Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PKN

SDG POIN 6 : AIR BERSIH DAN SANITASI DI INDONESIA

Disusun oleh :

Emmanuel P.S. (140110190014)

Anggie M.P (170210190064)

Farah Dina Khansa (130110190064)

Farahdyba Amarayudya (180610190078)

Nazya Irene Z (130110190225)

Muhammad Aiman (130110191003)

Tajqia Qalbu R. (110110190067)

UNIVERSITAS PADJADJARAN

JATINANGOR

2019
Daftar Isi

Daftar Isi .............................................................................................................................. i

Kata Pengantar ..................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan ............................................................................................................ 3

1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 3


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan .......................................................................................................... 3

Bab II Pembahasan ........................................................................................................... 3

2.1 Pengertian Sustainable Development Goals (SDG) dan tujuan SDG ke-6 ....................3
2.2 Pengertian ‘Sanitasi’ dan ‘Air Bersih’............................................................................6
2.3 Kondisi Sanitasi dan Air Bersih di Indonesia ................................................................8
2.4 Penyebab dan Dampak yang Timbul ............................................................................. 9
2.5 Solusi Kami ................................................................................................................ 11

Bab III Penutup ................................................................................................................ 12

3.2 Kesimpulan .................................................................................................................. 12


3.3 Kritik dan Saran ........................................................................................................... 12

Daftar Pustaka ................................................................................................................. 13


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Semoga kita semua
senantiasa berada dalam rahmat dan perlindungan-Nya.
Makalah ini kami persembahkan sebagai wujud pemikiran nyata terhadap isu air bersih dan
sanitasi di Indonesia. Dalam rangka memperbaiki kualitas sanitasi di Indonesia,mewujudkan
pemerataan air bersih dan juga memenuhi target SDG (Sustainable Development Goal) yang
telah ditentukan oleh PBB,berikut kami tawarkan beberapa solusi yang dapat diterpapkan
untuk mengatasi salah satu masalah terpelik Indonesia ini. Kami berharap,dengan adanya
makalah ini kesadaran kita semua mengenai pentingnya sanitasi dan air bersih dapat
meningkat dan pemerintah dapat bekerja sama dengan warga sekitar untuk mewujudkan
target SDG tersebut.
Akhir kata,semoga makalah kami dapat meyajikan informasi yang berguna dan dengan
ini kita melangkah lebih dekat dalam mewujudkan Indonesia yang lebih baik.

Cimahi,1 Oktober 2019

Penulis,

Kelompok 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, namun memiliki persebaran
penduduk yang sangat timpang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun
2013, sekitar 57,49% dari jumlah penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang luasnya hanya 6,96% dari luas daratan Indonesia. Sementara Kalimantan, pulau
terluas di Indonesia (27,22% dari luas daratan Indonesia), hanya dihuni oleh sekitar 5,8%
dari jumlah penduduk Indonesia. Papua, yang luasnya 22,83% dari luas daratan
Indonesia, dihuni oleh kurang dua persen dari total penduduk Indonesia. Indonesia
sebagai negara berkembang sampai saat ini dapat dikatakan masih belum dapat
memenuhi salah satu tujuan bernegara seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang
Undang Dasar 1945 yakni untuk memajukan kesejahteraan umum. Kondisi ideal yang
dicitacitakan ini sampai sekarang masih belum tercapai. Hal ini dapat dilihat dari data
Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh United Nations Development
Programme (UNDP) pada tahun 2011 yang menyebutkan bahwa Indonesia menempati
posisi 124 dari 187 negara. Dalam kaitannya dengan kesejahteraan sosial, faktor
kesehatan menjadi sangat penting dalam pencapaian kondisi sejahtera tersebut. Undang
Undang RI Nomor 11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial menyebutkan bahwa yang
dimaksudkan dengan kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Permasalahan
kesehatan lingkungan seringkali terjadi disebabkan oleh kurangnya sumber air bersih
serta sanitasi yang layak. Akper (2012) menyatakan bahwa sanitasi yang baik dan sumber
air yang bersih akan mengurangi prevalensi penyakit, meningkatkan produktivitas, serta
mengurangi polusi dari sumber air. Faktor lain yang juga menyebabkan permasalahan
terhadap air bersih dan sanitasi layak di masyarakat adalah akses terhadap layanan air
bersih dan sanitasi layak tersebut. Ketersediaan air bersih menjadi isu yang sangat
penting dikarenakan hal tersebut mempunyai implikasi pada tingkat kualitas hidup
masyarakat. Air dan sanitasi adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Setiap ada air
minum atau air bersih maka pasti akan ada air limbah. Tidak kurang dari 85% air bersih
berubah menjadi air limbah. Sebagai gambaran, apabila satu orang menggunakan 100
liter air perhari untuk minum, mandi, cuci, kakus, maka air yang dibuang menjadi air
limbah sekitar 85 liter per hari. Oleh karenanya, pengelolaan air bersih akan berkaitan
pula dengan pengelolaan sanitasi. Air bersih dan sanitasi yang baik merupakana elemen
yang sangat penting untuk menunjang kesehatan manusia. Sayangnya, pemenuhan akan
kebutuhan air bersih dan sanitasi belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Sebenarnnya
terdapat cukup air bersih di tanah Indonesia, namun karena kondisi ekonomi yang lemah
dan infrastruktur yang buruk, jutaan orang meninggal setiap tahunnya karena berbagai
penyakit yang terkait dengan pasokan air dan sanitasi yang buruk. Saat ini, diperkirakan
1,1 miliar orang di dunia tidak memiliki akses terhadap pasokan air bersih dan 2,6 miliar
orang kekurangan sanitasi yang memadai (UNICEF & WHO, 2004).

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa yang dimaksud dengan SDG poin 6?
2 Apa yang dimaksud dengan sanitasi dan air bersih?
3 Bagaimana kondisi sanitasi dan air bersih di Indonesia?
4 Apa dampak yang timbul dari kondisi Indonesia tersebut?
5 Bagaimana solusinya agar kondisi sanitasi dan air bersih di Indonesia membaik?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk menjawab rumusan masalah dan memastikan air bersih dan sanitasi yang layak
bagi seluruh masyarakat Indonesia, juga pemerataan air bersih di seluruh Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sustainable Development Goals (SDG) dan tujuan SDG ke-6
Pada bulan September tahun 2015, sebanyak 193 kepala negara dan pemerintah dunia
hadir dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menyepakati program
dan target pembangunan bagi semua negara yang baru yaitu Sustainable Development Goals
atau disingkat menjadi SDG. Agenda ini merupakan kelanjutan dari Millenium Development
Goals (MDG) yang disepakati pada tahun 2000 dan telah berakhir pada tahun 2015. Dilihat
dari banyaknya tujuan dan sasarannya, kedua agenda ini memiliki perbedaan yang signifikan.
MDG hanya memuat 8 tujuan dengan 21 sasaran saja. Berbeda dengan MDG. SDG memiliki
17 tujuan dengan 169 sasaran dan berlaku selama 30 tahun, mulai dari tahun 2015 dan
berakhir pada tahun 2030.
Salah satu tujuan dari SDG adalah Clean Water and Sanitation atau Sanitasi dan Air
Bersih, yang merupakan poin ke-6 dari 17 poin tujuan dalam SDG. Adanya poin Sanitasi dan
Air Bersih sebagai salah satu tujuan SDG adalah untuk memastikan ketersediaan dan
manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua. Terdapat 8 target yang
menjadi sasaran dalam tujuan ke-6 SDG ini pada tahun 2030, yaitu:

1. Mencapai akses universal yang adil terhadap air minum yang aman dan terjangkau
untuk semua
2. Mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang layak dan adil untuk semua dan
mengakhiri buang air di tempat terbuka, dengan memberikan perhatian khusus pada
kebutuhan perempuan dan anak perempuan serta mereka yang berada dalam situasi
rentan
3. Memperbaiki kualitas air dengan mengurangi polusi, menghapuskan pembuangan
limbah dan meminimalisir pembuangan bahan kimia dan materi berbahaya,
mengurangi separuh dari proporsi air limbah yang tidak diolah dan secara substansial
meningkatkan daur ulang dan penggunaan ulang yang aman secara global
4. Secara substansif meningkatkan penggunaan air secara eifisien di semua sector dan
memastikan pengambilan dan suplai air bersih yang berkelanjutan untuk mengatasi
kelangkaan air dan secara substansial mengurangi jumlah orang yang mengalami
kelangkaan air

6
5. Mengimplementasikan pengelolaan sumber air yang terintegrasi pada setiap level,
termasuk melalui kerjasama antarbatas selayaknya
6. Melindungi dan memperbaiki ekosistem terkait air, termasuk pegunungan, hutan,
rawa, sungai, resapan air dan danau
7. Memperbanyak kerjasama internasional dan dukungan pengembangkan kapasitas
kepada negara-negara berkembang dalam aktivitas dan program terkait dan sanitasi,
termasuk water harvesting, desalinasi, efisiensi air, pengolahan air limbah, teknologi
daur ulang dan penggunaan ulang
8. Mendukung dan menguatkan partisipasi masyarakat lokal dalam memperbaiki
pengelolaan air dan sanitasi

2.2 Pengertian ‘Sanitasi’ dan ‘Air Bersih’

Sanitasi
Definisi sanitasi dari Badan Kesehatan Dunia (World Health Organisation = WHO)
adalah sebagai berikut: "Sanitation pada umumnya merujuk kepada penyediaan sarana dan
pelayanan pembuangan limbah kotoran manusia seperti urin dan feses. Istilah 'sanitasi' juga
mengacu kepada pemeliharaan kondisi higienis melalui upaya pengelolaan sampah dan
pengolahan limbah cair.
Sanitasi termasuk didalamnya empat prasarana teknologi (walaupun seringkali hanya
yang pertama yang berkitan erat dengan istilah 'sanitasi'): Pengelolaan kotoran manusia
(feces), sistem pengelolaan air limbah (termasuk instalasi pengolahan air limbah), sistem
pengelolaan sampah, sistem drainase atau disebut juga dengan pengelolaan limpahan air
hujan.
Terdapat sedikit perbedaan defenisi yang digunakan saat ini. Misalnya, untuk
beberapa organisasi, promosi higiene dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari sanitasi,
Dengan demikian, Water Supply and Sanitation Collaborative Council (Badan kolaborasi
penyediaan air dan sanitasi dunia) mendefenisikan sanitasi sebagai: "pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pembuangan atau penggunaan kembali limbah kotoran
manusia (feces), limbah cair dan sampah rumah tangga dan juga berkaitan dengan promosi
higiene.

7
Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat.
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini
telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun
bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama
logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini.
Antara sumber air bersih ialah :
1)Sungai
Rata-rata lebih dari 40.000 kilometer kubik air segar diperoleh dari sungai-sungai di
dunia. Ketersediaan ini (sepadan dengan lebih dari 7.000 meter kubik untuk setiap
orang) sepintas terlihat cukup untuk menjamin persediaan yang cukup bagi setiap
penduduk, tetapi kenyataannya air tersebut seringkali tersedia di tempat-tempat yang
tidak tepat.

2)Curah hujan
Dalam pemanfaatan hujan sebagai sumber dari air bersih, individu perorangan/
berkelompok/ pemerintah biasanya membangun bendungan dan tandon air

3)Air permukaan
Air permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi yang berasal dari air hujan
yang jatuh ke permukaan bumi tetapi berada di permukaan tanah. Kualitas air ini
biasanya tergantung daerah sekitarnya dimana air itu berada.

4)Air bawah tanah.


Adalah air yang berasal dari hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang kemudian
mengalami penyerapan ke dalam tanah dan mengalami proses filtrasi alamiah.

8
2.3 Kondisi Sanitasi dan Air Bersih di Indonesia
Tanpa kita sadari,kerugian yang diakibatkan sanitasi tak hanya terletak pada bidang
kesehatan,namun juga secara sosial dan ekonomi. Dalam rentang tahun antara 2013 sampai
2019,Indonesia telah menderita beberapa kerugian besar akibat kurangnya perhatian terhadap
sanitasi. Beberapa kerugian tersebut adalah :
a.) Kerugian mencapai 58 Triliyun rupiah akibat buruknya pelayanan sanitasi
Kementrian Lingkungan Hidup mencatat kerugian negara akibat minimnya
fasilitas sanitasi warga yang berdampak pada penurunan kualitas air tanah dan
sungai mencapai 58 triliun. Masih rendahnya akses masyarakat pada sanitasi
mengakibatkan biaya pengolahan air membengkak dan menurunkan derajat
kesehatan masyarakat.
b.) 27 Juta orang Indonesia kekurangan akses air bersih
Peningkatan ekonomi Indonesia selama 20 tahun terakhir tidak dibarengi dengan
pemerataan akses air bersih. Pada tahun 2013 sebanyak 27 Juta orang Indonesia
kekurangan air bersih. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan capaian
akses air bersih yang layak di Indonesia baru mencapai angka 72,55 persen yang
masih berada jauh dari target SDG.
c.) 70 Juta orng Indonesia buang air sembarangan
Sekitar 70 juta penduduk Indonesia masih buang air besar sembarangan.
Dampaknya, setiap 100 ribu bayi lahir, 75 meninggal sebelum menginjak usia lima
tahun akibat diare. Kepala Biro Perencanaan & Penganggaran Kementerian
Perumahan Rakyat, Oswar Mungkasa mengatakan, setiap tahun, 15 ribu anak
meninggal akibat hal sama. Bahkan, ada lebih dari 423 kasus per 1000 penduduk
d.) 51 Juta orang Indonesia kekurangan akses untuk sanitasi yang layak
Peneliti Perkumpulan Prakarsa, Dwi Rahayu Ningrum mengatakan masih banyak
penduduk yang belum dapat mengakses sanitasi, air minum layak, dan bahan
bakar memasak layak. Hal ini sesuai dengan indikator kemiskinan multidimensi
(IKM). Data Perkumpulan Prakarsa menunjukkan, sekitar 83 persen penduduk
miskin nasional diketahui tidak memiliki sanitasi yang layak. Persoalan sanitasi,
menurut Prakarsa, kondisi kamar kecil tak higenis dan kurang terawat. Kemudian,
kekurangan bahan bakar memasak, yakni masih masih menggunakan kayu bakar,
arang atau minyak tanah. Lalu, soal air minum yang buruk, yakni warga masih
mengakses air langsung dari alam.

