Anda di halaman 1dari 2

Konsep dan Fenomena Kuantum G. Energi foton.

Foton atau kuanta energi adalah partikel-partikel yang


A. Radiasi kalor memancarkan atau menyerap energi dalam bentuk
Radiasi kalor adalah pancaran energi kalor oleh satuan-satuan diskrit.
permukaan suatu benda ke lingkungannya. Energi radiasi E = hf =
𝐡𝐜
kalor benda dirumuskan dengan: • Energi sebuah foton: 

E = Q = e𝝈AT4t (J = Joule) • Energi n foton: nE = nhf =


𝐧𝐡𝐜

{e = emisivitas benda (0≤e≤1), untuk benda hitam
• (h = konstanta Planck = 6,63x10-34 Js, c = 3x108 m/s)
sempurna e =1, 𝜎 = tetapan Stefan-Boltzmann = 5,67x10-8
• Energi foton tergantung pada frekuensi cahaya dan
W/m2K4, A = luas (m2), T = (tC+273) K = suhu mutlak (K), tidak tergantung pada intensitas cahaya.
dan t = waktu (s)}.
H. Efek fotolistrik
B. Daya radiasi = laju radiasi = P: energi radiasi tiap waktu. Efek fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari
Dirumuskan : permukaan logam karena logam disinari dengan cahaya.
Elektron yang terlepas disebut elektron foto.
𝐄 𝐐 𝐞𝝈𝐀𝐓 𝟒 𝐭
P= 𝐭 = 𝐭 = 𝐭
= e𝝈AT4 (J/s = Watt) Pada peristiwa efek fotolistrik, semua energi foton
diberikan kepada elektron sehingga foton lenyap.

C. Perbandingan energi radiasi (E) dan daya radiasi (P) Perhatikan gambar rangkaian untuk mengamati peristiwa
untuk sebuah benda bersuhu T1 dan T2 terjadinya efek fotolistrik di bawah ini..
Misalnya, sebuah benda luas permukaannya A, mula-mula
cahaya
suhunya = T1 dan suhu akhir = T2.
Perbandingan energi radiasi kalor dalam waktu t adalah:
𝐄𝟏 𝐞𝝈𝐀(𝐓 )𝟒 𝐭 (𝐓𝟏 )𝟒 𝐓
𝐄𝟐
= 𝐞𝝈𝐀(𝐓𝟏)𝟒𝐭 = (𝐓𝟐 )𝟒
= (𝐓𝟏)4 (A1 = A2 = A)
𝟐 𝟐
K e A

Perbandingan daya radiasi kalor adalah: G


𝐏𝟏 𝐞𝝈𝐀(𝐓𝟏 )𝟒 (𝐓𝟏 )𝟒 𝐓
V
= = = ( 𝟏 )4 (A1 = A2 = A)
𝐏𝟐 𝐞𝝈𝐀(𝐓𝟐 )𝟒 (𝐓𝟐 )𝟒 𝐓𝟐

D. Perbandingan energi radiasi (E) dan daya radiasi (P)


untuk dua buah benda yang luasnya A1 dan A2 dan Rangkaian tersebut memiliki tabung kaca hampa udara
suhunya T1 dan T2 . (Luas permukaan bola =A = 4𝛑𝐑𝟐 ) berisi pelat logam K dan A, galvanometer dan
dihubungkan dengan sumber tegangan V.
𝐄𝟏 𝐀 𝐓 𝟒𝛑𝑹𝟐 𝐓 𝐑 𝐓
𝐄𝟐
= (𝐀𝟏) (𝐓𝟏)4 = (𝟒𝛑𝑹𝟏𝟐) (𝐓𝟏)4 = (𝐑 𝟏)2 (𝐓𝟏)4
𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 Jika rangkaian diletakkan di ruang gelap, jarum
galvanometer menunjukkan angka nol, berarti tidak ada
𝐏𝟏 𝐀 𝐓 𝟒𝛑𝑹𝟐 𝐓 𝐑 𝐓
= (𝐀𝟏) (𝐓𝟏)4 = (𝟒𝛑𝑹𝟏𝟐) (𝐓𝟏)4 = (𝐑 𝟏)2 (𝐓𝟏)4 arus yang mengalir pada rangkaian.
𝐏𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐 𝟐

Kemudian cahaya monokromatis dengan frekuensi tertentu


E. Intensitas radiasi diarahkan ke pelat K, ternyata jarum galvanometer
Intensitas radiasi adalah daya radiasi tiap satuan luas. menunjukan angka tertentu yang tidak nol. Ini
menunjukkan ada arus yang mengalir pada rangkaian.
𝐏 𝐏
I = 𝐀 = 𝟒𝛑𝐑𝟐 (W/m2) dengan A = 4πR2 Ketika ada arus yang mengalir pada rangkaian, berarti ada
aliran elektron yang keluar dari pelat K menuju pelat A.

