LP Ateroma PDF Free
LP Ateroma PDF Free
A. Pengertian
Kista ateroma adalah benjolan dengan bentuk yang kurang lebih bulat dan berdinding
tipis, yang terbentuk dari kelenjar keringat (sebacea), dan terbentuk akibat adanya sumbatan
pada muara kelenjar tersebut. Disebut juga kista sebacea. kista epidermal
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/03/pengertian-kista-ateroma.html.
Kista Ateroma bentuknya bulat dan lonjong, biasanya lunak, letaknya dibawah kulit
subkutan), dapat digerakan dari dasar dan tidak nyeri
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/03/pengertian-kista-ateroma.html.
C. Etiologi
Sumbatan pada muara kelenjar sebacea, dapat disebabkan oleh infeksi, trauma
(luka/benturan), atau jerawat.
Kista Ateroma berasal dari jerawat yang tersumbat muara kelenjarnya dan berisi
kristal kolesterol. Bila Kista Ateroma dibelah, akan ditemui massa putih dan berbau.
(Sumiardi Karakata, Bob Bachsinar, dalam buku bedah minor. 1996:127)
Pembedahan mungkin dilakukan untuk berbagai alasan (Buku ajar Keperawatn medikal
bedah Brunner dan Suddarth ), seperti :
b. Kuratif, seperti ketika mengeksisi masa tumor, kista ateroma atau mengangkat apendiks
yang inflamasi
c. Reparatif, Seperti memperbaiki luka yang multipek
e. Paliatif, seperti ketika harus menghilangkan nyeri atau memperbaiki masalah, contoh
ketika selang gastrostomi dipasang untuk mengkompensasi terhadap kemampuan
untuk menelan makanan.
D. Patofisiologi
Kista sebasea atau kista ateroma terbentuk akibat sumbatan kelenjar sebasea sehingga
produk kelenjar yang seperti bubur putih abu abu ( ateroma ) terkumpul dalam satu kantong
tipis. Kita sebasea membesar secara perlahan, dapat timbul disemua kulit kecuali tangan dan
kaki yang tidak mengandung kelenjar sebasea. Kista berbentuk tumor yang kurang lebih
bulat, karena kelenjar sebasea terletak di dermis, kista melekat di dermis tetapi bebas dari
dasarnya. Muara kelenjar yang tersumbat menjadi puncak kista yang tampak sebagai titik
yang berwarna kebiruan dermis. Kista dapat terinfeksi sehinga cepat membesar karena proses
inflamasi, bla proses ini berlanjut, isinya berbentuk nanah sehingga menjadi abses
Pembuangan kista harus tuntas, sampai mengankat kantongnya tanpa sisa, bila ada yang
tertinggal, kista akan muncul kembali karena dinding kista merupakan sel kelenjar sebasea
yang selalu bermitosis dan membentuk ateroma.
E. Pathway
Lesi obstruktif
Gangguan integritas
Resiko infeksi Lesi baru kulit
Gangguan citra tubuh
Ansietas
Papula eritematosa
Kista inflamatorik
Pustyla
F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kista ateroma dilakukan dengan mengambil benjolan dengan
menyertakan kulit dan isinya, tujuannya untuk mengangkat seluruh bagian kista hingga ke
dindingnya secara utuh. Bila dinding kista tertinggal saat eksisi, kista dapat kambuh, oleh
karena itu, harus dipastikan seluruh dinding kista telah terangkat.
Penatalaksaan Kista Ateroma adalah dilakukan pembedahan dengan nama tindakan
Ekstirpasi Kista. Ketika pembedahan, kista harus terangkat bersih beserta kantong/kapsulnya.
Jika tidak, kemungkinan terjadi kekambuhan.
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien.
Kata perioperatif adalah suatu istilah gabungan yang mencangkup 3 fase pengalaman
pembedahan yaitu :
a. Praoperatif
Dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika
pasien dikirim ke meja operasi.
b. Intraoperatif
Dimulai ketika pasien masuk ke bagian atau departemen bedah dan berakhir saat
pasien dipindahkan ke ruang pemulihan.
c. Pascaoperatif
Dimulai pada saat pasien masuk ke ruang pemulihan dan berakhir dengan evaluasi
tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah.
G. Komplikasi
Bila terjadi infeksi sekunder, dan terbentuk abses, dilakukan pembedahan dan
evakuasi nanah, biasanya diberikan antibiotik selama 2 minggu. Setelah luka tenang (3-6
bulan) dapat dilakukan operasi untuk kista ateromanya.
D. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
d. Biopsi
E. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Syok hipovolemik
d. Retensi urin
f. Sepsis
I. Pengkajian
Pengkajian klien bedah meliputi evaluasi faktor-faktor fisik dan psikologis secara
luas. Banyak parameter dipertimbangkan dalam pengkajian menyeluruh terhadap
klien, dan berbagai masalah klien atau diagnosis keperawatan dapat diantisipasi atau
diidentifikasi dengan dibandingkan pada data dasar.
1. Status Nutrisi dan Penggunaan Bahan Kimia
a. Mengukur tinggi dan berat badan
b. Mengukur lipat kulit trisep
c. Mengukur lingkar lengan atas
d. Mengkaji kadar protein darah dan keseimbangan nitrogen
e. Kadar elektrolit darah
f. Asupan makanan pre-operatif
Keadaan khusus :
a. Obesitas : jaringan lemak rantan terhadap infeksi, peningkatan masalah teknik
dan mekanik (resiko dehisensi), dan nafas tidak optimal.
b. Penggunaan obat dan alcohol : rentan terhadap cedera, malnutrisi, dan tremens
delirium.
2. Status Pernafasan
a. Berhenti merokok 4 – 6 minggu sebelum pembedahan
b. Latihan nafas dan penggunaan spirometer intensif
c. Pemeriksaan fungsi paru dan analisa gas darah (AGD)
d. Riwayat sesak nafas atau penyakit saluran pernafasan yang lain.
3. Status Kardiovaskuler
a. Penyakit kardiovaskuler
b. Kebiasaan merubah posisi secara mendadak
c. Riwayat immobilisasi berkepanjangan
d. Hipotensi atau hipoksia
e. Kelebihan cairan/darah
f. Tanda-tanda vital
g. Riwayat perdarahan.
5. Fungsi Endokrin
a. Riwayat penyakit diabetes
b. Kadar gula darah
c. Riwayat penggunaan kortikosteroid atau steroid (resiko insufisiensi adrenal
6. Fungsi Imunologi
a. kaji adanya alergi
b. riwayat transfusi darah
c. riwayat asthma bronchial
d. terapi kortikosteroid
e. riwayat transplantasi ginjal
f. terapi radiasi
g. kemoterapi
h. penyakit gangguan imunitas (AIDS, Leukemia)
i. suhu tubuh.
7. Sistem Integumen
a. keluhan terbakar, gatal, nyeri, tidak nyaman, paresthesia
b. warna, kelembaban, tekstur, suhu, turgor kulit
c. alergi obat dan plesterriwayat puasa lama, malnutrisi, dehidrasi, fraktur
mandibula, radiasi pada kepala, terapi obat, trauma mekanik.
d. Perawatan mulut oleh pasien.
8. Terapi Medikasi Sebelumnya
a. obat-obatan yang dijual bebas dan frekuensinya
b. kortikosteroid adrenal : kolaps kardiovaskuler
c. diuretic : depresi pernafasan berlebihan selama anesthesia
d. fenotiasin : meningkatkan kerja hipotensif dari anesthesia
e. antidepresan : Inhibitor Monoamine Oksidase (MAO) meningkatkan efek
hipotensif anesthesia
f. tranquilizer : ansietas, ketegangan dan bahkan kejang
g. insulin : interaksi insulin dan anestetik harus dipertimbangkan
h. antibiotik : paralysis system pernafasan.
9. Pertimbangan Gerontologi
a. penyakit kronis
b. ketakutan lansia divonis sakit berat — bohong (tidak melaporkan gejala)
c. fungsi jantung
d. fungsi ginjal
e. aktivitas gastrointestinal
f. dehidrasi, konstipasi, malbutrisi
g. keterbatasan sensori penglihatan
h. penurunan sensitivitas sentuhan
i. riwayat cedera, kecelakaan dan luka bakar
j. arthritis
k. keadaan mulut (gigi palsu)
l. kajian integumen (kulit) : gatal-gatal, penurunan lemak — perubahan suhu
tubuh
m. penyakit pribadi
PRE POST
POST OP
4) Lakukan kompres hangat dan masase pada daerah yang terasa pegal serta
mengalami gangguan rasa nyaman
5) Fiksasi luka insisi dengan kedua belah tangan atau bantal pada saat
melakukan gerakan atau melakukan latihan batuk
IV. Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan apa yang ada di intervensi
keperawatn.
V. Evaluasi
Hasil yang diharapkan :
1. Ansietas berkurang.
1. Evaluasi Keperawatan
a. Pengurangan rasa nyeri dan gangguan rasa nyaman.
1) Melaporkan pengurangan rasa nyeri yang hebat dan gangguan rasa
nyaman.
2) Menggunakan preparat analgesic seperti yang diresepkan
3) Menyebutkan rasional penggunaan kompres hangat dan masase
4) Melatih otot yang pegal dalam batas-batas yang direkomendasikan.
5) Secara bertahap meningkatkan aktivitas dan latihan.
6) Menggunakan teknik untuk mengalihkan perhatian , melakukan latihan
relaksasi dan imajinasi untuk mengurangi rasa nyeri.
7) Memperlihatkan tidak adanya manifestasi pada timgkah laku akibat nyeri
dan gangguan rasa nyaman ( missal :kegelisahan,perspirasi, ekspresi nyeri
secara lisan ).
8) Turut berpartisipasi dalam latihan menarik nafas dalam dan batuk efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC
(http://www.scribd.com/doc/35940914/Perioperatif-Presentation)
http://fourseasonnews.blogspot.com/2012/03/pengertian-kista-ateroma.html