Anda di halaman 1dari 10

PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR ( P3A ) BINA MARGA

DAERAH PANGKALAN KATANGGUR TONGGOH

( 111 )

DESA BAGJASARI KECAMATAN CIKIJING


KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

PROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI


(P3-TGAI)
TAHUN ANGGARAN 2021
SPESIFIKASI TEKNIS
Spesifikasi teknis ini disusun oleh P3A berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan,
dengan ketentuan sbb:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional (SNI);
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan; dan
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.

Pasal - 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1. Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan yang meliputi pekerjaan perbaikan jaringan irigasi/ rehabilitasi jaringan
irigasi/ peningkatan jaringan irigasi (pilih salah satu), dapat dilihat pada gambar-gambar
Sket Lokasi yang terlampir pada Rencana Kerja P3A.

1.2. Ruang Lingkup Pekerjaan.


Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi pekerjaan persiapan (pengukuran, mengangkut,
mendatangkan dan mengadakan bahan-bahan yang diperlukan, mengadakan tenaga
kerja), pekerjaan tanah, pekerjaan pasangan dan melaksanakan pekerjaan sampai selesai.

1.3. Jalan Masuk


Jalan masuk ke dan melalui wilayah kegiatan dapat menggunakan jalan-jalan setempat
yang ada yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan lokasi kegiatan
dan tetap berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang berhubungan
dengan penggunaan alat angkutan umum.

1.4. Gambar-gambar
1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
(a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh P3A haruslah gambar-gambar yang
sesuai dengan yang tercantum dalam Rencana Kerja P3A yang telah disetujui
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan Satuan Kerja BWS/ Satuan Kerja Operasi
dan Pemeliharaan SDA.
(b) Gambar-gambar Pelaksanaan/ Gambar Kerja
P3A harus menggunakan gambar-gambar SPKS sebagai dasar untuk
mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar pelaksanaan itu dibuat
lebih detail untuk pelaksanaan pekerjaan.

2. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/ terpasang (as-built drawing)


Selama masa pelaksanaan,P3A harus menyiapkan dan menyimpan satu set gambar
yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. dan sejauh gambar tersebut
sudah dilaksanakan dengan benar hendaknya dicap “sudah dilaksanakan”.

1.5. Standar.
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar
Nasional Indonesia (SNI).
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada Standar Indonesia, maka dapat dipakai
Standar lain yang disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

1.6. Program Pelaksanaan dan Pelaporan.

1. Rencana Kerja
Untuk keperluan pencairan dana Tahap Pertama sebesar 70%, P3A harus
menyerahkan Rencana penggunaan dana P3-TGAI sebesar 70% dari nilai Surat
Perjanjian Kerja Sama.

2. Program Pelaksanaan
P3A harus melaksanakan Program Pelaksaan dengan menggunakan bar-chart yang
memperlihatkan kegiatan sebagai berikut:
i) Tanggal dimulainya pekerjaan
ii) Tanggal selesainya pekerjaan
iii) Waktu yang diperlukan
iv) Jumlah dan kualifikasi tenaga kerja, jumlah dan jenis bahan dan
peralatan

3. Laporan Kemajuan Pelaksanaan


Untuk keperluan pencairan dana Tahap Kedua sebesar 30%, P3A harus membuat
Laporan Kemajuan Fisik sekurang-kurangnya 50% yang dilampiri Catatan Harian,
Laporan 2 (dua) Mingguan dan Laporan Bulanan. Bentuk / Format laporan sesuai
dengan contoh.

1.7. Bahan dan Perlengkapan

1. Umum
P3A wajib menyusun rencana penyediaan bahan dan perlengkapan konstruksi yang
diperlukan dalam pelaksanaan sesuai dengan standar dalam jumlah yang cukup.

2. Bahan Pengganti
Apabila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran maka dapat digunakan bahan
pengganti, yang dalam hal ini P3A wajib mendatangkan bahan pengganti yang
ditentukan tersebut.

3. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan


Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Rencana Kerja dimana P3A wajib memberikan penjelasan yang menyangkut
perlengkapan dan bahan sesuai dengan spesifikasi.

1.8. Survey dan Pengukuran Pekerjaan


1. Bench Marks
Untuk survey dan pengukuran pekerjaan dipakai Bench Mark atau titik tetap dan
titik ketinggian sesuai ketentuan yang berlaku dan disetujui dalam peta & data
Bench Mark. Bench Mark lain dan titik referensi yang terlihat pada Gambar
diberikan kepada P3A sebagai referensi.

2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap benar sesuai dengan Rencana
Kerja P3A. Sebelum memulai pekerjaan tanah, P3A wajib mengukur dan mengambil
ketinggian lokasi pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi
yang ada.

3. Peralatan untuk Pengukuran


P3A harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran. Alat dan
perlengkapan itu harus baik dan wajib diganti jika hilang atau rusak.

1.9. Pekerjaan Sementara.


1. Umum
P3A wajib bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan dan
semua pekerjaan sementara dengan sebaik-baiknya.

2. Lapangan Kerja
Lapangan kerja yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan harus sudah bebas dari
biaya pembebasan tanah. P3A sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara
pada lokasi yang sesuai gambar.

3. Kantor sementara dilapangan


P3A tidak dilarang menyediakan dan memelihara kantor sementara dilapangan yang
dilengkapi alat-alat sekurang-kurangnya 20 m2 serta satu toilet dan kamar mandi
bilamana diperlukan.

4. Pekerjaan Pengeringan selama Pelaksanaan


Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase
dan bangunan. P3A harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain
yang diperlukan untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga
pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat. Kisdam, semua
tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau diratakan
sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran air setelah
pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran selesai. Apabila dalam pelaksanaan
pekerjaan pengeringan diperlukan pompa, P3A harus menyediakannya.

5. Pengalihan sementara dari Saluran Irigasi yang ada


P3A tidak diperbolehkan mengganggu saluran irigasi yang ada selama pelaksanaan
pekerjaan. P3A wajib mengerjakan pekerjaan pengalihan sementara pada saluran
irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang
terkait.

1.10. Keamanan dan Keselamatan Kerja.

1. Umum
Semua keamanan dan keselamatan kerja yang diperlukan selama pelaksanaan
pekerjaan, di antaranya pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan peledak
dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran, boleh
dilaksanakan dan dijaga oleh P3A.

2. Sistem Pengawasan Keamanan


P3A dapat mengatur sistim pengawasan keamanan serta organisasinya. Sistim
pengawasan keamanan diatur sesuai dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang
cukup guna menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang
milik yang bersangkutan. Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai
hukum/ peraturan yang berlaku di Indonesia.

3. Peraturan Kesehatan
P3A wajib mengusahakan kawasan kerja dalam keadaan bersih dan sehat serta
melengkapi/ memelihara kemudahan dalam penggunaan tenaga yang akan
dipekerjakan di suatu tempat.

4. Pencegahan Kebakaran
P3A harus melakukan pencegahan terhadap kebakaran pada atau sekitar lapangan
kerja dan harus menyediakan peralatan secukupnya.

1.11. Dokumentasi dan Foto


P3A harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan.
Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan keadaan
sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi dan keadaan telah selesai.
Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang tertentu dan tetap dalam
ketiga-tiganya keadaan tersebut diatas dengan latar belakang yang mudah dipakai
sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan tanggal
pengambilan, dan penjelasan secukupnya.

Pasal – 2
PEKERJAAN TANAH

I. PEKERJAAN PEMBERSIHAN
2.1. Pembersihan
1. Semua kawasan disekitar jalur yang dipandang perlu, wajib dibersihkan dari
segala pohon-pohon, semak-semak sampah dan bahan lain yang mengganggu dan
bahan-bahan itu harus dibuang.
2. P3A wajib membongkar akar-akar, kemudian menimbun lobang dan
memadatkannya.
3. P3A dihimbau untuk memulai pembersihan jauh sebelum pekerjaan
pembangunan dimulai.

II. PEKERJAAN GALIAN TANAH


2.2. Galian pada Pondasi Bangunan
1. P3A wajib menjaga agar galian bebas dari air selama masa pembangunan. Cara
menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan pembuangan air.
2. P3A wajib menjamin adanya peralatan di lapangan yang standby setiap waktu
dan cukup guna menghindari terputusnya kontinuitas pengeringan air.
2.3. Bahan Hasil Galian
1. Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar, dan
bahan-bahan lain yang mengganggu dan bahan galian yang tidak diperlukan
untuk penimbunan kembali, penanggulan serta bangunan lain harus dibuang
dilokasi pembuangan.
2.4. Penggalian Saluran dan Pembuangannya
1. Penggalian saluran harus sesuai dengan dimensi yang ada pada gambar.
2. Tanah galian dari saluran, baik saluran sekunder, pembuang dan saluran jalan
harus ditempatkan disepanjang tanggul saluran atau jika terdapat kelebihan
galian, harus diletakan ditanggul lain yang memerlukan tambahan timbunan.
3. Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah harus dibuang di
lokasi pembuangan yang terpisah, diluar pekerjaan tanah.
2.5. Longsoran di Talud
P3A wajib menjaga dengan sangat hati-hati dan mengambil tindakan pencegahan
yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya longsoran bahan disamping galian dan
tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran P3A wajib memperbaiki semua pekerjaan
tanah dan kerusakan yang bersangkutan.
2.6. Luas Penggalian
P3A wajib mengusahakan luas penggalian tanah sekecil mungkin.
2.7. Penyiapan Tanah
1. Penggalian saluran atau saluran pembuang yang hasilnya akan dipakai untuk
bahan timbunan harus bersih dari segala kotoran dan tumbuh-tumbuhan
termasuk akar-akarnya.
2. Sebelum mulai menimbun permukaan tanahnya harus dikupas/ digali sampai
kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada, paling tidak sampai
kedalaman 0,15 m. Kadar air dari tanah galian harus selalu dijaga, baik dengan
cara pengeringan alam ataupun pembasahan dengan alat semprot.
2.8. Pemadatan pada Timbunan
1. Pemadatan dengan tenaga manusia.
a. Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan
horizontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm dengan alat penumbuk dengan
tangan beratnya tidak kurang dari 15 kg serta jarak jatuh bebas (graving fall)
untuk melaksanakan pekerjaan harus 30 cm.
Material harus dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan tercapai.
Penumbuk tangan (hand tamper) boleh dibuat dari besi atau beton,
penggunaan kayu atau batang kelapa tidak diijinkan.
b. Tenaga wanita dan anak-anak dibawah umur 16 tahun disarankan untuk tidak
digunakan dalam kegiatan pemadatan.

Pasal – 3
PASANGAN BATU

I. UMUM
3.1. Batu Kali/ Batu Gunung
Batu yang dipakai pada pekerjaan ini, seperti pasangan batu kali, batu gunung atau
batu andesit disarankan merupakan batu yang bersih dan keras, tahan lama dan
homogen, bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat atau ketidak
sempurnaan lainnya.

3.2. Adukan (Campuran)


1. Adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari P.C (Portland Cement) dan pasir
dengan perbandingan isi 1 PC : 4 Pasir.
2. Pasir diambil dari sungai atau tambang pasir yang ada di sekitar lokasi
kegiatan dan harus sesuai dengan Standar yang dipersyaratkan
3. Pasir harus mempunyai gradasi dan kekasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik
4. Semen harus memenuhi persyaratan dari standar Indonesia N.I. 20.
5. Air yang dipakai untuk membuat adukan harus air yang baik, bebas dari kotoran
dan sesuai standar yang dipersyaratkan.
6. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah/ volume dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat.
7. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan sedangkan adukan yang tidak
dipakai selama lebih dari 30 menit harus diolah kembali bila hendak
dipergunakan lagi.

3.3. Saringan Pasir


Saringan pasir pada umumnya sesuai dengan ketentuan Standar Nasional Indonesia
untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar dan mudah dilalui air.

3.4. Penyimpanan Bahan


Semen dan pasir untuk adukan wajib disimpan seperti yang disyaratkan dalam
peraturan SNI. Kapur dan semen merah disimpan di dalam kotak, di atas beton atau
lembaran logam atau lantai kayu untuk mencegah tergenang dari air, dan juga harus
dilindungi dengan atap atau penutup yang tahan air.

3.5. Penyelesaian Sambungan


Sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan halus dengan adukan 1 PC: 3 Pasir
pada waktu pekerjaan sedang berlangsung, untuk menjaga agar keseragaman warna
lebih terjamin, dan sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

II. PASANGAN BATU KALI

3.6. Ukuran Batu


1. Pasangan batu sebaiknya dari batu yang dipecah dengan palu, sehingga kalau
dipasang bisa saling menutup.
2. Setiap batu disarankan berukuran antara Ø 10 cm -Ø 20 cm atau kira-kira ⅔ dari
tebal pasangan batu kali. Batu yang lebih kecil ukurannya dapat dipakai sebagai
bahan pengisi pasangan.

3.7. Alas dan Sambungan


1. Sebelum dipakai batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu dan
diletakkan dengan alas tegak lurus pada arah tegangan pokok.
Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan diisi padat dengan
adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal adukan tidak lebih dari 50 mm
lebarnya, serta tidak ada batu berimpit satu sama lain.
2. Pasak sebaiknya jangan disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.

3.8. Pipa Peresapan


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling dibuat dari pipa PVC dengan
diameter 25-50 mm dan paling tidak satu buah untuk setiap 2 m2 permukaan.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan.
Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup
dengan ijuk.

3.9. Perlindungan PeBagjasaritan


Dalam cuaca yang tidak menguntungkan P3A harus melindungi dan meBagjasarit
pekerjaan pasangan batu yang telah selesai sama seperti yang ditentukan untuk
meBagjasarit beton. Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada saat hujan deras
atau hujan yang cukup lama yang bisa mengakibatkan adukan larut. Adukan yang
larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan
dilanjutkan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri diatas pasangan batu atau pasangan
batu kosong yang belum mantap.

3.10. Urugan Kembali dan Urugan dibelakang pasangan batu


Sebelum mengurug kembali pada bagian muka pasangan yang tidak kelihatan,
pasangan batu tersebut harus dilapis kasar dengan adukan, 1 semen : 4 pasir setebal
20 mm. Bahan urugan sebaiknya terdiri atas pasir yang kasar dan mudah dilalui air.

III. PLESTERAN

III.11. Pekerjaan Plesteran


Dinding dan lantai lama maupun baru yang terbuat dari pasangan bata/ batu kali
harus diplester dengan adukan 1 PC : 4 pasir dan sesuai dengan gambar desain/
rencana. Campuran pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk
bahan dan campuran. Pekerjaan Plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah
ketebalan 1 @ 1.5 cm dan dihaluskan dengan acian air semen.

IV. PEKERJAAN PERLINDUNGAN


3.12. Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lantai Kerja
P3A harus menyiapkan permukaan galian tanah untuk pondasi dengan lapisan lantai
kerja menurut ukuran yang ditentukan. Kemudian penyaringan kerikil ditempatkan
diatas permukaan tanah tersebut dengan ketebalan sesuai gambar agar permukaan
dapat rata dan sejajar dengan permukaan lantai kerja.

Bagjasari, 24 Maret 2021


Dibantu, Dibuat,
Tenaga Pendamping Masyarakat Tim Persiapan

( Arip Rahman Hakim, S.T ) ( Darmawan )

Disetujui, Diusulkan,
Kepala Desa Bagjasari Ketua P3A Bina Marga

( Usup Supratman, SE ) ( Asep Kamaludin )

Anda mungkin juga menyukai