Oleh :
Erwin Setya Ananda, S.Pd
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
modul Pemasaran ini.
Amin.
Penulis,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………………………………………………………
….. 2
DAFTAR ISI
………………………………………………………………………………………………………
………………. 3
A. Pendahuluan
…………………………………………………………………………………………
………. 4
B. Ruang Lingkup Kegiatan Penjualan
………………………………………………………………… 4
C. Skema Penjualan
…………………………………………………………………………………………
…. 5
Soal Latihan
………………………………………………………………………………………………
…………. 7
BAB II MENGKLASIFIKASIKAN PRODUK YANG DIJUAL
…………………………………………………….. 8
A. Klasifikasi Produk yang Dijual
……………………………………………………………………………. 8
B. Klasifikasi Berdasarkan Merk dan Warna
………………………………………………………….. 10
C. Klasifikasi Berdasarkan Jenis dan Kualitas Produk
……………………………………………… 11
D. Klasifikasi Berdasarkan Sifat dan Manfaat
…………………………………………………………. 12
Tugas
………………………………………………………………………………………………
………………………. 13
BAB III TATA LETAK TOKO (IN STORE DISPLAY) DAN PENATAAN
BARANG DAGANGAN …… 14
3
A. Pengertian
…………………………………………………………………………………………
………………. 14
B. Pengaruh Lay out terhadap suatu Display
………………………………………………………….. 14
C. Variabel Display
…………………………………………………………………………………………
………. 15
D. Tata Letak (Lay Out) dalam Toko
………………………………………………………………………… 16
E. Swalayan In Store Display
………………………………………………………………………………….. 19
F. Supermarket In Store Display
…………………………………………………………………………….. 20
Soal Tugas
………………………………………………………………………………………………
………………... 26
BAB IV PERJANJIAN JUAL BELI
……………………………………………………………………………………………. 27
A. Pengertian, Tujuan dan Jenis Perjanjian Jual Beli
………………………………………………… 27
B. Isi Perjanjian Jual Beli
………………………………………………………………………………………….
28
Tugas Praktek
………………………………………………………………………………………………
…………… 31
BAB V TRANSAKSI JUAL
……………………………………………………………………………………………………..
32
A. Pengertian Transaksi Jual
……………………………………………………………………………………. 32
B. Penentuan Harga Pokok Persediaan Barang Dagangan
……………………………………….. 32
C. Penentuan Harga Jual Barang Dagangan
……………………………………………………………... 34
D. Penunjuk Harga
…………………………………………………………………………………………
………… 35
E. Pelayanan Terhadap Pembeli
………………………………………………………………………………. 36
4
F. Penjualan Kepada Pelanggan
………………………………………………………………………………. 38
Soal Latihan
………………………………………………………………………………………………
………………. 41
Daftar Pustaka
………………………………………………………………………………………………
…………… 42
BAB I
AKTIVITAS PENJUALAN
A. Pendahuluan
Dalam dunia bisnis, berbagai kegiatan dari jenis usaha manufaktur
(pabrikan) yang memproduksi barang-barang, usaha dagang yang
melakukan pendistribusian barang dagangan dan usaha jasa, pada akhirnya
akan bermuara pada kegiatan penjualan barang atau jasa.
Kegiatan penjualan merupakan penentu dalam bisnis, di mana
dengan penjualan tersebut pihak perusahaan akan memperoleh penggantian
sebesar harga barang atau jasa yang dimufakati saat akad jual beli
dilakukan.
