Jembatan Sungai Sambas Besar merupakan jembatan khusus dengan tipe jembatan pelengkung (Network
Tied Arch) dengan panjang bentang utama 150 meter. Pembangunan jembatan tersebut direncanakan
dimulai pada tahun 2021 dan direncakan selesai pada tahun 2024. Jembatan ini menggunakan dua jenis
fondasi yakni fondasi tiang beton pracetak (spun pile) pada bagian jembatan pendekat dan fondasi tiang bor
beton (borepile) pada jembatan bentang utama. Penggunaan fondasi tersebut, membutuhkan kendali mutu
untuk memastikan fondasi terpasang memiliki keutuhan atau integritas sesuai dengan yang direncanakan.
Untuk menguji hal tersebut, dibutuhkan pengujian fondasi berupa crosshole sonic logging test untuk
borepile, pengujian pembebanan statis dan dynamic load test untuk pengujian tiang. Pengujian juga
dilakukan pada jembatan yang telah selesai dibangun dan dibutuhkan uji pembebanan jembatan sesuai
dengan ketentuan Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2 terdiri atas pengujian visual,
pengujian pembebanan statis dan pengujian pembebanan dinamis.
Kata Kunci : Pengujian Fondasi; Pengujian Pembebanan Statis; Pengujian Pembebanan Dinamis
ABSTRACT
The bridge of Sungai Sambas Besar is unsual bridge with Network Tied Arch type and 150 m for main span.
The building process plan to be started from 2021 and planned to finish at 2024.This bridge designed to
have two type of foundation, spun pile for approach bridge and bore pile for the main bridge. As the bridge
has two type foundation, the foundation test aimed for quality control to check the piles integrity as the
designed needs three various type of tests consist of crosshole sonic logging test for bore pile, and static
load test and dynamic load test for spun pile. Beside of foundation test, as the requirement noted on General
Specification Bina Marga Years 2018 2nd Revision, the bridge constructed should be tested by load test
procedure consist of visual test, static load test, and dynamic load test.
Keywords : Foundation test; Static Load Test; Dynamic Load Test
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Sketsa Lokasi Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Sambas Besar ....................................1
Gambar 2 Prosedur Pengujian Fondasi .........................................................................................................2
Gambar 3 Ilustrasi Instalasi Probes ...............................................................................................................3
Gambar 4 Sonic Integretrity Tester dan Probe Pemancar .............................................................................3
Gambar 5 Ilustrasi Perletakan Pengujian Beban Statis .................................................................................4
Gambar 6 Ilustrasi Pemasangan Alat Uji PDLT ...........................................................................................5
Gambar 7 Prosedur Pengujian Pembebanan Jembatan .................................................................................8
Gambar 8 Data Kriteria Teknis yang Harus Tercatat ....................................................................................9
iv
I. PENDAHULUAN
Pembangunan Jembatan Sungai Sambas Besar dibangun berdasarkan arahan presiden melalui Instruksi
Presiden Nomor 1 Tahun 2021 melalui poin . Pembangunan jembatan dimaksudkan sebagai pembangunan
sarana penghubung antara Desa Tekarang, Kecamatan dan Desa Makrampai, Kecamatan yang dipisahkan
oleh Sungai Sambas guna meningkatkan efisiensi waktu transportasi logistik dan meningkatkan
perekonomian.
Pembangunan Jembatan direncanakan dilaksanakan selama 1.080 hari kalender dimulai pada tahun 2021
dan direncanakan selesai pada tahun 2024 dengan jalan akses jembatan yang merupakan bagian dari
pembangunan ini telah dilaksanakan sebelumnya dengan masa pelaksanaan 270 hari dan telah selesai pada
Juni 2021. Jalan akses Jembatan Sambas Besar telah dibangun sepanjang 6,00 km dari persimpangan jalan
nasional Sambas – Tebas sebagai STA 0+000 hingga STA 08+300 (STA 0+800 – STA 03+250 masuk
dalam pembangunan jembatan yang akan dilaksanakan).
