Anda di halaman 1dari 2

PENAMAAN GEDUNG GEREJA JEMAAT GPM TIAKUR (ELIORA) – Proses Penamaan dan Artinya

Pdt. Glenn V. Hendriks

Alur Proses Penamaan Gedung Gereja


Majelis Jemaat GPM Tiakur dalam pergumulannya untuk menamai gedung gereja merasa
penting untuk melibatkan semua potensi jemaat dalam proses penamaan. Dalam kaitan dengan itu
maka anggota jemaat diminta untuk menulis refleksi mereka terkait keberadaan mereka sebagai jemaat
dengan juga melihat sejarah pembentukan jemaat. Dalam beberapa refleksi yang umat berikan kepada
Majelis Jemaat, terdapat kesan bahwa umat melihat kehadiran Gereja sebagai pembawa terang dalam
hidup umat. Hal ini berdasarkan pengalaman umat dalam membangun jemaat baru di lahan kosong
(tidak ada perkampungan/hanya kebun milik masyarakat setempat), selepas perpindahan ibu kota dari
Wonreli ke Tiakur.
Majelis Jemaat juga meminta agar berdasarkan refleksi itu anggota jemaat mengusulkan sebuah
nama; kalau bisa menggunakan bahasa daerah. Tujuan awal Majelis Jemaat ialah memberi nama gedung
gereja dengan nama lokal. Tetapi usulan dari anggota jemaat tidak ada yang menggunakan bahasa Moa.
Untuk itu Majelis Jemaat kemudian mencoba menghubungi beberapa tua adat di pulau Moa. Usaha ini
tidak memuaskan karena nama-nama yang diusulkan karakternya lebih dari satu kata. Disamping itu
dalam rapat Majelis Jemaat juga dibicarakan bahwa nama gedung gereja harus bisa dihayati oleh
anggota jemaat. Penggunaan dalam bahasa Moa dirasa akan sulit dihayati karena anggota jemaat GPM
Tiakur itu multi etnis.
Beberapa hal di atas menjadi pertimbangan Majelis Jemaat sehingga keputusan yang diambil
ialah tidak menggunakan bahasa Moa tetapi tetap melihat esensi dari refleksi anggota jemaat.
Berdasarkan refleksi umat itu maka diputuskanlah nama “Eliora” sebagai nama gedung gereja Jemaat
GPM Tiakur.

Arti Kata Eliora


Secara etimologis, kata Eliora berasal dari bahasa Ibrani yang berarti Tuhan adalah terangku. Kata ini
merupakan bahasa sehari-hari (profane) dan sering digunakan sebagai nama anak di lingkungan
Kristiani. Dari segi biblis penggunanaan kata ini dikaitkan dengan Mazmur Daud yang tertera pada
Mazmur 27:1, Tuhan adalah terangku dan keselamatanku.
Jika nama ini digunakan sebagai nama gedung gereja maka secara teologis dan eklesiologis, bisa
dimaknai 2 hal:

1. Gereja yang mengaku Tuhan sebagai terang kehidupan


Daud dalam mazmurnya (Mazmur 27:1), menyatakan bahwa Tuhan adalah terang dan
keselamatan. Terang adalah lambang dari hal yang positif; kasih, kepercayaan, kebaikan,
sukacita, vitalitas. Terang juga adalah jawaban untuk menghadapi ketakutan dan kekuatan jahat.
Tuhan bukan hanya sekedar pemberi terang tetapi Tuhan adalah terang itu sendiri. Jadi Gereja
(baca:persekutuan orang percaya) yang mengaku Tuhan sebagai Terang adalah gereja yang
senantiasa meletakan Tuhan sebagai pusat hidup, gereja yang meyakini bahwa di tengah-tengah
hidup dengan berbagai tantangan kasih Tuhan selalu menaungi umat, dan gereja yang
senantiasa percaya bahwa Tuhan adalah sumber segala kebaikan.

2. Gereja yang mengaku sebagai alat Tuhan yang menerangi dunia


Yesus adalah terang dunia dan Ia menyatakan bahwa kita adalah juga Garam dan Terang dunia.
Jadi gereja yang mengaku Tuhan sebagai terang di saat yang sama juga menyatakan komitment
untuk menjadi alat Tuhan; menjadi seperti Yesus, menjadi terang dalam dunia.

Dengan demikian pemberian nama Eliora bagi gedung gereja mengisyaratkan bahwa gedung gereja
tersebut merupakan tempat bersekutu orang-orang percaya yang senantiasa sadar akan kuasa dan
kebaikan Tuhan dalam hidup mereka, orang-orang percaya yang senantiasa meletakan Tuhan sebagai
pusat hidup dan setia dalam panggilannya sebagai murid Yesus; menjadi terang dunia.
Dalam kaitan dengan hal tersebut maka, Gedung gereja Eliora merupakan tempat pembentukan
spiritual persekutuan umat percaya. Spiritual yang pro hidup; spiritual yang nyata dalam sikap dan
perliaku yang saling peduli, berbagi dan membangun hidup.

Keselarasan arti kata Eliora dengan tampilan Gedung Gereja Jemaat GPM Tiakur
Arti kata Eliora juga juga nampak dalam tampilan fisik dan ornamen gedung gerja. Gedung gereja dihiasi
dengan dominasi cat putih dan emas yang identik dengan warna terang. Gedung Gereja Eliora juga
dihiasi dengan lampu, kurang lebih …… buah lampu. Sehingga di malam hari gedung gereja ini sangatlah
terang dibanding dengan bangunan yang lain.
Mimbar gereja berbentuk pelita tradisional dengan tangan yang memegangnya, dan tangan tersebut
keluar dari gulungan kitab. Mimbar ini bisa diartikan sebagai berikut:
 Pelita yang dipegang oleh tangan adalah ilustrasi dari gambaran Yesus adalah terang dunia (Yoh.
8:12-20). Terang-Nya menuntun umat ke dalam kehidupan yang lebih baik (keselamatan). Dan Ia
adalah satu-satunya terang itu.
 Gulungan kitab menandakan bahwa Yesus hadir melalui firman-Nya ditengah-tengah
persekutuan umat. Firman-Nya menuntun umat ke dalam terang-Nya yang ajaib dan umat
terpanggil untuk membawa terang Tuhan dalam hidup mereka. Dengan kata lain Firman Tuhan
yang diterima umat menjadi moral force (kekuatan moral) yang membentuk kehidupan umat
sesuai dengan kehendak Tuhan, menuntun umat menuju keselamatan, dan menjadikan hidup
umat teladan Kristus bagi setiap orang dimana saja mereka berada.

Anda mungkin juga menyukai