Pakan Fermentasi Rumput Odot Dengan Penambahan Onggok
Pakan Fermentasi Rumput Odot Dengan Penambahan Onggok
SKRIPSI
Tutun Lina
1551010623
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2020
KENAMPAKAN WARNA DAN TEKSTUR SILASE RUMPUT
GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. Mott) PADA
PENAMBAHAN LEVEL ONGGOK YANG BERBEDA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
Peternakan pada Fakultas Peternakan
Universitas Wijaya Kusuma
Purwokerto
Tutun Lina
1551010623
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
PURWOKERTO
2020
KENAMPAKAN WARNA DAN TEKSTUR SILASE RUMPUT
GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. Mott) PADA
PENAMBAHAN LEVEL ONGGOK YANG BERBEDA
SKRIPSI
Tutun Lina
1551010623
Mengetahui :
Dekan Fakultas Peternakan Pembimbing I
Universitas Wijaya Kusuma
Pembimbing II
telah memberikan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
ONGGOK YANG BERBEDA”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas akhir
Skripsi ini merupakan hasil kerja keras penulis dan senantiasa dukungan serta bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terimakasih kepada :
1. Dr. Ir. Doso Sarwanto, MP. selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas
Wijayakusuma.
2. Dr. Ir. Doso Sarwanto, MP selaku Pembimbing I dan Ir. Susilo Rahardjo, MP.selaku
3. Bapak, Ibu, Suami, Kakak dan Adik serta teman-teman semua yang setiap waktu selalu
4. Teman-teman Kelompok Ternak Randu Menggala Desa Sirandu Kec. Karangjambu yang
telah membantu dan mendukung demi keberhasilan, kelancaran penelitian serta skripsi
penulis.
5. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
IV
Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri pribadi penulis dan
Penulis
V
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi
RINGKASAN..................................................................................................... xii
SUMMARY.......................................................................................................... xiii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Perumusan Masalah................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 5
A. Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott)................................... 5
B. Onggok.................................................................................................... 5
C. Silase....................................................................................................... 6
D. Ensilase.................................................................................................... 7
E. Tekstur Silase.......................................................................................... 9
F. Warna Silase............................................................................................ 9
III. METODE PENELITIAN DAN ANALISIS ............................................... 11
A. Metode Penelitian.................................................................................... 11
B. Analisis Data........................................................................................... 12
C. Cara Kerja............................................................................................... 14
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... 16
A. Keadaan Umum Rumput Odot dan Onggok........................................... 16
B. Warna Silase Rumput Odot..................................................................... 17
VI
C. Tekstur Silase Rumput Odot................................................................... 21
VII
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
VIII
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman
IX
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Halaman
6.
X
XI
RINGKASAN
XII
xiii
SUMMARY
TUTUN LINA. The study entitled "Appearance Color and Taxture of Odot
Grass Silage (Pennisetum purpureum cv.Mott) with adition different onggok level". Was
conducted from November 1st, 2019 until December 31st, 2019 at the livestock group
Randu Menggala in Sirandu Village distric Karangjambu and Research Laboratory of
University of Wijaya Kusuma, Purwokerto. The purpose of this study was to study the
effect of giving the level of onggok on the texture and the color of the odot grass silage,
to know the best onggok level in determining the texture and the color of odot grass
silage.
The materials used were odot grass and onggok. The tools used were transparent
plastic as many as 20 pieces, sickle, knife, rubber, binder. The research method was
experimental with Completely Randomized Design (LRD). The experimental treatments
were R0: odot grass + 0% of onggok, R1: odot grass + 10% of onggok, R2: odot grass +
20% of onggok, R3: odot grass + 30% of onggok and R₄: odot grass + 40% of onggok.
The treatments were repeated 4 times, then the data were analyzed using variance
analysis.
The results showed that the treatment hada significant effect (P <0.05) on the
texture and of color odot grass silage. The orthogonal polynomial test results showed
significant differences (P <0.05) between treatment R0 with R1, R2, R3, and R₄. The
higher the treatment of the addition of the onggok level on the silage, the higher
the texture score and the silage color and the better the quality of the silage
produced. The orthogonal polynomial test results in a linear response (P <0.05) to
the texture and silage color. The line equation shown is Y = 0.8875 + 0.0925X
and R² = 88,76% for silage texture, while for silage color Y = 0.8625 + 0.09X and
R² = 86.034%. The conclusion of this research is that higher level of onggok will
result in better texture and silage of odot grass.
XIII
xiv
XIV
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
satu jenis hijauan pakan ruminansia adalah rumput odot. Rumput gajah mini atau
kandungan zat gizi yang cukup tinggi dan disukai ternak ruminansia. Rumput odot
rumput gajah mini atau odot yang rimbun, dapat mencapai tinggi lebih dari 1
meter sehingga dapat berperan sebagai panangkal angin (wind break) terhadap
tanaman utama.
padatan yang diperoleh pada proses ekstraksi. Pada proses ekstraksi diperoleh
suspensi pati sebagai filtratnya dan ampas yang tertinggal sebagai onggok.
Onggok dapat digunakan sebagai bahan pengawet hijauan segar melalui proses
fermentasi yang hasilnya disebut silase. Onggok dapat digunakan sebagai sumber
kkal/kg.
pembuatan silase saat ini masih jarang dilakukan peternak karena secara teknis
ternaknya yang relatif sedikit. Pada saat musim kemarau hijauan akan sangat sulit
2
dicari, oleh karena itu cara pengawetan hijauan atau silase ini sangat diperlukan
karena mudah rusak. Cara memperpanjang masa simpan hijauan segar dapat
dilakukan dengan cara fermentasi hijauan segar atau disebut ensilase dengan
laktat.
mudah larut. Fungsi dari penambahan onggok adalah untuk menambahkan bahan
kering untuk mengurangi kadar air silase, membuat suasana asam pada silase,
karbohidrat menjadi energi, gula akan teroksidasi menjadi CO 2 dan air (H2O), dan
terjadi panas sehingga temperatur naik. Temperatur yang terus naik tanpa terkendali
akan mengakibatkan silase berwarna coklat tua sampai hitam. Hal ini menyebabkan
nilai nutrisi turun dikarenakan banyak sumber karbohidrat yang hilang dan kecernaan
protein turun, yaitu pada suhu 55° C. Proses respirasi akan terjadi sampai sel
terhenti, proses yang terjadi selanjutnya adalah fermentasi. Proses ensilase apabila
oksigen telah habis dipakai, pernapasan akan terhenti menjadi anaerob, dalam
keadaan demikian jamur tidak dapat tumbuh dan hanya bakteri saja yang masih
dan warna hijau kekuningan. Hal tersebut terutama dengan penambahan onggok
maka kandungan karbohidrat fermentabel akan naik, kandungan asam laktat naik, pH
bakteri pembusuk. Sehingga onggok dapat merubah tekstur dan warna silase yang
baik.
B. Perumusan Masalah
Onggok adalah bahan pakan konsentrat yang merupakan hasil samping dari
adanya kandungan karbohidrat mudah larut ini, maka onggok mempunyai potensi
cukup baik untuk dijadikan aditif silase. Onggok merupakan medium yang baik
untuk menambahkan bahan kering agar dapat mengurangi kadar air silase,
pertumbuhan bakteri pembusuk dan jamur, merangsang produksi asam laktat dan
penambahan onggok tersebut di harapkan dapat merubah tekstur dan warna silase
yang baik. Oleh karena itu perlu dikaji level penambahan onggok ditinjau dari tekstur
C. Tujuan
rumput Odot
rumput Odot
D. Manfaat
level Onggok yang terbaik pada pembuatan silase rumput Odot ditinjau
selanjutnya.
onggok yang terbaik pada pembuatan silase rumput odot ditinjau dari
produksi cukup tinggi, mudah dibudidaya, tahan penyakit dan mampu beradaptasi
pada kondisi lingkungan yang bervariasi (Kozioki et al., 2006). Rumput odot
mempunyai karakteristik daunnya lembut dan ruas batang yang pendek, relatif
sobekan rumpun (pols) sebagai bibit. Bahan stek berasal dari batang yang sehat
dan tua, dengan panjang stek 20 – 25 cm (2 – 3 ruas atau paling sedikit 2 buku
atau mata). Waktu yang terbaik untuk memotong tanaman yang akan dibuat silase
B. Onggok
ikutan pengolahan dari ubi kayu menjadi tapioka. Komposisi nutrisi onggok adalah
89.38 % bahan kering (BK), 87.60 % bahan organik (BO), 1.60 % protein kasar (PK),
tercapainya kondisi asam, memacu terbentuknya asam laktat dan asetat, mendapatkan
berperan dalam fermentasi, menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri lain dan
jamur yang tidak dikehendaki, mengurangi oksigen yang ada baik secara langsung
6
maupun tidak langsung, mengurangi produksi air dan menyerap beberapa asam yang
tidak diinginkan.
dihasilkan selama proses pengolahan berturut-turut adalah kulit luar ubi kayu,
C. Silase
baik dari segi kualitas maupun kuantitas hijauan. Kandungan nutrisi yang cukup
di dalam hijauan sangat disukai oleh ternak ruminansia, selain itu juga sangat di
perlu dipersiapkan para peternak meningkat, sementara pada saat musim kemarau
maka peternak harus lebih inovatif dalam pengolahan pekan hijauan ternak,
dengan adanya penerapan suatu teknologi tepat guna yaitu dengan mengolah
pakan hijauan maupun limbah pertanian yang melimpah pada musim penghujan
Silase adalah pakan hasil produk fermentasi hijauan dengan kadar air
tinggi yang diawetkan dalam kondisi anaerob. Proses kimiawi atau fermentasi
yang terjadi selama proses silase disebut ensilase, sedangkan tempatnya disebut
silo. Prinsip dasar pembuatan silase adalah terciptanya kondisi anaerob dan asam
dalam waktu singkat. Keadaan anaerob ini harus tetap dipertahankan, sebab
oksigen adalah salah satu pembatas dalam proses silase (Schroeder, 2004).
Silase yang baik mempunyai tekstur sangat remah dan berwarna hijau
musim (Sapienza dan Bolsen, 1993; Schroeder, 2004). Fermentasi akan terhenti
disebabkan kehabisan substrat gula untuk proses fermentasi dan dapat terus
bertahan selama beberapa tahun sepanjang silase tidak kontak dengan udara
D. Ensilase
bahan silase. Tahapan proses ensilase dapat dibagi ke dalam beberapa fase, yaitu
1) fase aerobik, 2) fase fermentatif, 3) fase stabil, dan 4) fase pengeluaran. Proses
ensilase berlangsung dalam silo. Bentuk dan ukuran silo dapat disesuaikan dengan
keperluan (Gilad dan Weinberg, 2009) baik silo portebel maupun yang permanen.
Beberapa silo yang banyak digunakan seperti bunker silo, tower silo atau bale
silo. Penggunaan drum plastik di daerah tropis (Chin, 2002, Wan Zahari et al.,
8
1999), lebih banyak digunakan karena lebih mudah diisi, dikemas dan ditangani
serta dikeluarkan. Silo vertikal kecil dengan tinggi 3 meter dan diameter 2 meter
berbahan semen dengan kapasitas 75 ton silase juga cocok untuk daerah tropis
(Chin, 2002).
rumen (an aerob), bedanya antara lain bahwa proses ensilase hanya sekelompok
bakteri tertentu yang diharapkan aktif yaitu bakteri pembentuk asam laktat,
substrat, oleh karena itu ada kemungkinan bahwa mikroorganisme tidak lagi akan
memperoleh bahan/ substrat yang dibutuhkan bila silase tersebut diberikan kepada
ruminansia (hampir semua zat atau substrat sudah terlebih dahulu difermentasi
atau dimetabolisme dalam silo). Bakteri aerob akan banyak mendegradasi substrat
bila pengisian silo kurang padat (Hanafi, 2008). Proses ensilase apabila oksigen
telah habis dipakai, pernapasan akan berhenti dan susasana menjadi anaerob.
Dalam keadaan demikian jamur tidak dapat tumbuh dan hanya bakteri saja yang
menjadi asam-asam amino, non protein nitrogen, dan amonia (Sapienza dan
Bolsen, 1993). Fermentasi merupakan proses perubahan kimiawi yang terjadi pada
suatu bahan sebagai akibat dari aktivitas suatu enzim dari mikroorganisme . Masa
E. Tekstur Silase
silase. Silase yang baik memiliki tekstur kering, namun apabila dipegang terasa
lembut dan empuk (Direktorat Pakan Ternak, 2012). Menurut Siregar (1996) secara
umum silase yang baik mempunyai ciri-ciri, yaitu tekstur masih jelas seperti
alaminya. Apabila kadar air hijauan pada saat dibuat silase masih cukup tinggi, maka
tekstur silase dapat menjadi lembek. Agar tekstur silase baik, hijauan yang akan
Selain itu, pada saat memasukkan hijauan ke dalam silo, hijauan dipadatkan dan
F. Warna Silase
menyamai warna tanaman atau pakan sebelum diensilase. Semakin gelap silase
yang dihasilkan maka kualitas silase semakin rendah. Warna coklat tembakau,
coklat kehitaman, karamel (gula bakar) atau gosong menunjukan silase kelebihan
panas. Pendapat lain dinyatakan oleh Siregar (1996) bahwa secara umum, silase
yang baik mempunyai ciri-ciri yaitu warna masih hijau atau kecoklatan.
warna kekuningan sedangkan warna hijau berlendir dipicu oleh tingginya aktivitas
bakteri Clostridia yang menghasilkan asam butirat dalam jumlah yang cukup
tinggi. Warna kecoklatan bahkan hitam dapat terjadi pada silase yang mengalami
pemanasan cukup tinggi atau terlampau ekstrim. Warna gelap pada silase
10
muda diakibatkan karena hijau daun dari klorofil akan hancur selama proses
persediaan oksigen masih ada, sampai gula tanaman habis. Gula akan teroksidasi
menjadi CO2 dan air, panas juga dihasilkan pada proses ini sehingga temperatur
coklat tua sampai hitam. Hal tersebut menyebabkan turunnya nilai kandungan
nutrisi pakan, karena banyak sumber karbohidrat yang hilang dan kecernaan
A. Metode Penelitian
1. Materi Penelitian
2. Lokasi Penelitian
3. Metode Penelitian
perlakuan diulang sebanyak 4 kali untuk uji warna dan tekstur dengan
Peubah yang diukur dalam penelitian ini adalah warna dan tekstur
silase. Sesuai dengan rancangan yang digunakan dan perlakuan yang diuji maka
Yij = µ + i + ij
Keterangan:
Yij = Nilai peubah yang diamati dengan perlakuan ke-i pada ulangan ke-j
B. Analisis Data
1. Metode Analisis
berupa warna dan tekstur dengan membuat skor untuk setiap kriteria. Adapun skor
2. Definisi Operasional
dan masih banyak mengandung air, berwarna hijau dan disimpan dalam kondisi
an-aerob. Proses fermentasi asam laktat disebut ensilase (Siregar, 1996). Ensilase
Tekstur : Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu
nyata maupun semu. Suatu permukaan mungkin kasar, halus, keras atau lunak,
licin. Tekstur merupakan karakter nilai raba yang dapat dirasakan secara fisik dan
penilaian 1 sampai dengan 5. Dimulai dari sekor 1 dengan nilai terendah yang
menandakan tekstur silase sangat jelek dan sekor 5 dengan tekstur silase terbaik.
cahaya sempurna (warna putih) yang merupakan pantulan tertentu dari cahaya
yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat dipermukaan benda. Penilaian warna
Dimulai dari sekor 1 dengan nilai terendah yang menandakan warna silase sangat
C. Cara Kerja
1. Tahap Persiapan
1. Hijauan
Memanen hijauan
2. Bahan Tambahan
2. Tahap Pelaksanaan
6. Dibuka setelah 21 hari untuk diamati warna dan tekstur silase tersbut
15
31 Desember 2019.
16
disebut dwarf elephant grass merupakan jenis rumput unggul yang mempunyai
produktivitas yang tinggi dan kandungan nutrisi yang cukup baik adalah tipe
dwarf (mini). Kultivar ini memiliki karakteristik perbandingan rasio daun yang
tinggi dibandingkan batang. Kualitas nutrisi rumput tersebut lebih tinggi pada
berbagai tingkat usia dibandingkan jenis rumput tropis lainnya. Selain itu, rumput
gajah mini mempunyai keungulan antara lain tahan kekeringan, dan hanya bisa
dipropagasi melalui metoda vegetatif, zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki
palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia (Lasamadi, 2013). Rumput Odot
Potensi nilai gizi atau nutrisi yang dimiliki Onggok sebagai limbah
(kurang dari 5 %) dan disertai dengan kandungan serat kasar yang tinggi (lebih
Komposisi zat makanan yang terdapat dalam Onggok yaitu 2,89 % protein kasar;
1,21 % abu; 0,38 % lemak kasar; 14,73 % serat kasar; 80,80 % Bahan ekstrak
tanpa nitrogen dan 2783 kkal/ kg metabolisme energi. Selain itu Onggok juga
singkong cukup tinggi yaitu 72,49 % - 85,99 % sedangkan kadar airnya 14,09 %
(Amri, 2005).
17
memberikan pengaruh sangat nyata (p<0,01) warna silase yang dihasilkan hal
R1 1.750 ± 0.500
R2 2.375 ± 0.946
R3 3.625 ± 0.323
R4 4.563 ± 0.591
menunjukkan nilai rataan warna silase yang baik. Warna silase yang dihasilkan
18
dalam proses pembuatan silase rumput Odot tersebut. Bakteri asam laktat (BAL)
memfermentasi karbohidrat terlarut air dalam tanaman menjadi asam laktat dan
sebagian kecil diubah menjadi asam asetat. Adanya produksi asam- asam
warna silase yang dihasilkan berwarna hitam, berwarna hitam, berwarna coklat
yang jelek. Hal tersebut diduga karena semakin tinggi bahan kering yang
terkandung didalam Onggok akan mempengaruhi tekstur dan warna silase rumput
odot yang dihasilkan semakin baik. Penambahan Onggok pada pembuatan silase
rumput Odot yang mampu meningkatkan kemampuan bakteri asam laktat dalam
rumput Odot lebih banyak. Oleh karena itu, semakin banyak sumber karbohidrat
yang ditambahkan akan meningkatkan kadar bahan kering dalam waktu lama.
tekstur masih seperti alaminya dan berwarna hijau atau kecoklatan. Despal et al.
(2011) warna gelap pada silase mengindikasikan silase berkualitas rendah. Hasil
silase yang mengarah pada warna hitam hingga hijau kecoklatan. Terlihat bahwa
19
level penambahan Onggok semakin tinggi pada silase rumput Odot maka warna
silase yang dihasilkan semakin baik. Hal tersebut disebabkan karena penambahan
Onggok pada silase dapat menambahkan bahan kering, mengurangi kadar air,
5
4.5
4 Y = 0.8625 + 0.09 X
3.5 R2 =86.034 %
Warna
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 10 20 30 40
rumput Odot dengan penambahan Onggok pada level yang berbeda memberikan
respon linier berpengaruh sangat nyata (P<0,01) ditunjukkan pada gambar grafik
warna silase rumput Odot dengan persamaan garis yang dimunculkan yaitu Y=
1,39 + 0,0895 X. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 90,23 %, artinya bahwa
sedangkan sisanya sebesar 9,77 % dipengaruhi oleh faktor lain. Semakin tinggi
Onggok pada pembuatan silase rumput odot mampu meningkatkan kualitas silase
yang dihasilkan warna silase. Kualitas silase yang dihasilkan akan dipengaruhi
oleh tiga faktor dalam pembuatan silase antara lain: hijauan yang digunakan, zat
aditif (aditif digunakan untuk meningkatkan kadar protein dan karbohidrat pada
dibuka, meliputi warna, bau, tekstur dan adanya mikroba pembusuk (Ferreira and
Mertens, 2005). Secara umum silase yang baik akan berwarna hijau kecoklatan.
Semakin gelap silase yang dihasilkan, maka kualitas silase semakin rendah. Ciri-
ciri silase yang baik meliputi : berbau harum agak kemanis-manisan, tidak
Indikator keberhasilan silase dapat dilihat dari kualitas silase yang dihasilkan. Hal
tersebut dapat dilihat dari karakteristik fisik silase yang dihasilkan yang
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kualitas silase (Bolsen dan
Sapienza, 1993).
21
memberikan kuwalitas Onggok yamg semakin baik dari segi Tekstur Silase.
