Anda di halaman 1dari 8

Instabilitas

Defenisi
Adanya instabilitas membuat seseorang berisiko untuk jatuh. Kemampuan untuk
mengontrol posisi tubuh dalam ruang merupakan suatu interaksi kompleks sistem saraf dan
muskuloskeletal yang dikenal sebagai sistem kontrol postural. Jatuh terjadi manakala sistem
kontrol postural tubuh gagalmendeteksi pergeseran dan tidak mereposisi pusat gravitasi terhadap
landasan penopang (kaki,saat berdiri) pada waktu yang tepat untuk menghindari hilangnya
keseimbangan. Kondisi iniseringkali merupakan keluhan utama yang menyebabkan pasien
datang berobat (keluhan utamadari penyakit – penyakit yang juga bisa mencetuskan
sindromdeliriut akut).
Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat
kejadian, yang mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai atau tempat
yang lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Ruben, 1996).
Instabilitas: penyebab terjatuh pada lansia dapat berupa faktor intrinsik (hal-hal yang berkaitan
dengan keadaan tubuh penderita) baik karena proses menua, penyakit maupun faktor ekstrinsik
(hal-hal yang berasal dari luar tubuh) seperti obat-obat tertentu dan faktor lingkungan.
Akibat yang paling sering dari terjatuh pada lansia adalah kerusakan bahagian tertentu
dari tubuh yang mengakibatkan rasa sakit, patah tulang, cedera pada kepala, luka bakar karena
air panas akibat terjatuh ke dalam tempat mandi. Selain daripada itu, terjatuh menyebabkan
lansia tersebut sangat membatasi pergerakannya.
Walaupun sebahagian lansia yang terjatuh tidak sampai menyebabkan kematian atau
gangguan fisik yang berat, tetapi kejadian ini haruslah dianggap bukan merupakan peristiwa
yang ringan. Terjatuh pada lansia dapat menyebabkan gangguan psikologik berupa hilangnya
harga diri dan perasaan takut akan terjatuh lagi, sehingga untuk selanjutnya lansia tersebut
menjadi takut berjalan untuk melindungi dirinya dari bahaya terjatuh.
Penyebab Jatuh
Penyebab jatuh Keterangan

Kecelakaan Kecelakaan murni (terantuk, terpleset, dll)

Interaksi anatara bahaya dilingkungan dan faktor yang meningkatkan


kerentanan

Sinkop Hilang kesadaran mendadak

Drop attacks Kelemahan tungkai bawah mendadak yang menybabkan jatuh tanpa
kehilangan kesadaran

Dizziness dan/atau Penyakit vestibular, penyakit sistem sistem saraf pusat


vertigo

Hipotensi ortostatik Hipovolemia atau kardiak output yang rendah, disfungsi otonom, gangguan
aliran darah balik vena, tirah baring lama, hipotensi akibat obat – obatan,
hipotensi postprandial

Obat - obatan Diuratika, antihipertensi, antidepresi golongan trisiklik, sedatif, antipsikotik,


hipoglikemia, alcohol

Proses penyakit Berbagai penyakit akut

Kardiovaskular: aritmia, penyakit katup jantung (stenosis aorta), sinkop sinus


karotid

Neurologis: TIA, strok akut, gangguan kejang, penyakit parkinson, spondilosis


lumbar atau servikal (dengan komjpresi pada korda spinalis atau cabang
saraf), penyakit serebelum, hidrosefalus tekanan normal (gangguan gaya
berjalan), lesisitem saraf pusat(tumor, hematomi subduraal)

Idiopatik Tak ada penyebab yang dapat diidentifikasi

TANDA dan GEJALA


- Terdapat keluhan perasaan seperti akan jatuh, disertai atau tanpa dizzi-ness
- Vertigo
- Rasa bergoyang
- Rasa tidak percaya diri untuk transfer atau mobilisaasi mandiri; atau
- Terdapat riwayat jatuh

