Anda di halaman 1dari 18

‘’Akuntansi Perusahaan Dagang dan Manufaktur’’

Nama : Indawati.A. Kasene


Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Akuntansi
Kelas : B
Semester : V (Lima)

Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Universitas Pasifik (UNIPAS) Morotai
Kata Pengantar

Alhamdulillahirobbil’alamin,  segala  puji  dan  syukur  seraya  penyusun
panjatkan ke hadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya
sehinnga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akuntansi
dalam perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Akuntansi dan Keuangan UMKM. Adapun  isi  dari  makalah  yaitu menjelaskan
tentang definisi perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur, perbedaan antara
kedua perusahaan tersebut dan lain sebagainya yang akan dijelaskan dalam makalah
ini. Saya  berterima  kasih  kepada  Ibu Yuliana SE. M.M,. selaku  dosen  mata  kuliah
Akuntansi dan Keuangan UMKM yang  telah memberikan arahan serta bimbingan, dan
juga kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung
dalam penulisan makalah ini.Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak
retak”. Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata
karena keterbatasan kemampuan saya sendiri. Oleh karena itu,saya sangat
mengharapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari semua pihak agar
makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa yang akan datang.

Daftar Isi
Kata
Pengantar…………………………………………………………………………………………
……….2
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………………
………...3
BAB I
Pendahuluan……………………………………………………………………………………
….……4
1.      Latar Belakang………………………………………………………………………………!!!!
2.      Ruang Lingkup
Masalah………………………………………………………………………!!!!!
BAB II
Pembahasan……………………………………………………………………………!!!!!!
1.      Pengertian Perusahaan ……………………………………………!!!!!!!
a. Pengertian Perusahaan
Dagang………………………………………………………….!!!!!!
b. Pengertian Perusahaan Manufaktur…………………………!!!!!!
2.      Ciri-Ciri Perusahaan Dagang dan Perusahaan
Manufaktur………………………………..…!!!!!!
3. Jenis- jenis Perusahaan
4.      Proses Akuntansi dalam Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur………..
….!!!!
5.  Perbedaan pencatatan antara Perusahaan Dagang dan Manufaktur 
6.  Penyusunan Laporan Keuangan…....!!!!!

BAB III
Penutup…………………………………………………………………………………!!!!!
1.      Kesimpulan……………………………………………………………………………!!!!!!
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………………!!!!!!!

BAB I
Pendahuluan

1.      Latar Belakang Masalah

Pada saat ini, di Indonesia telah banyak dibangun perusahaan-perusahaan yang


bergerak diberbagai bidang baik perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun
perusahaan manufaktur. Produk-produk yang dihasilkan oleh setiap perusahaanpun
bermacam-macam, untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam hal akuntansi, pada
masing-masing jenis perusahaan memiliki perbedaan. Makalah ini akan membahas
tentang perusahaan dagang dan perusahaan jasa, baik dari segi proses akuntansi dan
juga dari segi pencatatan pada masing-masing perusahaan.
Penulis berharap, dengan dibuatnya makalah ini dapat menambah pengetahuan
pembaca umumnya dan penulis khusunya mengenai perusahaan dagang dan
perusahaan jasa.

2.      Ruang Lingkup Masalah

Dalam makalah ini, masalah-masalah yang akan dibahas di antaranya:

1.      Apakah definisi dari perusahaan dagang dan perusahaan Manufaktur?


2.      Apa sajakah ciri-ciri dari perusahaan dagang dan perusahaan Manufaktur?
3.      Bagaimana akuntasi dalam perusahaan dagang dan perusahaan Manufaktur?
4.      Apa sajakah perbedaan pencatatan antara perusahaan dagang dan perusahaan
Manufaktur?
BAB II
Pembahasan

1.      Pengertian

a.      Pengertian Perusahaan Dagang


                    Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bentuk transaksinya yaitu
membeli barang atau produk dan menjual kembali produk tersebut tanpa mengolah
atau mengubah sifat produk bersangkutan. Seandainya melakukan pengolahan, hal
tersebut terbatas pada pengemasan kembali, pemberian label, membungkus,
memperkecil unit penjualan (misalnya pengecer gula pasir). Barang yang
diperdagangkan dapat berupa hasil bumi atau produk hasil pengolahan (manufactured
product). Secara umum dapat disebutkan kegiatan-kegiatan yag dilakukan oleh
perusahaan dagang sebagai berikut :
  Pembelian (buying) : membeli berbagai macam produk dari berbagai pelosok.
  Pemasaran (selling) : mempromosi produk tersebut ke pembeli atau konsumen yang
potensial.
  Assorting :  menyediakan berbagai macam  produk untuk memenuhi berbagai kebutuhan
dan selera konsumen atau pembeli potensial.
  Pendanaan (financing) : menyediakan fasilitas kredit untuk konsumen potensial agar
dapat mendorong terjadinya transaksi.
  Penyimpanan (storage) : menyediakan dan melindungi produk untuk melayani
konsumen secara lebih baik dan professional.
  Penyortiran (sorting) : membeli barang atau produk secara borongan kemudian memilih
da memecah menjadi unit yang diinginkan oleh konsumen.
  Penyeleksian kualitas (grading) : membeli barang secara borongan kemudian
menyeleksi kualitas dan membungkus serta memberi label sesuai kualitas.
  Transportasi : memindahkan barang secara fisik dari produsen ke konsumen akhir.
  Penyediaan informasi pasar : menyampaikan informasi pasar yang diperlukan oleh
pembuat produk.
  Penanggungan risiko : menyerap risiko usaha khususnya yang berkaitan dengan
penyimpanan dan keusangan barang.

b. Perusahaan  Manufaktur

Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya


mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut. Kegiatan
khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku menjadi barang
jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi. Bidang akuntansi yang menangani masalah
produksi disebut akuntansi biaya (cost accounting). Tujuannya, menetapkan beban
pokok produksi barang jadi. Bab ini akan membahas sesuai ruang lingkup yang telah disebutkan,
yakni penetapan beban pokok produksi. Titik berat pembahasan masih diletakkan pada
pengenalan terhadap proses akuntansi dan laporan khusus untuk perusahaan manufaktur.[2]
Perbedaan yang terdapat dalam akuntasi untuk perusahaan manufaktur dengan
perusahaan dagang,disebabkan oleh adanya perbedaan dalam sifat operasinya.ciri pokok operasi
perusahaan dagang adalah menjual barang dagangan tanpa mengolah lebih dahulu barang yang
dibelinnya.dengan perkataan lain perusaahaan dagang tidak melakukan proses produksi,sehingga
barang yang dibeli langsung dijual.dengan demikian penentuan harga pokok barang yang dibeli
maupun dijual dalam perusahaan dagang relative mudah.operasi perusahaan manufaktur tidak
sesederhana perusahaan dagang,karena perusahaan manufaktur membuat sendiri barang yang
akan dijualnya.Dalam perusahaan manufaktur,penentuan harga pokok barang yang diproduksi
dan harga pokok penjualan harus melalui beberapa tahapan yang lebih rumit.perusahaan
manufaktur harus menggabungkan harga bahan yang dipakai,dengan biaya tenaga kerja dan
biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok barang yang siap untuk dijual.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai perbedaan ini,marilah kita
bandingkan harga pokok penjualan dalam laporan rugi-laba perusahaan dagang degan laporan
rugi-laba perusahaan manufaktur.
Perusahaan dagang Perusahaan manufaktur
Harga pokok penjualan :…………  Harga Pokok Penjualan :
     Pers Awal brg dagangan…….  Rp 14.200,00       Pers. Awal Barang Jadi………Rp 11.200,00
      Pembelian       Harga Pokok Produksi
      (Lihat LaProd Poran
bers………………….         34.150,00       Harga Pokok uksi) …….…    170.500,00
      Barang Tersedia Dijual     Rp.181.700,00
      Barang tersedia dijual…………  Rp 48.350,00       Pers Akhir Barang
Jadi             10.300,00
      Pers. akhir brg dagangan……       12.100.00

      Harga pokok penjualan………   .Rp 36.250.00 Harga pokok penjualan……Rp.171.400,00


Perbedaan ini timbul karena perusahaan dagang langsung menjual barang yang
dibelinya,sedangkan peusahaan manufaktur harus membuat dulu barang yang akan
dijualnya.Laporan harga pokok produksi menujukkan biaya untuk menghasilkan produk yang
dihasilkan perusahaan manufaktur.Adanya perbedaan catatan dan teknik yang digunakan
dalam akuntansi untuk biaya-biaya ini,menyebabkan timbulnya perbedaan dalam karakteristik
akuntansi perusahaan manufaktur.

2.      Ciri-Ciri Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa

             Pada masing-masing perusahaan yang definisinya sudah dijelaskan di atas,


terdapat ciri-ciri yang membedakan antara kedua jenis perusahaan tersebut.

a.      Ciri-ciri perusahaan dagang

1)      Melakukan transaksi pembelian barng dagang, baik secara tunai maupun kredit.
2)      Melakukan pembayaran utang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi
dalam aktivitas perusahaan.
3)      Menerima pembayaran piutang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi
dalam aktivitas perusahaan.
4)      Melakukan penyimpanan barang dagang selama belum dijual dan diserahkan kepada
pembeli.

b.      Ciri-ciri perusahaan Manufaktur

Ciri-Ciri Perusahaan Manufaktur


Perusahaan manufaktur memiliki beberapa ciri sebagai berikut :

1. Aktifitas operasional usahanya adalah memproduksi bahan baku menjadi barang jadi
2. Pendapatan usahanya berasal dari menjual produk barang
3. Memiliki persediaan produk secara fisik
4. Biaya produksinya terdiri dari Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead
5. Melakukan Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Laporan keuangan Laba-Rugi
6. Terdapat perhitungan Harga Pokok Penjualan pada Laporan keuangan Laba-Rugi

3. Jenis- jenis Perusahaan


Selain mengenai bentuk maka ada beberapa jenis-jenis perusahaan yang berbeda dan
perlu untuk diperhatikan sebaik mungkin. Berikut beberapa jenis perusahaan yang
berkembang saat ini yaitu :

1. Perusahaan Ekstraktif

Perusahaan ekstraktif adalah badan yang mengambil berbagai hal yang berasal dari alam
secara langsung misalnya pembuatan garam, pengambilan rumput laut, penangkapan ikan
dan sejenisnya

2. Perusahaan Agraris

Perusahaan agraris bergerak dengan mengelola tanah agar menjadi lahan dalam
memenuhi kebutuhan. Perusahaan ini terbagi menjadi perkebunan, perikanan, pertanian
serta peternakan

3. Perusahaan Industri

Perusahaan industri adalah badan yang mengelola bahan mentah hingga menjadi bahan
setengah jadi yang nantinya dijadikan sebagai bahan baku atau sampai ke barang jadi

4. Perusahaan Dagang

Perusahaan perdagangan menjadi penyalur untuk barang hasil produksi dari produsen
kepada konsumen. Sehingga dapat dikatakan perusahaan ini hanya sebagai perantara
produk yang diperdagangkan

5. Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa tentunya menyediakan jasa untuk para konsumennya dengan imbalan
sebagai keuntungan yang didapatkan

4.      Proses Akuntansi dalam Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa

Perusahaan Dagang
Siklus operasi pada perusahaan dagang adalah sebagai berikut :
1)      Dimulai ketika perusahaan membeli barang dagangan dari penjual.
2)      Perusahaan menjual persediaan barangnya kepada konsumen.
3)      Akhirnya perusahaan menerima kas dari konsumen.
        Proses akuntansi perusahaan dagang :
A.      Sistem Persediaan

Sistem persediaan barang perusahaan jasa terdiri dari dua macam :


         Sistem Persediaan Perpetual
             Dalam sistem persediaan perpetual, perusahaan menyelenggarakan
pencatatan yang detil atas biaya perolehan persediaan barang dagangan yang dibeli
maupun dijual. Pencatatan yang berlangsung terus menerus (perpetually) ini
menunjukkan persediaan yang seharusnya ada untuk setiap jenis persediaan. Dengan
kata lain, dengan system ini persediaan secara terus menerus dimutahirkan (updated).
Istem ini diyakini dapat menciptakan pengawasan yang lebih baik atas persediaan.
         Sistem Persediaan Periodik
             Dalam suatu system persediaan periodic, perusahaan tidak menyelenggarakan
pencatatan detil atas  persediaan yang dimilikinya sepanjag periode. Penentuan beban
perolehan barang yang terjual hanya dilakukan pada setiap akhir periode. Itulah
sebabnya system ini disebut system periodik. Pada akhir periode, perusahaa
melakukan perhitungan fisik persediaan yang  ada dalam persediaan (yang belum
terjual) untuk menentukan besarnya biaya perolehan persediaan yang ada pada akhir
tahun (persediaan akhir).
B.      Pembelian Barang Dagangan
             Mencatat harga beli barang dagangan yang dibeli selama satu periode (sama
dengan harga bersih). Akun persediaan (sebuah akun asset), digunakan hanya untuk
mencatat pembelian persediaan barang dagangan, yaitu barang yang dibeli sebuah
perusahaan dagang untuk dijual kembali kepada para konsumen.

C.      Potongan Pembelian
             Potongan pembelian adalah suatu potongan yang ditawarkan sebuah
perusahaan kepada konsumennya jika pembayaran dilakukan lebih cepat.

D.     Retur dan Pengurangan Harga Pembelian


             Perusahaan pemasok pada umumnya memberi kesempatan pembeli untuk
mengembalikan barang yang telah dibelinya karena barang rusak.  Hal seperti itu
disebut retur pembelian. Dalam hal tertentu, pemasok menawarkan kepada pembeli
untuk tidak mengembalikan barang yang tidak sesuai dengan pesanan tersebut, tetapi
pemasok memberi pengurangan harga dari jumlah yang tercantum dalam faktur. Hal
semacam itu disebut pengurangan harga pembelian. Bila situasi di atas terjadi, maka
pembeli akan mencatat kedua hal tersebut yang akan mengurangi biaya perolehan
persediaan dalam pembukusn si pembeli.

E.      Biaya Pengangkutan
             Dalam transaksi perdagangan barang, pengangkutan barang dari tempat
penjual ke tempat pembeli kerap kali harus dilakukan dengan alat transportasi tertentu.
Bermacam-macam alat transportasi tersedia untuk disewa. Siapa yang berkewajiban
menanggung biaya transportasi, tergantung dengan kesepakatan di antara penjual dan
pembeli yang biasanya dituangkan dalam suatu perjanjian penjualan. Pihak pengangkut
akan mengajukan tagihan biaya angkut kepada penjual atau pembeli tergantung pada
isi perjanjian tersebut.
             Ketentuan pengankutan bias berupa FUB shipping point atau FOB Destination.
FOB adalah singkatan dari free ono board. Syarat FOB shipping point adalah bahwa
penjual menanggung pengangkuan dan menyerahkan barang kepada pihak
pengangkut dan pembeli dibebaskan dari beban yang timbul hingga tempat pihak
pengangkut. Selanjutnya beban angkutan dari tempat pengangkut ke tempat pembeli
menjadi tanggungan si pembeli.
Sebaliknya dalam syarat FOB destination, penjual mengantarkan barang ke tempat
pembeli dengan biaya transportasi yang sepenuhnya menjadi tanggungan si penjual.
F.       Penjualan Barang Dagangan
              Aktivita utama sebuah perusahaan dagang adalah melakukan pembelian dan
penjualan barang dagangan. Setelah selesai melakuka pembelian seperti dilukiskan di
atas, tahap berikutnya adalah perusahaan melakukan penjualan barang dagangan.
Perusahaan mencatat pendapatan penjualan seperti halnya perusahaan jasa, yaitu
ketika pendapatan sudah diperoleh, sesuai dengan prinsip pengakuan pendapat.
Biasanya perusahaan memperoleh pendapatan pada saat barang ditransfer dari
penjual kepada pembeli. Pada saat itu transaksi penjualan telah selesai dan harga jual
telah ditetapkan.
             Penjualan dapat dilakukan secara tunai atau secara kredit. Setiap transaksi
penjualan harus didukung dengan transaksi tertulis. Apabila penjualan dilakukan secara
tunai, maka catatan pada kertas yang diproses oleh Register Kas (cash register
tapes) meruapakan bukti bahwa penjualan tunai telah terjadi. Bila penjualan dilakukan
secara kredit, lembar asli faktur dikirimkan kepada pembeli, sedangkan tembusannya
disimpan oleh penjual sebagai dasar untuk melakukan pencatatan transaksi di bagian
akuntansi.
              Jumlah penghasilan yang diperoleh perusahaan dari penjualan barang
dagangan disebut pendapatan penjualan. Setiap transaksi penjualan menimbulkan
beban karena perusahaan harus menyerahkan barang milinya kepada pembeli. Beban
ini disebut beban pokok penjualan, yaitu harga perolehan persediaan barang dagangan
yang dijual kepada konsumen.
         Penjualan Tunai
Penjualan yang dilakukan pedagang pengecer seringkali dilakukan secara tunai.
         Penjualan Kredit

G.     Potongan Penjualan dan Retur & Pengurangan Harga


              Di atas telah dibahas, bahwa retur pembelian dan pengurangan harga
pembelian mengurangi biaya perolehan barang yang dibeli (persediaan). Hal yang
sama juga berlaku bila terjadi retur penjualan dan pengurangan harga serta potongan
penjualan, maka jedua hal tersebut akan mengurangi pendapatan bersih dari penjualan.
Akun retur dan & pengurangan harga penjualan dan akun potongan penjualan
merupakan akun kontra (pengurang) terhadap pendapatan penjualan. Akun retur &
pengurangan harga dan akun potongan penjualan memiliki saldo normal debit
(berlawanan dengan akun penjualan yang bersaldo normal kredit).
              Biasanya perusahaan menyelenggarakan akun tersendiri untuk potongan
penjualan da akun tersendiri pula untuk retur & pengurangan harga penjualan, sehingga
mudah diketahui besarnya masing-masing. Pendapatan penjualan bersih ditetapkan
sebagai
berikut : Pendapatan Penjualan Bersih = Pendapatan Penjualan Potongan Penjualan
Retur & Pengurangan Harga Penjualan.
         Retur Penjualan
         Pengurangan Harga Penjualan
         Potongan Penjualan

H.     Pendapatan Penjualan, Beban Pokok Penjualan dan Laba Kotor


             Penjualan bersih, beban pokok penjualan, dan laba kotor adalah tiga elemen
yang menentukan profitabilitas. Pendapatan penjualan bersih dikurangi dengan beban
pokok penjualan disebut laba kotor. Laba kotor dan laba bersih merupakan parameter
keberhasilan perusahaan. Suatu tingkat laba kotor yang cukup tinggi diperlukan bagi
sebuah perusahaan.

Perusahaan Manufaktur
Seperti telah dijelaskan, siklus akuntansi meliputi tahap pencatatan dan
tahappengikhtisaran yang terdiri dari :

Tahap pencatatan
1. Pembuatan atau penerimaan bukti transaksi
2. Pencatatan dalam jurnal
3. Pemindahan bukuan (posting ) ke buku besar
Tahap pengikhtisaran
4. Pembuatan neraca saldo
5. Pembuatan neraca lajur dan jurnal penyelesaian
6. Penyusunan laporan keuangan
7. Pembuatan jurnal penutup
8. Pembuatan neraca saldo penutup
9. Pembuatan jurnal balik

Bab ini tidak akan membahas tahap demi tahap siklus tersebut. Pembahasanperusahaan
manufaktur di sini lebih pada menguraikan tahap-tahap tersebut secaragaris besar saja. Penekanan
diberikan pada proses akuntansi untuk masing-masingakun/rekening/perkiraan perusahaan
manufaktur (ketiga istilah ini dipakai seluruhnya,secara bergantian, sepanjang pembahasan dalam
buku ini untuk menunjukkanbahwa ketiganya merupakan istilah yang lazim dipakai sehari-hari
dalam praktikpada DU/DI). Namun demikian, tetap diharapkan bahwa pemaparan berikut ini
telahmencakup semua pemahaman minimal yang diperlukan untuk dapat menjalankanproses
akuntansi pada sebuah perusahaan manufaktur.

Bahan Baku (Raw Materials)


Pembelian bahan baku, seperti halnya perusahaan dagang, dicatat dalam bukupembelian (untuk
pembelian kredit) dan buku pengeluaran kas (untuk pembeliantunai). Pembayaran hutang yang
bersangkutan dicatat dalam buku pengeluaran kas.Di buku besar, pembelian bahan baku
dicatat dalam rekening pembelian dan rekening-rekening lain yang berhubungan, misalnya
potongan pembelian serta pembelian returdan pengurangan harga. Pengeluaran bahan baku
dari gudang untuk produksi tidakdicatat. Pemakaian bahan baku selama suatu periode dihitung
sebagai berikut

Jadi, seperti dalam perusahaan dagang, perkiraan persediaan bahan bakuhanya digunakan untuk
menampung ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode.Jurnal penyesuaian dibuat untuk nilai
persediaan yang ada di awal dan akhir periode.Sementara itu, nilai persediaan ditentukan
dengan mengadakan penghitungan sik.Jurnal penyesuaian untuk persediaan (awal dan akhir)
dilakukan terhadap rekeningIkhtisar Beban pokok produksi.

Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor )

Pembayaran gaji kepada tenaga kerja langsung dicatat dalam buku pengeluarankas. Dalam buku
perlu disediakan perkiraan tersendiri untuk biaya buruh langsung.Pada akhir periode dibuatkan
jurnal penyesuaian untuk upah yang masih belumsaatnya dibayar. Pembebanan biaya buruh
langsung dilakukan dengan mambuat jurnal penutup ke rekening Ikhtisar Beban pokok
produksi.

Biaya Overhead Pabrik (Overhead )

Biaya ini terdiri dari berbagai jenis, misalnya: bahan pembantu, tenga keja tidaklangsung, gaji,
listrik, telepon, perlengkapan pabrik, pemeliharaan dan perbaikan,asuransi, penyusutan
bangunan pabrik, penyusutan mesin-mesin pabrik, penyusutankendaraan pabrik, penyusutan
peralatan pabrik dan lain-lain. Untuk tiap-tiap jenisbiaya dapat dibuatkan rekening tersendiri di
buku besar. Atau, kalau ingin lebihsederhana, dalam buku besar hanya disediakan satu rekening
saja yaitu biayaoverhead pabrik sebagai rekening induk (sesungguhnya). Rincian biaya
overheadpabrik ke dalam tiap-tiap jenis biaya dicatat dalam buku tambahan. Pembelian
biayaoverhead pabrik, misalnya pembelian bahan pembantu, dicatat dalam buku
pembelian.Pembayarannya, dicatat dalam buku pengeluaran kas. Pembebanan biaya
overheadpabrik ke dalam produksi dilakukan dengan membuat jurnal penutup atas
rekeningyang bersangkutan. Rekening lawanya adalah Ikhtisar Beban pokok produksi.

Persediaan dalam Proses (Work in Process Inventory)


Proses produksi adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus. Sementaraitu, akuntansi
harus melaporkan informasi keuangan secara berkala. Akibatnya,pada saat laporan keuangan
harus dibuat, terdapat kemungkinan adanya sebagianbarang yang belum selesai diproses.
Walaupun demikian, biaya yang telah terjadiuntuk barang itu, tetap harus dilaporkan. Inilah
yang dicantumkan sebagai persediaandalam proses. Untuk memperoleh beban pokok produksi
barang yang telah selesai,biaya pabrik ditambah dengan nilai persediaan dalam proses di awal
periode dandikurangi dengan nilai persediaan dalam proses di akhir periode. Pesediaan dalam
proses, baik di awal maupun akhir periode diperoleh dengan jalan melakukan penghitungan
phisik. Untuk sementara, jangan diperhatikan dahulubagaimana menghitung nilai persediaan
dalam proses. Yang perlu diketahui adalahbahwa nila ini terdiri dari biaya bahan baku, buruh
langsung dan biaya pabrikase yangtelah terjadi sampai dengan saat dilaporkan. Untuk mencatat
nilai persediaan dalamproses, dibuatkan rekening yang diberi nama: “Persediaan dalam
Proses”. Pada akhirperiode dibuat jurnal penyesuaian untuk menghilangkan persediaan dalam
prosesawal dan membebankannya ke proses produksi. Sementara itu, jurnal penyesuaianlain
untuk menimbulkan persediaan dalam proses yang ada pada akhir periode.Rekening lawan
yang digunakan dalam jurnal penyesuaian tersebut adalah IkhtisarBeban pokok produksi. Di
bawah ini (pada halaman berikut) diberikan ilustrasi tentang alur pembebananbiaya ke dalam
proses produksi hingga pengakuan beban pokok penjualan. Alurini digambarkan dalam bentuk
hubungan di antara buku besar perkiraan-perkiraanyang terkait dengan proses produksi dalam
sebuah perusahaan manufaktur. Kitadapat melihat di situ, apa saja perkiraan yang terkait dan
harus dibuatkan jurnalnyaselama proses produksi berlangsung, dan kapan masing-masing
perkiraan tersebutharus didebitkan ataudikreditkan. Tentu saja, ilustrasi tersebut
menggambarkanpencatatan yang harus dibuat ketika perusahaan menerapkan metode
perpetualuntuk persediaannya

5.      Perbedaan Pencatatan antara Perusahaan Dagang dan Perusahaan Manufaktur


Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang
Secara umum bentuk siklus akuntansi perusahaan dagang adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pencatatan
    1.1 Transaksi/Bukti transaksi
    1.2 Mencatat transaksi ke dalam:
          - Jurnal Umum
            Adalah jurnal yang dapat digunakan untuk mencatat
          - Jurnal Khusus
             1. Jurnal penerimaan kas
                 Jurnal Penerimaan kas adalah jurnal yang disediakan khusus untuk
mencatat transaksi penerimaan kas. Penerimaan kas pada sebuah perusahaan dapat
dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :
         Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai
Penerimaan kas dari penjualan biasanya ditangani oleh kasir dengan menggunakan
peralatan kas register. Data dalam kas register dijumlahkan setiap hari, dan jumlahnya
dicatat dengan mendebet akun kas dan mengkredit akun penjualan.
         Penerimaan Kas Dari Debitur
         Penerimaan Kas Lain-Lain
Sebagian besar kas adalah berasal dari penjualan tunai dan penerimaan pembayaran
dari debitur. Akan tetapi walaupun tidak sering terjadi, terdapat sejumlah penerimaan
kas yang berasal dari sumber lain, seperti misalnya penerimaan kas yang timbul karena
perusahaan meminjam uang dari bank, atau dari hasil penjualan asset yag sudah tidak
digunakan. Oleh karena itu dalam jurnal penerimaan kas perlu disediakan kolom
khusus untuk mencatat penerimaan-penerimaan kas yang jarang terjadi, yang diberi
judul lain-lain. Dalam kolom ini dicatat penerimaan dari berbagai sumber, selain
penerimaan yang berasal dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari debitur. Kolom
referensi dalam jurnal penerimaan kas digunakan untukbmenunjukkan kode akun yang
dikredit di buku besar dari kolom lain-lain.

    2. Jurnal pengeluaran kas


                     Adalah jurnal yang khusus disediakan untuk mencatat transaksi-transaksi
pengeluaran kas. Pengeluaran kas yang sering terjadi pada perusahaan dagang pada
umumnya berupa pengeluaran untuk membayar utang usaha. Oleh karena itu salah
satu kolom debet yang harus disediakan adalah kolom utang usaha. Bersamaan
dengan pembayaran utang usaha biasanya perusahaan juga mendapat potongan
pembelian yang juga harus disediakan kolom khusus untuk mencatatnya. Untuk
mencatat pengeluaran kas yang jarang terjadi, pada sisi debet perlu disediakan kolom
yang disebut kolom lain-lain. Pembukuan ke dalam buku besat dilakukan setiap akhir
bulan namun sebelumnya semua kolom rupiah harus dijumlahkan terlebih dahulu.
Sedangkan pembukuan ke dalam buku pembantu utang dilakukan secara harian.
Segera setelah suatu ayat dibukukan ke buku pembantu utang, pada kolom penunjuk
pembukuan (PP) dicantumkan tanda v, sebagai petunjuk bahwa ayat jurnal tersebut
dibukukan ke buku pembantu.

                3. Jurnal pembelian


                    Adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat pembelian secara
kredit. Jurnal pembelian yang sederhana hanya memiliki satu kolom jumlah rupiah.
Akan tetapi jurnal pembelia dapat juga dirancang untuk mencatat pembelian
perlengkapan (tidak hanya pembelia barang dagangan). Jurnal semacam ini memiliki
beberapa kolom jumlah rupiah. Pada jurnal ini informasi tentang tanggal faktur dan
termin pembelian dapat digunakan untuk menentukan kapan suatu utang harus
dibayar.  Kolom kredit utang usaha digunakan untuk mencatat jumlah yang harus
dikreditkan pada masing-masing kreditur. Setiap transaksi yang menyangkut yang
menyangkut utang usaha dibukukan secara harian ke dalam buku pembantu utang
usaha pada akun kreditur yang bersangkutan. Pada akhir bulan, angka penjumlahan
setiap kolom dibukukan dengan mendebet akun pembelian dan akun perlengkapan dan
mengkredit akun utang usaha.

                 4. Jurnal Penjualan


                     Adalah jurnal jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat transaksi-
transaksi penjualan yang dilakukan secara kredit. Penjualan secara tunai tidak dicatat
dalam jurnal ini karena dalam transaksi penjualan tunai terjadi penerimaan kas,
sehingga penjualan tunai biasanya dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Pembukuan
dalam jurnal penjualan ke buku besar seragam, yaitu berupa pendebetan ke dalam
akun piutang usaha dan pengkreditan kea kun penjualan. Hal ini dikarenakan tidak
adanya transaksi lain yang dicatat dalam jurnal ini selain transaks penjualan secara
kredit. Atas dasar hal tersebut, maka format jurnal dan cara pengerjaan dari jurnal ke
buku besar dapat disederhanakan. Penulisan ayat jurnal cukup dinyatakan dengan
menuliskan tanggal transaksi, keterangan kepada siapa penjualan kredit dilakukan,
nomor faktur, dan jumlah rupiahnya.

          - Buku Besar Pembantu


                   1. Piutang usaha
                        Adalah  akun tambahan dalam buku besar untuk mencatat semua
transaksi yang berhubungan dengan piutang usaha. Transaksi yang berhubungan
dengan piutang juga dicatat dalam sebuah buku catatan tambahan yang disebut buku
pembantu piutang. Dalam buku ini disediakan satu akun pembantu untuk setiap debitur.
                   2. Hutang usaha
                        Adalah buku pembantu yang berisi catatan utang kepada masing-
masing kreditur. 
                   3. Persediaan
                        Jenis persediaan yang dimiliki perusahaan dagang tergantung pada
bidang usaha perusahaan yang bersangkutan. Dalam perusahaan dagang, perusahaan
bias memiliki berbagai jenis barang.
    1.3 Pemindahbukuan ke Buku Besar

2. Tahap Pengiktisaran
    2.1 Membuat Neraca Saldo
    2.2 Membuat Jurnal Penyesuaian
    2.3 Membuat Neraca Lajur
           Neraca lajur sebuah perusahaan dagang mirip sekali dengan perusahaan neraca
lajur pada perusahaan jasa. Akun baru yang utama adalah persediaan yang harus
disesuaikan dengan hasil perhitungan fisik. Selain itu neraca lajur perusahaan dagang
juga memuat beberapa akun baru lainnya, seperti penjualan, retue & pengurangan
harga penjualan, potongan penjualan,, dan beban pokok penjualan. Prosedur
pembuatan neraca lajur tidak berbeda dengan apa yang berlaku pada perusahaan jasa.
Angka-angka yang tercantum dalam neraca saldo, ditambah atau dikurangi
penyesuaian, menjadi angka saldo setelah disesuaikan. Selanjutnya kita pindahkan
pendapatan dan beban ke kolom Laba-Rugi, dan asset, kewajiban, serta modal
dipindahkan ke kolom neraca.

3. Tahap Pelaporan
    3.1 Perhitungan Harga Pokok Penjualan
    3.2 Pembuatan Laporan Keuangan
    3.3 Neraca
           Neraca pada perusahaan dagang juga sama dengan perusahaan neraca pada
perusahaan jasa, kecuali pada bagian asset lancar perusahaan dagang dicantumkan
akun persediaan.
    3.4 Jurnal penutup
       1. Laporan Laba-Rugi
            Laporan Laba-Rugi diawali dengan penjualan, beban pokok penjualan, dan laba
kotor.
        2. Laporan Perubahan Modal
    3.5 Menutup buku besar
          Empat tahapan yang dilakukan dalam membuat jurnal penutupan buku adalah :
            -Tahap 1 : pindahkan saldo akun pendapatan kea kun Rugi-Laba.
            -Tahap 2 : pindahkan saldo semua akun beban dan akun kontra kea kun Rugi-
Laba.
            -Tahap 3 : akun Rugi-Laba sekarang berisi saldo laba (atau saldo rugi).
                               Pindahkan saldo akun Rugi-Laba kea kun modal.
            -Tahap 4 : pindahkan saldo akun prive (jika ada) kea kun modal.
    3.6 Neraca saldo setelah penutupan
    3.7 Jurnal Pembalik

Siklus Akuntansi perusahaan Manufaktur


Siklus akuntansi perusahaan manufaktur sama dengan siklus akuntansi perusahaan dagang.
Akuntansi perusahaan manufaktur dengan sistem fisik:
1.      Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih
tersisa, baik di awal maupun akhir periode.
2.      Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening Persediaan Bahan Baku, tetapi
dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:

Mei 17 Pembelian Bahan Baku Rp 100.000


            Kas / Utang Dagang Rp 100.000

3.      Rekening Persediaan Barang DalamProses hanya digunakan untuk mencatat nilai barang yang
masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode.
4.      Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang jadi pada awal
dan akhir periode.
5.      Jurnal penyesuaian untuk perusahaan manufaktur sama dengan jurnal penyesuaian untuk
perusahaan dagang.
6.      Neraca Lajur untuk perusahaan manufaktur pada prinsipnya sama dengan neraca lajur untuk
perusahaan dagang, tetapi ditambahkan kolom untuk skedul harga pokok produksi.
Contoh Neraca Lajur Sebagian:

Perusahaan Manufaktur
Neraca Lajur sebagian
Periode tahun 2010
Nama Rekening NSSD Harga Pokok Poduksi Laporan Rugi-Laba Neraca
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit
Persediaan Barang Jadi   12.000 12.000    15.000 15.000
Persed. Barang Dlm. Proses   10.000   10.000   18.000 18.000
Persediaan Bahan Baku     5.000     5.000     9.000   9.000
Pembelian Bahan Baku 100.000 100.000
Biaya Tenaga Kerja Lgsg. 200.000 200.000
Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg. 50.000   50.000
Biaya Listrik dan Air 140.000 140.000
Biaya Bahan Habis Pakai   30.000   30.000
Biaya Penyst. Gedung Pabrik 120.000 120.000
Biaya Penyst. Mesin   60.000   60.000
Biaya Pemasaran   40.000 40.000
Penjualan 1.500.000 1.500.000
………. ……….. 715.000   27.000
Harga Pokok Produksi 688.000
715.000 715.000

2.10  Jurnal Penutup


Jurnal penutup untuk perusahaan manufaktur berbeda dengan perusahaan dagang. Dalam
perusahaan manufaktur, rekening Harga Pokok Produksi digunakan untuk menutup semua
rekening yang akan dilaporkan di Skedul Harga Pokok Produksi. Saldo rekening ini kemudian
ditransfer ke rekening Ikhtisar Rugi-Laba.

Contoh:
Des. 31 Harga Pokok Produksi Rp    715.000
     Persediaan Barang Dalam Proses Rp     10.000
     Persediaan Bahan Baku             5.000
     Pembelian Bahan Baku         100.000
     Biaya Tenaga Kerja Langsung         200.000
     Biaya Tenaga Kerja Tak Langsung           50.000
     Biaya Listrik dan Air         140.000
     Biaya Bahan Habis Pakai           30.000
     Biaya Penyusutan Gedung Pabrik         120.000
     Biaya Penyusutan Mesin           60.000
(untuk menutup rekening-rekening Persediaan
Bahan Baku awal, Barang Dalam Proses awal,
dan rekening-rekening Biaya produksi)
31 Persediaan Barang Dalam Proses Rp     18.000
Persediaan Bahan Baku             9.000
     Harga Pokok Produksi Rp      27.000
(untuk mencatat persediaan akhir barang
dalam proses dan bahan baku)
31 Persediaan Barang Jadi Rp      15.000
Penjualan      1.500.000
     Ikhtisar Rugi-Laba Rp 1.515.000
(untuk mencatat persediaan akhir barang jadi
dan menutup rekening penjualan)
31 Ikhtisar Rugi-Laba Rp   700.000
     Persediaan Barang Jadi Rp      12.000
     Harga Pokok Produksi         688.000
(untuk menutup rekening persediaan awal
barang jadi dan harga pokok produksi)
31 Ikhtisar Rugi-Laba Rp     40.000
     Biaya Pemasaran Rp     40.000[5]
(untuk menutup biaya pemasaran)

6. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Setelah neraca lajur selesai dikerjakan,maka langkah berikutnya adalah


menyusun laporan keuangan yang datanya telah tersedia dalam neraca lajur.
tujuan utama pembuatan neraca lajur adalah untk mempermudah menyusun
laporan keuangan. Dengan telah selesainya pembuatan neraca lajur di
atas,maka lapopran keuangan dapat disusun dengan lebih mudah. Laporan
Harga Pokok Produksi disusun dengan mengutip data yang tercan tum dalam
kolom Harga Pokok Produksi.Demikian pula laporan rugi-laba dan nerca
disusun dengan mengutip data dari dua pasang kolom terakhir di naraca lajur.
BAB III
Penutup
1.      Kesimpulan
Dari uraian penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebgai berikut :
1)      A. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bentuk transaksinya yaitu
membeli       barang atau produk dan menjual kembali produk tersebut tanpa mengolah
atau mengubah sifat produk bersangkutan..
B. Perusahaan manufaktur (manufacturing firm) adalah perusahaan yang kegiatannya
mengolah bahan baku menjadi barang jadi kemudian menjual barang jadi tersebut.
Kegiatan khusus dalam perusahaan manufaktur adalah pengolahan bahan baku
menjadi barang jadi. Kegiatan ini sering disebut proses produksi. Bidang akuntansi
yang menangani masalah produksi disebut akuntansi biaya (cost accounting).

2)      Ciri-ciri perusahaan dagang dan perusahaan Manufaktur


a.      Melakukan transaksi pembelian barng dagang, baik secara tunai maupun kredit.
b.      Melakukan pembayaran utang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi
dalam aktivitas perusahaan.
c.       Menerima pembayaran piutang usaha yang terjadi akibat adanya berbagai transaksi
dalam aktivitas perusahaan.
d.      Melakukan penyimpanan barang dagang selama belum dijual dan diserahkan kepada
pembeli.
Ciri- ciri Perusahaan Manufaktur
a  Aktifitas operasional usahanya adalah memproduksi bahan baku menjadi barang jadi
b. Pendapatan usahanya berasal dari menjual produk barang
c. Memiliki persediaan produk secara fisik
d. Biaya produksinya terdiri dari Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja, dan Overhead
f. Melakukan Perhitungan Harga Pokok Produksi pada Laporan keuangan Laba-Rugi
g. Terdapat perhitungan Harga Pokok Penjualan pada Laporan keuangan Laba-Rugi

Daftar Pustaka
Jusup, AI. Haryono,2011.Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1.Yogyakarta:Bagian Penerbitan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Suwardjono,1991.Akuntansi Pengantar.Yogyakarta:BPFE.
http://blog.persimpangan.com/blog/2007/08/17/proses-akuntansi-pada-perusahaan-jasa/
http://oopz-shootz.blogspot.com/2012/06/siklus-akuntansi-perusahaan-dagang-dan.html
http://www.slideshare.net/agielrodriguez/penyusunan-siklus-akuntansi-perusahaan-dagangjaya-ari-endy-
vina-alvionita-power-point

Anda mungkin juga menyukai