Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KISAH NABI MUHAMMAD SAW

DISUSUN OLEH :
ALDI RAHIM (T3521007)
SHELLIN RUMAMPUK

FAKULTAS PENDIDIKAN
JURUSAN PGSD
T.A 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Spesifikasi dalam pendidikan keislaman selain dibutuhkan ilmiah adalah ibadah simbol
ketaatan kepada Allah. Sehingga kebutuhan ilmiah karena menyingkap ilmu-ilmu al-Qur’an
dan Rasul membutuhkan kemampuan instink yang dibarengi dengan kekuatan akal. Sebagai
ibadah, Allah tidak menghendaki orang-orang yang tidak mempunyai tingkat intelegensi
yang tinggi menjadi referensi wahyu-Nya.
Persoalan ibadah kepada Allah SWT adalah suatu  hal yang sangat urgen dalam
kehidupan manusia. Namun tidak sedikit umat Islam yang terjebak dalam kehalusan dosa
yang menggerogoti mereka. Karena pengetahuan tentang kebenaran hakiki tidak dipahami.
Ditambah dengan persepsi yang salah yang berkembang dalam sejarah kehidupan umat
Islam.
Dewasa ini membuktikan akar dari segala pemahaman yang salah, yaitu terdapat pada
potret sejarah. Khususnya sejarah Islam pada periode awal (zaman Nabi), menjadi suatu hal
yang wajib untuk diketahui. Dan yang terpenting bagaimana bisa meneropong kehidupan
Nabi dikala itu. Karena banyak moralitas yang semestinya diaplikasikan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Faktanya sekarang, moralitas tergadaikan oleh kehidupan yang rendah. Anak bangsa
mempunyai akhlak yang sangat mengkhawatirkan, bahkan sampai kepada kalangan pendidik.
Masalah ini bukanlah permasalahan individual, akan tetapi menjadi tanggung jawab bersama.
Pepecahan umat kian  hari semakin menjadi-jadi, di sana-sini saling mengkafirkan dan
menganggap hanya dirinyalah yang benar.
Apakah seperti itu yang dicontohkan oleh Nabi? Nabi pernah  tinggal di Madinah
(periode Madinah)  selama 10 tahun hidup dalam pluralitas, di mana terdapat non muslim.
Tapi, Nabi tidak pernah dipersalahkan oleh mereka yang nonmuslim, bahkan beliau sangat
dihargai. Nabi pernah hidup di Makkah, tidak ada yang menafikan akhlak mulia yang
terpancar dari wajah beliau. Yang terpenting sekarang adalah bagaimana bisa bermanfaat di
akhlak.

Nabi bersabda  “Sebaik-baik kalian adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”.


Jangan yang sebaliknya, termasuk orang yang paling menyusahkan. Menzolimi orang,
mengadu domba, menfitnah, dengki dan iri hati menjadi karakteristik. Ini sangat bertentangan
dengan hakikat Muslim yang sesungguhnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah biografi Nabi Muhammad Sebelum kenabian?
2. Bagaimana potret kehidupan Nabi di periode Madinah dan Makkah?
3. Akhlak Nabi terhadap kaum Muslimin dan nonmulim bagaimana?
4. Kebijakan politik, ekonomi, sosial dan berbagai aspek lainnya di masa itu?
5. Bagaimana perkembangan Islam pada masa itu?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pribadi Rasulullah SAW
2. Untuk mengetahui sejarah dakwah Rasulullah dan perjuangannya
3. Untuk mengetahui perkembangan agama Islam pada masa Nabi SAW.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kelahiran Nabi SAW Dan Pertumbuhannya


1. Masa Kelahiran Dan  pertumbuhannya
a. Masa Kelahiran
Nabi Muhammad SAW. Adalah salah satu seorang anggota Bani Hasyim, suatu kabilah
yang ada didalam suku Quraisy. Ia lahir pada tanggal 12 Rabiul awal tahun gajah, bertepatan
dengan 20 Agustus  570 M. dinamakan tahun gajah karena pada waktu itu  terjadi
penyerangan oleh tentara gajah yang dipimpin oleh Abrahah Al-Asyram  ingin menyerang
dan  menghancurkan   ka’bah. Ketika itu pemimpin Quraisy yaitu kakek Nabi Muhammad
SAW yang bernama Abdul Muththalib memerintahkan para penduduk untuk mengungsi.
Akan  tetapi berkat pertolongan Allah SWT yang mengutus burung Ababil untuk
menghancurkan pasukan bergajah tersebut dengan dilempari batu yang dibawa dari neraka.
Dan ini diabadikan di dalam Al-Qur’an surat Al-fiil yang berbunyi:

)3( ‫) وارسل عليهم طيرا ابا بيل‬2( ‫) الم يجعل كيدهم في تضليل‬1( ‫الم تر كيف فعل ربك با صحا ب الفيل‬
)5( ‫) فجعلهم كعصف مأ كول‬4( ‫ترميهم بحجرة من سجيل‬

