Yahja Panggei. Analisa Faktor Daya pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Manokwari. Dibimbing oleh Yulianus R. Pasalli dan Fourys Y.S Paisey
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Kuasa karena oleh penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan skripsi ini, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi
S1 Teknik Elektro pada Jurusan Teknik Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Papua.
Dalam proses penyelesaian skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan dari berbagai pihak penyusunan skripsi ini tidak dapat terlaksana. Untuk
itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Kiranya segala jenis bantuan dan jerih payah senantiasa di berkati oleh Tuhan
yang maha kuasa.
3
RIWAYAT HIDUP
4
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...........................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
RIWAYAT HIDUP ...............................................................................................iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................x
I PENDAHULUAN ...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Masalah Penelitian....................................................................................2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................2
5
2.7.2.4 Kapasitor....................................................................................29
2.7.2.4.1 Kapasitas Kapasitor............................................................30
2.7.2.4.2 Rangkaian Kapasitor ..........................................................31
2.8 Kapasitor Bank ........................................................................................32
2.9 Harmonik ................................................................................................32
2.10 Perbaikan Faktor Daya ............................................................................33
VI PENUTUP ........................................................................................................52
6.1 Kesimpulan...............................................................................................52
6.2 Saran .........................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................53
LAMPIRAN ..........................................................................................................54
6
DAFTAR GAMBAR
Halaman
7
2.27 Bentuk kurva torsi kecepatan dan arus pada motor induksi 3 fasa...............27
2.28 Rangkaian listrik AC dengan beban kapasitif ..............................................28
2.29 Struktur kapasitor .........................................................................................30
2.30 Panel kapasitor bank untuk faktor daya listrik gedung ................................32
2.31 Diagram perbaikan faktor daya ....................................................................34
2.32 Motor listrik sebelum di pasang kapasitor....................................................36
2.33 Motor listrik sesudah di pasang kapasitor ....................................................36
5.1 Sumber listrik RSUD Manokwari ................................................................40
5.2 PHB dan KWH 3 fasa PLN ..........................................................................43
5.3 Diagram satu garis jaringan instalasi listrik pada ruang MDP .....................44
5.4 Statistik jenis daya listrik yang digunakan pada RSUD Manokwari ..........45
5.5 Pengukuran faktor daya................................................................................46
5.6 Instalasi pompa air RSUD Manokwari.........................................................47
5.7 Diagram segi tiga daya untuk perbaikan PF motor pompa 2 ......................48
5.8 Diagram segi tiga daya untuk perbaikan PF pada sumber beban (MDP) ....51
8
DAFTAR TABEL
Halaman
9
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
10
I PENDAHULUAN
11
1.2 Masalah penelitian
12
II TINJAUAN PUSTAKA
Energi listrik sendiri adalah salah satu hasil penemuan penting dari para
ilmuwan yang diperoleh melalui proses yang panjang dari masa ke masa, yang
manfaatnya telah dinikmati seperti sekarang ini. Energi listrik adalah contoh
aplikasi hukum termodinamika satu, karena proses terbentuknya energi listrik
berhubungan dengan energi lainnya yang terdapat disekitar alam semesta, yang
kemudian manfaatannya digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya
terhadap energi lainnya, seperti energi cahaya, energi gerak, energi panas, energi
gelombang suara, dan lain-lain. Berikut bagian dari sejarah penemuan energi
listrik:
13
menarik dan tolak menolak, yang dikenal dalam SI dengan muatan listrik dan
diberi nama hukum Coulomb.
3) James Watt (1736 - 1819), dari Skotlandia yang berkontribusi besar pada
tenaga mesin uap yang efisien, sehingga namanya digunakan dalam Satuan
Internasional untuk Daya dengan simbol W (Watt).
4) Andre Marie Ampere (1775 – 1836) dari Perancis, ilmuwan pertama yang
mengembangkan alat untuk mengamati arah aliran arus listrik.
5) George Simon Ohm (16 Maret 1789 – 6 Juli 1854) Jerman, menyatakan
bahwa besar arus listrik yang mengalir pada penghantar selalu berbanding
lurus dengan beda potensial yang diterapkan kepadanya.
6) Michael Faraday pada 1831-1832, menampilkan percobaannya tentang adanya
arus listrik pada kedua ujung kumparan yang terlihat pada galvanometer, yang
di hubung pada ujung konduktor ketika magnet bergerak tegak lurus terhadap
medan magnet. Dengan percobaan tersebut dia membuat generator
elektromagnetik pertama dengan menggunakan cakram tembaga yang diputar
di antara kutub magnet tapal kuda. Proses ini menghasilkan arus searah yang
kecil, namun demikian ini telah menjadi dasar dari generator listrik modern.
7) Heinrich Rudolf Hertz (22 Februari 1857 - 1 Januari 1894), fisikawan Jerman
menemukan gelombang per satuan waktu (1 Hertz = 1 gelombang per detik).
14
8) Thomas Alva Edison 1879, menemukan bola lampu pijar dan membangun
sistem pembangkitan tenaga listrik pertama dengan menggunakan generator
listrik tipe DC (Direct Current/A rus Searah), untuk menyuplay listrik pada
lampu-lampu pijar temuannya di kota New York, namun masih kurang efektif
dan efisien dalam menyuplai tenaga listrik terutama untuk jarak yang jauh.
9) Nikola Tesla (1856 – 1943). Yang pertama membuat sistim pembangkitan
tenaga listrik yang efektif dan efisien dengan menggunakan generator AC
pada pembangkit listrik tenaga air di sungai Niagara Amerika Serikat, dan
dioperasikan pada tanggal 12 Januari tahun 1896, dan dapat menyuplay listrik
sejauh 22 mil ke perusahaan kereta api Buffalo dan pemukiman di New York.
Gambar 2.2 Pembangkit listrik pertama di dunia yang berlokasi di air terjun
Niagara Amerika Serikat menggunakan generator AC.
15
harus memiliki pembangkit listrik masing-masing, oleh karena itu perlu tersedia
suatu sistem pambangkitan listrik yang besar dan terpusat yang dapat di suplay
dan digunakan secara bersama, sehingga dengan demikian masyarakat umum
memperoleh energi listrik dengan biaya yang lebih murah dan efisien. Suatu
sistim pembangkitan terdiri dari 3 (tiga) komponen utama seperti :
16
Demikianlah pada proses pembangkitan energi listrik modern memerlukan 3
(tiga) komponen agar listrik dapat tersedia secara kontinyu terus menerus.
Gambar 2.4 Contoh penggerak mula mesin diesel dan turbin air
17
2.3.2 Sumber Media Penggerak.
2.3.3 Generator
18
Hukum Faraday berhubungan dengan kaidah tangan kanan yang
diperkenalkan oleh John Ambrose Fleming untuk memudahkan kita menentukan
arah vektor dari ketiga komponen hukum Faraday, yakni arah gaya gerak (torsi)
kumparan kawat, arah medan magnet, serta arah arus listrik. Hukum ini juga
berlaku bila magnet yang digerakan dalam penghantar.
Secara umum generator listrik terdiri dari 2 jenis yaitu generator DC (Direct
Current/Arus Searah) dan generator AC (Alternating Current/Arus Bolak-balik).
Namun untuk efisiensi biaya dan kapasitas daya dalam penggunaan, generator
AC adalah yang secara lebih umum digunakan pada seluruh sistem
ketenagalistrikan. Dalam penggunaan generator AC terdiri dari 2 tipe yaitu
generator AC 1 fasa dan generator AC 3 fasa.
19
generator AC dan DC memiliki kesamaan karena sama-sama terdiri dari 2 bagian
utama yaitu :
1. Stator (bagian yang diam), terdiri dari rumah stator, inti stator, lilitan
Stator ,alur stator, kotak hubung, dan sikat.
2. Rotor (bagian yang bergerak), terdiri dari kutub magnet, lilitan penguat
magnet (sistem exiter), cincin seret (slipring), dan poros.
20
Gambar 2.8 Susunan kumparan generator tipe 3 fasa
21
2.3.3.4 AVR (Automatic Voltage Regulator)
AVR dioperasikan dengan mendapat catu daya dari permanen magnet generator
(PMG). Tegangan generator sendiri tergantung pada:
a) Kecepatan Putaran (N)
b) Banyaknya Fluks yg memotong lilitan stator.
c) Banyaknya lilitan Stator.
22
Gambar 2.11 Kontruksi generator AC 3 fasa
dihasilkan oleh satu putaran penuh di dalam medan magnet kutub utara-selatan.
23
Semakin cepat putaran rotor, menghasilkan frekwensi listrik juga yang semakin
besar, karenanya nilai frekuensi akan berbanding lurus dengan kecepatan rotasi
= …………………………………(2.1)
Dimana f = gelombang/menit ( Hz )
N = Kecepatan rotor (rpm)
P = Jumlah pasang kutub magnet rotor
60 = Konversi waktu dalam detik.
2.4 Penyaluran
24
Pusat pembangkit tidak selalu berada di dekat pemukiman, karena itu
untuk memenuhi kebutuhan daya listrik pada daerah yang berbeda dengan jarak
yang jauh, jaringan listrik dari PLN diklasifikasikan sesuai dengan jarak dan
kapasitas kebutuhan daya listrik yaitu terdiri dari Saluran Udara Tegangan Extra
Tinggi (SUTET) 500 kV, dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 275 kV,
150 kV, dan 70 kV.
2.5 Pendistribusian
Jaringan distribusi adalah Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV.
Dan untuk dapat digunakan konsumen tegangan diturunkan melalui trafo step
down, dan selanjutnya disalurkan untuk digunakan konsumen melalui Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) 380/220 volt. Pendistribusian terbagi dalam beberapa
golongan konsumen seperti golongan industri/pabrik, bisnis/pertokoan, rumah
tangga, sosial, melalui jaringan kabel penghantar yang di sesuaikan dengan
standar kapasitas penghantar yang telah di tentukan untuk tegangan rendah.
I= = …….…..………….…...(2.3)
25
Gambar 2.14 Beban listrik murni yang terserap dari sumber beban
Dalam penyalurannya sistim tenaga listrik AC dipengaruhi oleh tiga jenis beban
(daya) yang harus terkontrol oleh penyedia dan pengguna listrik untuk efektifitas
daya listrik yang disalurkan. Ketiganya yaitu beban resistif, beban induktif, dan
beban kapasitif, karena tidak semua daya yang di suplai dari PLN atau generator
dapat digunakan seluruhnya akan tetapi di dalamnya terdapat unsur yang
mempengaruhi efektifitas pengiriman dan penggunaan daya listrik tersebut.
Dalam rumusannya unsur beban tersebut dibentuk dalam persamaan yang
dinamakan ‘segi tiga daya’ dan dikenal dengan sebutan ‘faktor daya’ (power
factor=PF= Cos phi). Faktor daya adalah perbandingan antara daya aktif (P),
daya semu (S) terhadap daya reaktif sehingga menghasilkan nilai sudut cos phi.
Daya reaktif yang tinggi akan meningkatkan sudut phi yang berakibat faktor daya
akan menjadi lebih rendah.
26
Gambar 2.15 Segi tiga Faktor Daya
( )
Faktor Daya (PF) = = = ……….……..(2.4)
( )
27
Gambar 2.16 Faktor daya tertinggal (lagging) dan mendahului (leading).
P = √3 V x I Cos ϕ ………………..……………(2.8)
Sehingga, I= ……………………….…….(2.9)
√ ϕ
Beban resistif berasal dari alat-alat listrik yang bersifat murni tahanan
(resistor) seperti pada elemen pemanas dan lampu pijar. Karena bersifat pasif jadi
beban resistif tidak akan menggeser posisi gelombang arus maupun tegangan
listrik AC.
28
Gambar di atas adalah gelombang sinusoidal pada beban resistif murni. Nampak
pada grafik di atas, karena gelombang tegangan dan arus listrik berada pada fase
yang sama maka nilai dari daya listrik akan selalu positif. Inilah mengapa beban
resistif murni akan selalu ditopang oleh 100% daya nyata.
29
Gambar 2.19 Gelombang Listrik AC dengan Beban Induktif Murni
Nampak pada gelombang sinusoidal listrik AC pada gambar 2.16 , bahwa jika
sebuah sumber listrik AC diberi beban induktif murni, maka gelombang arus
listrik akan tertinggal sejauh 90° oleh gelombang tegangan. Atas dasar inilah
beban induktif dikenal dengan istilah beban lagging (arus tertinggal tegangan).
Nampak pula bahwa dikarenakan pergeseran gelombang arus listrik di atas, maka
nilai daya listrik menjadi bergelombang sinusoidal. Pada seperempat gelombang
pertama daya diserap oleh beban induktif, namun pada seperempat gelombang
kedua daya dikembalikan lagi ke sumber listrik AC. Hal ini menunjukkan bahwa
beban induktif murni tidak mengkonsumsi daya nyata sedikitpun, beban induktif
murni hanya memakai daya reaktif saja.
30
Gambar 2.20 Proses penyalaan lampu TL
Prinsip Kerja Lampu TL (Fluorescent Lamp) yaitu, ketika tegangan AC 220 volt
di hubungkan ke lampu TL maka tegangan diujung-ujung starter sudah cukup
utuk menyebabkan gas neon didalam tabung starter menjadi panas (terionisasi),
sehingga menyebabkan starter yg saat normal berada pada kondisi ‘open’
menjadi terhubung atau ‘closed’ sehingga mengalirkan arus listrik, dan
memanaskan filamen tabung lampu TL sehingga gas yang terdapat didalam
tabung lampu neon yang di dalamnya dingin (deionisasi) TL menjadi terionisasi.
Proses tersebut akan terus terulang sampai tabung neon terionisasi penuh, melalui
bimetal di dalam tabung starter menyebabkan ballast menghasilkan spike
tegangan tinggi yang akan menyebabkan terdapat lompatan elektron dari kedua
elektroda dan memendarkan lapisan fluorescent pada tabung lampu TL tersebut
sampai tidak terdapat lagi cukup arus yang akan melewati filamen tersebut
sehingga stater tidak lagi aktif.
31
“kecepatan dasar” yang lebih rendah, dikarenakan adanya slip yaitu perbedaan
antara dua gerakan medan magnet yang dapat meningkat disaat beban motor juga
meningkat. Persamaan untuk menghitung persentase slip/geseran (Parekh, 2003):
% Slip = ………………..……………………(2.10)
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nr = kecepatan rotor dalam RRPM
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada
batang konduktor (rotor), dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Oleh karena
itu, dari cara kerjanya, motor induksi disebut sebagai motor tak serempak atau
asinkron. Slip hanya terjadi pada motor induksi.
32
a. Motor Kapasitor
Motor ini umum digunakan di berbagai keperluan, seperti motor pompa
air, motor mesin cuci, motor lemari es, motor ata udara/AC (Air
Conditioning). Fluksi sinusoida pada kumparan motor ini bukan
merupakan fluks medan putar, sehingga untuk dapat berputar, selain
memiliki belitan utama U1-U2, juga memerlukan satu belitan lagi yaitu
belitan fasa bantu Z1-Z2, yang di hubung seri dengan kapasitor.
Gambar 2.21 Medan Magnet Utama dan Bantu Motor Satu fasa
33
Gambar 2.22 Pengawatan motor kapasitor dengan pembalik putaran.
c. Motor Universal
Motor universal menggunakan belitan stator dan belitan rotor dan sikat
arang. Kontruksinya yang sederhana, handal, mudah dioperasikan, daya
34
yang kecil, namun memiliki torsi yang cukup besar, banyak digunakan
untuk berbagai keperluan seperti mesin jahit, bor tangan, mixer.
Gambar 2.24 Komutator dan kontruksi stator dan rotor motor universal.
Gambar 2.25 Motor listrik induksi 3 fasa dengan rotor sangkar tupai
35
Motor AC 3 phase di operasikan dengan memanfaatkan perbedaan fasa
dari sumber listrik untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Bagian rotor
dan stator di pisahkan oleh celah udara yang sempit (air gap) dengan jarak antara
0,4 mm sampai 4 mm. Tipe rotor sama dengan motor 1 fasa yang berbentuk
sangkar tupai (Squirrel-cage rotor), yaitu konstruksi rotor tersusun oleh beberapa
batangan logam yang dimasukkan melewati slot-slot yang ada pada rotor motor
induksi, kemudian setiap bagian disatukan oleh cincin sehingga membuat
batangan logam terhubung singkat dengan batangan logam yang lain.
Pada gambar 2.24 di atas arus 3 phase memiliki perbedaan phase 60 derajat antar
phasenya. Prinsip Kerja Motor Listrik 3 Fasa ini adalah saat sumber tegangan 3
fase di hubungkan pada kumparan stator, akan timbul medan putar dengan
kecepatan seperti rumus berikut :
36
Gambar 2.27 Bentuk kurva torsi kecepatan dan arus pada motor induksi 3 fasa.
Pada kurva menunjukan hubungan dari torsi terhadap arus dan kecepatan rotor.
1. Saat motor di start ternyata terdapat arus start yang tinggi akan tetapi
torque nya rendah.
2. Saat operasi motor mencapai 80% dari kecepatan penuh, torque-nya
mencapai titik tertinggi dan arusnya mulai menurun.
3. Pada saat motor sudah mencapai kecepatan penuh, atau kecepatan
sinkron, arus torque dan stator turun ke nol.
37
Kekurangan pada Motor Induksi:
1. Kecepatan tidak mudah dikontrol
2. Power faktor rendah pada beban ringan
3. Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal
38
masuknya. Fenomena inilah yang mengakibatkan gelombang arus AC
akan mendahului (leading) tegangannya sejauh 90°.
2.7.2.4 Kapasitor
Kapasitor biasanya terbuat dari dua buah lempeng logam yang dipisahkan
oleh suatu bahan dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umumnya dikenal
misalnya adalah ruang hampa udara, keramik, gelas, dan lain-lain. Struktur
sebuah kapasitor terbuat dari dua buah pelat yang dipisahkan oleh suatu bahan
dielektrik. Bahan-bahan dielektrik yang umumnya dikenal misalnya adalah ruang
hampa udara, keramik, gelas, dan lain-lain.
39
Gambar 2.29 Struktur kapasitor
Q = C . V ………………………….………………(2.12)
40
Dan untuk kapasitas Kapasitor adalah :
C= ……………………..………..…..…..(2.13)
.
V = V1 + V2 + … + Vn ………..…….……….………….…(2.14)
Q = Q1 = Q2 = Qn ………….…………….………..………..(2.15)
= + + ………….......…….…………………….(2.16)
41
Pada rangkaian kapasitor paralel, berlaku rumus:
V1 = V2 =V3 = Vn ……………….…………….…………(2.17)
Q = Q1 + Q2 + Q3 + Qn………………….………………(2.18)
Jadi C total = C1 + C2 + C3 ……….………….…………………....(2.19)
Gambar 2.30 Panel kapasitor bank untuk faktor daya listrik gedung
2.9 Harmonik
42
elektronik lainnya. Dalam IEEE (Institute of Electrical and Electronics
Engineers) 519, tegangan harmonik distorsi pada sistem tenaga di bawah 69 kV
adalah di batasi pada total 5,0% distorsi harmonik (THD) dengan batas masing-
masing harmonik individu 3%.
43
rata – rata kurang dari 0,85. Perhitungan biaya kelebihan pemakaian kVARH
menggunakan rumus sebagi berikut :
A2 = pemakaian kWH
S = P / Cos θ ……………………….…(2.20)
P = S Cos θ1 ………..………………….(2.21)
θ = Sudut
Daya reaktif dari faktor daya lama (QL) dan nilai faktor daya baru yang
diinginkan (QB) adalah :
44
QL = P Sin θ1 …………………………(2.23)
QB = P Sin θ2 .……….…………………(2.24)
QC = QL - QB …………………………(2.25)
Jadi daya reaktif = QC dan untuk nilai kapasitansi dari kapasitor dapat
menggunakan persamaan (2.13).
Dalam diagram segitiga daya pada gambar 2.28 menunjukan bahwa besar sudut
cos phi di pengaruhi oleh meningkatkan daya reaktif (Q=VAR) yang berbanding
lurus dengan daya semu (VA).
1. Global compensation
Kapasitor dipasang di induk panel (MDP/Main Distribution Panel).
Pada metode ini arus yang terkoreksi adalah arus total di penghantar
antara pa nel MDP dan transformator. Sedangkan arus yang lewat
setelah MDP tidak terpengaruh, dengan demikian rugi akibat disipasi
panas pada penghantar setelah MDP relatif tidak terpengaruh.
2. Sectoral Compensation
Pemasangan kapasitor yang langsung dipanel-panel SDP.
45
3. Individual Compensation
Metoda ini kapasitor langsung dipasang pada masing masing beban,
Pengaruh faktor daya pada beban induktif dapat di contohkan pada gambar motor
listrik di bawah ini:
Pada gambar diatas terlihat bahwa motor yang tidak di pasang kapasitor menarik
daya reaktif pada jaringan karna di pengaruhi oleh adanya induksi medan listrik
pada motor, mengakibatkan faktor daya menjadi rendah.
Gambar 2.33 Menggambarkan daya reaktif pada motor tidak lagi di ambil
dari jaringan tapi melalui kapasitor yang terpasang.
46
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
47
8. Melakukan pengukuran cos phi total pada panel utama.
9. Menghitung hasil pengukuran disesuaikan dengan dasar teori.
10. Melanjutkan penyusunan untuk tahap penyelesaian laporan serta
mengambil kesimpulan dari hasil analisa secara kesuluruhan terhadap
faktor daya listrik di RSUD Manokwari.
48
IV KEADAAN UMUM DAERAH
Sejak propinsi Papua Barat resmi di mekarkan dari provinsi Papua tahun
2003 dan di tetapkannya Manokwari sebagai ibu kota provinsi, kota Manokwari
telah berkembang dengan pesatnya. Pembangunan di berbagai sektor baik
perkantoran pemerintahan maupun bisnis memiliki pengaruh yang besar dalam
perkembangan kota dan sekitarnya, sehingga dengan demikian juga
mempengaruhi pada peningkatan kebutuhan kapasitas maupun kualitas
ketenagalistrikan.
Hari jadi Kota Manokwari yang jatuh pada tanggal 8 November 1898
yang ditetapkan sebagai hari jadi Kota Manokwari melalui Peraturan Daerah
Nomor 16 Tahun 1995.
49
V HASIL DAN PEMBAHASAN
50
5.2 Sumber Listrik PLN
Tenaga listrik yang di suplai dari PLN yang terhubung melalui trafo
distribusi dengan kapasitas 160 KVA. Namun berdasarkan standar ketetapan
penggunaan trafo yang efektif SPLN no.50 tahun 1997 dan disesuaikan dengan
klasifikasi daya PLN yang tersedia, sehingga daya sesuai kontrak terpasang untuk
RSUD yaitu 147 KVA. Berikut spesifikasi/name plat trafo RSUD.
Model T 160 N 58
Daya KVA 160
Frekwensi 50
Beban Kontinyu
Standar IEC 78
Pendingin Onan
Berat Oli 28.5 kg
Kenaikan Suhu Oli Maksimum 50°C
Jenis & Merek Oli Mineral oil & NYNAS
Fasa 3
Tipe Keluaran Vektor Yzn5
Tegangan Menengah (TM) 20.000 Volt
Tegangan Rendah (TR) 400/230 Volt
Impedansi 4%
Jenis Pasangan Luar/Dalam ruangan
Berat Total 1150 kg
Tahun Pembuatan 2012
51
Tabel 5.2 Spesifikasi unit mesin generator RSUD
ENGINE DATA / DATA MESIN PENGGERAK UTAMA (DIESEL)
Brand / Model: CCEC Cummins ,NTA855-G1A, 4-cycle
Air Intake System: Turbo, Air /Air cooling
Fuel System: PT type fuel pump, EFC
Cylinder Arrangement: "L" type, inline 6-cylinder
Rated Hz/RPM: 50Hz/1500rpm
Governor Type: Electronic
Exhaust System
Exhaust Gas flow: 1020L/s
Exhaust Temperature: 480 centigrade
Air Intake System
Max Intake Pressure: 6.25kPa
Consumption: 362L/s
Air Flow: 5600 L/s
Fuel System
100%( Prime Power) Load: 60 L/h
50%( Prime Power) Load: 30 L/h
Oil System
Total Oil Capacity: 40 L
Oil Consumption: ≤4 g/kw.h
Engine Oil Tank Capacity: 36 L
Cooling System
Total Cool fluid Capacity: 85 L
Thermostat Temperature: 82-93 celcius
Max Water Temperature: 104 celcius
ALTERNATOR DATA / DATA GENERATOR
Brand / Model: Stamford
Number of Phase: 3
Connecting Type: 3 Phase and 4 Wires, “Y” type connecting
Power Factor: 0.8
Protection Grade: IP23
Altitude/Ketinggian: ≤1000m
Rated Hz/RPM: 50Hz/1500rpm
Exciter Type: Brushless, self-exciting
Voltage control mode: AVR(Automatic Voltage Regulator)
Insulation Class, Temperature
H/H
Rise:
Generator Capacity: 240KW/300KVA
Generator Efficiencies: 92.90%
Standard Temperature Rise: 125 -163°C Continuous
Cooling method: Direct drive centrifugal blower fan
52
5.4 Jaringan Listrik
5.4.1 Ruang PHB utama dan unit pengontrolan
Sumber listrik utama pada RSUD di suplay melalui ruang panel utama
(MDP/Main Distribution Panel) yang di lengkapi unit kontrol AMF dan 2 buah
CB (Circuit Breaker) yang berfungsi untuk mengoperasikan generator secara
otomatis saat mendeteksi terjadi kegagalan suplai tenaga listrik pada sumber
utama.sekaligus berfungsi sebagai alat kontrol terhadap bagian-bagian yang
mempengaruhi operasional pada unit mesin generator seperti baterei aki,
temperatur mesin, oli mesin, kecepatan putar mesin dan lain-lain.
Gambar 5.2 Diagram satu garis jaringan instalasi listrik pada ruang MDP
53
5.4.2 Ruang SDP2
1. Ruang panel cabang pada ruang Bersalin terdiri dari :
1. Satu unit PHB cabang (SDP2) dengan komposisi sama dengan
pada SDP1.
2. Satu unit PHB cabang (SSDP) untuk menyuplai listrik pada
ruangan bersalin. Terdiri dari:1 buah MCCB utama tipe NSX 50F
dengan berkapasitas 50A yang berfungsi sebagai pemutus sirkit
utama, dan 30 buah MCB beban yang masing-masing terbagi
untuk beban penerangan (lampu), stop kontak, dan beban AC.
Keterangan diagram instalasi terdapat pada gambar 3.5 berikut.
Gambar 5.3 Diagram satu garis panel SDP2 pada ruang bersalin
54
5.5 Data Beban Listrik
Sesuai klasifikasi beban pada faktor daya, maka jenis beban listrik pada
RSUD Manokwari terbagi dalam beberapa kelompok seperti terlihat pada tabel
5.3 berikut :
AC (Air
Conditionir) Motor listrik
motor 1 fasa Induksi
36% 3fasa 26%
Lampu TL
Peralatan
Peralatan 5%
pemanas
Elektronik Lampu XL
lampu pijar
medis dan 2%
26%
non medis
5%
55
Jumlah beban seperti pada tabel 5.3 dan statistik pada gambar 5.2 terlihat
bahwa beban induktif motor 1 fasa (AC/pendingin ruangan dan kulkas), motor
listrik pompa air 3 fasa dan 1 fasa serta lampu TL adalah yang terbanyak di
gunakan yaitu 67%, dan beban resistif 33% dari total beban yang di gunakan.
Penyediaan air pada RSUD adalah memanfaatkan air tanah yang proses
penyediaannya melalui penggunaan pompa air 3 fasa, seperti dalam tabel 5.4.
56
Gambar 5.6 Instalasi pompa air RSUD
Tabel 5.4 Data unit mesin pompa air dan pengukuran faktor daya
FAKTOR
DAYA
JENIS MOTOR DAYA
NO VOLT ARUS AKTIF KETERANGAN
POMPA AIR (COS ϕ)
(KW)
REAL
POMPA 1
1 383 5.65 0.87 1.83 Kurang
(ISAP) 20 m
POMPA 3
2 386 7.44 0.758 3.77 Baik
(Dorong) 12 m
Percobaan tanpa
POMPA 4
3 385 4.32 0.411 1.18 beban (saat air
(Dorong) 12 m
kosong)
Dari data hasil pengukuran pada tabel 5.4 menunjukan bahwa saat
beroperasi pompa 1 memiliki faktor daya yang baik yaitu 0.87. Hal ini
mengindikasikan bahwa motor listrik ini bekerja pada beban penuh, berbeda
dengan motor pompa 2 memiliki nilai cos phi yang rendah yaitu 0.758, mesin ini
berfungsi mendorong air ke penampung bak atas pada ketinggian pipa 12m. Pada
motor pompa 3 faktor daya terukur sangat rendah yaitu 0.41 karena beroperasi
pada kondisi tanpa beban (air kosong). Dalam kondisi demikian faktor daya yang
buruk dapat diperbaiki dengan mengkompensasi daya reaktif yang besarnya dapat
di hitung seperti pada persamaan (2.12) sampai (2.25) sebagai berikut :
57
Contoh kompensasi daya reaktif untuk motor pompa 2 yang memiliki faktor daya
awal 0.758, dengan daya aktif 3.77 KW,
Gambar 5.7 Diagram segitiga daya untuk perbaikan faktor daya pada
motor pompa 2
58
5.6.2 Data faktor daya pada ruangan lain dan faktor daya total pada MDP
Tabel 5.5 Pengukuran faktor daya pada ruang MDP dan beberapa ruang lain.
FAKTOR
VOLT
NO RUANGAN/PERALATAN ARUS (A) DAYA KET.
(V)
(Cos ϕ)
Ruang MDP (Pengukuran siang hari)
1 R-S-T (pengukuran siang hari) 383 115.1 0.788 Kurang
2 R-S-T (pengukuran malam har) 387 137 0.876 Baik
SDP1 (pengukuran siang hari)
1 R-S-T 380 30.9 0.996 Baik
2 S-T-R 384 13.63 0.957 Baik
3 T-R-S 383 13.9 0.963 Baik
SDP2 (pengukuran siang hari)
1 Fasa R-Netral 215.6 93.8 0.33 Kurang
2 Fasa S-Netral 217.8 96.4 0.29 Kurang
3 Fasa T-Netral 217.1 93 0.76 Kurang
Gedung ruang Perawatan (Melati), dominasi beban induktif lampu TL
1 Fasa R-Netral 214.3 2.56 0.79 Kurang
2 Fasa S-Netral 217.1 11.9 0.661 Kurang
3 Fasa T-Netral 213.5 12.89 0.718 Kurang
Ruang Laboratorium, dominasi beban induktif seperti mesin AC, berbagai jenis/tipe freser
untuk obat dan bank darah (blood bank), pemanas/sterilisator dan peralatan elektronik
1 Fasa R-Netral 218.5 9.76 0.624 Kurang
2 Fasa S-Netral 212.1 8.4 0.99 Baik
3 Fasa T-Netral 213 11.45 0.73 Kurang
59
Berdasarkan pada hasil pengukuran seperti dalam tabel 5.5 terlihat bahwa pada
siang hari faktor daya secara umum dapat menjadi rendah yaitu 0.788 karena
penggunaan beban puncak pada siang hari (saat jam sibuk), yang berasal dari
penggunaan peralatan medis maupun non medis, mesin AC/tata udara.
Berikut hitungan untuk perbaikan faktor daya pada sumber utama di MDP/PHB
utama, dapat di hitung seperti juga pada persamaan (2.12) sampai (2.25),
berdasarkan pada data hasil pengukuran sebagai berikut :
.
Daya nyata/semu S1 = = = 76.354 kVA
.
.
Daya nyata/semu S2 = = = 66.852 kVA
.
∆Q = Q1 - Q2 , ∆Q = 47.003 – 29.134
∆Q = 17.869 kVAR
60
Gambar 5.8 Diagram segi tiga daya untuk perbaikan faktor daya pada
sumber beban (MDP)
Pada diagram segi tiga daya terlihat bahwa dengan memperbaiki faktor daya dari
0.788 ke 0.9 akan meningkatkan efisiensi penggunaan kapasitas daya listrik yang
terpasang sebesar 9.6 kVA dari 16.1 kVA.
a) Pembebanan trafo pada pagi hari diperoleh data persentasi rata-rata adalah :
Total daya 3 fasa adalah = kVAR + kVAS + kVAT = 62,403 VA = 62.4 kVA
.
= x 100% = 39 %
61
b) Pembebanan trafo pada siang hari diperoleh data persentasi rata-rata adalah :
Total daya 3 fasa adalah = kVAR + kVAS + kVAT = 96,294 VA = 96.3 kVA
.
= x 100% = 60.2 %
c) Pembebanan trafo pada siang hari diperoleh data persentasi rata-rata adalah :
Total daya 3 fasa adalah = kVAR + kVAS + kVAT = 83,027 VA = 83.1 kVA
.
= x 100% = 51.9 %
62
VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Melalui hasil analisa faktor daya pada sistim tenaga listrik, RSUD sebagai
konsumen yang tergolong besar dengan kapasitas daya 147 kVA perlu untuk
menggunakan kapasitor bank agar penggunaan daya listrik dapat lebih efektif
dan efisien sehingga memaksimalkan kapasitas daya terpasang baik untuk
keperluan saat ini maupun dalam pengembangan selanjutnya.
63
DAFTAR PUSTAKA
Awinryd https://awinryd.wordpress.com/2010/05/04/kompensasi-power-faktor-
dengan-kapasitor-bank-part-1/
64
LAMPIRAN
1. Tarif tenaga listrik PLN untuk golongan pelayanan Sosial (termasuk rumah
sakit) berdasarkan peraturan menteri nomor 31 tahun 2014
65
3. Tarif tenaga listrik PLN untuk keperluan Industri
66
5. Data daya listrik dari komponen peralatan listrik yang di gunakan pada RSUD
Manokwari.
67
6. Total data daya peralatan listrik yang di gunakan pada RSUD
7. Data harian konsumsi beban listrik RSUD Manokwari bulan Maret 2015
68