Anda di halaman 1dari 11

Jurnal . ………….. Vol. XX …, No.

X, Bulan 20XX, XX-XX 1

FITUR CUSTOMER SERVICE PADA APLIKASI WEB


PENJUALAN ONLINE DENGAN MENERAPKAN METODE PUSH
DAN PULL MARKETING
Ellanoary 1) , Warnia Nengsih, S.Kom., M.Kom 2), Yuli Fitrisia, S.T 3)
1
Program Studi Teknik Informatika Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265,
email:ellanoary@yahoo.com
2
Program Studi Teknik Informatika Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email:warnia@pcr.ac.id
3
Program Studi Teknik Informatika Politeknik Caltex Riau, Pekanbaru 28265, email:uli@pcr.ac.id

Abstrak

Bisnis penjualan yang menerapkan konsep fisik dan maya membutuhkan kasir sebagai penjaga
toko dan admin yang online pada waktu tertentu yang bertugas untuk mengecek web penjualan,
email perusahaan, atau berkomunikasi dengan pelanggan. Hal ini membuat keterbatasan waktu
antara pelanggan dan admin dalam bertransaksi karena admin tidak online dalam 24 jam
perhari. Menjaga loyalitas pelanggan dan peningkatan transaksi penjualan akan mampu
menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk membantu tugas admin dalam meningkatkan
jumlah transaksi penjualan dan meningkatkan loyalitas pelanggan maka pada proyek akhir ini
dibangun fitur customer service pada aplikasi web penjualan online dengan menerapkan
metode push dan pull marketing. Metode push dan pull marketing merupakan bagian dari
teknik promotional strategies dalam teori marketing. Penerapan metode ini membuat kinerja
web penjualan online menjadi optimal dalam membantu tugas admin melayani pelanggan serta
loyalitas pelanggan dapat terjaga dengan pemasaran produk secara langsung oleh web kepada
pelanggan. Hal ini didasari pada analisa dari hasil kuesioner, bahwa 53% dari 17 responden
penjual menyatakan sangat baik terhadap penerapan metode push dan pull marketing, dan 60%
dari responden pengguna sebagai pembeli menyatakan sangat baik dan baik terhadap fitur
promosi yang dikirim ke pelanggan serta 60% responden menyatakan baik terhadap fitur
promosi yang tersedia pada halaman web.

Kata Kunci : Customer Service, Push Marketing, Pull Marketing

Abstract

Physical concept of sales business needs a cashier and administrator to check the online
website of the company, to communicate with the customer, send confirmation message and
promo email. However, this condition created a time limit between customer and administrator
activities online because the administrator is not online for 24 hours a day. A solution is needed
to help administrator’s job in increasing the number of sales transactions and services to gain
customers loyalty then in this final project is built on customer service features online sales web
applications by applying methods of push and pull marketing. Push and pull marketing methods
are part of the promotional techniques strategies in marketing theory. A customer service
feature in an online sales website applying push and pull marketing method optimize the online
sales website and help the administrator by marketing the products directly from the website to
the customers. This is based on the analysis of the the questionnaire results, that 53% of the 17
respondents as seller  stated a very good for the application of push and pull marketing
methods, and 60% of respondents as buyer stated very good and good to feature promotions
that are sent to the customer as well as 60% respondents said good to the promotional features
available on the web page.

Keywords: Customer Service, Push Marketing, Pull Marketing.


2 Ellanoary1, Warnia Nengsih, S.Kom., M.Kom. 2, Yuli Fitrisia, S.T. 3

1. PENDAHULUAN

Bisnis penjualan pada saat ini sangat berkembang di Indonesia. Dalam dunia bisnis,
perusahaan mulai memanfaatkan teknologi informasi untuk dapat bersaing dengan perusahaan
kompetitor dan memperkenalkan profil perusahaannya terhadap pengguna internet. Bisnis
penjualan dengan membuka toko langsung serta online membutuhkan kasir sebagai penjaga
toko dan admin yang online. Hal ini menciptakan keterbatasan waktu antara pelanggan dan
admin dalam bertransaksi karena admin tidak online selama 24 jam perhari. Dalam setiap
pembelian admin juga mengecek stok barang pada kasir toko secara manual, karena biasanya
stok toko dan online berbeda basis data.
Pelanggan memiliki peran utama dalam kesuksesan sebuah perusahaan, dengan
bertambahnya pelanggan dan tetap terjaga loyalitas pelanggan akan mampu menentukan
keberhasilan perusahaan. Untuk itu, diperlukan suatu solusi untuk membantu tugas admin serta
meningkatkan loyalitas pelanggan dan meningkatkan jumlah transaksi penjualan baik di dalam
maupun di luar jam kerja perusahaan. Dengan kemajuan teknologi pada saat ini maka perlu
dibangun suatu pemasaran interaktif yang bertujuan untuk memikat dan memelihara konsumen
yang akan menjadi rekan bisnis dalam penciptaan, pembelian, dan pengembangan produk serta
layanan. Teori Marketing membagi dua teknik promotional strategies yaitu Push Marketing dan
Pull Marketing, yang menjadikan konsumen tidak hanya sebagai peserta pasif yang menerima
iklan sebelum membeli, melainkan konsumen diharapkan proaktif dan interaktif dalam
pemasaran. Seiring dengan pemikiran tersebut, maka dibangunlah fitur customer service pada
aplikasi web penjualan online dengan menerapkan metode push dan pull marketing.
Tujuan dari proyek akhir ini adalah membangun aplikasi web penjualan berbasis
fitur customer service dengan menerapkan metode push dan pull marketing.
Dalam membuat proyek akhir ini memiliki beberapa perumusan masalah antara lain :
1. Bagaimana menerapkan metode push dan pull marketing pada aplikasi web penjualan.
2. Bagaimana membangun aplikasi web penjualan online yang dapat membantu tugas admin
dalam melakukan transaksi dengan pelanggan.
3. Bagaimana membangun aplikasi web penjualan online yang mampu memasarkan produk-
produk penjualan secara otomatis dan interaktif.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Electronic Commerce
Menurut Oviliani Yenty Yuliana (2000:45) dalam jurnalnya, perdagangan elektronik
atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, juga e-commerce) adalah penyebaran,
pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau
televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. Elektronic commerce (EC) dapat melibatkan
transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan
sistem pengumpulan data otomatis. Menerapkan pelayanan EC sebelumnya sulit sekali, dengan
adanya internet dan World Wide Web kesulitan tersebut dapat diatasi.
Tujuan perusahaan membangun situs komersial pada World Wide Web adalah:
1. Menarik konsumen baru melalui pemasaran dan periklanan Web.
2. Memperbaiki pelayanan konsumen yang sudah ada melalui fungsi pelayanan dan
dukungan Web konsumen.
3. Mengembangkan saluran pemasaran dan distribusi berdasarkan Web yang baru
untuk produk yang sudah ada.
4. Mengembangkan informasi baru dari produk yang dapat diakses lewat Web.

2.1.1 Business-to-Consumer Commerce


Pada aplikasi EC bentuk ini, perusahaan harus mengembangkan pasar elektronik yang
manarik untuk memikat, menjual produk dan melayani pelanggan. Sebagai contoh, perusahaan
Fitur CS aplikasi web penjualan online menerapkan metode push & pull marketing 3

mungkin menawarkan situs Web multimedia untuk melengkapi storefronts dan shopping malls
virtual, pemrosesan order secara interaktif, dan keamanan sistem pembayaran elektronik.

2.1.2 Business-to-Business Commerce


Business-to-Business Commerce adalah situs perdagangan partai. Contoh: perusahaan
penjual produk ke perusahaan lain. Hubungan jaringan bisnis dengan perusahaan lain
diperlukan untuk menjalin dan menjual produk disebut supply chain. Sistem EC ini mirip
dengan Electronic Data Interchange (EDI), dan proses manajemen perusahaan mirip dengan
rantai manajemen perusahaan.

