Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KASUS

FRUSTRATED AT AGE 30

Disusun Oleh:
Kelompok 6

1. Cipta Bagus Satria 20808141006


2. Luffi Maria Ulfa 20808141018
3. Devi Qusnul Khotimah 20808141029
4. Ratna Ayu Wijayanti 20808141040

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
RINGKASAN KASUS
FRUSTRASI PADA USIA 30

Bob Wood berusia 30 tahun. Lulus kuliah di tahun 1996. Setelah itu memulai karier
sebagai analis untuk Accenture, bekerja sebagai konsultan TI perawatan kesehatan
untuk dua perusahaan lain, dan kemudian menjadi chief technology officer di
Claimshop.com, pemroses klaim medis.
Tapi Bob salah satu dari 40 juta orang Amerika yang lahir antara tahun 1966 dan
1975.
Bob sekarang menghasilkan $44.000 sebagai analis teknologi di sebuah rumah sakit
dan mencoba menyesuaikan diri dengan fakta bahwa tahun-tahun yang berlalu di
akhir 1990-an adalah sejarah.
Seperti banyak generasi Bob terperosok dalam utang sebesar $23.000 untuk pinjaman
kuliah dan $4.500 untuk kartu kredit.
Bob harus menghadapi dunia yang berbeda dari dunia ayahnya ketika awal lulus
kuliah di mana aturan telah berubah, generasi X harus kuliah untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak. Tapi mayoritas setelah lulus membawa utang pelajar yang
tinggi. Kabar baiknya setelah lulus mendapatkan pasar kerja yang hebat.
Bob mendapatkan bonus perekrutan $5.000 pada pekerjaan pertama di mana
persaingan pemberian kerja mendorong kenaikan gaji. Saat usia 28 tahun Bob
mendapatkan penghasilan lebih tinggi dari 20 tahun ayahnya bekerja yang memiliki
jaminan pekerjaan dan rencana pensiun di usia 58 tahun.
Sedangkan Bob tidak tahu apakah masih bisa menghasilkan $80 lagi, dan jika bisa
dilakukan, diperkirakan akan terjadi dalam 20 tahun atau lebih, ia juga tidak memiliki
jaminan pekerjaan.
Bob membayar $350/bulan untuk pinjaman kuliah, $250/bulan untuk kartu kredit, $30
untuk pembayaran BMW dan pacarnya mengatakan sudah waktunya untuk menikah.
Bob merasa senang jika memiliki rumah tapi ia tidak tahu apakah akan memiliki
pekerjaan dalam enam bulan.
Bob merasa frustasi dan generasi nya mendapatkan kesempatan yang buruk. Awalnya
mereka mendapat pekerjaan bagus dengan gaji tinggi yang tidak realistis. Dengan
terbiasa bekerja 6 bulan lalu mengambil pekerjaan lain dan mendapatkan kenaikan
gaji 25 atau 30 persen. Mereka pikir akan pensiun pada usia 40. Di sisi lain mereka
merasa beruntung karena memiliki pekerjaan dengan setengah bayaran dari yang
dihasilkan beberapa tahun lalu. Mereka tidak memiliki keamanan kerja. Persaingan
untuk pekerjaan, tekanan oleh bisnis menekan biaya, berarti masa depan dengan
kenaikan gaji minimal. Bob merasa cukup aneh untuk menjadi hanya 30 tahun dan
memiliki tahun-tahun terbaik di belakangnya.
PERTANYAAN KASUS

1. Analisis Bob menggunakan hierarki kebutuhan Maslow!


Jawab :
a. Fisiologis
Pada tingkat yang paling bawah, terdapat kebutuhan yang bersifat fisiologis
(kebutuhan akan udara, makanan, minuman dan sebagainya) yang ditandai oleh
kekurangan (defisit) sesuatu dalam tubuh orang yang bersangkutan. Kebutuhan
ini dinamakan juga kebutuhan dasar (basic needs) yang jika tidak dipenuhi dalam
keadaan yang sangat ekstrim (misalnya kelaparan) bisa manusia yang
bersangkutan kehilangan kendali atas perilakunya sendiri karena seluruh
kapasitas manusia tersebut dikerahkan dan dipusatkan hanya untuk memenuhi
kebutuhan dasarnya itu.
Dalam kasus ini, Bob juga memiliki kebutuhan fisiologis (dasar) yang harus
ia penuhi, kebutuhan fisiologis Bob masih bisa dipenuhi karena ia masih bekerja
meskipun dalam pemenuhan kebutuhan fisiologisnya Bob perlu adanya
penyesuaian diri dengan pekerjaan nya. Karena Ia hanya mendapat setengah
bayaran dari gaji yang dihasilkan beberapa tahun lalu yaitu dengan bayaran
sebesar $44.000 sebagai analis teknologi di sebuah rumah sakit.
b. Keselamatan
Jenis kebutuhan yang kedua ini berhubungan dengan jaminan keamanan,
stabilitas, perlindungan, struktur, keteraturan, situasi yang bisa diperkirakan,
bebas dari rasa takut dan cemas dan sebagainya. Karena adanya kebutuhan inilah
maka manusia membuat peraturan, undang-undang, mengembangkan
kepercayaan, membuat sistem, asuransi, pensiun dan sebagainya. Sama halnya
dengan basic needs, kalau safety needs ini terlalu lama dan terlalu banyak tidak
terpenuhi, maka pandangan seseorang tentang dunianya bisa terpengaruh dan
pada gilirannya pun perilakunya akan cenderung ke arah yang semakin negatif.
Pernyataan Bob yang menyebutkan bahwa peraturan telah berubah, Bob tidak
memiliki keamanan pekerjaan seperti halnya jaminan yang diperoleh ayahnya,
selain itu, Bob juga memiliki banyak utang dan tidak memiliki rencana pensiun
yang matang bahkan tidak tahu apakah Bob bisa bekerja dan akan menghasilkan
$ 80 lagi. Kondisi tersebut menyebabkan Bob menjadi frustasi akan pekerjaannya
dan membuatnya merasa tidak memiliki jaminan keamanan sehingga timbul rasa
takut dan tidak aman dalam dirinya
c. Sosial
Setelah kebutuhan dasar dan rasa aman relatif dipenuhi, maka timbul
kebutuhan untuk dimiliki dan dicintai . Setiap orang pun ingin mempunyai
kelompoknya sendiri, ingin punya "akar" dalam masyarakat. Setiap orang butuh
menjadi bagian dalam sebuah keluarga, sebuah kampung, suatu marga, dll. Setiap
orang yang tidak mempunyai keluarga akan merasa sebatang kara, sedangkan
orang yang tidak sekolah dan tidak bekerja merasa dirinya pengangguran yang
tidak berharga. Kondisi seperti ini akan menurunkan harga diri orang yang
bersangkutan. Dalam kasus ini Bob memiliki pacar sehingga kebutuhan sosialnya
telah terpenuhi. Namun, statusnya terancam oleh kenyataan bahwa pekerjaannya
yang terancam akan memengaruhi keputusannya untuk menikah, karena ia takut
mengikatnya dalam hipotek 30 tahun jika ia memutuskan untuk menikah dengan
pacarnya.
d. Penghargaan
Ada dua macam kebutuhan akan harga diri. Pertama, adalah
kebutuhan-kebutuhan akan kekuatan, penguasaan, kompetensi, percaya diri dan
kemandirian. Sedangkan yang kedua adalah kebutuhan akan penghargaan dari
orang lain, status, ketenaran, dominasi, kebanggaan, dianggap penting dan
apresiasi dari orang lain. Orang-orang yang terpenuhi kebutuhannya akan harga
diri akan tampil sebagai orang yang percaya diri, tidak tergantung pada orang lain
dan selalu siap untuk berkembang terus untuk selanjutnya meraih kebutuhan yang
tertinggi yaitu aktualisasi diri (self actualization). Kompensasi dan harapan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan apa yang dibayangkan oleh Bob
menyebabkan ia merasa kehilangan rasa percaya diri, status dan ketenaran. Saat
memperoleh pendapatan yang masih tinggi ia merasa menjadi orang sukses
karena memperoleh penghasilan sangat tinggi di usia muda. Tetapi saat terjadi
perubahan Bob merasa frustasi dan tidak siap karena memiliki utang yang cukup
besar akibat gaya hidupnya. Sebagai buktinya, yaitu pada awal bekerja sebagai
analis Accenture, kemudian bekerja sebagai konsultan IT layanan kesehatan
untuk dua perusahaan lain, dan menjadi chief technology officer di
Claimshop.com, prosesor klaim medis ia menghasilkan $80.000 setahun
ditambah bonus, mengendarai mobil sport Eropa yang mahal, itu membuatnya
optimis tentang status dan masa depannya. Namun Bob Wood sekarang telah
menjadi analis teknologi di sebuah rumah sakit dengan penghasilan $ 44.000. Dia
berhutang $ 23.000 pada pinjaman kuliahnya dan telah menjalankan lebih dari
$4.500 pada kartu kreditnya. Dia menghadapi dunia yang sangat berbeda dari
yang ditemukan ayahnya ketika dia lulus kuliah pada awal 1960-an. Hal ini
membuatnya merasa tidak lebih baik dari pekerjaan sebelum-sebelumnya.
Tingkat penghargaan terhadap kariernya pun menurun.
e. Aktualisasi diri
Dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya meliputi
pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang dan pemenuhan diri sendiri. Jika
berbagai kebutuhan tidak terpenuhi maka akan terjadi seperti apatisme,
kebosanan, putus asa, tidak punya rasa humor lagi, keterasingan, mementingkan
diri sendiri, kehilangan selera dan sebagainya. Seperti halnya yang dirasakan oleh
Bob, ia menjadi apatis karena kemampuan untuk dapat mengaktualisasikan diri
mulai berkurang seiring bertambahnya kebutuhan dan berkurangnya pendapatan
yang diperoleh. Sebagai buktinya, Bob sangat frustasi, dia merasa generasinya
mendapatkan kesepakatan yang buruk. Yang awalnya mendapat pekerjaan yang
bagus dengan gaji tinggi yang tidak realistis, namun sekarang begitu sebaliknya.

2. Analisis kurangnya motivasi Bob menggunakan teori keadilan dan harapan


organisasi!
Jawab:
Teori keadilan adalah teori bahwa individu membandingkan
masukan-masukan dan hasil pekerjaan mereka dengan masukan-masukan dan
hasil pekerjaan orang lain, dan kemudian merespon untuk menghilangkan
ketidakadilan. Teori harapan adalah kekuatan dari suatu kecenderungan untuk
bertindak dalam cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu harapan
bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang ada dan pada daya tarik
dari hasil itu terhadap individu tersebut. Bob memiliki kekurangan motivasi dari
segi salah mengambil keputusan dalam pekerjaannya. Ia berpikir akan mudah
untuk memperoleh dan berpindah pekerjaan dengan gaji yang akan terus
meningkat 25% sampai 30%. Bob terlalu memiliki banyak harapan yang tinggi
akan hasil dari pekerjaannya sehingga Bob selalu memikirkan hasil yang tinggi.
Tetapi melihat hasil yang diperoleh saat ini jauh dari apa yang diharapkan
sehingga membuat Bob menjadi tidak memiliki motivasi dan frustasi. Sebagai
buktinya, Bob merasa bahwa tidak adil untuk mendapatkan gaji $ 80.000
beberapa tahun yang lalu dan menghasilkan sekitar $ 44.000 untuk sekarang.
Pada teori ekspektasi, ia mengharapkan kenaikan gaji dan keamanan kerja di
masa depan, namun saat ini ia tidak menerima keduanya. Saat penghasilannya
menurun ia tidak yakin apakah ia dapat menemukan pekerjaan lain sama sekali
dan menghasilkan $80.000 kembali.

3. Jika Anda adalah bos Bob, apa yang dapat Anda lakukan untuk
memengaruhi motivasinya secara positif?
Jawab:
Salah satu teori penguat yang disampaikan oleh Gitosudarmo (2008) yaitu
penguatan positif. Penguatan positif ini digunakan para manajer untuk
mempengaruhi karyawannya untuk mempertahankan dan memperkuat respon
atau perilaku yang diinginkan yaitu perilaku yang menguntungkan bagi organisasi.
Penguatan positif berkaitan dengan memperkuat respon atau perilaku yang
diinginkan, dengan memberikan penguat atas perilaku yang diinginkan sehingga
perilaku tersebut akan diulangi kembali. Sesuai dengan teori penguatan positif,
pada kasus Bob manajer dapat memengaruhi motivasi Bob dengan memberikan
penghargaan, kenaikan imbalan atas setiap kenaikan prestasi kerja atau
pencapaian yang dilakukan Bob. Dan juga memberikan keyakinan terhadap Bob
dalam mengenal dirinya, jenis pekerjaan apa yang sesuai dengan bakatnya dan
disukainya. Hal ini manajer lakukan untuk kenyamanan Bob dalam melakukan
pekerjaannya dalam segi nyaman dan juga mempertahankan bahkan
meningkatkan kinerja Bob yang sebelumnya menurun. Selain itu juga, hal
tersebut sangat berpengaruh terhadap produktivitas Bob dalam melakukan
pekerjaannya dan mencapai tujuannya.
4. Apa implikasi kasus ini bagi pengusaha yang mempekerjakan Generasi X?
Jawab:
Dengan membaca kasus Bob ada beberapa fakta yang kita temukan untuk
Generasi X yaitu:
a. Fakta yang pertama pencari kerja mempunyai hutang yang tinggi ketika lulus
dari perguruan tinggi. Implikasinya untuk perusahaan/pemberi kerja yaitu
pemberi kerja harus memberikan bayaran atas pekerjaan dengan memperhatikan
biaya pendidikan (nilai yang dikorbankan) yang dikeluarkan oleh pencari kerja
(Generasi X) selama menempuh pendidikan sebelum mereka masuk ke pasar
kerja.
b. Fakta yang kedua persaingan pemberi kerja yang tinggi. Implikasinya untuk
pencari kerja yaitu pemberi kerja harus menawarkan insentif/ upah yang tinggi
untuk merekrut pencari kerja dengan kualitas terbaik.
c. Frustasi yang di usia 30 tahun yang bisa saja menurunkan motivasi kerja
Karyawan. Menurunya produktivitas karyawan akan menurunkan produktivitas
organisasi/perusahaan. Untuk mencegah kondisi tersebut, pemberi kerja harus
mampu memengaruhi motivasi karyawan agar tetap tinggi yaitu dengan
memberikan insentif yang lebih tinggi bagi karyawan yang mempunyai kinerja
lebih baik, Memberikan jaminan keamanan pekerjaan bagi karyawan yang
mempunyai kinerja tinggi sehingga mereka tidak frustasi yang dapat menurunkan
produktivitas para karyawan tersebut, dan memberikan jaminan hari tua (dana
pensiun).
Jadi dalam merekrut Generasi X, pengusaha harus menawarkan paket gaji
yang tinggi sesuai kemampuan mereka, menyediakan keamanan pekerjaan dan
juga jaminan pekerjaan seperti sistem kontrak dengan menawarkan benefit
misalnya asuransi, tunjangan kerja, dana pensiun dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai