Anda di halaman 1dari 6

1.

Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (Standards)


mensyaratkan Practice Advisory “Proficiency@, jelaskan?

Standards for the Profesional Practice of Internal Auditing (Standars) mengilustrasikan syarat-
syarat ini dan menguraikan penerapannya. Selanjutnya, practice Advisory menjelaskannya
sebagai berikut:

1. Setiap auditor internal hendaknya memiliki pengetahuan dan keahlian tertentu sebagai
berikut:

a. Kecakapan dalam menerapkan standar prosedur dan teknik audit internal diperlukan dalam
setiap penugasan

b. Kecakapan dalam prinsip-prinsip dan teknik akuntansi diperlukan bagi seorang auditor
yang banyak bekerja dengan laporan-laporan dan catatan-catatan keuangan.

c. Pemahaman akan prinsip-prinsip manajemen juga diperlukan untuk mengenali dan


mengevaluasi besarnya materialitas dan signifikansi dari penyimpangan yang terjadi dari
praktik bisnis yang baik.

d. Diperlukan apresiasi atas subjek-subjek mendasar seperti akuntansi, ilmu ekonomi, hukum
dagang, perpajakan, keuangan,metode kuantitatif, dan teknologi informasi.

2. Auditor internal hendaknya memiliki keahlian dalam berhubungan dengan orang lain dan
mampu berkomunikasi dengan efektif.

3. Direktur audit internal hendaknya menetapkan kriteria tingkat pendidikan dan pengalaman
yang sesuai dalam mengisi posisi seorang audit internal, dengan mempertimbangkan cakupan
pekerjaan dan tingkat pertanggungjawaban yang akan dilakukan.

4. Staf audit internal secara kolektif hendaknya memiliki pengetahuan dan keahlian dasar yang
diperlukan dalam pelaksanaan profesinya di dalam oraganisasi tersebut.

2. Jelaskan bagaimana memilih seorang auditor internal ?

1. Wawancara
Wawancara dengan seorang calon auditor harus terencana dan terorganisasi dengan baik. Dalam
melakukan wawancara, beberapa orang perlu diajak untuk terbuka, dan yang lagi mungkin pelu
dibimbing. Seperti: pertanyaan yang perlu diajukan kepada seorang calon yang berpengalaman ,
dan pertanyaan yang perlu diajukan kepada seorang calon yang tidak berpengalaman
2. Tes
1. Tes kemampuan menulis.
Berikan pelamar tentang audit dan minta mereka untuk menulis laporan dengan format yang
ditentukan, misalnya mencantumkan:
(a) latar belakang informasi;
(b) tujuan audit;
(c) distribusi audit;
(d) opini auditor; dan
(e) rekomendasi tindakan perbaikan.
2. Tes kemampuan menyusun pikiran.
Berikan pelamar yang memberikan 25 pertanyaan tentang masalah audit. Pernyataan-
pernyataan tersebut diberikan nomor urut, namun dengan urutan logis yang telah diacak.
Minta untuk pelamar untuk membuat ulang disetujui-ke atas untuk masuk yang sesuai dengan
judul yang telah diberikan. Judul tersebut dapat mencantumkan Tujuan, Lingkup, Temuan-
temuan Kontrol, Temuan Pelaksanaan, Opini, dan Rekomendasi.
3. Tes kemampuan membedakan antara fakta dengan dugaan.
Fakta adalah sesuatu yang dimiliki yang nyata, sesuatu yang dapat dinyatakan dengan pasti,
yang disetujui yang telah dibuktikan atau dapat dibuktikan. Sementara dugaan adalah sesuatu
yang kurang memadai untuk dibuktikan sebagai fakta.
Seorang auditor yang tidak dapat membedakan antara kedua hal ini yang dimaksud
membutuhkan bantuan, karena mengumpulkan fakta-fakta, menilai, dan menarik kesimpulan
darinya-dengan tidak hanya membuat dugaan-merupakan inti dari sebuah pekerjaan seorang
auditor.
Kendala kesalahan dari menerima adalah menerima sesuatu apa adanya, langsung mengambil
kesimpulan dan menerima sesuatu yang tampak dapat diterima dari dasar fakta yang nyata.
3. Orientasi, suatu hal yang dapat dibedakan dari pelatihan, berarti memberikan arah
yang tepat kepada auditor-auditor baru. Tujuannya adalah memberikan informasi
kepada para staf sehingga mereka dapat bekerja dengan produktif secepat mungkin,
Jelaskan bagaimana memberikan orientasi ?

Orientasi untuk auditor yang baru oleh karenanya harus direncanakan dan dibangun dengan hati-
hati. Sangat disarankan jika di unit kerja inspektorat memiliki satu orang yang memiliki bakat
atau kemampuan untuk mengajar ditugaskan untuk memberi pembelajaran pada auditor yang
baru. Orang yang ditugaskan ini harus membuat suatu program dengan material yang didesain
dengan memadai sehingga mampu mengenalkan auditor yang baru dengan lingkungan sekitar.

Umumnya, periode orientasi untuk auditor yang baru berlangsung 3 – 4 hari dan meliputi
beberapa tahapan, yaitu: pengenalan staf, diskusi kebijakan kantor dan metode audit,
mempelajari kebijakan, prosedur, laporan audit, dan kertas kerja, fasilitas elektronis dan
pendukung, serta umpan balik dari auditor baru atas apa yang telah dipelajari. Kedalaman dan
intensitas dari orientasi sangat tergantung dari latar belakang dan pengalaman auditor yang baru
tersebut. Oleh karenanya orientasi untuk auditor baru yang berlatar belakang lulusan baru dari
perguruan tinggi, pindahan pegawai dari operasional menjadi auditor di inspektorat, dan auditor
yang sudah berpengalaman dari unit kerja organisasi lain sangat berbeda karakteristik orientasi
yang dibutuhkan. Perlu dibuat pedoman orientasi yang memuat mengenai informasi umum
mengenai organisasi dan unit kerja inspektorat. Pedoman ini harus dibuat dan selalu tersedia
bilamana dibutuhkan. Umumnya, di setiap organisasi audit selalu tersedia buku pedoman
mengenai struktur organisasi, kebijakan, dan pedoman audit yang baku.

4.   Setiap aktivitas audit internal hendaknya memiliki program pelatihan yang mampu
meningkatkan konsistensi dan kualitas dari semua pekerjaan karyawan professional
sambil sekaligus memberikan informasi mengenai hal-hal baru dibidang ini.
Program-program pelatihan seperti ini hendaknya memiliki tujuan utama berupa
pencapaian tujuan tiap individu maupun depertemen, jelaskan beberapa aspek
administrative yang menjadi dasar unsur-unsur pelatihan?
 Penyusunan dan jaminan persetujuan manajemen puncak atas piagam audit yang menetapkan
tugas, tanggung jawab, dan kekuasaan dari aktivitas audit internal. Piagam audit menunjukkan
standar dasar yang harus dipenuhi oleh seluruh anggota aktivitas audit. Program-program
pelatihan dirancang untuk memenuhi standar-standar tersebut.
 Mendapatkan dukungan manajemen atas jumlah auditor yang mencukupi dan struktur gaji
yang kompetitif dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain di industri yang sama.
Jatah cuti yang kurang, tidak adanya waktu untuk pelatihan, dan struktur penggajian yang
rendah akan dijauhi oleh karyawan yang bagus.
 Batasi pekerjaan hanya kepada seseorang yang memenuhi kualifikasi teknis, pendidikan, dan
profesional yang dibutuhkan dalam program audit jangka panjang organisasi.
 Pastikan bahwa seluruh auditor internal departemen mengetahui, memahami, dan memenuhi
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing dan Kode Etik yang
dipublikasikan oleh Institute of Internal Auditors.
 Menyusun dan menyebarkan manual kebijakan dan prosedur administratif yang membahas
topik-topik seperti deskripsi kerja, rotasi penugasan karyawan, kebijakan bepergian, dan
supervisi karyawan. Manual ini akan mendukung pelaksanaan metode dan teknik aktivitas
audit yang konsisten.
 Menyusun program pelatihan internal perusahaan. Yakinkan bahwa program tersebut
dirancang dan dilaksanakan oleh staf yang tepat. Mendidik orang lain adalah suatu cara yang
pasti untuk sekaligus mengembangkan diri sendiri.
 Dukung dan anjurkan partisipasi di dalarn kegiatan-kegiatan dan seminar chapter 11A.
Melakukan komunikasi dengan pihak-pihak lain diprofesi ini dapat membuat auditor internal
tetap mengiku hal-hal yang baru dan efektif.
 Terapkan program penjaminan kualitas, termasuk penelaahan independen internal dan
eksternal untuk menentukan seberapa baik atau seberapa burukkah standar profesional telah
dipenuhi.
 Rotasikan penugasan staf auditor dalam bermacam-macam jenis aktivitas, termasuk
penugasan ke organisasi non-audit. Auditor internal modern harus seorang generalis, bukan
spesialis Keanekaragaman penugasan akan memperluas kemampuannya.
 Menyusun prosedur untuk evaluasi, bimbingan (konseling), dan pelatihan anggota staf.
Karyawan seharusnya tahu apa kebutuhan mereka dan di mana atau bilamana mereka
membutuhkan pelatihan tambahan

5.  Pertemuan staf dapat dijadwalkan secara formal. Tanggal pertemuan dan karyawan
yang akan menghadairi juga sebaiknya sudah ditentukan pada saat skedul audit
tahunan, Jelaskan beberapa materi yang dapat dipertimbangkan sebagai topik
pertemuan staf?

Pertemuan staf dapat digunakan untuk memperkuat pemahaman mengenai petunjuk-petunjuk


administratif yang telah ada dan topik-topik umum seperti penulisan laporan dan membuat
program audit. Pertemuan staf dapat juga digunakan sebagai katup pengaman, dimana staf
diberikan kesempatan untuk mengungkapkan opininya mengenai maslah-masalah seperti
prosedur administratif yang tidak berjalan sebgaimana mestinya, kemungkinan promosi,
penggajian, kurangnya komunikasi, dan masalah-masalah kecil potensial lainnya yang sebaiknya
tidak dibiarkan dan menjadi besar.

Beberapa materi yang dapat dipertimbangkan sebagai topik pertemuan staf antara lain:
1.Membuat program audit
2.Presentasi kertas kerja
3.Penyusunan laporan audit
4.Menjelaskan temuan yang menarik
5.Penggunaan audit proses
6.Mengaudit e-business
7.Prodek baru organisasi
8.System baru organisasi
9.Masalah-masalah lingkungan
10.Presentasi oleh perwakilan dari departemen lain
11.Kontrol kualitas audit internal
12.Audit analisis
13.Penentuan risiko
14.Audit proses

Anda mungkin juga menyukai