Anda di halaman 1dari 15

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/308985666

PEKERJAAN SOSIAL KLINIKAL (CLINICAL SOCIAL WORK)

Article · January 2005

CITATIONS READS
0 6,635

1 author:

Adi Fahrudin
Universitas Muhammadiyah Jakarta
122 PUBLICATIONS   125 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Gerontological Social Work View project

COVID-19 MULTI PRRSPECTIVE View project

All content following this page was uploaded by Adi Fahrudin on 23 July 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PEKERJAAN SOSIAL KLINIKAL
(CLINICAL SOCIAL WORK)

ADI FAHRUDIN, PhD

TIU/TIK:
 Mahasiswa memiliki pemahaman mengenai konsep-konsep dasar dalam
pekerjaan sosial klinis
 Mahasiswa memahami prasyarat sebagai pekerja sosial klinis yang
memberi corak terhadap efektifitas intervensi yang dilakukan.
 Mahasiswa memahami keterampilan-keterampilan dasar dalam pekerjaan
sosial klinis
 Mahasiswa memahami pendekatan-pendekatan teoritis yang memberi
pengaruh terhadap model intervensi pekerjaan sosial klinis.
 Mahasiswa mampu mempraktekkan keterampilan-keterampilan dasar
pekerjaan sosial klinis.

DEFINISI
Tiada definisi yang absolut mengenai pekerjaan sosial klinis. Hal ini karena
pekerjaan sosial klinis pada dasarnya tidak dapat lepas dari praktek pekerjaan
sosial secara umum. Bagaimanapun, pekerjaan sosial klinis sering didefinisikan
sebagai praktek pekerjaan sosial dengan individu, keluarga dan kelompok kecil
yang mempunyai masalah psikologis, masalah patologis dan masalah yang
berasal dari dalam diri klien menggunakan pendekatan psikososial untuk
mencapai keberfungsian sosial klien (Corwin, 2002; Strean, 1978).

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc -1-


Dengan tegas lagi, Maguire (2002) mengatakan Clinical social work practice is a
system-based approach that integrates advanced systems methods with empirically
validated techniques and an eclectic framework. Berdasarkan definisi ini maka dapat
disimpulkan bahwa praktek pekerjaan sosial klinis dewasa ini:
1. Advanced
2. System based
3. Integrative
4. Empirical
5. Eclective
Berdasarkan definisi di atas terdapat beberapa unsur dasar pekerjaan sosial
klinis yaitu:
1. Objek/Sasaran : Individu, keluarga dan kelompok kecil
2. Masalah : (a) Masalah sosial yang bersifat patologis
(b) Masalah sosial yang menyangkut psikososial
yang menyimpang dari nilai dan norma
(c) Masalah yang berasal dari dalam diri klien

3. Proses asesmen dengan orientasi psikososial difokuskan kepada disfungsi


internal dan eksternal
4. Intervensi pekerjaan sosial klinis yaitu:
a. Menitik beratkan pada individu (direct intervention)
b. Menciptakan kondisi yang positif/mendukung
c. Proses pemecahan masalah/aspek-aspek psikososial
d. Bantuan yang bersifat nyata

5. Pendekatan teori yang mendasari pemahaman faktor internal dan


eksternal pada diri individu antara lain yaitu:
a. Psikoanalisa
b. Ego psychology

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc -2-


c. Role therapy
d. Brief treament
e. Social system theory
f. Organization theory
g. Communication theory
h. Learning theory

Praktek pekerjaan sosial klinis biasanya dilakukan oleh para pekerja sosial yang
mempunyai pendidikan lanjutan khususnya peringkat master yang memiliki
pengkhususan dalam pekerjaan sosial klinis.

KECENDERUNGAN PEKERJAAN SOSIAL KLINIS


Dewasa ini terdapat beberapa isu sentral dan kecenderungan yang dihadapi
pekerja sosial klinis yaitu:
1. Pendekatan berbasis sistem-sistem (systems-based approaches) termasuk
pendekatan generalis dan ekologis yang banyak digunakan, dengan
menambahkan managemen kasus dan sistem dukungan informal seperti
keluarga dan kelompok.
2. Teknik praktek terkini (advance-practice technique). Pekerja sosial dituntut
menjadi praktisi yang memiliki keterampilan tinggi yang
mengintegrasikan pengetahuan mengenai metode dan teknik secara
eklektif untuk melengkapi praktek generalis yang mereka lakukan.
3. Penelitian (research) digunakan secara intensif dalam praktek. Isu
penelitian lain melibatkan pertanyaan apakah pekerjaan sosial harus
memasukan daftar problem statement atau definisi kategori diagnostik
dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth
Edition, text revision (American Psychiatric Association, 2000) atau
menggunakan metode pengkategorian pekerjaan sosial seperti model
Person in Environment (PIE) model (Karls & Wandrei, 1994).

