Kelebihan
Penulis melihat bahwa sumbangsih Marthin Luther terhadap perkembangan pendidikan agama
kristen sangat besar. Beliau meletak dasar – dasar teologi sebagai landasan teori pendidikan
agama kristen dengan bersumber pada Alkitab sebagai Firman yang tidak pernah salah.
Prestasi menterjemahkan Alkitab kedalam bahasa Jerman sungguh berdampak sangat besar
terhadap pemahaman masyarakat Jerman terhadap Firman Tuhan, maka hal ini juga akan sangat
berperan dalam perkembangan pendidikan agama kristen.
Luther juga mewajibkan baik laki – laki maupun perempuan baik muda maupun dewasa harus
belajar membaca dan menulis sebagai orang percaya yang terdidik karena hal itu yang
memungkin mereka bisa memahami akan kehendak Allah dalam hidupnya sehingga mereka bisa
berkarya dalam masyarakat.
Orang tua harus berperan aktif di dalam pengajaran pendidikan agama kristen, Cuma yang
menjadi masalah mereka kurang memiliki pemahaman yang benar terhadap isi Alkitab maka
menurut hikmat penulis ini adalah tugas gereja untuk memperlengkapi jemaat sehingga mampu
menjawab persoalan – persoalan yang dihadapi oleh anak muda jaman sekarang.
Para pemimpin kotapraja wajib mendirikan sekolah – sekolah negeri adalah mutlak harus
dilakukan supaya semua warga masyarakat bisa sekolah dengan biaya dari kas pemerintah
daerah, sehingga masalah buta huruf tidak lagi terjadi di masyarakat baik di desa maupun di
perkotaan.
Luther juga menyusun kurikulum salah satunya katesimus untuk anak muda hai ini sangat
membantu untuk membentuk karakter anak didik. Luther juga menyusun kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik sehingga ada keseimbangan dalam kurikulum itu tidak hanya
agama saja tetapi juga pendidikan yang lain juga di ajarkan sehingga peserta didik memiliki
pengetahuan dan wawasan yang luas sebab dengan mengetahui pendidikan yang lain itu juga
menyadarkan peserta didik bahwa Allah juga bisa berkarya lewat apa yang sedang kita pelajari
itu.
Luther juga mendesak warga Jerman untuk mendirikan perpustakaan sebagai sumber belajar bagi
peserta didik baik itu perseorangan, masyarakat, gereja maupun negara.
Kelemahan
Marthin Luther sangat optimis negara sebagai kekuatan yang turut melaksanakan tujuan – tujuan
gereja. Penulis menganggap bahwa hal itu sebuah kelemahan karena antara negara dan gereja
ada perbedaaan tujuan yang sangat mendasar.
Luther berat sebelah dalam hubungan antara kepercayaan dan perbuatan. Karena pandangannya
bahwa seseorang dikatakan baik jika percaya sebaliknya dikatakan jahat jika tidak percaya.
Bagi Luther iblis itu nyata bukan semacam tokoh simbolis.
Sakramen perjamuan kudus dan baptisan sangat berperan dalam pedagogis.
Pelayan kotbah dengan pengajar dimaknai sama
Yohanes Calvin
Yohanes Calvin merupakan salah satu reformator gereja yang saat ini pengajarannya
dianut oleh banyak gereja dengan nama Calvinisme. Calvin merupakan reformator dengan masa
hidup dari tahun 1509-1564. Calvin merupakan seorang sarjana hukum yang tertarik pada
teologi. Ia merupakan pengagum Erasmus dan Humanisme,hal ini terlihat juga dari karangan-
karangan Calvin melalui pemikiran mereka. Selain itu Calvin menjadi pengikut Luther sehingga
membuat Calvin diusir dari tempat dia berasal dan menjadi pedeta di kota Jenewa(Swis). Dan
tidak dapat dipungkiri bahwa Calvin menghargai dan sangat menghormati Luther sebagai guru
besarnya.
Hal ini diawali dengan sependapatnya Calvin dengan Luther dalam hal pembenaran
oleh iman yang membuat Calvin menekankan “penyucian”. Pengajaran Agama Kristen yang
disusun oleh Calvin merupakan buku yang paling membuatnya dikenal merupakan buku yang
bukan hanya berisikan tentang risalah, tetapi keseluruhan sikap yang saleh.
Lima Dasar Pendidikan Agama Kristen
Buah pikirannya terhadap pendidikan dan gereja bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng.
