Anda di halaman 1dari 9

SEJARAK PAK 

DALAM ABAD REFORMASI


Martin Luther  
            Martin Luther lahir di tahun 1483 di kota Eisleben, Jerman. Dia memperoleh pendidikan
perguruan tinggi yang cukup baik dan pada suatu saat pernah belajar hukum (tampaknya atas
dorongan sang ayah). Di tahun 1512 dia meraih gelar Doktor dalam teologi dari Universitas
Wittenberg dan segera sesudah itu terjun aktif dalam fakultas jurusannya.
            Pandangan  Marthin Luther tentang pendidikan sebagai  landasan teori dam praktek
pendidikan agama kristen yaitu :
1.  Keadaan berdosa dari setiap warga.
            Luther menghubungkan alasan mengapa pendidikan agama harus ada dengan tabiat
berdosa manusia yang lebih terbuka pada campur tangan si iblis. Yaitu untuk menanamkan bibit
keapercayaan.
2. Pembenaran oleh iman.
            Pandangan Luther bila seseorang sudah dibenarkan, maka ia akan bertindak secara moral
dan ia ingin mengejaheantahkan imannya dalam pelayanan dengan sesamanya. Semuanya itu
merupakan uangkapan syukur kepada Allah yang tiada tara yang dinyatakan di dalam Yesus
Kristus dan bukan lagi sebagai sarana memperoleh keslamatan. Jadi perbuatan baik bukan sarana
memperoleh keslamatan.
Rumusan Luther antara pembenaran oleh iman dengan perbuatan baik, yakni ;
a. Di antara semua orang, seorang kristen adalah tuan yang paling merdeka yang tidak       perlu
menundukkan dirinya kepada siapapun
b. Di antara semua orang, seorang kristen adalah hamba yang paling setia yang      
menundukkan dirinya kepada siapapun juga.
Dengan menerima pernyataan pembenaran oleh iman itu, maka Luther  melihat ada hubungan
kepercayaan kepada Allah dan kasih kepada sesamanya. Demikianlah ajaran dariah itu menjadi
motivasi untuk melaksanakan pendidikan di kalangan jemaat dan sebagaian isi kurikulumnya.
3. Imamat semua orang percaya.
     Pandangan Luther terhadap isi 1 Petrus 2 : 9  bahwa jabatan rohani itu tergantung pada
penerimaan pekerjaan Kristus melalui iman dan bukan sebagai perbuatan suci yang dilaksanakan
seorang uskup. dengan darah Kristus saja orang percaya dibuat menjadi imam-imam dan raja-
raja.
     Sedangkan dalam imamat am, menurut Luther  di dalamnya tersirat perlunya memperlengkapi
semua warga agar mampu memenuhi kesempatan dan kewajiban yang termaasuk dalam pangilan
yang mulia itu. Antara lain, mereka harus dididik dalam Firman Allah sebagai dasar teologi
untuk pendidikan agama kristen.
4. Firman Allah.
     Semua dasar teologi Luther bersumber dari Alkitab. Menurut Luther arti Firman Allah dapat
dibedakan, yaitu :
a. Yesus secara pribadi dan AjaranNya adalah Firman
     Firman Allah sumber kehidupan setiap warga gereja. Kalau ia hidup dalam Firman dan
percaya dalam Firman maka ia mampu mengorbankan segala sesuatu agar menjauhkan dirinya
dari ajaran dan pelayanan semua orang yang salah.
b. Alkitab sebagai Firman
     Pandangan Luther berakar dari Alkitab sebagai Firman yang tertulis. Yang harus di pelajari
tingkat SMP dan SMA.
c. Firman sebagai Amanat Allah yang diberitakan kepada warga kristen.
     Firman yang diberitakan tidak mempunyai kuasa yang terpisahkan dari Firman yang hidup,
Yesus Kristus, dan Firman yang tertulis yaitu Alkitab.
     Jadi Firman yang diberitakan tidak hanya lewat suara manusia, tetapi juga sakramen
perjamuan Kudus dan baptisan.

Dasar Sosiologi untuk Pendidikan Agama Kristen


     Menurut Pandangan Luther ada dua bagian pokok yang berperan dalam pendidikan kaum
muda , yaitu :
a. Orang tua, namun tugas ini sedang yang dilalaikan karena pertimbangan laba rugi ekonomis.
Kenapa kaum muda perlu dididik pendidikan agama kristen,karena :
     1. Contoh alam
     2. Tenaga mereka dibutuhkan oleh masyarakat
     3. Berakar dalam kehendak Tuhan sendiri.
b. Pengusaha sipil.
     khusus mereka yang terlibat dalam kepemimpinan kotapraja wajib menyedikan dana dan
sarana demi kepentingan pendidikan bagi kaum muda.
Menurut pandangan Luther kenapa pemimpin kotapraja wajib menyediakan kesempatan belajar.
1) Ada orang tua yang sama sekali tidak menghiraukan keperluan memperoleh pendidikan untuk
anak-anak mereka. 2) Orang tua tidak mampu melaksanakan tugas mulia. 3) Berkaitan dengan
kesibukan orang tua dalam keperluan mencari rejeki.
Asas – asas Pelayanan Pendidikan Agama Kristen di Jemaat.
1. Tujuan pendidikan agama kristen
      a. Untuk mengantarkan warga kepada kesadaran akan dosa mereka pribadi.
               Luther ingin menyadarkan bahwa anak didik dan oeang dewasa tentang keadaan
mereka yang sebenarnya, yaitu mereka orang berdosa. Maka setiap warga harus bertobat dan
berseru kepada Allah agar diampuni.
     b. Mempelajari Pengakuan Iman Rasuli
               Tujuan mempelajari pengakuan iman rasuli, agar iman dapat ditanam dalam diri semua
pelajar, sehingga tidak lagi bersandar pada prestasi dan kebijakan pribadi.
     c. Agar pelajar memahami doa dan melaksanakan kehidupan berdoa.
            Berdasarkan pengertian di atas maka Luther menyimpulkan tujuan pendidikan agama
kristen secara umum adalah untuk melibatkan semua warga jemaat, khususnya yang muda dalam
rangka belajar teratur dan tertib agar semakin sadar akan dosa mereka serta bergembira dalam
Firman Yesus Kristus yang memerdekakan mereka di samping memperlengkapi mereka dengan
sumber iman, khususnya pengalaman berdoa, Firman tertulis, Alkitab, dan rupa-rupa kebudayaan
sehingga mereka mampu melayani sesamanya termasuk masyarakat dan negara serta mengambil
bagian secara bertanggungjawab dalam persekutuan kristen yaitu Gereja.
2. Pengajar dalam pelayanan pendidikan agama kristen adalah Allah.
            Luther mengakui bahwa pada dasarnya bahwa Allah sendiri bukan manusia adalah
pengajar pokok dalam pendidikan agama kristen. Gaya mengajar yang diprakasai Allah
merupakan contoh bagi semua perkara pedagogis insani. Pengajar yang kedua yang sudah
ditentukan oleah tuhan sendiri sejak semula adalah orang tua. Mereka disuruh tuhan untuk
memenuhi tugas mulia (Ef 6 : 4b)
3. Para pelajar
     Para pelajar yang menerima perhatian adalah orang tua, guru, kaum muda, warga dewasa,
imam, biarawan dan kaum awam yang dipersiapkan untuk berkotbah. sebelum mampu
meandidik, lebih dahulu mereka yang harus diajar. Jadi walaupun mereka menjadi pengajar,
namun merekapun harus tetap menjadi pelajar seumur hidup.
4. Masalah kurikulum.
     a. Ruang lingkup kurikulum yang Luther sebutkan sepintas lalu dalam karnyanya.
            Pertama-tama, mengingat pentingnya musik dalam kehidupan Luther sehingga musik
ditikberatkan dalam pengalaman belajar bagi semua pelajar. Sejarah juga perlu dipelajari oleh
anak didik, karena bagi Luther sejarah adalah kisah yang bersaksi atas pemeliharaan Allah
sepanjang abad terhadap manusia. Juga  ilmu hitung dan olah raga serta vak khusus yang
berkaitan dengan bahasa Latin dan pelajaran pokok yaitu Alkitab.
     b. isi Katekismus
            Isi katekismus berisi sepuluh perintah Allah.Pengakuan Iman Rasuli, doa Bapa Kami,
Sakramen baptisan, Pengakuan Dosa dan Perjamuan Kudus.
            Pandangan Luther bahwa pendeta seharusnya memakai katekismus sebagai dasar
kotbahnya.
     c. Isi Kurikulum di sekolah – sekolah
            Pertama-tama, guru jangan merubah isi kateksismus karena kaum muda tidak
berpengalaman banyak harus diajar dengan isi tetap dan seragam. Kedua, sesuadah anak-anak
mengenal isi pokok katekismus itu, hendaknya mereka diajar isinya. Ketiga, setelah mengajari isi
katekismus kecil, titik perhatian kelas wajib dipusatkan pada isi katekismus besar. Keempat,
hubungan dengan pokok Perjamuan Kudus
     d. Perpustakaan
            Pendirian dan pemeliharaan perpustakaan bermutu tinggi sama pentingnya dengan
persekolahan dan pembinaan secara langsung pada wadah gerajawi dalam rangka mendidik
kaum muda dalam iman kristen.