Sesuai dengan Gambar 1, dengan panjang bentang utama jembatan yang melebihi 100 meter, Jembatan
Sungai Sambas Besar merupakan jembatan khusus dan pada pelaksanaannya dibutuhkan penggunaan
teknologi canggih yang menyebabkan pekerjaan ini masuk dalam ketegori risiko besar. Berdasarkan hal
tersebut, disusun metode pelaksanaan pekerjaan dalam hal ini pekerjaan utama sebagai acuan prosedur
pelaksanaan yang direkomendasikan.
Makalah ini akan dijelaskan prosedur pengujian yang digunakan dalam pekerjaan Paket Pembangunan
Jembatan Sungai Sambas Besar berupa pengujian fondasi yang terdiri atas pengujian Crosshole Sonic
Logging Test (CSL) pada Borepile pada Jembatan bentang utama, Pengujian Pembebanan Statis dan
Pengujian Pile Dynamic Load Test untuk Spun Pile pada Jembatan Pendekat dan Prosedur Pembebanan
Jembatan.
II. TUJUAN
Adapun Tujuan dari makalah ini adalah menjelaskan prosedur pengujian yang akan digunakan dalam
pekerjaan Paket Pembangunan Jembatan Sungai Sambas Besar berupa pengujian fondasi yang terdiri atas
pengujian Crosshole Sonic Logging Test (CSL), Pengujian Pembebanan Statis, Pengujian Pile Dynamic
Load Test dan Prosedur Pembebanan Jembatan.
1
III. PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN FONDASI
Mulai
Pengujian Fondasi
Dynamic Test
Static Test
- Volume Pekerjaan Crosshole Sonic Logging Test untuk Pile Dynamic Load Test untuk Spun
Pile - Volume Pekerjaan Loading Test
- Metode Pelaksanaan Bore Pile
- Metode Pelaksanaan
- Jadwal Pelaksanaan - Volume Pekerjaan
- Jadwal Pelaksanaan
- Peralatan dan Tenaga Kerja - Metode Pelaksanaan
Pengajuan request pekerjaan Pengajuan request pekerjaan - Peralatan dan Tenaga Kerja
- Job Safety Analysis (JSA) Pengajuan request pekerjaan - Jadwal Pelaksanaan
- Job Safety Analysis (JSA)
No No - Peralatan dan Tenaga Kerja
- Job Safety Analysis (JSA)
Cek Cek
Cek
Ok
Ok
Instalasi Pipa pada tulangan Borepile Pekerjaan Spun Pile
dan Penutupan dasar pipa Persiapan Peralatan
No
Mobilisasi peralatan dan Pekerjaan
Proses Pekerjaan Bore Pile Persiapan Cek
No Ok
Instalasi Probe dan Transmitter Cek
Ok Pembebanan bertahap
No No
Pemasangan strain transducer dan
Cek accelerometer serta instrument
Ok pengujian Cek
No Ok
Pengujian CSL Cek
Pencatatan hasil uji
Ok
Ok
Mulai
2
Gambar 3 Ilustrasi Instalasi Probes
• Pengujian dilakukan dengan memasukkan transmitter dan receiver ke dalam dua pipa uji
berbeda yang telah dicor bersama dengan pengecoran tiang bor sebelumnya. Jarak Pipa
berkisar antara 1 (Satu) meter hingga 3 (tiga) meter (lihat gambar yang telah disetujui)
• Probe dimasukkan ke dalam dasar pipa dan pipa diisi air sebagai media hantar gelombang
ultrasonic. Gelombang dipancarkan dari transmitter melalui computer sonic tester ke
receiver. Hingga hasil bacaan gelombang berupa garis vertikal continue terlihat pada
tampilan layer computer, untuk selanjutnya probe ditarik secara bersamaan secara perlahan
dan konstan hingga bagian paling atas dari beton uji
• Pengujian ini dapat dilakukan berulang pada pipa yang berbeda, untuk selanjutnya pipa
ditutup menggunakan grouting
Jumlah titik sonic logging dapat ditentukan berdasarkan panjang jembatan, dan jembatan dengan
panjang >100 m dapat dilakukan pada 3-4 titik atau 10% dari jumlah tiang.
2. PENGUJIAN PEMBEBANAN STATIS
• Uji ini dimaksudkan untuk menguji daya dukung fondasi tiang dengan uji pembebanan.
Uji statis dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan arah bebannya :
- Loading test beban tekan
- Loading test beban lateral
- Loading test beban tarik
Loading Test Beban Tekan
3
• Pengujian loading test beban tekan dimaksudkan untuk pengujian pembebanan secara
langsung untuk mengetahui daya dukung ultimate dan penurunan fondasi tiang didasarkan
pada metode ASTM D1143
• Jenis load test beban tekan yang digunakan dapat dipilih melalui prosedur pembebanan
standar (SML) Monotonik, prosedur pembebanan standar siklik atau quick load test,
,Metode CRP (Constant Rate of Penetration), Swedish Cylic Test Method dan Reaction
Pile, untuk pengujian ini digunakan Prosedur Pembebanan Standar (SML) Monotonik
Prosedur Pembebanan Standar (SML) Monotonik
• Prosedur pengujian dilakukan dengan memberikan beban pada Tiang berupa kentledge
sebesar 200% dari beban rencana, beban tersebut disalurkan merata oleh cross beam dan
ditahan oleh cocrete blok pada kedua sisi dan test beam, selanjutnya hydraulic jack bekerja
dan menekan test beam ke atas sehingga terdapat gaya reaksi ke tiang uji. Reaksi tersebut
akan menekan tiang uji dan penurunannya akan dicatat oleg dial gauge yang telah
terpasang
• Pembebanan dilaksanakan secara bertahap
• Pembacaan dial gauge dilakukan secara bertahap yaitu :
4
- Sebelum dan sesudah ditambahkan beban kentledge
- Sebelum dan sesudah penurunan beban
- Pada pembebanan 200% pembacaan dilakukan setiap 10 menit pada 2 jam
pertama, kemudian setiap 30 menit sampai pada jam ke 10 dan selanjutnya setiap
1 jam sampai jam ke 12
- Pada pembebanan akhir 0% beban rencana pembacaan dilakukan setiap 1 jam
selama 4 jam pertama, selanjutnya setiap 2 jam sampai dengan jam ke 8 dan
selanjutnya dilakukan pembacaan setiap 4 jam sampai dengan jam ke 12
Prosedur Pengujian
a) Pekerjaan persiapan terdiri atas :
- Pekerjaan oenggalian tanah permukaan sekeliling tiang (untuk tiang yang masih
berada di darat) apabila tiang rata dengan permukaan tanah
- Pengeboran lubang kecil pada tiang untuk pemasangan strain transducer dan
accelerometer
- Pemasangan instrument
b) Penempatan sensor pada jarak minimum 1,5 x diameter tiang dari kepala tiang yang
berfungsi untuk menghidnari area yang mengalami tegangan akibat pukulan hammer saat
pengujian, kepala tiang harus bersih dari material yang menganggu pengujian seperti beton
kotor, permukaan tidak rata ataupun sisa tulangan yang belum dibersihkan
5
c) Pemilihan drop hammer dapat digunakan yang dapat menghasilkan energi potensial sebesar
1% daya dukung ultimit yang diharapkan dan atau sesuai dengan berat dan tinggi jatuh yang
direncanakan
4. PEMBEBANAN JEMBATAN
URAIAN UMUM
Pelaksanaan pengujian pembebanan jembatan dilakukan berdasarkan Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun
2018 Revisi 2 Seksi 7.17 Pengujian Pembebanan Jembatan dilaksanakan dengan tujuan untuk :
a) Mengetahui tingkat keselamatan jembatan
b) Menentukan tingkat keamanan konstruksi struktur terhadap beban layan
c) Menentukan kondisi awal operasi penggunaan jembatan didasarkan dari kekakuan jembatan yang
didapatkan dari nilai frekuensi dasar jembatan
Pengajuan Kesiapan Kerja
1. Persiapan Teknis
Persiapan teknis di antaranya adalah :
i. Mengumpulkan gambar dan dokumen perancangan
ii. Melakukan komunikasi (dikusi) dengan perancang jembatan yang aka diuji serta
pelaksana konstruksi untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi desain, dan
konstruksi jembatan sehingga dapat lebih mudah dalam mempresiksi perilaku
jembatan
iii. Melakukan kajian pada gambar dan dokumen perancangan terkait dengan analisa
struktur dan pemodelan jembatan
Sebelum melaksanakan pengujian di lapangan, perlu dilakukan pengkajian mengenai data dan
perancangan jembatan, meliputi gambar dan data rancangan/desain (drawings) dan juga data dan
gambar jembatan setelah pembangunan (as built drawing). Dari pengkajian tersebut bisa didapatkan
gambar mengenai kondisi jembatan saat perancangan dan pembangunan sehingga dapat diprediksi
kondisi jembatan saat ini berdaarkan hasil desk study mengenai perubahan rancangan desain dan
pembangunan di lapangan
2. Persiapan Administrasi
Persiapan administratif mencakup penyelesaian surat menyurat and perizinan di lokasi pengujian.
Proses perizinan ini melibatkan dinas pekerjaan umum, dinas perhubungan dan kepolisian
setempat, sehingga perlu dipersiapkan :
i. Surat Permohonan Izin Pelaksanaan Pengujian
Surat permohonan izin pelaksanaan pengujian ini diberikan lampiran berupa proposal
teknis rencana pengujian. Surat ditujukan kepada
1) Balai Besar/Balai Pelasksanaan Jalan Nasional untuk Jalan Nasional
2) Dinas PU/Kimpraswil Provinsi untuk Jalan Provinsi
3) Dinas PU/Kimpraswil Kabupaten / Kota untuk Jalan Kabupaten/Kota
ii. Surat Permohonan Kerjasama Pelaksanaan Pengujian
1) Kepolisian untuk jalan nasional
2) Dinas Perhubungan Provinsi dan Kepolisian daerah untuk jalan provinsi
3) Dinas Perhhubungan Kabupaten / Kota dan Kepolisian Resort untuk jalan
kabupaten/kota
Setelah proses perizinan dan mendapatkan persetujuan maka pengujian pembebanan dapat
dilakukan
6
PERALATAN
Setiap alat yang digunakan harus dalam keadaan baik dan telah terkalibarasi
1. Peralatan Utama
a) Peralatan Uji Visual
Peralatan utama yang dibutuhkan pada saat uji visual selain formulir pemeriksaan detail
kondisi jembatan ditentukan jenis peralatan untuk jembatan struktur baja dan struktur beton
diantaranya :
Jembatan Struktur Baja
• Crack Detection Microscoupe/ Crack Meter
• Kunci momen (torgue wrench)
• Total station
• Waterpass
Jembatan Struktur Beton
7
xii. Walking Measure
3. Peralatan Keselamata Kerja
Peralatan keselamatan kerja yang diperlukan dan harus dipersiapkan untuk menghindari terjadinya
kejadian yang tidak dikehendaki pada waktu melakukan pekerjaan pengujian maupun persiapan.
Beberapa peralatan keselamatan kerja yang dibutuhkan diantaranya :
a) Perlaatan safety hat, untk pelindung kepala dari benturan benda keras
b) Safety shoes, melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan meda licin
c) Sarung tangan dibutuhkan saat pekerjaan mengencangkan baut dll
d) Safety belt, berguna untuk melindungi tubuh dari kemungkinan benda jatuh
e) Full body harrness, untuk bekerja di ketinggian melebihi 1,24 meter
PELAKSANAAN
No
Ok
Pengujian Jembatan
No
Cek
Ok
Selesai
8
Daya dukung merupakan indeks sintetik mekanika fisik dari struktur, termasuk kekuatan,
kekakuan, stabilitas, respon, dinamis dan lain-lain. Hal ini juga berbada untuk sistem
struktural yang berbeda. Ometode yang tepat harus diadopsi dalam pengujian untuk
mengevaluasi daya dukung beban struktur
c) Beban uji harus tidak menyebabkan kerusakan struktur
Tujuan dari pengujian pembebanan jembatan adalah memperoleh kapasitas beban aktual
jembatan dan menjamin pelayanan yang aman di bawah beban lalu lintas. Oleh karena itu,
pengujian yang dilakukan tidak diperbolehkan untuk menyebabkan kehancuran atau
kerusakan retak baru, tidak ada beton terkelupas atau kerusakan lainnya, lendutan
maksimum dikontrol dalam rentang yang diizinkan dan regangan penampang I stres
dikendalikan tidak melebihi nilai yang diizinkan
2. Dokumen Pengujian
a) Kertas Kerja
Untuk mendukung pelaksanaan pengujian, diperlukan beberapa kertas kerja yang berisi catatan
mengenai :
i. Dokumen perencanaan ; terdiri atas as built drawing, spesifikasi teknis dan analisa struktur
ii. Data kriteria teknis, diantaranya :
b) Form Pengujian
Sebagai acuan dalam pelaksanaan pengujian di lapangan, maka diperlukan beberapa form
isian yang dapat digunakan sebagai sarana untuk mencatat hasil pengujian serta
memberikan gambaran mengenai langkah pegujian beserta hasil. Form pengujian yang
digunakan dapat diambil dari BMS Form yang digunakan dapat diambil dari BMS. Form
yang digunakan diantaranya terdiri dari :
i. Form Pemeriksaan Detail Kondisi Jembatan (Visual)
Form pemeriksaan detail kondisi jembatan (visual) berisi mengenai :
• Identitas jembatan, meliputi nomor, nama, dan lokasi jembatan
• Waktu pemeriksaan dan identitas pemeriksa
• Elemen yang perlu dilakukan pemeiksaan
• Jenis tindakan yang perlu dilakukan foto dokumentasi jembatan
• Daftar kerusakan elemen
9
• Elevasi elemen
• Catatan dan gambar
ii. Form Pengujian Beban Statis
Form pengujian beban statik berisi :
• Identitas jembatan, meliputi nomor, nama dan lokasi jembatan
• Waktu pemeriksaan dan identitas pemeriksa
• Informasi jumlah dan posisi beban yang digunakan (berupa table dan gambar)
• Informasi jumlah dan posisi sensor yang digunakan (berupa tabel dan gambar)
• Catatan hasil pengamatan lendutan
iii. Form Pengujian Beban Dinamis
Form pengujian beban dinamis mengenai :
• Idnetitas jembatan meliputi nomor, nama dan lokasi jembatan
• Waktu pemeriksa dan identitas pemeriksa
• Sketsa penempatan alat pencatatan getaran
• Catatan hal-hal yang menjadi perhatian saat pelaksanaan pengujian
c) Proposal Pengujian
Proposal pengujian berisi uraian mengenai :
i. Maksud dan tujuan pengujian
ii. Metode yang akan dilaksnaakan
iii. Langkah-langkah pelaksanaan pengujian
iv. Kebutuhan SDM dan peralatan
v. Analisa hasil pemodelan
vi. Hasil yang diharapkan
3. Pengujian Lapangan
i. Pemeriksaan Visual
Untuk melaksanakan pemeriksaan visual ini diperlukan tenaga ahli yang dapat mendeteksi
hal-hal yang tidak normal terjadi pada struktur dapat dapat membedakan jenis kerusakan yang
terjadi dan penyebabnya.
10
2) Total beban harus didistribusikan ke dalam sejumlah titik pembebanan sehingga
dapat mewakili beban lalu lintas yang sebenernya
3) Beban diberikan secara bertahap mulai dari posisi beban yang memberikan efek
minimal
4) Beban yang diberikan simetris
5) Setiap tahapan beban harus diberi waktu jeda cukup untuk struktur merespon beban
yang diberikan. Dapat dilihat dari apakah masih terdapat penambahan lendutan pada
jembatan
11
• Pembebanan dilanjutkan sampai dengan batas maksimum beban yang
direncanakan
• Setiap tahapan selalu dicatat kondisi lendutan yang terjadi dan
dikoordinasikan dengan tenaga ahli struktur untuk mendapat instruksi
selanjutnya
ii. Unloading
Tahap 1 Truk memenuhi setengah bentang jembatan
Tahap 2 Truk yang digunakan dikurangi 2 buah dan semua truk
didepannya muncur sepanjang (10+panjang truk) meter
• Lanjutkan sampai truk di jembatan kembali kosong
• Frekuensi alami
• Bentuk mode
• Faktor redaman
Metode pengujian beban dinamis menggunakan alat sensor pencatat getaran
adalah sebagai berikut :
• Siapkan alat sensor untuk mendapatkan getaran arah horizontal (dalam
hal ini digunakan alat STS-Wifi)
• Tempatkan sensor pada puncak pilar/pangkal jembatan
• Tempatkan alat pencatat getaran di lokasi yang aman dan bebas dari
gangguan
• Kalibrasikan alat pencatat getaran untuk mendapatkan rekaman yang
baik
• Lewatkan kendaraan uji pada sebuah balok kayu ukuran tertentu sesuai
perencanaan
• Lakukan pencatatan getaran
12
Luas pembebanan dan gaya internal perbagian harus ditingkatkan secara
gradual dari level yang lebih rendah ke level yang lebih tinggi sesuai
prosedur pembebanan
b) Pengukuran titik pengujian
Titik pengukuran harus diukur dan dikalkulasi selama proses uji
pembebanan. Apabila nilai pengukuran aktual di bawah nilai kalkulasi,
maka pembebanan harus dihentikan sementara untuk mengetahui alasan
dan menentukan kelanjutan pengujian
c) Observasi pada proses pembebanan
Observasi dilakukan pada titik lemah struktur guna memeriksa apakah
ada retakan, kerusakan, bunyi yang abnormal, getaran yang abnormal dsb
sebagai uji pembebanan, jika terdapat hal tersebut untuk dilaporkan dan
dilakukan tindakan yang relevan
d) Kriteria untuk Menghentikan Pembebanan
Pembebanan harus dihentikan apabila terjadi hal-hala sebagai berikut :
• Tegangan pada titik pengukuran mencapai ataub melebihi nilai
kendali yang telah diperhitungkan dengan teori elastis menurut
standar desain
• Perpindahan/defleksi titik pengukuran melebihi nilai yang
diperkenankan
• Distibusi defleksi yang diukur secara aktual pada gelagar
sepanjang jembatan sangat berbeda dengan perhitungan atau
deformasi yang diukur di lapangan jauh di atas dari perhitungan
• Terdapat kerusakan lain yang dapat berpengaruh pada kapasitas
dukung/ tingkat layan jembatan
13
IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Pengujian yang akan digunakan pada Paket Pembangunan Jembatan Sungai Sambas Besar terdiri
atas 3 (tiga) jenis untuk pengujian fondasi, terdiri atas :
a. Crosshole Sonic Logging Test yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesolidan atau
integritas dari fondasi bore pile dengan menguji kecepatan rambat gelombang ultrasonic
dalam beton
b. Pengujian Pembebanan Statis yang digunakan untuk menguji daya dukung fondasi tiang
c. Dynamic Load Test yang digunakan untuk mendapatkan data mengenai daya dukung
aksial tiang, keutuhan / integritas tiang dan efisiensi energi yang ditransfer
2. Pengujian pembebanan jembatan dilakukan Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Revisi 2
Seksi 7.17 Pengujian Pembebanan Jembatan, terdiri atas pengujian visual, statis dan dinamis
dilaksanakan dengan tujuan untuk :
a. Mengetahui tingkat keselamatan jembatan
b. Menentukan tingkat keamanan konstruksi struktur terhadap beban layan
c. Menentukan kondisi awal operasi penggunaan jembatan didasarkan dari kekakuan
jembatan yang didapatkan dari nilai frekuensi dasar jembatan
B. SARAN
1. Pengujian yang dilaksanakan di lapangan, harus mengacu pada standar prosedur pelaksanaan yang
sesuai standar prosedur yang berlaku dan telah mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan
2. Pada setiap pengujian yang dilakukan, dipastikan dilakukan pengawasan dengan seksama untuk
memastikan hasil pengujian akurat dan dapat memastikan mutu hasil pekerjaan yang diuji sesuai
dengan yang direncanakan
3. Dapat dilakukan perbandingan metode uji dengan proyek terdahulu yang menggunakan metode
pengujian yang sama sebagai pembanding prosedur dan ketepatan hasil pengujian yang diperoleh
V. DAFTAR PUSTAKA
14