Anda di halaman 1dari 3

1.

Nematoda merupakan spesies terbesar di antara cacing parasite dimana terdapat sekitar
10.000 jenis nematoda yang hidup di segala jenis habitat mulai dari tanah, air tawar, air
asin, tanaman dan hewan. Nematoda ada yang bersifat patogen menyerang baik tanaman,
hewan maupun manusia dan tersebar luas di seluruh dunia. Pada hewan, nematoda
merupakan masalah utama yang menyebabkan gangguan kesehatan pada ternak yang
dapat menurunkan produksi ternak.
2. Infeksi cacing endoparasit pada ikan, terutama belut sawah disebabkan karena
keberadaan larva endoparasit dari inang antara 1 yaitu arthropoda, moluska dan
oligochaeta yang masuk ke dalam tubuh belut bersamaan dengan pakan yang dikonsumsi.
Dalam tubuh belut, terjadi perkembangan stadia menjadi larva infektif yang dapat
menginfeksi inang definitive yaitu mamalia termasuk manusia.
3. Berdasarkan laporan dari Badan Karantina Ikan pada tahun 2011 terjadi penolakan
ekspor belut asal Indonesia oleh Jepang dikarenakan positif Gnathostoma sp. Hasil
analisis laboratorium menunjukkan semua Gnathostoma sp. yang ditemukan pada belut
bersifat patogenik terhadap manusia. Inang antara yang terinfeksi cacing Gnathostoma sp.
tidak menunjukkan gelaja klinis khusus. Hal ini dikarenakan cacing Gnathostoma sp.
masih dalam tahap perkembangan dan hidup di beberapa hewan yang dijadikan sebagai
inang antara (multi inang).
4. Cacing Gnathostoma sp. Biasa menginfeksi belut sawah dapat dipengaruhi oleh banyak
hal. Salah satunya adalah kondisi lingkungan perairan yang buruk sebagai tempat
hidupnya. Hal ini diduga karena banyaknya aktivitas manusia, hewan- hewan ternak,
maupun hewan liar di sekitar area persawahan yang dapat menghasilkan bahan organik.
Bahan organik tersebut akan larut dan mengendap di dasar perairan sawah akibat air
hujan pada musim penghujan sehingga bahan organik akan mengalir ke perairan sawah.
Tingginya kandungan bahan organik akan berdampak pada suburnya perairan sawah dan
menyebabkan munculnya parasit nematoda salah satunya dari jenis Gnathostoma sp.
yang berasal dari hewan liar sehingga dapat menginfeksi (transmisi) ke organ dalam belut
sawah melalui pakan alami yang berada di perairan sawah.
5. peran dari organisme kecil seperti crustacea yang merupakan makanan bagi belut sawah
sekaligus sebagai inang antara pertama juga turut mempengaruhi keberadaan dari
Gnathostoma sp. di dalam tubuh belut. terjadinya infeksi cacing endoparasit pada belut
disebabkan mengkonsumsi pakan alami yang mengandung larva cacing Gnathostoma sp.
Pakan alami yang mengandung larva cacing Gnathostoma sp akan berpindah/ transmisi
dari pakan ke dalam tubuh belut. Hal ini akan menyebabkan belut terinfeksi dan menjadi
inang antara kedua dari cacing endoparasit tersebut.

6. Faktor lain yang diduga memicu infeksi cacing endoparasit dalam tubuh belut yaitu
tingginya kadar polutan dalam lingkungan perairan terutama yang berasal dari
penggunaan insektisida dan pestisida yang berlebihan untuk keperluan pertanian. Hal ini
menyebabkan belut menjadi stress dan menurunkan system imun dalam tubuhnya
sehingga mudah terinfeksi oleh parasit.
7. Cara pemeriksaan nematoda pada hewan antara lain dengan pembedahan bagian organ
dalam pada saluran pencernaan yaitu dibagian duodenum, jejunum, ataupun ileum lalu
diperiksa di bawah mikroskop. Selain itu dapat pula dilakukan pemeriksaan feses yaitu
terdiri atas pemeriksaan kualitatif yang digunakan adalah metode flotasi (pengapungan)
dan sedimentasi (pengendapan) yang dilanjutkan dengan penyaringan bertingkat dan
pemeriksaan kuantitatif menggunakan metode McMaster, metode filtrasi, metode
identifikasi.
8. Parasit Gnathostoma sp. Merupakan parasit yang bersifat zoonosis maka perlu hati-hati
dalam penanganannya. Pencegahan terjadinya penyebaran parasit Gnathostoma sp. ke
daerah lain dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan secara laboratorium pada sampel
belut sawah.
9. Integrated Pest Management adalah merupakan suatu metode pengendalian hama yang
menggabungkan berbagai metode pengendalian, dengan prioritas pada penggunaan non
kimia, seperti tindakan pencegahan (prevention), eksklusi (exclution) dan sanitasi
(sanitation).
10. Pengendalian atau pencegahan infeksi nematoda selama ini menggunakan anthelminthic
berupa albendazole, mebendazole, pirantel pamoat, dll baik pada hewan dan manusia.
Beberapa penelitian dilakukan tentang peluang bahan alam yang dapat digunakan sebagai
anthelminthic, antara lain ekstrak air dan ekstrak etanol daun katuk memiliki potensi
untuk dimanfaatkan sebagai antelmintik dan pengendali infeksi nematoda. Hal penting
lainnya untuk pengendalian nematoda parasite yang prlu dipikirkan yaitu pemurnian
tanah dari kontaminasi nematoda karena tanah merupakan media tumbuh dan media
perantara dari infeksi nematoda.
11. Eksklusi dan sanitasi nematoda belut dengan IPM .... (?)

Anda mungkin juga menyukai