R1 1.750 ± 0.500
R2 2.625 ± 0.750
R3 3.625 ± 0.433
R4 4.688 ± 0.625
rataan tekstur silase yang baik. Tekstur silase yang dihasilkan tergolong kategori
memfermentasi karbohidrat terlarut air dalam tanaman menjadi asam laktat dan
sebagian kecil diubah menjadi asam asetat. Adanya produksi asam- asam
tekstur silase yang dihasilkan sangat lembek, lembek, agak lembek, remah, dan
menunjukkan nilai rataan tekstur silase yang jelek. Penambahan Onggok pada
asam laktat dalam memanfaatkan karbohidrat terlarut sehingga kadar air yang
dilepaskan dari rumput Odot lebih banyak. Oleh karena itu, semakin banyak
dalam waktu lama. Penambahan Onggok sebagai sumber karbohidrat mudah larut
akan cepat dimanfaatkan oleh bakteri asam laktat (BAL) sebagai nutrisi
pertumbuhannya.
tergolong baik yaitu tekstur terlihat tetap atau masih jelas seperti alaminya, tidak
lembek, dan tidak berlendir. Terlihat bahwa level penambahan Onggok semakin
tinggi pada silase rumput Odot maka tekstur silase yang dihasilkan semakin baik.
pembusuk dan jamur, merangsang produksi asam laktat serta untuk meningkatkan
5
4.5
4 Y = 0.8875 + 0.0925 X
3.5 R2 =88.76 %
Tekstur
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 10 20 30 40
rumput Odot dengan penambahan Onggok pada level yang berbeda memberikan
pada gambar grafik tekstur silase rumput Odot dengan persamaan garis yang
tekstur sebesar 88,76 % sedangkan sisanya sebesar 11,24 dipengaruhi oleh faktor
penelitian ini yaitu rumput Odot. Waktu fermentasi yang dibutuhkan dalam
pembuatan silase rumput Odot yang ditambahkan Onggok yaitu selama 21 hari,
supaya mendapatkan silase dengan kualitas yang maksimal. Hal tersebut terbukti,
dengan lama fermentasi selama 21 hari tersebut, silase rumput Odot dengan
A. Kesimpulan
B. Saran
Onggok lebih dari 40 % atau dengan penambahan sumber energi lainnya sehingga
diharapkan mampu memberikan warna dan tekstur Silase yang lebih baik.
26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Data : Tekstur
--------------------------------------------------------------------------
Sumber | Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel
Variasi | Bebas Kuadrat Tengah Hitung 0.05 0.01
--------------------------------------------------------------------------
Perlakuan | 4 34.3875 8.5969 30.9101 ** 3.06 4.89
Error | 15 4.1719 0.2781 SD = 0.527
--------------------------------------------------------------------------
Total | 19 38.5594 KK = 19.265 %
--------------------------------------------------------------------------
Perhitungan pemecahan JK R
Ortogonal dengan DB = 4
lin = -2 -1 0 1 2 JCi^2 = 10
kdr = 2 -1 -2 -1 2 JCi^2 = 14
kbk = -1 2 0 -2 1 JCi^2 = 10
qat = 1 -4 6 -4 1 JCi^2 = 70
-----------------------------------------------------------------
| lin kdr kbk qat
-----------------------------------------------------------------
Total | 37.000000 3.0000000 -0.250000000 -0.250000000
-----------------------------------------------------------------
dilanjutkan……………………
30
Lampiran 2 (lanjutan)
Data : Tekstur
--------------------------------------------------------------------------
Sumber | Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel
Variasi | Bebas Kuadrat Tengah Hitung 0.05 0.01
--------------------------------------------------------------------------
Perlakuan | 4 34.3875 8.5969 30.9101 ** 3.06 4.89
R lin | 1 34.2250 34.2250 123.0562 ** 4.54 8.68
R kdr | 1 0.1607 0.1607 0.5778 4.54 8.68
R kbk | 1 0.0016 0.0016 0.0056 4.54 8.68
R qat | 1 0.0002 0.0002 0.0008 4.54 8.68
Error | 15 4.1719 0.2781 SD = 0.527
--------------------------------------------------------------------------
Total | 19 38.5594 KK = 19.265 %
--------------------------------------------------------------------------
Data : Tekstur
Tabel : BNJ R
BNJ 0.05 = 4.367 * 0.26368779 = 1.1515246
BNJ 0.01 = 5.556 * 0.26368779 = 1.4650494
---------------------------------------------------------------------------
| R0 R1 R2 R3 R4
| 1.000 1.750 2.625 3.625 4.688
---------------------------------------------------------------------------
R4 | 3.688** 2.938** 2.063** 1.063
R3 | 2.625** 1.875** 1.000
R2 | 1.625** 0.875
R1 | 0.750
R0 |
---------------------------------------------------------------------------
Data : Tekstur
Perhitungan regresi Linear Penambahan onggok (%)
20 400 b0 54.750000
400 12000 b1 1465
Matrix B adalah :
b0 = 0.88750000
b1 = 0.09250000
Persamaan regresi :
Y = 0.88750000 + 0.09250000 X
Data : Warna
--------------------------------------------------------------------------
Sumber | Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel
Variasi | Bebas Kuadrat Tengah Hitung 0.05 0.01
--------------------------------------------------------------------------
Perlakuan | 4 32.8625 8.2156 25.6906 ** 3.06 4.89
Error | 15 4.7969 0.3198 SD = 0.566
--------------------------------------------------------------------------
Total | 19 37.6594 KK = 21.239 %
--------------------------------------------------------------------------
Perhitungan pemecahan JK R
Ortogonal dengan DB = 4
lin = -2 -1 0 1 2 JCi^2 = 10
kdr = 2 -1 -2 -1 2 JCi^2 = 14
kbk = -1 2 0 -2 1 JCi^2 = 10
qat = 1 -4 6 -4 1 JCi^2 = 70
-----------------------------------------------------------------
| lin kdr kbk qat
-----------------------------------------------------------------
Total | 36.000000 4.0000000 -0.750000000 -6.7500000
-----------------------------------------------------------------
dilanjutkan……………………
Lampiran 4 (lanjutan)
Data : Warna
--------------------------------------------------------------------------
Sumber | Derajat Jumlah Kuadrat F F Tabel
Variasi | Bebas Kuadrat Tengah Hitung 0.05 0.01
--------------------------------------------------------------------------
Perlakuan | 4 32.8625 8.2156 25.6906 ** 3.06 4.89
R lin | 1 32.4000 32.4000 101.3160 ** 4.54 8.68
R kdr | 1 0.2857 0.2857 0.8934 4.54 8.68
R kbk | 1 0.0141 0.0141 0.0440 4.54 8.68
R qat | 1 0.1627 0.1627 0.5088 4.54 8.68
Error | 15 4.7969 0.3198 SD = 0.566
--------------------------------------------------------------------------
Total | 19 37.6594 KK = 21.239 %
--------------------------------------------------------------------------
Data : Warna
Tabel : BNJ R
BNJ 0.05 = 4.367 * 0.28275063 = 1.2347720
BNJ 0.01 = 5.556 * 0.28275063 = 1.5709625
---------------------------------------------------------------------------
| R0 R1 R2 R3 R4
| 1.000 1.750 2.375 3.625 4.563
---------------------------------------------------------------------------
R4 | 3.563** 2.813** 2.188** 0.938
R3 | 2.625** 1.875** 1.250*
R2 | 1.375* 0.625
R1 | 0.750
R0 |
---------------------------------------------------------------------------
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNJ 5%
Data : Warna
Perhitungan regresi Linear Penambahan onggok (%)
20 400 b0 53.250000
400 12000 b1 1425
Matrix B adalah :
b0 = 0.86250000
b1 = 0.09000000
Persamaan regresi :
Y = 0.86250000 + 0.09000000 X
dilanjutkan…………………………
34
Lampiran 4 (lanjutan)
Ringkasan Hasil
-------------------------------------------------
Data | Tekstur Warna
|
|
-------------------------------------------------
F hit R | 30.91 ** 25.69 **
F tab 5% | 3.06 3.06
-------------------------------------------------
R0 | 1.000 d 1.000 c
R1 | 1.750 cd 1.750 bc
R2 | 2.625 bc 2.375 b
R3 | 3.625 ab 3.625 a
R4 | 4.688 a 4.563 a
-------------------------------------------------
Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada BNJ 5%
35
Gambar 1. Onggok