9
2.4 Penyebab dan Dampak yang Timbul
Penyebab
Menurut World Health Organisation (WHO), Indonesia menempati peringkat ketiga
negara yang memiliki sanitasi terburuk atau tidak layak pada 2017. Penyebab mengapa
Indonesia kesulitan mewujudkan program ini, padahal dalam MDGs pernah menjadi sebuah
program juga. Berikut kendala yang akan disebutkan :

A. Kendala Internal
1. Kendala pengetahuan, yaitu masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai
sanitasi dan dampaknya terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
2. Kendala perilaku, yaitu perilaku masyarakat belum mendukung perilaku hidup
bersih dan sehat.
3. Kendala ekonomi, yaitu keterbatasan kemampuan ekonomi masyarakat yang
menyebabkan mereka tidak mampu sama sekali membeli atau membangun
fasilitas sanitasi.

B. Kendala Eksternal
1. Kendala kerangka kebijakan, yaitu masih rendahnya kepedulian dan wawasan
pemerintah, politikus, bahkan dunia usaha terhadap persoalan sanitasi yang
menyebabkan kebijakan sanitasi selalu berada dalam prioritas bawah.
2. kendala persepsi, yaitu persepsi keliru yang menyatakan persoalan sanitasi adalah
persoalan individu bukan persoalan masyarakat.
3. Kendala gender, yaitu adanya kesenjangan gender dalam proses pengambilan
keputusan selalu menempatkan sanitasi pada urutan bawah dalam kebijakan
publik.
4. Kendala teknologi, yaitu beragamnya teknologi sanitasi yang kadangkadang kala
menyebabkan munculnya ketidakcocokkan antara kebutuhan masyarakat dengan
yang disediakan oleh pemerintah.

10
Dampak

Sanitasi yang buruk akan membawa dampak negatif pada kehidupan manusia. Ini
beberapa dampak dari sanitasi yang buruk :

1. Beban Penyakit
Kurangnya sanitasi serta kebersihan diri dan lingkungan yang buruk, berkaitan
dengan penularan beberapa penyakit infeksi yaitu penyakit diare, kolera, typhoid
fever, dan paratyphoid fever, disentri, penyakit cacing tambang, ascariasis,
hepatitis A dan E, penyakit kulit, trakhoma, schistosomiasis, cryptosporidiosis,
malnutrisi, dan penyakit yang berhubungan dengan malnutrisi.

2. Biaya Perawatan Kesehatan


Berdasarkan data Susenas dan penelitian WSP tahun 2008, diperkirakan biaya
kehatan terhadap berbagai penyakit yang berhubungan dengan sanitasi buruk
sebesar Rp.1,6 triliun dengan perincian diare 31% , kecacingan 2%, penyakit kulit
43%, trachoma 1%, Hepatitis A 1% dan malnutrisi 20% .

3. Kesehatan dan Produktivitas Kerja


Penyakit yang berhubungan dengan sanitasi buruk berkaitan dengan
ketidakhadiran di tempat kerja dan sekolah dan kehilangan hari kerja.

4. Kematian Usia Dini


Dengan banyaknya penyakit, dan kurangnya kemampuan untuk berobat akibat dari
sanitasi yang buruk, dapat mengakibatkan kematian dini. Banyak anak usia 0-4
tahun di Indonesia meninggal akibat diare sebanyak 60%.

11
2.5 Solusi Kami

PAMSIMAS
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah salah
satu program yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia dengan dukungan Bank Dunia,
program ini dilaksakan di daerah perdesaan dan pinggiran kota. Pamsimas digagas sejak
tahun 2008. Hingga tahun lalu, program ini diklaim telah menjangkau 12.000 desa dan
memberi akses air minum bagi 10,3 juta jiwa. Program ini juga memberi akses sanitasi bagi
10,6 juta jiwa. pembangunan program sanitasi dan air minum ini membutuhkan anggaran
senilai Rp 300 juta per desa. Anggaran bersumber dari APBN, hibah maupun sumber dana
yang lain. pembangunan program sanitasi dan air minum ini membutuhkan anggaran senilai
Rp 300 juta per desa. Anggaran bersumber dari APBN, hibah maupun sumber dana yang lain.

