PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis kini semakin dinamis seiring dengan meningkatnya permintaan
massyarakat terhadap produk dan jasa untuk memenuhi segala kebutuhannya. Demi menjaga
kelangsungan usaha di tengah-tengah persaingan bisnis yang sangat kompetitif, suatu perusahaan
harus memberikan kepuasan terhadap pelanggannya. Kotler (2002) mengemukakan bahwa
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Engel et
al. (1990) dalam Tjiptono (2000) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi
purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan,
sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang tidak terpemenuhinya pada suatu harapan.
Kepuasan/ketidakpuasan terjadi ketika pelanggan melakukan evaluasi atas harapan dengan
kinerja/ hasil yang diterimanya. Beberapa pakar dan hasil penelitian sebelumnya menyebutkan
bahwa faktor penentu kepuasan pelanggan adalah kualitas pelayanan dan harga. Tjiptono (2002)
mengungkapkan bahwa kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan pelanggan. Oleh
karena itu setiap perusahaan wajib merencanakan, mengorganisasikan, mengimplementasikan,
dan mengendalikan sistem kualitas pelayanan sedemikian rupa, sehingga pelayanan dapat
memuaskan para pelangganya.
Selain itu terdapat indikator penilaian dalam menjaga keberlangsungan pelanggaan dalam
menjaga agar tetap dan berkelanjutan. Peningkatan kelangsungan hubungan dengan pelanggan
lama dan terus mengakuisisi pelanggan baru dengan konsep kepuasan pelanggan, akan
mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap bagian pasar (market share) dalam menjaga
pelanggannya. Salah satu faktor kunci keberhasilan perusahaan dalam menjaga persaingan antar
perusahaan adalah dengan meningkatkan kemampuan suatu layananan kepada pelanggan untuk
memanjakan kepentingan para pelanggannya. Salah satu keinginan perusahaan dalam
menyelesaikan masalah sekaligus memuaskan pelanggan adalah bagian dari komitmen
karyawan. Kepedulian terhadap konsumen merupakan hal yang penting. Untuk meningkatkan
kemampuan para karyawan dilakukan pelatihan kepada karyawan baru dan karyawan lama
sehingga karyawan akan dapat meningkatkan produktivitasnya dalam menjaga pelanggan dan
memberikan kualitas layanan terbaik. Kualitas pelayanan terhadap kepuasan kons mendalam
pertumbuhan ekonomi pasar di perusahaan merupakan kunci dalam menciptakan loyalitas
pelanggan. Adapun pendekatan yang digunakan guna mengetahui kepuasan konsumen di
perusahaan yaitu metode PIECES, analisis PIECES (Performance, Information, Economy,
Control, Eficiency, and Service) merupakan teknik untuk mengidentifikasi dan memecahkan
permasalahan yang terjadi. Dari analisis ini akan menghasilkan identifikasi masalah utama dari
suatu sistem serta memberikan solusi dari permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian diatas,
analisis sistem dilakukan untuk menghasilkan suatu laporan tertulis yang digunakan untuk
mengidentifikasi masalah dari suatu sistem yang diterapkan guna mendapatkan gambaran
tentang keadaan sistem yang akan sedang diterapkan.
Dengan dipenuhinya kebutuhan, keinginan secara tepat maka dapat mendorong pencapaian
kepuasan dalam diri konsumen terhadap suatu produk tersebut. Kepuasan menjadi faktor
penting dalam terciptanya suatu loyalitas, dengan merasa puas terhadap suatu produk maka
secara otomatis konsumen akan kembali lagi untuk membeli dan mengkonsumsi produk
tersebut. Pada akhirnya, hal ini diharapakan dapat menjadi pendorong utama bagi pencapaian
keuntungan perusahaan itu sendiri, dimana ketika konsumen sudah loyalatau setia terhadap
suatu produk secara terus menerus karena keuntungan terbesar diperoleh perusahaan dari
pelanggan setia dimana perusahaan dapat menjual barang atau jasa kepada pelanggan yang
telah mencoba produk, perusahaan harus mampu mempertahankan pelanggan tersebut.
Secara garis besar bagi customer relationship managementdapat membangun loyalitas pelanggan
adalah pertama, adanya perubahan paradigma yaitu product driven companymenjadi
consumer driven company. Alasan kedua, etiap pelanggan memiliki kebutuhan yang
berbeda –beda sehingga perusahaan harus lebih peka terhadap segala keluhan. Ketiga, pelanggan
adalah segalanya karena jika tidak ada pelanggan maka tidak ada bisnis. Keempat, biaya untuk
mendapatkanpelanggan jauh lebih besar dari pada biaya untuk mempertahankan pelanggan
yang ada, karena butuh waktu dan biaya tambahan untuk mencari pelanggan baru. Alasan
kelima yakni dalam customer relationship managementterdapat databaseyang menjadi sebuah
acuan utama untuk mendapat pelayanan dalam penyediaan informasi(Kezia & Nursalin,
2011).Sebuah perusahaan berkomitmen untuk dapat memberikan pelayanan terbaik
kepada pelanggannya. Seperti halnya PT Telkom Witel Sumselpada divisi BGES yang melayani
pelanggan corporate yang terdiri dari Universitas, sekolah, kantor, dan lain –lain, guna
memenuhi kebutuhan internet pelanggan. Jasa layanan internet pelanggan Corporate mempunyai
beberapa macam diantaranya ada ASTINET, VPN IP dan WIFI ID. Pelanggan PT Telkom Witel
Sumselyang tentu saja berhak mendapatkan pelayanan terbaik yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan internet dengan kualitas yang baik. Proses –proses pada PT Telkom Witel
Sumsel memang belum sepenuhnya memanfaatkan dengan teknologi informasi. Dalam sistem
yang berjalan saat ini, setiap calon pelanggan yang akan mendaftarkan diri sebagai pelanggan
masih harus datang langsung ke kantor PT Telkom Witel Sumsel sehingga calon
pelanggan harus meluangkan sedikit waktunya untuk mendaftar.
Ketatnya persaingan membuat perusahaan untuk lebih berfokus kepada apa yang
diinginkan oleh konsumen. Faktor utama yang perlu dipahami oleh perusahaan adalah apakah
produk yang dibuat telah memenuhi standar keinginan konsumen. Untuk memenuhi hal ini maka
perusahaan harus mampu menyediakan produk dengan mutu yang baik, harga yang lebih murah,
informasi produk yang lebih cepat, dan pelayanan yang lebih baik dibandingkan dengan para
pesaingnya. Dengan berkembangnya e-bussiness maka perusahaan harus mampu menetapkan
solusi aplikasi sistem yang tepat. Perusahaan mulai mengubah pola pikir dari orientasi
keuntungan (profit oriented) kearah faktor faktor potensial lainnya yang belum diidentifikasi
sebelumnya. Kepentingan pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan menjadi faktor utama yang
harus diperhatikan oleh perusahaan.
PEMBAHASAN
Seperti yang akan kita pelajari nanti di bab ini, perusahaan masih bisa
menghasilkan uang dengan pelanggan dengan biaya tinggi, dan kehilangan uang
dengan pelanggan berbiaya rendah, namun informasi tentang biaya MSDA yang
dikeluarkan untuk setiap pelanggan sangat penting untuk dilakukan secara
efektif.pengelolaan hubungan pelanggan.
Pelanggan dengan keuntungan tinggi, seperti Carver, muncul di bagian kiri kurva
paus profitabilitas pada gambar 2.5, Perusahaan bisa merayakan margin tinggi itu
mendapatkan produk dan layanan yang dijual kepada pelanggan tersebut. Pelanggan ini
seharusnya begitu disayangi dan terlindungi. Karena mereka bisa rentan terhadap
terobosan kompetitif, manajer perusahaan yang melayani pelanggan semacam itu harus
siap menawarkan diskon, insentif, dan layanan khusus untuk mempertahankan loyalitas
pelanggan berharga ini, terutama pesaing untuk mulai menjual kepada pelanggan ini.
Pelanggan seperti Delta muncul di sisi kanan kurva paus, menyeret profitabilitas
perusahaan turun ke permukaan laut dengan margin rendah dan biaya tinggi untuk
dilayani. Tingginya biaya melayani pelanggan semacam itu bisa disebabkan karena tidak
dapat diprediksi pola pesanan, jumlah pesanan kecil untuk produk yang disesuaikan,
persyaratan logistik dan pengiriman yang tidak standar, dan tuntutan besar pada tenaga
teknis dan penjualan. Salah satu perusahaan peralatan telekomunikasi, setelah melakukan
studi profitabilitas pelanggan, mengetahui bahwa untuk 20 persen pesanan di tahun
sebelumnya, biaya di muka untuk mendapatkan pesanan (pemasaran, penjualan, dan
sumber daya teknis yang digunakan untuk memenangkan pesanan) melebihi ukuran
pesanan. Sekalipun perusahaan bisa menghasilkan, mengirimkan, dan memasang produk
dengan harga nol, masih akan kehilangan uang dari pesanan. Kesempatan bagi
perusahaan untuk mengidentifikasi pelanggannya yang tidak menguntungkan dan
kemudian mengubahnya menjadi bisnis yang menguntungkan mungkin adalah
keuntungan paling kuat yang dapat diterima oleh manajer perusahaan dari sistem ABC.
Kuantitas pembelian yang kecil dapat meningkatkan cost karena biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk melakukan pelayanan akan sama besarnya berapapun
kuantitas pembeliannya.
Frekuensi pengiriman yang rutin akan meningkatkan cost. Dalam hal ini adalah biaya
pengiriman untuk mengirim produk ke tangan pelanggan yang akan meningkat.
Dengan adanya permintaan pelayanan purna jual (garansi) maka cost yang
dikeluarkan perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan ini akan meningkat
apabila ada klaim dari pelanggan atas produk yang dianggap cacat atau rusak.
1. Menyederhanakan proses
2. Pemilihan proses yang dikehendaki
3. Mengurangi birokrasi
4. Meng-upgrade peralatan
5. Standarisasi proses
6. Mengurangi waktu proses
Langkah ke-4: Pengukuran dan Kontrol Pengukuran dan pengontrolan proses
bisnis dilakukan untuk mengontrol jalannya proses bisnis dengan melakukan
pemeriksaaan dan pengukuran terhadap prediksi target yang ingin dicapai oleh
organisasi.