Dari kegiatan penjualan tersebut pihak penjual mengharapkan
bahwa barang atau jasa yang dijualnya akan laku pada titik harga yang
nilainya lebih tinggi dari harga pokok (harga perolehan), sehingga
perusahaan mampu meraih keuntungan. Basis perhitungannya adalah
sebagai berikut :
Harga Jual > Harga Pokok atau Harga Jual > Harga
Perolehan = Laba
Harga Jual < Harga Pokok atau Harga Jual < Harga
Perolehan = Rugi
5
Perikanan
Hutan
Industri
Pengadaan Jasa/fasilitas
3. Berdasarkan Luas Wilayahnya, meliputi :
Dalam Negeri (Domestik)
Luar Negeri (EXIM)
4. Berdasarkan besarnya Usaha, meliputi :
Penjualan Eceran/Partai Kecil
Penjualan Grosir/Partai Besar
5. Berdasarkan Tempat Menjual, meliputi :
Toko
Pasar
Kaki Lima
Penjualan Keliling
6. Berdasarkan Cara Pembayarannya, meliputi :
Penjualan Tunai
Penjualan Kredit
7. Berdasarkan Prosesnya, meliputi :
Pra Penjualan
Pelaksanaan Penjualan
Layanan Purna Jual
8. Berdasarkan Waktu Pelaksanaan, meliputi :
Penjualan Sekarang
Penjualan Berjangka
Penjualan Indent
Penjualan Ijon
C. Skema Penjualan
1. Kegiatan dalam Usaha Manufaktur (Pabrikan)
Konsum
Konsume
Konsumen en
6
Dalam jenis usaha manufaktur, kegiatan proses produksi sampai
dengan penjualan sebagaimana digambarkan di atas terdiri dari kegiatan
sebagai berikut :
Pembelian Penawaran
Penjualan
Tenaga Langsu
Ahli, ng 7
Konsum
Alat Tidak
Bantu, Langsu
Dalam jenis usaha jasa, kegiatan layanan jasa kepada konsumen
dilakukan sebagai berikut :
8
BAB II
1 . Produsen
9
14 Inc (TB 14) 3 Liter (DT 3) 3 kg (DC 3)
18 Inc (TB 18) 4 Liter (DT 4) 4 kg (DC 4)
20 Inc (TB 20) 5 Liter (DT 5) 5 kg (DC 5)
29 Inc (TB 29) 6 Liter (DT 6) 6 kg (DC 6)
34 Inc (TB 34) 8 Liter (DT 8) 8 kg (DC 8)
2 . Penjual (Toko)
Bila di ambil contoh suatu toko barang elektronik yang menjual berbagai
jenis barang elektronik dengan berbagai merk dari beberapa produsen,
maka tentu saja pengelola toko tersebut perlu menyusun klasifikasi
produk. Misalnya dengan menyusun klasifikasi berdasarkan jenis produk,
kemudian diikuti oleh nama pabrik atau merk dan selanjutnya diikuti oleh
spesifikasi produk dan kemudian, bila ada warna-warna maka perlu pula
mengelompokkan warnanya.
Barang-barang produk yang dijual :
Televisi Berwarna
Lemari Es
Mesin Cuci
LG Panasonic Sanken
10
3 kg (Putih, Hijau 3 kg (Putih, 3 kg (Putih)
Tua) Almond) 5 kg (Putih)
5 kg (Putih, Hijau 5 kg (Putih, 8 kg (Putih,
Tua) Almond) Merah)
8 kg (Putih, Hijau 8 kg (Putih,
Tua) Almond)
VCD
LG Akari Philip
VD 720 (1500 w) VD 222 (1500 w) VD 1500 (1500 w)
VD 920 (2000 w) VD 333 (2000 w) VD 2000 (2000 w)
VD 888 (2500 w) VD 444 (2500 w) VD 2500 (2500 w)
atau
Jenis produk
Merk atau pabrik produk
Spesifikasi produk
Kualitas produk
Warna produk
11
tidak melupakan unsur estetika (seni) pada saat menata atau
memajangnya, baik pada pajangan luar (Exterior Display) maupun pada
pajangan dalam (Interior Display).
Dalam hal, model sepatu juga dijadikan acuan, maka pengelola toko
sepatu boleh juga menggunakan model sebagai kriteria dalam
pengelompokkan.
12
Cara pengklasifikasian produk berdasarkan jenis dan kualitas produk
adalah cara pengklasifikasian yang lebih banyak dikenal orang.
13
sebgai penambah vitamin A, B, C, D atau sebgai suplemen
makanan (food upplement).
TUGAS
14
Beras Cianjur 100 kg Putih
Tawon 100 kg Putih
Rajalele 100 kg Putih
2 . Di bawah ini ada beberapa produk dari berbagai jenis merk, bagaimanakah
caramu untuk mengklasifikasikannya ?
Sabun Mandi (Berbagai Merk)
Pasta Gigi (Berbagai Merk dan Ukuran)
Sampho (Berbagai Merk dan Jenis)
Rokok (Berbagai Merk dan Jenis)
Mie Instant (Berbagai Merk dan Jenis Rasa)
BAB III
15
dianggap sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain tentang suatu
barang.
Dalam mendisplay suatu barang tentu sebelumnya perlu dibuat Lay Out
Display sebagai pondasi suatu bangunan atau resep masakan. Tanpa Lay
Out yang jelas maka mustahil Display suatu barang akan mempunyai suatu
arti baik dari segi ekonomis maupun dari segi keindahan. Dari segi ekonomis
tentu berkaitan dengan faktor nilai jual dari tempat yang akan di Display
(Seeling Point), dan tempat yang sangat strategis dan dapat dijangkau oleh
setiap pengunjung (Center Point) dan dari segi keindahan tentu Lay Out
Display akan memuat aspek acsessoris dari suatu display yang mempunyai
alur suatu konsep/cerita, kepada yang akan menikmati. Namun demikian,
keindahan ini sangat relatif (indah menurut si A belum tentu indah menurut
si B). Menyadari betapa pentingnya Lay Out ini, maka pengelola suatu Store
telah mempertimbangkan dengan teliti karena bagaimanapun juga tampilan
display akan baik kalau didukung oleh pembuatan Lay Out yang baik pula.
Ada beberapa hal yang harus di catat dalam pembuatan Lay Out suatu
display antara lain berapa luas tempat yang akan digunakan untuk display
dan berapa banyak barang yang akan didisplay. Kalau kedua hal tersebut
sudah ketemu baru ditentukan akses atau jalur orang yang akan melewati
display (2 dimensi atau 3 dimensi).
Pada perjalanan proses display dapat juga Lay Out diubah sedemikian
rupa, dengan berbagai pertimbangan tertentu, namun demikian tetap
berpegang pada konsep awal dari tujuan dibuatnya suatu display dan untuk
apa perubahan tersebut dilakukan.
C . Variabel Display
1 . Place (Tempat)
16
Variabel yang utama dalam display adalah tempat, karena tanpa
suatu tempat tidak mungkin suatu display itu ada. Karena menduduki
urutan yang utama maka suatu store tentu akan memperhitungkan
secara teliti tempat display ini (menyangkut panjang, lebar, serta berapa
lantai yang kan digunakan untuk display). Nilai strategis dan ekonomis
suatu tempat akan sangat mempengaruhi performance suatu store.
Semakin tinggi nilai jual tempat display tentu akan sangat berpengaruh
terhadap keuntungan suatu store demikian pula sebaliknya.
2 . Time (Waktu)
17
barang convienence. Yang dimaksud kelompok fashion adalah pakaian,
sepatu, tas baik untuk anak, remaja maupun dewasa. Sedangkan barang
convienence adalah barang yang di display di supermarket berupa
perlengkapan mandi, perlengkapan tidur, makanan, minuman, mainan,
sayuran, buah, peralatan rumah tangga dan alat tulis kantor.
Konsep dasar display barang adalah FIFO (First In First Out) dan LIFO
(Last In First Out). Prinsip dasar display adalah FIFO dimana model
display yang akan mendisplay barang yang pertama kali masuk untuk di
display terlebih dahulu dengan harapan dapat terjual, dibandingkan
barang yang datangnya terakhir. Kecenderungan prinsip ini untuk barang
fresh seperti sayuran, daging, ikan, buah, roti dan barang supermarket
lainnya yang memiliki masa kadaluarsa. Sedangkan LIFO adalah model
display yang lebih menonjolkan barang yang telah lama datang untuk
didisplay terlebih dahulu dengan harapan laku terjual dibandingkan
barang yang baru datang, seperti produk pakaian, sepatu, tas, celana,
jaket, acsessoris dan barang fashion lainnya.
4 . Forwarding
5 . Dusting
6 . Refilling
18
2) Gedung atau ruangan yang sudah ada, yang asalnya bukan ditujukan
untuk toko, sehingga tata ruang gedung yang sudah ada tersebut
perlu disesuaikan untuk membuka usaha toko.
2. Gedung atau Ruangan Milik Orang lain yang Disewa
Hal ini dapat berupa :
1) Gedung atau ruangan biasa yang semula tidak direncanakan untuk
toko, perlu disesuaikan dengan pola pengaturan ruang untuk toko
yang diinginkan.
2) Gedung atau ruangan pertokoan yang disewakan, terdiri dari :
Gedung yang berdiri sendiri, dimana gedung itu ditujukan untuk
disewakan pada satu pengusaha saja. Gedung yang berdiri sendiri
biasanya mempunyai ruangan-ruangan yang sudah diatur baik
untuk dioperasikan sebagai toko.
Gedung yang mempunyai ruang banyak, masing-masing ruangan
disewakan kepada satu pengusaha atau beberapa pengusaha.
Contoh :
Gedung pusat pertokoan (Mall/Shopping Center) seperti :
Tunjungan Plaza, Mall Galaxy, Jembatan Merah Plaza, Surabaya
Plaza, Royal Plaza, City Of Tomorrow, Maspion Square, Pakuwon
Trade Center, Surabaya Town Square (Sutos), BG Junction.
Gedung-gedung yang digunakan untuk pasar seperti : Pasar Turi,
DTC (Darmo Trade Center), Pusat Grosir Surabaya (PGS),
3 . Pengaturan Ruangan
Ruangan toko tidak boleh diatur asal saja, seenaknya sendiri atau
tidak mendapat perhatian dari pemilik maupun manajer toko. Hal
demikian dapat mengundang orang-orang atau pengunjung beranggapan
jelek terhadap organisasi toko karena melihat kesemrawutan di ruang
toko. Usahakan ruangan toko diatur rapi, menggunakan sarana yang ada
secara optimal dan sebaik-baiknya. Berikan pula sentuhan seni (estetika)
untuk keindahan dan kenyamanan.
19
dalam beberapa ruang utama dan dilengkapi dengan sarana
pelengkapnya yang dapat menunjang.
20
h. Mempunyai kamar administrasi umum
Kamar administrasi biasanya untuk keperluan pimpinan atau pemilik
dan para pegawai administrasi bekerja, yaitu untuk kegiatan
administrasi kantor berupa pekerjaan administrasi pembelian,
penjualan, pembukuan, keuangan, surat-menyurat, dll.
21
Adalah rak panjang yang diapit oleh end gondola dan di dalamnya
mempunyai beberapa selfing untuk menaruh barang.
9. Back Wall
Adalah tempat menaruh dan menggantung baju/kaos yang letaknya
dibelakang dan menempel pada dinding.
10 . Stand Harga
Adalah alat untuk memasang POP (Price Of Purchasing) harga pada
wagon.
11 . POP (Price Of Purchasing)
Adalah alat petunjuk harga untuk menunjukkan discount suatu barang.
12 . Meja Display
Adalah meja untuk mendisplay barang dagangan seperti kaos, baju,
celana, dll yang biasanya di display di depan manequen.
Teknik Grouping
Adalah teknik atau cara mengelompokkan sesama barang atau produk
seperti produk sabun ditata dengan sabun, dll.
Teknik Artikel
Adalah cara mendisplay dengan mengelompokkan berdasarkan merk
atau produk, seperti T-Shirt Polo didisplay dengan sesama Polo.
Teknik Warna
Adalah cara mendisplay dengan cara mengelompokkan berdasarkan
warna, seperti warna yang sedang trend didisplay di bagian depan, dll.
Teknik 4-2-1
Adalah cara mendisplay berdasarkan barang yang cepat laku, kurang
laku dan tidak laku, seperti barang yang laku dipajang 4 pcs, yang
kurang laku 2 pcs dan barang yang tidak laku dipajang 1 pcs.
Selain hal di atas terdapat pula beberapa teknik display antara lain :
Pastikan item barang yang akan didisplay cukup stocknya.
Untuk produk yang perlu di seterika sebaiknya di seterika terlebih
dahulu, hal ini dimaksudkan agar barang yang didisplay terlihat rapi.
Apabila display dilakukan dengan hanger yang digantungkan pada
gawang maka letakkan hanger dengan searah dan jangan dua arah
(bila satu arah kanan lakukan semua hanger kearah kanan, dst).
Apabila display dilakukan pada manequen harus disesuaikan dengan
tema yang telah ditetapkan.
22
Seperti diuraikan di atas barang supermarket meliputi perlengkapan
mandi, perlengkapan tidur, peralatan rumah tangga, makanan, minuman,
mainan anak dan alat tulis kantor.
23
Dalam perjalanannya konsep display pada store khususnya yang
berada di kawasan pusat perbelanjaan (Mall) sudah dikembangkan dengan
konsep display ABC.
A = Air Conditioner (AC akan memberikan kesejukkan)
B = Bright (Cerah, Cemerlang berkaitan dengan
lampu/penerangan yang cukup)
C = Clean (Bersih, rapi dan sehat)
Jadi konsep ABC adalah upaya menciptakan pusat perbelanjaan yang bersih,
sehat, rapi, sejuk dan cerah sehingga kenyamanan dalam berbelanja dapat
terwujud.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa antara faktor
yang satu dengan yang lain pada variabel display akan saling terkait seperti
mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Bahkan keberadaannya akan
sangat mendukung antara yang satu dengan yang lain.
Pada gilirannya bahwa semua yang telah diuraikan tidak ada yang
sempurna, karena store yang satu dengan yang lain sangat berbeda dalam
mengkonsep dan menerapkan display ini. Hanya yang perlu diperhatikan
bahwa semua perbedaan yang ada tidak lain adalah upaya masing-masing
store untuk berusaha mencapai tujuan awal yaitu tercapainya target
penjualan yang maksimum.
24
25
26
SOAL TUGAS
27
1 . Buatlah di selembar kertas folio lay out toko untuk :
a. Toko Sepatu
b. Toko Pakaian
c. Toko Barang Convienence
d. Toko Buku
28
BAB IV
1. Pengertian
Perjanjian adalah persetujuan tertulis atau lisan yang dibuat oleh
dua pihak atau lebih yang maknanya mengungkapkan bahwa masing-
masing berjanji untuk mentaati apa yang ditetapkan dalam
persetujuan pembelian tersebut.
Dengan demikian, perjanjian jual beli dapat diartikan sebagai
persetujuan atau kesepakatan tertulis atau lisan yang dibuat oleh
pihak penjual dan pembeli mengenai persyaratan jual beli yang harus
ditaati oleh masing-masing pihak selaku penjual atau pembeli.
2. Tujuan Perjanjian Jual Beli
Pembuatan perjanjian jual beli dilakukan agar pihak penjual dan
pembeli memahami, mengingat dan mentaati persyaratan jual beli,
sebagai pedoman pelaksanaan transaksi yang meliputi batas-batas
mengenai hak-hak dan kewajiban dari pihak penjual dan pembeli.
Surat perjanjian jual beli antara penjual dengan pembeli ada yang
tidak perlu dibuat secara khusus dan ada pula yang perlu dibuat
secara khusus.
Dalam praktek dapat kita temui bahwa :
a. Surat Perjanjian Jual Beli tidak perlu dibuat secara khusus
Hal ini karena :
1) Baik penjual maupun pembeli telah mengetahui secara pasti
kebiasaan atau peraturan penjualan dari perusahaan penjual
tersebut.
2) Penjual telah menentukan syarat-syarat khusus penjualannya
dan pembeli tunduk kepada aturan yang dibuat oleh penjual.
3) Pembeli menulis atau menjanjikan syarat pembelian yang
termuat dalam surat pesanan maupun ketentuan tentang
pembelian yang diikuti oleh penjual.
4) Pembelian dilakukan secara tunai dan barang-barang telah
diperiksa.
b. Surat perjanjian Jual Beli perlu dibuat secara khusus
Hal ini karena :
1) Pembelian atau penjualan dilakukan secara kredit
2) Pembelian atau penjualan dilakukan secara kontrak (pengiriman
barang bertahap).
29
3) Pembelian atau penjualan dilakukan secara beli sewa.
4) Pembelian atau penjualan dilakukan dengan pembelian barang
secara bertahap.
5) Pembelian atau penjualan dilakukan secara indent.
6) Pembelian atau penjualan dengan pemberian garansi.
7) Pembelian atau penjualan dengan syarat-syarat yang
mempunyai kekhususan sebagai akibat karakteristik barang.
3 . Jenis Perjanjian Jual Beli
Perjanjian jual beli dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis.
Untuk memperoleh kepastian dan bukti administrative, perjanjian jual
beli sebaiknya dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh pihak
penjual dan pembeli yang bersangkutan.
Dalam praktek bisnis terdapat beberapa jenis perjanjian jual beli
antara lain :
a. Perjanjian Tertutup
Perjanjian Tertutup (Close Contract) adalah perjanjian yang
mengikat penjual dan pembeli untuk satu kali transaksi atau satu
periode pelaksanaan transaksi. Oleh karenanya, bila kedua belah
pihak akan melaksanakan transaksi lagi harus dibuat perjanjian
baru.
b. Perjanjian Terbuka
Perjanjian Terbuka (Open Contract) adalah perjanjian yang sifatnya
terbuka, yaitu bentuk perjanjian yang membuka kemungkinan pihak
penjual dan pembeli untuk bertransaksi terus menerus (jangka
panjang) tanpa harus membuat perjanjian baru. Oleh karena sifat
perjanjian yang berjangka panjang maka perjanjian seperti ini
disebut pula sebagai perjanjian berjangka panjang.
Perjanjian terbuka (Open Contract) akan berakhir apabila kedua
belah pihak menginginkan perubahan atau penghentian
(pencabutan) perjanjian.
30
e. Penutupan Asuransi
4. Jaminan bank atau garansi bank
5. Syarat atau ketentuan khusus :
a. Mengenai retur barang
b. Mengenai penggantian barang atau penukaran
c. Garansi barang
d. Penyelesaian perselisihan
6. Tempat dan waktu (tanggal) dibuat perjanjian
7. Tanda tangan pihak-pihak yang melakukan perjanjian
31
Untuk menyelesaikan perselisihan yang mungkin terjadi dan
diperkirakan sulit diselesaikan, biasanya pengadilan dipilih sebagai
tempat penyelesaian perselisihan.
TUGAS PRAKTEK
32
Tanggal kirim barang : Tanggal 14 Desember 2010, waktu kirim 6
hari kerja
Perjanjian dibuat : Tanggal 10 Desember 2010
BAB V
TRANSAKSI JUAL
33
Agar lebih jelas marilah kita pelajari satu persatu dengan
contoh perhitungan seperti di bawah ini :
Barang “X”
500 Unit
Rp 53.500,00
34
Persediaan 31 Desember 150 Unit
………………. = Rp 15.250,00
Maka Nilai Harga Pokok persediaan adalah :
Rp 53.500,00 - Rp 15.250,00 = Rp 38.250,00
3) ACM/WACM
Harga Pokok Rata-rata per unit = Rp 53.500,00 = Rp 107,00
500
Persediaan 31 Desember :
150 X Rp 107,00 = Rp 16.050,00
Maka nilai harga pokok persediaan adalah :
Rp 53.500,00 - Rp 16.050,00 = Rp 37.450,00
3) ACM/WACM
35
Setelah barang yang dibeli ada dalam penguasaan perusahaan,
berbagai biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh, memelihara dan
mempromosikan barang dagangan tersebut harus segera dikalkulasi
secara cermat, sehingga harga pokoknya dapat ditentukan. Selanjutnya
setelah perhitungan-perhitungan di atas dapat dilakukan :
1. Penentuan harga jual barang dagangan
2. Mengadakan atau membuat daftar harga barang-barang yang
diperdagangkan
Pada saat mengkalkulasi harga pokok barang dan harga jualnya harus
diperhatikan unsure-unsur pembiayaan dan laba yang diharapkan, yaitu :
4. Perkiraan Keuntungan
Adalah besarnya keuntungan atau laba yang diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan.
D . Penunjuk Harga
Barang-barang dagangan yang dijual di toko sebaiknya untuk
masing-masing barang yang dipajang diberikan label harga yang jelas.
Pemberian harga ini ditujukan agar calon pembeli dapat melihat harga
barang dan juga untuk menghindarkan kesalahan pemberian harga oleh
pegawai yang melayani penjualan yang mungkin saja berbuat lupa atau
keliru.
Pemberian penunjuk harga barang dapat dilakukan dengan membuat :
36
Rp
17.000,00
Rp 20.000,00
37
a. Arti Pelayanan
Setiap orang, apakah itu calon pembeli, pembeli maupun
pelanggan tetap dari suatu lembaga perdagangan atau perusahaan,
baik yang kecil maupun yang besar tentunya menginginkan suatu
pelayanan (service) yang layak. Pelayanan yang layak ini bukan
dalam arti pelayanan yang dibuat-buat, tetapi pelayanan yang dapat
memenuhi selera pembeli (pelanggan atau konsumen) pada saat
mereka datang untuk mencari, melihat, meneliti atau mungkin
bahkan mencoba barang yang diperlukannya. Kesemuanya itu
merupakan usaha calon pembeli untuk memperoleh informasi dalam
rangka menetapkan keputusan untuk memilih dan membeli.
Sesungguhnya pelayanan yang diharapkan oleh calon
pembeli, pembeli atau pelanggan adalah penerimaan baik dari
penjual untuk memberikan kesempatan kepada mereka
mendapatkan informasi yang cukup mengenai barang atau jasa
yang dibutuhkannya. Dalam hal ini tentunya pihak penjual harus
berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, agar calon
pembeli dapat secara bebas memilih dan mempertimbangkan
keputusan pembelian dalam suasana dan kesan yang
menyenangkan.
b. Beberapa bentuk pelayanan
Banyak bentuk pelayanan yang dapat dilakukan untuk
memuaskan calon pembeli atau pelanggan. Misalkan, keramahan
para penjual atau pramuniaga yang dengan tekun dan sabar
melayani pertanyaan dan keinginan calon pembeli, membantu,
mengantar atau menjadi penunjuk di toko adalah salah satu bentuk
nyata jasa pelayanan penjual. Demikian juga dengan penyediaan
fasilitas-fasilitas tertentu seperti penyediaan tempat tunggu, toilet,
kamar pas, ruang ber-air condition, tangga berjalan (escalator) dan
lift adalah juga merupakan bentuk pelayanan yang mampu
menyamankan pengunjung (calon pembeli atau pelanggan).
Untuk memudahkan dalam mengenal bentuk-bentuk pelayanan,
maka dapat dibagi menjadi :
38
Contoh :
Penyediaan escalator (tangga jalan) ataupun lift untuk
memudahkan pengunjung naik turun dari suatu ruangan ke
ruangan di tingkat lainnya.
Pemasangan Air Condition (AC)
Penyediaan tempat parkir gratis yang luas
Memberikan suasana ceria dengan penyetelan lagu-lagu
melalui stereo tape recorder yang disalurkan ke tiap ruangan
Menyediakan tempat penitipan barang sementara dan trolly
untuk berbelanja
Menyediakan tempat atau ruang tunggu khusus dengan
disediakan surat kabar dan majalah
Menyediakan pegawai atau pramuniaga yang ramah dan
terampil
Proses pelayanan untuk promosi dimulai dengan usaha
untuk menarik perhatian calon pembeli agar mau mengunjungi
atau masuk ke tempat dagang atau standnya. Kemudian
memberikan pelayanan yang baik selama mereka berbelanja,
mengantarkan ke luar toko jika mereka meminta bantuan untuk
membawa belanjaannya. Ucapan terima kasih atas kesediaan
mereka berbelanja dan berikan selamat jalan dengan ucapan-
ucapan : selamat jalan, selamat pagi-siang-malam atau selamat
berbelanja kembali.
2. Pelayanan dari perusahaan jasa (Service Enterprise)
a) Jasa Perseorangan (Personal Service)
Perusahaan yang memberikan jasa untuk tujuan memuaskan
kebutuhan yang bersifat perseorangan.
Contoh : Penjahit, Salon kecantikan, Pemangkas rambut, dll.
b) Jasa Bisnis (Bussines Service)
Perusahaan jasa yang menjual jasa di bidang bisnis.
Contoh : Konsultan, Biro Iklan, dll.
c) Jasa Keuangan (Financial Service)
Perusahaan jasa yang bergerak memberikan jasa di bidang
keuangan.
Contoh : Bank, Asuransi, Forex (Foreign Exchange)/Valas
(Valuta Asing), dll.
d) Jasa Pemeliharaan dan Reparasi (Repair and Maintenance
Service)
Perusahaan jasa yang bergerak memberikan jasa
pemeliharaan dan reparasi atas suatu barang atau property.
39
Contoh : Perusahaan jasa pembersih (gedung, bangunan
kantor, hall, dll), Perusahaan service/ reparasi
elektronik, dll.
e) Jasa Hiburan (Entertaiment Service)
Perusahaan jasa yang bergerak dalam bidang hiburan.
Contoh : Bioskop atau Cineplex 21, Pub Karaoke, Discotiq, Café
and Resto, dll.
2 . Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam menentukan bentuk
pelayanan
a. Daerah atau wilayah tempat perusahaan didirikan
b. Jenis barang yang dijual
c. Jenis kelamin para calon pelanggan atau pembeli
d. Umur calon pembeli atau pelanggan
e. Latar belakang pendidikan calon pembeli atau pelanggan
f. Bahasa untuk komunikasi dengan calon pembeli atau pelanggan
g. Fasilitas yang ada
F . Penjualan Kepada Pelanggan
Dalam prakteknya penjualan barang dagangan kepada para
pelanggan (konsumen) dapat ditinjau dari berbagai sisi, antara lain :
1. Cara Melakukan Pembayaran
Berdasarkan cara melakukan pembayarannya penjualan dapat
dilakukan dengan cara :
a. Penjualan Tunai
Adalah penjualan yang pembayarannya dilakukan secara tunai atau
kontan. Uang hasil penjualan barang dagangan diterima oleh penjual
dalam waktu atau saat bersamaan dengan penyerahan barang
dagangan tersebut.
Dalam penjualan tunai seringkali diikuti pula oleh fasilitas pemberian
potongan (discount) yang disebut sebagai potongan tunai (Cash
Discount) atau potongan penjualan (Sales Discount).
b. Penjualan Rembours
Penjualan Rembours atau COD (Cash On Delivery) adalah suatu cara
penjualan dengan menentukan syarat bahwa barang yang dibeli
baru dapat dikirimkan atau diterimakan oleh penjual kepada pembeli
jika keseluruhan harga barang dagangan telah dibayar atau dilunasi.
c. Penjualan Kredit
Adalah suatu penjualan barang yang pembayarannya dilakukan
kemudian, baik dengan pembayaran di belakang secara sekaligus
atau dicicil, setelah barang dagangan diserahkan oleh penjual
kepada pembeli.
Pembayaran secara kredit ini dilakukan sesuai dengan syarat-syarat
pembayaran yang telah diberikan penjual atau sudah disepakati oleh
pihak penjual dan pembeli yang bersangkutan.
40
Penjualan kredit merupakan penjualan atas dasar kepercayaan,
artinya penjual menaruh kepercayaan kepada pembeli atau
pelanggan yang menutup transaksi jual beli dengannya secara
kredit.
Penjualan kredit ini tentunya baru dapat dilaksanakan oleh penjual
setelah mempertimbangkan beberapa aspek bisnis terutama yang
menyangkut soliditas financial dan komersial dari pelanggan atau
pembeli, khususnya yang mencerminkan tentang kredibilitasnya.
2. Banyaknya Barang yang Dijual
a. Penjualan Eceran (Retail)
Adalah penjualan yang dilakukan dalam jumlah satuan barang
relative kecil atau sedikit.
b. Penjualan Besar (Grosir)
Adalah penjualan yang dilakukan dalam jumlah satuan barang yang
relative besar atau banyak sehingga sering disebut penjualan dalam
partai besar.
3. Pelaksanaan Penjualan yang Sifatnya Khusus
Cara penjualan yang sifatnya khusus adalah penjualan yang
dikaitkan dengan beberapa tujuan. Misalnya dikaitkan dengan tujuan
promosi, tujuan mencari dana kas (tunai) secara cepat, tujuan menutup
usaha (likuidasi), dll.
a. Penjual Lelang
Adalah penjualan yang dilakukan dengan cara penawaran tertentu,
baik secara terbuka maupun secara tertutup. Penjualan lelang
biasanya dipimpin oleh seorang juru lelang yang telah ahli.
Penjualan lelang ini dapat dilaksanakan oleh perusahaan sendiri atau
menunjuk pihak lain yang ahli.
b. Penjualan Obral (Sale/Bargain)
Adalah penjualan yang dilakukan dengan memberikan harga yang
relative murah dari harga yang biasanya berlaku. Pelaksanaan
penjualan obral ini dilakukan oleh perusahaan atau toko dengan
berbagai tujuan, misalnya saja untuk tujuan promosi, menghabiskan
persediaan barang yang lama, memerlukan uang tunai dengan
segera untuk menutup keperluan perusahaan, dsb.
c. Penjualan dengan Potongan
Adalah penjualan yang memberikan potongan harga secara umum
antara 10% sampai dengan 25%, atau ada juga yang lebih tinggi,
dimaksudkan untuk menarik pembeli dan meningkatkan omzet atau
volume penjualan.
41
SOAL LATIHAN !
1. Barang “XYZ”
2 Jan 2009 Persediaan 100 Unit a Rp 100,00 Rp 10.000,00
4 Jan 2009 Pembelian 150 Unit a Rp 105,00 Rp 15.750,00
6 Jan 2009 Pembelian 150 Unit a Rp 110,00 Rp 16.500,00
400 Unit Rp
42.250,00
Tanggal 31 Januari dijual sebanyak 200 Unit, maka hitunglah harga pokok
persediaan melalui :
a. FIFO
b. LIFO
c. ACM/WACM
DAFTAR PUSTAKA
42
Atep Adya Barata, Penjualan Seri A SMK Bisnis dan Manajemen Tingkat 2,
Armico, Bandung, 2001.
Terry, G.R, Principles of Management, Edisi III, IV, RD. Irwin, inc, 1960,
1966.
43
CURRICULUM VITAE
FB : erwinsetyaananda@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
- Sekolah Dasar Negeri Jagir II Surabaya, tamat dan berijasah tahun 1988.
- Sekolah Menengah Pertama Negeri 29 Surabaya, tamat dan berijasah
tahun 1991.
- Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 3 Surabaya, tamat dan berijasah
tahun 1994.
- Sarjana Pendidikan FPIPS Jurusan Pendidikan Ekonomi Program Studi Tata
Niaga Universitas negeri Surabaya (Unesa), tamat dan berijasah tahun
1999.
Pengalaman Perusahaan :
- Marketing Executive PT Gramedia Majalah, Tbk., 1994 s/d 1996.
- Financial Advisor PT AIG Lippo, Tbk., 1998 s/d 2001.
- Marketing Executive PT GE Finance Indonesia, 2001 s/d 2002.
Pengalaman Mengajar dan Kegiatan yang dilakukan Saat ini :
- Guru Bidang Studi Kelas di SMP Eka Jaya Surabaya, 2001 s/d 2002.
- Guru Bidang Studi Produktif di SMK IKIP Surabaya, 2002 s/d sekarang.
- Tutor Kejar Paket C Setara SMA Wilayah Kecamatan Taman Kabupaten
Sidoarjo, 2004 s/d sekarang.
- Staf Pengajar Lembaga Bimbingan Belajar Primagama Sidoarjo, 2002 s/d
Juli 2010
- Guru Bidang Studi Mulok Kewirausahaan di SMA Negeri 17 Surabaya
sampai dengan sekarang.
44
- Staf Pengajar Lembaga Bimbingan Belajar Sony Sugema College (SSC)
Juli 2010.
45