Anda di halaman 1dari 31

Kebijakan Kementerian Kesehatan

dalam Pelayanan KB
Direktur Kesehatan Keluarga
Dr. Erna Mulati, M.Sc, CMFM

Disampaikan pada :
Advokasi Revitalisasi PKBRS
Jakarta, 1 September 2021
Analisis
Situasi
Date 2
MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK

ANGKA PREVALENSI
KEMATIAN IBU/ STUNTING
100.000 KH

2010 SP 2015 SUPAS 2024 TARGET 2013 RISKESDAS 2018 RISKESDAS


2019 SSGBI 2024 TARGET

346 305 183 37,2 30,8 27,7 14

ANGKA KEMATIAN TOTAL FERTILITY


BAYI/ RATE / TFR
1.000 KH

2012 SDKI 2017 SDKI 2024 TARGET 2012 SDKI 2017 SDKI 2019 SKAP 2024 TARGET

32 24 16 2,6 2,4 2,45 2,1


3
STATUS KESEHATAN PEREMPUAN INDONESIA

• 23,9% pernikahan remaja ( 15 – 19 thn)


• 36/1000 kehamilan remaja (15 – 19 thn) IBU HAMIL RISIKO TINGGI
• 14,5 % Wanita Usia Subur (WUS) dengan Kurang
energi Kronis (KEK) (Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm) (2) 1. 48,9% ibu hamil anemia (2)
• 23,9% Perempuan dengan Anemia (2) 2. 17.3% ibu hamil dengan KEK (2)
• 36,85% perempuan dengan Hipertensi (2) 1. 4 Terlalu (1) 3. 28% ibu hamil mengalami komplikasi/
Terlalu muda & Terlalu tua
• 1,78% perempuan dengan DM (2) gangguan kehamilan (2)
32,5%,
• 1,6% perempuan dengan Jantung (2) Terlalu dekat 9% • 3,3% hipertensi
• 29% perempuan usia > 18 tahun dengan obesitas (2) Terlalu banyak 32,4% • 2,6% perdarahan jalan lahir
• 12.177 kasus baru ODHA pada usia 25 - 49 tahun (Lap 2. Kehamilan tidak diinginkan • 2,7% bengkak kaki disertai kejang
rutin Jan-Juni 2021) 7% (SDKI 2017) • 20% muntah/diare terus menerus
• 0,4% perempuan dan 0,5% laki-laki dengan TB (2) • 1,6% nyeri dada/jantung berdebar
• 0,39% perempuan dengan Hepatitis (2) • 20% muntah/diare terus menerus
• 12,8% Perempuan dengan Ca Cerviks • 2,4% demam
• 28,7% Perempuan dengan Ca Payudara • 2,7% keluar air ketuban
• 1 dari 3 perempuan mengalami kekerasan 4. 6439 ibu hamil dengan HIV (3)

Ketidaksetaraan Gender: (1) Riskesdas 2013


Keterbatasan Persepsi Budaya Kondisi Geografis Diskriminasi, Subordinasi, Rentan Mengalami
Sosial-Ekonomi Kekerasan, Peran Ganda
(2) Riskesdas 2018
MASALAH KELUARGA BERENCANA
MODERN
ASFR CONTRACEPTIVE TINGKAT
15-19 TAHUN PREVALENCE PUTUS PAKAI
RATE mCPR KONTRASEPSI
(KB cara modern)
2012 SDKI 2017 SDKI 2019 SKAP 2024 TARGET 2012 SDKI 2017 SDKI 2019 SUSENAS 2024 TARGET 2012 SDKI 2017 SDKI 2024 TARGET

48 36 33 18 58 57,2 54,5 63,4 27,1 28,8 20

PREVALENSI KB PASCA
UNMET
PEMAKAIAN PERSALINAN
NEED KONTRASEPSI
(MKJP)
2018
2012 SDKI 2017 SDKI 2019 SUSENAS 2024 TARGET RISKESDAS 2024 TARGET
2012 SDKI 2016 SURVEY 2019 SUSENAS 2024 TARGET

11 11 19,78 7,4 18,3 21,6 21,39 28,39 23 40


5
Kualitas Pelayanan Konseling KB
30,4 MMI Indonesia: 30,4
Method Information Index (MII) Indonesia

Indeks yang digunakan untuk mengukur 57.6


kualitas konseling KB yang diterima klien,
yang meliputi: 49.2

1. Informasi tentang metode lain ber-KB di 36.8


luar yang diketahui/dikehendaki klien,

2. Informasi tentang efek samping


kontrasepsi, dan

3. Informasi tentang hal yang perlu


dilakukan jika mengalami efek samping
Parameter 1 Parameter 2 Parameter 3
kontrasepsi