     Kelebihan
Penulis melihat bahwa sumbangsih Marthin Luther terhadap perkembangan pendidikan agama
kristen sangat besar. Beliau meletak dasar – dasar teologi sebagai landasan teori pendidikan
agama kristen dengan bersumber pada Alkitab sebagai Firman yang tidak pernah salah.
Prestasi menterjemahkan Alkitab kedalam bahasa Jerman sungguh berdampak sangat besar
terhadap pemahaman masyarakat Jerman terhadap Firman Tuhan, maka hal ini juga akan sangat
berperan dalam perkembangan pendidikan agama kristen.
Luther juga mewajibkan baik laki – laki maupun perempuan baik muda maupun   dewasa harus
belajar membaca dan menulis sebagai orang percaya yang terdidik karena hal itu yang
memungkin mereka bisa memahami akan kehendak Allah dalam hidupnya sehingga mereka bisa
berkarya dalam masyarakat.
Orang tua harus berperan aktif di dalam pengajaran pendidikan agama kristen, Cuma yang
menjadi masalah mereka kurang memiliki pemahaman yang benar terhadap isi Alkitab maka
menurut hikmat penulis ini adalah tugas gereja untuk memperlengkapi jemaat sehingga mampu
menjawab persoalan – persoalan yang dihadapi oleh anak muda jaman sekarang.
Para pemimpin kotapraja wajib mendirikan sekolah – sekolah negeri adalah mutlak harus
dilakukan supaya semua warga masyarakat bisa sekolah dengan biaya dari kas pemerintah
daerah, sehingga masalah buta huruf tidak lagi terjadi di masyarakat baik di desa maupun di
perkotaan.
Luther juga menyusun kurikulum salah satunya katesimus untuk anak muda hai ini sangat
membantu untuk membentuk karakter anak didik. Luther juga menyusun kurikulum sesuai
dengan kebutuhan anak didik sehingga ada keseimbangan dalam kurikulum itu tidak hanya
agama saja tetapi juga pendidikan yang lain juga di ajarkan sehingga peserta didik memiliki
pengetahuan dan wawasan yang luas sebab dengan mengetahui pendidikan yang lain itu juga
menyadarkan peserta didik bahwa Allah juga bisa berkarya lewat apa yang sedang kita pelajari
itu.
Luther juga mendesak warga Jerman untuk mendirikan perpustakaan sebagai sumber belajar bagi
peserta didik baik itu perseorangan, masyarakat, gereja maupun negara.

Kelemahan
Marthin Luther sangat optimis negara sebagai kekuatan yang turut melaksanakan tujuan – tujuan
gereja. Penulis menganggap bahwa hal itu sebuah kelemahan karena antara negara dan gereja
ada perbedaaan tujuan yang sangat mendasar.
Luther berat sebelah dalam hubungan antara kepercayaan dan perbuatan. Karena pandangannya
bahwa seseorang dikatakan baik jika percaya sebaliknya dikatakan jahat jika tidak percaya.
Bagi Luther iblis itu nyata bukan semacam tokoh simbolis.
Sakramen perjamuan kudus dan baptisan sangat berperan dalam pedagogis.
Pelayan kotbah dengan pengajar dimaknai sama