2.2 Pelayanan Pelanggan (Customer Service)


Pelayanan atau jasa (service) adalah semua bentuk aktifitas manusia yang tidak
berwujud (intangible) yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pihak lain untuk saling
memuaskan melalui pertukaran secara bersamaan (insperability). Pelayanan atau jasa bersifat
tidak berujud (tangible), heterogen (bervariasi), diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan
(insperability) dan tidak dapat disimpan atau tidak dapat busuk (perishability). Sifat ini berbeda
dengan sifat barang (goods). Keberbedaan sifat ini mengakibatkan dalam mengelola pelayanan
atau jasa berbeda dengan mengelola barang atau produk (goods).
Pelayanan pelanggan dilakukan pada intinya bertujuan untuk memberikan pelayanan
dengan sebaik-baiknya sehingga pelanggan merasakan kepuasan atas pelayanan yang diberikan
(customer satisfaction). Kepuasan pada dasarnya adalah perbandingan antara kinerja yang
dilakukan oleh penyedia jasa dibandingkan dengan harapan pengguna jasa dari perspektif
pengguna jasa.
Memberikan pelayanan agar pelanggan puas ternyata tidak semudah yang dibayangkan,
karena adanya persepsi yang berbeda antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. Oleh karena
itu penyedia jasa harus mengetahui apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan oleh
pelanggan (customer expectation) (Surachman Surjaatmada: 2009).

2.3 Teknik Promotional Strategies


Teori Marketing membagi dua teknik promotional strategies yaitu Push Marketing dan
Pull Marketing. Push-pull marketing promotional strategies adalah teknik yang digunakan
untuk mempromosikan produk baik berbentuk barang maupun jasa. Push dan pull marketing
digunakan dengan tujuan supaya customers membeli produk yang ditawarkan. Push Marketing
lebih menggantungkan pada Software Web Broadcasters atau Net Broadcasters, seperti:
PointCast, BackWeb, dan Castanet. Software tersebut secara otomatis mengirim macam-
macam informasi yang dipilih oleh konsumen dari Web sumber ke computer konsumen, bisa
ditampilkan berupa Barner atau Screen Server pada computer konsumen (M.Suyanto:2003).

2.3.1 Push Marketing


Promotional strategy “push” menggunakan sales force perusahaan dan trade promotion
activities untuk menciptakan consumer demand sebuah produk. “Pushing” strategy
menggunakan marketing material untuk mengarahkan produk kepada pelanggan.
Beberapa contoh strategi push yang sering digunakan seperti :
1. Menawarkan insentif untuk karyawan atau sales representatives dalam melakukan
penjualan.
2. Advertising dan consumer promotional biasanya menggunakan bahasa “buy now” atau
“buy 1 get 2”.
3. Wholesale discount, bonus, insentif tambahan atau yang lainnya.

2.3.2 Pull Marketing


Promotional strategy “pull” adalah strategi yang menginspirasi konsumen untuk
melakukan permintaan produk tertentu. Pull merupakan strategi yang bersifat pasif, dimana
4 Ellanoary1, Warnia Nengsih, S.Kom., M.Kom. 2, Yuli Fitrisia, S.T. 3

diharapkan dengan strategi ini, calon konsumen akan datang dengan sendirinya, tentunya
setelah sebelumnya perusahaan melakukan berbagai kegiatan promosi.
Pull marketing harus menemukan cara untuk berinteraksi dan terlibat dengan segmen
yang menjadi target market. Cara yang sering dipakai produsen seperti sponsorship,
penempatan produk yang dekat dengan target market, dan menciptakan word of mouth ataupun
viral marketing. Pull marketing juga melakukan variasi advertising dan promotional strategies
yang dikembangkan untuk menghasilkan publisitas dengan tujuan menarik customers potensial
untuk membeli produk.

2.4 ASP.NET
ASP.NET adalah teknologi baru dalam pemrograman web yang merupakan kelanjutan
dari teknologi ASP 3.0. Perbedaan utama dibanding ASP klasik adalah penggunaan .NET
Framework sebagai fondasi pemrograman. (Hendro Subagyo, http://brainmatics.com/asp-
net/).NET Framework ini sendiri merupakan suatu komponen Windows yang terintegrasi yang
dibuat dengan tujuan untuk mensupport pengembangan berbagai macam jenis aplikasi serta
untuk dapat menjalankan berbagai macam aplikasi generasi mendatang termasuk
pengembangan aplikasi Web Services XML.ASP.NET memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan teknologi terdahulu, antara lain kemudahan mengakses berbagai library .NET
Framework secara konsisten dan powerful, yang mempercepat pengembangan aplikasi.
Penggunaan berbagai bahasa pemrograman secara penuh, misalnya VB.NET, C#, J#, dan C++.
Dalam ASP.NET bahasa-bahasa ini dapat digunakan secara penuh sebagaimana layaknya
bekerja di Windows Application.

2.5 Microsoft Visual Basic.Net


Microsoft Visual Basic .NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan
membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem Net Framework dengan menggunakan bahasa
BASIC Dengan menggunakan alat ini, para programmer dapat membangun aplikasi Windows
Form, Pada tahun 2005, microsoft merilis versi terbaru dari Visual Basic .NET, yang kali ini
disebut dengan Visual Basic 2005 (dengan membuang kata ".NET") bersama-sama dengan
beberapa aplikasi pengembangan lainnya.(Ali Akbar, 2005)

2.6 Microsoft SQL Server 2005


Microsoft SQL Server 2000 telah memberikan fasilitas instalasi yang mudah dan cepat.
Hanya mengikuti step-step yang diberikan oleh wizard pada Microsoft SQL Server 2000 agar
dapat langsung dijalankan. Microsoft SQL Server 2000 dipilih karena lebih menghemat
resource di bandingkan dengan Microsoft SQL Server 2005 dalam penggunaan CPU dan
memori.

2.7 Skala Likert


Menurut (Nasir M, 2005) Rensis Likert telah mengembangkan sebuah skala untuk
mengukur sikap masyarakat di tahun 1932 yang sekarang terkenal dengan nama skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban
setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat Penting (SP), Penting
(P), Ragu-ragu (R), Tidak Penting (TP), Sangat Tidak Penting (STP), Sangat Baik, Baik, Cukup
Baik, Buruk.
Prosedur dalam membuat skala Likert adalah sebagai berikut:
1. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, relevant dengan masalah yang sedang
diteliti, dan terdiri dari item yang cukup jelas disukai dan tidak disukai.
Fitur CS aplikasi web penjualan online menerapkan metode push & pull marketing 5

2. Kemudian item-item itu dicoba kepada sekelompok responden yang cukup representatif dari
populasi yang ingin diteliti.
3. Responden di atas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyenangi (+) atau tidak
menyukainya (-). Respons tersebut dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi
menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk memberikan angka 5 untuk yang
tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi
dari arah sikap yang diperlihatkan. Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak
setuju” disebut yang disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang
disusun.
4. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-masing item
dari individu tersebut.
5. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan antara skor
tinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya, responden pada upper 25% dan lower
25% dianalisis untuk melihat sampai berapa jauh tiap item dalam kelompok ini berbeda.
Item-item yang tidak menunjukkan beda yang nyata, apakah masuk dalam skortinggi atau
rendah juga dibuang untuk mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan.

Skala Likert dianggap lebih baik dari skala Thurstone, karena:


1. Dalam menyusun skala, item-item yang tidak jelas menunjukkan hubungan dengan sikap
yang sedang diteliti masih dapat dimasukkan ke dalam skala. Dalam menyusun skala
Thurstone, yang dimasukkan hanya item-item yang telah disetujui bersama dan jelas
berhubungan dengan sikap yang ingin diteliti saja yang dapat dimasukkan.
2. Skala Likert lebih mudah membuatnya dibanding skala Thurstone.
3. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang relatif tinggi dibandingkan dengan skala Thurstone
untuk jumlah item yang sama. Makin banyak jumlah item, maka makin kurang
reliabilitasnya. Skala Likert dapat memperlihatkan item yang dinyatakan dalam beberapa
respons alternatif (SS=sangat setuju, S=setuju,R=ragu-ragu, TS=tidak setuju, STS=sangat
tidak setuju). Sedangkan skala Thurstone hanya membuka dua alternatif saja.
4. Karena jangka responsi yang lebih besar membuat skala Likert dapat memberikan
keterangan yang lebih jelas dan nyata tentang pendapatan atau sikap responden tentang isu
yang dipertanyakan.

Kelemahan skala Likert:


1. Karena ukuran yang digunakan adalah ukuran ordinal, skala Likert hanya dapat mengurutkan
individu dalam skala, tetapi tidak dapat membandingkan berapa kali satu individu lebih baik
dari individu yang lain.
2. Kadangkala total skor dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena banyak pola
respons terhadap beberapa item akan memberikan skor yang sama. Adanya kelemahan di
atas sebenarnya dapat dipikirkan sebagai error dari respons yang terjadi.

3 PERANCANGAN
3.1 Arsitekstur Jaringan
Perancangan sistem proyek akhir ini berbasis UML (Unified Modeling Language) yang
menggunakan notasi grafis untuk menyatakan suatu desain. Pemodelan dengan UML berarti
menggambarkan yang terjadi pada sistem menggunakan notasi standar UML.

3.2 Use Case Diagram


Perancangan use case diagram proyek akhir ini bertujuan untuk menjelaskan manfaat
sistem jika dilihat dari sudut pandang orang yang berinteraksi dengan sistem (aktor). Pada use
case diagram ini terdapat dua aktor, yaitu admin, member, guest dan kasir. Berikut ini
merupakan use case pada perancangan aplikasi ini yang terlihat pada Gambar 1.
6 Ellanoary1, Warnia Nengsih, S.Kom., M.Kom. 2, Yuli Fitrisia, S.T. 3

ubah data diri


daftar m ember
<<include>>

lihat faq
pengajuan FAQ

Lihat katalog mem ber

Guest
lihat profil perus ahaan order

kelola katalog

kelola eks pedis i pengirim an trans aks i di toko


(shipping) cas hier

kelola staf

lihat laporan penjualan


Admin

jawab faq

kelola prom o

Gambar 1. Use case diagram

3.3 ERD
ERD digunakan untuk menggambarkan hubungan antara objek-objek yang ada pada sistem
yang dirancang. Berikut ini ERD dari aplikasi tersebut seperti Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. ERD
Fitur CS aplikasi web penjualan online menerapkan metode push & pull marketing 7

4. PENGUJIAN DAN ANALISA


4.1 Pengujian Sistem
Pada bab pengujian penulis akan memperlihatkan hasil jadi dari fitur customer service
pada aplikasi web penjualan online dengan menerapkan metode push dan pull marketing dan
hasil survey yang dilakukan kepada mahasiswa, serta masyarakat umum.
Berikut merupakan hasil pengujian aplikasi web yang telah dibangun.

Gambar 3. Katalog Produk

Gambar 3 merupakan tampilan saat member/guest melihat menu katalog produk. Pada
halaman web ini anda dapat melihat produk-produk pada katalog serta dapat mencari produk
berdasarkan kategori nama produk, jenis produk, minimal harga produk dan maksimal harga
produk.

Gambar 4. Katalog Promosi

Gambar 4 diatas merupakan tampilan saat melihat produk-produk yang merupakan


produk promosi pada katalog. Customer juga dapat mendownload katalog tersebut pada setiap
halaman web yang menyediakan fasilitas download katalog.

Gambar 5. keranjang belanja

Gambar 5 merupakan tampilan pada keranjang belanja saat pelanggan mengorder /


memesan produk.
8 Ellanoary1, Warnia Nengsih, S.Kom., M.Kom. 2, Yuli Fitrisia, S.T. 3

Gambar 6. konfirmasi transaksi

Gambar 6 merupakan tampilan saat pelanggan melanjutkan transaksi. Disini pelanggan


akan menerima notifikasi detail transaksi yang telah berlangsung.

Gambar 7 konfirmasi transaksi melalui email client

Gambar 7 merupakan tampilan konfirmasi transaksi yang dikirimkan web pada email
pelanggan.

Gambar 8. konfirmasi melalui sms

Gambar 8 merupakan tampilan konfirmasi transaksi yang dikirimkan web melalui sms
kepada pelanggan.

Gambar 9. kirim katalog promo melalui email

Gambar 9 merupakan tampilan pengiriman katalog promosi yang dikirimkan web pada
email pelanggan.
Fitur CS aplikasi web penjualan online menerapkan metode push & pull marketing 9

Gambar 10. file katalog yang dapat di download

Gambar 10 merupakan tampilan katalog promosi yang merupakan file .pdf yang dapat
di download oleh pelanggan.

4.2 Hasil dan Analisa Penilaian Kuesioner


Untuk mengetahui apakah pengguna telah merasakan manfaat dari aplikasi web penjualan
online ini, maka perlu dilakukan survey. Survey dilakukan dengan memberikan kuesioner I
(pembeli) kepada 20 orang diantaranya 17 mahasiswa politeknik caltex riau dan 3 orang
masyarakat umum serta pemberian kuesioner II (penjual) kepada 17 masyarakat yang memiliki
usaha penjualan atau bekerja dalam bidang usaha penjualan. Pada masing-masing jenis
penilaian disediakan beberapa pernyataan dengan bobot nilainya 1 – 4 (tiap jawaban berbeda
nilai 25%) dengan kriteria:
 4: Sangat Baik/Sangat Setuju
 3: Baik/Setuju
 2: Cukup
 1: Buruk /Tidak Setuju
Setelah dilakukan survey kepada beberapa orang yaitu mahasiswa PCR, dan umum. Maka
didapat hasil bobot nilai yang diperoleh dari pengisian kuesioner I yang dapat dilihat pada
lampiran III. Setelah bobot nilai untuk kuesioner I dikalkulasi, didapatkan hasil dengan
persentase penilaian seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Tabel Persentase Nilai Kuesioner I


N Penilaian
Pernyataan
O 4 3 2 1
Penilaian anda terhadap tampilan aplikasi penjualan
1
online ini 45% 55% 0% 0%
Penilaian anda terhadap fitur pelayanan faq untuk
2
menyampaikan pertanyaan, komentar, atau keluhan. 30% 65% 5% 0%
3 Kemudahan dalam bertransaksi 50% 50% 0% 0%
Penilaian anda terhadap fitur promosi produk yang di
4
kirim ke pelanggan. 50% 50% 0% 0%
Penilaian anda terhadap fitur promosi produk yang
5
disediakan pada halaman web 40% 60% 0% 0%
Penilaian anda tentang aplikasi web penjualan online
6
secara keseluruhan  40% 55% 5% 0%
Anda tertarik berbelanja online setelah menggunakan 20
7
web penjualan online ini. 15% 65% % 0%

Dari table 1 di atas, sebanyak 55% koresponden menyatakan baik terhadap tampilan
web, 65% koresponden menyatakan baik terhadap fitur pelayanan faq(menyampaikan
pertanyaan, komentar atau keluhan), 50% koresponden menyatakan sangat baik dan baik
terhadap kemudahan dalam bertransaksi, 50% koresponden menyatakan sangat baik dan baik
terhadap fitur promosi yang dikirim ke pelanggan, kemudian 60% koresponden menyatakan
baik terhadap fitur promosi yang di sediakan pada halaman web, sebanyak 55% koresponden
10 Ellanoary1, Warnia Nengsih, S.Kom., M.Kom. 2, Yuli Fitrisia, S.T. 3

menyatakan baik tentang aplikasi web penjualan secara keseluruhan dan sebanyak 65%
koresponden tertarik untuk berbelanja online setelah menggunakan web penjualan ini.
Setelah survey dilakukan dengan pemberian kuesioner II kepada masyarakat yang
berkecimpung di bisnis perdagangan maka didapat hasil dari bobot nilai yang dapat dilihat pada
lampiran IV. Setelah bobot nilai untuk kuesioner II dikalkulasi, didapatkan hasil dengan
persentase penilaian seperti pada tabel 2.

Tabel 2 Tabel Persentase Nilai Kuesioner II


N Penilaian
Pernyataan
O 4 3 2 1
Penilaian anda terhadap tampilan aplikasi penjualan 35
1 online ini 65% % 0% 0%
Penilaian anda terhadap fitur pelayanan faq untuk 24
2 menyampaikan pertanyaan, komentar, atau keluhan. 71% % 6% 0%
59 18
3 Kemudahan dalam bertransaksi 29% % % 0%
Penilaian anda terhadap fitur promosi produk yang 47
4 di kirim ke pelanggan. 53% % 0% 0%
Penilaian anda terhadap fitur promosi produk yang 41
5 disediakan pada halaman web 59% % 0% 0%

Setelah melakukan survey kuesioner II terhadap 17 koresponden, maka didapat hasil sabanyak
65% koresponden menyatakan sangat baik terhadap tampilan web, 71% koresponden
menyatakan sangat baik terhadap kelengkapan fasilitas atau menu-menu pada web penjualan,
59% menyatakan baik mengenai kemudahan dalam menggunakan sistem, sebanyak 53%
menyatakan sangat baik terhadap penerapan metode push dan pull marketing, serta 59%
koresponden menyatakan sangat baik terhadap fitur customer service yang ada.Agar lebih
mudah dipahami, setiap kriteria persentase bobot penilaian dari tabel 1 dan 2 di atas dibuat
dalam bentuk grafik sebagai berikut:

