Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI KESEHATAN

CASE METHOD 1

Oleh:

Melati Nastiti Ningrum Abidin

(200612635297)

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2022
CASE METHODE MENGENAI TINDAKAN PENYEMBUHAN
KESURUPAN

Terdapat sebuah fenomena seorang wanita yang tewas di salah satu


wilayah di Jatim ini secara ilmiah dan sudut pandang yang berbeda dari sudut
pandang yang biasanya. Penyakit adalah masalah keseharian yang dialami setiap
manusia. Sepanjang periode kehidupan tidak ada yang tidak mengalami sakit.
Ritual dalam mengatasi kesurupan lah yang menjadi awal kabar buruk yang
dialami oleh Ibu T (51 tahun) warga desa S kabupaten T, Jatim. Dengan dalih
menjadi pengobatan alternatif yang menjadi kepercayaan anggota keluarga korban
justru membuat korban meninggal dunia.

Menanggapi fenomena tersebut, dalam Teori Foster (1986), Antropologi


Kesehatan mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi Teoritis dan teori Praktis dan
apabila dilihat dari dua dimensi menurut Foster, akan dapat dilihat lebih
mendalam mengenai fenomena seorang wanita yang tewas digelonggong air di
kabupaten T ini secara ilmiah dan sudut pandang yang berbeda dari sudut pandang
biasanya.

Fenomena yang telah disebutkan di atas, terdapat dua faktor yang saling
terkait dalam fenomena tersebut, yaitu faktor biologi (kesehatan) dan faktor non
biologi (kebudayaan).

Pada faktor non biologi (kebudayaan) disebutkan bahwa para anggota


keluarga memiliki kepercayaan dengan ritual yang sudah turun temurun dari
nenek moyang mereka untuk mengatasi gejala-gejala kesurupan, salah satu ritual
yang dilakukan yaitu dengan menggelonggong korban menggunakan air yang
dalam budaya tersebut dipercaya dapat mengeluarkan rasa sakit dari dalam tubuh
korban".

Sedangkan dari sudut pandang biologi atau kesehatan, diketahui bahwa


korban sebelumya mengeluh sakit pada bagian perut. Dua hari sebelum kejadian,
keluarga korban serta korban juga melakukan ritual bersama dengan menyembelih
lima ayam dan memasak nasi kuning. Ritual tersebut dilakukan tanpa melalui
pengetahuan maupun hasil penelitian yang ilmiah sehingga belum dapat
dibuktikan secara nyata dan efektif dalam mengatasi penyakit yang diderita oleh
ibu T. Perilaku menyimpang yang dilakukan korban serta pelaku tidak bisa
dibenarkan, walaupun dalam lingkungan masyarakat tersebut diyakini dapat
menghilangkan sakit tetapi dalam ilmiah jika belum terbukti dan sebaiknya
sebagai masyarakat haruslah mampu untuk memilih dan memilah cara mengobati
keluarga yang sedang sakit dan apabila penyakit belum tersembuhkan maka lebih
baik dan aman jika membawa keluarga yang sedang sakit ke dokter atau unit
pelayanan kesehatan terdekat.

Selain dari penjelasan di atas, pendapat dari para pakar psikologis yang
berkecimpung dalam dunia medis mengatakan bahwa orang-orang yang dianggap
kesurupan tersebut sebenarnya tidak kemasukan roh atau setan melainkan
mengidap apa yang disebut psychosis.

Dalam istilah kedokteran, aksi kesurupan atau kerasukan tersebut disebut


juga dengan nama possession trans atau suatu pergantian identitas pribadi dengan
identitas baru yang akhirnya orang tersebut bertingkah aneh atau juga mengatakan
hal-hal yang tidak masuk di akal. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
kesurupan dilihat dari kacamata ilmiah, seperti faktor gangguan pada sistem saraf,
gangguan pada sisi psikis, spiritual, sosial dan juga psikologis.

Dari faktor saraf, fenomena kesurupan ini terjadi karena sistem limbic
dalam tubuh manusia yang mengatur emosi, tindakan dan perilaku serta mencakup
berbagai bagian dari otak mengalami gangguan yang akhirnya terjadinya
ketidakseimbangan pada sistem neurotransmitter.

Pada sudut pandang teori sosiologis, fenomena yang terjadi di atas dapat
digolongkan pada teori aksi yang dikemukakan oleh Max Weber, dimana Max
Weber menjelaskan bahwa individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas
pengalaman, persepsi, pemahaman, dan penafsiran atas suatu stimulus atau situasi
tertentu. Dari penjelasan melalui teori yang dikemukakan Max Weber, fenomena
tersebut dilakukan dikarenakan adanya pengalamn dari nenek moyang terdahulu,
persepsi masyarakat yang percaya dengan tindakan tersebut, pemahaman dan
penafsiran yang kurang disertai ilmu sehingga segala sesuatu dipercaya dengan
mudah.

Kesimpulan pada uraian di atas adalah pengobatan untuk seseorang yang


sedang mengalami kesurupan bukanlah melalui tindakan menggelonggong
seorang tersebut melainkan menggunakan metode-metode yang telah dibuktikan
kebenarannya melalui ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi Rosmalia, Y. S. (2017). SOSIOLOGI KESEHATAN (G. Ridhoansyah (ed.);


1st ed.). Tim P2M2.

Herwandi, D. (2018). Analisis Kasus Antropologi Kesehatan. Kompasiana.


https://www.kompasiana.com/deddy15645/5b08dd61ab12ae26f3553b53/a
nalisis-kasus-dari-sudut-pandang-antropologi- kesehatan?
page=all#section1

Susanto, D. A. (2014). Pakar: Kesurupan itu bukan disebabkan makhluk halus.


https://www.merdeka.com/teknologi/pakar-kesurupan-itu-bukan-
disebabkan-makhluk-halus-tekmistis.html

Anda mungkin juga menyukai