Yohanes Calvin
            Yohanes Calvin merupakan salah satu reformator gereja yang saat ini pengajarannya
dianut oleh banyak gereja dengan nama Calvinisme. Calvin merupakan reformator dengan masa
hidup dari tahun 1509-1564. Calvin merupakan seorang sarjana hukum yang tertarik pada
teologi. Ia merupakan pengagum Erasmus dan Humanisme,hal ini terlihat juga dari karangan-
karangan Calvin melalui pemikiran mereka. Selain itu Calvin menjadi pengikut Luther sehingga
membuat Calvin diusir dari tempat dia berasal dan menjadi pedeta di kota Jenewa(Swis). Dan
tidak dapat dipungkiri bahwa Calvin menghargai dan sangat menghormati Luther sebagai guru
besarnya.
                Hal ini diawali dengan sependapatnya Calvin dengan Luther dalam hal pembenaran
oleh iman yang membuat Calvin menekankan “penyucian”. Pengajaran Agama Kristen yang
disusun oleh Calvin merupakan buku yang paling membuatnya dikenal merupakan buku yang
bukan hanya berisikan tentang risalah, tetapi keseluruhan sikap yang saleh.
Lima Dasar Pendidikan Agama Kristen

Buah pikirannya terhadap pendidikan dan gereja bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng.
Kepeduliannya terhadap kepedulian ini juga terlihat keinginannya mendirikan salah satu akademi
bermutu yang mencakup taraf pendidikan menengah dan perguruan tinggi. Hal ini
diwujudkannya dengan usahanya mengumpulkan dana dari banyak dompet warga khususnya di
Jenewa. Dan pada Tahun 1563 terbangunlah gedung yang dia inginkan untuk proses belajar
mengajar itu untuk para pelajar dan pengajar.

Dalam usaha-usaha dalam bidang pendidikan, ada juga hal yang perlu di perhatikan dari
pendidikan melalui pengajaran Calvin, yaitu dasar teologi.
Dasar - dasar teologi yang mendasari pendidikan Pendidikan Agama Kristen.

1. Pertama adalah kedaulatan Allah


Tugas terhadap Allah Yang berdaulat yaitu :
a. Allah wajib dilayani dan semua pembicaraan manusia tentang Allah harus           bertitik tolak
dari sudut bagaimana Allah sendiri ingin diketahuiNya.
       Dalam kedaulataNya Dia menyatakan diriNya dala tiga pribadi, Bapa, Anak   dan Roh
Kudus yang berbeda-beda.
b.  Allah berdaulat atas dunia, karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu ada.
c.  Membangun atas gaya menciptakan sebagai pengejawantahan kedaulatan Allah.
d.  Kedaulatan allah yang memelihara ciptaanNya.