Laporan Family Planning 2020 (FP2020) tahun 2016-2017


ASPEK CLIENT-CENTERED?
Sumber Pelayanan Kontrasepsi

Lainnya
• Apotik/Toko obat 14,3
• Toko/Warung 3,5

Sumber: SDKI 2017


STRATEGI
PENURUNAN AKI AKB
ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2020-2024
1
2

Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan


kesehatan semesta dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan
dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif
didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi

STRATEGI RPJMN 2020-2024

Peningkatan Percepatan Peningkatan Penguatan Gerakan Peningkatan


pelayanan kesehatan
kesehatan ibu, Perbaikan gizi pengendalian Masyarakat Hidup
dan pengawasan
penyakit Sehat (Germas)
anak masyarakat obat dan makanan
dan
kesehatan
reproduksi
KEBERLANGSUNGAN PELAYANAN KIA BERDASARKAN
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP

Strategi dalam upaya penurunan AKI dan AKB


dilakukan dengan pendekatan siklus hidup melalui
berbagai pelayanan kesehatan bagi :
• Ibu Hamil
• Ibu Bersalin dan Ibu Nifas
• Bayi Baru Lahir
• Bayi, Balita, dan Anak Usia Pra Sekolah
• Anak Usia Sekolah
• Remaja
• Usia Reproduksi / PUS
Pelayanan kesehatan yang diberikan bersifat
promotif, preventif, deteksi dini, kuratif, dan
rehabilitatif.

Setiap tahapan dalam siklus hidup ini tidak dapat


dipisahkan dan harus diberikan intervensi
berkelanjutan untuk dapat menghasilkan ibu hamil
sehat, melahirkan dengan selamat, dan anak yang
Promotif, Preventif, Deteksi Dini, Kuratif, Rehabilitatif
cerdas berkualitas.
Upaya Preventif Mengurangi Komplikasi Pada Ibu dan BBL
Kondisi saat ini:
1. Banyaknya ibu hamil dengan risiko:
• 48,9% Ibu hamil dg anemia Penguatan Kondisi
• 17,3% Ibu hamil dengan KEK Pelayanan Ibu hamil
Layak
• Ibu hamil dg penyakit penyerta
2. 33% kematian ibu disebabkan karena
Kesehatan
Hamil
sehat
hipertensi Masa Sebelum
3. 27% kematian ibu disebabkan karena Hamil
perdarahan
4. 15% kematian ibu karena komplikasi
penyakit penyerta
5. Rendahnya pengetahuan catin dan PUS t
tg kespro
Kematian ibu d
an bayi
menurun

KB Tidak Layak
Hamil
KELUARGA BERENCANA
DUKUNGAN REGULASI TERKAIT PELAYANAN KB

UU No. 40/2004 UU No. 36/2009 tentang Perpres No. 82/2018


tentang SJSN Kesehatan tentang Jaminan Kesehatan

UU No. 52/2009
Permenkes No. 21/2021 tentang Permenkes No. 28/2014 tentang Pedoman
tentang
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Pelaksanaan Program JKN
Perkembangan
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Masa
Sesudah Melahirkan, Peyelenggaraan Kependudukan
Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Permenkes No. 76/2014 tentang Pedoman dan
Kesehatan Seksual INA CBG dalam Pelaksanaan JKN Pembangunan
Keluarga
Permenkes No. 12/2016 tentang Perubahan
Permenkes No. 99 Tahun 2015 tentang Atas Peraturan Menteri Kesehatan No 59/2014 tentang
Perubahan Atas Permenkes No. 71/2013 Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
tentang Pelayanan Kesehatan pada JKN Penyelenggaraan Progra Jaminan Kesehatan

Permenkes No. 6/2018 tentang Perubahan Ketiga Atas Permenkes Nomor 52/2016 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan
Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
Pelayanan
KB
Date 14
Keluarga Berencana
Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. (UU No 52/2019)
Tujuan: Sasaran:
Menunda kehamilan (usia klien < 20 tahun, atau klien yang
memiliki masalah kesehatan) Pasangan Suami Istri

Mengatur jarak kehamilan (minimal 2 tahun) pada usia 20-35 Tindakan pemberian pelayanan kontrasepsi
tahun dilakukan pada:

Pada klien yang berusia lebih dari 35 (tiga puluh lima) tahun a. Masa interval
diharapkan tidak hamil lagi b. Pascapersalinan
c. Pascakeguguran
Mengatur jumlah anak yaitu klien yang telah menikah anak > d. Pelayanan kontrasepsi darurat
2, diharapkan tidak hamil lagi
PELAYANAN KONTRASEPSI
Adalah Pemberian kondom, pil, suntik, pemasangan atau pencabutan implant,
pemasangan atau pencabutan AKDR, pelayanan tubektomi, pelayanan vasektomi

