Menilik dari perkembangan zaman, banyak sekali muncul tantangan dan bersifat
ancaman yang datangnya tidak terduga, tuntutan mahasiswa di era ini memunculkan
berbagai perubahan dan dinamika. Dalam menghadapi berbagai tantangan yang terjadi
saat ini dibutuhkan mahasiswa-mahasiwa yang berkarakter dinamis untuk mewujudkan
agent of change dan social control. Karakter dinamis sebaiknya dikawal dan digiring
oleh sebuah paradigma berfikir agar tidak mudah terjerumus dalam fatamorgana yang
dibawah oleh dampak global, olehnya itu mahasiswa harus senantiasa dibingkai oleh
beberapa nilai-nilai kearifan lokal.
Dalam disiplin intelektuan, dinamika berlembaga tidak pernah lepas dari cara pandang
atau paradigma terhadap diri maupun lingkungan yang akan mempengaruhi pola fikir,
bersikap, dan tingkah laku. Paradigma merupakan cara pandang atau pola fikir
komunitas ilmu pengetahuan atas peristiwa/ realitas/ ilmu pengetahuan yang dikaji,
diteliti, atau dipersoalkan untuk dipahami (Pujileksono, 2015). Namun, menyikapi
banyak hal sebutan tersebut sering direduksi menjadi sebatas aksi heroik yang
cenderung berbau emosional.
Tidak dipungkiri bahwa zaman dan peradaban membawa banyak perubahan dalam
dinamika berfikir maupun kenyataan bahwa bentuk-bentuk kegiatan dari tahun ketahun
akan sangat berbeda. Kajian-kajian persoalan yang dipelajari juga perlu disesuaikan
dengan siklus realitas yang ada saat ini, bukan hanya pola fikir tapi juga kemampuan-
kemampuan mengolah kerja-kerja kelembagaan juga harus di jungkir balikkan dari
stigma yang lama menuju realitas yang di hadapi saat ini. Inovatif yaitu kemampuan
seseorang dalam mendayagunakan kemampuan dan keahlian untuk menghasilkan karya
baru. Everett M. Rogers (2015) mengemukakan bahwa sebuah inovasi dalam berbagai
bidang adalah ide, gagasan, objek, dan praktik yang dilandasi dan diterima sebagai
suatu hal yang baru. Diberbagai lingkungan yang di hadapi individu-individu baik yang
baru belajar maupun yang sudah mengetahui banyak hal, mengemukakan ide-ide baru
serta gagasan baru patutnya wajib dihargai dan dipertimbangkan tujuan dari gagasan
tersebut. Tidak serta merta memberi penolakan tetapi setiap Lembaga sangat
membutuhkan banyaknya individu yang inovatif dalam menjalankan segala bentuk
kerja kelembagaan agar nilai sebuah Lembaga dapat diakui eksistensinya dan bukan
hanya kalimat-kalimat heroik semata yang dibawa secara emosional.
Daftar Pustaka
J.S. Badudu (2007), Memahami arti dan Kiasan Pribahasa. Jakarta : Mega Aksara.