Penerapan Manajemen Bersihan Jalan Napas Sebagai Terapi Untuk Kepatenan Jalan Napas Pada Pasien Pneumonia Di Ruang Lambu Barakati Anak
Penerapan Manajemen Bersihan Jalan Napas Sebagai Terapi Untuk Kepatenan Jalan Napas Pada Pasien Pneumonia Di Ruang Lambu Barakati Anak
Oleh :
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P00320015048
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan
tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
iii
RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia
iv
MOTTO
v
ABSTRAK
Jalan Napas Sebagai Terapi Utuk Kepatenan Jalan Napas pada Pasien
2018”. Di bombing oleh ibu Hj.Nurjannah, BSc., S.Pd., M.Kes dan ibu Fitri
Wijayati, S.Kep., Ns., M.Kep. Pneumonia adalah infeksi akut pada jaringan
paru. Gejala yang sering terlihat pada anak yang menderita pneumonia adalah
demam, batuk, kesulitan bernafas. Data di ruang rekam medik RSU Bahteramas
Kendari, penderita pneumonia pada anak-balita tahun 2015 sebanyak 305 kasus,
di tahun 2016 kasus sebanyak 324 kasus, 2017 sebanyak 301 kasus. Studi kasus
Sebagai terapi untuk kepatenan Jalan Napas dengan memberikan posisi semi
deskriptif. Subjek pada studi kasus ini yaitu menggunakan satu orang pasien
sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Data diperoleh
serta dengan dokumen - dokumen yang ada di Rumah Sakit berakaitan dengan
data pasien tersebut. Hasil studi kasus diperoleh bahwa dengan adanya pemberian
posisi semi fowler yang di lakukan selama 3 hari memberikan pengaruh terhadap
kepatenan jalan napas klien dengan mengacu pada tujuan yang di capai.
Pustaka : 20 (2000-2017)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat, rahmat
dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
dengan judul “Penerapan Manajemen Bersihan jalan Napas Sebagai Terapi Untuk
Kepatenan Jalan Napas Pada Pasien Pneumonia Di Ruang Lambu Barakati Anak
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
terhormat :
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep, Ns, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan
3. Ibu Hj. Nurjannah, BSc., S.Pd., M.Kes selaku Dosen pembimbing I dan Ibu
Fitri Wijayati, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Dosen pembimbing II yang telah
Ilmiah ini.
S.Kep.,Ns.,MSc selaku Dosen penguji III yang telah membimbing saya dan
vii
memberikan masukan-masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan
dengan sebaik-baiknya.
5. Semua Dosen dan Staf Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kendari yang telah membantu dan memberikan bimbingan dengan sabar dan
6. Yang teristimewa kedua orangtuaku, Bapak Juharudin, S.Si., M.Si dan Ibu
dan menjadi inspirasi saya terimakasih atas doa yang tiada hentinya untukku.
8. Serta sahabat saya Asnawati Nur, Nadia Desi Sekardanti dan Dina Septemziah
Kesehatan Kendari dan berbagai pihak yang tidak disebutkan satu persatu,
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat dan semoga amal baik yang
telah disumbangkan dari semua pihak selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Penulis.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
KEASLIAN PENELITIAN ................................................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan Studi Kasus .................................................................. 4
D. Manfaat Studi Kasus ................................................................ 4
ix
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data ..................................... 40
G. Analisa Data dan Penyajian Data ............................................. 43
H. Etika Penelitian ........................................................................ 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 62
B. Saran ......................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA.
LAMPIRAN.
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
fowler
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penyebab kematian utama pada anak usia di bawah lima tahun (balita).
sebabkan oleh bakteri, yang terjadi secara primer atau sekunder setelah
sering terjadi pada masa kanak-kanak namun lebih sering terjadi pada masa
bayi dan masa kanak-kanak awal. Secara klinis, pneumonia dapat terjadi
Pneumonia virus lebih sering terjadi daripada pneumonia bakteri dan terjadi
pada semua kelompok usia anak. Pneumonia ini sering di kaitkan dengan ispa
utama morbiditas dan mortalitas anak berusia di bawah lima tahun (balita).
1
Diperkirakan hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia, kurang 2 juta
anak balita, meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi
11 bulan) sebesar 23,80% dan sebagai penyebab kedua kematian balita (1-4)
tahun yaitu 15,5% menempati urutan kedua setelah diare dari 10 besar
menyumbang sekitar 16% dari 5,6 juta kematian balita, memakan korban
sekitar 880.000 anak pada tahun 2016. Sebagian besar korbannya berusia 2
tahun, serta diare (14%), infeksi lain (9%), malaria (8%), dan
tercatat 503.738 jiwa (57,84%) dan jumlah kematian 551 jiwa (0,11%). Di
2
tahun 2016 kasus pneumonia pada anak-balita sebanyak 324 kasus, tahun
tindakan komprehensif.
napas.
Napas Sebagai Terapi Untuk Kepatenan Jalan Napas Pada Pasien Di Ruang
B. Rumusan Masalah
3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Peneliti
3. Bagi Masyarakat
4
4. Bagi Peneliti Lain
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pneumonia
a. Definisi
terisi dengan cairan radang dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel
ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau nafas sesak pada anak
untuk bernafas.
b. Etiologi
aureus dan klebsiela pneumoniae pada kasus berat. Bakteri lain seperti
6
human metapneumovirus dan adenovirus. Pneumonia dapat juga
(Said, 2010).
c. Patofisiologi
jalan nafas.
c) Pada anak kondisi ini dapat akut dan kronik misalnya; AIDS, cystic
d. Manifestasi klinis
dengan adanya ronkhi basah, frekuensi nafas > 50 kali per menit (Marni,
7
dan pada pemeriksaan neurologis terdapat nyeri kepala, gelisah, susah
tidur.
atau lebih dan anak usia 1 tahun - < 5 tahun frekuensi nafas 40
8
f. Pencegahan
9
dapat dilakukan misalnya pendidikan kesehatan kepada berbagai
bersih, perbaikan gizi dengan pola maka nan sehat; penurunan faktor
risiko lain seperti mencegah berat badan lahir rendah, menerapkan ASI
eksklusif, mencegah polusi udara dalam ruang yang berasal dari bahan
bakar rumah tangga dan perokok pasif di lingkungan rumah (Said, 2010).
g. Penanganan
1. Identitas Klien
10
2. Keluhan Utama
dan kelemahan
batuk dengan dahak yang kental dan sulit dikeluarkan, badan lemah,
riwayat merokok.
a) Aktivitas/istirahat
b) Sirkulasi
11
c) Makanan/cairan
mellitus
d) Neurosensori
e) Nyeri/kenyamanan
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit
f) Pernafasan
Tanda :
konsolidasi
12
Bunyi nafas menurun tidak ada lagi area yang terlibat, atau napas
bronkial.
g) Keamanan
h) Penyuluhan/pembelajaran
i) Pemeriksaan Penunjang
13
2) GDA/nadi oksimetris : tidak normal mungkin terjadi,
yang ada.
bakteremia semtara
bakterial.
(hipoksemia).
14
7) Elektrolit : Natrium dan Klorida mungkin rendah
j) Proritas Keperawatan
2) Mencegah komplikasi
pengobatan.
ekspansi paru.
8. Intervensi Keperawatan
15
Tujuan : setelah di lakukan pemberian asuhan keperawatan di
Kriteria Hasil:
Intervensi:
klien.
jalan napas..
16
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Berikut ini data yang diperoleh ketika melakukan pengkajian pada klien :
a. Data Dasar
b. Data Fokus
17
ungkapan klien maupun hasil pemeriksaan langsung sebagai seorang
perawat.
c. Data Subjektif
d. Data Objektif
2. Diagnosa Keperawatan
interaksi aktual atau potensial) dari individu atau kelompok tempat kita
18
Tujuan diagnosis keperawatan adalah memungkinkan kita sebagai
dikelompokkan.
19
3. Tujuan Keperawatan
a. Tujuan Adsministrasi
disusun.
b. Tujuan Klinik
4. Perencanaan Keperawatan
5. Implementasi Keperawatan
20
baru.Keterampilan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan antara lain
sebagai berikut :
a. Keterampilan Kognitif
menyeluruh.
b. Keterampilam Interpersonal
6. Evaluasi Keperawatan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
Macam-macam evaluasi:
ditentukan tercapai.