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Beberapa pemeriksaan seperti the timed up-and-go test (TUG), uji menggapai fungsional
(functional reach test), dan uji keseimbangan Berg (the Berg balance sub-scale of the mobility
index) dapat untuk mengevaluasi fungsi mobilitas sehingga dapat mendeteksi perubahan klinis
bermakna yang menyebabkan seseorang beresiko untuk jatuh atau timbul disabilitas dalam
mobilitas.
Pemeriksaan penunjang diperlukan untuk membantu mengidentifikasi faktor risiko,
menemukan penyebab/pencetus:
- Lakukan pemeriksaan neurologis untuk medeteksi defisit neurologis fokal, adakah
cerebro vascular disease atau transient ischemic attack;lakukan brain CT scan jika ada
indikasi
- Darah perifer lengkap
- Elektrolit (terutama natrium dan kalium), ureum, kreatinin, dan glukosa darah
- Analisis agas darah
- Urin lengkap dan kultur resistensi urin
- Hemostase darah dan agregasi trombisit
- Foto toraks, vertebra, genu, dan pergelangan kaki (sesuai indikasi)
- EKG
- Identifikasi faktor domisili (lingkungan tempat tinggal)

TERAPI
Prinsip dasar tatalaksana usia lanjut dengan masalah instabilitas dan riwayat jatuh adalah
identifikasi faktor risiko intrinsik dan ekstrinsik,mengkaji dan mengobati trauma fisik akibat
jatuh; mengobati bebagai kondisi yang mendasari instibilitas dan jatuh; memberikan terapi fisik
dan penyuluhan berupa latihan cara berjalan, penguatan otot, alat bantu, sepatu atau sandal yang
sesuai; mengubah lingkungan agar lebih aman seperti pencahayaan yang cukup; peganga; lantai
yang tidak licin, dan sebagainya.
Latihan desensitisasi faal keseimbangan, latihan fisik (penguatan otot, fleksibilitas sendi,
dan keseimbangan), latihan Tai Chi, adaptasi perilaku (bangun dari duduk perlahan – lahan,
menggunakan pegangan atau perabot untuk mencegah morbiditas akibat instabilitas dan jatuh
berikutnya.
Perubahan lingkungan acapkali penting dilakukan untuk mencegah jatuh berulang karena
lingkungan tempat orang usia lanjut tinggal seringkali tidak aman sehingga upaya perbaikan
diperlukan untuk memperbaiki keamanan mereka agar kejadian jatuh dapat dihindari.

KOMPLIKASI
- Fraktur
- Memar jaringan lunak
- Isolasi dan depresi
- Imobilisasi
- Prognosis : Dubia
- Perlukaan (injury)
- Disabilitas
- Mati

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
(Boedihartono, 1994 : 10).
1.      Anamnesis
- Riwayat medis umum
- Tingkat mobilitas
- Riwayat jatuh sebelumnya
- Obat – obatan uang dikonsumsi : Terutama obat antihipertensi dan psikotropika
2.      Apa yang dipikirkan pasien sebagai penyebab jatuh
- Apakah pasien sadar bahwa akan jatuh?
- Apakah kejadian jatuh tersebut sama sekali tak terduga?
- Apakah pasien terpeleset atau terantuk?
3.      Lingkungan sekitar tempat jatuh
- Waktu di tempat jatuh
- Saksi
- Kenyataanya dengan perubahan postur, batuk, buang air kecil, memutar kepala
4.      Gejala yang terkait
- Kepala terasa ringan, dizziness, vertigo
- Palpitasi
- Nyeri dada, sesak
- Gejala neurolgis fokal mendadak (kelemahan, gangguan sensorik, disertai, ataksia,
bingung, afaksia)
- Inkontinensia urin atau alvi
5.      Hilangnya kesadaran
- Apakah yang langsung diingat segera setelah jatuh?
- Apakah pasien dapat bangkit setelah jatuh dan jika dapat, berapa lama waktu yang
diperlukan untuk dapat bangkit setelah jatuh?
- Apakah adanya hilangnya kesadaran dapat dijelaskan oleh saksi?
B. Pemeriksaan fisik:
1. Tanda vital : Demam, hipotermia, frekuensi pernapasan, frekuensi nadi dan tekanan
darah saat berbaring, duduk, dan berdiri
2. Kulit : Turgor, trauma, kepucatan
3. Mata : Visus
4. Kardiovaskular : Aritmia, bruit karotis, tanda stenosis aorta, sensitivitas sinus karotis
5. Ekstermitas : Penyakit sendi degeneratif, lingkup gerak sendi, deformitas, fraktur,
masalah podiatrik (kalus, bunion, ulserasi, sepatu yang tidak sesuai,
kesempitan/kebesaran, atau rusak)
6. Neurologis : Status mental, tanda fokal, otot(kelemahan, rigiditas, spastisitas), saraf
perifer (terutama sensasi posisi), propripseptif, refleks, fungsi saraf kranial, fungsi
serebellum (terutama uji tumit ke tulang kering), gejala ekstrapiramidal: tremor saat
istirahat, bradikinesia, gerakan involunter lain, keseimbangan dan cara berjalan dengan
mengobservasi cara pasien berdiri dan berjalan (uji get up and go).

