Anda di halaman 1dari 3

Bacaan : Lukas 2 : 1 – 14

Tema Khotbah: Kelahiran–Nya: Sebuah Titik Berangkat Menuju Keselamatan

Penjelasan Teks Bacaan:


Pendahuluan
Pernahkah Anda memikirkan hal ini: “Mengapa Allah dalam rangka menyelamatkan dunia
dari belenggu dosa, mengirimkan “Seorang Bayi”? Mengapa tidak langsung datang dalam
wujud laki-laki perkasa seperti super hero yang bisa menumpas langsung segala kejahatan?”
Mari mencari jawabnya dengan mencermati ciri-ciri umum bayi yang baru lahir. Hal
pertama yang nampak dari seorang bayi yang baru lahir adalah tangisan. Tangisan pada
bayi yang baru lahir sangat penting sebab itu menandakan:
1. Upaya pertama kalinya paru-paru bekerja.
2. Upaya untuk membuang sisa-sisa air ketuban
3. Bukti bahwa bayi tersebut tidak bisu
4. Bukti bahwa bayi tersebut punya daya hidup
Ini ciri bayi normal. Itu sebabnya jika ada bayi lahir tidak segera menangis, sang
dokter/ bidan akan mencubit atau memukul pantat bayi untuk upaya agar bayi itu
menangis. Sebab jika tidak menangis, bisa dipastikan bahwa bayi itu tidak normal. Maka
dapat disimpulkan bahwa tangisan bagi bayi adalah simbol perjuangan, artinya
bahwa kehidupan tanpa perjuangan itu tidak normal.
Isi
Yang menarik dari kisah kelahiran Yesus versi Lukas ini adalah ketika Lukas
menuturkan kisah yang kontras antara kelahiran Yohanes (Luk. 1:57-66) dengan
kelahiran Yesus dalam bacaan ini. Saat mengisahkan kelahiran Yohanes, sepertinya
Lukas lebih menekankan pada penamaan—Yohanes adalah nama pemberian malaikat
(Luk. 1:13; 60,63). Sedangkan saat mengisahkan kelahiran Yesus, Lukas menekankan
pada setting tempat, waktu, dan keadaan untuk menunjukkan bahwa Yesuslah Mesias
yang dijanjikan. Dalam bacaan kita kali ini jelas bahwa Lukas menggambarkan situasi
politik untuk menjelaskan mengapa Yesus lahir di Betlehem. Lukas menuturkan
kelahiran Yesus dalam konteks sejarah dunia. Lukas juga menghubungkan Betlehem
dengan Daud untuk menunjukkan bahwa Yesus memenuhi syarat sebagai Mesias.
Selanjutnya kepedulian Lukas terhadap kaum marginal dituturkan dalam kisah kelahiran
Yesus yang sederhana, dengan demikian Lukas memperkenalkan tema identifikasi
Yesus dengan orang miskin. Kontras yang terakhir yang tidak kalah menarik adalah
bahwa kelahiran Yohanes diumumkan oleh ayahnya sendiri, Zakharia (1:63), sedangkan
kelahiran Yesus diumumkan oleh para malaikat (2:11).
Dengan cara penuturan seperti itu Lukas hendak menegaskan bahwa kisah kelahiran
Yesus adalah kesaksian tentang kehadiran Allah. Ini diperkuat dengan nyanyian bala
tentara sorga. Perlu diketahui bahwa para malaikat bernyanyi hanya jika bersama
dengan Tuhan (Yes. 6:1-3; Why. 4-5).

Peristiwa Natal/ kelahiran Yesus adalah upaya Tuhan Allah untuk menunjukkan pada
manusia bahwa proses menuju kemesiasan itu juga harus melalui sebuah proses
perjuangan yang alamiah seperti yang umumnya terjadi pada manusia, yakni proses
dari lahir sampai mati. Maka Natal adalah sebuah awal/ start perjuangan untuk
membuktikan kemesiasan. Di mana puncak kemesiasan itu sendiri baru terwujud pada
saat kebangkitan. Proses alamiah ini sekaligus menunjukkan kekuasaan Allah dalam
proses penyelamatan dunia. Allah hendak menunjukkan pada manusia bahwa
keselamatan yang agung itu tidak serta merta ada, tetapi mengikuti proses alamiah,
dengan demikian manusia tidak hanya menerima keselamatan, tetapi manusia terhisap
pada proses perjuangan untuk mencapai keselamatan. Inilah puncak mahakarya Allah.
Dia justru tidak menunjukkan karya penyelamatan itu dengan hal yang spektakuler tetapi
melalui proses alamiah kristiani: lahir-mati-bangkit.
Tanda-tanda mesianik telah melekat sejak awal Yesus dilahirkan. Lukas menuturkannya
dengan baik dalam bacaan kita. Sang Bayi itu dilahirkan di tengah situasi bangsa yang
berada di bawah penjajahan Romawi (ay. 1-3), Dia dilahirkan di kota Daud (Betlehem),
sebab Mesias haruslah dari keturunan Daud (ay. 4-5), kabar kelahiran-Nya diberitakan
oleh malaikat (ay. 9-12), dan Allah sendiri berkenan hadir itu sebabnya para malaikat
bernyanyi (ay. 13-14). Ini semua adalah permulaan pemenuhan harapan mesianis.
Bahwa penerima berita kelahiran Yesus pertama kali adalah para gembala
menunjukkan keberpihakan Allah pada yang tertindas, miskin, lemah, dan tak berdaya.
Bagi merekalah Allah hadir melalui Sang Bayi yang penuh daya itu. Untuk menunjukkan
kepada umat bahwa Allah ada bersama-sama dengan mereka melalui proses hidup
yang penuh perjuangan.
Refleksi
Maka jelaslah peran kehadiran Yesus bagi dunia. Selain sebagai Kristus Sang
Juruselamat, Tuhan Yesus adalah “role model” bagi umat-Nya. Dia dengan keseluruhan
hidup dan karya-Nya, ialah tokoh yang patut diteladani. Melalui kehidupan-Nya sebagai
manusia dari lahir-mati-bangkit, Ia meneladankan bagaimana keselamatan itu Ia
perjuangkan.
Maka sekarang, bagi kita yang merayakan Natal di tahun ini, jadikanlah Natal kali ini
sebagai start atau titik awal bagi kita untuk memulai sebuah perjuangan hidup yang
baru, yakni dengan betul-betul berusaha meniru cara hidup Kristus, melalui proses yang
alamiah, di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Sukacita adalah warna khas Hari Raya Natal. Hal ini sungguh beralasan karena ”seorang Putra

telah dianugerahkan kepada kita” (Yes. 9:5), ”hari ini telah lahir bagimu Juru Selamat, yaitu

Kristus Tuhan...” (Luk. 2:11), Seluruh bumi bergembira dan bersorak-sorai karena melihat

keselamatan yang datang dari Allah.

Perayaan Natal mengajak kita untuk menciptakan damai sejahtera dan mengupayakan agar damai

ini menjadi milik setiap orang yang berkehendak baik. Dewasa ini, damai sejahtera dirusak oleh

dosa-dosa atau kuasa kegelapan dan kejahatan (budaya kematian), yang berwujud nyata dalam

terorisme, kekerasan, perang, pembunuhan, perseteruan, ketidakadilan, pelanggaran hak-hak

asasi manusia, korupsi, dsb. Hidup penuh damai sejahtera dalam lingkup hidup bermasyarakat

terus dibayangi, dibahayakan dan diancam oleh wujud-wujud kuasa kegelapan itu.

Natal mengajarkan kita untuk menemukan sumber kedamaian yang sejati ialah Yesus Kristus,

yang lahir sebagai damai sejahtera, sukacita dan tanda kasih Allah bagi seluruh umat

manusia.Amin

Anda mungkin juga menyukai