Ruang lingkup Program Pamsimas mencakup lima komponen program:


1) Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah dan desa;
2) Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi;
3) Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum;
4) Hibah Insentif; dan,
5) Dukungan teknis dan manajemen pelaksanaan program.
Percepatan pencapaian akses universal air minum dan sanitasi tahun 2019
membutuhkan upaya bersama dari pemerintah pusat sampai dengan pemerintah desa dan
masyarakat, termasuk donor dan swasta (CSR). Pamsimas menjadi program air minum dan
sanitasi yang dapat digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk menjadi program
bersama dalam rangka pencapaian akses universal air minum dan sanitasi di perdesaan pada
tahun 2019.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Indonesia telah menderita beberapa kerugian besar akibat kurangnya perhatian
terhadap sanitasi. Hingga Indonesia menempati peringkat ketiga negara yang
memiliki sanitasi terburuk atau tidak layak pada 2017. Adanya poin Sanitasi dan Air
Bersih sebagai salah satu tujuan SDG adalah untuk memastikan ketersediaan dan
manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua.
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) di
daerah perdesaan dan pinggiran kota, menjadi program air minum dan sanitasi yang
dapat digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan untuk menjadi program
bersama dalam rangka pencapaian akses universal air minum dan sanitasi di
perdesaan. Program ini dapat dilaksanakan jika adanya kerjasama yang baik antara
pemerintah pusat, pemerintah desa, dan masyarakat serta swasta.
3.2 Kritik dan Saran
Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa
dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut . Oleh sebab itu penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.

13
Daftar Pustaka

2009, S. F. (n.d.). Retrieved from lib.ui.ac.id: http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/129267-T%2026805-


Pengembangan%20alliances-Pendahuluan.pdf

Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (APL). (2011, Oktober 18). 70 Juta Warga Buang Air
Sembarangan. Retrieved from POKJA AMPL (Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan
Lingkungan): http://www.ampl.or.id/digilib/read/70-juta-warga-buang-air-
sembarangan/46604

Elysia, V. (n.d.). AIR DAN SANITASI: DIMANA POSISI INDONESIA? Retrieved from repository.ut.ac.id:
http://repository.ut.ac.id/7467/1/08_Vita%20Elysia.pdf

Jovanni Enralin, R. H. (2015, 11). AKSES AIR BERSIH DAN SANITASI LAYAK PADA MASYARAKAT.
Retrieved from Microsoft Word - S52400-Jovanni Enralin.docx:
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2015-11/S52400-Jovanni

Mewujudkan Aksesibilitas Air Minum dan Sanitasi yang Aman dan Berkelanjutan Bagi Semua. (n.d.).
In J.-I. Badan Pusat Statistik, Mewujudkan Aksesibilitas Air Minum dan Sanitasi yang Aman
dan Berkelanjutan Bagi Semua : Hasil Survei Kualitas Air di Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun 2015 (p. xxxii + 76 Halaman ). CV Dharma Putra .

Mutra, Y. M. (2013, Juni 13). Sanitasi Buruk Disebut Rugikan Negara Rp 58 Triliun. Retrieved from
Republika.co.id: https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-
nasional/13/06/13/moakqd-sanitasi-buruk-disebut-rugikan-negara-rp-58-triliun

Rossa, V. (2018, November 23). Ada 33,4 Juta Penduduk Indonesia Kekurangan Air Bersih. Retrieved
from Suara.com: https://www.suara.com/health/2018/11/23/162639/ada-334-juta-
penduduk-indonesia-kekurangan-air-bersih

Sanitasi dan Sustainable Development Goals (SDGs). (n.d.). Retrieved from Portal Sanitasi Indonesia:
http://www.sanitasi.or.id/?p=709

Thomas, V. F. (2019, April 11). Akses Warga ke Sanitasi & Air Minum Masih Minim. Retrieved from
tirto.id: https://tirto.id/akses-warga-ke-sanitasi-air-minum-masih-minim-dlVf

Tujuan 6: Menjamin ketersediaan dan manajemen air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan bagi
semua. (n.d.). Retrieved from sdg.komnasham.go.id: https://sdg.komnasham.go.id/sdg-
content/uploads/2017/04/Tujuan-6.pdf
14

Anda mungkin juga menyukai