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc -3-


4. Brevity dalam intervensi adalah penting, dan konsen berkaitan dengan
legitimasi kebutuhan untuk menghemat biaya namun tetap memberikan
pelayanan yang berkualitas. Namun lebih setengah abad penelitian
menegaskan bahwa pendekatan long-term tidak hanya kurang efisien
tetapi juga kurang efektif daripada metode short-term (Bergin & Garfield,
1994).
5. Diversity termasuk sensitifitas terhadap perbedaan budaya, etnis, ras,
seksual dan gender di antara klien merupakan konsen yang utama.
Pekerja sosial klinis harus mempunyai pengetahuan dan sensitive
terhadap pentingnya perbedaan dalam tingkah laku, sikap dan emosi
kelompok klien yang berbeda. Pekerja sosial klinikal harus berpandangan
jauh stereotaip dan pemahaman yang tepat mengenai keunikan klien
untuk mencapai keberhasilan yang maksimal.
6. Ethics and values adalah faktor esensial dalam praktek pekerjaan sosial
klinis, terutama dalam hubungannya dengan isu-isu keadilan sosial dan
ekonomi bagi populasi pada kelompok beresiko. Pemahaman yang jelas
mengenai kejelasan standar profesional dan norma etika amat diperlukan
jika pekerja sosial berhadapan dengan situasi yang sulit.
7. Empowerment and the strengths perspective merupakan komponen utama
dari semua metode pertolongan. Pekerja sosial klinis mengakui bahwa
keberhasilan mencapai tujuan hanya dapat dicapai jika klien
menggunakan kapasitas diri dan melakukan perubahan untuk diri mereka
sendiri.
8. Managed care telah memberi mandate cara baru dan berbeda dari sebuah
tindakan. Biaya, keuntungan, dan pelayanan diartikan sebagai segala
aspek metode dan pelayanan praktek. Pekerja sosial klinis perlu bekerja
dalam sebuah sistem.

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc -4-


PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL KLINIS
Dewasa ini orientasi praktek generalis dalam pekerjaan sosial klinis telah
memberikan kerangka pemecahan masalah. Praktek pekerjaan sosial klinis
berlandaskan biopsychosocial yang mengakui semua masalah yang perlu
intervensi pekerjaan sosial disebabkan beberapa kombinasi faktor biological,
psikologikal, sosial sebagai tingkah laku belajar.
Maguire (2002) menyatakan terdapat beberapa perspektif praktek pekerjaan
sosial klinis yaitu:
1. System theory
2. Psychoanalytic and developmental
3. Learning theory
4. Cognitive theory
5. Biological theory

Table 1
ADVANCED SOCIAL WORK PRACTICE PERSPECTIVES

Theory Applied Treatment Orientations

Systems Theory Advanced generalist


Ecological
Case management
Family interventions
Group interventions
Psychoanalytic/Developmental Psychodynamic and psychosocial
Learning Theory Behavioral interventions
Cognitive Cognitive and constructivist

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc -5-


Pada level praktek klinis, pekerja sosial memutuskan bagaimana mengatasi klien
mereka, menerapkan pendekatan yang mereka yakini dapat lebih efektif.
Terdapat beberapa pertimbangan dalam pemilihan perspektif intervensi yaitu:
1. Kesepadanan Klien dan Pekerja Sosial
2. Faktor yang mempengaruhi pemilihan
3. Panduan pemilihan intervensi

Kesepadanan Klien dan Pekerja Sosial


a. Usia
b. Gender
c. Etnisitas dan ras
d. Status sosio-ekonomi
e. Personality
f. Sikap dan nilai
g. Relationship attitudes
h. Social influence
i. Therapist expectation

Faktor yang mempengaruhi pemilihan intervensi


1. Pendidikan dan pelatihan
2. Nilai dan etika
3. Pengalaman

Panduan pemilihan intervensi


1. Pemilihan intervensi harus didukung penelitian empirical yang kuat
2. Efisiensi dari segi waktu, biaya dan usaha
3. Pemilihan intervensi dan teknik harus didasari teori yang jelas
4. Pemilihan intervensi harus berbasis etika

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc -6-


5. Pemilihan intervensi hanya oleh pekerja yang mempunyai latihan dan
keterampilan

MULTIMODAL THERAPY
Yaitu sistem intervensi berdasarkan eklektif yang menggunakan beberapa
modality pada klien yang sama tapi dapat dilakukan secara logic, konsisten
(Lazarus, 1981).

Multimodal therapy mengakui pelbagai penyebab masalah kesehatan mental


dan utamanya keperluan untuk memahami penyebab masalah yang berasal dari
banyak faktor dan untuk digunakan dalam penanganan masalah. Multimodal
therapy merujuk kepada 7 modaliti dan disingkat BASIC ID. Kepribadian kita
merupakan fungsi dari behaviors, affective processes, sensations, images, cognitions,
interpersonal relationships, dan drug/biological functions.

Tabel 2
MULTIMODAL THERAPY
Modality Problems Proposed Techniques
Behavior Compulsive checking Self-monitoring; response
(stove, doors, etc) prevention
Affect Bottles up, blows up; Assertiveness training,
anxiety attacks calming self-statements;
slow abdominal breathing
Sensation Tension; premature Relaxing training; threshold
ejaculation (seldom training
exceeded two minutes of
coital stimulation)
Imagery Pictures of ridicule as a Desensitization
child and as an adolescent

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc -7-


Cognition Shoulds, internal self- Cognitive restructuring
demands, self-downing,
perfectionism
Interpersonal Competetive most of the Friendship training;
time; too involved with relationship building
power and control
Drugs Vallium---5 mg daily; Teach relaxation skills;
Darvon for headaches; attempt phasing out of
Lomotil for colitis medication

KETERAMPILAN DASAR DALAM PEKERJAAN SOSIAL KLINIS


Seorang pekerja sosial klinis memerlukan keterampilan klinis dasar yaitu:
1. Keterampilan interview
2. Keterampilan Assessment Psikososial
3. Keterampilan Membuat Rencana Intervensi
4. Keterampilan mengimplementasikan rencana intervensi
5. Keterampilan pengakhiran treatmen

INTERVIEW PERTOLONGAN
Interview adalah percakapan bertujuan, melibatkan komunikasi verbal dan non-
verbal antara individu disertai pertukaran idea dan perasaan (Strean, 1978).
Menurut Kadushin (1972) yang dipetik Strean (1978) dalam interview terjadi
saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam pekerjaan sosial klinis, pekerja
sosial merupakan pengarah dari proses interview.

Interview pertolongan dalam pekerjaan sosial dirancang untuk melayani


kepentingan/kebutuhan klien atau sistem klien. Banyak faktor yang
menentukan apakah apakah interview pekerjaan sosial jelas dan bagaimanakah
keberhasilan interview tersebut diantaranya sumber rujukan klien, masalah yang

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc -8-


dibawah klien ke dalam badan sosial, setting badan sosial, perasaan klien
mengenai pertolongan yang diterimanya, latar belakang cultural klien,
kemampuan verbal dan banyak variable lain lagi.

Dalam pada tahap awal interview perlu diperhatikan beberapa hal yaitu:
1. Ekspektasi peranan klien dan pekerja sosial
2. Posisi---dimana bermulanya klien
3. Permintaan yang berbeda sesuai kebutuhan
4. Seni mendengarkan

Pada fase kedua, perlu diperhatikan:


1. Kontrak
2. Fokus interview
3. Kebiasaan melambat-lambatkan
4. Berdiam diri (silence)
5. Klien menginterview pekerja sosial
6. Biaya----professional fee
7. Pencatatan dan pembuatan catatan

ASSESSMENT PSIKOSOSIAL
Apakah yang dimaksud dengan assessment diagnostic ? Seorang pekerja sosial
untuk membantu klien, maka dia harus memahami apakah masalah klien dan
apakah yang menyumbang kepada masalahnya?
Asesment yang dilakukan pekerja sosial klinis dinamakan asesmen psikososial
sebab pekerja sosial mengakui bahwa orang dan situasi mereka adalah hasil
interaksi dinamik dan kedua-duanya menyumbang penyesuaian dan kegagalan
penyesuaian.

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc -9-


Banyak penulis merujuk asesmen pekerja sosial sebagai SOCIAL STUDY.
Sipron (1975) misalnya melihat studi sosial sebagai identifikasi, pengujian, dan
individualisasi pemahaman mengenai masalah psikososial klien atau “target
human unit”. Pada sisi lain, Hamilton (1951), Hollis (1972) dan Pincus dan
Minahan (1973) melihat studi sosial sebagai PRELIMINARY PROCESS, yang
tidak lain maksudnya adalah melakukan asesmen.

Dalam asesmen psikososial, pekerja sosial melakukan beberapa kegiatan:


1. Pendefinisian masalah
2. Kepribadian klien-----ego function, perception, coping, impulse control,
etc
3. Situasi klien ---interaksi dengan keluarga, teman, rekan kerja, tetangga
dan masyarakat merupakan aspek fundamental keberfungsian seseroang
dan sebab itu maka perlu dilakukan asesmen.
Dalam pekerjaan sosial, situasi klien merujuk hubungan klien dengan
“significant others”. Situasi klien diartikan peranan, status, identitas, dan
tanggungjawab klien dalam konteks sosial.

PERENCANAAN INTERVENSI PEKERJAAN SOSIAL KLINIS


Perencanaan intervensi adalah suatu proses rasional yang melibatkan design
untuk melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik di masa yang
akan datang (Hamilton, 1951; Perlman & Gurin, 1972). Perencanaan intervensi
merupakan perubahan dari pendefinisian masalah kepada solusi masalah, apa
yang akan dilakukan, bagaimana, oleh siapa dan dalam sequence apa? Rencana
intervensi biasanya mempunyai tujuan perubahan segera, menengah, dan jangka
panjang. Rencana intervensi selalunya berdasarkan hasil asesment dan sifatnya
sangat individualized.

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc - 10 -


Berdasarkan hal tersebut maka pekerja sosial dapat menetapkan rencana
intervensi menggunakan satu modality atau multimodality antara lain:
1. Family therapy
2. Work with small groups
3. Crisis intervention and short-term treatment

IMPLEMENTASI RENCANA INTERVENSI


Mary Richmond (1922) telah mendiskusikan 4 prosedur yang digunakan oleh
pekerja sosial untuk membantu klien mengatasi masalah internal dan eksternal
yaitu:
1. Memberikan klien dengan „insight into his individual personal characteristics’
2. Memberikan klien dengan „insight into the resources, changes, and influences
of the social environment’
3. Direct action of mind upon mind ---to ‘influence and reorganized the client
thinking
4. Indirect action—enlisting the client significant others to help him in his social
functioning.
Sementara itu, Austin membuat tipologi implementasi rencana intervensi
yaitu social treatment, ego-supportive therapy, experiential therapy, dan insight
therapy.

PENGAKHIRAN PRAKTEK PEKERJAAN SOSIAL KLINIS


Pengakhiran (termination) dapat menyebabkan dua situasi yang berbeda baik
pada klien maupun pekerja sosial. Dua situasi tersebut antara lain; kegembiraan
atau ketidaknyaman. Terdapat beberapa alasan terminasi dilakukan yaitu:
1. Lamanya pelayanan – jika masa yang ditetapkan telah berakhir
2. Pencapaian tujuan klien
3. Pengakhiran dini---atas sebab-sebab tertentu maka pengakhiran dilakuan
secara dini

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc - 11 -


Garland, Jones, dan Kolodny (1965) telah mencatat reaksi dari proses terminasi
yaitu:
1. Denial
2. Regression
3. Expression of need
4. Flight

Dalam rangka pengakhiran, kegiatan evaluasi amat penting untuk dilakukan


untuk menilai sejauhmana tujuan telah dicapai, selain sejauhmana pekerja sosial
telah melaksanakan keseluruhan proses pelayanan yang dilakukan. Evaluasi
perlu dilakukan sebagai bahan masukan untuk peningkatan kualitas pelayanan
dan praktek pekerjaan sosial klinis secara keseluruhan.

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc - 12 -


BAHAN EVALUASI/ESSAY TEST
1. Jelaskan perbedaan antara praktek pekerjaan sosial secara generalis
dengan pekerjaan sosial klinis ?
2. Jelaskan sasaran target praktek pekerjaan sosial klinis ?
3. Jelaskan masalah apakah yang menjadi fokus perhatian pekerjaan sosial
klinis?
4. Jelaskan keterampilan dasar dalam pekerjaan sosial klinis?
5. Jelaskan mengapa interview klinis sangat penting ?
6. Jelaskan mengapa asesmen psikososial penting dalam menyusun rencana
intervensi?
7. Jelaskan perubahan orientasi dalam asesmen psikososial?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rencana intervensi?
9. Jelaskan modality atau multimodality yang biasa digunakan dalam
intervensi pekerjaan sosial klinis?
10. Jelaskan mengapa terminasi dapat menyebabkan dua situasi yang
berbeda antara klien dan pekerja sosial

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc - 13 -


DAFTAR BACAAN
Brock, G. W., & Barnard, C. P. (1999). Procedures in marriage and family therapy (3rd
ed.). Boston: Allyn and Bacon.

Corwin, M. D. (2002). Brief treatment in clinical social work practice. United States:
Brooks, Thomson Learning.

Lowenberg, F. M. (1977). Fundamentals of social intervention: Core concepts and skills


for social work practice. New York: Columbia University Press.

Maguire, L. (2002). Clinical social work: Beyond generalist practice with individuals,
groups and families. United States: Brooks, Thomson Learning

Strean, H. S. (1978). Clinical social work: Theory and practice. New York: The Free
Press.

F:\KOLEKSI MAKALAH-1\PEKERJA SOSIAL KLINIKAL.doc - 14 -

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai