Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pondok Pesantren Darul ‘Ulum termasuk salah satu Pondok Pesantren
moderen terbesar yang ada di Kota Jombang, dengan jumlah santri kurang lebih
sekitar 12.000 yang menimba ilmu di pondok pesantren. pada tahun pertama
santri mengikuti kegiatan di Pesantren akan menemukan hal-hal baru yang
terkadang belum pernah mereka ketahui sebelumnya seperti Shalat Berjamaah,
Shalat Tahajjud, Dzikir Harian, Tadarus Alquran, Mengaji, Hafalan, Setoran,
Lalaran/Nadzoma, Khithobah/Ceramah, Musyawarah. Tentunya budaya kegiatan
kegiatan santri harus bisa diterapkan dan dikembangkan pula di Masyarakat.
Adapun lembaga yang hampir mirip dengan pondok pesantren yaitu Taman
Pendidikan Al-Qur'an (disingkat TPA atau TPQ). Taman Penndidikan Al-Qur’an
merupakan lembaga atau kelompok masyarakat yang menyelenggarakan
pendidikan nonformal jenis keagamaan Islam yang bertujuan untuk memberikan
pengajaran membaca Al-Qur'an sejak usia dini, serta memahami dasar-dasar dinul
Islam pada anak usia taman kanak-kanak, sekolah dasar dan atau madrasah
ibtidaiyah (SD/MI) atau bahkan yang lebih tinggi. Pertumbuhan TPA/TPQ
menemukan momentumnya pada tahun 1990-an setelah ditemukan berbagai
metode dan pendekatan dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an seperti metode
membaca Al-Qur'an Iqro dan lain-lain. Di Indonesia, menempuh pendidikan
TPA/TPQ tidaklah wajib, tetapi dalam perkembangannya masyarakat
membutuhkan lembaga ini untuk memberikan dasar-dasar membaca Al-Qur'an
(mengaji) kepada anak-anaknya terutama bagi orang tua yang bekerja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan analisis situasi yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya,
maka permasalahan mitra dapat dirumuskan sebagai berikut:
1) Permasalahan Utama (Prioritas)
Bagaimana membuat proses pembelajaran Al-Qur‟an lebih efisien untuk
santri tanpa mengurangi kualitas luaran pembelajaran (santri)?
2) Permasalahan Khusus
a. Bagaimana membuat santri lebih tertarik untuk berangkat mengaji
dari pada bermain atau menonton televisi?
b. Bagaimana meningkatkan kualitas pemelajaran melalui peningkatan
kualitas tenaga pendidik?
3) Bagaimana meningkatkan kualitas pembelajaran melalui perbaikan media
pembelajaran?

1.3 Maksud dan Tujuan

1) Mengembangkan aplikasi untuk belajar berbasis Game dan multimedia


2

pembelajaran interaktif.
2) Untuk para ustadz/ustadzah mendapatkan pelatihan tentang metode
pengajaran dan membuat media pembelajaran
3) Dengan mengemas metode pembelajaran digital yang ada di TPQ menjadi
lebih menarik dan tidak cenderung monoton

1.4 Lokasi Terapan


3

1.5 Alur Program

Kegiatan pengabdian ini terdiri dari dua agenda utama yaitu pembuatan
media pembelajaran berbasis IT dan pelatihan metode pembelajaran dengan
memanfaatkan IT. Kedua agenda tersebut diharapkan dapat meningkatkan
efisiensi proses pembelajaran dengan cara membuat santri lebih termotivasi
untuk berangkat mengaji serta lebih mudah dan lebih cepat memahami materi.
Sehingga nantinya santri dapat menyelesaikan proses belajar AlQur‟an dalam
waktu yang lebih cepat, tidak selama ±5 tahun seperti saat ini.
Berikut deskripsi media pembelajaran yang akan dibuat dalam kegiatan
pengabdian di TPQ Desa Bendet :
1) Game untuk belajar huruf Hijaiyah
Media pembelajaran ini berupa Game Edukasi yang digunakan untuk
mengenalkan huruf Hijaiyah. Media ini diperuntukkan bagi santri
anak-anak/pemula yang baru memulai belajar di TPQ. Selain untuk mengenalkan
huruf, Game ini juga akan menyediakan kuis tebak- tebakan huruf Hijaiyah dan
beberapa lafadh/tulisan arab pendek untuk dua santri. Sehingga dapat digunakan
untuk bermain bersama (2 pemain) dan saling beradu menebak huruf Hijaiyah.
2) Game untuk belajar Tajwid
Game ini akan memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait ilmu Tajwid. Semakin
tinggi levelnya, maka akan semakin naik tingkat kesulitannya. Game ini
dimainkan secara bersama- sama. Ustadz dapat memberikan poin khusus untuk
santri yang dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh Game tersebut. Atau
ustadz dapat menunjuk secara bergantian kepada santri yang ada untuk menjawab
pertanyaan yang ada di Game.
3) Aplikasi pembelajaran do’a sehari-hari berbasis Flash
Aplikasi ini berisi do’a sehari-hari yang dapat dipilih dan ditampilkan ke santri.
aplikasi ini dapat menggantikan fungsi papan tulis sehingga ustadz tidak perlu
menuliskan do’a sehari-hari tiap kali akan mengajar. Setiap doa akan dilengkapi
dengan ilustrasi sesuai dengan jenis do’a untuk memudahkan santri dalam
mengingatnya.
4

4) Video tutorial praktik ibadah


Praktik ibadah biasanya berupa praktik sholat, wudlu, adzan, diba’ (sholawat).
Video tutorial praktik ibadah berguna untuk membantu ustadz dalam
mencontohkan tata cara ibadah. Video ini juga dapat dikemas dalam bentuk CD
sehingga santri dapat memutarnya di rumah. Pembuatan video ini dapat dilakukan
dengan merekam gerakan ustadz dan mewujudkannya dalam bentuk video.
5) Video cerita kisah-kisah Islami
Tak jauh berbeda dengan video tutorial praktik ibadah, video cerita kisah-kisah
islami juga akan membantu ustadz dalam menceritakan kisah-kisah islami. Video
akan berisi suara cerita kisah islami dan disertai dengan gambar ilustrasi.
Jika media pembelajaran sudah dibuat, maka selanjutnya akan diadakan pelatihan
tentang berbagai macam metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengajar materi agama. Bagian ini merupakan kepakaran dari Anggota Pengusul
2 yang merupakan dosen Pendidikan Agama Islam. Selain itu, materi pelatihan
juga berupa tata cara penggunaan media pembelajaran berbasis IT atau metode
pembelajaran yang melibatkan media pembelajaran berbasis IT. Sehingga
nantinya ustadz dan ustadzah akan siap dan mampu menggunakan media
pembelajaran yang telah dibuat. Untuk mendukung adanya media pembelajaran
ini, pengusul menganggarkan pengadaan perangkat komputer dan mini LCD
Proyektor pada masing- masing TPQ.

1.6 Target Sosial

Target dari proposal ini adalah TPQ Bairussalam

1.7 Penutup

Program “Implementasi Aplikasi Ruang Ngaji di TPQ Baitus Salam” ini


akan bekerja sama dengan Taman Pendidikan Al-Qur‟an (TPQ) Baitus Salam
Desa Bendet. Berdasarkan analisis situasi pada mitra, didapatkan permasalahan
utama yang perlu diselesaikan oleh mitra, permasalahan tersebut adalah lamanya
santri untuk bisa tamat, khatam, atau wisuda dalam belajar mengaji (membaca
dan menulis) Al-Qur‟an. Rata-rata santri membuthkan waktu lima tahun untuk
dapat membaca dengan benar. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa
masalah khusus yaitu minat belajar santri yang kurang, media pembelajaran yang
kurang memadai, dan metode pembelajaran yang masih kuno. Padahal saat ini
telah dikenal berbagai macam media pembelajaran berbasis IT yang terbukti
dapat membantu proses belajar agama Islam khususnya belajar Al-Qur‟an.
Metode pembelajaran yang melibatkan IT pun juga sudah banyak.TPQ ini masih
belum tersentuh IT. Sehingga penulis mengusulkan untuk mengadakan kegiatan
pengabdian masyarakat di TPQ tersebut dengan cara mengenalkan IT melalui
media dan metode pembelajaran.
5

Program pengabdian ini akan dilaksanakan dengan dua tahapan yaitu


pembuatan media pembelajaran dan pelatihan metode pembelajaran. Selama
pembuatan, mitra akan berperan sebagai pemantau dan tester (uji coba) untuk
memastikan apakah media yang dibuat sudah sesuai dengan kebutuhan atau tidak.
Media pembelajaran yang akan dibuat berupa Game untuk belajar huruf Hijaiyah,
Game untuk belajar Tajwid, Aplikasi pembelajaran do’a sehari- hari berbasis
Flash, Video tutorial praktik ibadah, dan Video cerita kisah-kisah Islami. Setelah
media pembelajaran selesai dibuat, ustadz/ustadzah akan diberi pelatihan tentang
berbagai macam metode pembelajaran Agama Islam dan metode pembelajaran
yang melibatkan teknologi informasi. Sehingga nantinya mereka dapat
memanfaatkan media pembelajaran yang sudah dibuat untuk diterapkan pada
santri peserta didik di TPQ nya.

Target dari program ini adalah meningkatnya minat belajar santri di TPQ
sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan lebih efisien, tidak membutuhkan
waktu yang terlalu lama untuk dapat khatam. Santri pun lebih tertarik untuk
berangkat ke TPQ dari pada menonton televisi atau bermain, karena di TPQ
mereka juga bermain tetapi yang bersifat edukatif dengan media pembelajaran
yang sudah dibuat. Ustadz/ustadzah dapat menerapankan berbagai macam metode
pembelajaran sehingga santri tidak mudah bosan serta menambah keterampilan
ustadz tentang penggunaan IT untuk proses pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai