Anda di halaman 1dari 9

KEMEWAHAN GEREJA MASA KINI APAKAH BISA DISAMAKAN DENGAN

KEMEWAHAN BAIT SUCI PADA ZAMAN PERJANJIAN LAMA?

Pendahuluan

Adanya gereja berawal dari pemberitaan Injil oleh murid-murid Yesus. Para murid

memberitakan karya keselamatan yang Yesus telah lakukan kepada setiap orang yang

percaya kepada-Nya. Tetapi ada permasalahan yang saat ini sering terjadi dalam pandangan

orang awam tentang gereja. Banyak dari gereja-gereja yang dibangun dengan sangat megah

dan dengan fasilitas gereja yang terbaik. Contohnya saja Gereja Bethany Surabaya

(Nginden), gereja memiliki gedung yang sangat megah dengan kapasitas jemaat mencapai 35

ribu orang.1 Jika kita melihat bagian dalamnya atau melihatnya melalui internet dan video

streamingnya maka kita bisa melihat betapa megah serta berkelas isi dari gedung ini. Kita

bisa melihat adanya banyak lighting yang ada di atas panggung, lalu dengan kualitas sound

yang sangat bagus, dll.

Banyak dari orang percaya memilih gereja dengan fasilitas yang cukup mengun-

tungkan bagi mereka dan juga dukungan entertaint yang mereka sukai. Banyak anak muda

yang mulai tergiur dengan hal-hal yang menarik yang disuguhkan gereja pada masa kini.

Masalah inilah yang sering disalah artikan oleh orang-orang awam bahwa motivasi mereka

beribadah hanyalah untuk mendapatkan hiburan lebih mementingkan apa yang mereka sukai

daripada mencari Tuhan. Banyak juga orang-orang yang mengesampingkan pengurapan Roh

Kudus dengan kebutuhan entertaint yang cenderung kepada hal yang duniawi. Lalu apakah

bait Allah dengan segala kemegahannya pada jaman Perjanjian Lama.

Penulisan paper ini dimaksudkan untuk meluruskan pandangan beberapa orang yang

menganggap kemegahan dan kemewahan gereja adalah sebuah hal yang condong ke duniawi

dan mengambil korelasi dengan Bait Suci dan Kemah Suci Israel waktu zaman Perjanjian

Lama.

1
http://didikanantha.blogspot.co.id/2011/03/daftar-gereja-terbesar-di-indonesia.html
Bait Suci dan Kemah Suci Dalam Perjanjian Lama

Kemegahan tempat ibadah umat Israel dimulai pada saat bangsa Israel membangun

kemah suci di padang gurun. Dilihat dari bagian fisik luar kemah suci ini memiliki ukuran

100 hasta kali 50 hasta dan tinggi 5 hasta, dan biaya Kemah Suci ini, termasuk pelataran luar,

Mezbah Tembaga, dan Bejana Pembasuhan diperkirakan seharga $1.500.000.2 Sungguh

harga yang sangat fantastis jika diterapkan dalam jaman sekarang ini. Kemah ini dibangun

secara praktis agar mudah dipindah-pindah sesuai dengan perjalanan bangsa Israel menuju

tanah perjanjian. Tiang-tiang Kemah Suci dibuat dari tembaga dengan tinggi paling sedikit 5

hasta. Tidak hanya terlihat menakjubkan dari luar jika kita melihat atau masuk ke bagian

dalam akan melihat suatu kamar yang dindingnya dari emas dan atapnya dari kain linen

berwarna-warna.3 Di sebelah kiri nampak Pelita Emas, yang selalu menyala sepanjang

malam dan di sebelah kanan terdapat meja disalut emas dengan 2 tumpukan roti pertunjukan

dan dupa diatas tumpukan roti itu. Banyak perkakas-perkakas kemah suci yang disalut atau

dilapisi dengan emas ini seperti menunjukkan kemewahan dari kemah suci bangsa Israel.

Diharuskan bahwa semua alat-alat dalam Ruangan Suci dibuat dari emas, sampai yang kecil-

kecil juga.

Sama seperti sebelumnya Ruangan Maha Suci juga serba dilapisi oleh emas.

Memang suasana di dalam Ruangan Maha Suci ini sangat gelap karena tidak ada pelita,

dindingnya kayu tebal ditutup 4 lapis kain/kulit dan di depan ada suatu tirai tebal.4 Dari

hadirat Tuhan di situ muncul sinar yang terang, menerangi seluruh Ruangan Maha Suci dan

hanya Imam Besar 1 tahun sekali yang bisa masuk ke ruangan ini seperti terdapat dalam

Keluaran 25:22. Ada banyak penjelasan yang sebenarnya bagi semua yang ada di kemah

suci.

2
Glenn M. Jones, Sepuluh Pokok Mengenai Kemah Suci (Bandung: Penerbit Kalam Hidup, 1959), 9.

3
Pdt. Jusuf BS, Kemah Suci Pelajaran Alkitab Dalam Keluaran 25-40 Jilid 1 (Surabaya, 1985), 45.

4
Jusuf, 47.
Semua perkakas dilapisi oleh emas dikarenakan Emas menunjukkan sifat ilahi yang suci,

yang mengingatkan kita akan kemurahan Allah yang begitu besar, yang telah menebus kita

dari dosa dan menjadikan kita sebagai anak-anakNya.5 Semua unsur dalam kemah suci

memang memiliki makna sendiri-sendiri, mulai dari bejana pembasuhan, mezbah tembaga,

hingga meja roti sajian memiliki makna dan arti yang berbeda-beda. Bagi umat Israel pada

jaman itu, ibadah adalah simbolis dalam arti bahwa realitas dari adanya persekutuan rohani

dengan Allah. Tetapi pada saat yang sama ibadah itu merupakan lambang.6 Bait Suci

digunakan oleh bangsa Israel untuk mengingatkan mereka akan kehadiran Allah. Kemah suci

dan Bait Suci dibuat sebagai tempat khusus karena sangat dihormati sebagai tempat

kehadiran Allah. Bait Suci bangunan Salomo merupakan gedung yang memanjang dari timur

ke barat. Diduga Bait Suci ini didirikan di atas suatu alas yang tinggi seperti Bait Suci

Yehezkiel (Yeh. 41:8).7

Memang terdapat dua kerub terbuat dari emas menaungi bagian tengah tutup

perdamaian, tetapi kerub ini bukanlah suatu lambang untuk menggambarkan Allah Israel,

tetapi sebagai tempat di mana Allah bertemu dengan manusia (Kel. 30:6) dan tempat Allah

berbicara kepada manusia.8 Bangunan dan perlengkapan kemah dan bait suci merupakan

gambaran dari aspek-aspek Kristus dan pekerjaan-Nya. Perlu diketahui juga bahwa Bait Suci

Salomo terletak di sebuah ladang di bukit tempat pengirikan Ornan, orang Yebus yang telah

dibeli oleh Daud.9

5
Jusuf, 45.

6
William Dyrness, Tema-Tema Dalam Teologi Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 1990), 125.

7
Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1: A-L (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1982), 137.

8
Rick C. Howard, Kemah, Bait Suci, dan Istana (Malang: Gandum Mas, 1983), 88.

9
Barth, Theologia Perjanjian Lama, 63.
Tempat itu dibeli oleh Daud seharga 50 syikal perak (2 Samuel 24:24) atau 600 syikal emas

(1 Tawarikh 21:25).10 Terdapat sebuah keunikan saat Daud mencari tempat untuk bait suci,

terdapat ketegangan dikarenakan Daud sangat berniat untuk membangun sebuah bait bagi

Tuhan. Daud merasa tidak pantas, karena belum ada rumah tetap yang layak bagi Tuhan,

sedangkan ia sendiri “diam dalam rumah dari kayu aras”.11 Jadi peranan Daud dalam

pembangunan bait suci ini juga sangat besar. Lalu setelah itu mulailah Daud dilanda musibah

yang sangat mengancam keluarganya dan sampai Daud harus mempersembahkan korban di

atas mezbah yang baru lalu Tuhan menerimanya. Menurut Tawarikh bukan karena kesalehan

Daud, namun karena kebijaksanaan dan kuasa pengampunan Tuhan yang memungkinkan

pembangunan Bait Suci itu.

