Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Sapto Aji

Nim : 1902025236

SEMANGAT KERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI

A. Pengertian Semangat Kerja

Semangat kerja adalah suatu sikap kejiwaan yang dimiliki oleh wirausaha untuk bekerja lebih giat
dengan mencurahkan segala kemampuan yang dimiliki sehingga dapat menjalankan dan mencapai
tujuan usaha secara optimal. Semangat kerja digunakan untuk menggambarkan suasana keseluruhan
yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah, bahagia, optimis,
menggambarkan bahwa karyawan tersebut mempunyai semangat kerja tinggi dan jika karyawan suka
membantah, menyakiti hati, kelihatan tidak tenang maka karyawan tersebut mempunyai semangat kerja
rendah.

Semangat kerja adalah sikap individu untuk bekerja sama dengan disiplin dan rasa tanggug jawab
terhadap kegiatannya. Menurut Anaroga (1993), semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara
lebih giat sehingga pekerjaan cepat selesai dan lebih baik serta ongkos per unit dapat diperkecil.
Semangat kerja merupakan perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan yang
lebih banyak dan lebih baik (George D. Hasley, 1992: 65). Menurut Siswato (2001), semangat kerja dapat
diartikan sebagai suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok
yang dapat menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat
dan konsekuen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan Perusahaan. Menurut Gondokusumo
(1995), semangat kerja adalah refleksi dari Sikap pribadi atau sikap kelompok terhadap kerja dan kerja
sama.

Dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan semangat kerja
adalah kemampuan atau kemauan setiap individu atau sekelompok orang untuk saling bekerja sama
dengan giat dan disiplin serta penuh rasa tanggung jawab disertai kesukarelaan dan kesediaannya
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, untuk mengetahui tinggi rendahnya semangat kerja
karyawan suatu organisasi adalah melalui presensi, kerja sama, tanggung jawab, kegairahan dan
hubungan yang harmonis. Untuk pengertiannya maka akan diuraikan penjelasannya sebagai berikut.

B. Aspek-Aspek Semangat Kerja

Menurut (Maier, 1998: 119), seseorang yang memiliki semangat kerja tinggi mempunyai alasan
tersendiri untuk bekerja, yaitu benar-benar menginginkannya. Hal tersebut mengakibatkan orang
tersebut memiliki kegairahan, kualitas bertahan dalam menghadapi kesulitan untuk melawan frustasi,
serta memiliki semangat berkelompok. Ada empat aspek yang menunjukkan seseorang mempunyai
semangat kerja yang tinggi, sebagai berikut.

A. Kegairahan
Seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja juga memiliki motivasi dan dorongan bekerja.
Motivasi akan terbentuk bila seseorang memiliki keinginan atau minat dalam mengerjakan
pekerjaannya. MenurutJucius (1959), yang lebih dipentingkan oleh para karyawan adalah yang
seharusnya bekerja untuk organisasi, bukan lebih mementingkan pada apa yang mereka dapat.

B. Kekuatan untuk melawan frustasi

Aspek ini menunjukan adanya kekuatan seseorang untuk selalu konstruktif walaupun sedang mengalami
kegagalan yang ditemuinya dalam bekerja. seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi tentunya
tidak akan memiliki sifat pesimis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya.

C. Kualitas untuk bertahan

Aspek ini tidak langsung menyatakan seseorang yang mempunyai semangat kerja yang tinggi maka tidak
mudah putus asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran di dalam pekerjaannya. Ini berarti ada
ketekunan dan keyakinan penuh dalam dirinya. Keyakinan ini menurut Maier (1998: 120), menunjukkan
bahwa seseorang yang mempunyai energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang
dengan baik. Hal ini yang meningkatkan kualitas untuk bertahan. Ketekunan mencerminkan seseorang
memiliki kesungguhan dalam bekerja sehingga tidak menganggap bahwa bekerja bukan hanya
menghasilkan waktu saja, melainkan sesuatu yang penting.

D. Semangat kelompok

Semangat kelompok menggambarkan hubungan antarkaryawan. Dengan adanya semangat kerja, maka
para karyawan akan saling bekerja sama, tolong-menolong, dan tidak saling menjatuhkan. Jadi,
semangat kerja di sini menunjukkan adanya kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain agar orang
lain dapat mencapai tujuan bersama.

Menurut Sugiyono (Utomo, 2002),aspek-aspek semangat kerja karyawan dapat dilihat dari beberapa
segi berikut ini.

A. Disiplin yang tinggi.

Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan bekerja giat dan dengan kesadaran mematuhi
peraturan-peraturan yang berlaku dalam perusahaan.