Kepeduliannya terhadap kepedulian ini juga terlihat keinginannya mendirikan salah satu akademi
bermutu yang mencakup taraf pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Hal ini
diwujudkannya dengan usahanya mengumpulkan dana dari banyak dompet warga khususnya di
Jenewa. Dan pada Tahun 1563 terbangunlah gedung yang dia inginkan untuk proses belajar
mengajar itu untuk para pelajar dan pengajar.
Dalam usaha-usaha dalam bidang pendidikan, ada juga hal yang perlu di perhatikan dari
pendidikan melalui pengajaran Calvin, yaitu dasar teologi.
Dasar - dasar teologi yang mendasari pendidikan Pendidikan Agama Kristen.
4. Akademi Jenewa
Pada tanggal 5 Juni 1559 diselenggarakan upacara pembukaan Akademi Jenewa, Calvin
sendiri sebagai rektor yang pertama di akademi itu. Ia juga membuat peraturan untuk akademi
tersebut. Pada pokoknya isinya mengutamakan gay hidup disiplin. Baik pelajar maupun pengajar
jika melanggar peraturan mereka akan dihukum. Walaupun peraturan itu keras, namun berpusat
pada maksud dua pokok yaitu : 1) menentukan suasana belajar yang cenderung menghasilkan
keuntungan sebanyak mungkin dari usaha kedua belah pihak pengajar dan pelajar. 2) Melatih
kaum muda bertindak sesuai dengan peraturan, agar gaya hidup yang disiplin itu menjadi biasa
bagi mereka setelah tamat.
Kelebihan
Menurut penulis sumbangsih Calvin terhadap dasar dan praktek pendidikan agama kristen
adalah keteladanan hidupnya sebagai orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap pikirannya.
Dalam bukunya Institutio ia menjelakan iman kristen yang teratur sebagaimana yang terdapat
dalam Alkitab.
Calvin juga menekankan bahwa pengetahuan perlu dipahami dan dimengerti oleh warga kristen.
Peraturan yang dibuat mencakup hal-hal yang sangat mendetail, yaitu dimulai dari hal pelajar,
proses belajar mengajar hingga pengajar.
Dia berharap semua warga dari segala golongan umur mau menaklukkan dirim kepada Tuhan
dalam kehidupan sehari-hari sebagi bukti wujud pemilihan mereka dalam Yesus Kristus.
Pak adalah bagian dari pelayanan gereja karena gerejalah sang Ibu yang mengasuh anak-
anaknya.
Dia menjunjung tinggi kotbah sebagai sarana untuk penginjilan serta mendidik warga jemaat.
Dia mempersiapkankatekismus untuk mendidik kaum muda.
Dia mendidik jemaat memuji Tuhan melalui mazmur – mazmur yang berbahasa Perancis
( bahasa daerah)
Mendorong pemerintah dan masyarakat Jenewa mendirikan akademi sebagai pusat persekolahan
gereja yang am”
Mendidik warga jemaat bahwa mereka bukan kepunyaan mereka sendiri melainkan milik Tuhan
Kekurangan
Peraturan yang terlalu ketat menimbulkan rasa tidak nyaman. sekalipun hal itu memiliki dua
maksud pokok yaitu 1)menentukan suasana belajar yang cederung menghasilkan keuntungan
sebanyak mungkin bagi pihak pelajar dan pengajar, dan 2) melatih pelajar bertindak sesuai
peraturan, agar gaya hidup berdisiplin itu menjadi biasa bagi mereka sesudah tamat. Namun
kedua maksud pokok tersebut hanya dapat dievaluasi saja secara tekhnis dan teori, namun dari
pelajar tidak dapat dilihat apakah benar-benar dapat dievaluasi. Misalnya kedisiplinan apakah
membuat sebagai habit ataukah hanya menekan sang pelajar dalam proses pendidikannya.
Ajaran predestinasi membebaskan orang percaya dari berbagai belenggu akan lebih rajin
memenuhi kehendak Tuhan dalam urusan sehari – hari
Tidak ada penggolongan dalam usia dalam belajar semua disebut peserta didik.
Seorang warga tidak diijinkan memberotak terrhadap pemerintah sekalin keliru karena kita
dianggap mengambil alih keakuasaan yang sudah dituigaskan Tuhan kepada para pemimpin atas
namaNya.
Daftar Pustaka
Boehlke Robert, Sejarah Perkembangan Pemikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, BPK
Gunung Mulia
Mcgrath E. Alister, Sejarah Pemikiran Reformasi, BPK Gunung Mulia.