C. Penilaian Klinis dan Tatalaksana yang direkomendasikan bagi orang usia lanjut yang
berisiko jatuh

Penilaian Klinis Penatalaksanaan


Lingkungan saat jatuh sebelumnya Perubahan lingkungan dan aktivitas untuk
mengurangi kemungkinan jatuh berulang

Konsumsi obat – obatan Review dan kurangi konsumsi obat – obatan


      Obat – obatberisiko tinggi (benzodiazepin,
obat tidur lain, neuroleptik, antidepresi,
antikonvulsi, atau antiaritmia kelas IA)
      Konsumsi 4 macam obat atau lebih

Penglihatan Penerangan yang tidak menyilaukan; hindari


      Visus <20/60 pemakaian kacamata multifokal saat berjalan;
      Penurunan persepsi kedalam(depth rujuk ke dokter spesialis mata
perception)
      Penurunan sensitivitas terhadap kontras
      Katarak

Tekanan darah postural (setelah ≥ 5 menit dalam Diagnosis dan tatalaksana penyebab dasar jika
posisi bebaring/supine, segera setelah berdiri, dan 2 memungkinkan; review dan kurangi obat – obatan;
menit setelah berdiri) tekanan sistolik turun ≥ 20 modifikasi dari restriksi garam; hidrasi yang
mmhg (atau ≥ 20%), dengan atau tanpa gejala, adekuat; strategi kompensaasi (evevasi bagian
segera atau setelah 2 menit berdiri kepala tempat tidur, bangkit perlahan, atau latihan
dorsofleksi); stoking kompresi; terapi farmakologi
jika strategi di atas gagal.

Keseimbangan dan gaya berjalan Diagnosis dan tetelaksana penyebab dasar jika
•         Laporan pasien atau observasi adanya memungkinkan; kurang obat – obatan yang
•         Gangguan pada penilaian singkat (uji get up mengganggu keseimbangan; intervensi
and go) atau performance-oriented assessment of lingkungan; rujuk ke rehabilitasi medikj untuk alat
mobility) bantu dan latihan keseimbangan dan gaya berjalan

Pemeriksaan neurologis Diagnosis dan tatalaksana penyebab dasar jika


•         Gangguan proprioseptif memungkinkan; tingkatkan input proprioseptif
•         Gangguan kognitif (dengan alat bantu atau alas kaki yang sesuai,
•         Penurunan kekuatan otot berhak rendah dan bersol tipis); kurangi obat –
obatan yang mengenai adanya defesit kognitif;
kurangi faktor mengganggu fungsi kognitif,
kewaspadaan pendamping risiko lingkungan; rujuk
ke rehabilitas medik untuk latihan gaya berjalan,
keseimbangan dan kekuatan

Pemeriksaan muskuluskeletal; pemeriksaan tungkai Diagnosis dan tatalaksana penyebab dasar jika
(sendi dan lingkup gerak sendi) dan pemeriksaan memungkinkan; rujuk ke rehabilitas medik untuk
kaki latihan kekuatan, lingkup gerak sendi, gaya
berjalan, dan keseimbangan serta untuk alat bantu;
gunakan alas kaki yang sesuai; rujuk ke podiatrist

Pemeriksaan kardiovaskular Rujuk ke konsultan kardiologi; pemijatan sinus


•         Sinkop karotis (pada kasus sinkop)
•         Aritmia (jika telah diketahui adanya penyakit
kardiovaskular, terdapat EKG yang abnormal, dan
sinkop)

Evaluasi terhadap “bahaya” dirumah setelah Rapikan karpet yang terlipat dan gunakan lampu
dipulangkan dari rumah sakit malam hari, bathmats yang tidak licin, dan
penggang tangga; intervensi lain yang diperlukan

D. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Cedera
2. Resiko Trauma
3. Resiko Syok
4. Hambatan Mobilitas Fisik
5. Kelemahan Aktivitas Berjalan

Anda mungkin juga menyukai