B. Kualitas untuk bertahan.

Menurut Alport, orang yang mempunyai semangat kerja tinggi, tidak mudah putus asa dalam
menghadapi kesukaran-kesukaran yang timbul dalam pekerjaannya. Hal ini berarti orang tersebut
mempunyai energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik. Hal ini
dapat meningkatkan kualitas seseorang untuk bertahan.

C. Kekuatan untuk melawan frustasi.


Seseorang yang mempunyai semangat kerja tinggi tidak memiliki sikap yang pesimistis apabila menemui
kesulitan.

D. Semangat berkelompok.

Adanya semangat kerja Mereka membuat akan karyawan saling lebih berpikir sebagai "kami" daripada
sebagai "saya". Mereka akan saling tolong-menolong dan tidak saling bersaing untuk saling
menjatuhkan.

Menurut Kossen (1993), menyebutkan beberapa hal yang terjadi tanda-tanda peringatan semangat
kerja yang rendah, yaitu sebagai berikut.

A. Kemangkiran

Apabila pekerja menyenangi pekerjaan mereka, maka mereka akan melakukan usaha yang diperlukan
untuk berbuat apa saja yang diharapkan perusahaan dari mereka. Tetapi, para pekerja sendiri telah
berubah kerjanya. Akibatnya, pada beberapa perusahaan timbul problem-problem yang dibuktikan
tingginya angka kemangkiran.

B. Kelambatan

Keterlambatan yang berlebihan merupakan tanda bahaya semangat kerja yang rendah. Karyawan sering
kali datang ke tempat kerja tidak tepat waktu, hal ini karena mereka merasa tidak memperoleh
kepuasan dan keuntungan dari pekerjaan mereka.

C. Pergantian yang tinggi

Dalam setiap organisasi ada karyawan yang keluar dan ada karyawan Iain diterima kerja pada
perusahaan tersebut. Apabila angka pergantian mulai naik secara abnormal, menunjukkan tanda bahaya
dari semangat kerja yang buruk.

D. Mogok dan sabotase

Pemogokan dan sabotase merupakan contoh ekstrem ketidakpuasan dalam angkatan kerja.

E. Ketiadaan kebanggaan dalam kerja

Ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaan tempat dia bekerja sering kali
menimbulkan sikap ketidakpedulian terhadap pekerjaannya. Hal ini menimbulkan kegagalan karyawan
merasakan kebanggaan dalam pekerjaan. Sikap ketidakpedulian karyawan terhadap pekerjaannya
menunjukkan semangat kerja yang rendah.

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Semangat Kerja


Gellerman (1994) menyatakan bahwa moral kerja meliputi tiga bidang; Pertama, menyangkut kepuasan
di luar pekerjaan seperti pendapatan, rasa aman, dan kedudukan yang lebih tinggi. Kedua, menyangkut
kepuasan terhadap pekerjaan, yaitu minat kerja, peluang untuk maju, dan prestise dalam organisasi.
Ketiga, menyangkut kepuasan pribadi dan rasa bangga atas profesinya. Lateiner (1985) mengatakan
bahwa faktor yang memengaruhi semangat kerja adalah kebanggaan pekerja atas pekerjaannya, hasrat
untuk maju, perasaan telah diberlakukan dengan baik, kemampuan untuk bergaul dengan kawan
sekerja, dan kesadaran akan tanggung jawab pekerjaan.

Faktor-faktor yang memengaruhi semangat kerja adalah sebagai berikut.

1. Hubungan yang harmonis antara pimpinan dan bawahan, yaitu adanya hubungan timbal balik yang
saling menguntungkan antara pimpinan dan bawahan sehingga dapat bekerja sama untuk mencapai
tujuan organisasi.

2. Kepuasan para karyawan pada tugas dan pekerjaannya, yaitu adanya rasa percaya diri para karyawan
untuk menyelesaikan tugas dan kewajibannya secara sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin demi
tercapainya tujuan organisasi.

3. Terdapatnya sesuatu suasana dan iklim kerja yang bersahabat dengan anggota-anggota lain dalam
organisasi, yaitu tercapainya suatu kondisi yang dapat memberikan semangat kerja dan mendukung
terselesainya tugas dan pekerjaannya dengan rasa senang. Kondisi semacam ini akan tercipta jika
hubungan kerja terjalin semestinya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab serta hal dan kewajibannya
masing-masing.

4. Adanya tingkat kepuasan ekonomi sebagai imbalan untuk jerih payahnya, yaitu adanya upah yang
sesuai dengan pekerjaan yang diberikan sehingga dapat memberikan rasa aman dan nyaman yang
mampu memenuhi kebutuhannya secara layak.

