FRUSTRATED AT AGE 30
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Bob Wood berusia 30 tahun. Lulus kuliah di tahun 1996. Setelah itu memulai karier
sebagai analis untuk Accenture, bekerja sebagai konsultan TI perawatan kesehatan
untuk dua perusahaan lain, dan kemudian menjadi chief technology officer di
Claimshop.com, pemroses klaim medis.
Tapi Bob salah satu dari 40 juta orang Amerika yang lahir antara tahun 1966 dan
1975.
Bob sekarang menghasilkan $44.000 sebagai analis teknologi di sebuah rumah sakit
dan mencoba menyesuaikan diri dengan fakta bahwa tahun-tahun yang berlalu di
akhir 1990-an adalah sejarah.
Seperti banyak generasi Bob terperosok dalam utang sebesar $23.000 untuk pinjaman
kuliah dan $4.500 untuk kartu kredit.
Bob harus menghadapi dunia yang berbeda dari dunia ayahnya ketika awal lulus
kuliah di mana aturan telah berubah, generasi X harus kuliah untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak. Tapi mayoritas setelah lulus membawa utang pelajar yang
tinggi. Kabar baiknya setelah lulus mendapatkan pasar kerja yang hebat.
Bob mendapatkan bonus perekrutan $5.000 pada pekerjaan pertama di mana
persaingan pemberian kerja mendorong kenaikan gaji. Saat usia 28 tahun Bob
mendapatkan penghasilan lebih tinggi dari 20 tahun ayahnya bekerja yang memiliki
jaminan pekerjaan dan rencana pensiun di usia 58 tahun.
Sedangkan Bob tidak tahu apakah masih bisa menghasilkan $80 lagi, dan jika bisa
dilakukan, diperkirakan akan terjadi dalam 20 tahun atau lebih, ia juga tidak memiliki
jaminan pekerjaan.
Bob membayar $350/bulan untuk pinjaman kuliah, $250/bulan untuk kartu kredit, $30
untuk pembayaran BMW dan pacarnya mengatakan sudah waktunya untuk menikah.
Bob merasa senang jika memiliki rumah tapi ia tidak tahu apakah akan memiliki
pekerjaan dalam enam bulan.
Bob merasa frustasi dan generasi nya mendapatkan kesempatan yang buruk. Awalnya
mereka mendapat pekerjaan bagus dengan gaji tinggi yang tidak realistis. Dengan
terbiasa bekerja 6 bulan lalu mengambil pekerjaan lain dan mendapatkan kenaikan
gaji 25 atau 30 persen. Mereka pikir akan pensiun pada usia 40. Di sisi lain mereka
merasa beruntung karena memiliki pekerjaan dengan setengah bayaran dari yang
dihasilkan beberapa tahun lalu. Mereka tidak memiliki keamanan kerja. Persaingan
untuk pekerjaan, tekanan oleh bisnis menekan biaya, berarti masa depan dengan
kenaikan gaji minimal. Bob merasa cukup aneh untuk menjadi hanya 30 tahun dan
memiliki tahun-tahun terbaik di belakangnya.
PERTANYAAN KASUS
3. Jika Anda adalah bos Bob, apa yang dapat Anda lakukan untuk
memengaruhi motivasinya secara positif?
Jawab:
Salah satu teori penguat yang disampaikan oleh Gitosudarmo (2008) yaitu
penguatan positif. Penguatan positif ini digunakan para manajer untuk
mempengaruhi karyawannya untuk mempertahankan dan memperkuat respon
atau perilaku yang diinginkan yaitu perilaku yang menguntungkan bagi organisasi.
Penguatan positif berkaitan dengan memperkuat respon atau perilaku yang
diinginkan, dengan memberikan penguat atas perilaku yang diinginkan sehingga
perilaku tersebut akan diulangi kembali. Sesuai dengan teori penguatan positif,
pada kasus Bob manajer dapat memengaruhi motivasi Bob dengan memberikan
penghargaan, kenaikan imbalan atas setiap kenaikan prestasi kerja atau
pencapaian yang dilakukan Bob. Dan juga memberikan keyakinan terhadap Bob
dalam mengenal dirinya, jenis pekerjaan apa yang sesuai dengan bakatnya dan
disukainya. Hal ini manajer lakukan untuk kenyamanan Bob dalam melakukan
pekerjaannya dalam segi nyaman dan juga mempertahankan bahkan
meningkatkan kinerja Bob yang sebelumnya menurun. Selain itu juga, hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap produktivitas Bob dalam melakukan
pekerjaannya dan mencapai tujuannya.
4. Apa implikasi kasus ini bagi pengusaha yang mempekerjakan Generasi X?
Jawab:
Dengan membaca kasus Bob ada beberapa fakta yang kita temukan untuk
Generasi X yaitu:
a. Fakta yang pertama pencari kerja mempunyai hutang yang tinggi ketika lulus
dari perguruan tinggi. Implikasinya untuk perusahaan/pemberi kerja yaitu
pemberi kerja harus memberikan bayaran atas pekerjaan dengan memperhatikan
biaya pendidikan (nilai yang dikorbankan) yang dikeluarkan oleh pencari kerja
(Generasi X) selama menempuh pendidikan sebelum mereka masuk ke pasar
kerja.
b. Fakta yang kedua persaingan pemberi kerja yang tinggi. Implikasinya untuk
pencari kerja yaitu pemberi kerja harus menawarkan insentif/ upah yang tinggi
untuk merekrut pencari kerja dengan kualitas terbaik.
c. Frustasi yang di usia 30 tahun yang bisa saja menurunkan motivasi kerja
Karyawan. Menurunya produktivitas karyawan akan menurunkan produktivitas
organisasi/perusahaan. Untuk mencegah kondisi tersebut, pemberi kerja harus
mampu memengaruhi motivasi karyawan agar tetap tinggi yaitu dengan
memberikan insentif yang lebih tinggi bagi karyawan yang mempunyai kinerja
lebih baik, Memberikan jaminan keamanan pekerjaan bagi karyawan yang
mempunyai kinerja tinggi sehingga mereka tidak frustasi yang dapat menurunkan
produktivitas para karyawan tersebut, dan memberikan jaminan hari tua (dana
pensiun).
Jadi dalam merekrut Generasi X, pengusaha harus menawarkan paket gaji
yang tinggi sesuai kemampuan mereka, menyediakan keamanan pekerjaan dan
juga jaminan pekerjaan seperti sistem kontrak dengan menawarkan benefit
misalnya asuransi, tunjangan kerja, dana pensiun dan sebagainya.