No. B3-014/KT1330/2019-S9
Revisi Ke-1
rtono
Date: 2020.06.09
Hendra Wahyudi
1.0 Tujuan. 2020 Hendra / 09:39:46 +08'00'
Date:
Wahyudi 2020.06.09
09:57:23
Digitally signed by
2.0 Ruang
Lingkup
3.0 Istilah dan Nisa Digitally
signed by
Definisi. Afifa
Nisa Afifatush
Date:
2020.06.09
Re-format 6.0
dengan Fungsi/Jabatan
menambahakan Terkait &
hal-hal spesifik Tanggung Jawab
2.
sesuai dengan 7.0 Prosedur.
acuan standar Revisi kategori
dan best lifting dan
practice definisinya.
9.0 Lampiran.
Penambahan
lampiran yang
terkait dengan
TKO
Lembar
persetujuan dan
perubahan
jabatan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 1
Daftar Isi
1.0 TUJUAN......................................................................................................................... 3
2.0 RUANG LINGKUP ......................................................................................................... 3
3.0 ISTILAH DAN DEFINISI ................................................................................................ 3
4.0 REFERENSI .................................................................................................................. 5
5.0 DOKUMEN REFERENSI .............................................................................................. 5
6.0 FUNGSI/UNIT ORGANISASI/JABATAN TERKAIT & TANGGUNG JAWAB .............. 6
7.0 PROSEDUR .................................................................................................................. 9
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 2
1.0 TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk memastikan bahwa semua jenis pekerjaan yang melibatkan aktifitas
pengangkatan yang menggunakan peralatan angkat di lingkungan kerja PHKT dilakukan dengan
aman dan terkendali. Prosedur ini dibuat sebagai acuan terhadap pelaksanaan kegiatan proses
pengangkatan yang menggunakan alat angkat dan alat bantu angkat yang harus diikuti sesuai
standar international maupun peraturan-peraturan yang ada di Indonesia.
Istilah Definisi
Blind lift Kegiatan lifting dimana Operator Crane tidak dapat melihat
(melakukan kontak visual) sebagian atau seluruh bagian beban
yang diangkat.
Crane Crane adalah suatu alat pengangkat dan pemindah material yang
bekerja dengan perinsip kerja tali/wire/sling, crane digunakan untuk
angkat muatan secara vertikal dan gerak kearah horizontal
bergerak secara bersama dan menurunkan muatan ke tempat yang
telah ditentukan
Crane Inspector Seseorang yang terlatih dan berpengalaman yang telah
menunjukkan kemahiran dan kemampuannya dalam hal
mengoperasikan, inspeksi, pemeliharaan dan perbaikan crane,
serta memiliki sertifikat yang sesuai dan dikeluarkan oleh semua
badan pemerintahan terkait dalam wilayah hukum kerjanya.
Crane Operator Seseorang yang berpengalaman dan telah berhasil menyelesaikan
pelatihan rigging dan pelatihan kemampuan mengoperasikan crane
dalam minimum jumlah waktu yang ditentukan baik secara teori di
kelas maupun “hands-on” di lapangan sesuai dengan jenis crane
yang akan dioperasikan, dan telah dinilai kompetensinya. Operator
harus memiliki sertifikat dan kartu yang dikeluarkan oleh semua
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 4
Istilah Definisi
badan pemerintahan terkait dalam wilayah hukum kerjanya.
Sertifikat dan kartu harus menerangkan tipe dan kapasitas crane
yang boleh mereka operasikan.
Deck/pedestal crane Cantilever jib yang dapat berotasi dan menumpu pada menara baja
atau king post, digunakan pada kapal dan offshore production
platform.
Inspeksi Pemeriksaan terstruktur atau evaluasi resmi yang hasilnya
dibandingkan dengan standar atau persyaratan spesifik guna
menentukan apakah peralatan tersebut memenuhi syarat atau
tidak. Dalam inspeksi terdapat:
Prosedur yang diakui.
Frekuensi dan pengujian yang telah ditentukan.
Dokumentasi tes dan inspeksi yang dilakukan.
Ketidaksesuaian yang perlu diperbaiki dapat di identifikasi.
Lifting plan/rencana Perencanaan yang harus dibuat sebelum melakukan lifting, untuk
pengangkatan meyakinkan bahwa beban yang diangkut, pada radius maksimal
pengangkatan, tidak melebihi kapasitas angkut crane, dan dapat
dilakukan pada kondisi apapun selama lifting dilakukan. Hal-hal
terkait lifting yang bebannya melebihi kapasitas angkut crane harus
disebutkan dalam lifting plan.
Load chart Sebuah tabel yang merangkum kapasitas muat statis dan dinamis
sebuah crane, pada berbagai sudut kemiringan, radius, dan
konfigurasi boom.
Routine lift Tipe pengangkatan harian yang tidak kompleks/rumit, yang
dilakukan secara berulang/regular, menggunakan lifting equipment
permanen. Pada dasarnya pekerjaan ini merupakan operasional
normal crane permanen, dan operasional crane dari dan ke supply
vessel.
Non Routine Simple Simple lift menggunakan peralatan dasar untuk melakukan lifting,
Lift dan tidak membutuhkan keahlian rigging tertentu. Adalah pekerjaan
mengangkut langsung menggunakan lifting equipment yang
bersertifikat, yang terdapat pada permanent lifting points, seperti
pad eye atau runway beam.
Non Routine Pengangkatan yang sulit karea sifat alami beban misalnya: bentuk
Complicated Lifts yang aneh, dilakukan ditempat yang sensitif pusat gravitasi yang
bergeser, material yang diangkat bersifat rapuh, berisi cairan,
membutuhkan rotasi atau ditarik dengan menggunakan dua atau
lebih alat rigging/crane (tandem lift). Blind lifts termasuk dalam tipe
pengangkatan Non Routine Complicated Lifts
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 5
Istilah Definisi
Non Routine Termasuk tipe pengangkatan yang sulit seperti halnya tipe Non
Complex/Critical Lifts Routine Complicated Lifts dan dibutuhkan masukan tambahan dari
pihak Engineering sebanyak mungkin seperti gambar, spesifikasi
dan prosedur yang diperlukanuntuk menilai secara akurat semua
factor beban dan faktor lokasi yang berkaitan denga critical lifts.
4.0 REFERENSI
Berikut merupakan daftar referensi yang digunakan pada operasi lifting dan rigging:
1. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2018 tentang Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan Peralatan Pada Kegiatan Usaha
Minyak dan Gas Bumi.
2. API RP-2C, Specification for Offshore Pedestal Mounted Cranes.
3. API RP-2D, Recommended Practice for the Operation and Maintenance of Offshore
Cranes.
4. OSHA 1910. Subpart N Material Handling and Storage.
5. ANSI B30.5, Mobile and Locomotive Crane.
6. ASME B30.8, Floating Cranes and Floating Derricks.
7. ANSI B30.2, Overhead and Gantry Cranes.
- Memastikan tidak ada perubahan lingkup kerja terhadap Lifting Plan yang telah disetujui
dan meminta persetujuan ulang jika ada perubahan.
- Jenis crane yang dipilih sesuai dengan pekerjaan.
- Memastikan seluruh aspek keselamatan kerja pengangkatan diterapkan dengan baik dan
sesuai dengan persyaratan.
- Mematuhi semua persyaratan sebagai PTK yang tidak tercantum dalam dokumen ini.
- Melakukan koordinasi kegiatan pengangkatan sesuai dengan lifting plan yang telah
disetujui.
- Melakukan pengarahan terahadap semua personil pengangkatan mengenai keselamatan
kerja dan Risk Assessment yang ada.
- Memastikan hanya Operator Crane, Rigger dan Signalman yang telah disetujui saja dalam
lifting plan yang bekerja dalam operasi pengangkatan.
- Memastikan kondisi tanah dan lingkungan sudah sesuai dan bisa dilakukan operasi
pengangkatan yang selamat.
- Memastikan kondisi platform, vessel dan barge dan lingkungan sudah sesuai sehingga
dan bisa dilakukan operasi pengangkatan yang selamat.
- Mengawasi dengan baik jalannya pengangkatan dan memastikan kesesuaiannya dengan
lifting plan.
- Melakukan tindakan yang sesuai atas unsafe condition sehingga operasi pengangkatan
bisa dilakukan dengan selamat.
3. QHSSE Site Representative bertanggung jawab untuk memantau keselamatan semua
pekerjaan yang terlibat dalam operasi pengangkatan dan memastikan bahwa :
- Risk Assessment telah dilakukan dan prosesnya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
- Lifting plan telah disetujui dan dikomunikasikan terhadap seluruh personil yang terlibat
pengangkatan.
- Memastikan semua parameter yang terkait dengan operasi pengangkatan yang telah
disetujui didalam lifting plan dipenuhi.
4. Crane Maintenance Team bertanggung jawab melakukan fungsi perawatan dan
pemeliharaan alat angkat dan memastikan:
- Alat angkat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya.
- Menetapkan status mampu servis dari sebuah alat angkat.
- Melakukan pemeliharaan peralatan sesuai dengan kaidah keteknikan yang baik dan
mengacu kepada persyaratan pabrik serta standar internasional yang berlaku seperti API
2D dan yang lainnya.
- Memberikan masukan kepada seluruh tim yang terlibat dalam pengangkatan (termasuk
yang tidak berada di area pengangkatan) mengenai kondisi terakhir sebuah alat angkat
yang akan digunakan.
- Melakukan fungsi perawatan dan pemeliharaan yang sesuai dengan persyaratan lain yang
tidak disebutkan dalam dokumen ini.
- Memulai dan merencakan overhaul crane.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 8
- Menyiapkan perencanaan dan tindak lanjut analisis crane grease dan lube oil.
- Mengeluarkan, merealisasikan dan menindaklanjuti Preventive Maintenance (PM) dan
overhaul semua crane.
5. Lifting Engineer bertanggung jawab untuk memastikan aspek perencanaan dari sebuah
pengangkatan dilakukan dengan baik dengan cara:
- Meninjau lifting plan khususnya pada kategori Non Routine Complicated Lifts dan Non
Routine Complex/Critical Lift.
- Meninjau & memastikan lifting plan sesuai untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan
efektif, semua risiko terkendali.
- Menentukan persyaratan kompetensi/level untuk semua peran yang terlibat dalam operasi
pengangkatan.
- Membuat/meninjau prosedur Handling & Lifting dan memastikan prosedur tersebut
dipahami dan diterapkan dengan baik.
- Memastikan penerapan, komunikai dan pemahaman peraturan perusahaan yang
berhubungan dengan Lifting & Rigging.
- Memastikan kepatuhan dengan TKO dan SWP yang berlaku.
6. Crane Operator bertugas mengoperasikan alat angkat sesuai dengan kompetensi dan kaidah
keteknikan pengangkatan yang baik, melakukan SWA jika ada unsafe condition pada operasi
pengangkatan (seperti kondisi lingkungan, personil, kondisi alat angkat dan beban yang
diangkat) serta memastikan hal sebagai berikut :
- Memiliki sertifikat kompetensi yang sesuai dengan persyaratan dan masih berlaku.
- Melakukan koordinasi dan kontrol terhadap seluruh aspek operasi pengangkatan,
termasuk tool box meeting sebelum pengangkatan.
- Meyakinkan bahwa setiap personil yang terlibat mengetahui tugas utama mereka pada
setiap tahapan pekerjaan.
- Pada complicated/complex lifting operation akan dibutuhkan supervisi tambahan oleh PTK
yang juga akan melengkapi MKJSA/Risk Assessment dan membuat lifting plan.
- Melakukan kegiatan lifting operation bersama dengan Signalman.
- Melakukan operasi pengangkatan sesuai dengan lifting plan yang telah disetujui.
- Mengoperasikan peralatan dengan benar sesuai dengan instruksi pabrikan dan sistem
keselamatan pekerjaan.
- Selalu merespon sinyal dari Signalman dengan benar.
- Melakukan pre-use inspection kondisi alat angkat sebelum penggunaan untuk memastikan
tidak ada kondisi yang abnormal.
- Memastikan load radius indicator dan perangkat keamanan alat angkat bekerja dengan
baik.
- Memastikan load chart dari pabrik tersedia didalam kabin.
- Memastikan kondisi tanah stabil dan kondisi sekitarnya bebas dari struktur atau hambatan
lain yang bisa mengganggu operasi pengangkatan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 9
7.0 PROSEDUR
perencanaan, penilaian risiko dan pengawasan yang berbeda. Secara umum semua operasi
pengangkutan harus:
Direncanakan dengan benar oleh personil yang kompeten
Didukung dengan lifting plan
Didukung dengan MKJSA yang relevan
Dilakukan dengan aman oleh personil yang dianggap kompeten
Semua personil yang melakukan operasi pengangkutan harus dilatih, berpengalaman dan
terbukti kompeten untuk melakukan pekerjaanya sesuai dengan persyaratan pengangkatan. Semua
lifting equipment harus memiliki:
Sertifikat
Dukumen laporan inspeksi yang masih berlaku
Nomor identifikasi unik
Tanda Safe Working Load (SWL)
Color Code yang berlaku
berlaku dan ditinjau saat pre-lift meeting (tools box meeting) oleh PTK yang ditunjuk sebelum
dilaksanakan pengangkatan.
Lampiran 1 adalah checklist yang digunakan untuk menentukan pengangkatan sebagai kategori
routine lift dan Lampiran 3 adalah format lifting plan untuk kategori routine lift.
dengan pihak terkait untuk menyakinkan bahwa lifting plan sudah memasukan unsur yang
diperlukan dan rencana pengangkatan bisa dilakukan dengan aman dan selamat . Lifting Plan harus
disetujui oleh Superintendent Area Operasi atau tingkat yang sederajat (Asisten Manager
Construction atau Asisten Manager Drilling sesuai dimana proses pengangkatan akan dilakukan)
juga diperlukan.
Lifting plan perlu dibahas lagi saat pre-lift meeting (tools box meeting) sebelum dilaksanakan
pengangkatan oleh personil yang ditunjuk.