21
b. Evaluasi Hasil (Sumatif)
1. Pengkajian Keperawatan
a. Riwayat Keperawatan
infeksi kronis dari hidung, sakit pada daerah sinus, otitis media, keluhan
b. Pengkajian Fisik
Inspeksi
22
1) Pertama; penentuan tipe jalan napas, seperti menilai apakah napas
10 kali per menit pada orang dewasa, kurang dari 20 kali per menit
pada anak-anak, atau kurang dari 30 kali per menit pada bayi, maka
23
neontus masih lemah, untuk kemudian berkembang. Pada wanita
dan lambat.
c. Palpasi
24
ganas, pleuritis, atau pembengkakan dan benjolan pada dada. Palpasi
dinding toraks pada saat inspirasi dan ekspirasi terjadi. Cara ini juga dpat
dilakukan dari belakang dengan meletakan kedua tangan pada kedua sisi
getaran suara atau fremitu vocal, dapat dideteksi bila terdapat getaran
yang utuh dan tidak tersumbat, kavitasi yang letaknya dekat permukaan
paru. Fremitus vocal menjadi lemah tau hilang sama sekali jika rongga
pleura berisi air, darah, nanah atau udara, bahkan jaringan pleura menjadi
tebal, bronkus tersumbat, jaringan paru tidak lagi elastis (emfisema), paru
menjadi fibrosis, dan terdapat kaverna dalam paru yang letaknya jauh
dari permukaan. Getaran yang terasa oleh tangan pemeriksa dapat juga
inspirasi dan ekspirasi atau oleh pergeseran antara kedu membran pleura
pada pleuritis.
25
d. Perkusi
perkusi paru. Suara perkusi normal dalah suara perkusi sonor, yang
bunyinya seperti kata “dug-dug”. Suara perkusi lain yang dianggap tidak
normal adalah redup, seperti pada infiltrate, konsolidasi, dan efusi pleura.
Pekak, seperti suara yang terdengar bila kita memperkusi paha kita,
terdapat pada rongga pleura yang terisi oleh cairan nanah, tumor pada
bila udara relative lebih padat, ditemukan pada enfisema, kavitas besar
kavitas dekat dengan permukaan paru. Batas atas paru dapat ditentukan
perkusi yang kurang sonor, maka kita harus menafsirkan bahwa bagian
atas paru tidak berfungsi lagi dan berarti batas paru yang sehat terletak
lebih bawah dari biasa. Pada umumnya, hal ini menunjukkan proses
daerah otot trpezius antara otot leher dan pergelangan bahu yang akan
dengan perkusi, dimana suara sonor pada orang sehat dapat didengar
sampai iga keenam garis midksilaris, iga kedelapan garis midksilaris, dan
iga kesepuluh garis skapularis. Batas bawah paru pada orang tua agak
26
lebih rendah, sedangkan pada anak-anak agak lebih tinggi. Batas bahwa
meninggi pada proses fibrosis paru, konsolidasi, efusi pleura dan asites
e. Auskultasi
antaranya suara napas dasar dan suara napas tambahan. Suara napas dasar
adalah suara napas pada orang dengan paru yang sehat, seperti;
1) Pertama; suara vasikuler, ketika suara inspirasi lebih keras dan lebih
2) Kedua; suara bronchial, yaitu suara yang bisa kita dengar pada waktu
antara inspirasi dan ekspirasi terdengar jarak pause (jeda) yang jelas.
sterni. Pada ke adaan tidak normal juga terdengar pada daerah lain
dari paru.
27
Suara napas tambahan, yaitu suara yang terdengar pada dinding
dan pleura. Suara napas tambahan seperti suara ronkhi, yaitu suara
dan panjang, terjadi pada asma. Suara ronkhi basah, yaitu suara
rambut dengan ibu jari dan telunjuk dekat telinga. Krepitasi halus
kasar, terdengar seperti suara yang timbul bila kita meniup dalam air.
2. Diagnosa Keperawatan
28
Definisi: Kondisi dimana pasien tidak mampu membersihkan sekret
2) Infeksi trakeobronkial.
3) Trauma.
4) Bedah thoraks.
3) Batuk.
4) Sianosis.
5) Demam.
29
Kriteria hasil:
Aktivitas keperawatan:
Aktivitas keperawatan:
nafas dalam
30
NIC: Monitor Pernapasan
Aktivitas keperawatan:
1) Obstruksi trakeal.
2) Perdarahan aktif.
4) Infeksi paru.
2) Dispnea.
31
6) Menurun nya kapasitas vital.
7) Kecemasan.
3) Trauma dada.
Kriteria hasil:
32
5) Anjurkan untuk melakukan batuk efektif
Aktivitas keperawatan:
Aktivitas keperawatan:
sistem vaskuler.
33
4) Bronkospasme.
5) Atelektasis.
6) Edema paru.
7) Pembedahan paru.
1) Sesak napas.
2) Penurunan kesadaran.
5) Sianosis/takikardia.
2) Gagal jantung.
3) Asma.
4) Pneumonia.
Kriteria hasil:
34
5) PaCO2 normal
Aktivitas keperawatan:
Aktivitas keperawatan:
3) Monitor oksigenasi
4) Monitor suhu
Aktivitas keperawatan:
35
2) Monitor suara nafas tambahan
4. Implementasi Keperawatan
b. Mengatur posisi klien dengan posisi fowler dan semi fowler untuk
meringankan sesak.
5. Evaluasi
36
3. Mempertahankan pertukaran gas secara efektif yang ditunjukkan
pada usaha napas, inspirasi, dan ekspirasi dalam batas normal, serta
37
BAB III
METODE PENELITIAN
kasus dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.
Bahteramas Kendari
38
D. Fokus Studi Kasus
E. Defenisi operasional
1. Pneumonia yang di maksud dalam studi kasus ini adalah anak balita
medic pasien.
a. Frekuensi pernafasan
normal >24x/menit.
b. Irama pernafasan
1) Teratur
2) Tidak teratur
39
a. Memonitor status pernapasan meliputi irama nafas, frekuensi
Sumber data yang digunakan pada studi kasus ini yaitu data primer dan
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data primer ini
a. Wawancara
b. Observasi
40
tambahan lainnya. Serta syarat-syarat tertentu yang ada
1) Pemeriksaan Fisik
pasien
a) inspeksi
b) palpasi
c) Perkusi
d) auskultasi
menggunakan stetoskop.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek penelitian. Dara
a. studi dokumentasi
melainkan ke dokumen
41
b. studi kepustakaan
1. Persiapan
penelitian ini.
responden.
2. Pelaksanaan
42
3. Evaluasi
cara content analysis (analisis isi) yang mengkaji dokumen dari data yang
telah dikumpulkan dan hasil wawancara serta diskusi yang telah dilakukan
peneliti dengan informan. Teknik analisa data ini dibagi menjadi tiga alur,
yaitu :
1. Reduksi data
2. Penyajian data
H. Etika Penelitian
penelitian atau studi kasus yang melibatkan berbagai pihak, yaitu pihak
peneliti dan pihak yang diteliti. dan masyarakat yang akan akan
43
mengajukan permohon ijin kepada institusi/lembaga tempat penelitian.
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil studi kasus
subyek studi kasus, maka pada lembar yang telah diisi oleh responden,
44
penulis tidak mencantumkan nama secara lengkap, responden cukup
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
peneliti, dan hanya data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset
45
BAB IV
Nim : P00320015048
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Identitas Klien
b) Umur : 9 Bulan
d) Agama : Islam
e) Pendidikan :-
46
j) Rencana Terapi : pemberian posisi semi fowler
1. Pengkajian Keperawatan
a. Keluhan Utama
Kendari .
47
d. Pemeriksaan fisik
a. Pernapasan: 48x/Menit
b. Nadi : 136x/menit
c. Suhu : 37,8oC
1. Inspeksi
hidung
2. Palpasi
3. Perkusi
48
4. Auskultasi
c. Ronchi basah : Ya
e. Data Penunjang
kanan.
Kesan : Pnemonia
f. Terapi Pengobatan
2. Diagnose Keperawatan
49
A. Analisa Data
Table 4.1
anaknya demam
lemah
napas tambahan
(ronkhi)
irregular
-TTV=
P: 48x/menit
50
N: 136x/menit
S: 37,8˚
Pneumonia
B. Diagnosa Keperawatan
jalan napas.
C. Intervensi keperawatan
51
e. Frekuensi napas dalam batas normal
D. Implementasi Keperawatan
52
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Table 4.2
O: -keadaan umum
klien lemah
-nampak sesak
napas tambahan
(ronkhi)
N: 136x/menit
S: 37,8˚C
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi di
lanjutkan
53
Semi Fowler anaknya sesak
O: -keadaan umum
klien lemah
-nampak sesak
napas tambahan
(ronkhi)
N: 125x/menit
S: 37,8˚C
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi di
lanjutkan
54
Kamis, 26/7/18 Memberikan Posisi S: ibu klie mengatakan
O: -keadaan umum
klien lemah
-nampak sesak
N: 120x/menit
S: 36,6˚C
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi di
lanjutkan
berkurang
O: -keadaan umum
klien lemah
N: 115x/menit
S: 36,6˚C
55
A: Masalah belum
Teratasi
P: Intervensi di
lanjutkan
O: -keadaan umum
sedang
N: 120x/menit
S: 36,4˚C
A: Masalah Teratasi
P: Intervensi di
lanjutkan
56
berkurang
O: -keadaan umum
sedang
N: 115x/menit
S: 36,4˚C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi di
klien
E. Evaluasi
57
memastikan kondisi pasien. 1 jam setelahnya di lakukan
Table 4.3
STATUS PERNAPASAN
Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi Sesi
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
48 44 TT TT 42 39 TT T 40 38 T T
Dari table di atas dapat di lihat pada saat di lakukan penerapan pemberian
posisi semi fowler di hari pertama frekuensi dan irama napas klien tidak
posisi semi fowler pada An. R frekuensi dan irama napas klien dalam batas
normal.
1. Pengkajian
a. Keluhan Utama
58
Berdasarkan keluhan utama pada An. R didapatkan data bahwa An.
Keluhan yang di alami klien saat dikaji yaitu klien batuk dan sesak,
a. Frekuensi Pernapasan
59
Pada hari pertama di berikan posisi semi fowler, frekuensi napas
klien ada 48x/menit dengan napas yang dangkal dan sesak, seperti
normal 38x/menit.
b. Irama pernapasan
irama napas klien ireguler karena saat terjadi sesak, irama napas
klien menjadi tidak teratur. Hal ini bukan merupakan suatu kondisi
pemberian posisi semi fowler selama 3 hari dengan dua sesi untuk
60
mengoptimalkan penerapan peberian posisi semi fowler pada klien.
dengan irama napas irregular, sesak, dan terdapat secret pada jalan
61
BAB V
A. Kesimpulan
62
sesak yang mempengaruhi klien, dengan memberikan
B. Saran
1. Bagi peneliti
pneumonia.
3. Bagi masyarakat
63
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Kemenkes RI. 2017. Data dan Informasi Kesehatan Profil Kesehatan Indonesia
2016. Diperoleh tanggal 13 maret 2018, http://www.google.com/html.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. 2011. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep, Proses &Praktik (edeisi 7 volume 1). Jakarta: EGC
64
Pudiastuti, R.. 2011. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika. Diperoleh tanggal 14 maret2018,
http://www.scribd.com/document/.
Ridha N. 2014. Buku Ajar keperawatan Pada anak. Jakarta: pustaka Pelajar.
Diperoleh tanggal 14 maret 2018. http://www.scribd.com/document.
Said, Mardjanis. 2010. Buku Ajar Respirologi Anak . Edisi 1. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI
Suriadi, Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta:
CV.Sagung Seto
Wong, DL et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, vol 2. Jakarta: EGC
65
Lampiran 1
5. Inspeksi
g. Bentuk dada:
h. Frekuensi pernapasan:
i. Irama pernapasan:
j. Dada simetris atau tidak:
k. Pergerakan dan pengembangan waktu napas:
6. Palpasi
a. Fremitus vocal :
b. Massa / nyeri :
7. Perkusi
a. Cairan :
b. Udara :
c. Massa :
8. Auskultasi
g. Inspirasi :
h. Ekspirasi :
i. Ronchi basah :
j. Ronchi kering :
k. Krepitasi :
l. Wheezing :
66
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
1. Inisial pasien :
2. Jenis kelamin :
3. Umur / Tanggal Lahir :
4. Agama :
5. Suku Bangsa :
6. Pendidikan :
7. Alamat :
STATUS PERNAPASAN
Hari-1 Hari- 2 Hari-3
Frekuensi Irama Frekuensi Irama Frekuensi Irama
napas napas napas napas napas napas
x/menit (T/TT) x/ menit (T/TT) x/menit (T/TT)
67