Anda di halaman 1dari 9

TINJAUAN HUKUM ADAT JAWAN’T

TERHADAP TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM

RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP

ISTRI DI DUSUN TAPANG BIRAH DESA BOTI KABUPATEN SEKADAU

NAMA MAHASISWA & NIM :


1. Endero Ronianus (A101181004)
2. Oliver Gilbert Putra Pabayo (A1011181274)
3. Heriadi Hamonangan Pasaribu (A1011181079)
4. Muhammad Arief Tri Prayogi (A1011191250)
5. Santika Fahmi (A1011191020)

DOSEN PEMBIMBING & NIP :


Edy Suasono, S.H., M.Hum.
196504171993031002

Suhardi, S.H., M.H.


196708021994031001

Drs. H.Arief Rakhman, M.Si.,M.H.


195703031981031006

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
FAKULTAS HUKUM 2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PERKEMBANGAN PELAKSANAAN RISET
MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

1. Judul Penelitian : Tinjauan Hukum Adat Jawan’t Terhadap Tindak Pidana


Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Dilakukan Oleh
Suami Terhadap Istri Di Dusun Tapang Birah Desa Boti
Kabupaten Sekadau
2. Ketua Penelitian
A. Nama : Suhardi, S.H., M.H
B. NIDN : 0002086706
3. Anggota Penelitian
A. Nama : Edy Suasono, S.H., M.Hum.
B. NIDN : 0017046501

A. Nama : Drs. H.Arief Rakhman, M.Si.,M.H.


B. NIDN : 0003035702
4. Nama Mahasiswa
& NIM : 1. Endro Ronianus (A101181004)
2. Oliver Gilbert Putra Pabayo (A1011181274)
3. Heriadi Hamonangan Pasaribu (A1011181079)
4. Muhammad Arief Tri Prayogi (A1011191250)
5. Santika Fahmi (A1011191020)

Pontianak, 12 Oktober 2021


Mahasiswa,

Endro Ronianus Oliver Gilbert Putra Pabayo Santika Fahmi

Heriadi Hamonangan Pasaribu Muhammad Arief Tri Prayogi

Mengetahui,
Ketua Peneliti/Anggota Peneliti

Edy Suasono, S.H., M.Hum.


196504171993031002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan
riset yang berjudul ‘Kedudukan Kepala Desa Dalam Meregistrasi Dan Menandatangani Surat
Pernyataan Tanah Garapan Berdasarkan Pasal 23 Dan Pasal 24 Peraturan Pemerintah Nomor.
24 Tahun 1997, Tentang Pendaftaran Tanah Jonto Pasal 95 Dan Pasal 97 Peraturan
Pemerintah Nomor. 18 Tahun 2021, Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, Dan Pendaftaran Tanah.
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan laporan proposal
ini, maka kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Sy. Hasyim Azizurrahman, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas
Tanjungpura Pontianak.
2. Suhardi, S.H.,M.H. selaku Ketua Pelaksana Riset.
3. Edy Suasono, S.H., M.Hum. selaku Lektor kepala Riset.
4. Drs. H. Arief Rakhman, M.Si., M.H. selaku Lektor kepala Riset.
Kami menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya
laporan proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan
penerapan di lapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah tangga adalah sebuah susunan atau jaringan yang hidup yang
merupakan alam pergaulan manusia yang sudah diperkecil yang ditunjukkan untuk
mengekalkan keturunan yang kemudian nantinya akan terbentuk sebuah keluarga.
1
Dia bukan sekedar tempat tinggal belaka. Tetapi rumah tangga sebagai lambang
tempat yang aman, yang dapat menentramkan jiwa, sebagai tempat latihan yang
cocok untuk menyesuaikan diri, sebagai benteng yang kuat dalam membina keluarga
dan merupakan arena yang nyaman bagi orang yang menginginkan hidup bahagia,
tentram dan sejahtera. Kepastian membangun dan membina sebuah rumah tangga
oleh setiap manusia itu bukanlah sekedar karena naluri atau tabiat dimana setiap
manusia itu membutuhkan hidup untuk berkumpul bersama karena terdorong oleh
suatu kebutuhan, akan tetapi agama pun memerintahkan manusia setelah tiba masanya
agar cepat berumah tangga. Oleh karna itu, manusia dalam keberadaanya sebagai
organ masyarakat perlu membangun rumah tangga, sebab rumah tangga sebagaimana
disebutkan di atas merupakan tempat yang aman, yang dapat menentramkan jiwa, jika
setiap manusia telah menyadari akan hal ini lalu mendorong mereka dalam
membangun rumah tangga, maka jelaslah bahwa nantinya ketentraman masyarakat
dapat diharapkan dan ketentraman masyarakat inilah yang di jadikan sebagai modal
utama untuk membangun masyarakat yang berbudaya dalam naungan suatu Negara.
Jika melihat urian di atas maka pada prinsipnya, setiap orang yang berumah tangga,
umunya mendambakan kehidupan yang harmonis. Namun realitanya, tidak semua
kehidupan rumah tangga seseorang berlangsung harmonis. Ketika ada permasalahan
di dalam rumah tangga terkadang diselesaikan dengan menggunakan cara yang tidak
beretika, yaitu dengan cara menggunakan kekerasan. Tindak kekerasan dalam rumah
tangga pada umumnya melibatkan pelaku dan korban diantara anggota keluarga di
dalam rumah tangga, sedangkan bentuk kekerasan biasa berupa kekerasan fisik, dan
kekerasan verbal (ancaman kekerasan).2 Pelaku dan korban kekerasan di dalam rumah
tangga biasa menimpa siapa saja,tidak di batasi oleh strata, status sosial, tingkat
pendidikan,dan suku bangsa. Sementara wujud kepedulian pemerintah Indonesia akan

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia.

2
Rineka Cipta, Jakarta. Moerti H.S. 2010. Kekerasan dalam Rumah Tangga dalam Perspektif Yuridis-

Viktimologis. Sinar Grafika, Jakarta.


maraknya kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah dengan
disahkannya Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 yang secara khusus mengatur
tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga yang secara jelas dan tegas
mengatur sanksi bagi pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Namun belum dapat
dikatakan memberikan hasil yang memuaskan karena perilaku jahat pada umunya
dapat timbul karena berbagai masalah seperti: masalah ekonomi, sosial, politik, dan
banyak hal lainnya. Selain dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 2004, Kekerasan
dalam Rumah Tangga di Indonesia juga diatur dalam hukum Adat yang berlaku dalam
masyarakat yang menjadi nilai dan norma yang harus dipatuhi dan dijalankan. Salah
satunya yaitu dalam hukum Adat Jawan’t yang ada di Dusun Tapang Birah, Desa
Boti, Kabupaten Sekadau yang diatur secara lisan atau tidak tertulis. Kekerasan
dalam Rumah Tangga tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi hampir di seluruh
negara-negara di dunia sehingga kasus kekerasan dalam rumah tangga tersebut
menjadi masalah global yang kerap mengenyampingkan Hak Asasi Manusia (HAM).
Kekerasan Dalam Rumah Tangga dimaknai sebagai ragam bentuk penggunaan
kekerasan atau ancaman kekerasan (fisik, psikis, emosional, seksual, penelantaran)
yang dilakuan untuk mengendalikan pasangan, anak, atau anggota keluarga/orang
lainnya, yang menetap atau berada dalam suatu lingkup rumah tangga. Ragam bentuk
kekerasan itu muncul dalam pola hubungan kekuasaan dilingkup Rumah Tangga,
antara anggota Rumah Tangga tersebut yang tidak seimbang (asimestris). Karena pola
relasi dalam Rumah Tangga dibangun atas dasar kepecayaan, maka ketika muncul
kekerasan dalam Rumah Tangga, sebenarnya terjadi dua hal sekaligus, yaitu abuse of
power (penyalahgunaan kekuasaan) dan abuse of trust (penyalahgunaan kepercayaan).
Jadi, kekerasan bentuk ini bukan terjadi sendiri, melainkan terjadi dalam hubungan
yang berlanjut, yang memunculkan ketergantungan dan kerentanan pada pihak
korban. Secara konkret, kekerasan dalam rumah tangga tersebut merujuk pada bentuk-
bentuk kekerasan seperti pemerkosaan atau kekerasan seksual lainnya terhadap istri
(material rape) atau anak bahkan pembantu rumah tangga oleh majikan. Bentuk
lainnya, seperti pemukulan atau penyiksaan (baik fisik maupun psikis/verbal), dan
dalam berbagi bentuk yang dilakukan seseorang terhadap anak atau istri/suami atau
pasangan pembantu rumah tangga. Secara umum dengan adanya undang-undang yang
khusus mengatur tentang tindak kekerasan yang terjadi dalam lingkup rumah tangga
yaitu Undang-undang No. 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
Rumah Tangga, sedikit banyaknya problematika tindak kekerasan dalam rumah
tangga sudah terjawab dan menjadi “payung hukum” yang dapat memberi
perlindungan bagi para korban. Disisi lain hukum Adat yang berlaku dimasyarakat
yang dimana di Indonesia diakui oleh Negara baik dalam bentuk tertulis maupun lisan
juga ambil peran dalam mengatur tindak pidana kekerasan yang terjadi dalam Rumah
Tangga, secara khusus dalam hukum Adat Jawan’t di Dusun Tapang Birah. Hukum
Adat Jawan’t di Tapang Birah menjadi alat untuk memberi rasa keadilan bagi korban
akibat tindakan kekerasan dalam Rumah Tangga serta sebagai tempat berlindung dan
mengadu atas tindak kekerasan yang dirasakan oleh korban. 3Hukum Adat Jawan’t
hanya berlaku bagi masyarakat sekitar saja tidak berlaku bagi masyarakat umum atau
masyarakat luas. Adapun bagi pelaku dan calon pelaku, dengan adanya hukum Adat
Jawan’t tentang peraturan secara lisan yang mengatur tindak pidana kekerasan dalam
Rumah Tangga merupakan peringatan bahwa kekerasan yang terjadi dalam rumah
tangga merupakan perbuatan yang dapat dipidana atau dihukum dengan Adat Jawan’t
yang berlaku bagi masyarakat di lingkup suku Dayak Jawan’t itu sendiri.
B. Tujuan Melibatkan Mahasiswa dalam Penelitian.

1. Membantu Mengumpulkan data-data Penelitian

2. Untuk mengetahui penerapan hukum Adat Jawan;t di Dusun Tapang Birah terhadap
kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang dilakukan oleh suami terhadap istri
dalam perkara pidana.
3. Untuk mengetahui pertimbangan Ketua Adat dalam menjatuhkan hukuman Adat
Jawan;t terhadap kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang dilakukan oleh suami
terhadap istri di Dusun Tapang Birah.

C. Lokasi Penelitian

Lokasi Pelaksanan Penelitian ini bertempat di Tapang Birah Desa Boti Kabupaten

Sekadau

3
Hukum Adat Jawan’t yang mengatur tentang pemberian keadilan pada tindak pidana kekerasan dalam Rumah
Tangga di Dusun Tapang Birah
BAB II
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
OUTPUT YANG
NO. KEGIATAN TANGGAL
DIHASILKAN
Rapat koordinasi dengan Pembahasan Terkait
1. 6 Agustus 2021
Tim dan pembagian tugas Pelaksanaan Kegiatan
Rapat koordinasi dengan Penyampaian Terkait
2. 11 September 2021
Tim Perkembangan penelitian
Rapat koordinasi dengan
3. Pembagian Tugas Baru 24 September 2021
Tim dan pembagian tugas
Rapat koordinasi dengan Teknis Keberangkatan dan
4. 11 Oktober 2021
Tim laporan Akhir
5 Keberangkatan Tiba sampai di lokasi 17 oktober 2021
Penelitian
6 Rapat Koordinasi dengaan Mendapatkan Data Penelitian 18 oktober 2021
ketua Adat

Keberangkatan Tim dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2021 ke Sekadau


BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Rumah tangga adalah sebuah susunan atau jaringan yang hidup yang merupakan alam
pergaulan manusia yang sudah diperkecil yang ditunjukkan untuk mengekalkan keturunan
yang kemudian nantinya akan terbentuk sebuah keluarga. Kepastian membangun dan
membina sebuah rumah tangga oleh setiap manusia itu bukanlah sekedar karena naluri atau
tabiat dimana setiap manusia itu membutuhkan hidup untuk berkumpul bersama karena
terdorong oleh suatu kebutuhan, akan tetapi agama pun memerintahkan manusia setelah tiba
masanya agar cepat berumah tangga. Oleh karna itu, manusia dalam keberadaanya sebagai
organ masyarakat perlu membangun rumah tangga, sebab rumah tangga sebagaimana
disebutkan di atas merupakan tempat yang aman, yang dapat menentramkan jiwa, jika setiap
manusia telah menyadari akan hal ini lalu mendorong mereka dalam membangun rumah
tangga, maka jelaslah bahwa nantinya ketentraman masyarakat dapat diharapkan dan
ketentraman masyarakat inilah yang di jadikan sebagai modal utama untuk membangun
masyarakat yang berbudaya dalam naungan suatu Negara.
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah dengan disahkannya Undang-
Undang No. 23 Tahun 2004 yang secara khusus mengatur tentang penghapusan kekerasan
dalam rumah tangga yang secara jelas dan tegas mengatur sanksi bagi pelaku kekerasan
dalam rumah tangga. Namun belum dapat dikatakan memberikan hasil yang memuaskan
karena perilaku jahat pada umunya dapat timbul karena berbagai masalah seperti: masalah
ekonomi, sosial, politik, dan banyak hal lainnya. Selain dalam Undang-Undang No. 23 Tahun
2004, Kekerasan dalam Rumah Tangga di Indonesia juga diatur dalam hukum Adat yang
berlaku dalam masyarakat yang menjadi nilai dan norma yang harus dipatuhi dan dijalankan.
Salah satunya yaitu dalam hukum Adat Jawan’t yang ada di Dusun Tapang Birah, Desa Boti,
Kabupaten Sekadau yang diatur secara lisan atau tidak tertulis.

Anda mungkin juga menyukai