Anda di halaman 1dari 3

KONSELING PRAKTIK D

Konseling Yang Berfokus Pada Solusi

Nama : Theo Kevin Andar Joseph Sihombing

Nim : 712017126

A. Data umum yang Di Dampingi


Nama : Asep (nama samaran)
Umur : 23 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Suku : Batak Karo
B. Pembinaan Hubungan

Pada tahap yang pertama adalah dengan melakukan membangun relasi antara konseli
dan konselor melalui percakapan kecil, yang dimana nanti konseli akan bercerita dengan
leluasa kepada konselor. Dengan cara itu konseli akan menceritakan semua masalah yang
dipendamnya selama satu minggu terakhir ini. Saya sebagai konselor dan konseli adalah
teman saya dimedan yang berinisial Asep. Saya sebagai konselor harus dapat membangun
pembicaraan yang mengarah kepada konseli untuk dapat menemukan jalan keluar dan
solusi. Masalah yang diceritakan oleh teman saya ini baru seminggu terakhir belakangan
ini.

C. Identifikasi Masalah

Terkait dengan masalah yang dihadapi dalam kehidupan orang yang saya dampingi,
hal ini kalau menurut saya merupakan suatu kegagalan dia untuk masa depan yang akan
dia hadapi dan termasuk kegagalan saya sebagai teman, untuk menjaga dan memberikan
arahan kepada mereka.

Masalah yang terjadi disini yaitu kehamilan diluar nikah. Disini saya sebagai konselor
melihat beberapa perbedaan dalam kehidupan dari asep, sebelum ia mendapatkan masalah
ini, konseli sering menjumpai saya dan teman” di tongkrongan dan setelah itu seminggu
belakangan ini tidak pernah menjumpai saya dan teman” di tongkrongan. Dan Ketika
konseli ini tiba-tiba menjumpai saya dan menceritakan masalahnya kepada saya. Akan
tetapi saya melakukan pendekatan. Lalu konseli menceritakan masalah yang Ia hadapi.
Saya sebagai konselor menempatkan diri untuk memberikan berupaya nasehat kepada
konseli, karena konseli ingin melakukan Tindakan yang tidak masuk akal yaitu mau
minum racun, akhrinya saya memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membagun
pemikiran sang konseli untuk terbuka sehingga konseli dapat memikirkan harapan yang
terbaik ke depan. Akan tetapi disini saya sebagai konselor bukan hanya memberikan
pertanyaan, tetapi memberikan motivasi-motivasi kecil untuk membangkitkan masalah
dan memikirkan hal-hal positif.

D. Penetapan Tujuan

Pada penetapan tujuan yang dilakukan konselor dan konseli adalah melakukan
perbincangan yang mengarahkan kepada tujuan yang spesifik untuk dia berfikir lebih
jernih untuk memberikan solusi terbaik dalam menangani masalah yang konseli hadapi.
Saya sebagai konselor memberikan pengalaman singkat kepada konseli bahwa jangan
sampai konseli melakukan hal-hal yang bisa membuat konseli celaka. Karena saya
sebagai konselor juga pernah dalam fase yang ia dapati masalah sekarang. Yang
dimaskud bukan saya yang melakukan hamil diluar nikah, akan tetapi ada dalam keluarga
saya. Dalam hal ini konselor ingin memberi tahu kepada konseli apa yang dilakukannya
memang salah akan tetapi konseli juga harus bertanggung jawab atas kesalahannya,
bukan melakukan semacam lari dari masalah atau juga mengugurkan kandungan pada
cewek tersebut. Saya dan konseli bersepakat menurut pendapatnya untuk menjumpai
keluarga si cewek dan memberi tahu kepada keluarga konseli. Dan saya mengatakan
kepada konseli apapun yang masalah yang akan ia hadapi saat memberi tahu kepada
keluarga si cewek dan keluarga konseli, ia harus dapat menerima konsekuensi yang ia
lakukan.

E. Merancang dan Melaksanakan Intervensi

Berfokus pada konseli dalam menyelesaikan dan melaksanakan solusi yang sudah
disepakati oleh konselor dan konseli, dan itu merupakan Langkah paling terbaik untuk
dapat menyelasaikan masalah yang terjadi ini. pada fase ini saya sebagai konselor harus
dapat memadukan pemahaman konselor dan konseli dalam menggunakan strategi untuk
mendorong perubahan. Dengan komunikasi saya dan konseli beberapa hari lalu, konseli
berbicara kepada seluruh keluarga dan menemukan titik sepakat antara keluarga.
F. Terminasi, Evaluasi dan Tindak Lanjut

Seperti yang sudah saya jelakan sebelumnya konseli sudah menemukan solusi dalam
mengatasi masalahnya, tetapi Kembali mengingat dia mahasiswa yang masih menempuh
studi Pendidikan, dia harus mengiingat juga tugas dan tanggung jawab untuk
menyelesaikan sampai tuntas studinya dan juga mengingat tanggung jawab yang sudah
konseli lakukan. Komunikasi dan relasi yang dia bangun antara kedua keluarga harus
harmonis juga.

Evaluasi yang dapat saya sampaikan, dalam hal ini konseli masih proses untuk
menyelesaikan masalah yang konseli hadapi. Membutuhkan waktu, mental, dan tekad
yang kuat unutk masalah ini, sehingga sebagai konselor harus dapat menanyakan proses
yang terjadi agar sang konseli semangat. Saya berbicara kepadanya kemarin, kita sebagai
orang batak pasti pernah dengar omongan orang-orang tua kita mengatakan seperti ini
“mendingan aku yang mati dari pada kau” maksudnya dalam hal ini janganlah ia
melakukan hal yang diluar masuk akal seperti ingin bunuh diri. Dan saya juga
menambahkan kepada konseli kau harus membawa masalahmu dalam doa supaya Tuhan
kasih pencerahan kepada konseli. Karena dalam hal ini juga saya sendiri manusia yang
memiliki masalah sehingga itu menjadikan pengalaman kepada saya.

Anda mungkin juga menyukai