70% 65% 65%


60%
60% 55% 55%
50%50%50%
50%
50% 45%
Persentase 40% 40% Sangat
40%
Pengisi baik/
30% sangat se-
30% tuju
Baik / Se-
20% tuju
20% 15% Cukup
10% 5% 5%
0% 0% 0% 0%
0%
1 2 3 4 5 6 7
Pernyataan

Gambar 11. Grafik Persentase Kuesioner I

Pada gambar 11 di atas dapat dilihat bahwa persentase untuk nilai baik dan juga sangat
baik cukup tinggi, sedangkan nilai cukup baik sangat kecil. Berdasarkan persentase nilai dari
setiap pertanyaan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengguna menilai bahwa aplikasi
dengan menerapkan metode push dan pull marketing ini dapat berjalan dengan baik dan
diterima oleh orang-orang yang ingin berbelanja.
Fitur CS aplikasi web penjualan online menerapkan metode push & pull marketing 11

80%
71%
70% 65%
59% 59%
60% 53%
50% 47% Sangat
41% Baik
Persentase
40% 35%
Pengisi 29% Baik
30% 24%
18% Cukup
20% Baik
10% 6%
0% 0% 0% Buruk
0%
1 2 3 4 5
Pernyataan
Gambar 12. Grafik Persentase Kuesioner II

Pada gambar 12 dapat dilihat bahwa persentase untuk nilai baik dan nilai sangat baik
cukup tinggi, sedangkan nilai cukup baik sangat kecil. Berdasarkan persentase nilai dari setiap
pertanyaan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengguna sebagai penjual menerima dan
merasakan manfaat penerapan metode push dan pull marketing ini dengan baik dari sisi strategi
pemasaran serta membantu dalam bertransaksi dengan pelanggan

5. KESIMPULAN
Kesimpulan dari proyek akhir ini adalah :
1. Metode push dan pull marketing dapat diterapkan pada fitur customer service untuk
aplikasi web penjualan online.
2. Aplikasi web penjualan online ini dapat membantu admin dalam melakukan pengelolan
data-data penjualan.
3. Penerapan metode push dan pull marketing membantu untuk meningkatkan hasil
penjualan di dalam bisnis online.
4. Aplikasi web penjualan online ini memudahkan dan memberikan kenyaman bagi
pelanggan dalam berbelanja online.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Akbar, Ali. (2005). Visual Basic.NET Belajar Praktis Melalui Berbagai Tutorial dan
Tips.Bandung: Informatika Bandung.
[2] Amri, M.Choirul.:(2006). Pengantar ASP.NET. Diambil 17 mei 2012 dari
http://www.ilmukomputer.com/2006/08/19/pengantar-aspnet/
[3] Djuandi, Feri. (2002). Sql Server 2000 untuk Professional. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
[4] Kurniawan, Erick. (2009). Cepat Mahir ASP.Net 3.5 untuk Aplikasi Web Interaktif.
Yogyakarta: Andi
[5] Lee, Choong Y.: (June 2003). A New Marketing Strategy for E-Commerce. Diambil 16
mei 2012 dari http://proceedings.informingscience.org/IS3003Proceeding/docs
/046Lee.pdf
[6] Machfoedz, Mahmud.(2007). Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta: Andi Subagyo,
Hendro: (tt). Diambil 12 mei 2012 dari http://brainmatics.com/asp-net
[7] Surjaatmadja, Surachman: (09 Oktober 2009). Pelayanan Pelanggan (Customer
Service). Diambil 14 mei 2012 dari http://www.yarsi.ac.id/web-directory/kolom -
dosen/70-fakultas-ekonomi/215-pelayanan-pelanggan-customer-service.html
[8] Yenty, Oviliani: (mei 2000). Penggunaan Teknologi Internet Dalam Bisnis. Diambil 17
mei 2012 dari http://dewey.petra.ac.id /jiunkpedg15251.html
[9] Zakaria, Teddy Marcus dan Agus Prijono. (2006). Konsep dan Implementasi Stuktur
Data. Bandung: Informatika

Anda mungkin juga menyukai