Dasar K3 - Warid Nurdiansyah
Dasar K3 - Warid Nurdiansyah
Pertambangan
Warid Nurdiansyah, S.KM, MOHS.Sc
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA
DIREKTORAT JENDERAL
MINERAL DAN BATUBARA
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Keselamatan Pertamban gan
KO
K3
UU Minerba
UU Keselamatan Kerja UU Ketenagakerjaan UU No.4 /2009, Pasal 96 & 141
UU No.1/1970 UU No.13 /2003, Pasal 86 & 87 UU No. 3 /2020
PP Keselamatan Kerja
Permen ESDM No. 26/2018 tentang Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang
PP No.19/1973 Baik dan Pengawasan Pertambangan Minerba
Permen ESDM No. 7/2020 tentang Wilayah, Perizinan dan Laporan pada
Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba
Kepdirjen Nomor 308/30/DJB/2018 tentang Juknis KTT/PTL, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dll
Kepdirjen Nomor 309/30/DJB/2018 tentang Bahan Peledak dan Peledakan dan Tangki Bahan Bakar Cair
Kepdirjen Nomor 185/37/04/DJB/2019 tentang Keselamatan Pertambangan dan SMKP Minerba
UNDANG-UNDANG NOMOR 4 TAHUN 2009
Pasal 96
Pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan :
Ketentuan K3 pertambangan
Pasal 96
Keselamatan Operasi Pertambangan
Pasal 140
Menteri melakukan pengawasan pengelolaan usaha
Pasal 140 pertambangan oleh pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota
sesuai kewenangan.
Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota melakukan
pengawasan kegiatan usaha pertambangan oleh pemegang IUP,
Pasal 141 IPR, IUPK
Pasal 141
Pengawasan dimaksud pasal 140 meliputi :
K3 pertambangan dan Keselamatan operasi pertambangan
UU Nomor 3 Tahun 2020
Ketentuan Pasal 96 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik Pertambangan yang
baik, pemegang IUP atau IUPK wajib melaksanakan:
a. ketentuan keselamatan Pertambangan
b. pengelolaan dan pemantauan lingkungan
Pertambangan, termasuk kegiatan Reklamasi
dan/atau Pascatambang
c. upaya konservasi Mineral dan Batubara dan
d. Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiata
Usaha Pertambangan dalam bentuk padat, cair,
atau gas sampai memenuhi standar baku mutu
lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan.
UU Nomor 3 Tahun 2020
Ketentuan Pasal 141 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 141
Pengawasan atas kegiatan Usaha Pertambangan yang dilakukan oleh
pemegang IUP, IUPK, IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian, IPR
atau SIPB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 140 antara lain:
• teknis Pertambangan
• produksi dan pemasaran
• keuangan
• pengelolaan data Mineral dan Batubara
• konservasi sumber daya Mineral dan Batubara
• keselamatan Pertambangan
• pengelolaan lingkungan hidup, Reklamasi, dan Pascatambang
• pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa dan
rancang bangun dalam negeri
• pengambangan tenaga kerja teknis Pertambangan
• pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat, dan
• penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi Pertambangan
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 55 TAHUN 2010
I. K3 PERTAMBANGAN II. KO PERTAMBANGAN
(Pasal 26) (Pasal 27)
Sasaran: Sasaran:
Terciptanya kegiatan operasi pertambangan yang aman dan
Menghindari Kecelakaan dan Penyakit
selamat.
Akibat Kerja.
Objek:
Objek: a. Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan
Sarana, Prasarana, Instalasi dan Peralatan
a. Keselamatan Kerja
Pertambangan;
b. Kesehatan Kerja b. Pengamanan Instalasi;
c. Lingkungan Kerja c. Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan
d. Sistem Manajemen K3 Pertambangan
d. Kompetensi Tenaga Teknik
e. Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan
8
Peraturan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik
Keputusan Dirjen
Mineral dan
Batubara Nomor
185/30/DJB/2019
Petunjuk Teknis
Permen ESDM No 26 Tahun Pelaksanaan
2018 Kepmen ESDM No Keselamatan
1827K/30/MEM/2018 Pertambangan dan
Pelaksanaan Kaidah Pelaksanaan, Penilaian,
Pertambangan Yang Baik dan Pedoman Pelaksanaan
Pengawasan Pertambangan Kaidah Teknik Pertambangan dan Pelaporan SMKP
yang Baik Minerba
Mineral dan Batubara
BAB III
BAB II PELAKSANAAN TATA BAB IV
BAB I PELAKSANAAN KELOLA PENGAWASAN
9 BAB KETENTUAN KAIDAH TEKNIK PENGUSAHAAN PENYELENGGARAAN
PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN PENGELOLAAN USAHA
UMUM MINERAL DAN PERTAMBANGAN
YANG BAIK
BATUBARA
BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX
TERHADAP SANKSI KETENTUAN LAIN- KETENTUAN KETENTUAN
KEGIATAN USAHA ADMINISTRATIF LAIN
PERALIHAN PENUTUP
PERTAMBANGAN
PERATURAN MENTERI ESDM NOMOR 26 TAHUN 2018
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi,
Pasal 3 ayat (1) dan IUPK Operasi Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha
Pertambangan wajib melaksanakan Kaidah pertambangan yang
baik.
IUP Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, Pemegang IUP Operasi Produksi IUJP
IUPK Ekplorasi dan IUPK Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau (Pasal 5 ayat (3))
(Pasal 3 Ayat (3)) pemurnian
(Pasal 4 ayat (3))
1.teknis pertambangan; 1. teknis kegiatan Pengolahan 1. upaya pengelolaan lingkungan
2.konservasi sumber daya Mineral dan dan/atau Pemurnian; hidup, keselamatan
Batubara; 2. keselamatan Pengolahan pertambangan, konservasi Mineral
3.keselamatan dan kesehatan kerja dan/atau Pemurnian; dan Batubara, dan teknis
Pertambangan; 3. pengelolaan lingkungan hidup pertambangan sesuai dengan
4.keselamatan operasi Pertambangan; dan pascaoperasi; dan bidang usahanya; dan
5.pengelolaan lingkungan hidup 4. konservasi Mineral dan Batubara 2. kewajiban untuk mengangkat
pertambangan, reklamasi, dan penanggung jawab operasional
pascatambang serta pascaoperasi; dan sebagai pemimpin tertinggi di
6.pemanfaatan teknologi, kemampuan lapangan.
rekayasa, rancang bangun,
pengembangan dan penerapan teknologi
pertambangan
Lampiran I Lampiran II
Lampiran I Lampiran II
4 •Kampanye
4 •Kampanye
Komunikasi Pemantauan
Identifikasi Bahaya dan
dan
Konsultasi Peninjauan
Penilaian
dan
Pengendalian
Risiko
MANAJEMEN RISIKO
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI RISIKO
Faktor Budaya, politik, hukum, keuangan, teknologi, ekonomi, alam, dan lingkungan,
Eksternal perkembangan isu yang berdampak signifikan, kepentingan pihak eksternal, fasilitas
baru (peralatan/instalasi) di luar area kerja, bahaya dari luar area kerja,
infrastruktur/peralatan/bahan/material yang disediakan pihak luar, kewajiban
hukum.
MANAJEMEN RISIKO
IDENTIFIKASI BAHAYA
Melakukan identifikasi sumber-sumber bahaya, area yang terpapar bahaya, dan
konsekuensi dari bahaya.
BAHAYA VS. RISIKO
BAHAYA RISIKO
Segala sesuatu yang berpotensi untuk Kemungkinan kecelakan yang berakibat cidera
menyebabkan kecelakaan yang berakibat pada manusia, kerusakan
cidera pada manusia, kerusakan peralatan/proses/lingkungan, yang dapat terjadi
peralatan/proses/ lingkungan karena suatu bahaya.
Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko dilakukan dengan mempertimbangkan hierarki
pengendalian risiko.
• Rekayasa (Eliminasi/Substitusi)
• Administrasi
• Praktik Kerja
• APD
MANAJEMEN RISIKO
PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN
4 •Kampanye
4 •Kampanye
#1 pengumpulan
#5 tindaklanjut
data dan informasi
perbaikan dan
• identifikasi
peningkatan
pekerjaan
• identifikasi
pekerja
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Keselamatan Kerja
1 •Manajemen Risiko
4 •Kampanye
4 •Kampanye
Dilaporkan
Nomor Urut Kronologis
Waktu, Hari, Akibat Kejadian kepada
Kejadian Lokasi Kejadian Catatan
Tanggal Berbahaya KaIT/Kadis atas
Berbahaya Berbahaya
nama KaIT
PERMEN ESDM NO. 11/2018 Permen ESDM No. 7/2020 KEPMEN ESDM NO. 1806.K/30/MEM/2018
dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
Triwulan ke- IV. berakhirnya tiap triwulan
Format Laporan Bulanan Bentuk III-i Statistik Kecelakaan Tambang
Bentuk IV-i. Daftar Persediaan dan Pemakaian Bahan Peledak
Bentuk V-i. Daftar Kecelakaan Tambang
Bentuk V-i. Daftar Kecelakaan Tambang
Bentuk VI-i. Daftar Jumlah Tenaga Kerja
Bentuk VI-i. Daftar Jumlah Tenaga Kerja
Bentuk VII-i. Daftar Jumlah Jam Kerja
Bentuk VIII-i. Daftar Frequency Rate (FR) dan Severity Rate (SR)
Bentuk IX-i. Perhitungan Biaya Kecelakaan Tambang
Bentuk IX-i. Perhitungan Biaya Kecelakaan Tambang
Format Laporan Bulanan Bentuk X-i Permberitahuan Kejadian Berbahaya
Bentuk XI-i. Rekapitulasi Kejadian Berbahaya
Bentuk XII-i. Data Kompetensi Tenaga Kerja dikirimkan pada TW. IV
Dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah Triwulan ke- IV.
Bentuk XIII-i. Daftar Penyakit Tenaga Kerja
Bentuk XIV-i. Laporan Persediaan dan Pemakaian Bahan Bakar Cair
Rencana dan Realisasi Program dan Biaya KP TW. I/II/III/IV
Pengelolaan Lingkungan Kerja Pertambangan dikirimkan pada TW. IV
Dilaporkan paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah Triwulan ke- IV yang isinya mencakup kinerja
pengelolaan kesehatan kerja pertambangan selama tahun berjalan.
Laporan Audit Internal SMKP Minerba
PELAPORAN
KHUSUS
dilaporkan 14 hari kerja setelah Audit dilaporkan sesaat setelah terjadinya awal kecelakaan,
awal kejadian berbahaya, kejadian akibat penyakit tenaga
Eksternal SMKP Minerba dinyatakan kerja, dan sesaat setelah diketahui hasil diagnosis dan
selesai pemeriksaan penyakit akibat kerja
Pemberitahuan Awal Kecelakaan Kepada KaIT
Pemberitahuan Awal Kejadian Berbahaya Kepada KaIT
Pemberitahuan Awal Kejadian Akibat Penyakit Kepada KaIT
Pemberitahuan Penyakit Akibat Kerja (PAK) Hasil Diagnosis Kepada KaIT
Audit Eksternal Penerapan SMKP Minerba
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Keselamatan Kerja
1 •Manajemen Risiko
4 •Kampanye
4 •Kampanye
4 •Kampanye
Kecelakaan tambang
Akibat kegiatan
Benar-benar terjadi
Yaitu tidak diinginkan, tidak Usaha pertambangan atau
direncanakan, dan tanpa pengolahan dan/atau pemurnian
unsur kesengajaan atau kegiatan penunjang lainnya.
1 3 5
Terjadi di dalam wilayah
kegiatan usaha pertambangan atau
4
wilayah proyek
2
Mengakibatkan cidera Terjadi pada jam kerja
Pekerja tambang atau orang yang Pekerja tambang yang mendapat
diberi izin oleh KTT atau PTL cidera atau setiap saat orang
yang diberi izin
Ketentuan perhitungan hari kerja hilang akibat kecelakaan tambang diatur sebagai
berikut.
• jumlah hari kerja hilang dihitung berdasarkan jumlah hari korban tidak mampu
bekerja seperti semula akibat kecelakaan, termasuk hari libur.
• dalam hal korban tidak mampu bekerja seperti semula akibat kecelakaan, dan
selanjutnya kontrak kerjanya habis, maka hari kerja hilang tetap dihitung
berdasarkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk korban bekerja pada posisi
semula, berdasarkan pertimbangan medis yang dibuktikan oleh Surat Keterangan
Dokter.
• penentuan hari kerja hilang adalah sebagai berikut:
PENENTUAN HARI KERJA HILANG
cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan Pekerja cacat tetap (invalid)
Telapak tangan
4 900 600 500 450 400
beserta punggungnya
Mati
Mati 6.000
KEJADIAN BERBAHAYA
Kejadian Berbahaya:
Akibat kegiatan
Usaha pertambangan atau pengolahan
dan/atau pemurnian atau kegiatan
Benar-benar terjadi
penunjang lainnya/ kegagalan dalam
Yaitu tidak diinginkan, tidak
direncanakan, dan tanpa
mengantisipasi faktor alam yang Kejadian Berbahaya
unsur kesengajaan berada di WIUP Hampir Celaka
1 3
2 4
Berpotensi mengakibatkan Terjadi di dalam wilayah
Kematian atau terhentinya kegiatan usaha pertambangan atau
kegiatan lebih dari 24 jam wilayah proyek
PENYAKIT AKIBAT KERJA
WHO
Occupational disease caused by exposure to
harmful chemical and biological agents and
physical hazards at the workplace.
1. PROGRAM
1 .TINDAKA N K ONTAK
KURANG 1. FAKTOR 1. CIDERA
TD K AMAN DG N BEN DA
PRIBADI
2. STANDAR ATAU 2. KERUSAKAN
KURANG SU MBER ALAT
2. FAKTOR 2 .KONDISI EN ERGI
3. PENERAPAN PEKERJAAN TDK AMAN /ZAT 3. PRODUKSI
STANDAR TERHENTI
KURANG
ANALISA PENYEBAB TERJADINYA KECELAKAAN
1. PROGRAM
1 .TINDAKAN K O N TAK
KURANG 1. FAKTOR 1. CIDERA
TDK A MAN DG N BEN DA
PRIBADI
2. STANDAR ATAU 2. KERUSAKAN
KURANG SU MBER ALAT
2. FAKTOR 2 .KONDISI EN ERG I
3. PENERAPAN PEKERJAAN TDK AMAN /ZAT 3. PRODUKSI
STANDAR TERHENTI
KURANG
WHY ? KENAPA?
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Kesehatan Kerja Pertambangan dan Pengolahan dan/atau Pemurnian
Mineral dan Batubara
1
•Program Kesehatan Kerja
2
•Higiene dan Sanitasi
3
•Pengelolaan Ergonomi
4
•Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi Pekerja Tambang
5
•Diagnosis & Pemeriksaan PAK
Lampiran I Kepdirjen 185/37.04/DJB/2019
Kesehatan Kerja
1
•Program Kesehatan Kerja
2
•Higiene dan Sanitasi
3
•Pengelolaan Ergonomi
4
•Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi Pekerja Tambang
5
•Diagnosis & Pemeriksaan PAK
PROGRAM KESEHATAN KERJA: 4 PILAR
Pemeriksaan kesehatan
1. Pemeriksaan Kesehatan Awal, dilakukan sebelum pekerja
diterima untuk melakukan pekerjaan atau dipindahkan ke
pekerjaan baru
2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala, dilakukan untuk
mengetahui kondisi pekerja sesudah berada dalam
pekerjaannya
3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus, dilakukan untuk
mengetahui adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap pekerja atau golongan pekerja tertentu,
disesuaikan dengan pajanan risiko pekerjaannya
4. Pemeriksaan Kesehatan Akhir, dilakukan kepada pekerja
yang sisa masa kerjanya 1 (satu) tahun menjelang pensiun
PEMERIKSAAN KESEHATAN
tingkat keterisoliran rendah, pelayanan kegawatdaruratan pelayanan yang terbatas pada upaya pertolongan
yaitu jarak tempuh dari lokasi tambang ke rumah pertama kepada kecelakaan, Kejadian Akibat Penyakit
sakit tipe A/B/C kurang dari 60 (enam puluh) Tenaga Kerja, dan kondisi gawat darurat medis lainnya
menit. yang bertujuan untuk menjaga kehidupan dan
mengurangi keparahan.
1
•Program Kesehatan Kerja
2
•Higiene dan Sanitasi
3
•Pengelolaan Ergonomi
4
•Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi Pekerja Tambang
5
•Diagnosis & Pemeriksaan PAK
HIGIENE DAN SANITASI
1
•Program Kesehatan Kerja
2
•Higiene dan Sanitasi
3
•Pengelolaan Ergonomi
4
•Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi Pekerja Tambang
5
•Diagnosis & Pemeriksaan PAK
PENGELOLAAN ERGONOMI
1
•Program Kesehatan Kerja
2
•Higiene dan Sanitasi
3
•Pengelolaan Ergonomi
4
•Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi Pekerja Tambang
5
•Diagnosis & Pemeriksaan PAK
PENGELOLAAN MAKANAN, MINUMAN, DAN GIZI PEKERJA
1
•Program Kesehatan Kerja
2
•Higiene dan Sanitasi
3
•Pengelolaan Ergonomi
4
•Pengelolaan Makanan, Minuman, & Gizi Pekerja Tambang
5
•Diagnosis & Pemeriksaan PAK
DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN PAK
• Antisipasi
Menginventarisasi bahaya dan risiko dari penggunaan
sarana, prasarana, dan instalasi.
• Pengenalan
Melakukan pengenalan bahaya melalui karakteristik,
jenis, bentuk dan ukurannya
• Evaluasi
Melakukan pengukuran dan pelatihan secara berkala,
melibatkan petugas industrial hygiene yang
berkompeten.
• Pengendalian
Pengendalian dilakukan mengacu kepada hierarki
pengendalian, sesuai dengan hasil evaluasi. Sehingga
bahaya lingkungan kerja bisa dihilangkan/dikurangi
paparannya/ pajanannya bagi pekerja yang bekerja di
area tersebut.
PENGELOLAAN LINGKUNGAN KERJA