Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mandiri Mata Kuliah “Termodinamika”
Disusun Oleh :
JURUSAN FISIKA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Hukum I, Hukum II Termodinamika dan Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari-hari”.
Sehingga makalah ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Dan kami sangat
berterimakasih kepada Ibu Lailatul Husna Br Lubis, M.Sc. selaku dosen mata kuliah
Termodinamika yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan kepada para pembaca.
Kami menyadari dalam proses pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan,
baik dalam segi kosakata, tata bahasa maupun kekurangan lainnya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan serta saran dari teman-teman semua
agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
Demikian yang kami sampaikan, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam sehari-hari. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
A. Kesimpulan ........................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hukum I Termodinamika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari?
2. Bagaimana Hukum II Termodinamika dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-
hari?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Hukum I Termodinamika dan juga aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari
2. Untuk Mengetahui Hukum II Termodinamika dan juga aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari
1
BAB II
PEMBAHSAN
A. Hukum I Termodinamika
Pada hakikatnya perpindahan kalor adalah perpindahan energi. Jika sejumlah kalor
Q ditambahkan ke dalam sistem dan sistem itu tidak menghasilkan usaha selama proses itu
berlangsung, maka energi dalam sistem itu meningkat setara dengan besar Q. Jadi,
perubahan energi dalam sistem itu sama dengan jumlah kalor yang ditambahkan ΔU = Q.
Jika suatu sistem melakukan usaha dengan berekspansi terhadap lingkungannya dan
selama proses itu tidak ada kalor yang masuk ke dalam sistem, maka kalor akan keluar dari
sistem dan energi dalamnya berkurang. Dengan demikian, jika W positif maka ΔU negatif.
Sebaliknya, jika W negatif maka ΔU positif. Oleh karena itu, ΔU = -W. Jika
perpindahan kalor dan usaha berlangsung bersama-sama, maka perubahan energi dalam
sistem itu adalah:
U2 – U1 = ΔU = Q – W (1)
Q = ΔU + W (2)
Persamaan (2) menyatakan bahwa ketika sejumlah kalor Q diberikan pada sistem,
sebagian kalor itu digunakan untuk menaikkan energi dalam sistem sebesar ΔU, sedangkan
sisanya keluar lagi dari sistem dalam bentuk usaha W terhadap lingkungannya. Untuk
proses yang berbeda W dan Q dapat bernilai positif, nol, atau negatif. Persamaan (1) dan
(2) dikenal sebagai hukum I termodinamika yang merupakan penjabaran hukum kekekalan
energi dan sistem termodinamika.
Hukum I termodinamika mempunyai dua kasus khusus, yaitu proses siklus dan
sistem yang terisolasi. Proses siklus merupakan proses yang berakhir pada keadaan semula.
Pada proses siklus, keadaan awal sama dengan keadaan akhir sehingga tidak terjadi
perubahan energi dalam, ΔU = 0 atau U1 = U2 dan Q = W.
2
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak melakukan usaha
padalingkungannya (W = 0) dan tidak mengalami aliran kalor dari atau ke lingkungannya
(Q =0). Jadi, pada proses yang berlangsung dalam sistem terisolasi berlaku W = Q = 0
sehingga ΔU = U2 – U1 = 0. Dengan kata lain, energi dalam pada sistem yang terisolasi
bersifat konstan (U1 = U2).
Dalam tetapannya, Anda perhatikan tanda yang harus diberikan pada Q dan W.
Sebagai contoh, persamaan ΔU = W – Q dapat diartikan keadaan ketika system
termodinamis mendapat usaha luar (karena W bertanda positif) dan mengeluarkan kalor
(karena Q bertanda negatif). Oleh karena itu, dapat disimpulkan makna persamaan ΔU= –
W – Q dan ΔU = W + Q dengan sendirinya.
1. Dispenser
Proses pemanasan air terjadi pada saat air masuk kedalam tabung pemanas.
Tabung pemanas merupakan tabung yang terbuat dari logam yang disekitar tabung
tersebut dikelilingi oleh elemen pemanas, sehingga ketika air mengalir dari tampungan
menuju tabung pemanas sensor suhu yang ada pada tabung pemanas akan memicu
elemen pemanas untuk bekerja, suhu tinggi yang dihasilkan elemen pemanas diserap
oleh air yang suhunya lebih rendah, setelah suhu air dalam tabung pemanas tinggi
maksimal sensor suhu yang ada pada tabung pemanas akan memutuskan arus listrik
pada elemen pemanas, pada saat elemen pemanas menyala lampu indikator pemanas
menyala dan pada saat elemen pemanas mati lampu indikator pemanas mati.
Ketika suhu air yang dipanaskan oleh heater mencapai suhu tertentu sehingga
melebihi suhu kerja sensor/thermostat maka sensor akan bekerja dan memutuskan arus
yang mengalir ke heater, dengan demikian heater akan berhenti bekerja sehingga suhu
air tetap terjaga sesuai dengan kebutuhan, bisa dilihat di lampu indikator dari warna
3
merah akan berganti warna hijau. Heater akan bekerja kembali manakala suhu air pada
tabung menurun sampai suhunya berada dibawah suhu kerja sensor, sensor dipasang
seri dengan heater, dengan demikian fungsi dari sensor ini mirip seperti saklar, hanya
saja bekerjanya secara otomatis berdasarkan perubahan suhu.
Proses pendinginan air pada dispenser pada umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu:
Proses pendinginan air menggunakan fan dilakukan dengan cara menghisap suhu
tinggi pada air ketika air berada pada tampungan air kedua yang letaknya berada
dibawah tampungan air pertama, namun pada kenyataannya fan hanya alat bantu
untuk mempercepat pembuangan panas pada air, sehingga temperatur air hanya
akan turun sedikit saja. Setelah melewati tampungan air kedua air akan dikeluarkan
melalui keran dan siap untuk diminum.
Pendinginan air pada dispenser menggunakan sistem refrigran sama seperti sistem
refrigran pada kulkas hanya saja evaporatornya dimasukkan kedalam tampungan
air kedua yang berada dibawah tampungan air pertama, sehingga air disekitar
evapurator akan menjadi air dingin. Hasil pendinginan air pada dispenser
menggunakan sistem refrigran lebih maksimal dibandingkan pendinginan air
menggunakan fan. Setelah air melalui proses pendinginan pada tampungan air
kedua, air akan mengalir dan keluar memalui keran.
2. Rice Cooker
Rice Cooker merupakan satu dari beberapa alat rumah tangga yang banyak
digunakan dikalangan masyarakat sekitar. Rice Cooker utamanya digunakan
masyarakat untuk menanak nasi, akan tetapi Rice Cooker juga dapat difungsikan untuk
kebutuhan lainnya, seperti untuk menghangatkan makanan,sayuran dan lain
sebagainya.
4
tersebut, U merupakan simbol yang menjelaskan suatu sifat yang ada dalam sebuah
sistem, sedangkan W dan Q bukan merupakan fungsi variabel keadaan , melainkan W
dan Q termasuk dalam proses termodinamika yang dapat berpengaruh terhadap suatu
keadaan. W akan memiliki nilai positif bila sistem mengerjakan suatu usaha pada
lingkungan dan akan memiliki nilai negatif jika suatu sistem menyerap usaha dari
lingkungan. Q akan memiliki nilai positif jika sistem menyerap beberapa kalor dari
lingkungan dan akan memiliki nilai negatif jika suatu sistem melepaskan kalor pada
lingkungan. Berubahnya energi dalam sebuah sistem hanya tergantung pada
perpindahan panas dari lingkungan kedalam sistem serta kerja yang dilakukan oleh
sistem, sehingga proses yang terjadi tidak berpengaruh didalamnya.
Rice Cooker,terjadi perubahan energi yaitu dari panas menjadi listrik. Suatu zat
cair akan menguap apabila tekanan uap gas yang dihasilkan dari zat cair adalah sama
dengan tekanan yang dihasilkan oleh cairan disekitarnya (tekanan uap sama dengan
tekanan cair ). Jadi, titik didih suatu zat cair dapat dirubah dengan menaikkan dan
mengatur tekanan dari lingkungan atau tekanan dari luarnya. Dalam aplikasi Rice
Cooker ini, panas yang diberikan dari energi listrik tersebut merupakanQ (kalor) yang
akan membuat sistem dalam Rice Cooker ini melakukan suatu usaha (W). Usaha yang
dilakukan suatu sistem tersebut akan menyebabkan perubahan energi. Perubahan energi
tersebut, akan merubah beras yang ada dalam Rice Cooker menjadi matang sehingga
dapat kita konsumsi dan kita tidak akan kesulitan untuk memakannya.
Prinsip kerja yang terdapat pada Rice Cooker ini adalah suatu panas akan
mengalami pergerakan dari daerah dengan suhu tinggi ke suhu rendah. Sebuah benda
juga mempunyai energi yang disebut sebagai energi dalam. Energi ini akan sangat
berkaitan dengan gerakan acak yang berasal dari atom atau molekul dalam susunan
suatu benda.
Pada saat Rice Cooker bekerja, juga terjadi perpindahan panas menggunakan
dua cara yaitu secara induksi dan konveksi. Perpindahan dengan cara induksi ini terjadi
pada saat panas yang dihasilkan oleh heater (pemanas) langsung dihubungkan atau
disalurkan kepanci. Sedangkan perpindahan panas dengan cara konveksi, terjadi pada
saat panas dari heater (pemanas) yang sudah disalurkan kepanci tersebut disalurkan
langsung dengan air dan beras yang berada didalamnya, air akan mendidih dan beras
yang ada didalamnya akan matang.
5
Aplikasi termodinamika lain pada Rice Cooker ini juga berdasarkan teori yang
menyatakan bahwa “Termodinamika merupakan cabang dari fisika yang berhubungan
dengan panas, serta relasinya dengan bentuk lain dari energi dan usaha. Yang
menetapkan bahwa variabel-variabel makroskopik seperti temperature, entropi, dan
tekanan dapat menggambarkan kebanyakan sifat yang dimiliki suatu benda, baik secara
fisik maupun radiasi, juga dapat menjelaskan bagaimana mereka berhubungan, serta
dengan hukum apa mereka dapat berubah dari waktu ke waktu. ”.
Suatu kalor akan mengalami perpindahan dari lingkungan pada suhu tingggi ke
lingkungan dengan suhu lebih rendah. Hal ini menyebabkan saat dua buah benda
dengan suhu yang tidak sama berdekatan atau bergandengan, keduanya akan
mengalami pertukaran energi internal sehingga suhu dalam kedua benda tersebut akan
seimbang. Dalam aplikasinya, pada Rice Cooker tidak terjadi pertukaran energi
internal tersebut melainkan terjadi suatu kerja oleh panas yang dilakukan oleh suatu
sistem didalamnya
B. Hukum II Termodinamika
Aliran kalor dari benda pertama selamanya tidak akan pernah muncul kecuali
kalor dipaksa untuk mengalir. Oleh karena itu, selamanya tidak akan terdapat aliran
kalor dari benda bertemperatur lebih rendah ke benda bertemperatur lebih tinggi,
6
kecuali memaksanya dengan usaha luar. Hal ini terangkum dalam hukum II
termodinamika.
1. Kalor mengalir secara spontan dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah dan tidak mengalir spontan dalam arah sebaliknya.
2. Total entropi jagat raya tidak berubah karena proses reversible terjadi (∆S = 0) dan
bertambah ketika proses irreversible (∆S >0).
3. Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam satu siklus dengan
semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya
menjadi usaha luar.
1. Karburator
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk
sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator masih digunakan dalam mesin kecil dan
dalam mobil tua atau khusus seperti yang dirancang untuk balap mobil stok.
Kebanyakan mobil yang diproduksi pada awal 1980-an telah menggunakan injeksi
bahan bakar elektronik terkomputerisasi. Mayoritas sepeda motor masih menggunakan
karburator dikarenakan lebih ringan dan murah, tetapi pada 2005 sudah banyak model
baru diperkenalkan dengan injeksi bahan bakar.
Aliran udara yang melewati karburator ini membuat tekanan statis menurun,
sehingga bahan bakar bisa naik dari mangkuk karburator dan tercampur dengan udara
hingga akhirnya masuk ke dalam ruang bakar. Sebelum masuk ke ruang bakar,
campuran udara dengan bahan bakar melewati intake manifold yang berfungsi untuk
menyalurkan kabut (udara + bahan bakar) agar bisa sampai di ruang bakar. Di ruang
7
bakar inilah akhirnya energi kimia yang terkandung dalam bahan bakar dikonvesikan
menjadi energi gerak piston
2. Mesin Uap
Terdapat dua jenis mesin uap, yakni mesin uap tipe bolak balik dan mesin uap
turbin (turbin uap). Rancangan alatnya sedikit berbeda tetapi kedua jenis mesin uap ini
mempunyai kesamaan, yakni menggunakan uap yang dipanaskan oleh pembakaran
minyak, gas, batu bara atau menggunakan energi nuklir.
Air dalam wadah biasanya dipanaskan pada tekanan yang tinggi. Karena
dipanaskan pada tekanan yang tinggi maka proses pendidihan air terjadi pada suhu yang
tinggi (ingat pembahasan mengenai pendidihan Teori kinetik gas). Biasanya air mendidih
(air mendidih = air berubah menjadi uap) sekitar suhu 500°C Suhu berbanding lurus
dengan tekanan. Semakin tinggi suhu uap, semakin besar tekanan uap. Uap bersuhu
tinggi atau uap bertekanan tinggi tersebut bergerak melewati katup masukan dan memuai
terhadap piston. Ketika memuai, uap mendorong piston sehingga piston meluncur ke
kanan.
Dalam hal ini, sebagian kalor alias panas pada uap berubah menjadi energi kinetik
(uap melakukan kerja terhadap piston W = Fs). Pada saat piston bergerak ke kanan, roda
yang dihubungkan dengan piston berputar (1). Setelah melakukan setengah putaran, roda
menekan piston kembali ke posisinya semula (2). Ketika piston bergerak ke kiri, katup
masukan dengan sendirinya tertutup. sebaliknya katup pembuangan dengan sendirinya
terbuka. Uap tersebut dikondensasi oleh kondensor sehingga berubah menjadi embun
(embun = air yang berasal dari uap).
Selanjutnya, air yang ada di dalam kondensor dipompa kembali ke wadah untuk
dididihkan lagi. Demikian seterusnya. Karena prosesnya terjadi secara berulang-ulang
maka piston bergerak ke kanan dan ke kiri secara terus menerus. Karena piston bergerak
ke kanan dan ke kiri secara terus menerus maka roda pun berputar secara terus menerus.
Putaran roda biasanya digunakan untuk menggerakan sesuata(roda,dll)
Proses perubahan bentuk energi dan perpindahan energi pada mesin uap tipe
bolak balik di atas bisa dijelaskan seperti ini: Bahan bakar fosil (batu bara/minyak/gas)
memiliki energi potensial kimia. Ketika bahan bakar fosil dibakar, energi potensial kimia
berubah bentuk menjadi kalor alias panas. Kalor alias pana yang diperoleh dari hasil
8
pembakaran bahan bakar fosil digunakan untuk memanaskan air (kalor berpindah
menuju air dan uap). Selanjutnya sebagian kalor pada uap berubah bentuk menjadi energi
kinetik translasi piston, sebagian lagi diubah menjadi energi dalam air. Sebagian besar
energi kinetik translasi piston berubah menjadi energi kinetik rotasi roda pemutar,
sebagian kecil berubah menjadi kalor alias panas (kalor alias panas timbul akibat adanya
gesekan antara piston dengan silinder). Jika digunakan untuk membangkitkan listrik
maka energi kinetik rotasi roda pemutar bentuk menjadi energi listrik.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Termodinamika adalah cabang dari ilmu fisika yang mempelajari tentang proses
perpindahan energi sebagai kalor dan usaha antara sistem dan lingkungan. Kalor
didefinisikan sebagai perpindahan energi yang disebabkan oleh perbedaan suhu, sedangkan
usaha merupakan perubahan energi melalui cara-cara mekanis yang tidak disebabkan oleh
perubahan suhu.
Proses perpindahan energi pada termodinamika berdasarkan atas dua hukum, yaitu
Hukum I Termodinamika yang merupakan pernyataan Hukum Kekekalan Energi, dan
Hukum II Termodinamika yang memberikan batasan tentang arah perpindahan kalor yang
dapat terjadi. Dan ada juga contoh pengaplikasian dari Hukum I dan Hukum II Pada
kehidupan kita sehari-hari pada hukum I contohnya seperti Pengunaan pada Rice cooker
dan dispenser. Dan pada Hukum II contoh nya penggunaan Mesin uap dan karburator pada
kendaraan.
B. Saran
Demikian lah makalah yang saya buat, semoga makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya. Apabila ada saran atau kritik dari saudara, Hal itu akan sangat membantu
saya untuk kedepannya lagi untuk membuat makalah yang lebih baik. Dan jika didalam
makalah ini masih ada yang kurang jelas dan kurang memahami saya mohon maaf dan
saudara harap memakluminya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11