5. Rasa kemanfaatan bagi tercapainya tujuan organisasi yang juga merupakan tujuan bersama, yaitu
adanya tujuan yang jelas yang ingin dicapai yang pada akhirnya akan berguna untuk kepentingan
bersama.

6. Adanya jiwa, jaminan kepastian serta perlindungan organisasi, yaitu adanya perlindungan kerja dan
jaminan keselamatan pada setiap kecelakaan yang terjadi pada karyawan saat dia menjalankan tugas
dan tanggungjawabnya sehingga karyawan merasa aman dalam menyelesaikan pekerjaannya.

7. Adanya lingkungan fisik suatu kantor, yaitu adanya suatu kondisi fisik dimana karyawan melaksanakan
tugas dan kewajiban serta memengaruhi dirinya dalam memberikan tugas yang diberikan kepadanya.

D. Semangat Kerja dan Kegairahan Kerja

Kegairahan kerja adalah kesenangan yang mendalam terhadap pekerjaan sehingga wirausaha yang
bekerja dengan dilandasi semangat dan kegairahan kerja tidak cepat lelah dalam bekerja.
1. Gejala Turunnya Semangat dan Gairah Kerja

Dengan mengetahui gejala turunnya semangat dan kegairahan kerja, maka dapat diambil tindakan-
tindakan pencegahan masalah sedini mungkin, anlara lain dengan cara berikut ini.

A. Tingkat absensinya yang tinggi. Untuk melihat apakah naiknya tingkat absensi tersebut merupakan
sebab turunnya semangat dan kegairahan kerja maka kita tidak boleh melihat naiknya tingkat absensi ini
secara perorangan, tetapi harus dilihat secara rata-rata.

B. Kegelisahan dimana-mana. Kegelisahan di lingkungan kerja akan terjadi bilamana semangat dan
kegairahan kerja turun, sebagai seorang pemimpin, kita harus dapat mengetahui adanya kegelisahan-
kegelisahan yang timbul di lingkungan kerja perusahaan. Kegelisahan ini dapat terwujud dalam bentuk
ketidaktenangan kerja, keluh kesah, dan lain-lain.

C. Tingkat perpindahan buruh yang tinggi. Keluar masuknya karyawan yang meningkat tersebut,
terutama adalah disebabkan karena ketidaktenangan mereka bekerja pada perusahaan tersebut,
sehingga mereka berusaha untuk mencari pekerjaan yang lain yang dianggap lebih sesuai. Tingkat keluar
masuknya buruh yang tinggi selain dapat menurunkan produktivitas kerja, juga dapat mengganggu
kelangsungan jalannya perusahaan tersebut.

D. Tuntutan yang sering kali terjadi. Tuntutan sebenarnya merupakan perwujudan dari ketidakpuasan,
dimana pada tahap tertentu akan menimbulkan keberanian untuk mengajukan tuntutan.

E. Pemogokan. Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat dan kegairahan kerja
adalah bilamana terjadi pemogokan. Hal ini disebabkan pemogokan merupakan perwujudan dari
ketidakpuasan dan kegelisahaan para karyawan.

2. Sebab-Sebab Turunnya Semangat dan Kegairahan Kerja

Menurut Nitisemito turunnya semangat dan kegairahan kerja itu karena banyak sebab, Pada prinsipnya
turunnya dan kegairahan kerja disebabkan ketidakpuasan dari para karyawan. Sumber ketidakpuasan
dapat bersifat material dan nonmaterial. Yang bersifat material, misalnya: rendahnya upah yang
diterima, fasilitas yang minim dan lain-lain, sedangkan yang bersifat nonmaterial, misalnya:
penghargaan sebagai manusia, kebutuhan untuk partisipasi, dan lain-lain.

3. Cara Meningkatkan Semangat dan Gairah Kerja

Untuk meningkatkan semangat dan gairah kerja, menurut Nitisemito, dapat ditempuh dengan cara
berikut.

A. Gaji yang cukup. Setiap perusahaan seharusnya memberikan gaji yang cukup kepada karyawannya.
Cukup berarti jumlah uang yang mampu dibayarkan perusahaan tanpa menimbulkan kerugian bagi
perusahaan.
B. Pemberian fasilitas yang menyenangkan. Setiap perusahaan bila memungkinkan hendaknya
menyediakan fasilitas yang menyenangkan bagi karyawannya. Fasilitas itu dapat berupa tempat ibadah,
kantin, dan sebagainya.

C. Menempatkan karyawan pada posisi yang tepat. Posisi yang tepat maksudnya adalah sesuai dengan
keterampilan masing-masing, ketidaktepatan menempatkan posisi para karyawan akan menyebabkan
jalannya pekerjaan kurang lancar dan hasilnya tidak memuaskan.

D. Memberikan kesempatan pada karyawan untuk maju. Dengan adanya kesempatan untuk maju maka
akan mendorong semangat dan gairah kerja karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.

E. Mengusahakan karyawan mempunyai loyalitas. Kesetiaan atau loyalitas karyawan pada perusahaan
dapat menimbulkan rasa tanggungjawab. Tanggung jawab dapat menciptakan semangat dan gairah
kerja. Adapun caranya dengan memberikan kesempatan pada karyawan untuk ikut serta dalam
pembelian saham perusahaan yang bersangkutan dan lain sebagainya.

F. Harga diri perlu mendapatkan perhatian. Pemimpin perusahaan harus dapat menghargai diri
karyawannya bila mereka ingin dihargai. Orang akan Iebih senang bekerja dengan gaji yang rendah tapi
dihargai dari pada dengan gaji yang tinggi, tetapi perusahaan tersebut merendahkan mereka.

G. Ajak karyawan untuk berunding serta mengatasi pelaksanaan pada perusahaan. Apabila pimpinan
dalam melaksanakan pekerjaannya mengalami suatu masalah untuk dipecahkan, secara pribadi maka
karyawan perlu diajak berunding.

H. Memerhatikan rasa aman untuk menghadapi masa depan. Untuk menciptakan rasa aman
menghadapi masa depan, perusahaan dalam melaksanakan program pensiun bagi karyawan. Variasi
dengan cara ini adalah bahwa di samping menyisihkan sebagian dari keuntungan perusahaan, gaji
karyawan dipotong untuk disetor bagi jaminan hari tua.

I. Sekali-sekali perlu menciptakan suasana santai. Memberikan suasana santai bagi karyawan
dimaksudkan agar karyawan tidak mengalami kebosanan dalam melakukan pekerjaan tiap hari.

E. Semangat Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja

Apabila makna pekerjaan adalah positif, maka seorang karyawan diharapkan bekerja produktif. Positif
dimaksudkan bahwa karyawan memandang pekerjaan yang dikerjakan harus diselesaikan dengan
semangat kerja yang tinggi. Produktivitas tidaklah berarti membuat karyawan bekerja lebih lama atau
bekerja lebih keras, tetapi peningkatan produktivitas lebih banyak menekankan hasil dari perencanaan
yang tepat, investasi yang bijaksana, teknologi yang baru, cara kerja yang lebih baik, dan efesiensi yang
lebih tinggi. Pemupukan loyalitas dan semangat kerja sangat penting mendapat perhatian karena
apabila manajemen berhasil menumbuhkan semangat kerja yang tinggi dan memupuk perasaan loyal di
kalangan para karyawan, dapat diperkirakan karyawan tidak akan menampilkan perilaku negatif yang
dapat merusak citra perusahaan. Pada gilirannya, loyalitas dan semangat kerja akan mendorong
karyawan untuk bersedia membuat komitmen yang diperlukan yang lebih menjamin keberhasilan
perusahaan mencapai tujuan. Oleh karena itu, kiat yang dipelajari dan dikuasai manajemen ialah
memupuk loyalitas dan membina semangat kerja dengan memberikan keyakinan kepada karyawan
bahwa loyalitas yang mantap dan semangat kerja yang tinggi akan memungkinkan mereka mencapai
sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupannya, seperti karier yang mantap, penghasilan yang memadai,
perolehan kedudukan, dan aktualisasi diri. Semua itu akan mendorong mereka untuk bekerja
meningkatkan produktivitas kerja.

F. Upaya Membina Semangat Kerja

Membina semangat kerja karyawan perilu dilakukan secara terus-menerus agar mereka menjadi
terbiasa mempunyai semangat kerja yang tinggi. Dengan kondisi demikian, karyawan diharapkan dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik dan kreatif. Pembinaan semangat kerja akan dapat berhasil jika
pimpinan benar-benar menempatkan dirinya bersama-sama dengan karyawan dan berusaha
memperbaiki kondisi kerja agar kondusif sehingga suasana kerja turut mendukung terbinanya semangat
kerja. Menurut Saydam (1996), keberhasilan pembinaan semangat kerja sangat tergantung pada
supervisi yang bermutu, kondisi kerja yang menyenangkan, adanya kesempatan untuk berpartisipasi,
hubungan yang harmonis, dan adanya aturan main yang jelas. Selain itu, teknik Pengawasan dan
kebijakan manajemen meliputi pengawas berusaha agar karyawan mempunyai minat kerja yang besar,
memberi pujian, ada hubungan timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat, kondisi fisik
pekerjaan, kesempatan peralatan kerja, dan prosedur untuk memerhatikan keluhan karyawan.

Anda mungkin juga menyukai