2. Kedua Alkitab sebagai Firman Allah


            Calvin bependapat bahwa sumber pengetahuan didapati dari Alkitab Firman yang tertulis.
Namun Firman tidak hanya terbatas pada Alkitab, tetapi juga perkataan-perkataan manusia yang
dapat berupa firman yang diberitakan. Alkitab yang merupakan pokok isi pendidikan agama
kristen menjadi tolak ukur dalam proses pelaksanaan pembinaan warga jemaat.
3. Ketiga Ajaran tentang manusia.
            Mengenai ajaran tentang manusia, manusia di bagi atas dua bagian yaitu, manusia yang
diciptakan sebagai makhluk yang segambar dengan Allah dan manusia yang kemudian jatuh
dengan dampak luas yang tersirat didalamnya.
Yang kedua sejumlah manusia yang jatuh ini dipilih dalam Yesus Kristus untuk diselamatkan
dari akibat kejatuhan agar mengejahwantahan buah keselamatan dalam kehidupan dan pelayanan
terhadap sesamanya. Dalam hal ini kita diberitahukan bahwa Yesus sebagai manusia sejati yang
memenuhi dalam diriNya rencana Allah untuk manusia.
Manusia dengan usahanya sendiri tidak dapat menyembuhkan penyakitnya yaitu keterasingan
dari Allah. untuyk membuktikan hal itu Allah menyediakan hukum TauratNya yang triguna,
yaitu : 1) hukum itu berfungsi sebagai cermin. 2) Hukum itu dipandang sebagai ancaman
terhadap semua macam tindakan yang bersalah. 3) Telah ditulis oleh jari Allah pada hati orang-
orang percaya.
            Maka dapat dikatakan bahwa gereja adalah persekutuan kaum perpilih dalam Yesus
Kristus yang dididik melalui sarana kebaktian, yang pada pokoknya pemberitaan Firman dan
sakramen baptisan dan perjamuan kudus dan kesempatan belajar lainnya, agar kaum percaya itu
mengejahwantahkan pilihannya dengan tindakan kasih kepada sesamanya.
4.  Keempat, Ajaran gereja
Dalam pengajaran Calvin mendasarkan kepada gereja yang “am”. Gereja merupakan
persekutuan orang-orang terpilih yang didalamnya dididik dengan sarana kebaktian. Khotbah
merupakan sarana untuk menginjili dan mendidik jemaat. pengaplikasian terhadap didikan
tersebut terdapat dalam tindakan-tindakan kasih demi sesama manusi dalam kehidupan sehari-
hari.
5.  Kelima, ajaran tentang gereja dan negara
            Calvin membagi 4 praduga tentang hubungan antara gereja dan negara, yakni :
a.  Dia tidak dapat membayangkan negara yang terbagi menurut iman warganya. demi keamanan
negara, semua warga wajib mengakui iman yang sama. Yang tidak setuju diberi tiga pilihan,
yaitu : mengubah pendapat, mengungsi atau ditangkap.
b.   setiap pemerintah yang dikenalnya dari dekat terdiri dari warga yang menganggap pengikut
Kristus. Maka sebagian kewajibannya sebagi pengikut Kristus dipenuhi melalui pemerintahan
negara.
c. Para pemimpin negara adalah manusia yang berdosa juga. fakta bahwa lembaga pemerintahan
diberikan Allah demi kepentingan kesejahteraan dan keamanan warganya, maka menentang
pemerintah jangan dilaksanakan oleh warga akan tetapi menunggu sampai Allah turun tangan
pada waktu yang ditentukanNya.
d. Meskipun hubungan antara gereja dan negara sangat erat,  namun para pelayan wajib menentuka
isi Firman yang diproklamasikan dan siapa yang boleh menerima sakramen.Calvin menanamkan
bibit demokrasi. dalam hal ini dimaksudkan juga bahwa gereja tidak mendominasi negara dan
negara tidak mendominasi gereja. Namun gereja tetap mengajarkan keseluruhan dari kebudayaan
kepada gereja.

Pendidikan Agama Kristen, Asas-Asas dan Pelaksanaannya.


1. Apa itu Pendidikan Agama Kristen ?
            Pendidikan agama kristen menurut rumusan Calvin adalah pemupukan akal orang-orang
percaya dan anak-anak mereka dengan Firman Allah di bawah bimbinghan Roh Kudus melalui
sejumlah pengalaman belajar yang dilaksanakan gereja, sehingga dalam diri mereka dihasilkan
pertumbuhan rohani yang berkesinambungan yang diejahwantahkan semakin mendalam melalui
pegabdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus berupa tindakan-tindakan kasih kepada
sesamanya.
2. Tujuan Agama Kristen
            Tujuan Pendidikan agama kristen adalah mendidik semua putra-putri sang Ibu (gereja)
agar mereka, dilibatkan dalam penelaah secara cerdas sebagaimana dibimbing oleh Roh Kudus,
diajar mengambil bagian dalam kebaktian serta mencari keesaan gereja, diperlengkapi memilih
cara-cara mengejahwantahkan pengapdian diri kepada Allah Bapa Tuhan Yesus Kristus dalam
gelanggang pekerjaan sehari-hari serta hidup bertanggungjawab di bawah kedaulatan Allah demi
kemulianNya sebagai lambang ucapan syukur yang dipilih dalam Yesus Kristus.
3. Para Pelajar
            Menurut Calvin ada 4 golongan yang dianggap pelajar, yakni :  anak didik, kaum dewasa,
golongan pelajar, dan golongan pendeta dan pengajar
4. Siapakah pengajar Pendidikan Agama Kristen ?
            Pengajar yang utama adalah Allah sendiri, sebagai Allah yang berdaulat sehingga Dialah
yang menentukan apakah perkataan seorang peangajar mengenai sasaran atau tidak maka
seorang pengajar janganlah melampui mandatnya menjadi juru bicara Tuhan alam semesta.
Menurut Calvin , Allah telah mempersiapkan dua jabatan gerejawi sebagai pelayan-pelayan
FirmanNya yaitu :  Pendeta/ gembala dan guru.

4. Akademi Jenewa
            Pada tanggal 5 Juni 1559 diselenggarakan upacara pembukaan Akademi Jenewa, Calvin
sendiri sebagai rektor yang pertama di akademi itu. Ia juga membuat peraturan untuk akademi
tersebut. Pada pokoknya isinya mengutamakan gay hidup disiplin. Baik pelajar maupun pengajar
jika melanggar peraturan mereka akan dihukum. Walaupun peraturan itu keras, namun berpusat
pada maksud dua pokok yaitu : 1) menentukan suasana belajar yang cenderung menghasilkan
keuntungan sebanyak mungkin dari usaha kedua belah pihak pengajar dan pelajar. 2) Melatih
kaum muda bertindak sesuai dengan peraturan, agar gaya hidup yang disiplin itu menjadi biasa
bagi mereka setelah tamat.

Kelebihan
Menurut penulis sumbangsih Calvin terhadap dasar dan praktek  pendidikan agama kristen
adalah keteladanan hidupnya sebagai orang yang mengasihi Tuhan dengan segenap pikirannya.
Dalam bukunya Institutio ia menjelakan iman kristen yang  teratur sebagaimana yang terdapat
dalam Alkitab.
Calvin juga menekankan bahwa pengetahuan perlu dipahami dan dimengerti oleh warga kristen.
Peraturan yang dibuat mencakup hal-hal yang sangat mendetail, yaitu dimulai dari hal pelajar,
proses belajar mengajar hingga pengajar.
Dia berharap semua warga dari segala golongan umur mau menaklukkan dirim kepada Tuhan
dalam kehidupan sehari-hari sebagi bukti wujud pemilihan mereka dalam Yesus Kristus.
Pak adalah bagian dari pelayanan gereja karena gerejalah sang Ibu yang mengasuh anak-
anaknya.
Dia menjunjung tinggi kotbah sebagai sarana untuk penginjilan serta mendidik warga jemaat.
Dia mempersiapkankatekismus untuk mendidik kaum muda.
Dia mendidik jemaat memuji Tuhan melalui mazmur – mazmur yang berbahasa Perancis
( bahasa daerah)
Mendorong pemerintah dan masyarakat Jenewa mendirikan akademi sebagai pusat persekolahan
gereja yang am”
Mendidik warga jemaat bahwa mereka bukan kepunyaan mereka sendiri melainkan milik Tuhan

Kekurangan

Peraturan yang terlalu ketat  menimbulkan rasa tidak nyaman. sekalipun hal itu  memiliki dua
maksud pokok yaitu 1)menentukan suasana belajar yang cederung menghasilkan keuntungan
sebanyak mungkin bagi pihak pelajar dan pengajar, dan 2) melatih pelajar bertindak sesuai
peraturan, agar gaya hidup berdisiplin itu menjadi biasa bagi mereka sesudah tamat. Namun
kedua maksud pokok tersebut hanya dapat dievaluasi saja secara tekhnis dan teori, namun dari
pelajar tidak dapat dilihat apakah benar-benar dapat dievaluasi. Misalnya kedisiplinan apakah
membuat sebagai habit ataukah hanya menekan sang pelajar dalam proses pendidikannya.
Ajaran predestinasi membebaskan orang percaya dari berbagai belenggu akan lebih rajin
memenuhi kehendak Tuhan dalam urusan sehari – hari
Tidak ada penggolongan dalam usia dalam belajar semua disebut peserta didik.
Seorang warga tidak diijinkan memberotak terrhadap pemerintah sekalin keliru karena kita
dianggap mengambil alih keakuasaan yang sudah dituigaskan Tuhan kepada para pemimpin atas
namaNya.

Daftar Pustaka
Boehlke Robert, Sejarah Perkembangan Pemikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen, BPK
Gunung Mulia
Mcgrath E. Alister, Sejarah Pemikiran Reformasi, BPK Gunung Mulia.

Anda mungkin juga menyukai