F. Pergeseran Wien Jika tegangan/potensial diperkecil pada nilai tertentu yang


“ Panjang gelombang radiasi saat intensitas maksimum kemudian disebut potensial henti (Vo), maka tidak arus
berbanding terbalik dengan suhu mutlaknya.” yang mengalir pada rangkaian (tidak ada elektron yang
𝐂 keluar dari pelat K menuju A).
mak.T = C, atau mak = 𝐓
(jika T besar, maka mak kecil dan sebaliknya) Grafik hubungan arus dan tegangan, untuk dua nilai
C = konstanta Wien = 2,9x10-3 mK. intensitas cahaya yang berbeda yaitu I1 dan I2.
Arus akan meningkat
Grafik intensitas radiasi I terhadap panjang gelombang . Arus jika intensitas cahaya
I (W/m2) I2 ditingkatkan. Intensitas
T1 > T2, maka 1 < 2 cahaya yang besar akan
I1
meningkatkan jumlah
T1 f > fo elektron yang terlepas
T2 V dari pelat K menuju A,
Vo 0
namun nilai potensial
1 2  (A)
henti (Vo) tetap.
( 1 angstrom = 1 Å = 10-10 m) atau (1 m = 1010 Å) Jadi nilai potensial henti (Vo), tidak tergantung pada
intensitas cahaya.
Syarat terjadinya efek fotolistrik adalah frekuensi foton J. Efek Compton
cahaya (f) > frekuensi ambang logam (fo). Jika ini Efek Compton dalah peristiwa terhamburnya sinar X akibat
terpenuhi, maka elektron akan spontan terlepas dari bertumbukan dengan partikel yang memiliki massa diam,
permukaan logam. misalnya elektron. Berlaku:
𝐡
Namun jika f < fo, maka elektron tidak akan terlepas dari ∆ = ′ -  = (1 - cos 𝛉)
𝐦𝐜
permukaan logam, walaupun intensitas cahaya
ditingkatkan. ′ = panjang gelombang sebelum tumbukan
 = panjang gelombang setelah tumbukan (′ >  )
Frekuensi ambang (fo) = frekuensi minimum yang 𝐡
dibutuhkan agar elektron terlepas dari permukaan logam. C = 𝐦𝐜 (panjang gelombang Compton)

Fungsi kerja logam = energi ambang = (Wmin) = kerja K. Teori de Broglie


atau energi minimum yang diperlukan agar elektron bisa Pertikel bermassa m yang bergerak dengan momentum p
lepas dari permukaan logam. Ini diperlukan karena
dikatakan memiliki panjang gelombang de Broglie sebesar:
elektron di dalam logam terikat oleh energi ikat tertentu.
Berlaku: 𝐡 𝐡 𝐡 𝐡
 = 𝐩 = 𝐦𝐯 = =
√𝟐𝐦𝐞𝐕 √𝟐𝐦𝐄𝐤
Wmin = hfo
Penjabaran:
Ketika elektron bermassa m, terlepas dari permukaan Ek mak = eV atau ½ mv2 = eV,
logam dengan kecepatan v, maka elektron memiliki energi
kinetik maksimum sebesar: maka: mv2 = 2eV sehingga: v = √2eV/m
maka:
Ek mak = ½ mv2 (m elektron = 9,109534.10-31 kg) p = mv
= m √2eV/m
Energi kinetik elektron dapat ditentukan dengan mengukur √2eV √m
=m x
beda potensial untuk menghentikannya. Beda potensial ini √m √m
disebut potensial henti (Vo). Jika ini tercapai maka berlaku: = √2meV (karena eV = Ek)
Ek mak = eVo atau ½ mv2 = eVo = √2mEk

Logam disinari cahaya dengan frekuensi f. Besar energi @@@@@@@@@@@@@@@@@@


cahaya: E = hf.
Jika nilai hf < Wmin, maka elektron tidak akan terlepas dari
permukaan logam.
Jika nilai hf > Wmin maka elektron akan terlepas dari
permukaan logam dengan energi kinetik maksimum.
Energi kinetik maksimum elektron yang terlepas dari
permukaan logam tidak terpengaruh oleh intensitas
cahaya yang digunakan. Kenaikan intensitas cahaya
hanya akan menambah jumlah elektron yang terlepas,
tetapi energi elektron tidak berubah sehingga energi kinetik
maksimum elektron yang terlepas juga tetap.
Energi kinetik maksimum elektron yang terlepas hanya
dipengaruhi oleh frekuensi cahaya yang digunakan.
Semakin besar frekuensinya, energi kinetik maksimumnya
juga semakin besar. Berlaku:

Ek mak = E - Wmin = hf – hfo = h(f – fo) atau


𝐜
Ek mak = E - Wmin = hf – Wmin = h – Wmin

(Ek mak = ½ mv2 = eVo)

Hubungan satuan elektron volt (eV) dengan Joule (J).


𝟏
1eV = 1,6x10-19 J, maka: 1 J = 𝟏,𝟔x1019 eV

I. Foton = partikel tidak bermassa diam. Seluruh energi foton


adalah hasil geraknya dengan kecepatan c.
Dari persamaan: E = mc2 dan energi foton E = hf, maka:
𝐡𝐜 𝐡
mc2 = hf atau mc2 = 
diperoleh: mc =  .

𝐡
Persamaan ini disebut momentum foton: p = mc = 

Anda mungkin juga menyukai