Artinya: “ Apakah  kamu  tidak memperhatikan bagaimana perlakuan Tuhanmu terhadap


pasukan bergajah?  (1) Bukankah Dia telah menjadikan rencana mereka sia-sia? (2) Dan Dia
mengutus kepada mereka burung Ababil (3) Burung-burung itu melempari mereka dengan
batu yang berasal dari tanah yang terbakar (neraka) (4) lalu menjadikan mereka bagaikan
daun yang dimakan (5) (Q.S. Al-fiil: 5)
Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yati, karena ayahnya sudah
meninggal  dunia ketika beliau masih dalam kandungan ibunya. Ketika beliau  lahir, seperti
kebiasaan orang arab lainnya, beliau disusui oleh Halimah As-sa’diyyah. Ini
direkomendasikan oleh  kakek beliau . Karena sedikit yang mau menyusui anak yatim.
b. Nasab Nabi Muhammad SAW
Nasab Baginda Rasulullah amat sangat mulia dan apabila diurutkan akan sampai kepada Nabi
Ismail bin Nabi Ibrahim AS. 
Berikut adalah nasab Rasulullah SAW: Muhammad ibn Abdullah ibn Abdul Muththalib Ibn
Hasyim ibn Abdi Manaf ibn Qushay ibn Kilab ibn Murrah ibn Ka’ab ibn Lu’ayy ibn ibn
Ghalib ibn Fihr ibn Malik ibn An-nadhr ibn Kinanah ibn Khuzaimah ibn Mudrikah ibn Ilyas
ibn Mudhar ibn Nizar ibn Ma’ad ibn ‘Adnan. Dan ‘Adnan merupakan putra dari Nabi Isma’il
AS.
c. Masa Balita Dan Kanak-kanak Rasulullah SAW
Ketika hari ketujuh setelah kelahiran Rasulullah SAW. Sang kakek mengundang para
penduduk Makkah untuk mengadakan acara syukuran atas kelahiran Nabi SAW. Pada saat
itulah Baginda Nabi diberikan nama Muhammad. Yang mana nama tersebut masih asing
pada masa itu. Dan juga datang para wanita penyusui dari desa-desa. Karena adat Makkah
yang menyusui anak-anak balita mereka kepada wanita-wanita desa dan akhirnya Nabi
Muhammad SAW disusui oleh Halimah AS-sa’diyyah. Ketika disusui oleh Halimah As-
sa’diyyah, kehidupan Halimah bertambah sejatera, susu yang dimilikinya bertambah dan juga
kehidupannya diberkahi oleh Allah SWT. Dan setelah dua tahun, Nabi Muhammad
dikembalikan oleh Halimah ke ibunya, Aminah di Makkah.
Akan tetapi Halimah As-sa’diyyah  membujuk Aminah agar anaknya dapat diasuh
olehnya lagi dalam beberapa tahun  lagi. Aminah pun menyetujuinya dan akhirnya Baginda
Nabi kembali ke keluarga Bani Sa’ad. Pada usia sekitar empat atau lima tahun, terjadi
peristiwa yang fenomenal yaitu pembelahan dada Rasulullah SAW yang dilakukan oleh
Malaikat Jibril. Saat itu Rasul sedang bermain dengan teman-teman sebayanya, tiba-tiba
datang Malaikat Jibril yang menyerupai seseorang dengan baju berwarna putih.
Kemudian Jibril membelah dada Nabi SAW dan  mengeluarkan  hatinya dari dada
beliau, kemudian Jibril berkata, “ Ini adalah bagian setan yang terdapat pada dirimu.” Lalu
jibril mencucinya menggunakan air zamzam yang diletakkan di sebuah baskom yang terbuat
dari emas. Kemudian Jibril meletakkannya kembali ke tempat semula. Sementara itu Halima
As-sa’diyyah bersama suaminya yang kaget setelah diberi tahu oleh salah seorang teman
Nabi Muhammad SAW langsung keluar rumah dan menemui Nabi SAW dan bertanya apa
yang telah terjadi. Nabi pun menjelaskan apa yang telah terjadi pada dirinya. Karena merasa
takut terjadi sesuatu terhadap Nabi SAW. Maka Halimah mengembalikan beliau kepada ibu
beliau.
d. Kembali Ke Pangkuan Ibu
Setelah dikembalikan oleh Halimah, Nabi SAW pun hidup dalam kasih sayang seorang
ibunya. Namun kasih sayang ini tidak berlangsung lama, karena pada saat beliau  berusia
enam tahun, ibunda tercintanya meninggal. Tepatnya ketika Aminah merasa perlu menziarahi
makam suami tercintanya, Abdullah yang terletak di Yatsrib (Madinah). Maka Aminah pergi
bersama Nabi dan juga pembantu wanitanya yaitu Ummu Aiman dari Makkah menuju
Yatsrib yang mana menempuh perjalanan sejauh 500 km.
Dan setelah mereka sampai di Yatsrib mereka menetap selama satu bulan. Dan  setelah
itu mereka kembali ke Makkah. Namun di tengah-tengah perjalanan menuju Makkah,
Aminah jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia di Abwa’, yaitu desa yang terletak diantara
Makkah dan Madinah.
e. Pengasuhan Sang Kakek.
Nabi SAW merasakan duka yang sangat mendalam, karena saat itu beliau sudah
menjadi yatim-piatu. Kemudian kakeknya Abdul Muththalib membawa Nabi SAW kembali
ke Makkah dan merawatnya dengan penuh kasih sayang yang tulusn dari dalam hatinya. Nabi
pun dapat berangsur-angsur tumbuh menjadi pribadi yang kuat. Hal ini tidak terlepas dari
kasih sayang seorang kakek kepada cucunya yang bahkan lebih besar dibandingkan kepada
anak-anaknya.
Hal ini dibuktikan dengan suatu cerita dari Ibnu Hisyam dimana pada waktu itu di
dekat Ka’bah diletakkan sebuah dipanuntuk Abdul Muththalib, sedangkan kerabat-
kerabatnya biasanya duduk di sekeliling dipan tersebut sampai Abdul Muththalib keluar, dan
tidak ada seorang pun yang berani duduk di sana karena menghormati beliau.
Suatu hari Nabi yang masih kanak-kanak duduk di atas dipan tersebut, maka paman-
paman beliau langsung memegangnya dan mencegahnya. Tatkala Abdul Muththalib melihat
kejadian itu beliau berkata, “ Biarkanlah anakku ini. Demi Allah, sesungguhnya dia akan
memiliki kedudukan yang agung.” Kemudian Abdul Muththalib duduk bersama beliau di
dipan itu sambil mengelus punggung Nabi SAW dan senantiasa gembira terhadap apapun
yang Nabi SAW lakukan.
Pada usia 8 tahun  lebih dua bulan  sepuluh  hari Rasulullah  kembali mendapat duka
yang mendalam. Kakek yang amat tulus sayang kepadanya meninggal dunia di Makkah.
Sebelum  meninggal, Abdul Muththalib berpesan kepada  paman  beliau  yakni Abu Thalib
untuk mengasuh Nabi Muhammad SAW.
f. Pengasuhan Paman Yang Penyayang
Sebagaimana yang telah dipesankan, Abi Thalib menjalankan tugasnya dengan amat
sangat baik. Abi Thalib menyayangi Nabi SAW seperti menyayangi anaknya
sendiri.perlakuan tersebut masih beliau dapatkan meskipun beliau membawa ajaran agama
yang berbeda dengan Abi Thalib dan bahkan Abi Thalib tetap melindungi beliau.
g. Perjalanan Ke Syam
Ketika Rasulullah berusia dua belas tahun. Abi Thalib mengajak beliau untuk pergi
berdagang ke Syam. Ketika sampai di Bushra, seorang Rahib yang terkenal dengan sebutan
Bahira, nama aslinya adalah Jurjis. Datang menghampiri mereka dan mempersilahkan mereka
untuk singgah di rumahnyasebagai tamu kehormatan. Padahal sebelumnya Rahib tersebut
tidak pernah keluar rumah, namun begitu dia bisa mengetahui Rasulullah SAW dari sifat-sifat
beliau. Sambil memegang tangan beliau, sang rahib berkata, “ Orang ini adalah pemimpin
semesta alam. Anak ini akan diutus Allah sebagai rahmat bagi seluruh alam.” Abi Thalib
bertanya, “Dari mana engkau tahu hal itu?” Rahib Bahira menjawab, “Sebenarnya ketika
kalian tiba di Aqabah, tidak ada bebatuan dan pepohonan pun melainkan bersujud. Mereka
tidak bersujud melainkan kepada seorang Nabi.
Aku mengetahuinya dari cincin nubuwah yang berada di bagian bawah tulang rawnan
bahunya yang menyerupai buah apel. Kami juga mendapati tanda itu di kitab kami.”
Kemudian sang rahib meminta Abi Thalib kembali tanpa melanjutkan perjalanan ke Syam,
karena takut gangguan orang-orang Yahudi. Sehingga Abi Thalib mengirim beliau bersama
beberapa pemuda agar kembali lagi ke Makkah.

h. Masa remaja Rasulullah SAW


Pada masa remaja Rasulullah SAW juga melewati beberapa peristiwa, diantaranya:
1. Perang Fijar
Pada usia 15 tahun, meletuslah perang fijar antara kaum Quraisy bersama Qinanah
berhadapan dengan pihak Qais Ailan. Komandan pasukan Quraisy bersama Kinanah
dipegang oleh Harb bin Umayyah. Pada awalnya pihak Qais Ailan mendapat
kemenangan. Namun  pada akhirnya beralih dimenangkan oleh pihak Quraisy dan
Kinanah. Dan Nabi ikut peperangan ini berperan sebagai pengumpul anak panah yang
nantinya diberikan kepada pamannya.
2. Hilful Fudhul
Perang Fijar itu berdampak kepada terjadinya suatu perjanjian di kedua bnelah
pihak. Perjanjian itu di laksanakan di kediaman Abdullah bin Jud’an At-Taimi. Dan
Rasulullah yang masih muda juga menghadiri perjanjian tersebut.
3. Penggembala Kambing
Pada awal masa remaja, Nabi SAW tidak mempunyai pekerjaan tetap. Hanya saja
beberapa riwayat menyebutkan bahwa beliau biasa menggembala kambing di kalangan
Bani As’ad bin Bakar dan di Makkah dengan imbalan uang beberapa dinar.[7]
4. Berdagang
Ketika menginjak usia 25 tahun, Nabi SAW pergi berdagang ke negeri Syam dengan
modal yang diberikan oleh Siti Khadijah RA. Khadijah binti Khuwailid adalah seorang
wanita yang memiliki banyak harta serta mempunyai nasab yang baik.
Dia menyewa banyak lelaki untuk memperdagangkan hartanya dengan sistem bagi
hasil. Dan Kabilah Quraisy dikenal sebagai pedagang yang handal. Maka tatkala
mendengar kejujuran, amanah, dan akhlaq mulia Rasulullah SAW, Khadijah mengutus
seseorang untuk menemuinya dan menawarkannya untuk memperdagangkan harta
miliknya ke negeri Syam. Beliau menerima tawaran tersebut dan akhirnya beliau
berangkat berdagang ke Syam ditemani dengan seorang pembantu Khadijah RA  yaitu
Maisarah dan membawa barang dagangan yang belum pernah Khadijah RA serahkan
kecuali kepada beliau.
i. Menikah Dengan Khadijah
Ketika beliau  pulang ke Makkah. Khadijah  RA melihat betapa amanahnya Nabi SAW,
hal ini menjadikan Khadijah RA jatuh hati dan merasakan sesuatu yang dicari-cari olehnya
selama ini. Karena selama ini, Khadijah RA telah menolak banyak pria yang berasal dari para
pemuka yang berkeinginan untuk menikahinya.
Akhirnya Khadijah RA menceritakan isi hatinya kepada kerabat perempuannya, yaitu
Nafisah binti Munayyah. Kemudian dia bergegas  menemui Bagida dan meminta kesediaan
hati Nabi untuk menikahi khadijah RA. Nabi SAW pun menerimanya dan menceritakan hal
tersebut kepada paman-pamannya. Kemudian paman Nabi SAW mendatangi paman Khadijah
RA untuk melamar keponakannya. Setelah itu akad dilangsungkan, dan dihadiri oleh Bani
Hasyim dan pemimpin Mudhar.
Kejadian  ini berlangsung setelah dua bulan pulangnya Nabi SAW dari Syam. Dan mas
kawin Nabi SAW adalah 20 ekor unta muda. Khadijah merupakan wanita pertama yang
dinikahi Nabi SAW, dan beliau tidak pernah menikahi wanita lain hingga Khadijah wafat.
B. Masa Pra Kerasulan Nabi Saw
Ketika ingin diangkat menjadi Rasul, terjadi peristiwa-peristiwa yang membuktikan
kebenaran risalah Rasulullah SAW. Diantaranya:
1. Renovasi Ka’bah
Ketika lima tahun sebelum diangkat menjadi rasul, di Makkah  terjadi banjir besar
hingga meluap ke Baitul Haram. Peristiwa itu membuat bangunan Ka’bah menjadi rapuh dan
dinding-dindingnya pun ingin runtuh. Oleh karena itu Ka’bah direnovasi, dengan catatan
menggunakan dana hasil kebaikan. Namun masyarakat merasa bimbang dan  takut ketika
ingin merobohkannya. Akhirnya Al-Walid bin Mughirah Al-Makhzumi mulai merobohkan
ka’bah dan membangunnya kembali. Akan tetapi ketika hampir selesai dan ingin meletakkan
Hajar Aswad, terjadi perselisihan di antara kabilah-kabilah dalam menentukan siapa yang
berhak meletakkannya.
Perselisihan  ini pun semakin  meruncing dan hampir mengarah kepada  pertumpahan
darah. Dan  pada  saat  itu  Abu Umayyah  ibn Al-Mughirah Al-Makhzumi tampil dan
memberikan sebuah solusi. Solusinya adalah menyerahkan  masalah  ini kepada siapapun
yang pertama kali masuk lewat pintu masjid. Dan mereka sepakat dengan cara ini. Dan ketika
semuanya sampai mereka harus mengakui bahwa yang berhak mengurusinya adalah
Muhammad SAW, karena beliau yang pertama kali masuk masjid.
Pada akhirnya beliau meletakkan batu itu di atas sebuah selendang dan meminta kepada
seluruh pemuka Quraisy untuk memegang ujung-ujung selendang dan bersama-sama
mengangkatnya. Dan atas cara beliau semuanya merasa puas.
2. Berkhalwat Di Gua Hira
Pada usia Rasulullah SAW hampir mencapai empat puluh tahun, sesuatu yang paling
disukai beliau ialah mengasingkan diri. Dengan membawa roti dari gandum dan air beliau
pergi di Gua Hira di Jabal Nur. Yang jarak nya kira - kira dua mil dari makkah, suatu gua
yang tidak terlalu besar,yang panjangnya 4 hasta dan lebar nya antara ¾  hingga 1 hasta.
Kadang-kadang keluarga beliau ada yang menyertai kesana. Selama di bulan Ramadhan
beliau berada di gua ini, dan tidak lupa untuk memberi makanan kepada orang miskin yang
juga datang kesana. Beliau menghabiskan waktunya untuk beribadah.
Memikirkan keagungan alam di sekitarnya dan kekuatan tak terhingga di balik alam.
Beliau tidak pernah merasa puas melihat keyakinan kaumnya yang penuh kemusyrikan dan
segala presepsi mereka yang tak pernah lepas dari tahayul.  Sementara itu, di hadapan beliau
tidak ada jalan yang jelas, dan memiliki batasan-batasan tertentu, yang bisa menghantarkan
kepada kepuasan hati beliau. Beliau senantiasa berkhalwat sampai turunnya Jibril
membawakan wahyu pertama kepada beliau tepatnya pada satu malam di bulan Ramadhan.
C. Perjalanan Dakwah Rasulullah SAW
Setelah diangkat menjadi rasul. Baginda Nabi SAW memulai dakwahnya. Dan
terhitung Rasulullah berdakwah selama kurang lebih 23 tahun dan terbagi menjadi dua
periode yaitu periode makkah dan periode Madinah.
a. Periode Makkah.
a. Kota Makkah terletak di perut lembah yang dikelilingi oleh bukit dari segala
arah.dari sebelah timur dari sebelah timur membentang bukit Abu  qubais dan
sebelah barat dibatasi oleh dua bukit Qa’aiqa’ sehingga membentuk seperti bulan
sabit dan mengelilingi perkampungan Makkah. Pada bagian  rendahnya dikenal
dengan  nama Al-bathaa’, di sana terletak ka’bah dan perkampungan orang-orang
quraisy. Sedangkan  pada bagian  rendahnya disebut Al-mu’alaah dan pada
bagian ujubg-ujung bukit ditempati oleh orang-orang Quraisy Dzawaahir,  yaitu
orang-orang  pedalaman (a’rob)  yang  miskin dan  merupakan serdadu-
serdadu  perang. Akan  tetapi mereka di bawah kaum Quraisy Bathaa’dalam  hal
kebudayaan, kekayaan, dan  martabatnya.
b. Watak Dan Perilaku Orang Makkah
Orang Quraisy sebelum datangnya Nabi SAW yang memberikan peringatan,
mereka seperti yang diketahui hidup jahiliyyah. Hal ini bukan karena mereka
bodoh, mereka bahkan sangat pintar, hal ini terbukti dengan berapa banyak ahli
sastra di kalangan kaum Quraisy sehingga mereka dapat dikatakan sebagaidesa
sastrawan dan juga mereka pintar dalam berbisnis. Tapi mereka dikatakan
jahiliyyah karena akhlak dan moral yang tidak etis bahkan bobrok.
Watak mereka juga cenderung lebih agresif, egois, dan keras kepala. Hal ini
juga dapat didasari oleh letak geografis wilayah mereka yang berada di kawasan
yang relatif  panas.
c. Masa Dakwah Secara Sembunyi-sembunyi
Setelah turun ayat pertama yaitu Q.S Al-‘alaq ayat 1-5, Baginda Rasulullah
pergi menemui khadijah dan tiduran di atas pahanya, kemudian beliau berkata
kepada khadijah atas apa yang telah terjadi kepadanya. Kemudian Khadijah RA
berkata, “ Bergembiralah, wahai anak pamanku, dan teguhkanlah hatimu. Demi
diriku yang ada di tangan-Nya, aku benar-benar berharap engkau menjadi Nabi
umat ini.”
Setelah itu Khadijah pergi menemui Waraqah dan mengabarkan apa yang telah
terjadi. Dan Waraqah pun membenarkannya dan berharap agar Muhammad SAW
diteguhkan hatinya. Namun setelah turun wahyu pertama, wahyu kemudian
terputus. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh sa’ad  ibnu Abbas yang intinya
menyatakan bahwa wahyu terputus selama beberapa hari.
Hal ini membuat Rasulullah SAW sedih dan gelisah. Dan berkali-kali beliau
ingin menjatuhkan diri dari jurang, namun ketika sudah mencapai puncak
tgampaklah Jibril yang meyakinkan Nabi bahwa ia benar-benar utusan
AllahSWT. Hal ini yang dapat meneguhkan sedikit hati Nabi SAW. Namun
beberapa hari setelahnya wahyu juga belum kunjung datang sehingga Nabi SAW
mengulangiperbuatannya. Dan sebagaimana sebelumnya, Jibril pun datang
kembali untuk meneguhkan hati Muhammad SAW bahwa ia benar utusan Allah
SWT.
Setelah itu turun firman Allah Q.S. Al-mudatsir ayat 1-5 yang berbunyi:

 )5( ‫) والرجز فاهجر‬4( ‫) وثيابك فطهر‬3( ‫) وربك فكبر‬2( ‫) قم فانذر‬1( ‫با ايها المدثر‬  

Artinya: “Hai orang-orang yang berselimut (1) Bangunlah, lalu beri peringatan
(2) Dan Tuhanmu agungkanlah (3)Dan pakaianmu bersihkanlah (4) Dan
perbuatan dosa tinggalkanlah (5) ,” (Q.S. Al-mudatsir: 1-5)
Setelah turun ayat ini maka Rasulullah SAW memulai dakwah secara sirr
(sembunyi-sembunyi). Dan Rasulullah SAW berdakwah kepada kerabat dekat,
dan teman-teman dekatnya.
Dan Rasulullah melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi ini selama
kurang lebih tiga tahun. Dalam sejarah yang tercatat, pada periode dakwah secara
sembunyi-sembunyi ini orang-orang yang pertama sekali masuk islam pada hari
dimulainya dakwah ada empat, mereka inilah termasuk as-sabiqunal awwalun,
yakni:
1. Istri beliau, Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid.
2. Pembantu beliau, Zaid bin Haritsah.
3. Anak paman beliau, Ali bin Abi Thalib. Yang mana saat itu beliau masih anak-
anak.
4. Abu Bakar Ash-shiddiq.
Mereka juga membantu Rasulullah untuk menyebarkan ajaran Islam secara
sembunyi-sembunyi. Berkat jasa mereka, terdapat beberapa orang yang mengikuti
ajaran Rasulullah SAW. Diantaranya:
1. Utsman bin Affan
2. Az-Zubair bin Al-Awwam
3. Abdurrahman bin Auf
4. Sa’ad bin Abi Waqqash
5. Thalhah bin Ubaidillah
Dan ketika orang-orang yang sudah  mengikuti ajaran Rasulullah  mencapai
sekitar 30 orang. Rasulullah menjadikan rumah salah satu sahabatnya, yaitu
Arqam bin Abi Arqam sebagai pesat dakwah beliau. Dan pada periode ini tercatat
pengikut Rasulullah mencapai kurang lebih 40 orang. Dan kebaanyakan orang-
orang yang masuk islam pertama kali adalah orang-orang miskin dan orang yang
tidak punya kedudukan di kalangan Quraisy.
d. Dakwah Secara Terang-terangan.
Setelah kurang lebih tiga tahun Baginda Rasulullah berdakwah secara sembunyi-
sembunyi. Kemudian Allah SWT menurunkan wahyu  yang memerintahkan untuk
berdakwah kepada sanak familinya melalui firmannya yaitu surat Asy-Syu’ara ayat
214 yang berbunyi:
‫وانذر عشيرتك االقربين‬
Artinya: “ Dan berilah peringatan kepada keluargamu yang terdekat.” (Q.S.Asy-Syu’ara:
214)
Setelah turun  ayat ini Rasulullah  mengundang  keluarga  terdekatnya yaitu dari
Bani Muththalib. Akan tetapi beliau  langsung  mendapatkan  penolakan oleh
pamannya yaitu Abu Lahab yang berkata akan mencegahnya. Namun hal ini
disanggah oleh Abi Thalib yang berjanji akan melindunginya walaupun Abi Thalib
tetap memegang teguh ajaran nenek moyangnya (kafir). dan setelah turun firman
Allah SWT dalam surat Al-Hijr ayat 94 yaitu:
‫فا صدع بما تأمر و اعرض عن المشركين‬
Artinya: “Maka sampaikanlah dengan terang-terangan segala apa yang telah diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (Q.S. Al-Hijr: 94)
Rasulullah beserta pengikutnya menyerukan keesaan Allah SWT secara terang-
terangan dan  tentunya mendapatkan perlawanan keras dari masyarakat
Makkah.tetapi tak ada satu  pun  sahabat Nabi yang gentar karena siksaan dan
penganiayaan yang dilakukan terhadap mereka. Bahkan hal itu membuat keimanan
mereka semakin kokoh kepada Allah SWT. Karena penyiksaan yang semakin
berbahaya maka Nabi memerintahkan pengikutnya untuk berhijrah. Diantaranya
adalah hijrah ke habasyah dan ke thaif.

b. Periode Madinah
Ketika kaum Quraisy sudah  merencanakan akan  membunuh Nabi SAW, Malaikat
Jibril datang dan  memberitahukan Nabi bahwa telah ada persekongkolan kaum Quraisy
tentang membunuh beliaudan menyampaikan izin Allah untuk berhijrah. Karena pada
saat itu hampir sebagian besar umat islam sudah berhijrah ke Madinah. Dan Jibril juga
mengingatkan Nabi agar pada malam itu tidak berbaring di tempat tidur biasanya.
Setelah itu Nabi pergi ke rumah Abu Bakar untuk menyusun rencana hijrah yang
akan dilakukan malam itu. Setelah  mengajak Abu Bakar dan  ia sangat bersedia, maka
Nabi pun bergegas pulang agar tidak terlihat oleh orang-orang kafir Quraisy.
Sedangkan para pembesar Quraisy saat itu sedang merundingkan siapakah yang
akan dipilih untuk melaksanakan misi ini. Setelah berunding, maka dipilihlah sebelas
orang-orang pemuka mereka, yaitu:
1. Abu Jahal bin Hisyam
2. Al-Hakam bin Abul Aush
3. Uqbah bin Abul Ash
4. An-Nadhr bin Al-Harits
5. Umayyah bin Khalaf
6. Zam’ah bin Al-Aswad
7. Thu’aimah  bin Adi
8. Abu Lahab
9. Ubay bin Khalaf
10. Nabih bin Al-Hajjaj
11. Munabbih bin Al-Hallaj
Pada malam itu, mereka yang telah diutus oleh para pemuka sudah berkumpul di
depan pintu Rasulullah SAW dan mengintai kapan beliau bangun , sehingga dapat
mengintai kapanpun. Karena biasanya Rasulullah  tidur di awal waktu dan  nanti
akan  keluar.
Pada malamnya, Rasulullah  SAW bersiap-siap dan  melihat situasi, dan beliau
berkata kepada Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat tidunya dengan
menggunakan  jubah hijau yang mana sering dipakai Rasulullah SAW.
Sementara Rasulullah berhasil keluar dengan menggunakan segumpal tanah  dari Al-
batha’, lalu menaburkannya ke arah kepala mereka. Ketika itu, Allah SWT telah
mencabut pandangan mereka dari melihat Nabi SAW.
Setelah itu Nabi pergi ke rumah Abu Bakar  untuk melaksanakan hijrah ke madinah.
Sebelum sampai madinah mereka berdua harus transit dulu di gua Tsur agar orang-
orang Quraisy  tidak bisa menemukan mereka.
Akhirnya setelah perjalanan panjang nan melelahkan, Nabi SAW sampai di kota
Yatsrib dengan disambut suka-cita oleh semua penduduk Madinah. Untuk
mengembangkan ajaran Islam , Nabi melakukan beberapa langkah, yaitu:
a. Membangun Masjid
Hal pertama yang dilakukan oleh Bagida SAW adalah membangun Masjid,
masjid  ini kemudian bernama Masjid Nabawi. Di sinilah pusat kegiatan umat
pada masa Nabi SAW. Masjid pada masa Rasulullah SAW bukan hanya pusat
keagamaan, tetapi juga pusat pemerintahan.
b. Mempersaudarakan Kaum Muslimin
Selain membangun masjid, Rasulullah juga mensaudarakan antara kaum
Muhajirin dengan kaum Anshar. Tujuan dari pada ini adalah menghilangkan
perbedaan sesama suku yang selam ini merupakan fanatik satu sama lainnya.

c. Membuat Perjanjian Dengan Orang-orang Non-muslim


Setelah mempersatukan umat islam , Rasulullah membuat parjanjian damai
dengan orang-orang non-muuslim dengan perjanjian yang dinamakan
Hudaibiyyah.
D. Kemajuan Islam Pada Masa Rasul SAW
Islam sangat berkembang pesat, khususnya ketika dakwah periode Madinah. Dan
mengalami banyak kemajuan diberbagai aspek. Diantaranya:
1. Kemiliteran
Nabi adalah pemimpin negara tertinggi tentara Muslim. Beliau turut terjun dalam 26
atau 27 peperangan dalam ekspedisi. Bahkan Nabi sendiri yang memimpin beberapa
peperangan yang besar misalnya, perang badar, perang Uhud, Khandaq, perang Hunayn dan
dalam penaklukkan kota Makkah. Adapub peperangan ekspedisi yang lebih kecil pimpinan
diserahkan kepada para komandan yang ditunujuk oleh Nabi.
Di kala itu, peraturan kemiliteran belum dikenal. Akan tetapi moralitas dan kedisiplinan
yang tinggi membuat mereka tertata di bawah satu komando yaitu Nabi. Ketika ingin
menghadapi peperangan Nabi kerap kali mengundang para sahabat (Tokoh-tokoh) untuk
berdiskusi mengenai hal tersebut.
Dalam perkembangannnya pasukan kemiliteran umat Islam makin meningkat. Pada
awalnya pasukan umat Islam hanya berjumlah 313 pejuang. Hingga pada peran terakhir di
Uhud, pasukan umat Islam sudah mencapai 30.000 pejuang. Para pejuang tersebut memiliki
keahlian yang cukup baik dan disiplin yang tinggi.
2. Dakwah
Perkembangan dakwah keislaman juga meluas, dengan ekspansi-ekspansi baik
kemiliteran maupun perdagangan merekan menyelipkan unsur dakwah Islam di dalamnya.
Perkembangan Islam juga tidak terlepas dari peranan moral Nabi yang begitu muliah dan
sangat bijak dalam memutuskan sebuah perkara. Sehingga tidak sedikit kasus yang telah
diselesaikan. Bahkan ketika ada perselisihan antar suku, Nabi selalu mendapat undangan
untuk memberikan jalan keluar.
3. Perekonomian
Kekayaan Madinah nyaris secara keseluruahan terkonsentarasi di tangan orang-orang
Yahudi. Jadinya orang-orang Arab (Anshar) hidup dalam kemiskinan dan kekurangan selama
bertahun-tahun. Salah satu alasan mengapa mereka begitu miskin adalah dikarenakan harus
membayar bunga pinjaman mereka yang cukup tinggi kepada orang-orang yahudi.
Kaum Anshar memang berada dalam lembah kemiskinan, akan tetapi Kaum Muhajirin
lebih miskin lagi. Karena mereka hijrah tanpa membawah harta benda, barang berharga
ditinggalkan di Makkah. Semakin hari kehidupan kaum Muhajirin memperihatinkan. Pada
perjanjian awal kaum Muhajirin harus membantu untuk bercocok tanam, namun mereka tidak
berpengalaman dalam hal itu, sehingga mereka harus bekerja sebagai buruh kasar di kebun
milik orang Yahudi dan Ansar. Misalnya menebang pohon, menyiram pohon, dan lain-lain.
Nabi kemudian memberikan solusi kepada kaum Muhajirin untuk dipersaudarakan
dengan kaum Anshar. Mereka harus saling membantu dan bekerja sama. Peristiwa ini terjadi
selang beberapa bulan kedatangan Nabi di Madinah. Ada beberapa orang yang
dipersaudarakan, di anataranya sebagai berikut:
 Amar bin Yasir (Muhajirin) dengan Huzaifah al-yamani (Anshar)
 Abu bakar dengan Kharjah bin Zaid
 Utsman bin Affan dengan ‘Aus bin Sabit
 Umar bin Khattab dengan Utbah bin Malik
 Abu Dzar al-Ghiffari dengan al Mundzir bin Amr
 Mus’ab bin Umair dengan Abu Ayyub
 Abu Ubaidah Amir al-Jarrah dengan Sa’ad bin Ma’az
 Zubair bin al-Awwam dengan Salam bin Waqash
 Abdurrahman bin ‘Auf dengan Sa’ad bin Rabi’
 Thalhah bin Ubaidillah dengan Ka’ab bin Malik
Sementara itu Ali tidak dipersaudarakan dengan siapa pun, namun Ali patut berbangga,
karena Nabi mengatakan engkau adalah saudaraku di dunia dan akhirat. Hingga akhirnya
masalah perekonomian yang menyiksa bathin mereka telah terlewatkan. Berjalannya hari
kaum Anshar dan Muhajirin menjadi makmur. Bahkan kekayaan Muhajirin melebihi
kekayaan kaum Anshar.
Hal ini bukanlah sesuatu yang buruk, namun  yang sangat menyedihkan setelah
wafatnya Nabi Saw, kaum Muhajirin menaruh barisan kaum Anshar berada dibelakang
barisan mereka. Ini karena adanya penyusut dari Bani Umayyah yang menyamar menjadi
kaum Muahajirin. Sebagaimana telah diketahui kaum Anshar adalah musuh Bani Umayyah.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan Islam di masa Nabi sungguh sangat cepat, itu dikarenakan nilai-nilai
yang terkandung dalam Islam. Namun yang terpenting adalah perilaku Rasulullah yang
sangat terpuji. Dan ini sebuah realitas yang ada saat itu sampai sekarang perilaku atau akhlak
beliau masih terasa di dalam qalbu .
Nabi meletakkan nilai-nilai Islam dengan penuh hikmah dan sangat bijak dalam
menyelesaikan masalah dikala ada persoalan. Baik itu persoalan kenegaraan, kemasyarakatan
atau pun keagamaan. Tidak ada yang merasa diskriminasi oleh sikap-sikap Nabi. Keunggulan
Nabi tidak hanya diakui oleh umat Islam, akan tetapi nonmuslim pun mengakui akan
kecakapan  Nabi dalam berbagai hal.
Perjalanan dakwah Rasulullah SAW terbagi menjadi dua, yaitu periode Makkah dan
periode Madinah, dan metode dakwahnya juga terbagi menjadi dua, yaitu secara sembunyi-
sembunyi dan secara terang-terangan.
B. Saran
Manusia berkembang dikala mereka mengadakan perubahan dan selalu  intropeksi
terhadap dirinya. Berangkat dari sebuah kenyataan yang menyelimuti langit dan bumi kini
terbayang dalam  setiap jiwa manusia. Kami pun mengharapkan kesempurnaan itu. Maka dari
itu kami butuh kritikan yang membangun dan pastinya sangat mengapresiasi orang yang mau
melakukannya untuk kami.
Dengan pengenalan singkat tentang keislaman di masa Nabi, semoga menjadi gerakan
awal dalam  merevolusi diri kita masing-masing agar menjadi lebih baik. Agar bisa sampai
kepada cahaya Ilahi. Siapakah gerangan yang tidak ingin sampai di hadapan yang Maha Kaya
dan Maha Sempurna sembari mencicipi kenikmatan dari Sang Pemberi Nikmat, yaitu Allah
SWT.
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhan, Dr. Muhammad Said. Fiqh Shirah. Kairo: Dar El-Fikr.


Al-humairi, Abu Muhammad Abdul MAlik bin HIsyam bin Ayyub.1955. Shirah An-
nabawiyyah. Mesir: Syirkah Maktabah wa Mathba’ah Mushtafa Al-Babi Al-Halabi
wa Auladuhu.
Bek, Syekh Ahmad Al-Khudari. Muhadharat Tarikh Al-umam Al-islamiyyah. Mesir: Al-
Maktabah At-Tijariyyah Al-Kubra.
An-Najdi, Syaikh Abdullah bin Muhammad. Mukhtashar Siratur Rasul. Mesir: Al-Mathba’ah
As-Salafiyyah wa Maktabatuha.
Al-Ghazali, Muhammad. Fiqhus Shirah. Mesir:Darul Kitabil Arabi.
Al-Asqalani, Imam Ibnu Hajar. Fathul Bari. Kairo:Al-Mathba’ah As-salafiyyah wa
Maktabatuha.
Al-Bukhari, Imam Muhammad bin Ismail. Shahih Al-Bukhari. India: Maktabah Ar-
Rahimiyyah.
Ayyub, Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Bakar bin. Zadul Ma’ad. Kairo: Al-
Mathba’ah Al-Mishriyyah
Ali, K. 2003. Sejarah Islam. Jakarta: PT. Raja Grafido
Razwy, Sayed Ali Asgher. 2004. Muhammad Rasulullah SAW.Jakarta: PT. Hida Karya
Agung.

Anda mungkin juga menyukai