Langkah-Langkah:

Pra Pelayanan Pelayanan kontrasepsi Pasca Pelayanan

• Pemberian komunikasi, dapat dilakukan pada:


informasi dan edukasi • Pemberian konseling
1.Masa Interval • Pelayanan
• Pelayanan konseling
• Penapisan kelayakan 2.Pasca Persalinan medis/rujukan

medis 3.Pasca Keguguran


• Permintaan persetujuan 4.Pelayanan
tindakan tenaga kesehatan kontrasepsi darurat
Mekanisme Pelayanan Kontrasepsi
PMK 21 Tahun 2021

Penapisan Pelayanan
KIE KB di Informed Konseling KB Informed Pemberian
Klien Kondisi Konseling Medis dan
lapangan choice di Fasyankes consent kontrasepsi
Medis Rujukan

Pra Pelayanan Pelayanan Pasca Pelayanan

• Petugas lini lapangan KB • Nakes (Dokter, bidan) Sesuai


• Alat bantu: ABPK, dll • Penilaian kesehatan klien dan penapisan kelayakan dengan
• Informasi lengkap dan medis kondisi
motivasi ber-KB • Informed choice sesuai kondisi kesehatan medis

Lapangan Fasyankes
Pengklasifikasian Metode Kontrasepsi
KANDUNGAN MASA PERLINDUNGAN MODERN/TRADISIONAL

METODE NON
HORMONAL MKJP NON MKJP MODERN TRADISIONAL
HORMONAL
AKDR Cu √ √ √
AKDR LNG √ √ √
Implan √ √ √
Suntik √ √ √
Pil √ √ √
Kondom √ √ √
Tubektomi/ MOW √ √ √
Vasektomi/ MOP √ √ √

Metode Amenore √ √ √
Laktasi
Sadar Masa Subur √ √ √
Sanggama Terputus √ √ √ 18
Tenaga Kesehatan Pemberi Layanan KB
Kompetensi dan kewenangan klinis tenaga kesehatan dalam pelayanan KB
KOMPETENSI KEWENANGAN
Dokter Dokter Dokter Bidan Perawat Dokter Dokter Dokter Bidan Perawat
METODE KONTRASEPSI
Spesialis Spesialis Umum Spesialis Spesialis Umum
Obgin Urologi Obgin Urologi
AKDR Copper (Cu) √ √ √* √ √ √**
AKDR Levonogestrel (LNG) √ √ √* √ √ √**

Implan √ √ √* √ √ √**
Suntik √ √ √ √ √ √ √ √ √ cf
Pil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √**
Kondom √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tubektomi Minilaparotomi √ √*** √ √**
Tubektomi Laparoskopi √ √
Vasektomi - √ √*** - √ √***
Metode Amenore Laktasi √ √ √ √ √ √ √ √
Metode Sadar Masa Subur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sanggama Terputus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pemberian Konseling √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Keterangan:
(*) Bagi Bidan yang lulusan profesi (S1) atau bidan vokasi (D3) yang sudah mendapatkan pelatihan
(**) Kewenangan diberikan berdasarkan pendelegasian sesuai dengan regulasi yang berlaku
(***) Bagi yang sudah mendapatkan pelatihan
UPAYA PENGUATAN
PELAYANAN KB
UPAYA PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS
PELAYANAN KB
Peningkatan awareness masyarakat
Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan
melalui: orientasi KBPP, Sosialisasi Pedoman KB WHO
01 dan PUS terkait pentingnya perencanaan
kehamilan melalui kelas ibu hamil, konseling KB
dan Orientasi Roda KLOP, Blended-learning dokter
Umum / Bidan pel KIA &KB di kab/kota lokus,
04
bagi PUS dengan kondisi atau masalah kesehatan Pelatihan pelayanan kontrasepsi bagi dokter dan
khusus, dan pemberian konseling kespro bagi catin bidan di fasyankes, dsb

Memperkuat regulasi dan


melakukan update pedoman Penguatan koordinasi dan
02 pelayanan KB guna memberikan acuan
bagi tenaga Kesehatan dalam memberikan
dukungan pembiayaan
pelayanan KB
pelayanan – Permenkes 21 tahun 2021, Pedoman
Kontrasepsi dan KB, Pedoman Konseling dengan
menggunakan lembar balik ABPK, Kurmod Pelatihan, PNPK
Pelayanan KB termasuk dalam pembiayaan JKN 05
Pelayanan Kontrasesi dll Alokon disediakan oleh BKKBN
Perlu memperkuat kolaborasi dan koordinasi dengan
BKKBN, BPJS, organisasi profesi (POGI, IBI,etc),
Memanfaatkan teknologi untuk dan mitra

03
meningkatkan kualitas pelayanan KB dengan Meningkatkan monitoring dan
pengembangan Roda KLOP dalam versi
android dan menyusun metode evaluasi terhadap pelayanan KB yang 06
pembelajaran jarak jauh (e-learning), aplikasi diberikan oleh petugas kesehatan
21 layak hamil (Kespro catin)
PEDOMAN KB WHO ADAPTASI INDONESIA

Adaptasi dari pedoman-pedoman ini diharapkan dapat


menjadi acuan dalam penyediaan dan peningkatan pelayanan
KB di Indonesia
Kemenkes bersama BKKBN dan organisasi profesi telah menyusun :
• Revisi Permenkes 97 tahun 2014 menjadi Permenkes 21 tahun 2021
• Penyusunan PNPK pelayanan kontrasepsi
• Pedoman Pelayanan Kontrasepsi dan KB
• Pedoman Konseling dengan menggunakan lembat balik ABPK
• Kurikulum dan Modul Pelatihan Kontrasepsi
MENGAPA PERLU DILAKUKAN
PENGUATAN KB PP ?
1. Kematian Ibu masih tinggi yang penyebabnya adalah karena 4 Terlalu
yaitu Terlalu muda (usia , 20 tahun) , terlalu tua (usia > 35 tahun), terlalu
dekat (jarak < 2 tahun) dan terlalu banyak (jumlah > 2)
2. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2017 terdapat 33,7% kehamilan
dengan jarak < 2 tahun
3. Cakupan persalinan di fasilitas pelayanan Kesehatan sudah cukup baik
yaitu sebesar 89% pada tahun 2019 berdasarkan data Komdat tahun
2019
KB Pascapersalinan (KBPP)
Secara umum,
• Kembalinya kesuburan hampir semua
pasca persalinan tidak metode kontrasepsi
terduga dan kadang dapat dapat digunakan
terjadi sebelum datangnya
menstruasi (rata-rata pada sebagai metode KB PP
ibu yang tidak menyusui,
ovulasi terjadi pada 45 hari
pasca persalinan atau lebih
KBPP
awal) Tujuan KB PP:
mengatur jarak
• Resiko untuk Hamil kembali kelahiran/ kehamilan
dalam 6 bulan pertama yang aman dan sehat
dan menghindari
kehamilan yang tidak
diinginkan
PERANAN KB PASCA PERSALINAN DALAM MENURUNKAN AKI DAN
KBPP dalam Penurunan AKI, AKB dan TFR
AKB SERTA MENURUNKAN TFR
Tanpa Komplikasi
kehamilan, T F R
4T persalinan, nifas
(berisiko)
Tidak Komplikasi Kematian
Ibu KBPP kehamilan, Ibu dan
pasca KTD persalinan, nifas Bayi 
bersalin
Aborsi Komplikasi Kematian
(berisiko) Aborsi Ibu

CPR 

KBPP Kesehatan ibu & bayi  AKI


Unmet AKB 
need  TFR 
STRATEGI PENINGKATAN CAKUPAN
PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Pelayanan


Keluarga Berencana
 Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
(Puskesmas, BPM, Klinik dll
 Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Rujukan (RS) -- > terutama untuk KBPP
dan MOW
TANTANGAN DALAM PENINGKATAN
KUALITAS PELAYANAN KB DI RS
1. Sistem rujukan pelayanan KB atas indikasi medis
2. Biaya paket pelayanan KBPP, sudah masuk dalam pelayanan
persalinan
3. Pelayanan implan, AKDR, MOP yang dilakukan di RS tidak
bisa dibayarkan melalui dana BPJS

• Perlu dilakukan pendekatan kepada BPJS terkait sistem pembiayaan KB di RS atau


menggunakan mekanisme pembiayaan khusus dari BKKBN
• Melakukan sosialiasi dan kepada pemberi pelayanan terkait pentingnya
pelaksanaan pelayanan KBPP dan pembiayaan sudah masuk dalam paket
pelayanan persalinan
Date Your Footer Here 28
Harapan dalam
peningkatan
Pelayanan KB
Date 29
Harapan
Adanya pemetaan dan penguatan kemampuan
01 seluruh fasilitas kesehatan

Memastikan ketersediaan alokon terutama


MKJP di seluruh fasilitas pemberi layanan 02
KB

Peningkatan kualitas pelaksanaan konseling


03 dan pelayanan KB

Meningkatknya koordinasi baik Lintas Program, Lintas


Sektor dan Organisasi Profesi dalam pemberian 04
layanan KB termasuk dalam melakukan pemantauan
dan evaluasi
S A L A M S E H AT

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai