin kelestarian
ton (Jambeck et al., 2015). Tumpukan sampah ekosistem Kawasan pesisir dari dampak
plastik yang ada di perairan dapat menjerat pencemaran plastik, maka kegiatan
hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu penyuluhan tentang Pengelolaan Bank Sampah
laut, dan anjing laut yang menganggap untuk Mengatasi Permasalahan Limbah Plastik
kantong-kantong plastik tersebut adalah di Kelurahan Pangkalan Sesai Kota Dumai,
makanan dan akhimya mati karena tidak dapat dipandang perlu untuk digalakkan dengan
mencernanya, ketika hewan tersebut mati maka menggandeng masyarakat, swasta dan
kantong plastik yang berada di dalam generasi muda untuk membentuk kelompok
tubuhnya tetap tidak akan hancur, akhirnya pengelola Bank Sampah sehingga masyarakat
sampah plastik tersebut kembali mencemari dapat menambah pengetahuan dan kepedulian
lingkungan (Purwaningrum, 2016). Selain tentang bahaya pembuangan sampah plastik ke
dapat membahayakan bagi hewan-hewan yang perairan dan meningkatkan nilai ekonomi
ada di perairan, sampah plastik juga dapat masyarakat. Manfaat kegiatan penyuluhan ini
memberikan gangguan terhadap ekosistem secara umum diharapkan dapat melestarikan
pesisir. Salah satu ekosistem pesisir yang paling ekosistem mangrove di Kelurahan Pangkalan
rentan terhadap gangguan baik secara alami Sesai Kota Dumai dan memberikan
maupun akibat aktivitas manusia adalah peningkatan pendapatan tambahan melalui
ekosistem hutan mangrove. bank sampah.
Di beberapa daerah di Indonesia,
2. METODE
termasuk di Kota Dumai, telah terjadi
Lokasi dan Waktu Pengabdian
kerusakan pantai akibat abrasi air laut sebagai
Dalam upaya penyelamatan ekosistem
akibat dari eksploitasi hutan mangrove yang
mangrove dari bahaya dampak pencemaran
dilakukan tanpa mempertimbangkan
plastik ini masyarakat dibekali pengetahuan
kerusakan yang ditimbulkan. Selain dari
tentang dampak sampah plastik terhadap flora
kegiatan eksploitasi, sampah plastik juga dapat
dan fauna di ekosistim mangrove dan
menjadi ancaman keberlangsungan hidup
bagaimana pemamfaatan limbah sampah
ekosistem mangrove karena dapat memberikan
plastik dengan cara pendauran ulang sehingga

Journal of Rural and Urban Community Empowerment 85


Volume 4, Issue 2. April 2023
P- ISSN 2715-9566; E-ISSN 2775-1171

bernilai ekonomi yang di kelola secara masyarakat ini dimulai dengan persiapan
terorganisir dengan pembentukan Bank semenjak Juni dan pelaksanaan survey
Sampah. Bank Sampah yang di inisiasi ini pendahuluan dilakukan pada Agustus 2022
melibatkan unsur kelurahan dan masyarakat bulan selanjutnya pelaksanan kegiatan
yang bterlibat langsung dengan pengelolaan penyuluhan dilakukan pada 18 sd 19 Oktober
sampah di Kelurahan Pangkalan Sesai. 2022.
Pengabdian pada masyarakat
merupakan darma ketiga dari Tri Dharma Langkah-Langkah Kegiatan
Perguruan Tinggi dan harus dilaksanakan oleh Tahapan dalam pelaksanaan kegiatan
dosen sebagai staf pengajar melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat dilihat
secara perorangan maupun kelompok. pada Tabel 1.
Pelaksanaan kegiatan pengabdian pada

Tabel 1. Langkah pelaksanaan kegiatan


No. Materi Waktu Tempat Pelaksana
1. - Observasi lapangan. 1 bulan UNRI dan PAB DUMAI Sofyan Siregar
- Konsultasi dengan instansi Tim
terkait.
- Penyusunan materi.Penyedian
bahan dan alat
2. - Ceramah/diskusi tentang 1hari Studio alam PAB Sofyan Siregar (3
Tentang prinsif Pengelolaan mangrove sekitar PAB mahasiswa)
sampah plastik Mangrove dan
mamfaat bank sampah
3. - Proses penyusunan pengelola 1 hari Lokasi ekosistim Sofyan Siregar
Bank Sampah mangrove dan Tim
dilingkungan
Mangrove PAB
4. - Evaluasi dan penyusunan 1 bulan Sofyan Siregar
laporan dan Tim

Metode kegiatan yang dilakukan adalah pengelolaan bank sampah yang melibatkan
dalam bentuk penyuluhan tentang Penyuluhan berbagai stake holder.
Pengelolaan Bank Sampah Untuk Mengatasi
Permasalahan Limbah Plastik Di Kelurahan Teknik Penyelesaian Masalah
Pangkalan Sesai Kota Dumai. Tahapan awal Masalah Masalah utama yang dihadapi
pelaksanaan penyuluhan ini dimulai dengan oleh masyarakat di Kelurahan pangkalan Sesai
menghubungi beberapa /tokoh masyarakat di Kota Dumai adalah masih kurang pengetahuan
Kelurahan pangkalan Sesai Kota Dumai masyarakat tentang dampak limbah plastik
memastikan kesediaan untuk berpartisipasi terhadap ekosistem mangrove dan
dalam penyuluhan ini. Dalam penyuluhan ini pemamfaatan limbah plastik yang dikelola
juga melibatkan Mahasiswa Jurusan Ilmu melalui bank sampah. Oleh karena itu kegiatan
Kelautan Universitas Riau dan perwakilan penyuluhan merupakan cara yang terbaik
kelompok pengelola mangrove. Selanjutnya untuk meningkatkan pengetahuan dan
dilakukan penyuluhan dalam bentuk ceramah pemahaman.
dan diskusi interaktif, peragaan materi secara Adapun bentuk kegiatan yang mudah
teoritis melalui media slide projector dan penyerapan dan penerapannya adalah
kunjungan ke lapangan untuk membahas penyuluhan dengan cara ceramah, diskusi dan
bagaimana cara meningkatkan pengetahuan mensimulasikan pembentukan Bank sampah
tentang bahaya pencemaran plastik terhadap yang melibatkan seluruh peserta pelatihan.
ekosistem mangrove dan bagaimana cara

Journal of Rural and Urban Community Empowerment 86


Volume 4, Issue 2. April 2023
P- ISSN 2715-9566; E-ISSN 2775-1171

Alat Ukur Ketercapaian hutan mangrove tersebut. Disamping itu,


Ada beberapa hal yang dapat dijadikan Kelurahan Pangkalan Sesai dilewati sungai
sebagai alat ukur tercapainya tujuan kegiatan dumai sepanjang 1,3 km sebagian besar sampah
pengabdian ini: plas tik juga di buang ke sungai dan banyak
1. Tingginya minat dan antusiasme tersangkut ke akar mangrove yang
masyarakat dalam mengikuti kegiatan. dikhawatirkan mengakibatkan terjadinya
2. Jumlah masyarakat yang turut serta dalam gangguan ekosistem di kawasan ini seperti
mengikuti kegiatan punahnya berbagai jenis flora dan fauna. Untuk
3. Keseriusan masyarakat dalam mengikuti mengatasi permasalahan peningkatan
setiap materi yang diberikan. timbunan sampah plastik di Kawasan ekosistim
4. Pemahaman masyarakat pada materi yang perairan di Kelurahan Pangkalan Sesai maka
diberikan Potensi yang dimiliki Kelurahan Pangkalan
5. Terbentuknya Formatur Pengelola Bank Sesai dalam pengembangan pemberdayaan
Sampah masyaraka dalam pengelolaan Bank Sampaht
antara lain:
Rencana Evaluasi 1. Kawasan Ekosistim Mangrove sudah di
Ada dua jenis evaluasi yang digunakan jadikan objek wisata oleh kelompok
dalam penyuluhan ini yaitu: 1) evaluasi Konsevasi PAB.
perubahan pengetahuan, 2) evaluasi dampak. 2. Terdapatnya kelembagaan desa yang
Evaluasi perubahan pengetahuan dilakukan sudah memperoleh dana bantuan Desa.
secara diskriptif dengan memberikan 3. Jumlah penduduk yang cukup banyak 2525
pertanyaan ke pasa perserta tentang Kepala Keluarga
pengelolaan bank sampah dan diakhir sesi 4. Terdapat 3 kelompok masyarakat pengelola
pemberian materi peserta secara acak diminta sampah.
kembali untuk menjelaskan tentang 5. Terdapatnya Lembaga Pemberdayaan
pemahaman peserta terhadap materi yang telah Masyarakat Kelurahan (LPMK)
di jelaskan. Evaluasi dampak dilakukan dua
bulan setelah kegiatan penyuluhan berakhir Solusi Pengembangan (Pemberdayaan)
tentang pemahaman masyarakat dan Masyarakat
pembentukan Bank Sampah telah di inisiasi. Pemberdayaan masyarakat adalah
peningkatan kemampuan dan kemandirian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN masyarakat dalam meningkatkan taraf
Potensi Pengembangan (Pemberdayaan) hidupnya. Pemberdayaan sendiri merupakan
Masyarakat suatu proses yang berjalan terus menerus.
Kecamatan Dumai Barat merupakan Pemberdayaan masyarakat antara lain
salah satu kecamatan tertua di Kota Dumai dilakukan melalui partisipasi masyarakat.
dengan luas daratan 44,98 km2. Letak Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
Kecamatan Dumai Barat tepat berada di barat pembangunan memiliki hubungan yang sangat
Kota Dumai dengan ibu kota kecamatan erat satu sama lainnya. Berapa solusi yang
Purnama. Kelurahan Pangkalan Sesai adalah dapat di lakukan dalam rangka pengembangan
salah satu kelurahan di Kecamatan Dumai pemberdayaan masyarakat Kelurahan
Barat yang memiliki wilayah. mangrove. Salah Pangkalan Sesai untuk mengatasi kerusakan
satu faktor yang mengakibatkan rusaknya yang terjadi di ekosistem mangrove khususnya
hutan mangrove di kelurahan pangkalan sesai akibat pencemaran limbah plastik adalah:
ini dipengaruhi pengembangan wisata pantai a. Peningkapan pengetahuan masyarakat
dan mangrove sehingga terjadi pembuangan dalam pengelolaan prinsip prinsip dampak
limbah plastik dari pengunjung serta limbah plastik terhadap ekosistem
masyarakat sekitar. mangrove.
Secara langsung maupun tidak langsung b. Merevitalisasi kelompok masyarakat yang
akan mengakibatkan menurunnya kualitas ada dalam pemamfaatan limbah plastik
perairan dan akan berdampak pada ekosistem melalui daur ulang di Pangkalan Sesai

Journal of Rural and Urban Community Empowerment 87


Volume 4, Issue 2. April 2023
P- ISSN 2715-9566; E-ISSN 2775-1171

sebagai cikal bakal pembentukan Bank Sebelum diskusi dimulai, yaitu pada
sampah. awal kegiatan para peserta diajak berdiskusi
c. Peningkatan kemampuan masyarakat dalam tentang pengelolaan pengelolaan sampah
organisasi yang sudah di bentuk untuk plastik selama ini di desa Pangkalan Sesai dan
mengelola Bank sampah sebagai solusi masyarakat belum memahami secara benar.
pencemaran sampah ke ekosistem. Setelah penjelasan materi melalui slide
projektor sebagian besar peserta para peserta
Tingkat Ketercapaian Sarana Program sudah mulai memahami pengelolaan dan
Dari hasil evaluasi yang dilakukan pelestarian mangrove pembentukan kelompok
diperoleh hal-hal antara lain: pengelolaan sampah dan mereka sangat
1. Kehadiran peserta dalam mengikuti bersemangat ketika diskusi pembentukan
penyuluh selama kegiatan berlangsung pengurus Formatur pengurus Bank sampah.
mencapai 99% dari jumlah yang diharapkan. Berdasarkan hasil evaluasi yang
Ini menandakan bahwa para peserta sangat dilakukan, ternyata peserta penyuluhan telah
berminat dan antusias sekali terhadap mempunyai pengetahuan dan pemahaman
materi yang disampaikan. yang cukup memuaskan untuk melakukan
2. Dari hasil pengamatan ternyata tampak tindakan-tindakan dalam usaha
keseriusan mereka dalam mengikuti setiap penanggulangan masalah yang berkaitan
materi yang diberikan. Mereka banyak dengan pengelolaan sampah plastik yang ada
mengajukan pertanyaan dan ikut berdiskusi di kawasan mangrove Pangkalan Sesai dan
secara aktif. tersusunnya struktur organisasi Bank sampah.
3. Selama kegiatan diskusi, peserta Hasil diskusi peserta penyuluhan
menunjukkan semangat yang lebih tinggi menyepakati formatur struktur pengelolaan
lagi sehingga terjadi diskusi-diskusi Bank Sampah di Kelurahan Pangkalan Sesai
mengenai materi yang disuluhkan dan (Gambar 1).
bagaimana sebaiknya mereka dapat ikut
serta dalam usaha pengelolaan dan
pelestarian lingkungan.

Pengawas
Darwis M. Saleh

Sekretaris Binawati Bendahara


(LPMK) Narti
(Masyarakat Wisata)
Ketua
Rudi (LPMK)

Teller/Kasir

Divisi Kreatifitas
Divisi Teknis
masyarakat pendaur
pengumpul sampah ulang

Gambar 1. Struktur pengelolaan bank sampah di Kelurahan Pangkalan Sesai

Journal of Rural and Urban Community Empowerment 88


Volume 4, Issue 2. April 2023
P- ISSN 2715-9566; E-ISSN 2775-1171

Faktor-faktor pendukung rupa sehingga pada saat penyuluhan


Faktor-faktor pendorong sehingga dilakukan, masyarakat dapat hadir di lokasi
terlaksananya penyuluhan pengelolaan dan penyuluhan.
pelestarian lingkungan ini adalah: Meskipun pengetahuan masyarakat yang
1. Animo masyarakat untuk ingin tahu mengikuti kegiatan penyuluhan tentang
tentang pengelolaan sampah plastik pengelolaan sampah plastik melalui
mangrove cukup tinggi. Pengelolaan bank sampah masih kurang,
2. Adanya Kelompok Konservasi namun secara keseluruhan mereka akhirnya
mangrove Pencinta Alam Bahari (PAB), dapat memahami materi yang disuluhkan,
Masyarakat Wisata dan LPMK di karena materi penyuluhan berlangsung secara
Kelurahan Pangkalan Sesai. interkatif secara bersama sama merumuskan
3. Adanya inisiatif tim penyuluh untuk struktur organisasi Bank sampah dan
melakukan kegiatan ini dalam rangka menentukan tugas kewajiban. Meskipun
menyumbangkan ilmu pengetahuan masyarakat yang mengikuti
pengetahuannya. kegiatan penyuluhan tentang Pengelolaan Bank
Sampah masih kurang, namun secara
Faktor-faktor penghambat keseluruhan mereka akhirnya dapat
Secara teknis pelaksanaan penyuluhan memahami materi yang disuluhkan, karena
ini tidak mengalami hambatan yang berarti materi penyuluhan berlangsung secara
karena pelaksanaannya dilakukan melalui interkatif serta diskusi untuk memutuskan
perencanaan yang telah disusun sedemikan susunan pengurus (Gambar 2).

Gambar 2. Kegiatan penyuluhan

Evaluasi kawasan mangrove hal ini terlihat dari Tanya


Hasil evaluasi terhadap 25 orang peserta jawab yang dilakukan oleh pemateri.
penyuluhan menunjukkan bahwa 90% peserta Berdasarkan kunjungan ke kawasan mangrove
belum paham tentang dampak pencemaran dan saran dari peserta perlu adanya
plastik terhadap ekosistem mangrove dan 10% peningkatan sarana prasarana pendukung
faham sebatas kegiatannya saja. Setelah kegiatan ekowisata dan pendampingan
mengikuti kegiatan penyuluhan ini terjadi masyarakat untuk dapat sebagai pemandu
peningkatan 70% pengetahuan tentang ekowisata mangrove.
bagaimana cara mengelola sampah plastik di

Journal of Rural and Urban Community Empowerment 89


Volume 4, Issue 2. April 2023
P- ISSN 2715-9566; E-ISSN 2775-1171

4. KESIMPULAN DAN SARAN Departemen Kehutanan. (2004). Statistik


Beberapa kesimpulan yang dapat diambil Kehutanan Indonesia, Forestry Statistics of
dari kegiatan penyuluhan ini antara lain yaitu : Indonesia 2003. Badan Planologi
1. Kegiatan penyuluhan ini dirasakan sangat Kehutanan, Departemen Kehutanan,
besar manfaatnya, dimana masyarakat Jakarta.
sangat aktif dalam berdiskusi. Department of Forestry of Republic of
2. Penyuluhan ini telah membuka cakrawala Indonesia. (1997). National Strategy for
berfikir masyarakat untuk ikut Mangrove Management in Indonesia.
melestarikan ekosistim mangrove dengan Jakarta: Department of Forestry of
tidak membuan sampah plastik ke sungai, Republic of Indonesia
laut dan kawasan mangrove serta
Hilmi, E. (1998). Astimation of mangrove greenbelt
meningkatkan ekonomi masyarakat
baced on system analysys aproach (Case
dengan pengelolaan sampah plastik
Study in Muara Angke Jakarta). [Thesis].
melalui program daur ulang sampah
The Postgraduated Program, IPB. Bogor
plastik yang di kelola oleh Bank Sampah
3. Materi yang disuluhkan dapat diserap [IUCN] International Union for Conservationof
peserta, karena pengetahuan yang Nature and Natural Resources and
diberikan mudah dipahami untuk Mangrove Action Project - Indonesia.
dilaksanakan. (2007). Kebijakan Untuk Mangrove -
Mengkaji Kasus dan Merumuskan
UCAPAN TERIMA KASIH Kebijakan. IUCN Publications Services.
Ucapan terima kasih dihaturkan Kusmana, C., Wilarso, S., Hilwan, I.,
kepada DIPA Program Pascasarjana Pamoengkas, P., Wibowo, C., Tiryana, T.,
Universitas Riau selaku pemberi dana, Kepala Triswanto, A., Yunasfi, H. (2003). Teknik
Desa Mengkapan, Kelompok Pecinta Alam Rehabilitasi Mangrove. Fakultas
Bahari (PAB) dan Mahasiswa Universitas Riau Kehutanan IPB. Bogor, 177.
yang telah berkontribusi besar dalam
Purnobasuki, H. (2005). Tinjauan Perspektif
pelaksanaan kegiatan ini.
Hutan Mangrove. Airlangga University
Press.
DAFTAR PUSTAKA
Aksornkoae, S. (1993). Report on Mangrove Saepulloh, C. (1995). Akumulasi Logam Berat (Pb,
Seminars in latin America: Honduras, Cd, Ni) pada jenis Avicennia marina di
Costa Rica, Panama, and Equador. Hutan Lindung Kapuk, DKI. Sarjana
Consultancy Report. FAO, Rome, Italy Kehutanan dan Disertasi Doktor
Program Pasca Sarjana, IPB. Bogor
Anwar, J., Damanik, S.J., Hisyam N., Whitten,
A.J. (1984). Ekologi ekosistem Sumatra. Supriharyono. (2000). Pelestarian dan Pengelolaan
Gajah Mada Universitay Press, Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir
Yogyakarta. Tropis. Gramedia Pustaka Utama.

Bengen, D.G. (2001). Sinopsis Ekosistem dan Suryana, Y., Nur, H.S., Hilmi, E. (1998).
Sumber Daya Alam Pesisir. Institut Hubungan antara Keberadaan Lebar Jalur
Pertanian Bogor: Pusat kajian Sumber Mangrove dengan Kondisi Biofisik Ekosistem
Daya Pesisir dan Lautan. Mangrove. Fakultas Kehutanan
Universitas Winayamukti, Bandung.
Dahuri, R., Rais, J., Ginting, S.P., Sitepu, M.J.
(1996). Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Thomlinson, P.B. (1986). The Botany of
Pesisir dan Lautan secara Terpadu. Pradnya Mangroves. Cambridge University Press,
Paramita, Jakarta. 305 hlm. Cambridge, UK.

Journal of Rural and Urban Community Empowerment 90

Anda mungkin juga menyukai