Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah

melalui kualitas proses pembelajaran disekolah. Upaya untuk

meningkatkan suatu pendidikan membutuhkan waktu yang panjang, proses

yang teratur dan sistematis, karena terkait dengan berbagai aspek

kehidupan kualitas pendidikan, karena disesuaikan dengan perkembangan

jaman, misalnya tentang otonomi pendidikan, kebutuhan masyarakat, serta

jiwa otonomi daerah dalam mengelola sumber daya manusia di masa

depan.(Agung et.al., 2019)

Sekolah merupakan tempat pelaksanaan belajar dan mengajar, serta

wadah bagi siswa untuk memperoleh pelajaran. Sekolah adalah tempat

pembentukan karakter bagi siswa yang sangat memengaruhi

perkembangan kognitif dan afektif siswa. Sekolah juga merupakan tempat

kedua bagi siswa setelah rumah dimana siswa akan lebih banyak

menghabiskan waktu efektifnya, sudah semestinya menyediakan selain

kenyamanan fisik juga kenyamanan psikologis. Kenyamanan secara

psikologis penting untuk didapatkan siswa sehingga siswa memiliki

penilaian positif terhadap lingkungan sekolah (Nurdianti et.al., 2016).

Selain itu, Sekolah merupakan tempat yang tepat untuk menggali dan

mengembangkan minat dan bakat anak didik. Hal ini karena orang tua

kurang sadar akan pentingnya mendeteksi dan mengembangkan minat


anak. Mayoritas mereka adalah menyerahkan sepenuhnya masa depan

anak mereka kepada sekolah. Sekolah harus menyadari realitas ini, sebab

sumber daya manusia bangsa indonesia secara keseluruhan masih di

bawah standar dari negara-negara maju. Maka sekolah harus

menanggulangi masalah tentang pengembangan minat anak didik di

sekolah.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu

hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah

penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar

diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu

siswa melihat bagaimana hubungan materi yang diharapkan untuk

dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individu (Slameto,

2015).Siswa dapat menerapkan atau mengembangkan minatnya melalui

kegiatan pengembangan diri disekolah. Adapun beberapa contoh

pengembangan diri yaitu, dibidang olahraga contohnya basket, badminton,

dan seni. Dibidang kesenian contohnya melukis dan paduan suara, ataupun

kegiatan bertani contohnya bercocok tanam.

Bercocok tanam sudah menjadi kebiasaan sejak dulu, seiring

dengan perkembangan zaman, manusia banyak mengembangkan berbagai

cara bercocok tanam. Salah satu teknik bercocok tanam tersebut ialah

bercocok tanam tanaman hidroponik. Hidroponik adalah suatu metode

bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan

menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang


mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan

batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah

(Izzuddin, 2016). Teknologi hidroponik dapat membantu generasi muda

untuk menyalurkan hobi, proses pembelajaran di sekolah, dan juga dapat

menumbuhkan sikap peduli lingkungan terhadap siswa (Magfiroh (2017).

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMKN 6 Takalar, di sekolah ini

siswa dapat mengetahui dan mempelajari sedikit banyaknya bahan

pembelajaran yang memfokuskan pada keahlian teknis dan manajerial

tanaman perkebunan, yang mencakup tanaman perkebunan tahunan dan

juga tanaman perkebunan musiman, selain itu siswa juga mempelajari

tentang cara bercocok tanam yang baik dan benar.pada mata pelajaran

Dasar Dasar Budidaya Tanaman. Berdasarkan hasil observasi awal yang

telah dilakukan mengenai minat bercocok tanam siswa disana masih

kurang. Hal ini dapat dilihat dari proses bercocok tanam siswa pada mata

pelajaran dasar-dasar budi daya tanaman. Hal ini disebabkan persepsi

siswa tentang bercocok tanam identik dengan tanah, kotor, membutuhkan

banyak tenaga, berpanas – panas di bawah terik matahari dan hal–hal lain

yang menjadikan siswa enggan terjun dalam kegiatan bercocok tanam.

Oleh karena itu, kendala – kendala tersebut dapat diantisipasi dengan

penanaman secara hidroponik.

Berdasarkan uraian diatas peneliti berupaya mencari alternatif

untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan mengajak siswa berminat

dalam bercocok tanam dengan cara melakukan penanaman secara


hidroponik. Oleh sebab itu, peneliti mengambil judul “Pengaruh Teknologi

Hidroponik terhadap minat bercocok tanam siswa ATP SMKN 6 Takalar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang diteliti

dalam penelitian ini yaitu bagaimana peningkatan minat bercocok tanam

siswa ATP SMKN 6 Takalar menggunakan teknologi hidroponik setelah

perlakuan.

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peningkatan minat

bercocok tanam siswa ATP SMKN 6 Takalar menggunakan teknologi

hidroponik setelah perlakuan

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Untuk siswa,

Dapat memahami dan jelajahi pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan

produktif. Adanya kegiatan ini membentuk semangat cinta lingkungan dan

minat siswa bercocok tanam menggunakan hidroponik.

2. Untuk guru

Sebagai informasi dan pertimbangan bagi guru Ajari siswa cara menanam

Terjadi di area sempit melalui hidroponik Mengajarkan siswa pentingnya

pelestarian, Jaga lingkungan melalui pertanian.


3. Untuk sekolah,

Sebagai donasi ke sekolah untuk memaksimalkan potensi siswa melalui

hidroponik dan juga membantu sekolah tetap bersih, mempercantik

lingkungan dengan adanya tanaman hidroponik

4. Untuk penulis

Untuk melakukan penelitian minat siswa dalam bercocok tanam yang

dilakukan oleh siswa ATP SMKN 6 Takalar melalui hidroponik. Selain

itu, untuk memahami teknik hidroponik yang sesuai dengan prosedur.

Anda mungkin juga menyukai