Berikut ini adalah beberapa parameter yang dapat diklasifikasikan sebagai operasi Non
Routine Complicated Lifts:
Menggunakan dua alat angkat/crane (tandem lift).
Pengangkatan kargo selain CCU standar ke dan dari offshore installation.
Durasi pengangkatan diperpanjang sampau lebih dari satu shift.
Bentuk beban tidak beraturan, tidak mempunyai pusat gravitasi di tengah beban, tetapi berat
beban diketahui.
Pengangkatan dilakukan di area yang sensitif, sulit dan terbatas.
Beban rapuh.
Pengangkatan beban membutuhkan rotasi atau dibalik dan ditarik
Blind Lifts.
Lampiran 5 adalah format lifting plan untuk kategori non routine complicated lift.
Kondisi cuaca
Tingkat izin kerja dan site control
Sertifikasi yang valid
Organisasi lifting operation
Jadwal lifting operation
Daftar lifting equipment, SWL dan color code
Site drawing dengan posisi crane
Lifting drawing termasuk rigging
Perhitungan beban dan lifting appliance untuk menentukan induced angles, modes dan SWL
Tata letak akses di area lifting (layout)
Prosedur darurat, escape way, alert code, dll.
Lifting plan harus didiskusikan, ditinjau, dan disetujui pihak terkait. Lifting plan harus tersedia dan
telah disetujui sebelum izin kerja diterbitkan.
maka harus dibuatkan Operation Risk Assesment yang disetujui oleh Manager Production
Operasi dan Manager Maintenance & Reliability atau Manager yang setara.
a) Mobile crane: cocok untuk pekerjaan dengan durasi yang singkat dan diperlukan mobilitas yang
baik di lapangan.
b) Crawler crane: baik digunakan dalam kondisi off road dimana kondisi jalanya tidak cocok untuk
kendaraan beroda.
c) Tower crane: cocok untuk penanganan beban yang relatif ringan dan ketinggian yang ekstrem.
d) Pedestal cranes: dipasang pada struktur fixed dan floating offshore dan dirancang sesuai
dengan API 2C. Crane ini juga digunakan untuk mengkamodasi dynamic application seperti
offloading pada supply vessels.
e) Cranes mounted on barges and pontoons: digunakan untuk lifting operation yang dilakukan
di atas air pada barge atau pontoon, disarankan untuk menggunakan pedestral crane yang
dipasang pada floating structures yang dirancang sesuai dengan API 2C. Namun land based
cranes juga dapat dipasang dan digunakan di floating vessels tetapi membutuhkan tindakan
pencegahan khusus dan faktor keselamatan tambahan untuk memungkinkan penguatan
dynamic.
Land based duty rating chart harus dimodifikasi jika ada trim, list, angin dan gelombang. Setiap
crane harus dihitung/direview oleh pabrik pembuat dan/atau orang yang kompeten untuk
memenuhi persyaratan barge tertentu. Load chart yang disetujui MIGAS 75% dari land based
load chart harus tersedia.
f) Gin Pole: struktur berkaki tiga yang dilengkapi katrol dengan kombinasi dengan wire sling serta
winch untuk mengangkat beban.
g) Lorry loader: crane yang dipasang pada kendaraan atau trailer, bertujuan untuk pemuatan dan
pembongkaran material ke/dari trailer/truk.
h) Forklift: Kendaraan yang difungsikan untuk bongkar muat atau pemindahan barang dari satu
tempat ke tempat lain termasuk untuk menempatkan barangn pada ketinggian sesuai dengan
kemampuan peralatan tersebut. Sertifikasi untuk forklift operator diperlukan dengan klas A
(sesuai dengan kriteria dari MIGAS/BNSP) dan peralatan ini juga harus dilakukan sertifikasi
berkala sesuai dengan peraturan yang berlaku.
CCU disetujui untuk digunakan pada pekerjaan pengangkutan, fungsi alat ini hanya sebagai
fasilitas/wadah untuk pengangkatan material atau benda lain. Contoh dari CCU yang sering
dipakai seperti steel basket, steel box, bottle rack, pipe rack basket dan penggunaan yang
umun dilpangan untuk pengangkutan container makanan atau bahan lain, chemical transit
tank, tote tank, gas cylinder, pipa, toolbox, dll.
Persyaratan minumun dari CCU yang dipakai di PHKT seperti identitas berupa name plate
(yang berisi informasi mengenai berat kosong dan penuh, identitas lain, nomor sertifikat,
tanggal inspeksi ulang), memiliki lifting point (pad eye), identifikai SWL yang cukup jelas,
terdapat tag line point.
NOTE: Pallet tidak boleh digunakan sebagai alat angkut. Harus ditempatkan ke dalam
container atau half-height container, atau pallet carrier.
Apabila dalam kondisi tersebut operasi pengangkatan harus dilakukan maka diperlukan
persetujuan secara khusus dari Manager Production Operation atau Manager Drilling, atau Manager
Facility Engineering sesuai dari departemen mana yang bertanggung jawab dari operasi
pengangkatan yang akan dilakukan. Hal hal berikut yang harus dipertimbangkan:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 20
Prakiraan cuaca
Kondisi laut
Arah angin
Jenis lifting appliance dan operasi
Visibility
Kebutuhan mendesak dengan mempertimbangkan keamanan dilapangan.
Instruksi pabrikan harus selalu diikuti. Jika cuaca memengaruhi jarak pandang yang tidak
memadai, operasi crane harus ditunda. Jika terjadi hujan deras, tanah menjadi lunak dari biasanya
dan memengaruhi stabilitas dan leveling dan crane, maka pengangkatan dihentikan selama hujan
atau jika hujan berhenti, tunggu setidaknya satu jam setelahnya dan periksa crane brake sebelum
memulai lifting operation.
Meyakinkan bahwa hanya satu CCU yang diangkut dalam sekali pengangkutan.
Sebelum menggunakan mobile crane kondisi permukaan tanah harus diketahui terlebih
dahulu, dan dipastikan apakah dapat digunakan untuk pekerjaan pengangkutan.
Kemungkinan adanya fasilitas bawah tanah pada lokasi tersebut juga harus di verifikasi.
Meyakinkan bahwa pekerja yang terlibat mengetahui dan memahami bahaya dan
penanganannya sebagaimana tertera dalam MKJSA.
Sebelum mulai proses pengangkatan harus dipastikan bahwa semua orang yang terlibat
sudah kompeten, berat beban dan isi diketahui, dilakukan tool box meeting, lakukan Pre-use
check terhadap beban, alat angkat dan alat bantu angkat, dan yakinkan SWL dari alat angkat
cukup untuk menahan beban, periksa pengikatan sudah baik, risiko telah termitigasi dengan
baik, yakinkan area tujuan mencukupi, tag line telah terpasang, komunikasi antara tim sudah
disepakati dan masing-masig mengerti tanggung jawabnya, Signalman mudah dikenali dan
menggunakan rompi atau tanda yang menyolok,
Selama proses pengangkatan lakukan test lift, hindari melintas fasilitas yang hidup, jangan
ada yang berdiri di bawah beban, fokus terhadap proses pengangkatan, Rigger/Signalman
tidak membelakangi beban.
Setelah selesai proses pengangkatan lakukan pemeriksaan kondisi alat angkat dan alat bantu
angkat, kembalikan dan simpan alat angkat pada tempatnya dengan rapi, lakukan house
keeping.
Untuk memastikan operasi pengangkatan dilakukan dengan aman selain penjelasan diatas berikut
yang harus dilakukan oleh team pengangkatan:
a. Rigger:
Melakukan survei sebelum pengangkatan.
Mempersiapkan dan melakukan pengamanan area kerja untuk pelaksanaan pengangkatan.
Mempersiapkan beban dengan baik termasuk memastikan kestabilan beban.
Mempersiapkan dan memeriksa kondisi sling dan alat bantu yang sesuai untuk
pengangkatan beban.
Memasang dan memastikan pengikatan sling dan alat bantu angkat pada beban.
Memasang dan memastikan pengikatan tag line pada beban sudah sesuai.
Memegang dan mengendalikan bebann menggunakan tag line.
Membantu Signalman mengendalikan beban serta memastikan telah memahami langkah
kerja, risiko dan mitigasinya.
b. Signalman:
Bekerjasama dengan Operator Crane, Rigger memastikan langkah kerja, risiko
pengangkatan telah dipahami dan termitigasi.
Menyepakati metode signaling dengan Operator Crane.
Memastikan alat bantu angkat sesuai peruntukan dan kondisi yang baik.
Memastikan jalur operasi swing, boom bebas hambatan.
Mampu memimpin proses pengangkatan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 22
Berdiri pada posisi yang dapat melihat rigger dan beban dengan baik dan terlihat oleh
Operator Crane.
Memastikan pemasangan barikade yang benar.
c. Operator Crane:
Melakukan pengecekan crane sebelum digunakan.
Menghidupkan crane atas perintah dari Signalman.
Mengikuti sinyal dari Signalman sampai pekerjaan selesai.
Jika ada keraguan dalam proses pengangkatan, STOP pengangkatan (hentikan operasi
crane) dan lakukan tool box meeting dengan seluruh tim.
Memastikan semua safety devices yang terpasang berfungsi dengan baik.
Memastikan load chard maupun load table tersedia.
Mengoperasikan crane sesuai load chart/table yang masih berlaku sesuai ketentuan
sertifikat MIGAS.
Catatan untuk penggunaan Tag Line : Pastikan tag line terkait pada barang, bukan pada alat bantu,
diameter tag line yang digunakan 5/8” (16 mm), panjang tag line minimum 3 meter atau 2 kali tinggi
benda mana yang lebih panjang dan harus dusesuaikan dengan risk assessment yang dilakukan,
pastikan tag line yang digunakan tidak ada simpulnya. Sebelum pengangkatan Pre-Lift Chek list
harus dilakukan dan terdokumentasi. Hal ini untuk menyakinkan semua unsur dan persyaratan
pengangkatan telah dipenuhi (Lampiran 6).
7.10.1 Komunikasi
Metode komunikasi antara Signalman dan Operator Crane harus disepakati dari awal,
apakah dengan menggunakan hand signal atau radio VHF dua arah. Hand Signal yang diberikan
untuk mengendalikan operasi crane harus sesuai dengan Standar Internasional Hand Signals.
Sinyal harus jelas, berbeda dan mudah dilihat oleh Operator Crane. Hanya orang yang bertanggung
jawab atas pengangkatan yang dapat memberikan sinyal kepada Operator Crane (kecuali dalam
keadaan darurat, dimana sinyal pemberhentian darurat dapat dilakukan oleh siapa pun).
7.10.4 Piling
Piling operation dapat memberikan bahaya yang berbeda tergantung dari jenis piling yang
dilakukan. Hydraulic Telescopic Boom Cranes dilarang untuk digunakan dalam pekerjaan piling.
Pekerjaan piling harus dilakukan analisis risiko dan dibuatkan lifting plan, termasuk juga tidakan
pencegahan, material handling, driven sheet piling, gate system (pitching piles, hammers, piling
from barges, pontoons, dll).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 23
NOTE: Bahan cat photo luminescence tidak boleh digunakan untuk head balls, karena
dapat tertukar dengan alat lain pada ship station keeping.
5. Confined Space
Semua pedestal pada crane yang harus memenuhi syarat untuk penggunaan pada
confined space entry harus diberikan identitas/label/stensil. Seluruh aktivitas masuk
kedalam pedestal untuk perawatan dan inspeksi dilakukan sesuai dengan Tata Kerja
Masuk Ruang Terbatas.
6. Side-Loading Boom
Boom side-loading terjadi jika beban berada pada salah satu sisi boom dan akan
berpengaruh pada sistem hydraulic boom dan ram-nya juga pada lattice boom. Side-
loading dapat menyebabkan boom cepat mengalami kerusakan struktur.
Crane yang tidak seimbang dapat menyebabkan side-loading.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 26
Gerakan mengayun yang terlalu cepat dapat menyebabkan side-loading. Jika boom
digerakkan dengan cepat, beban tidak akan dapat mengimbangi gerakan tersebut,
karena inersia dan fleksibilitas load line. Sehingga akan menyebabkan beban berada
dibelakang boom dan terjadi side-loading.
Gerakan mengayun yang cepat juga akan menyebabkan beban mengayun keluar
dari garis perjalanan pengangkutan beban; radius akan bertambah, dan akhirnya
akan mengurangi kapasitas angkut dan boom side-loading.
Jika boom mengayun kencang dan berhenti, maka beban akan terus berayun
melampaui boom tip, dan mengakibatkan side-loading.
Menarik beban ke arah samping akan menyebabkan side-loading.
Side loading-boom harus dihindari dalam seluruh aktivitas pengangkutan.
7. Unattended Control Stations
Sebelum meninggalkan kabin kontrol crane untuk beberapa waktu, Operator Crane
harus:
Menurunkan beban yang terpasang, me-nonaktif-kan boom dari rencana
pengangkutan dan menempatkan pada boom rest.
Melepas master clutch, jika ada.
Mengunci seluruh peralatan.
Menempatkan seluruh kontrol pada posisi off / mati atau netral.
Mengunci crane untuk mencegah kemungkinan insiden pergerakan dan mematikan
mesin penggerak utama.
Meyakinkan tidak ada komponen crane yang akan mengganggu operasional normal
penerbangan helikopter.
8. Swing Brake (Mechanical Slew Locking Device)
Swing brake harus dipasang pada saat mesin diparkir saat istirahat atau pada saat
sementara menahan beban.
9. Bypass of Critical Protection Devices
Izin tertulis dari company person in charge atas fasilitas, lokasi atau construction
site dibutuhkan sebelum me-nonaktif-kan alat critical protection.
Bypass critical protection device semasa pre-use inspection dapat dilakukan jika
diberikan izin oleh company person in charge atas fasilitas, lokasi atau construction
site.
Saat akan mengaktifkan kembali crtitical protection device, harus dikomunikasikan
kembali pada company person in charge atas fasilitas.
Bypass boom kick-out, anti-two blocking, atau peralatan lainnya yang sejenis pada
crane karena alasan lain selain inspeksi, harus dengan izin company person in
charge atas fasilitas.
Penanda (tag) harus disematkan di tempat yang mudah untuk dilihat oleh crane
operator, disertai tanggal dan nama personil yang mengizinkan bypass untuk
melakukan pengangkutan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 27
Tabel 3 adalah sebagai panduan: kondisi laut sangat bervariasi tergantung kondisi
setempat, seperti kedalaman air, arus ombak, gelombang dan kecepatan angin. Konsultasi dengan
personil yang bertanggung jawab atas fasilitas terkait harus menggunakan pendekatan berbasis
risiko.
Operator Crane bertanggung jawab untuk menentukan apakah kondisi-kondisi yang ada
berisiko untuk melakukan pengangkutan atau cukup aman. Keputusan Operator Crane tidak dapat
dikesampingkan jika Operator Crane memutuskan pengangkutan tidak dapat dilakukan dengan
aman.
Hand Signals
Pimpinan Team Kerja berkewajiban menunjuk Signalman untuk setiap pekerjaan
pengangkutan. Sangat penting bagi Signalman untuk memahami apa yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan pada saat berkerja dengan crane. Pada seluruh pekerjaan
pengangkutan, Operator Crane dan Signalman harus sepakat mengenai sinyal/tanda yang
akan digunakan.
Kondisi bahaya yang mungkin dihadapi operator tidak dapat selalu termaktub dalam aturan-
aturan yang sudah ada; tetapi penggunaan hand signal standar dapat mengurangi risiko
bahaya. Hanya ada satu signal man yang ditunjuk pada saat pekerjaan pengangkutan, dan
operator harus mengikuti sinyal yang diberikan oleh Signalman tersebut. Signalman tidak
boleh menangani beban atau mengendalikan tagline pada saat beban sedang diangkut.
Signalman yang ditunjuk harus menggunakan rompi yang mudah dikenali. Hand signals
dalam Gambar 1 dibawah ini adalah standar dan direkomendasikan dalam API RP 2D
Operation and Maintenance of Offshore Cranes.
Pada beberapa kasus mungkin dibutuhkan sinyal khusus yang tidak ada pada gambar. Jika
memang dibutuhkan sinyal khusus, maka sinyal yang dipakai harus disetujui bersama antara
Operator Crane dengan Signalman; dan tidak menyerupai hand signal standar.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 29
Checklist. Hal ini akan membantu memperpanjang masa penggunaan komponen, karena lubrikasi
reguler akan membantu mencegah komponen saling menempel.
1. Stinger (Crane Extension Safety Sling (CESS), Pilot Sling, Crane Pennant)
Stinger digunakan untuk mencegah main hoist load block atau auxiliary hoist headache ball
berkontak dengan personil yang menangani beban. Pada kasus dimana stinger tidak dapat
digunakan, maka dibutuhkan perhatian khusus untuk melindungi personil yang terlibat. Sling
dilepaskan dari stinger atau crane hook sebelum melakukan prosedur pengangkutan pada dek
kapal.
2. Alternatif Alat Angkat dan Angkut (Aksesoris)
Beberapa alat bantu angkut seperti stiff legs, atau alat angkut sementara, hydraulic masts, air
tuggers, runway beams, trolleys, pad eyes, dan sebagainya, sementara ini tidak termasuk dalam
cakupan API RP 2D. Personil yang melakukan instalasi, operasi dan pemeliharaan alat-alat
tersebut adalah rigger, dan harus mengetahui serta dilakukan sesuai dengan rekomendasi,
panduan dan prosedur dari manufaktur.
Personil yang melakukan instalasi, operasi dan pemeliharaan knuckle boom crane adalah crane
operator, dan harus mengetahui serta dilakukan sesuai dengan rekomendasi, panduan dan
prosedur dari manufaktur. Sebelum menggunakan alat-alat tersebut, inspeksi visual dilakukan
untuk meyakinkan bahwa peralatan dalam kondisi layak pakai. Sebagai pelengkap, disertakan
MKJSA dan hal-hal berikut sebagai pertimbangan:
Batas kapasitas muat beban
Berat beban
Stabilitas dan titik jangkar
Penempatan alat
Cuaca dan kondisi lapangan
Kualifikasi operator
Inspeksi wire rope dan peralatan lepasan
Potensi halangan dan tumpahan
Peralatan keamanan
Komunikasi antar tim pengangkutan
Lintasan pengangkutan
3. Rigging Equipment
Jika sebuah alat terlihat rusak atau dicurigai rusak saat dilakukan pre-use inspection atau pada
saat digunakan, maka alat tersebut harus segera dihentikan penggunaannya dan hal ini segera
di informasikan kepada team leader.
Jika alat dinyatakan scrapped, maka alat tersebut harus segera dimusnahkan, untuk mencegah
penggunaannya dalam pekerjaan apapun. Jika tidak dapat segera dimusnahkan, maka harus
ditandai NOT TO BE USED (TIDAK BOLEH DIGUNAKAN), dan harus ditempatkan di lokasi
tersendiri, sampai akhirnya bisa dimusnahkan dan diwarnai merah.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 31
Pastikan perlengkapan
Periksa peralatan keselamatan yang ada
apakah ada aus, korosi, pada alat terpasang
abrasi dan kerusakan dengan benar, seperti
mekanis yang dapat split pins, wire mousing,
menyebabkan dsb. Shackle yang
pemakaian alat menjadi banyak dipakai adalah
tidak aman tipe bow atau anchor
yang dilengkapi dengan
safety pin tipe bolt, nut
atau split pin.
Gambar 2. Use Inspection Steps
Pastikan jenis baut atau split pin yang benar sudah tepat. Masalah umum muncul ketika high
grade split pin diganti dengan baut standar yang mana tidak mampu menahan beban. Periksa
bahwa set sling telah dipasang dengan benar (misalnya: tidak ada lengkungan pada kaki-kakinya).
Periksa apakah pengaturan pengamanan yang sesuai telah terpasang (split pin, wire mousing, dll).
Tipe /model dari shackle yang paling baik adalah adalah tipe bow atau anchor yang dilengkapi
dengan safety pin yaitu terdiri dari baut, mur dan split pin.
Tabel 4. Jenis-Jenis Shackle
Screw Type Shackle Bolt Type Shackle
Screw pin shackle dapat digunakan untuk Bolt type shackle dapat digunakan untuk
pengikatan, pengerekan (towing), pengikatan, pengerekan (towing),
penggantungan (suspension), atau penggantungan (suspension), atau
pengangkutan yang sesuai jalur angkut, pengangkutan yang sesuai jalur angkut,
ataupun jika terjadi side-loading. Batasan ataupun jika terjadi side-loading.
beban maksimal harus diturunkan jika Pengurangan Working Load limits diperlukan
digunakan pada pengakutan side-loading. untuk penggunaan side-loading
Pada saat digunakan, pastikan screw pin Direkomendasikan untuk penggunaan
tidak terputar oleh apapun, seperti pada permanen atau jangka panjang, dan jika ada
penggunaan chocker. Screw pin shackles beban mungkin dapat menyebabkan shackle
hanya digunakan untuk pekerjaan jangka pin terputar. Peraltan ini terdiri atas empat
pendek. komponen, yaitu: bow, bolt, nut, dan cotter
pin. Saat penggunaan harus dirangkai
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 32
seperti pada Gambar 8 di bawah ini. NOTE: Ganti rope jika diameter berkurang
1/3 bagian atau lebih
Kinks/Terbelit
Kink adalah distorsi permanen. Setelah terjadi kink, rope tidak akan kembali lurus
seperti sediakala dan kekuatannya pun akan menurun. Bagian strand yang membelit
tidak akan mendapatkan berat beban yang sama dengan bagian strand yang lurus.
Lihat Gambar 10 di bawah ini.
Protruding core
Kerusakan kawat yang menyebabkan strand mengembang dengan core menyembul
keluar. Ini berarti rope harus diganti. Lihat Gambar 12 di bawah ini.
NOTE: Sling sintetis TIDAK BOLEH DIGUNAKAN untuk pengangkutan dari dan
kedalam kapal.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 42
Pastikan tali fiber ketebalan dan lebarnya sama, tidak rusak atau memanjang melebihi
ukuran yang disarankan manufaktur. Berikut adalah panduan singkat bagaimana
menggunakan webbed sling:
Ketahui berat beban.
Periksa satuan beban (metric ton, short ton, dsb.).
Ketahui SWL web sling fiber.
Pastikan beban terikat dengan benar.
Jangan pernah menggunakan web sling yang bersimpul.
Jangan digunakan untuk menarik beban.
Jangan mengikat dua web sling pada sling eyes.
Pastikan pemasangan web sling tepat pada beban.
Lindungi dari benda tajam yang dapat merusak fiber selagi digunakan.
Jika tidak sedang digunakan, web sling harus disimpan kembali ke tempat penyimpanan
yang aman. Jangan biarkan web sling berada antara beban dan lantai pada saat
pemasangan. Tempatkan beban dalam pengemasan yang baik.
Jangan menarik web sling dari bawah beban.
Berikut adalah panduan singkat inspeksi web sling:
Pengguna web sling sintetis harus melakukan pemeriksaan visual seluruh sling sebelum
digunakan.
Pemeriksaan tahunan harus dilakukan oleh qualified inspector, dan dokumen/laporan
pemeriksaan harus tersedia.
Web Sling harus dihentikan pemakaiannya jika terdapat kerusakan:
o Terpapar asam.
o Bekas meleleh pada bagian mana pun di permukaannya.
o Sobek, berlubang, atau bekas potong.
o Jahitan yang terlepas.
o Aus karena pemakaian atau meregang melebih batas yang direkomendasikan
manufaktur.
o Fitting tidak baik.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 43
o Memiliki simpul.
o Tagging hilang atau tidak tepat.
Pertimbangan Lingkungan Kerja:
a. Web sling harus disimpan di tempat yang sejuk, kering dan gelap jika tidak digunakan,
untuk mencegah penurunan kekuatan pakai karena terpapar sinar ultra violet. Web sling
tidak boleh disimpan disekitar bahan kimia.
b. Lingkungan yang terpapar bahan kimia dapat mempengaruhi kekuatan web sling
sintetis. Konsultasikan dengan manufaktur atau personil yang memiliki kualifikasi
sebelum digunakan pada lingkungan terpapar bahan kimia.
Asam.
o Nylon dapat mengalami degradasi jika terpapar asam.
o Poliester tahan terhadap banyak jenis asam, tapi dapat mengalami degradasi jika
terpapar beberapa jenis asam.
o Setiap pemakaian harus di evaluasi, dan mempertimbangkan tipe asam,
konsentrasi asam, konsisi paparan, dan temperatur.
Alkali
o Poliester dapat mengalami degradasi pada lingkungan alkalis.
o Nylon diketahui tahan paparan alkali, tapi dapat mengalami degradasi.
o Setiap pemakaian harus di evaluasi, dan mempertimbangkan tipe alkali,
konsentrasi alkalis, kondisi paparan, dan temperatur.
Sling nylon dan poliester tidak boleh digunakan untuk benda dengan temperatur
melebihi 194° F (90° C).
Web slings dengan fitting aluminium tidak boleh digunakan pada lingkungan
terpapar asap, uap, kabut, semprotan atau cairan alkali dan/atau asam.
Lingkungan kerja terpapar sinar ultra violet secara terus menerus dapat
mempengaruhi kekuatan web sling sintetis.
PERINGATAN: Degradasi dapat terjadi walaupun tidak terlihat kasat mata.
Faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan hilangnya kekuatan web sling adalah:
o Lama masa paparan.
o Konstruksi dan disain web sling.
o Faktor lingkungan lainnya seperti kondisi cuaca.
Prosedur yang disarankan untuk meminimalisir pengaruh sinar ultra violet adalah
dengan menyimpan web sling di tempat yang sejuk, kering dan gelap saat tidak
digunakan untuk waktu yang lama.
Indikasi kasat mata degradasi akibat paparan sinar ultra violet adalah:
o Perubahan warna web sling.
o Kekakuan pada material web sling.
o Abrasi permukaan di area yang biasanya tidak berkontak dengan beban.
Peringatan bukti pengujian: sling yang digunakan pada lingkungan dengan paparan
sinar matahari atau sinar ultra violet harus diuji dua kali kapasitas angkutnya setiap
tahun, atau lebih sering, tergantung pada tingkat keparahan paparan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 44
Pastikan kaki kelima pada rangkaian Pastikan main way lid Periksa apakah ada kerusakan pada
berada pada bagian luar rangka tanki, tertutup sempurna. sling dan pad eyes
agar memudahkan sambungan ke crane
pada onshore dan offshore.
Semua pipa harus dikirim dengan sling yang terpasang dan tidak boleh dilepas.
Pelepasan/pengikatan sling dan dari benda yang diangkat hanya dilakukan di lokasi
akhir/lokasi tujuan benda. Pipa harus selalu diikat dengan dua sling, dengan panjang dan
SWL yang sama. Metode pengikatan adalah dengan system double wrapping. Gunakan
bulldog grip clip untuk menjaga sling tetap terpasang pada pipa. Sling harus ditempatkan
dengan jarak yang sama (kira-kira 25%) dari masing-masing ujung beban. Mereka harus
dibungkus double dan ditahan disekitar pipa.
Gambar 20. Tubulars / Pipa (catatan: Asbro clamp tidak boleh digunakan)
Banyaknya pipa dalam setiap ikatan harus diikat sedemikian rupa sehingga pipa yang
berada ditengah ikatan tidak dapat bergerak keluar dari ikatan. Pipa dengan ukuran diameter
lebih dari 5.5 inchi (14 cm), harus diikat dengan jumlah ganjil.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 48
NOTE:
Ujung sling yang dapat bergerak
tidak boleh terikat dibawah gulungan Pada pengikatan pipa-pipa,
ikatan pertama. cengkram ditempatkan pada
reeved eye wire rope,
membentuk ikatan.
Hati-hati saat
membuka sling,
karena pipa
mungkin akan
bergerak/
Saat memuat pipa menggelinding.
untuk
pengangkutan,
harus sangat hati-
hati, untuk Tumpukan pipa
menghindari harus diberi tiang-
kerusakan. tiang pembatas.
Pastikan hook dan pengunci terpasang, Pastikan gerigi lengkap dan utuh, dan
sebelum melakukan pengangkutan. pengunci dapat bergerak bebas.
Retakan atau
Regangan. pengelasan rusak.
h. Pallets
Catatan: jika beban tidak terdistribusi dengan merata pada pallet, maka SWL harus
dikurangi. Pallet harus di inspeksi sebelum digunakan mengangkut drum atau karung, untuk
menyakinkan berada dalam kondisi layak untuk digunakan. Jika terdapat kerusakan seperti
pada gambar, pallet tidak boleh digunakan.
NOTE: Pallet tidak boleh digunakan sebagai alat angkut. Harus ditempatkan kedalam
container atau half-height container, atau pallet carrier.
Cek kondisi
seluruh papan,
apakah ada yang
retak atau rusak.
Cek kondisi
balok
tumpuan
apakah ada
yang retak
atau rusak.
NOTE: Pallet carrier tidak boleh digunakan untuk mengangkut material atau peralatan
kedalam kapal laut.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 52
Gambar 30. Hook: Original Style (Kiri) dan New Style (Kanan)
NOTE: Hook Crosby Shur-loc memiliki masalah pada disainnya. Jika beban terlontar dan
menyebabkan hook tersentak dan menumbuk sling ferrule, maka safety catch dapat
terbuka, sehingga beban dapat terjatuh. Catch semacam ini harus diganti atau dimodifikasi
agar memiliki pelindung pada setiap sisinya untuk mencegah catch tidak sengaja terbuka.
Rigger harus memeriksa tingkat keausan dan kerusakan pada hook setiap sebelum
digunakan. Dua hal yang harus diperhatikan adalah:
Besar celah throat pada hook.
Untuk memeriksa apakah celah ini semakin melebar adalah dengan menggunakan
penggaris/jangka sorong. Jika celah 5% lebih besar dari ukuran yang disebutkan dalam
panduan manufaktur, hook harus dibuang. Jika hook eye memanjang, maka hook harus
dibuang.
Retakan.
Retakan biasanya terjadi di sisi bagian dalam hook shank yang membengkok. Jika
terdapat retakan, hook harus dibuang.
Eye
Throat
Safety latch
Shank Saddle
Ulir rusak.
Bengkok.
Kerusakan pada eye.
Gambar 32. Straight Shank Eye Bolt Gambar 33. Shoulder Type Eye Bolt
Straight shank eyebolt hanya untuk Shoulder type eyebolt dapat digunakan
digunakan dalam pengangkutan vertikal, untuk pengangkutan vertikal, maupun
arah gaya harus langsung dan sejajar bersudut sampai dengan empat puluh lima
dengan shank dari eyebolt. derajat dari shank.
Catatan: Shoulder type eyebolt dapat
membengkok juka tidak dipasangkan
dengan baik dan benar.
1/2 1.3 2200 998 1210 549 770 349 550 249
5/8 1.6 3500 1558 1925 873 1225 556 875 397
3/4 1.9 5200 2359 2860 1297 1820 826 1300 590
7/8 2.2 7200 3266 3960 1796 2620 1188 1800 816
l. Tag Lines
Semua pengangkutan harus mempunyai tag line, yang dipasangkan pada beban atau sling.
Untuk beban dengan ukuran besar, disarankan untuk menggunakan dua (2) tag line, yang
ditempatkan pada setiap ujung beban. Saat menggunakan tag line untuk mengarahkan
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 55
beban ketempat akhirnya, beban dapat berayun kearah benda disekitarnya jika tenaga
yang diberikan salah arah pada waktu yang salah. Tarik dengan pelan sampai beban
mengarah ketempat akhir. Konfigurasi lifting lainnya mungkin membutuhkan tag line yang
lebih panjang. Jika penggunaan tag line pada pekerjaan pengangkatan dianggap tidak
aman, maka hal ini harus didiskusikan dan dimasukkan dalam MKJSA dan pre-job safety
meeting. Tag line tidak boleh memiliki simpul, sambungan atau ikatan.
Potensi cidera yang diakibatkan personil yang menangani cargo terseret pada area
penanganan cargo, karena beban berputar tidak terkontrol dan/atau tag line tersangkut
di anggota badan atau baju.
Potensi cidera karena tag line yang disangkutkan pada struktur permanen, terlepas dan
terlecut, karena beban berat yang diangkut bergerak tidak terkontrol.
LAKUKAN
Pastikan selalu bahwa personil yang menangani tag line berkerja dari jarak horizontal
yang sama dengan tinggi beban dari tanah, dengan sudut antara tag line dengan jarak
horizontal tersebut tidak lebih dari empatpuluh lima derajat.
Seluruh bagian tag line, termasuk kelebihan tali tag line, didepan tubuh; antara personil
dengan beban.
Pastikan bahwa saat dua atau lebih personil yang menangani tag line yang sama,
mereka semua harus berkerja pada sisi tag line yang sama. Kelebihan tali harus berada
didepan mereka.
Pegang tag line dengan sedemikian rupa sehingga dapat dikendalikan penuh, terutama
jika harus dilepas cepat dan seluruhnya.
Jika menggunakan sarung tangan saat mengelola tag line, pastikan tag line tidak
tersangkut pada sarung tangan.
JANGAN LAKUKAN
Jangan menempatkan tag line pada struktur atau peralatan didekatnya, termasuk
mengaitkan tali ke tiang atau sejenisnya dan menyentak tag line saat mengendalikan
beban.
Jangan melilit tag line di pinggang atau bagian tubuh lainnya
Jangan mengambil tag line dengan melintas dibawah beban.
m. Chain Hoist
Prosedur inspeksi untuk chain hoist sebenarnya sama saja dengan prosedur inspeksi untuk
differential, screw gear, spur gear, air atau electric hoist. Mungkin terdapat instruksi spesifik
untuk hoist tertentu, selalu berpedoman pada panduan manufaktur.
Load chain - perhatikan apakah ada rantai yang aus, terpilin, rusak atau cacat. Mata
rantai harus bersih dan bebas dari material asing atau karat yang berlebihan. Rantai
harus dilubrikasi dengan baik.
Hook - perhatikan apakah ada keausan, takik, retak, atau perubahan bentuk. Hook
harus dapat berputar bebas dan latch harus berfungsi.
NOTE: Hook yang bagiannya terpilin, atau terdapat celah throat melebihi normal, adalah
mengindikasikan penggunaan untuk beban berlebih, atau penyalahgunaan hoist, dan
harus dilakukan inspeksi terhadap bagian lain dari hoist yang termasuk rangkaian
penahan beban.
Chain hoist termasuk peralatan yang diberi color code.
n. Inspeksi Pad Eye
Pad eye dirancang untuk memastikan kesesuaiannya dengan muatan dan pemakaian.
Untuk mendapatkan permukaan pad eye yang halus dan sesuai arah pengangkutan,
lubang pad eye dibentuk sedemikian rupa dengan dibor, dilebarkan atau dipotong dengan
peralatan mekanis. Pad eye harus diperiksa apakah ada tanda-tanda kerusakan, korosi,
retak pada lasan dan color code yang terpasang tepat. Pad eye yang tidak dibutuhkan lagi
untuk pengangkutan rutin dan yang tidak disertifikasi rutin, harus dinonaktikan dalam
penggunaan dengan cara sebagai berikut:
Blanking off.
Dipotong pada bagian atasnya.
Dihilangkan permanen
Lihat Lampiran 10: Pad Eye Standard
o. Inspeksi Trolley
Trolley dipasangkan pada beam dengan chain hoist tersambung pada bagian bawah.
Trolley harus di inspeksi secara regular untuk keausan dan kerusakan. Pengecekan
dilakukan pada:
Penanda kapasitas
Color code yang terpasang
Baut-baut yang terpasang
Pemasangan load bar
Kondisi rangka baja.
Wheel bearings.
Wheels.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 58
NOTE: Tidak satu pun dari drum lifter dapat dipakai untuk drum yang telah dipotong penutup
atasnya. Drum yang sudah di modifikasi ini berisiko mengalami kegagalan struktural jika
diangkat dengan metode ini, berapapun berat beban yang ada di dalamnya.
Tabel 10. Ukuran Lifting Sling Dibandingkan dengan Maximum Gross Weight (b)
Maximum Gross Mass = R (kg) vs wire rope size (in)
Lifting set =2 pad eye; safety factor = 6
Ukuran Wire Rope IWRC; Ukuran Wire Rope IWRC;
Maximum Gross Mass = R
IPS (Improved Plow Steel); IPS (Improved Plow Steel);
(kg)
ø (cm) ø (inch)
100 – 3.000 1.3 ½
3.100 – 4.500 1.6 ⅝
4.600 – 6.500 1.9 ¾
6.600 – 9.000 2.2 ⅞
9.100 – 11.500 2.5 1
11.600 – 18.000 3.2 1-¼
18.100 – 25.000 3.8 1-½
Sudut minimal antara sling leg dengan bidang horizontal = 60°
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 60
Tabel 11. Ukuran Lifting Sling Dibandingkan dengan Maximum Gross Weight (c)
Lifting set =1 pad eye, kaki kelima sling, atau single point lifting, atau stinger, atau fore
runner, atau pilot sling; safety factor = 12
Ukuran Wire Rope IWRC; Ukuran Wire Rope IWRC;
Maximum Gross Mass = R
IPS (Improved Plow Steel); IPS (Improved Plow Steel);
(kg)
ø (cm) ø (inch)
100 – 1.400 1.6 ⅝
1.500 – 2.000 1.9 ¾
2.100 – 3.400 2.5 1
3.500 – 5.300 3.2 1-¼
Sudut minimal antara sling leg dengan bidang horizontal = 90°
Tanggal dan deskripsi perbaikan yang dilakukan terhadap crane selama empat tahun
kebelakang.
Sertifikasi personil yang menangani hoist. Berlaku selama masa pemakaian hoist.
Memelihara keberlangsungan pencatatan pada Crane Operational and Maintenance
Logbook.
NOTE: Dokumentasi crane operator dan rigger harus ada pada setiap lokasi kerja.
Untuk crane yang dimiliki oleh pihak ketiga (seperti crane barge, rental crane, dsb.),
berkas harus disediakan oleh pihak ketiga. Salinan berkas harus ada pada lokasi kerja
crane.
b. Weight Indicator
Weight Indikator harus dijaga pada kondisi operasional. Semua cargo di atas 450 kg
(1.000 pound) harus tercatat dalam shipping manifest dan ditandai dengan jelas pada
cargo sebelum dilakukan pengiriman. Jika berat cargo tidak diketahui dan tidak ada
weight indicator, maka berat cargo ditentukan dengan menggunakan dynamometer atau
alat sejenis. Dynamometer tidak boleh digunakan dalam kondisi dinamis.
Jika dynamometer digunakan untuk mengetahui berat beban, nomer seri dan berat
beban harus didokumentasikan dalam shipping manifest. Beban yang dikirim dari area
lapangan ke area darat, harus di verifikasi beratnya dengan crane pada area darat. Jika
terdapat perbedaan antara shipping manifest dengan hasil verifikasi, harus di
komunikasikan dengan Superintendent Operation. Frekuensi kalibrasi dynamometer
harus sesuai dengan rekomendasi manufaktur (umumnya tahunan).
c. Load Blocks
Main hoist load block dan auxiliary hoist headache ball diberi warna yang mudah dikenali,
seperti jingga terang atau hijau. Cat photo luminescence tidak boleh digunakan pada
head ball, karena dapat mengganggu peralatan penyimpanan stasiun kapal.
d. Pengoperasian Crane di sekitar Kabel Listrik
Pada area dimana terdapat kabel listrik yang menggantung, mungkin dapat mengganggu
pengoperasian crane pada shore base, area darat, dan lain-lain. Hal-hal berikut harus
diperhatikan demi keselamatan selama pekerjaan berlangsung:
Izin kerja harus ada.
Pastikan crane tidak beroperasi pada area yang terlalu dekat dengan kabel listrik.
Jarak aman adalah 10 kaki atau tiga meter untuk tegangan 50 kV; dan tambahkan
empat inchi atau 10 cm untuk setiap 10.000 volt sesudahnya. Jika Operator Crane
tidak yakin berapa voltase pada kabel listrik, ia harus mendapatkan persetujuan dari
supervisornya sebelum mulai mengoperasikan crane dan mengikuti instruksi pada
poin 7 di bawah ini.
Menginformasikan kepada personil yang terlibat mengenai kemungkinan bahaya dan
tindakan pencegahannya saat berkerja disekitar kabel listrik.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 66
Pasang label peringatan atau penanda pada crane dan peralatan sejenis mengenai
ketentuan jarak kerja aman 10 kaki atau tiga meter dari kabel listrik.
Pastikan saat peralatan yang beroperasi disekitar kabel listrik, ada spotter yang
bertugas mengobservasi jarak kerja aman sekitar kabel listrik dan membantu
mengarahkan operator.
Gunakan cone untuk memberikan peringatan dan sebagai penanda jarak kerja aman
saat berkerja disekitar kabel listrik.
NOTE: “Working near the proximity” diterjemahkan sebagai berkerja dalam jarak
jangkauan kabel listrik yang menggantung, yaitu kurang dari jangkauan panjang alat
angkat, panjang beban yang diangkut, dan jarak minimum yang dibutuhkan untuk
keselamatan kerja.
Jarak kerja aman dari titik poros crane = tinggi alat angkut + panjang jangkauan
beban + setidaknya 10 kaki atau 3 meter.
Melaporkan kepada Electrical Engineer setempat atau I&E Engineer setidaknya 24
jam sebelum memulai pekerjaan apapun yang membutuhkan pengetahuan
mengenai voltase dan jarak amannya, atau de-energize (mematikan listrik
setempat), memasang parameter aman, atau menggeser jalur listrik. Lihat Tabel 12
di bawah.
Tabel 12. Tabulated Safe Working Distance from Power Lines
A. When operating near high-voltage power lines
Normal voltage (phase to phase) Minimum required clearance
To 50 kV 10 ft (3,1 m)
Over 50 to 200 kV 15 ft (4,6 m)
Over 200 kV to 350 kV 20 ft (6,1 m)
Over 350 kV to 500 kV 25 ft (7,6 m)
Over 500 kV to 750 kV 35 ft (10,7 m)
Over 750 kV to 1000 kV 45 ft (13,7 m)
B. While in transit with no load and boom or mast lowered
Normal voltage (phase to phase) Minimum required clearance
To 0,75 kV 4 ft (1,2 m)
Over 0,75 kV to 50 kV 6 ft (1,8 m)
Over 50 kV to 34 kV 10 ft (3,1 m)
Over 345 kV to 700 kV 16 ft (4,9 m)
Over 750 kV to 1000 kV 20 ft (6,1 m)
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 67
e. Personnel Transfer
Crane yang digunakan untuk transfer personil harus sesuai dengan rekomendasi yang
ada pada API Spec 2C dan API RP 2D. Crane dikelompokkan sebagai personnel
handling dan harus diberikan tanda pengenal dengan label menggambarkan personnel
basket. Hoist yang digunakan diberi tagging sertifikasi personnel handling. Sertifikasi
hoist disertakan dalam berkas crane, dan pemeliharaannya sesuai dengan rekomendasi
manufaktur.
Crane yang termasuk kelompok personnel handling dilengkapi dengan boom hoist pawl
untuk mencegah boom bergerak turun tanpa disengaja. Untuk crane dengan hydraulic
boom cylinders, akan dilengkapi dengan holding device seperti integrally mounted check
valve.
Personnel basket yang digunakan untuk transfer orang dari dan ke rig, platform dan
kapal harus dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan dalam API RP
2D. Setiap personnel basket memiliki tagging sertifikasi dari baja tahan karat yang
diberikan oleh manufaktur. Tagging sertifikasi harus menterakan nama area Pertamina
Hulu Kalimantan Timur, deskripsi, batas beban kerja yang dibolehkan, ukuran dan
panjang sling, nama supplier, nomer dan tanggal sertifikasi. Masa pakai personnel
basket diverifikasi pada pemeriksaan rutin bulanan. Semua personnel basket yang
berusia lima tahun atau lebih dari tanggal sertifikasi pada saat inspeksi, harus diganti.
Tag line harus digunakan pada semua personnel basket. Tag line harus dipasangkan
pada bagian tengah bawah basket dan tidak boleh memiliki simpul atau sambungan.
Operator Crane harus memastikan bahwa Rigger tidak berada dibawah basket untuk
menarik tag line. Gunakan hook atau alat lainnya jika perlu.
Semua personnel offshore yang diangkat dengan personnel basket harus menggunakan
personal floating device (PFD) yang dibolehkan untuk transfer yang dilakukan dan
memposisikan diri mereka sesuai dengan instuksi manufaktur. Tidak ada cargo selain
personal luggage atau tool box kecil atau kotak yang dibawa kedalam personnel basket.
Untuk menghindari pergerakan yang tidak diduga sementara pengangkutan, barang
bawaan diletakkan ditengah basket dan tidak bertumpuk.
Personnel basket tidak boleh berada dalam platform kecuali crane pada platform
termasuk kelompok personnel handling. Crane load chart harus menterakan kapasitas
angkut personil. Operator Crane dan Rigger bertanggung jawab untuk meyakinkan
bahwa personnel basket dalam kondisi dapat digunakan sebelum penggunaan.
Setidaknya kodisi berikut harus diperhatikan: tali nilon rusak, kabel yang sudah aus atau
membelit, alas kanvas kering atau rusak.
Setiap karyawan Pertamina Hulu Kalimantan Timur bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa crane operator yang dipekerjakan oleh pihak ketiga adalah personil
yan berkwalitas, bersertifikat dan berpengalaman dalam transfer personil.
NOTE: Jika stinger digunakan dalam transfer personil, kedua hook-nya harus
menggunakan tipe yang bisa ditutup dan dikunci.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 68
Hand signal yang digunakan harus disetujui oleh Operator Crane dan Rigger.
Siapapun boleh memberikan sinyal emergency stop. Tetapi hanya Signalman yang
ditunjuk yang dapat memberikan sinyal lainnya.
i. Pre-Lift Checklist dan MKJSA
MKJSA tertulis harus disiapkan oleh anggota team pengangkutan sebelum memulai
pekerjaan pengangkutan. Untuk pekerjaan yang membutuhkan tidak bisa menggunakan
MKJSA, terutama pada dynamic lift, dimana sebagian team berada di platform dan
sebagian lainnya di kapal, maka harus dibuat pre-lift checklist (Crane Pre-Lift Inspection
Checklist). Di dalamnya terdapat daftar safety check points utama untuk pengoperasian
crane yang harus menjadi pertimbangan. Sebelum memulai pengangkutan, anggota tim
(seperti Operator Crane, Rigger, dan kapten kapal) mendapat salinan dari checklist ini
dan secara verbal melalui radio mengecek bahwa setiap poin safety requirement telah
dipenuhi. Sebelum pengangkutan, setiap anggota team memiliki kewajiban untuk:
Melakukan pre-lift meeting untuk mengulas cakupan kerja dan pelaksanaannya.
Mengulas pre-lift checklist dengan seluruh anggota tim.
Mempersiapkan MKJSA dan lift plan untuk pengangkutan beban berat dan
pengangkutan tidak rutin.
Mengevaluasi pekerjaan pengangkutan untuk menentukan apakah dibutuhkan
additional Rigger untuk membantu pada saat bongkar muat.
Memastikan bahwa metode komunikasi yang jelas disepakati dan dipahami seluruh
anggota tim.
Menganalisis kondisi area kerja, demi terlaksananya pekerjaan pengangkutan yang
aman (kondisi laut, arus, kecepatan dan arah angin, cuaca, ukuran kapal, posisi
kargo dan pencahayaan).
Mengulas lift path dan berat beban untuk menentukan prosedur spesifik dalam
pekerjaan yang perlu dilakukan untuk menjaga agar peralatan produksi tidak
terdampak jika ada kecelakaan. Lihat Tata Kerja Operasi Stimultan.
Sementara pekerjaan berlangsung, anggota team pengangkutan memiliki tugas
Memastikan komunikasi antar anggota team tetap terjaga, jika kondisi area kerja
berubah, atau terjadi perubahan dari lift plan yang telah disepakati, hentikan
pekerjaan dan lakukan pre-lift ulang. Lengkapi Crane Pre-Lift Checklist dan MKJSA,
sebagaimana dibutuhkan sebelum melanjutkan kembali pekerjaan.
Pre-hire atau pre-mobilization inspection harus dilakukan oleh Operator Crane sebelum
crane dimobilisasi ke area kerjanya. Seluruh inspeksi dan preventive maintenance program untuk
crane harus sesuai dengan spesifikasi manufaktur. Crane yang pernah mengalami perbaikan harus
di inspeksi oleh Inspektor yang memiliki kualifikasi dan di sertifikasi bahwa unit layak dan aman
untuk digunakan, sebelum dimobilisasi ke area kerjanya. Seluruh perbaikan yang dilakukan harus
sesuai dengan spesifikasi manufaktur.
a. Pelatihan Operator
Operator mobile crane harus kompeten untuk membaca dan memahami buku panduan
manufaktur, standar yang dipakai, dan informasi lainnya terkait mesin yang akan
dioperasikannya. Operator mobile crane harus memiliki kualifikasi sesuai dengan tipe crane
yang akan dioperasikan. Pelatihan dilakukan oleh agen pelatihan yang terakreditasi oleh
pemerintah.
b. Batasan dalam Pengoperasian
Operator harus mengikuti aturan sebagai berikut:
Area yang berada pada radius ayun crane dan counterweight-nya harus diberi pembatas
untuk menghindari pekerja memasuki area tersebut dan terjadi insiden.
Hand signal atau komunikasi dengan radio harus digunakan.
Salinan panduan operasional dari manufaktur untuk setiap jenis dan tipe mesin harus ada
pada kabin crane. Spesifikasi dan batasan yang ditetapkan oleh manufaktur harus diikuti.
Beban yang diberikan pada crane tidak boleh melebihi ketentuan dan diluar dari cakupan
yang direkomendasikan oleh manufaktur.
Pekerja tidak diperbolehkan menaiki headache ball, hook, atau beban yang sedang dalam
pengangkutan oleh crane. Seluruh pengangkutan yang menggunakan personnel basket atau
platform harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan pada Bab ini. Crane harus
dilengkapi dengan anti-two-blocking device.
Hanya satu beban yang dapat diangkut dalam satu waktu. Dua atau lebih beban yang
terpisah tidak dapat diangkut dalam sekali pengangkutan, walaupun jika jumlah berat beban
keduanya tidak melebihi kapasitas angkut crane.
Operator crane tidak diperkenankan meninggalkan cabin sementara beban tergantung diatas
tanah.
Crane boom harus diturunkan dan dikunci jika tidak digunakan, untuk mencegah pergerakan
karena angin atau hal lainnya.
c. Bahaya Listrik
Ketentuan yang harus dipenuhi untuk bahaya listrik adalah sebagai berikut:
Saat mengoperasikan peralatan pada area sekitar jalur listrik, jangan pernah menempatkan
bagian manapun dari peralatan, mesin atau beban, lebih dekat daripada batas jarak aman
yang telah ditentukan dalam Tata Kerja Pekerjaan Listrik.
Peralatan dapat dioperasikan disekitar jalur listrik, jika:
o Seluruh jaringan di sekitar area kerja di non-aktifkan.
o Memasang pembatas untuk insulator listrik, yang bukan merupakan bagian dari peralatan
yang digunakan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 71
o Seluruh jaringan listrik disekitar area pekerjaan harus dianggap aktif, sampai ada
pernyataan tertulis oleh penanggung jawab jaringan listrik bahwa jaringan yang dimaksud
sudah atau di non-aktifkan pada saat pekerjaan berlangsung.
d. Pick and Carry
Bergerak dengan beban (pick and carry) tidak direkomendasikan untuk transfer beban dari satu
tempat ketempat lainnya. Jika harus bergerak dengan beban, ikuti aturan yang ada di bawah
ini. Untuk memindahkan beban seperti ini, sebaiknya digunakan forklift, boom truck, dan flatbed
truck; tidak dengan mengangkat dan mengangkut.
Bergerak dengan beban menggantung harus mempertimbangkan beberapa variabel,
contohnya, tipe permukaan, panjang boom, dan momentum pada saat mulai bergerak dan pada
akhir pergerakan. Maka dari itu tidak ada satu rumusan standar yang dapat dipakai pada
pekerjaan ini yang dapat menjamin keselamatan.
Jika butuh bergerak dengan beban, operator harus mengevaluasi kodisi yang ada dan
menentukan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan, termasuk di dalamnya, tapi tidak
terbatas pada, di bawah ini:
Jangan melampaui kapasitas pada “on rubber capacity chart”.
Posisi boom parallel dengan arah perjalanan.
Aktifkan swing (house) lock.
Usahakan boom berada pada sudut paling rendah dan jangkauan paling pendek yang bisa
dicapai.
Tempatkan beban sedekat mungkin dengan carrier.
Gunakan tag atau restraint line untuk menahan beban agar tidak mengayun.
Usahakan beban berada cukup dekat dengan permukaan tanah.
Yakinkan outrigger tertarik sepenuhnya.
Pastikan permukaan tanah halus, keras, dan sama rata.
Kecepatan perjalanan sesuai dengan permukaan yang akan dijalani.
Hindari berhenti atau mulai berjalan yang tiba-tiba.
Yakinkan tekanan dan tipe ban yang digunakan tepat.
Selalu menugaskan flag person yang berjalan di depan beban dan dibelakang alat angkut,
untuk mengawasi bahaya dan mengarahkan pergerakan pengangkutan. Flag person harus
mewaspadai kabel listrik dan halangan lain.
Jangan menaikkan beban lebih tinggi dari yang dibutuhkan, usahakan beban tetap berada di
ketinggian yang paling rendah yang paling mungkin.
Salinan izin terbang pilot helikopter dan catatan jam terbang (jika ada)
Regulasi dan perundangan setempat yang berlaku.
Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk bahan bakar penerbangan.
Sertifikat asuransi perusahaan penyedia penerbangan (jika ada).
Salinan kontrak vendor jika yang melakukan pengangkutan adalah vendor, jika ada.
Kondisi cuaca.
b. Persyaratan Wajib
Pengangkutan dengan helikopter memiliki persyaratan wajib sebagai berikut:
Pilot yang melakukan pengangkutan material atau peralatan, harus yang terlatih dan
kompeten dalam menerbangkan helikopter yang memiliki muatan di luar kabin.
Pilot adalah yang bertanggung jawab menentukan berapa ukuran dan berat beban yang
diangkut, dan dengan metode apa beban tersebut akan dimuat pada helikopter.
Site management personnel bersama pilot akan menentukan apakah kondisi cuaca cukup
baik untuk melakukan pengangkutan, atau menghentikannya. Pengangkutan apapun tidak
boleh dilakukan jika cuaca tidak baik, terutama jika akan terjadi petir dan badai.
Pengangkutan harus dilakukan pada saat hari terang. Pengangkutan dalam kondisi hari
lainnya harus dengan persetujuan manejemen terkait.
Ground Personnel yang terlibat dalam pengangkutan dengan menggunakan helikopter
harus kompeten dalam tugasnya.
Supervisor terkait harus melakukan tindakan pencegahan bahaya jika baling-baling
helikopter mengalami downwash.
Safety meeting harus dilakukan dengan pekerja sesering mungkin untuk mencegah kejadian
yang tidak diinginkan dan meyakinkan terjadi komunikasi yang baik antar personil yang terlibat.
o Hoist yang diperuntukkan untuk pengangkutan material harus di inspeksi dan diuji sesuai
dengan peraturan lokal yang berlaku, dengan interval tidak lebih dari enam bulan.
o Seluruh laporan pemeriksaan dimasukkan dalam berkasnya pada area kerja.
a. Pengoperasian
Berikut ini adalah keterangan yang harus terpasang pada pos operator hoist, dan harus mudah
untuk dilihat:
Kapasitas angkut.
Kecepatan operasional yang direkomendasikan.
Peringatan bahaya.
Peraturan pengoperasian.
Signal system.
Instruksi pengoperasian.
Overhead protection berupa papan setebal 2 inchi (5 cm), plywood/tripleks setebal 0.75 inchi
(2 cm), atau setara, harus dipasangkan pada bagian atas setiap hoist.
Hoist tidak boleh digunakan sebelum melalui inspeksi dan pengujian oleh pekerja yang
kompeten dibawah pengawasan. Hasil inspeksi dan pengujian harus dilaporkan secara tertulis,
ditandatangani dan memuat tanggal pelaksanaannya.
b. Material Hoist
Personil tidak boleh menaiki material yang diangkut, pada waktu pengangkutan, kecuali untuk
memeriksa dan memastikan penempatan beban baik. Tanda “No Riders Allowed” harus
ditempatkan pada rangka pengangkut material. Jalan keluar-masuk material pada hoist harus
memiliki pintu atau palang yang:
Melindungi panjang seluruh jalan keluar-masuk material.
Diberi warna kontras secara diagonal.
Dilengkapi dengan alat pengunci.
NOTE: Tebal dan lebar papan yang digunakan untuk palang tidak boleh kurang
dari 2 inchi x 4 inchi (5 cm x 10 cm) atau yang setara; berada lebih tinggi dari 42
inchi (107 cm) dari dasar; dan 2 kaki (61 cm) dari hoist way line.
Pastikan inspeksi, pengujian, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan material hoist sesuai
dengan persyaratan dalam ANSI 10.5.1969 atau peraturan lokal jika lebih ketat.
c. Personnel Hoist
Persyaratan untuk personnel hoist adalah:
Tinggi jalan keluar-masuk pada personnel hoist tidak kurang dari 6.5 kaki (2 m).
Menggunakan pintu yang kokoh, ada bukaan untuk melihat keluar dengan ukuran tidak lebih
dari 6 inchi (15 cm) dan luas yang tidak lebih dari 80 inchi2 (516 cm2), dengan penutup
lempengan logam yang lebih lebar dari bukaan tersebut.
Pintu yang dipasang harus dapat dikunci secara mekanikal, sehingga tidak dapat dibuka dari
luar personnel hoist, hanya dapat dibuka dari dalam.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 75
Untuk personnel hoist pada bagian luar sebuah bangunan, bukaan pada sisi bangunan yang
bersinggungan dengan jalan keluar-masuk pada personnel hoist harus setinggi minimal 10
kaki (3 m), pada setiap lantai bangunan.
7.11.8 Rigging
a. Wire Rope
Sertifikasi Wire Rope, seluruh sertifikasi untuk wire rope yang digunakan pada crane milik
Pertamina Hulu Kalimantan Timur dilakukan oleh penyedia wire rope tersebut, sesuai
dengan persyaratan ISO 9001. Salinan sertifikat akan dikirimkan ke Pertamina Hulu
Kalimantan Timur bersama dengan tanda terima wire rope pada saat pengiriman. Sertifikat
tersebut akan disertakan dalam berkas crane.
Setiap penyedia wire rope harus memberikan tagging stainless steel, seperti tagging yang
digunakan pada seluruh sling milik Pertamina Hulu Kalimantan Timur, pada setiap spool wire
rope. Tagging ini akan dipakukan pada spool sebelum pengiriman. Tagging berisikan
deskripsi: grade, lay, klasifikasi strand, ukuran, panjang, nama penyedia dan nomer sertifikat
wire rope. Untuk running rope, tagging akan dibalutkan pada tempat yang dapat dengan
mudah dilihat. Setiap wire rope diganti, maka akan diberi tagging baru. Untuk standing rope
(pendant lines), tagging ini akan diikatkan pada kabel oleh manufaktur. Penggunaan tagging
ini direkomendasikan untuk memudahkan pemeliharaan dan sertifikasi yang lebih akurat.
Pertamina Hulu Kalimantan Timur akan menyediakan informasi platform, crane, dan lokasi
hoist pada saat pemesanan wire rope. Crane yang disediakan oleh pihak ketiga diharuskan
untuk melengkapi sertifikat wire rope yang terpasang sebagai bagian dari berkas crane.
Wire rope akan menjalani pemeriksaan visual pada saat inspeksi ini dilakukan:
Pre-use inspection.
Inspeksi bulanan, jika dibutuhkan.
Inspeksi tahunan/annual, sebaiknya bi-annual atau setiap enam bulan.
Beberapa wire rope mungkin membutuhkan inspeksi lebih sering, misalkan pada wire
yang dipakai pada subsea.
Kondisi wire rope di evaluasi pada saat inspeksi, hasil inspeksi menentukan apakah wire
rope akan terus dipakai atau tidak. Wire rope yang dianggap tidak layak pakai dihentikan
penggunaannya dan ditandai. Untuk crane yang dimiliki oleh Pertamina Hulu Kalimantan
Timur, persyaratan berikut berlaku:
Running wire rope – masa pakai semua running rope ditentukan pada saat pemeriksaan
bulanan, tiga bulanan, tahunan, atau pada saat pemeriksaan pengangkutan beban berat.
Seluruh running wire rope yang telah dipakai selama tiga tahun atau lebih (dari tanggal
pemasangan) harus diganti. Keamanan penggunaan running wire rope yang telah berusia
lebih dari tiga tahun harus melalui berbagai tes yang direkomendasikan oleh manufaktur
atau yang sesuai dengan persyaratan perindustrian.
Standing wire rope/pendant line - masa pakai semua running rope ditentukan pada saat
pemeriksaan bulanan, tiga bulanan, tahunan, atau pada saat pemeriksaan pengangkutan
beban berat. Seluruh running wire rope yang telah dipakai selama lima tahun atau lebih
(dari tanggal pemasangan) harus diganti. Keamanan penggunaan running wire rope yang
telah berusia lebih dari lima tahun harus melalui berbagai tes yang direkomendasikan
oleh manufaktur atau yang sesuai dengan persyaratan perindustrian.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 76
Semua running atau standing wire rope yang terkena drilling atau well fluid diganti segera.
Pemeliharaan Wire Rope sangat penting dalam mendukung operasi pengangkatan, berikut
beberapa panduan pemeliharaan wire rope:
Jangan mengotori, memotong, mengikis atau menekuk wire rope.
Untuk mengurangi risiko korosi dan friksi internal/eksternal, pastikan wire rope dalam
kondisi selalu terlumasi dengan baik. Lubrikasi dilakukan selagi wire rope melintas di
katrol.
Pastikan lubrikan yang dipakai pada area kerja kompatibel dengan yang disarankan oleh
manufaktur.
Jangan menggunakan oli bekas sebagai lubrikan, karena kemungkinan mengandung
kotoran.
b. Sling
Sling harus diperiksa oleh Rigger setiap sebelum pengangkutan. Pemeriksaan ini termasuk
pemeriksaan visual apakah ada kink, crushing, bird caging atau kerusakan lainnya pada wire
rope atau ujung-ujungnya. Rigger harus memastikan setiap sling memiliki tagging seritifikasi
dan dalam kondisi baik. Untuk web sling sintetis, pemeriksaan termasuk mengecek apakah
ada lubang, sobekan, bekas potong, partikel yang terjebak di web sling, atau jahitan yang
rusak.
Tidak ada zat asing, termasuk bekas semprotan cat penanda, lubricant, dan cat pelindung,
yang dapat diaplikasikan kepada strap dan sling sintetik, kecuali disetujui secara spesifik
oleh manufaktur. Apabila ditemukan zat asing pada sling dan strap sintetik, maka
penggunaannya harus di evaluasi kembali oleh personil yang memiliki kualifikasi untuk
menentukan kelayakan penggunaannya. Setiap sling atau strap yang dinyatakan tidak layak
dipakai, harus diberi penanda tidak dapat digunakan dan disingkirkan sesuai dengan aturan.
Inspeksi, sling juga harus diperiksa oleh personil yang memiliki kualifikasi, sesuai
dengan peraturan dan persyaratan lokal yang berlaku. Inspeksi sling sebaiknya
dilakukan setiap enam bulan, dan diperbaharui minimal setiap duabelas bulan. Dokumen
inspeksi sling disimpan selama sling dipakai.
Sling Angles, kapasitas sling tergantung pada ukuran, konfigurasi, dan sudut yang
dibentuk oleh kaki-kaki sling dengan bidang horizontal. Perubahan yang terllihat tidak
signifikan pada sudut sling mungkin akan berpengaruh banyak terhadap kapasitas
angkut.
Sling dua kaki yang digunakan untuk mengangkut beban 1.000 lbs (454 kg) memberikan
beban 500 lbs (227 kg) ke setiap kakinya jika sudut antara kaki dengan bidang datar 90°.
Berat beban tiap kaki akan semakin besar jika sudut semakin besar; dan pada sudut 30°,
setiap kaki akan menanggung beban 1.000 lbs (454 kg). Lihat Gambar di bawah.
Jika memungkinkan, usahakan sudut sling lebih dari 45°; sudut sling yang kecil (30°)
dianggap sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan. Untuk meyakinkan bahwa sudut yang
dibentuk cukup baik untuk pengangkutan, yakinkan bahwa jarak horizontal antara kedua titik
angkut lebih pendek daripada kaki sling; maka akan terbentuk sudut lebih dari 60°.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 77
Metode yang tepat dan tidak tepat dalam pemasangan wire rope clip seperti pada Gambar
berikut ini:
Metode yang
benar
Metode yang
salah
Gambar 44. Metode Penggunaan Wire Rope Clips yang Tepat dan Tidak Tepat
d. Pelaksanaan Rigging
Sertifikasi Sling
Sertifikasi untuk sling yang dimiliki oleh Pertamina Hulu Kalimantan Timur, dilakukan
oleh penyedia sling, sesuai dengan persyaratan ISO 9001. Setiap penyedia wire rope
sling harus memberikan tagging pengenal dari stainless steel untuk setiap sling. Setiap
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 79
penyedia web sling sintetis harus memberikan tagging pengenal yang dijahitkan pada
sling. Kedua jenis tagging memberikan informasi sebagai berikut:
o Nama area Pertamina Hulu Kalimantan Timur.
o Deskripsi, ukuran dan panjang.
o Kapasitas muat yang diperbolehkan.
o Nama penyedia.
o Bukti tes dengan nomer dan tanggal tes.
o Color code yang sesuai.
Seluruh wire rope sling dan sling sintetis yang dimiliki oleh pihak ketiga harus diberi
tagging pengenal yang memberi informasi sebagaimana dibawah ini:
o Diameter dan panjang.
o Kapasitas muat yang diperbolehkan.
o Nama penyedia.
o Bukti tes dengan nomer dan tanggal tes.
o Color code yang sesuai.
Jika tagging pengenal hilang, maka sling tidak boleh digunakan sampai disertifikasi ulang
oleh penyedia. Chain sling tidak digunakan, kecuali jika digunakan bersama dengan
overhead hoist sementara masa pemeliharaan.
Kerusakan/Cacat pada Wire Rope
Wire rope dengan satu atau lebih rusak/cacat tidak boleh digunakan, dan harus diganti
segera. Jika salah satu kaki pada multi leg sling rusak/cacat, maka seluruh set wire rope
harus diganti.
Tabel 15. Wire Rope Defect
Kerusakan/Cacat Deskripsi
Jika terlihat ada korosi yang mulai terbentuk, maka harus
Korosi diberikan atensi khusus. Pada yang korosi parah harus
diganti.
Pada wire rope jika terdapat enam kawat rusak pada satu
rope lay, atau tiga kawat rusak pada satu strand dalam satu
rope lay, adalah alasan untuk penggantian.
Pada standing rope, jika terdapat dua atau lebih kawat
rusak pada satu rope lay, di area setelah persambungan,
Wire rusak
atau lebih dari satu kawat rusak pada persambungan,
adalah alasan untuk penggantian.
Pada running rope, enam kawat rusak pada satu rope lay
atau tiga kawat rusak pada satu strand dalam satu rope lay
adalah alasan untuk penggantian.
Kawat yang rusak disekitar persambungan adalah alasan
untuk penggantian. Buat persambungan baru jika
Ujung persambungan
memungkinkan; lebih baik daripada mengganti seluruh
rope.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 80
Kerusakan/Cacat Deskripsi
Abrasi Abrasi, tergesek, atau memipih sehingga kehilangan lebih
dari satu per tiga diameter sebenarnya dari kawat bagian
luar, adalah alasan untuk penggantian.
Kink Belitan, hancur, bird-caging, atau kerusakan lainnya yang
mengganggu struktur rope, adalah alasan untuk
penggantian.
Panas Bukti adanya kerusakan akibat panas berlebih, karena
berkontak dengan api atau kerusakan lainnya karena
kontak dengan wire bermuatan listrik, adalah alasan untuk
penggantian.
Reduksi diameter normal rope melebihi yang disebutkan dibawah ini adalah alasan untuk
penggantian:
o ⅟₆₄ inchi (0,04 cm) untuk wire dengan ukuran sampai dengan ⁵⁄₁₆ inchi (0,8 cm).
o ⅟₃₂ inchi (0,8 cm) untuk diameter dari ⅜ inchi (0,95 cm) sampai dengan ½ inchi (1,27
cm).
o 3⁄₆₄ inchi (0,12 cm) untuk diameter dari ⁹⁄₁₆ inchi (1,4 cm) sampai dengan ¾ inchi (2,22
cm sampai 2,86 cm).
o ⅟₆ inchi (0,16 cm) untuk diameter dari ⅞ sampai 1-⅛ inchi (2,22 cm sampai 2,86 cm).
o 3⁄₃₂ inchi (0,24 cm) untuk diameter dari 1,25 sampai 1,5 inchi (3,18 – 3,81 cm).
Penyimpanan Sling
Sling tidak boleh disimpan di dek. Sling harus disimpan pada bangunan/ruangan yang
berventilasi baik. Jika tidak terdapat ruang yang cukup untuk menyimpan sling pada
bangunan/ruangan tertentu, dan harus disimpan pada platform, maka yakinkan sling
tersimpan dengan baik sehingga terhindar dari abrasi akibat gesekan dan korosi. Sling
sintetis harus disimpan terlindungi dari sinar ultra violet.
Jangan menggunakan pagar pengaman atau sejenisnya untuk jadi tumpuan pada saat
pengangkatan atau untuk menahan beban, misalkan pada penyimpanan sling; atau
sebagai titik tumpu alat keselamatan dan perlindungan apapun. Alat keselamatan ringan
seperti buoy, pelampung dan ESD station boleh ditambatkan pada pagar pengaman.
Bongkar-Muat
Bongkar-muat barang dalam urutan tertentu bertujuan mencegah terjadinya kecelakaan
dan membantu memudahkan pekerjaan personil lain. Urutan yang dilakukan bervariasi
tergantung pada peralatan atau material yang di bongkar-muat, truk atau kapal, kondisi
pada saat bongkar-muat dilakukan, dan personil yang terlibat. Keunikan dari masing-
masing operasi bongkar-muat adalah untuk mencegah urutan yang baik teridentifikasi.
Bagaimanapun, pertimbangan terbaik adalah komunikasi diantara anggota tim yang
terlibat. Bongkar-muat sling dengan spesifikasi yang sama akan menghemat waktu,
tenaga, peralatan dan biaya.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 81
ukuran shackle. Contoh shackle ⅝ inchi (1,69 cm), akan memiliki pin dengan diameter ¾
inchi (1,91 cm).
Tabel 16. Ringkasan Dimeter Sling, Ukuran Shackle dan Pin
b. Pad Eye
Seluruh pad eye dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan penggunaan dan beban yang
akan diangkut. Pemeriksaan visual pad eye harus dilakukan sebelum pengangkutan. Harus
diperiksa apakah bengkok, hancur, menggelembung atau kecacatan lain pada material pad eye.
Juga harus diperiksa apakah ada retak, karat yang berlebihan, cat mengerut dan indikasi
modifikasi lainnya. Untuk mencegah kegagalan angkut pada pad eye, maka seluruh pad eye
harus dipastikan dapat dan sesuai untuk pengangkutan. Jika salah satu kondisi diatas
ditemukan pada pad eye, harus dipertimbangkan untuk mengganti pad eye. Lihat di Lampiran
10: Pad Eye Standard.
c. Grating
Grating akan dikirimkan dari shore base didalam grating rack yang diangkut dengan single point
hook up. Untuk infield grating, tidak diperbolehkan mengangkut lebih dari tiga lembar grating
dalam sekali angkut. Jika akan mengangkut lebih dari tiga lembar, harus menggunakan grating
rack.
Sling yang digunakan mengangkut grating harus terlindungi dengan baik. Sling sintetis dapat
dibeli bersama dengan sling protector-nya. Semua pinggiran yang tajam dan abrasive (atas dan
bawah) pada beban yang diangkut, harus diberi lapisan pelindung untuk menghindari sling
terpotong atau tersayat.
Seluruh panduan rigging yang wajib harus dilakukan, termasuk melakukan pre-use inspection
pada sling; kondisinya, kapasitas angkut, dll. Saat menggunakan multi legged sling, sudut kaki
sling harus menjadi pertimbangan dalam memlih sling; agar sesuai dengan kapasitas angkut
sling yang digunakan. Sling harus diperiksa setelah setiap pengangkutan untuk memastikan
sling tidak rusak selama digunakan dalam pengangkutan.
d. I-Beam
I-beam dikirimkan dari shore base dalam kondisi belum terangkai sempurna, pre-rigged for a
single-point hookup, seperti dengan containerized rack. Pad eye dapat di las, bukan dipakukan,
ke i-beam, untuk kemudian digunakan dengan sling. Untuk penggunaan I-beam dalam area
kerja, sling sintetis dengan ukuran yang tepat dapat digunakan, dan dengan memasangkan
lapisan pelindung pada bagian atas dan bawah beban untuk melindungi sling dari terpotong dan
tersayat. Sling sintetis yang dipakai harus sesuai dengan kapasitas kerjanya, dan dengan
panjang yang cukup untuk memastikan pekerjaan berlangsung aman. Wire rope sling dapat
digunakan pada pad eye yang di las, tidak dipakukan, pada I-beam.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 83
e. Cargo Container
Benda-benda yang dapat bergerak seperti drum, kantung, katup dan keranjang ditempatkan
pada container yang sesuai untuk kemudahan, keselamatan dan efisiennya pekerjaan bongkar-
muat.
Seluruh cargo container dirancang sedemikian rupa sehingga komponen struktur pembentuknya
memenuhi kriteria beban dan pekerjaan yang dilakukan. Spesifikasi akan diterakan secara detil
pada gambar standar dan harus mengandung informasi sebagai berikut:
Jenis material yang digunakan untuk membuat container.
Kapasitas angkut maksimum container.
Dimensi container.
Titik pemasangan pad eye dan ukuran pad eye.
Tempat pada badan container untuk menterakan nomer identifikasi.
Tempat pada badan container untuk menterakan berat total container dan berat cargo-nya.
NOTE: Berat kotor maksimum dan berat bersih container akan tertera permanen pada
badan cargo container, seperti pada trash basket, tool basket, drum rack, gas cylinder rack,
cutting box, sensitive material bins, hazardous material bins, dan portable racks. Modifikasi
cargo container harus dikonsultasikan dengan beberapa Facility Engineer.
Vendor yang menyediakan skid mounted equipment, seperti welding machine, air compressor,
pump, dan lainnya yang beratnya melebihi 1.000 lbs (450 kg) harus memberikan tera permanen
maximum load weight pada setiap peralatannya. Jika diperlukan, vendor harus dapat
menyediakan dokumen dan sertifikat yang menyatakan bahwa rancangan cargo container dan
skid dapat memenuhi maximum load yang tertera.
Cargo yang ditempatkan dalam basket tidak boleh melebihi tinggi basket dan melebihi besar sisi
basket. Jika basket tidak dapat memuat cargo dengan aman, maka pengangkutan dilakukan
dalam bentuk satuan.
f. Eye Bolt
Sebelum pengangkutan eye bolt harus diperiksa apakah ada aus atau kerusakan, retak,
bengkok, memanjang atau perubahan bentuk lainnya, dan kerusakan atau thread-nya kotor.
Eye bolt juga harus diperiksa apakah pada lubangnya terdapat bekas asah, potong, paparan
mesin, atau perubahan lainnya. Eye bolt yang menunjukkan bekas-bekas tersebut tidak boleh
digunakan, dan harus disingkirkan.
7.12 Catatan
9.0 LAMPIRAN
Lampiran 1: Checklist Pengangkatan Kategori Routine Lift
Lampiran 2: Checklist Pengangkatan Kategori Non Routine Simple Lift
Lampiran 3: Lifting Plan Kategori Routine Lift
Lampiran 4: Lifting Plan Kategori Non Routine Simple Lift
Lampiran 5: Lifting Plan Kategori Non Routine Complicated Lift dan Complex/ /Critical Lift
Lampiran 6: Pre-Lift Check List
Lampiran 7: Checklist Personnel Lifting
Lampiran 8: Petunjuk Analisis Risiko Bahaya
Lampiran 9: Preuse & Daily Crane Guidance & Check List Crane
Lampiran 10: Pad eyes Standard
Lampiran 11: Color Code System
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 85
Iman Sudirman
1
Manager Production Operation
Didik Riswantono
2
Manager Maintenance & Reliability
Budi Prasetyana
3
Pjs. Manager Drilling
Sidik Mastrilianto
4
Manager QHSSE
Hary Setyana
5
Manager Supply Chain Management
Aristo Joeristanto
6
Manager Facility Engineering
R. Suhardono
7
Pjs. General Manager
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 86
Jika semua jawaban “Ya”, maka pekerjaan tersebut termasuk kategori Routine Lift dan lifting plan yang
dibuat sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkatan yaitu menggunakan lifting plan
Kategori Routine Lift.
Namun jika ada jawaban “Tidak” maka pekerjaan tersebut termasuk kategori Non routine simple lift dan
lifting plan yang dibuat yaitu Lifting Plan Kategori Non Routine Simple Lift.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 87
Jika semua jawaban “Ya”, maka pekerjaan tersebut termasuk kategori Non Routine Simple Lift dan lifting
plan yang dibuat sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkatan yaitu menggunakan lifting
plan Kategori 2 Non Routine Simple Lift.
Namun jika ada jawaban “Tidak” maka pekerjaan tersebut termasuk kategori Non routine complicated
lift atau Kategori Non Routine complex lift dan lifting plan yang dibuat yaitu Lifting Plan Kategori Non
Routine Complicated Lifts dan Kategori Non Routine Complex Lift.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 88
- Sling :
- Kabel :
Main Block : - Shackle :
- Tagline :
- Jib :
Aux Block : - Lain – Lain (sebutkan) :
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 89
SWL Utilitas
Panjang Radius SWL Utilitas Radius
Radius Radius
Nama Crane Boom Pick Up Radius Pick Radius Pick Laydown
Laydown Laydown
(m) (m) Up (kg) Up (%) (m)
(kg) (%)
Lainnya
Jelaskan
digambar
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 90
Nomor Kartu
Nama Jabatan Jenis Training Expired Date Clover Status
Kompetensi
Lifting Operator
Lifting Supervisor
Signalman
Rigger 1
Rigger 2
Nomor Kartu
Nama Jabatan Jenis Training Expired Date Clover Status
Kompetensi
Lifting Operator
Lifting Supervisor
Signalman
Rigger 1
Rigger 2
4b. Komunikasi yang dilakukan antara signalman dan rigger di lapangan selama pelaksanaan pengangkatan yaitu menggunakan:
☐ Hand Signal ☐ Radio Channel Khusus ☐ Kombinasi Hand Signal dan Radio Channel Khusus
BAGIAN 5. Lingkungan
5c Jika diperlukan, apakah beban berada di dalam certified CCU (Cargo Carrying Unit)? Ya Tidak
Sebelum memulai aktifitas pengangkatan, maka harus di lakukan TOOL BOX Meeting untuk:
1. Memastikan tidak ada perubahan sesuaikan rencana pengangkatan dalam Lifting Plan
2. Pembagian tugas pekerjaan sesuai kompetensi dan jumlah yang diperlukan
A. Transfer 1………….dari…………ke………….di………….
1. Cek semua alat angkat dan alat bantu angkat sebelum digunakan
2. Pasang alat bantu angkat pada benda yang akan diangkat pada lifting point yang telah ditentukan dan pasang Tag Line sesuai Lampiran
Gambar 1.
3. Pastikan kecepatan angin tidak lebih dari 20 knot, rolling & pitching kapal tidak lebih dari 1.5o . Jika melebihi maka stop lifting tunggu
sampai cuaca bagus.
4. Pastikan semua crew sudah siap
5. Hubungkan alat angkat dengan alat bantu angkat sesuai Lampiran Gambar 2. Setelah hook crane center dengan titik berat beban,
naikkan beban sekitar 30 cm dan berhenti untuk memastikan metode pengikatan dan kapasitas alat angkat / alat bantu angkat
6. Lanjutkan pekerjaan jika semua aman
7. Naikkan dan swing ke arah _____ sesuai arahan Signalman. Jika transfer antar lokasi maka di setiap lokasi harus ada Signalman.
Signalman utama dilokasi crane berada harus mengalihkan dan tanggung jawab signaling ke pada Signalman pembantu yang ada di
lokasi tujuan sambil mengawasi pergerakan Crane pada saat benda sudah lebih dekat dengan lokasi tujuan.
8. Turunkan sesuai Lampiran Gambar 3. Penggunaan Tag Line hanya untuk mengarahkan atau mengatur posisi benda, bukan untuk
menggeser atau menarik.
9. Lepas semua alat bantu angkat yang terpasang
Setelah pengangkatan selesai, Signalman harus tetap ada di lokasi untuk memastikan:
1. Crane sudah berhenti dan di parkir di Boom Rest atau sejenis.
2. Housekeeping dan penyimpanan alat angkat dan alat bantu angkat sudah tepat.
BAGIAN 7. Checklist Lift Plan yang Harus Dilengkapi sebelum melakukan Pengangkatan
7a Pre-use inspection peralatan lifting: Verifikasi dan Validasi Checklist dilakukan oleh:
Nama: Paraf:
Ya Tidak
7b Pre-use inspection peralatan JIka Semua Jawaban adalah YA, maka pengangkatan dapat
Ya Tidak
rigging: diteruskan
7e Zona Line of Fire sudah ditentukan: Zona Line of fire bebas dari orang yang
Ya Tidak Ya Tidak
tidak diperlukan:
7f Personil yang diangkat (jika memakai personnel lifting) telah memakai pelindung jatuh (fall
Ya Tidak
protection) dan/atau tersedia pencegah jatuh (fall prevention):
7g Apakah Tool Box Meeting untuk menjelaskan Lifting Plan sudah dilakukan Ya Tidak
BAGIAN 8. Lampiran
1. Metoda/Teknik Pengikatan atau penyambungan benda dengan alat bantu angkat.(Single leg sling, Two leg sling, Four leg
sling)
2. Posisi awal Crane dengan benda sudah terpasang di hook.
3. Posisi akhir Crane dengan benda sudah pada posisi tujuan.
4. Posisi Crane pada lokasi dimana ada halangan pada pergerakan crane (jika ada)
8b Sertifikat Personil
8d Approved MKJSA
Note :
Persetujuan lift plan ini berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh User pada saat pengajuan lifting plan. Dimana terjadi
kondisi yang tidak sesuai dengan lifting plan, seperti informasi teknis tidak valid, perubahan ruang lingkup pekerjaan, personnel
yang tidak siap / fit, peralatan yang tidak lengkap / siap, peralatan yang rusak atau mengalami penurunan kemampuan,
batasan lingkungan yang berubah / berbeda di luar batas aman yang ditentukan atau kondisi lapangan yang membuat
pengangkatan menjadi tidak aman, User bertanggung jawab sepenuhnya terkait keselamatan dengan menghentikan rencana
pengangkatan atau melakukan Stop Work Authority (SWA).
1.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 93
4. PTK/Lifting Supervisor
5. Crane Operator
6. Rigger
7. Signal man
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 94
- Sling :
- Kabel :
Main Block : - Shackle :
- Tagline :
- Jib :
Aux Block : - Lain – Lain (sebutkan) :
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 95
SWL Utilitas
Panjang Radius SWL Utilitas Radius
Radius Radius
No Nama Crane Boom Pick Up Radius Pick Radius Pick Laydown
Laydown Laydown
(m) (m) Up (kg) Up (%) (m)
(kg) (%)
1.
2.
Lainnya
Jelaskan
digambar
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 96
4b. Komunikasi yang dilakukan antara signalman dan rigger di lapangan selama pelaksanaan pengangkatan yaitu menggunakan:
☐ Hand Signal ☐ Radio Channel Khusus ☐ Kombinasi Hand Signal dan Radio Channel Khusus
BAGIAN 5. Lingkungan
5c Jika diperlukan, apakah beban berada di dalam certified CCU (Cargo Carrying Unit)? Ya Tidak
Sebelum memulai aktifitas pengangkatan, maka harus di lakukan TOOL BOX Meeting untuk:
1. Memastikan tidak ada perubahan sesuaikan rencana pengangkatan dalam Lifting Plan
2. Pembagian tugas pekerjaan sesuai kompetensi dan jumlah yang diperlukan
A. Transfer 1……….. dari……………. ke…………… di……………
1. Cek semua alat angkat dan alat bantu angkat sebelum digunakan
2. Pasang alat bantu angkat pada benda yang akan diangkat pada lifting point yang telah ditentukan dan pasang Tag Line sesuai Lampiran
Gambar 1.
3. Pastikan kecepatan angin tidak lebih dari 20 knot, rolling & pitching kapal tidak lebih dari 1.5 derajat. Jika melebihi maka stop lifting
tunggu sampai cuaca bagus.
4. Pastikan semua crew sudah siap
5. Hubungkan alat angkat dengan alat bantu angkat sesuai Lampiran Gambar 2. Setelah hook crane center dengan titik berat beban,
naikkan beban sekitar 30 cm dan berhenti untuk memastikan metode pengikatan dan kapasitas alat angkat / alat bantu angkat
6. Lanjutkan pekerjaan jika semua aman
7. Naikkan dan swing ke arah _____ sesuai arahan Signalman. Jika transfer antar lokasi maka di setiap lokasi harus ada Signalman.
Signalman utama dilokasi crane berada harus mengalihkan dan tanggung jawab signaling ke pada Signalman pembantu yang ada di
lokasi tujuan sambil mengawasi pergerakan Crane pada saat benda sudah lebih dekat dengan lokasi tujuan.
8. Turunkan sesuai Lampiran Gambar 3. Penggunaan Tag Line hanya untuk mengarahkan atau mengatur posisi benda, bukan untuk
menggeser atau menarik.
9. Lepas semua alat bantu angkat yang terpasang
B. Demikian seterusnya hingga semua benda terangkat.
Setelah pengangkatan selesai, Signalman harus tetap ada di lokasi untuk memastikan:
1. Crane sudah berhenti dan di parkir di Boom Rest atau sejenis.
2. Housekeeping dan penyimpanan alat angkat dan alat bantu angkat sudah tepat.
BAGIAN 7. Checklist Lift Plan yang Harus Dilengkapi sebelum melakukan Pengangkatan
7a Pre-use inspection peralatan lifting: Verifikasi dan Validasi Checklist dilakukan oleh:
Nama: Paraf:
Ya Tidak
7b Pre-use inspection peralatan JIka Semua Jawaban adalah YA, maka pengangkatan dapat
Ya Tidak
rigging: diteruskan
7e Zona Line of Fire sudah ditentukan: Zona Line of fire bebas dari orang yang
Ya Tidak Ya Tidak
tidak diperlukan:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 98
7f Personil yang diangkat (jika memakai personnel lifting) telah memakai pelindung jatuh (fall
Ya Tidak
protection) dan/atau tersedia pencegah jatuh (fall prevention):
7g Apakah Tool Box Meeting untuk menjelaskan Lifting Plan sudah dilakukan Ya Tidak
BAGIAN 8. Lampiran
1. Metoda/Teknik Pengikatan atau penyambungan benda dengan alat bantu angkat.(Single leg sling, Two leg sling, Four leg
sling)
2. Posisi awal Crane dengan benda sudah terpasang di hook.
3. Posisi akhir Crane dengan benda sudah pada posisi tujuan.
4. Posisi Crane pada lokasi dimana ada halangan pada pergerakan crane (jika ada)
8b Sertifikat Personil
Note :
Persetujuan lift plan ini berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh User pada saat pengajuan lifting plan. Dimana terjadi
kondisi yang tidak sesuai dengan lifting plan, seperti informasi teknis tidak valid, perubahan ruang lingkup pekerjaan, personnel
yang tidak siap / fit, peralatan yang tidak lengkap / siap, peralatan yang rusak atau mengalami penurunan kemampuan,
batasan lingkungan yang berubah / berbeda di luar batas aman yang ditentukan atau kondisi lapangan yang membuat
pengangkatan menjadi tidak aman, User bertanggung jawab sepenuhnya terkait keselamatan dengan menghentikan rencana
pengangkatan atau melakukan Stop Work Authority (SWA).
1.
5. PTK/Lifting Supervisor
6. Crane Operator
7. Rigger
8. Signal man
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 100
Lampiran 5: Lifting Plan Kategori Non Routine Complicated Lift & Non Routine
Complex/Critical Lift
NON ROUTINE COMPLICATED LIFT PLAN & NON ROUTINE COMPLEX/CRITICAL LIFT PLAN
1b Kriteria Pengangkatan
☐ Beban melebihi 75 % kapasitas Crane ☐ Keterlambatan Jadwal yang tidak wajar (jika gagal)
☐ Diatas fasilitas yang sedang beroperasi ☐ Pengangkatan Personil
☐ Diatas area struktur yang padat atau pipe rack ☐ Tandem Crane
☐ Pada daerah yang daya dukung tanah tidak baik ☐ Blind Lift
☐ Disekitar jalur listrik aktif ☐ Membalikan beban secara vertikal
☐ Informasi ☐ ☐ ☐
Ditimbang Dihitung Diperkirakan
Manufacturer
(Lampirkan Report) (Lampirkan Perhitungan) (Lampirkan Verifikasi)
(Lampirkan Gambar)
- Sling :
- Kabel :
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 101
SWL Utilitas
Panjang Radius SWL Utilitas Radius
Radius Radius
No Nama Crane Boom Pick Up Radius Pick Radius Pick Laydown
Laydown Laydown
(m) (m) Up (kg) Up (%) (m)
(kg) (%)
1.
2.
Lainnya
Jelaskan
digambar
☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
BAGIAN 4. Personil & Komunikasi
BAGIAN 5. Lingkungan
5c Batasan Kondisi Laut, Crane Barge dan Support Vessel untuk Offshore Crane :
a. Tinggi Ombak :
b. Rolling & Pitching :
c. Swelling :
5d Jika diperlukan, apakah beban berada di dalam certified CCU (Cargo Carrying Unit)? Ya Tidak
5e Jika Pengangkatan dilakukan dekat Kabel Listrik (overhead power lines), dokumentasikan jarak/radius ke Kabel Listrik yang
diperbolehkan:
Sebelum memulai aktifitas pengangkatan, maka harus di lakukan TOOL BOX Meeting untuk:
1. Memastikan tidak ada perubahan sesuaikan rencana pengangkatan dalam Lifting Plan
2. Pembagian tugas pekerjaan sesuai kompetensi dan jumlah yang diperlukan
A. Transfer 1………… dari……………..ke……………..di
1. Cek semua alat angkat dan alat bantu angkat sebelum digunakan
2. Pasang alat bantu angkat pada benda yang akan diangkat pada lifting point yang telah ditentukan dan pasang Tag Line sesuai Lampiran
Gambar 1.
3. Pastikan kecepatan angin tidak lebih dari 20 knot, rolling & pitching kapal tidak lebih dari 1.5 derajat. Jika melebihi maka stop lifting
tunggu sampai cuaca bagus.
4. Pastikan semua crew sudah siap
5. Hubungkan alat angkat dengan alat bantu angkat sesuai Lampiran Gambar 2. Setelah hook crane center dengan titik berat beban,
naikkan beban sekitar 30 cm dan berhenti untuk memastikan metode pengikatan dan kapasitas alat angkat / alat bantu angkat
6. Lanjutkan pekerjaan jika semua aman
7. Naikkan dan swing ke arah _____ sesuai arahan signalman. Jika transfer antar lokasi maka di setiap lokasi harus ada Signalman.
Signalman utama dilokasi crane berada harus mengalihkan dan tanggung jawab signaling ke pada Signalman pembantu yang ada di
lokasi tujuan sambil mengawasi pergerakan Crane pada saat benda sudah lebih dekat dengan lokasi tujuan.
8. Turunkan sesuai Lampiran Gambar 3. Penggunaan Tag Line hanya untuk mengarahkan atau mengatur posisi benda, bukan untuk
menggeser atau menarik.
9. Lepas semua alat bantu angkat yang terpasang
B. Demikian seterusnya hingga semua benda terangkat.
Setelah pengangkatan selesai, Signalman harus tetap ada di lokasi untuk memastikan:
1. Crane sudah berhenti dan di parkir di Boom Rest atau sejenis.
2. Housekeeping dan penyimpanan alat angkat dan alat bantu angkat sudah tepat.
BAGIAN 7. Checklist Lift Plan yang Harus Dilengkapi sebelum melakukan Pengangkatan
7a Pre-use inspection peralatan lifting: Ya Tidak Verifikasi dan Validasi Checklist dilakukan oleh:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 104
Nama: Paraf:
7b Pre-use inspection peralatan JIka Semua Jawaban adalah YA, maka pengangkatan dapat
Ya Tidak
rigging: diteruskan
7e Zona Line of Fire sudah ditentukan: Zona Line of fire bebas dari orang yang
Ya Tidak Ya Tidak
tidak diperlukan:
7f Personil yang diangkat (jika memakai personnel lifting) telah memakai pelindung jatuh (fall
Ya Tidak
protection) dan/atau tersedia pencegah jatuh (fall prevention):
7g Apakah Tool Box Meeting untuk menjelaskan Lifting Plan sudah dilakukan Ya Tidak
BAGIAN 8. Lampiran
1. Metoda/Teknik Pengikatan atau penyambungan benda dengan alat bantu angkat.(Single leg sling, Two leg sling, Four leg
sling)
2. Posisi awal Crane dengan benda sudah terpasang di hook.
3. Posisi akhir Crane dengan benda sudah pada posisi tujuan.
4. Posisi Crane pada lokasi dimana ada halangan pada pergerakan crane (jika ada)
8b Sertifikat Personil
Note :
Persetujuan lift plan ini berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh User pada saat pengajuan lifting plan. Dimana terjadi
kondisi yang tidak sesuai dengan lifting plan, seperti informasi teknis tidak valid, perubahan ruang lingkup pekerjaan, personnel
yang tidak siap / fit, peralatan yang tidak lengkap / siap, peralatan yang rusak atau mengalami penurunan kemampuan,
batasan lingkungan yang berubah / berbeda di luar batas aman yang ditentukan atau kondisi lapangan yang membuat
pengangkatan menjadi tidak aman, User bertanggung jawab sepenuhnya terkait keselamatan dengan menghentikan rencana
pengangkatan atau melakukan Stop Work Authority (SWA).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 105
1.
6. PTK/Lifting Supervisor
7. Crane Operator
8. Rigger
9. Signal man
Aktifitas Ya Tidak
1 Apakah Work Permit, Lifting Plan dan Risk Assesment sudah ada?
Apakah alat angkat dan alat bantu angkat yang sesuai dengan
3
Lifting Plan sudah tersedia?
6 Apakah Tim Lifting yang sesuai dengan lifting plan sudah siap?
No Pertanyaan Ya Tidak
18 Apakah Operator Crane terlatih dan kompeten untuk jenis
pengangkatan ini dan sudahkah ia memeriksa crane segera sebelum
operasi?
19 Apakah maintenance mekanik tersedia jika ada masalah dengan
crane?
20 Apakah pengangkatan ini sudah mendapat persetujuan HES Reps?
Note:
Jika semua jawaban untuk pertanyaan di bawah adalah “Ya” maka operasi pengangkatan dapat
dimulai.
Namun jika ada jawaban “Tidak” maka pekerjaan tersebut tidak bisa diimulai
Dicek oleh: Nama: Tanda tangan: Tanggal:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 109
2. ENVIRONMENT
5. PERSONNEL
6. STRUCTURAL
Note: 1. Any anomaly finding should be address to CMT (Crane Maintenance Team)
2. Pre Use Inspection can be done by 1 or 2 person depending on crane specification, capacity and lifting categorization
3. The original should be kept on site, 1st copy (pink) address to facility owner, 2nd copy (blue) address to CMT (Crane Maintenance Team)
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 115
2020 2021
Jan - Juni Juli - Des Jan - Juni Juli - Des
Valid Color
Code
2022 2023
Jan - Juni Juli - Des Jan - Juni Juli - Des
Valid Color
Code
Reject Color
Code
Warna Merah