Sudah menjadi tradisi bagi bangsa Israel bahwa kemegahan dan segala pernak-pernik

yang terbuat dari emas ada di bait Allah. Dikarenakan bangsa Israel sangat menanti-nantikan

kehadiran Allah ditengah-tengah mereka, itu pun juga sebagai inisiatif Allah untuk hadir di

tengah-tengah umat-Nya. Jadi bukan sebagai hal yang patut di sombongkan oleh bangsa

Israel tetapi sebagai bentuk penghormatan mereka akan kehadiran Allah. Bagi para imam,

dalam Keluaran 29:1-37 Musa harus mentahbiskan imam-imam itu untuk melayani pekerjaan

dalam kemah Allah.12 Mereka harus dibasuh dengan air, lalu dikenakan baju-baju imam, dan

kepala mereka diurapi dengan minyak, baru pinggang di ikat. Ada konsekuensi yang berat

jika mereka lalai atau ceroboh dalam melayani yaitu dihukum mati. Kita bisa melihat

bayangan tentang Kristus dan Sidang Jemaat dalam konteks pelayanan yang kudus. Jika kita

melihat konteks kekudusan bait Allah maka orang Israel sangatlah mengutamakan kekudusan

Allah yang hadir di kemah suci mereka.

10
http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=BAIT%20SUCI,%20BAIT%20ALLAH

11
Barth, 65.

12
Pdt. Nehemiah Mimery, Memantau Kemah Allah (Tabernakel) di Padang Gurun (Mimery Press,
1992), 98.
Di dalam kitab Imamat disana berisi peraturan-peraturan ibadat dan upacara agama Israel dan

pedoman bagi para imam yang bertanggung jawab melaksanakannya. Mereka bukannya

ingin menyombongkan diri tetapi itu adalah sebagai bentuk keistimewaan hubungan mereka

dengan Allah, maka umat Allah harus menjadi kudus.13

Gereja Masa Kini

Gereja merupakan tempat bersekutunya orang-orang yang percaya kepada Allah.

Tujuan awal dari pendirian gereja itu sebagai misi pemberitaan injil Allah. Kata “misi”

diambil dari kata latin mittere yang berarti mengutus.14 Ada beberapa aspek yang ada di

dalam gereja yakni yang pertama, sebuah komunitas atau jemaat. Kedua, sebuah institusi

organisatoris. Ketiga, karena bekerja sama dengan Yesus maka gereja sebagai pelaku

perubahan, pelayanan, atau kekuatan untuk orang-orang yang percaya. Jika dibandingkan

dengan kemah suci dan bait suci dalam Perjanjian Lama memang terlihat mirip dalam

konteks kemegahan dan kemewahan gereja jaman sekarang ini. Gereja jaman sekarang

cenderung untuk memenuhi keinginan para jemaat dalam hal fasilitas dan entertaint. Tidak

jarang untuk menarik minat jemaat ada beberapa gereja yang mengundang artis dan pendeta-

pendeta yang terkenal agar jemaat banyak yang hadir dalam ibadah. Hal entertain seperti

sangat penting jaman ini bagi pertumbuhan gereja. Padahal dalam pertumbuhan gereja

bahwa mengundang orang-orang untuk bergabung di sebuah gereja tepatnya adalah suatu

perbuatan yang salah.15 Apalagi jika gereja-gereja sudah memakai hal-hal yang cenderung

kepada hal yang duniawi saja. Gereja menjadi sama hal nya dengan tempat hiburan bagi

orang-orang yang ingin mendapat hiburan.

13
David L. Baker, Mari Mengenal Perjanjian Lama (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), 37.

14
Richard P. McBrien, 101 Tanya-Jawab Tentang Gereja (Jakarta: Penerbit Obor, 1999), 6.

15
Mark Dever, 9 Tanda Gereja Yang Sehat (Surabaya: Momentum, 2010), 184.
Terdapat masalah bahwa jemaat karena hanya mencari hiburan maka jemaat sering

berpindah-pindah gereja hanya untuk memenuhi keinginannya saja. Memang tidak ada

salahnya jika ada gereja yang membangun gedungnya dengan sangat megah jikalau itu

memang dibutuhkan tetapi harus ada visi yang jelas, karena dengan adanya visi yang jelas

akan menjadi fondasi gereja yang menentukan besar dan kekuatan gereja.16 Maka jika ingin

memiliki atau membangun gereja yang sehat, kuat, dan bertumbuh, haruslah meletakkan

dasar yang kokoh.

Bagi para pelayan beberapa dari mereka telah memiliki motivasi yang salah. Mereka

melayani agar bisa menerima keuntungan. Tidak ada salahnya jika kita “memberi untuk

menerima”, Yesus menyuruh kita untuk memberi maka kita akan menerima. Tetapi motivasi

yang salah akan mengaburkan maksud dan pengurapan Allah dalam ibadah. Tujuan

utamanya bukan untuk materi tetapi benar-benar untuk melayani Tuhan. Tujuan yang jelas

bukan hanya menegaskan apa yang harus kita lakukan, tetapi juga menegaskan apa yang

tidak harus kita lakukan.17

Terdapat sebuah isu kesenjangan yang ada di antara gereja di Indonesia ini.

Banyaknya resolusi gereja-gereja kecil yang terjadi sedangkan mungkin sedikit sekali adanya

resolusi atau penutupan gereja yang besar (ukuran). Tahun 1992 Rumah Ibadah di Pasuruan

dibakar habis dan pendeta diadili. Sedangkan para pelaku pembakaran rumah ibadah tidak

dihadapkan ke pengadilan dengan banyaknya alasan.18 Sebuah kesenjangan yang seakan-

akan kemegahan dan materi gereja bisa melindungi mereka dari berbagai hal yang buruk

dilakukan oleh sebuah kelompok. Mungkin itu adalah salah satu kekurangan hukum yang

dimiliki oleh negara ini.

16
Rick Warren, Pertumbuhan Gereja Masa Kini (Malang: Gandum Mas, 1999), 92.

17
Ibid, 94.

18
Sularso Sopater, Pertumbuhan Gereja Sebuah Bunga Rampai (Yogyakarta: Yayasan Andi, 1994),
199.
Marilah kita melihat dari sisi yang lain bahwa kemegahan bukanlah sebuah ukuran

kesuksesan gereja pada masa kini, tetapi hanyalah sebuah bumbu untuk membentuk suatu

keanekaragaman gereja yang ada di Indonesia ini demi pengkabaran injil Yesus Kristus.

Soren Kierkegaard berkata bahwa kita cenderung berpikir bahwa gereja itu seperti sebuah

teater: kita duduk sebagai penonton, dengan penuh perhatian menonton sang aktor yang

berada di atas panggung yang berusaha menarik setiap pasang mata untuk melihatnya.19

Kesimpulan

Kemegahan Gereja masa kini secara kasat mata bisa kita lihat sangat berbeda dengan

gambaran tentang kemah suci dan bait suci pada jaman perjanjian lama. Gereja masa kini

banyak yang lebih mementingkan hiburan semata daripada hadirat Tuhan. Kepuasan

manusiawi lebih penting daripada kepuasan Tuhan akan penyembahan dan pujian kita. Bagi

rakyat Israel penghargaan dan penghormatan tertinggi mereka berikan untuk kemah suci dan

bait suci karena mereka menganggap Allah itu kudus dan mereka sangat menghargai

kehadiran Allah di tengah-tengah mereka. Jika kita melihat peralatan-peralatan mereka yang

hampir semua terbuat dari emas, itu bukanlah suatu bentuk kesombongan bangsa Israel tetapi

itu hanyalah sebuah simbol untuk menunjukkan bahwa Allah itu suci. Kesucian Allah datang

di tengah-tengah mereka menuntut mereka untuk menjadi umat yang suci juga. Berbeda

dengan gereja masa kini yang menghabiskan dana yang besar hanya untuk membuat

gerejanya semakin megah dan membuat banyak orang tertarik untuk datang ke gereja itu.

Bukannya untuk memuaskan hati Allah tetapi banyak dana dihabiskan hanya untuk

memenuhi kepuasan manusia saja.

19
http://www.cahayapengharapan.org/old/artikel/texts/
apakah_anda_datang_ke_gereja_sebagai_konsumen. htm
Bagi para pelayan dalam kemah suci dan bait suci mereka haruslah orang-orang yang

benar suci sampai Musa sendiri yang mentahbiskan mereka dengan pembasuhan air. Ada

konsekuensi yang berat bagi mereka jika mereka sampai lalai dan ceroboh yaitu hukuman

mati. Jika kita melihat dalam konteks Ruang Maha Suci, hanya orang-orang khusus yang

bisa masuk ke tempat itu, hanya orang terpilih dari golongan imam, dan imam sendiri terpilih

dari suku Lewi dari puak Harun.20 Berbeda dengan beberapa gereja masa kini yang lebih

mementingkan skill atau kemampuan para pelayannya, misalnya worship leader dan pemain

musiknya. Tidak jarang ada gereja-gereja yang memakai “artis” bagi pelayan di gereja

mereka. Ini sangatlah berbeda konsep antara kekudusan seseorang dan kemampuan pelayan.

Pada prinsipnya, gereja berdiri untuk kita memuji Tuhan, bukannya untuk

menyediakan hiburan atau memberi semangat kepada orang-orang yang terluka atau

membangun kepercayaan diri atau memberi fasilitas dalam menjalin persahabatan;  kalau kita

gagal dalam hal memuji Tuhan, berarti kita gagal secara keseluruhan.

20
https://hakadosh.wordpress.com/tag/ruang-maha-kudus/
DAFTAR PUSTAKA

Baker, David L.2001. Mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia

Barth,Chr. Theologia Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988.

BS, Jusuf. Kemah Suci Pelajaran Alkitab Dalam Keluaran 25-40 Jilid 1. Surabaya:
Momentum, 1985.

Dever, Mark. 9 Tanda Gereja Yang Sehat. Surabaya: Momentum, 2010.

Dyrness, William. Tema-Tema Dalam Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas,
1990.

Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid 1: A-L. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1982.

Howard, Rick C. Kemah, Bait Suci, dan Istana. Malang: Gandum Mas, 1983.

Jones, Glenn M. 1959. Sepuluh Pokok Mengenai Kemah Suci. Bandung: Penerbit Kalam
Hidup, 1959.

McBrien, Richard P. 101 Tanya-Jawab Tentang Gereja. Jakarta: Penerbit Obor, 1999.

Mimery, Nehemiah. 1992. Memantau Kemah Allah (Tabernakel) Di Padang Gurun. Mimery
Press, 1992.

Sopater, Sularso. Pertumbuhan Gereja Sebuah Bunga Rampai. Yogyakarta: Yayasan Andi,
1994.

Warren,Rick. Pertumbuhan Gereja Masa Kini. Malang: Gandum Mas, 1999.

http://alkitab.sabda.org/dictionary.php?word=BAIT%20SUCI,%20BAIT%20ALLAH

http://didikanantha.blogspot.co.id/2011/03/daftar-gereja-terbesar-di-indonesia.html

http://www.cahayapengharapan.org/old/artikel/texts/

apakah_anda_datang_ke_gereja_sebagai_konsumen. htm

Anda mungkin juga menyukai