Anda di halaman 1dari 118

TATA KERJA ORGANISASI

OPERASI LIFTING AND RIGGING

No. B3-014/KT1330/2019-S9

Revisi Ke-1

PERTAMINA HULU KALIMANTAN TIMUR


FACILITY ENGINEERING
Catatan Perubahan Dokumen

Alasan Revisi Diubah Oleh Diketahui Oleh


No Item Perubahan Tanggal
Perubahan ke- Name Paraf Nama Paraf
August
1. - Rilis awal 0
2nd, 2019
 Judul dokumen July 1st, Digitally signed
1 Maulana by Maulana
Maulana Hendra Suhartono Suha Digitally signed
by Suhartono

rtono
Date: 2020.06.09
Hendra Wahyudi
 1.0 Tujuan. 2020 Hendra / 09:39:46 +08'00'
Date:
Wahyudi 2020.06.09
09:57:23

Penyederhaan Mobin/Nisa +08'00'

Digitally signed by

tujuan TKO A.S MOBIN MOBIN


Date: 2020.06.09
09:49:09 +08'00'

 2.0 Ruang
Lingkup
 3.0 Istilah dan Nisa Digitally
signed by

Definisi. Afifa
Nisa Afifatush
Date:
2020.06.09

 4.0 Referensi. tush


09:17:14
+08'00'

Re-format  6.0
dengan Fungsi/Jabatan
menambahakan Terkait &
hal-hal spesifik Tanggung Jawab
2.
sesuai dengan  7.0 Prosedur.
acuan standar Revisi kategori
dan best lifting dan
practice definisinya.
 9.0 Lampiran.
Penambahan
lampiran yang
terkait dengan
TKO
 Lembar
persetujuan dan
perubahan
jabatan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 1

Daftar Isi

1.0 TUJUAN......................................................................................................................... 3
2.0 RUANG LINGKUP ......................................................................................................... 3
3.0 ISTILAH DAN DEFINISI ................................................................................................ 3
4.0 REFERENSI .................................................................................................................. 5
5.0 DOKUMEN REFERENSI .............................................................................................. 5
6.0 FUNGSI/UNIT ORGANISASI/JABATAN TERKAIT & TANGGUNG JAWAB .............. 6
7.0 PROSEDUR .................................................................................................................. 9
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 2

7.12.1 Catatan Wajib.......................................................................................................... 83


7.12.2 Catatan Retensi ...................................................................................................... 84
8.0 INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN........................................................... 84
9.0 LAMPIRAN .................................................................................................................. 84
Lampiran 1: Checklist Pengangkatan Kategori Routine Lift ................................................... 86
Lampiran 2: Checklist Pengangkatan Kategori Non Routine Simple Lift ............................... 87
Lampiran 3: Lifting Plan Kategori Routine .............................................................................. 88
Lampiran 4: Lifting Plan Kategori Non Routine Simple Lift .................................................... 94
Lampiran 5: Lifting Plan Kategori Non Routine Complicated Lift & Non Routine
Complex/Critical Lift ........................................................................................ 100
Lampiran 6: Pre-Lift Check List ............................................................................................. 106
Lampiran 7: Checklist Personnel Lifting ............................................................................... 107
Lampiran 8: Petunjuk Analisis Risiko Bahaya ...................................................................... 109
Lampiran 9: Pre-Use Inspection Checklist............................................................................ 114
Lampiran 10: Pad Eye Standard ........................................................................................... 115
Lampiran 11: Color Code System ......................................................................................... 116
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 3

1.0 TUJUAN
Prosedur ini dibuat untuk memastikan bahwa semua jenis pekerjaan yang melibatkan aktifitas
pengangkatan yang menggunakan peralatan angkat di lingkungan kerja PHKT dilakukan dengan
aman dan terkendali. Prosedur ini dibuat sebagai acuan terhadap pelaksanaan kegiatan proses
pengangkatan yang menggunakan alat angkat dan alat bantu angkat yang harus diikuti sesuai
standar international maupun peraturan-peraturan yang ada di Indonesia.

2.0 RUANG LINGKUP


Prosedur ini berlaku untuk:
 Seluruh kegiatan operasi pengangkatan yang dilakukan oleh pekerja PHKT atau kontraktor
dengan menggunakan peralatan perusahaan atau kontraktor di lokasi dan atau area
operasi PHKT.
 Apabila ada kontraktor yang memiliki prosedur yang lebih ketat, dapat dipakai di lokasi
dan/atau area operasi PHKT dengan persetujuan Manager Production Operation atau
Manager Drilling atau Manager Facility Engineering atau Manager Departemen terkait
lainnya.

3.0 ISTILAH DAN DEFINISI


Tabel 1 merupakan istilah dan definisi yang digunakan dalam prosedur ini secara umum.
Tabel 1. Daftar Istilah dan Definisi

Istilah Definisi
Blind lift Kegiatan lifting dimana Operator Crane tidak dapat melihat
(melakukan kontak visual) sebagian atau seluruh bagian beban
yang diangkat.
Crane Crane adalah suatu alat pengangkat dan pemindah material yang
bekerja dengan perinsip kerja tali/wire/sling, crane digunakan untuk
angkat muatan secara vertikal dan gerak kearah horizontal
bergerak secara bersama dan menurunkan muatan ke tempat yang
telah ditentukan
Crane Inspector Seseorang yang terlatih dan berpengalaman yang telah
menunjukkan kemahiran dan kemampuannya dalam hal
mengoperasikan, inspeksi, pemeliharaan dan perbaikan crane,
serta memiliki sertifikat yang sesuai dan dikeluarkan oleh semua
badan pemerintahan terkait dalam wilayah hukum kerjanya.
Crane Operator Seseorang yang berpengalaman dan telah berhasil menyelesaikan
pelatihan rigging dan pelatihan kemampuan mengoperasikan crane
dalam minimum jumlah waktu yang ditentukan baik secara teori di
kelas maupun “hands-on” di lapangan sesuai dengan jenis crane
yang akan dioperasikan, dan telah dinilai kompetensinya. Operator
harus memiliki sertifikat dan kartu yang dikeluarkan oleh semua
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 4

Istilah Definisi
badan pemerintahan terkait dalam wilayah hukum kerjanya.
Sertifikat dan kartu harus menerangkan tipe dan kapasitas crane
yang boleh mereka operasikan.
Deck/pedestal crane Cantilever jib yang dapat berotasi dan menumpu pada menara baja
atau king post, digunakan pada kapal dan offshore production
platform.
Inspeksi Pemeriksaan terstruktur atau evaluasi resmi yang hasilnya
dibandingkan dengan standar atau persyaratan spesifik guna
menentukan apakah peralatan tersebut memenuhi syarat atau
tidak. Dalam inspeksi terdapat:
 Prosedur yang diakui.
 Frekuensi dan pengujian yang telah ditentukan.
 Dokumentasi tes dan inspeksi yang dilakukan.
 Ketidaksesuaian yang perlu diperbaiki dapat di identifikasi.
Lifting plan/rencana Perencanaan yang harus dibuat sebelum melakukan lifting, untuk
pengangkatan meyakinkan bahwa beban yang diangkut, pada radius maksimal
pengangkatan, tidak melebihi kapasitas angkut crane, dan dapat
dilakukan pada kondisi apapun selama lifting dilakukan. Hal-hal
terkait lifting yang bebannya melebihi kapasitas angkut crane harus
disebutkan dalam lifting plan.
Load chart Sebuah tabel yang merangkum kapasitas muat statis dan dinamis
sebuah crane, pada berbagai sudut kemiringan, radius, dan
konfigurasi boom.
Routine lift Tipe pengangkatan harian yang tidak kompleks/rumit, yang
dilakukan secara berulang/regular, menggunakan lifting equipment
permanen. Pada dasarnya pekerjaan ini merupakan operasional
normal crane permanen, dan operasional crane dari dan ke supply
vessel.
Non Routine Simple Simple lift menggunakan peralatan dasar untuk melakukan lifting,
Lift dan tidak membutuhkan keahlian rigging tertentu. Adalah pekerjaan
mengangkut langsung menggunakan lifting equipment yang
bersertifikat, yang terdapat pada permanent lifting points, seperti
pad eye atau runway beam.
Non Routine Pengangkatan yang sulit karea sifat alami beban misalnya: bentuk
Complicated Lifts yang aneh, dilakukan ditempat yang sensitif pusat gravitasi yang
bergeser, material yang diangkat bersifat rapuh, berisi cairan,
membutuhkan rotasi atau ditarik dengan menggunakan dua atau
lebih alat rigging/crane (tandem lift). Blind lifts termasuk dalam tipe
pengangkatan Non Routine Complicated Lifts
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 5

Istilah Definisi
Non Routine Termasuk tipe pengangkatan yang sulit seperti halnya tipe Non
Complex/Critical Lifts Routine Complicated Lifts dan dibutuhkan masukan tambahan dari
pihak Engineering sebanyak mungkin seperti gambar, spesifikasi
dan prosedur yang diperlukanuntuk menilai secara akurat semua
factor beban dan faktor lokasi yang berkaitan denga critical lifts.

Rigger Seseorang yang telah mendapatkan pelatihan dan berpengalaman;


telah menyelesaikan pelatihan rigging dan pelatihan kemampuan
rigging.
Rigging Rigging merujuk pada dua hal:
 Proses memindahkan beban dengan menggunakan sling, hoist,
jack, dan peralatan lifting lainnya dengan aman;
 Peralatan lifting yang digunakan untuk mengangkat dan
memindahkan beban.
Tag line Seutas tali yang ditambatkan pada beban, dan digunakan oleh
qualified rigger untuk membantu mengendalikan arah angkut
beban.
Transit sling Digunakan untuk memindahkan peralatan (misalkan pipa) ke dan
dari instalasi offshore dan lokasi onshore, dan hanya digunakan
untuk tujuan ini saja.

4.0 REFERENSI
Berikut merupakan daftar referensi yang digunakan pada operasi lifting dan rigging:
1. Peraturan Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
2018 tentang Pemeriksaan Keselamatan Instalasi dan Peralatan Pada Kegiatan Usaha
Minyak dan Gas Bumi.
2. API RP-2C, Specification for Offshore Pedestal Mounted Cranes.
3. API RP-2D, Recommended Practice for the Operation and Maintenance of Offshore
Cranes.
4. OSHA 1910. Subpart N Material Handling and Storage.
5. ANSI B30.5, Mobile and Locomotive Crane.
6. ASME B30.8, Floating Cranes and Floating Derricks.
7. ANSI B30.2, Overhead and Gantry Cranes.

5.0 DOKUMEN REFERENSI


Berikut merupakan daftar dokumen terkait dari operasi lifting dan rigging:
1. TKO Praktek Kerja Aman (Safe Work Practices) Revisi 1 No. B6-016/KT1040/2019-S9,
terkait:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 6

a. Tata Kerja Izin Kerja


b. Tata Kerja Pekerjaan Listrik Electrical Safe Work Practice
c. Tata Kerja Bypassing Critical Protections
d. Tata Kerja Masuk Ruang Terbatas
e. Tata Kerja Operasi Stimultan
f. Tata Kerja Pelatihan dan Kompetensi
g. Tata Kerja Bekerja di Ketinggian

6.0 FUNGSI/UNIT ORGANISASI/JABATAN TERKAIT & TANGGUNG JAWAB


Peran dan tanggung jawab dari setiap personil pengangkatan harus jelas. Seorang pekerja
dapat memiliki satu atau lebih peran selama yang bersangkutan kompeten dan dapat memenuhi
kewajibannya. Berikut adalah peran dan tanggung jawab terkait lifting dan rigging:
1. Otoritas Operasi, yaitu pihak yang bertanggung jawab untuk semua operasi pengangkatan
di areanya seperti (Area Superintendent, Construction Rep., Drilling/Well Site Manager):
- Memberikan persetujuan terhadap rencana pengangkatan/lifting plan.
- Memastikan prosedur diterapkan dan dipatuhi.
- Memastikan lifting plan telah disetujui serta diterapkan dengan aman.
- Memastikan database semua lifting plan umum dan spesifik serta penilaian risiko dijaga
dengan baik.
- Memastikan izin kerja dan dokumen pelengkap Lifting Plan/MKJSA tersedia.
- Memastikan Prosedur penerbitan izin kerja diikuti.
2. Pimpinan Tim Kerja (PTK)/Lifting Supervisor adalah pihak yang melakukan pekerjaan
pengangkatan sehingga bertanggung jawab penuh secara langsung terhadap seluruh aspek
serta kinerja dari pekerjaan dan aktivitas yang berhubungan dengan pengangkatan yang
dilakukan dalam lingkup pekerjaannya. PTK bertanggung jawab untuk memastikan hal
sebagai berikut :
- Semua personil pengangkatan berkompeten untuk melakukan pekerjaannya serta telah
terkualifikasi dan tersertifikasi sesuai dengan persyaratan.
- Semua alat angkat, peralatan pengangkatan dan aksesorisnya dalam kondisi baik, color
code sesuai dengan jadwal dan tersertifikasi sesuai dengan persyaratan.
- Semua perangkat keselamatan pada alat angkat dalam kondisi baik dan siap digunakan.
- Seluruh prosedur termasuk proses manajemen lifting lainnya seperti SWP yang relevan
telah dipatuhi, termasuk pembuatan lifting plan dan MKJSA.
- Manual dan instruksi dari pabrik peralatan telah dipatuhi.
- Uji dan inspeksi crane yang sesuai dengan persyaratan telah dilakukan dan
dokumentasinya tersedia.
- Lifting plan dan MKJSA yang telah disetujui dikomunikasikan kepada seluruh tim
pengangkatan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 7

- Memastikan tidak ada perubahan lingkup kerja terhadap Lifting Plan yang telah disetujui
dan meminta persetujuan ulang jika ada perubahan.
- Jenis crane yang dipilih sesuai dengan pekerjaan.
- Memastikan seluruh aspek keselamatan kerja pengangkatan diterapkan dengan baik dan
sesuai dengan persyaratan.
- Mematuhi semua persyaratan sebagai PTK yang tidak tercantum dalam dokumen ini.
- Melakukan koordinasi kegiatan pengangkatan sesuai dengan lifting plan yang telah
disetujui.
- Melakukan pengarahan terahadap semua personil pengangkatan mengenai keselamatan
kerja dan Risk Assessment yang ada.
- Memastikan hanya Operator Crane, Rigger dan Signalman yang telah disetujui saja dalam
lifting plan yang bekerja dalam operasi pengangkatan.
- Memastikan kondisi tanah dan lingkungan sudah sesuai dan bisa dilakukan operasi
pengangkatan yang selamat.
- Memastikan kondisi platform, vessel dan barge dan lingkungan sudah sesuai sehingga
dan bisa dilakukan operasi pengangkatan yang selamat.
- Mengawasi dengan baik jalannya pengangkatan dan memastikan kesesuaiannya dengan
lifting plan.
- Melakukan tindakan yang sesuai atas unsafe condition sehingga operasi pengangkatan
bisa dilakukan dengan selamat.
3. QHSSE Site Representative bertanggung jawab untuk memantau keselamatan semua
pekerjaan yang terlibat dalam operasi pengangkatan dan memastikan bahwa :
- Risk Assessment telah dilakukan dan prosesnya sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
- Lifting plan telah disetujui dan dikomunikasikan terhadap seluruh personil yang terlibat
pengangkatan.
- Memastikan semua parameter yang terkait dengan operasi pengangkatan yang telah
disetujui didalam lifting plan dipenuhi.
4. Crane Maintenance Team bertanggung jawab melakukan fungsi perawatan dan
pemeliharaan alat angkat dan memastikan:
- Alat angkat dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya.
- Menetapkan status mampu servis dari sebuah alat angkat.
- Melakukan pemeliharaan peralatan sesuai dengan kaidah keteknikan yang baik dan
mengacu kepada persyaratan pabrik serta standar internasional yang berlaku seperti API
2D dan yang lainnya.
- Memberikan masukan kepada seluruh tim yang terlibat dalam pengangkatan (termasuk
yang tidak berada di area pengangkatan) mengenai kondisi terakhir sebuah alat angkat
yang akan digunakan.
- Melakukan fungsi perawatan dan pemeliharaan yang sesuai dengan persyaratan lain yang
tidak disebutkan dalam dokumen ini.
- Memulai dan merencakan overhaul crane.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 8

- Menyiapkan perencanaan dan tindak lanjut analisis crane grease dan lube oil.
- Mengeluarkan, merealisasikan dan menindaklanjuti Preventive Maintenance (PM) dan
overhaul semua crane.
5. Lifting Engineer bertanggung jawab untuk memastikan aspek perencanaan dari sebuah
pengangkatan dilakukan dengan baik dengan cara:
- Meninjau lifting plan khususnya pada kategori Non Routine Complicated Lifts dan Non
Routine Complex/Critical Lift.
- Meninjau & memastikan lifting plan sesuai untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan
efektif, semua risiko terkendali.
- Menentukan persyaratan kompetensi/level untuk semua peran yang terlibat dalam operasi
pengangkatan.
- Membuat/meninjau prosedur Handling & Lifting dan memastikan prosedur tersebut
dipahami dan diterapkan dengan baik.
- Memastikan penerapan, komunikai dan pemahaman peraturan perusahaan yang
berhubungan dengan Lifting & Rigging.
- Memastikan kepatuhan dengan TKO dan SWP yang berlaku.
6. Crane Operator bertugas mengoperasikan alat angkat sesuai dengan kompetensi dan kaidah
keteknikan pengangkatan yang baik, melakukan SWA jika ada unsafe condition pada operasi
pengangkatan (seperti kondisi lingkungan, personil, kondisi alat angkat dan beban yang
diangkat) serta memastikan hal sebagai berikut :
- Memiliki sertifikat kompetensi yang sesuai dengan persyaratan dan masih berlaku.
- Melakukan koordinasi dan kontrol terhadap seluruh aspek operasi pengangkatan,
termasuk tool box meeting sebelum pengangkatan.
- Meyakinkan bahwa setiap personil yang terlibat mengetahui tugas utama mereka pada
setiap tahapan pekerjaan.
- Pada complicated/complex lifting operation akan dibutuhkan supervisi tambahan oleh PTK
yang juga akan melengkapi MKJSA/Risk Assessment dan membuat lifting plan.
- Melakukan kegiatan lifting operation bersama dengan Signalman.
- Melakukan operasi pengangkatan sesuai dengan lifting plan yang telah disetujui.
- Mengoperasikan peralatan dengan benar sesuai dengan instruksi pabrikan dan sistem
keselamatan pekerjaan.
- Selalu merespon sinyal dari Signalman dengan benar.
- Melakukan pre-use inspection kondisi alat angkat sebelum penggunaan untuk memastikan
tidak ada kondisi yang abnormal.
- Memastikan load radius indicator dan perangkat keamanan alat angkat bekerja dengan
baik.
- Memastikan load chart dari pabrik tersedia didalam kabin.
- Memastikan kondisi tanah stabil dan kondisi sekitarnya bebas dari struktur atau hambatan
lain yang bisa mengganggu operasi pengangkatan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 9

- Melakukan operasi pengangkatan hanya jika Lifting Supervisor hadir di lokasi


pengangkatan.
- Tidak melakukan manuver pengangkatan yang membahayakan dan tidak sesuai dengan
kaidah pengangkatan yang baik.
- Monitor kondisi lingkungan seperti kecepatan angin, tinggi ombak, pergerakan
vessel/barge dan kondisi lain yang berpengaruh terhadap keselamatan kerja lifting.
- Melaporkan jika ada ketidaksesuaian yang ditemukan.
- Melengkapi equipment log book dan mencatat semua mekanis, struktural, defect dan
insiden apapun atau kejadian tidak biasa. Semuanya harus dilaporkan ke Superintendent.
- Memastikan availabilitas sertifikasi yang sah.
- Mengetahui pelatihan, pengalaman dan sertifikasi oleh BNSP tentang mengoperasikan
peralatan.
7. Rigger bertugas melakukan:
- Melakukan pengikatan beban dengan aksesoris pengangkatan dan metode yang sesuai
sesuai dengan kaidah keteknikan dan standar teknik yang berlaku sehingga pengangkatan
berjalan selamat.
- Mengetahui bahaya yang berkaitan dengan kerja pengangkatan dan pemindahan.
- Memisahkan peralatan dengan kondisi tidak baik agar tidak digunakan dalam operasi
pengangkatan.
- Memiliki & mempunyai kemampuan secara khusus dalam melakukan sebuah kegiatan
pengikatan menggunakan berbagai macam alat.
- Rigger harus diberi pelatihan untuk melakukan pekerjaannya dan harus memiliki sertifikasi
yang sah oleh BNSP.
8. Signalman/Banksman bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perintah yang jelas dan
tepat telah diberikan kepada Operator Crane, ketika melakukan operasi pengangkatan
maupun ketika peralatan dipindah.
- Menyampaikan sinyal ke Operator Crane dan menyampaikan arah pergerakan yang aman
dari lifting equipment dan hook load.
- Mengarahkan pergerakan peralatan bebannya secara aman untuk menjaga keselamatan
semua personil.
- Telah terlatih sepenuhnya tentang sinyal tangan dan sistem radio.
- Pengawasan dalam operasi pengangkatan.
- Meninjau dan memahami kategori operasi pengangkatan yang dilakukan.

7.0 PROSEDUR

7.1 Kategori Pengangkatan


Operasi pengangkatan harus dilakukan assessment dan dikategorikan menjadi empat
kategori yaitu: Routine Lifts, Non Routine Simple Lifts, Non Routine Complicated Lifts, Non Routine
Complex/Critical Lifts yang mana untuk setiap kategori, ada tingkat kompetensi/pelatihan,
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 10

perencanaan, penilaian risiko dan pengawasan yang berbeda. Secara umum semua operasi
pengangkutan harus:
 Direncanakan dengan benar oleh personil yang kompeten
 Didukung dengan lifting plan
 Didukung dengan MKJSA yang relevan
 Dilakukan dengan aman oleh personil yang dianggap kompeten
Semua personil yang melakukan operasi pengangkutan harus dilatih, berpengalaman dan
terbukti kompeten untuk melakukan pekerjaanya sesuai dengan persyaratan pengangkatan. Semua
lifting equipment harus memiliki:
 Sertifikat
 Dukumen laporan inspeksi yang masih berlaku
 Nomor identifikasi unik
 Tanda Safe Working Load (SWL)
 Color Code yang berlaku

7.1.1 Routine Lifts


Pengangkatan yang dilakukan harian/rutin dan berulang yang melibatkan basic slinging
practices. Operasi pengangkatan rutin biasanya dilaksanakan menggunakan prosedur/lifting plan
dan penilaian risiko umum. Persyaratan untuk kategori pengangkatan routine lift:
 Penilaian risiko umum (generik risk assessment) pengangkatan sudah tersedia dan disetujui
oleh Area Superintendent Operasi atau tingkat yang sederajat (Construction Reps &
Drilling/Well Site Manager disesuaikan dimana proses pengankatan akan dilakukan).
 Tim yang terlibat telah melakukan pekerjaan tersebut sebelumnya.
 Berat beban yang diangkat < 75% dari kapasitas alat angkat dan alat bantu angkat.
 Alat angkat dan alat bantu angkat memiliki sertifikat yang masih berlaku sesuai ketentuan
regulasi (MIGAS, atau Standar International yang sesuai).
 Lifting point telah ditentukan dan pada material yang diangkat.
 Menggunakan parameter operasi normal crane.
 Pengangkatan dilakukan pada area yang tidak sensitif.
 Kondisi lingkungan yang cocok.
 Dilakukan oleh personil yang berkompeten.
 Berat, bentuk dan pusat gravitasi beban sudah diketahui.
 Menggunakan rigging standard.
 Operasi pengangkatan yang dilakukan berulang dengan menggunakan peralatan yang
sama.
Pengangkatan kategori ini dapat dibuat generic lifting plan yang disetujui oleh Area
Superintendent Operasi atau tingkat yang sederajat dilapangan (Construction Reps atau
Drilling/Well Site Manager sesuai dimana proses pengangkatan akan dilakukan) dan dapat dipakai
berulang oleh team lifting dengan persetujuan Area Authority sesuai peraturan izin kerja yang
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 11

berlaku dan ditinjau saat pre-lift meeting (tools box meeting) oleh PTK yang ditunjuk sebelum
dilaksanakan pengangkatan.
Lampiran 1 adalah checklist yang digunakan untuk menentukan pengangkatan sebagai kategori
routine lift dan Lampiran 3 adalah format lifting plan untuk kategori routine lift.

7.1.2 Non Routine Simple Lifts


Pengangkatan yang tidak dilakukan secara rutin dan menggunakan basic hoisting
equipment seperti crane atau hoist. Persyaratan untuk kategori pengangkatan non routine simple
lifts:
 Pengangkatan dengan menggunakan basic hoisting equipment yang dilakukan secara
estafet pada level deck yang sama, pengangkatan statis dan tidak melewati life equipment.
 Pengangkatan beban tanpa dilengkapi lifting point yang standar, namun menggunakan
bagian dari beban yang dapat difungsikan sebagai lifting point.
 Berat beban yang diangkat < 75% dari kapasitas alat angkat dan alat bantu angkat.
 Beban telah diketahui dan dievaluasi beratnya.
 Pusat gravitasi di bawah titik angkat.
 Penggunaan lifting point langsung di atas beban.
 Ruang pandang yang luas.
 Pengangkatan dilakukan pada area yang tidak sensitif, tidak sulit dan daerah tidak terlarang
untuk umum.
 Menggunakan satu crane.
 Tidak terpengaruh oleh terpengaruh oleh perubahan kondisi lingkungan.
 Dilakukan oleh Operator Crane yang berpengalaman dan kompeten.
 Menggunakan peralatan rigging standard.
Operasi pengangkatan Non Routine Simple lifts dapat menggunakan generic lifting plan dan
penilaian risiko dengan residual risk 5 atau lebih kecil yang disetujui oleh Superintendent Area
Operasi atau tingkat yang sederajat di lapangan (Construction Reps. atau Drill/Well Site Manager
dimana proses pengangkatan akan dilakukan). Lifting Plan dan dapat dipakai berulang oleh team
lifting dengan persetujuan Area Authority sesuai peraturan izin kerja yang berlaku dan ditinjau saat
pre-lift meeting (tools box meeting) oleh PTK yang ditunjuk sebelum dilaksanakan pengangkatan.
Lampiran 2 adalah checklist yang digunakan untuk menentukan pengangkatan sebagai kategori
Non Routine Simple Lifts dan Lampiran 4 adalah format lifting plan untuk kategori Non Routine
Simple Lifts.

7.1.3 Non Routine Complicated Lifts


Pengangkatan yang tidak dilakukan secara rutin dan rumit dilakukan karena sifat alami
benda. Perencanaan dan pengawasan tambahan diperlukan untuk operasi pengangkatan ini.
Penentuan faktor yang mempengaruhi tingkat pengawasan adalah penilaian terhadap potensi
konsekuesi dalam kasus insiden pengangkatan.
Non routine complicated lift ini memerlukan penilaian risiko khusus, spesifik lifting plan dan
MKJSA, masing-masing dengan kriteria dan batasan yang jelas, kemudian dibahas bersama
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 12

dengan pihak terkait untuk menyakinkan bahwa lifting plan sudah memasukan unsur yang
diperlukan dan rencana pengangkatan bisa dilakukan dengan aman dan selamat . Lifting Plan harus
disetujui oleh Superintendent Area Operasi atau tingkat yang sederajat (Asisten Manager
Construction atau Asisten Manager Drilling sesuai dimana proses pengangkatan akan dilakukan)
juga diperlukan.
Lifting plan perlu dibahas lagi saat pre-lift meeting (tools box meeting) sebelum dilaksanakan
pengangkatan oleh personil yang ditunjuk.
Berikut ini adalah beberapa parameter yang dapat diklasifikasikan sebagai operasi Non
Routine Complicated Lifts:
 Menggunakan dua alat angkat/crane (tandem lift).
 Pengangkatan kargo selain CCU standar ke dan dari offshore installation.
 Durasi pengangkatan diperpanjang sampau lebih dari satu shift.
 Bentuk beban tidak beraturan, tidak mempunyai pusat gravitasi di tengah beban, tetapi berat
beban diketahui.
 Pengangkatan dilakukan di area yang sensitif, sulit dan terbatas.
 Beban rapuh.
 Pengangkatan beban membutuhkan rotasi atau dibalik dan ditarik
 Blind Lifts.
Lampiran 5 adalah format lifting plan untuk kategori non routine complicated lift.

7.1.4 Non Routine Complex/Critical Lifts


Pengangkatan tipe Non Routine Complex/Critical Lifts merupakan pengangkatan yang tidak
dilakukan secara rutin dan sulit dilakukan karena sifat alami benda dan lokasi pengangkatan.
Perencanaan dan pengawasan tambahan diperlukan untuk operasi pengangkatan ini. Penentuan
faktor yang memengaruhi tingkat pengawasan adalah penilaian terhadap potensi konsekuesi dalam
kasus insiden pengangkatan.
Non Routine Complex/Critical Lifts ini memerlukan penilaian risiko khusus, spesifik lifting
plan dan MKJSA, masing-masing dengan kriteria dan batasan yang jelas, kemudian dibahas
bersama dengan pihak terkait untuk menyakinkan bahwa lifting plan sudah memasukan unsur yang
diperlukan dan lifting plan bisa dilakukan dengan aman dan selamat. Lifting Plan harus disetujui
oleh Superintendent Area Operasi atau tingkat yang sederajat (Asisten Manager Construction atau
Asisten Manager Drilling sesuai dimana proses pengangkatan akan dilakukan) juga diperlukan.
Semua perencanaan kompleks harus mencakup diagram/gambar skala untuk keseluruhan operasi
dan menunjukkan jarak minimum dari moving crane ke fixed object, dan juga jarak boom ke setiap
fixed object atau suspended load saat dalam posisi terangkat.
Lifting plan perlu dibahas lagi saat pre-lift meeting (tools box meeting) sebelum dilaksanakan
pengangkatan oleh personil yang ditunjuk. Untuk aktivitas kompleks, pengawasan berikut adalah
contoh item yang harus diberlakukan untuk setiap operasi pengangkatan atau rangkaian operasi:
 Lifting plan
 Izin kerja
 Penilaian risiko khusus
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 13

 Lifting drawing khusus dan perhitungannya


 Persyaratan kompetensi personil
 Pengawasan tambahan
Berikut ini adalah beberapa parameter yang dapat diklasifikasikan sebagai operasi non
routine complicated/critical lifts:
 Kelanjutan operasi pengangkatan dengan orang yang berbeda (shift changeover).
 Pengangkatan orang.
 Pengangkatan dilakukan di area yang lebih sensitif, sulit dan terbatas.
 Memindahkan beban dari satu crane ke crane lainnya.
 Pengangkatan dilakukan saat kondisi lingkungan yang kemungkinan dapat mempengaruhi
kinerja peralatan.
 Beban tidak diketahui beratnya dan sulit memperkirakan berat dan / pusat gravitasi.
 Beban bersifat spesial dan / atau bernilai tinggi, berpengaruh besar terhadap kelanjutan
produksi yang dapat dinilai dari matrik risiko.
 Non Standard Rigging arrangements.
 Pengangkatan melibatkan penyelam.
 Pengangkatan dimana beban melebihi 75% kapasitas angkut (heavy lift).
 Pengangkatan diatas peralatan atau fasilitas yang sedang beroperasi.
 Pengangkatan pada daerah padat, dimana mungkin ada struktur, pipa atau benda lain
disekitar area kerja.
 Pengangkatan pada daerah dimana tanahnya tidak cukup baik atau ada kondisi tertentu
pada bawah tanah yang harus dipertimbangkan.
 Pengangkatan disekitar jalur listrik aktif.
 Pengangkatan yang membalikkan beban secara vertikal.
 Pengangkatan yang melibatkan dua atau lebih crane pada satu waktu.
 Pengangkatan personil dengan basket, dan lain sebagainya.
 Pengangkatan yang berpotensi terjadi tabrakan/tumbukan, perubahan ketinggian (naik atau
turun), yang dapat berakibat pada kerusakan peralatan, cedera pada personil,
keterlambatan yang tidak wajar atau efek signifikan lainnya seperti kehilangan data vital.
Lampiran 5 adalah format lifting plan untuk kategori non routine complex/critical lift.

7.2 Izin Kerja/Work Permit


Izin kerja diperlukan untuk melakukan pekerjaan lifting dan rigging. Izin kerja untuk kategori
routine lift dapat dikecualikan atas persetujuan Area Superintendent Operasi atau tingkat yang
sederajat (Construction Reps & Drilling/Well Site Manager disesuaikan dimana proses
pengangkatan akan dilakukan). Generic lifting plan dan MKJSA harus tersedia dan sesekali ditinjau
ulang untuk memastikan keabsahannya. Prosedur atau log book record harus juga tersedia dan
mencakup operasi ini. Sedangkan untuk kategori non routine simple lift, non routine complicated
lifts, dan non routine complex/critical lift izin kerja yang lengkap sesuai rujukan instruksi pada Tata
Kerja Izin Kerja.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 14

7.3 Analisis Kajian Bahaya (Risk Assessment)


Analisis Kajian Bahaya (risk assessment) yang sesuai harus dilakukan untuk mengidentifikasi
sifat dan tingkat risiko yang terkait dengan operasi pengangkatan, tergantung dari kategorinya.
Penilaian risiko harus mengikuti standar PHKT Risk Assessment Matrix dan dilakukan oleh personil
yang kompeten dan yang telah ditunjuk oleh perusahaan. Sebagai panduan, penilaian risiko dapat
mencakup hal-hal berikut ini:
a. Hazardous context, misalnya:
 Live facilities, simultaneous operations, dll.
 Geographical context, sea, swamp, mud, shore, dll.
 Akses ke site, obstructions, dll.
 Lingkungan, kondisi cuaca, angin, swells, dll.
 Kegagalan/kerusakan benda yang diangkat, alat angkat, alat bantu angkatnya.
 Kegagalan pengikatan.
 Kompetensi orang yang terlibat dalam operasi pengankatan.
b. Kondisi pengangkatan, misalnya:
 Multiple lifting.
 Faktor keselamatan peralatan.
 Visibilitas, hambatan, manual handling, dll.

7.4 Lifting Plan


Personil yang bertanggung jawab yang harus membuat lifting plan yang sesuai dengan
operasi pengankatan yang akan direncanakan. Personil tersebut juga memiliki kompetensi dalam
hal operasi pengangkatan. Generic lifting plan diperlukan untuk setiap kategori routine lift dan
kategori non routine simple lift.
Spesifik Lifting plan diperlukan untuk non routine complicated lifts dan non routine
complex/critical lift. Jika dokumen lifting plan sudah ada, dapat digunakan kembali tetapi setelah
dilakukan peninjauan untuk memastikan bahwa telah dilakukan penelaahan untuk setiap perubahan
kondisi. Lifting plan harus menjelaskan risiko yang diidentifikasi dalam penilaian risiko dan
mengusulkan tahapan pengendalian yang tepat.
Lifting plan harus berisi dan mempertimbangkan urutan kronologi operasi pengangkatan dan
harus disiapkan secara tertulis, setidaknya mencakup hal-hal berikut ini:
 Mitigasi yang diperlukan, teridentifikasi dalam penilaian risiko
 Penilaian ukuran dan berat beban (termasuk rigging)
 Pemilihan peralatan yang tepat, metode pengangkatan dan jenis rigging yang benar
 Memeriksa jalur dengan mengantisipasi adanya hambatan, akses, headroom, working radius.
 Persiapan area yang sesuai untuk load down
 Pengangkatan yang aman (trial lift mungkin diperlukan untuk memastikan load’s center of
gravity)
 Pelepasan peralatan yang aman saat penurunan beban
 Pembersihan area untuk meberikan area bebas dari bahaya
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 15

 Kondisi cuaca
 Tingkat izin kerja dan site control
 Sertifikasi yang valid
 Organisasi lifting operation
 Jadwal lifting operation
 Daftar lifting equipment, SWL dan color code
 Site drawing dengan posisi crane
 Lifting drawing termasuk rigging
 Perhitungan beban dan lifting appliance untuk menentukan induced angles, modes dan SWL
 Tata letak akses di area lifting (layout)
 Prosedur darurat, escape way, alert code, dll.
Lifting plan harus didiskusikan, ditinjau, dan disetujui pihak terkait. Lifting plan harus tersedia dan
telah disetujui sebelum izin kerja diterbitkan.

7.5 Beban atau Benda yang Diangkat


Beban yang akan diangkat harus dipersiapkan sedemikian rupa untuk menghindari bahaya
kegagalan dalam proses pengangkatan, informasi minimum yang diperlukan dan harus tersedia
yaitu berat dan ukuran beban, isi, serta lifting point.
Berat beban harus dipastikan, termasuk seluruh komponen yang terlibat dalam pekerjaan
pengangkutan yang ditambahkan kedalam berat beban total. Pembacaan pada tabel kapasitas
berat kotor harus benar, sebelum dilakukan pengangkutan.
Setiap manifest atau material transfer wajib mencantumkan berat beban pada material yang
akan diangkat dan apabila pada proses pengankatan ada perbedaan berat (lebih dari 10% untuk
berat 0 – 5 ton atau 5% untuk berat diatas 5 ton) dari manifest dan berat aktual timbangan crane,
lakukan SWA dan segera klarifikasi ke pihak pengirim dan pengangkatan bisa dilanjutkan setelah
ada persetujuan Superintendent Area Operasi atau jabatan yang setingkat di lapangan (misal
operasi Drilling Barge atau Construction Barge).
Alat rigging harus terverifikasi aman untuk digunakan. Dalam kondisi apapun, jangan
menggunakan on-board load indicator pada crane untuk mengetahui berat beban jika tidak
diketahui. Hal ini tidak aman untuk dilakukan, dan melanggar panduan operasional manufaktur.
Setiap beban/benda yang dkirim ke offshore harus sudah terpasang dengan sling yang sesuai
standar.

7.6 Lifting Personil


Personil yang terlibat dalam operasi pengangkatan harus memiliki kompetensi sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Sedangkan jumlah personil untuk operasi pengangkatan menggunakan
crane secara umum pada satu lokasi/deck minimum terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu Operator Crane,
Signalman, dan Rigger. Untuk 2 (dua) lokasi/deck minimum diperlukan tambahan 2 (dua) orang
yaitu Signalman dan Rigger, demikian seterusnya setiap lokasi/deck minimum diperlukan tambahan
2 (dua) orang. Berikut adalah persyaratan keahlian minimum dari personil yang terlibat dalam
proses pengangkatan di PHKT:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 16

 Operator Crane/Alat Angkat


o Memiliki SIO yang dikeluarkan oleh MIGAS.
o Memiliki pengalaman kerja minimum 1 tahun sebagai Operator Crane/alat angkat sejenis.
o Berijazah minimum SMA atau setara.
o Lulus penilaian yang dilakukan oleh PHKT sebagai Operator Crane/alat angkat (CLOVER)
 Signalman/Rigger
o Memiliki sertifikat sebagai Signalman/Rigger yang dikeluarkan oleh MIGAS.
o Berpengalaman sebagai Signalman/Rigger minimum 6 bulan.
o Berijazah minimum SMA atau setara.
o Lulus penilaian yang dilakukan oleh PHKT sebagai Operator Crane/alat angkat (CLOVER)
 PTK (Pimpinan Team Kerja)/Lifting Supervisor.
PTK/Lifting Supervisor adalah penanggung jawab pengangkatan, tugas PTK adalah sesuai
dengan prosedur izin kerja PHKT. Jabatan ini bisa dirangkap oleh salah satu dari Operator
Crane, Rigger atau Signalman. PTK juga bisa merupakan tambahan pada team pengangkatan
dan harus memiliki pengetahuan tentang lifting & rigging dan telah mengikuti training
awareness tentang operasi pengangkatan. Sedangkan pemimpin sewaktu aktifitas
pengangkatan adalah Signalman.
Selain semua penanggung jawab operasi pengangkatan tidak terbatas Superintendent Operasi,
Construction Area Representative, Barge Representative, WSM, Boat Captain harus memiliki
pengetahuan tentang operasi pengangkatan, dan mereka diharuskan mengikuti pelatihan lifting
awareness.

7.7 Pemilihan Peralatan Angkat

7.7.1 Peralatan Angkat


Semua peralatan angkat harus dirancang sesuai dengan Standar Internasional yang diakui,
misalnya:
 Pedestal Cranes dirancang sesuai dengan API 2C.
 Mobile, Crawler dan jenis crane dan lifting appliance lainnya harus dirancang sesuai dengan
standar nasioanal/internasional yang diakui. (British Standard (UK), ASME Standard (USA),
CEN Standard (Europe), JIS (Japan), CCS Standard (China).
Jenis-jenis alat angkat meliputi dan tidak terbatas pada crane, hoist, forklift, gin pole, dll. Peralatan
angkat tersebut harus memiliki persyaratan minimum sebagai peralatan angkat yaitu: Identitas
spesifik, Sertikat dari pabrik pembuat, Kemampuan Angkat Aman (Safe Working Load –SWL).
Crane yang dioperasikan di lokasi PHKT harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
 Memiliki sertifikat yang masih berlaku
 Dilakukan pemeriksaan dan perawatan dalam 6 bulan terakhir atau ketentuan lain berdasar
risiko penggunaan crane tersebut sesuai standar API 2D.
 Dilengkapi safety device, minimum yang harus dimiliki adalah anti two block, safe load
indicator, boom limit switch, dan emergency shut off. Untuk crane jenis lama yang sudah
beroperasi di area PHKT dan yang belum memenuhi persyaratan kelengkapan safety device
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 17

maka harus dibuatkan Operation Risk Assesment yang disetujui oleh Manager Production
Operasi dan Manager Maintenance & Reliability atau Manager yang setara.
a) Mobile crane: cocok untuk pekerjaan dengan durasi yang singkat dan diperlukan mobilitas yang
baik di lapangan.
b) Crawler crane: baik digunakan dalam kondisi off road dimana kondisi jalanya tidak cocok untuk
kendaraan beroda.
c) Tower crane: cocok untuk penanganan beban yang relatif ringan dan ketinggian yang ekstrem.
d) Pedestal cranes: dipasang pada struktur fixed dan floating offshore dan dirancang sesuai
dengan API 2C. Crane ini juga digunakan untuk mengkamodasi dynamic application seperti
offloading pada supply vessels.
e) Cranes mounted on barges and pontoons: digunakan untuk lifting operation yang dilakukan
di atas air pada barge atau pontoon, disarankan untuk menggunakan pedestral crane yang
dipasang pada floating structures yang dirancang sesuai dengan API 2C. Namun land based
cranes juga dapat dipasang dan digunakan di floating vessels tetapi membutuhkan tindakan
pencegahan khusus dan faktor keselamatan tambahan untuk memungkinkan penguatan
dynamic.
Land based duty rating chart harus dimodifikasi jika ada trim, list, angin dan gelombang. Setiap
crane harus dihitung/direview oleh pabrik pembuat dan/atau orang yang kompeten untuk
memenuhi persyaratan barge tertentu. Load chart yang disetujui MIGAS 75% dari land based
load chart harus tersedia.
f) Gin Pole: struktur berkaki tiga yang dilengkapi katrol dengan kombinasi dengan wire sling serta
winch untuk mengangkat beban.
g) Lorry loader: crane yang dipasang pada kendaraan atau trailer, bertujuan untuk pemuatan dan
pembongkaran material ke/dari trailer/truk.
h) Forklift: Kendaraan yang difungsikan untuk bongkar muat atau pemindahan barang dari satu
tempat ke tempat lain termasuk untuk menempatkan barangn pada ketinggian sesuai dengan
kemampuan peralatan tersebut. Sertifikasi untuk forklift operator diperlukan dengan klas A
(sesuai dengan kriteria dari MIGAS/BNSP) dan peralatan ini juga harus dilakukan sertifikasi
berkala sesuai dengan peraturan yang berlaku.

7.7.2 Peralatan Bantu Angkat


Terdapat beberapa peralatan bantu angkat yang terbagi beberapa kategori dibawah:
1. Portable Lifting Equipment, adalah peralatan bantu yang digunakan untuk menyambung
atau menghubungkan alat angkat dengan beban yang diangkat antara lain: sling, shackle,
turn buckle, eye bolt dll. Peralatan-peralatan tersebut harus terindentifikasi dengan jelas
(pada body atau menggunakan name plate), memiliki SWL (Safe Working Load), sertifikat
dari pabrik pembuat.
2. Personnel Transfer, berfungsi untuk memindahkan orang dari platform ke boat atau
sebaliknya. Perancangan peralatan harus sesuai untuk mencegah penumpang tertindih,
terperangkap, terbentur atau terjatuh, mampu mengambang jika terjatuh ke laut dengan
kapasitas penuh. Lebih disarankan menggunakan personil transfer yang tertutup.
3. Cargo Carrying Unit (CCU)
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 18

CCU disetujui untuk digunakan pada pekerjaan pengangkutan, fungsi alat ini hanya sebagai
fasilitas/wadah untuk pengangkatan material atau benda lain. Contoh dari CCU yang sering
dipakai seperti steel basket, steel box, bottle rack, pipe rack basket dan penggunaan yang
umun dilpangan untuk pengangkutan container makanan atau bahan lain, chemical transit
tank, tote tank, gas cylinder, pipa, toolbox, dll.
Persyaratan minumun dari CCU yang dipakai di PHKT seperti identitas berupa name plate
(yang berisi informasi mengenai berat kosong dan penuh, identitas lain, nomor sertifikat,
tanggal inspeksi ulang), memiliki lifting point (pad eye), identifikai SWL yang cukup jelas,
terdapat tag line point.

NOTE: Pallet tidak boleh digunakan sebagai alat angkut. Harus ditempatkan ke dalam
container atau half-height container, atau pallet carrier.

7.8 Perawatan dan Inspeksi


Program ini harus dilaksanakan untuk memastikan lifting equipment siap dan fit untuk
digunakan. Program ini diksanakan sesuai dengan rekomendasi yang tertulis di manufacturer’s
manual dan rekomendasi tambahan dari qualified person apabila diperlukan yang berdasarkan
tinjauan penggunaan dan operasi crane. Semua laporan atau catatan perawatan/inspeksi harus
terdokementasi dengan jelas dan personil yang melakukan inspeksi/perawatan harus tertulis di
didalam dokument/laporan inspeksi. Inspeksi dan perawatan terdiri dari:
 Pre-Use Checks, biasanya dilakukan oleh Operator Crane
 Weekly Checks, biasanya dilakukan oleh Operator Crane
 Perawatan bulanan, tiga bulanan, enam bulanan (tergantung penggunaan crane)
 Semua crane harus memiliki Load Moment Indicator atau Rated Capacity Indicator (RCI),
Sertifikat verifikasi tahunan atau sertifikat kalibrasi yang dikeluarkan oleh perusahaan inspeksi
atau personil yang kompeten.
In-service Inspection untuk lifting equipment dilakukan oleh orang yang berkompeten dan
biasanya dilakukan oleh Perusahaan Inspeksi yang ditunjuk secara berkala, tergantung dari jenis
atau penggunaan peralatan. Lifting equipment harus ditandai atau memiliki identifikasi dengan
nomor yang unik untuk memudahkan pelacakan. Sertifikasi dan logbook perawatan harus ada
selama umur peralatan tersebut.
Semua lifting equipment harus diidentifikasi secara individu (kode warna/colour coded) untuk
menunjukkan bahwa peralatan telah diinspeksi oleh Inspector setiap 6 bulan. Lifting gear register
harus dibuat disetiap lapangan atau instalasi dan informasi berikut, minimal harus dicatat:
 Nomor ID
 Tanggan mulai operasi
 Sertifikat SWL pabrikan
 Tanggal dan hasil inspeksi
 Jadwal inspeksi selanjutnya
Laporan inspeksi harus diterbitkan dan disetujui oleh Inspector yang kompenten atau Perusahaan
Inspeksi dan terdokumentasi. Laporan inspeksi mencakup:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 19

 Tanggal inspeksi atau pengujian dilakukan


 Identifikasi lifting equipment yang diinspeksi atau diuji
 Identifikasi observasi keselamatan, termasuk pernyataan penerimaan peralatan
 Perbaikan dan pelaksananya, jika ada
 Kode, standar atau peraturan untuk inspeksi yang dilakukan
 Nama dan kualifikasi Inspektur
 Tanda tangan Inspektur.
Semua Lifting Equipment harus dilakukan Pre-Use Inspection harian oleh personil yang kompeten
dan peralatan harus dalam kondisi fit dan baik sebelum digunakan.

7.9 Kondisi Cuaca


Batasan kecepatan angin maksimum yang diperbolehkan untuk pengoperasikan peralatan
angkat adalah 20 knot. Sedangkan batasan tinggi ombak maksimum sangat tergantung kepada
kapasitas atau kemampuan kapal/vessel mengkompensasi ombak tersebut (jika kapal tidak bisa
stabil/steady di posisinya dalam 30 menit atau kapal rolling dan pitching lebih dari 2o proses
pengangkatan harus dihentikan). Hubungan antara kecepatan angin dan perkiraan tinggi ombak
dijelaskan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Hubungan antara Kecepatan Angin dan Perkiraan Tinggi Ombak


Skala Kecepatan Tinggi
Kategori Kekuatan angin
Beaufort Angin (Knot) Ombak (m)
0 Tenang <1 0
1 Sedikit tenang 1-3 0 - 0,2
2 Sedikit hembusan angin 4-6 0,2 - 0,5
3 Hembusan angin pelan 7 - 10 0,5 - 1
4 Hembusan angin sedang 11 - 16 1-2
5 Hembusan angin sejuk 17 - 21 2-3
6 Hembusan angin kuat 22 – 27 3-4
7 Mendekati kencang 28 - 33 4 - 5,5
8 Kencang 34 - 40 5,5 - 7,5
9 Kencang sekali 41 - 74 7 - 10
10 Badai 48 - 55 9 - 12,5
11 Badai dahsyat 56 - 63 11,5 - 16
12 Badai topan 64 < 14 +

Apabila dalam kondisi tersebut operasi pengangkatan harus dilakukan maka diperlukan
persetujuan secara khusus dari Manager Production Operation atau Manager Drilling, atau Manager
Facility Engineering sesuai dari departemen mana yang bertanggung jawab dari operasi
pengangkatan yang akan dilakukan. Hal hal berikut yang harus dipertimbangkan:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 20

 Prakiraan cuaca
 Kondisi laut
 Arah angin
 Jenis lifting appliance dan operasi
 Visibility
 Kebutuhan mendesak dengan mempertimbangkan keamanan dilapangan.
Instruksi pabrikan harus selalu diikuti. Jika cuaca memengaruhi jarak pandang yang tidak
memadai, operasi crane harus ditunda. Jika terjadi hujan deras, tanah menjadi lunak dari biasanya
dan memengaruhi stabilitas dan leveling dan crane, maka pengangkatan dihentikan selama hujan
atau jika hujan berhenti, tunggu setidaknya satu jam setelahnya dan periksa crane brake sebelum
memulai lifting operation.

7.10 Operasi Pengangkatan


Sebelum melakukan Operasi Pengangkatan, ada tindakan pencegahan yang harus dilakukan.
Tindakan pencegahan ini berlaku pada seluruh operasi pengangkatan termasuk melakukan pre-lift
safety meeting, dimana rincian pekerjaan didiskusikan. Pada kasus Non Routine Complicated Lifts
dan Non Routine Complex/Critical Lift, peninjauan MKJSA dan lifting plan harus dilakukan pada pre-
lift safety meeting. Tanggung jawab spesifik, termasuk mengarahkan siapa yang melakukan dan
apa yang akan dilakukan selama operasi pengangkatanakan harus didiskusikan. Operator Crane
dan Rigger/Signalman dan Pimpinan Team Kerja (PTK) yang ditunjuk harus memastikan bahwa
aktivitas dibawah ini dilakukan:
 Memastikan bahwa personil untuk melakukan opersi pengangkatan mencukupi seperti
Operator Crane, Signalman, Rigger, Operator Forklift, dll dan kompeten serta bersetifikat
sesuai ketentuan.
 Memastikan bahwa lifting equipment yang dipakai tersertifikasi, layak untuk digunakan, dan
cukup tersedia.
 Memastikan penggunaan alat rigging yang tepat dan terpasang dengan benar, serta lifting set
tidak terbelit atau tersangkut.
 Memastikan sling yang digunakan berukuran sama, terpasang dengan baik, sehingga beban
seimbang.
 Hindari menggunakan multiple leg sling dengan sudut lebih dari desainnya.
 Memastikan shackle bolt terpasang kencang dan terkunci dengan baik.
 Memastikan berat dari beban yang akan diangkut.
 Meyakinkan hook ditempatkan tepat diatas pusat gravitasi beban, jika diketahui.
 Memastikan sistem komunikasi yang dipakai jelas, efektif dan dimengerti oleh semua personil
yang terlibat dalam pekerjaan lifting yang akan dilakukan.
 Memastikan pencahayaan cukup pada area pick-up dan lay-down, akses tidak terhalangi, dan
ada escape route.
 Memastikan bahwa area pick-up dan lay-down berada dalam jangkauan radius crane.
 Memastikan beban tidak lewat diatas personil.
 Memastikan semua halangan yang ada dijauhkan, seperti baut atau ikatan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 21

 Meyakinkan bahwa hanya satu CCU yang diangkut dalam sekali pengangkutan.
 Sebelum menggunakan mobile crane kondisi permukaan tanah harus diketahui terlebih
dahulu, dan dipastikan apakah dapat digunakan untuk pekerjaan pengangkutan.
Kemungkinan adanya fasilitas bawah tanah pada lokasi tersebut juga harus di verifikasi.
 Meyakinkan bahwa pekerja yang terlibat mengetahui dan memahami bahaya dan
penanganannya sebagaimana tertera dalam MKJSA.
 Sebelum mulai proses pengangkatan harus dipastikan bahwa semua orang yang terlibat
sudah kompeten, berat beban dan isi diketahui, dilakukan tool box meeting, lakukan Pre-use
check terhadap beban, alat angkat dan alat bantu angkat, dan yakinkan SWL dari alat angkat
cukup untuk menahan beban, periksa pengikatan sudah baik, risiko telah termitigasi dengan
baik, yakinkan area tujuan mencukupi, tag line telah terpasang, komunikasi antara tim sudah
disepakati dan masing-masig mengerti tanggung jawabnya, Signalman mudah dikenali dan
menggunakan rompi atau tanda yang menyolok,
 Selama proses pengangkatan lakukan test lift, hindari melintas fasilitas yang hidup, jangan
ada yang berdiri di bawah beban, fokus terhadap proses pengangkatan, Rigger/Signalman
tidak membelakangi beban.
 Setelah selesai proses pengangkatan lakukan pemeriksaan kondisi alat angkat dan alat bantu
angkat, kembalikan dan simpan alat angkat pada tempatnya dengan rapi, lakukan house
keeping.
Untuk memastikan operasi pengangkatan dilakukan dengan aman selain penjelasan diatas berikut
yang harus dilakukan oleh team pengangkatan:
a. Rigger:
 Melakukan survei sebelum pengangkatan.
 Mempersiapkan dan melakukan pengamanan area kerja untuk pelaksanaan pengangkatan.
 Mempersiapkan beban dengan baik termasuk memastikan kestabilan beban.
 Mempersiapkan dan memeriksa kondisi sling dan alat bantu yang sesuai untuk
pengangkatan beban.
 Memasang dan memastikan pengikatan sling dan alat bantu angkat pada beban.
 Memasang dan memastikan pengikatan tag line pada beban sudah sesuai.
 Memegang dan mengendalikan bebann menggunakan tag line.
 Membantu Signalman mengendalikan beban serta memastikan telah memahami langkah
kerja, risiko dan mitigasinya.
b. Signalman:
 Bekerjasama dengan Operator Crane, Rigger memastikan langkah kerja, risiko
pengangkatan telah dipahami dan termitigasi.
 Menyepakati metode signaling dengan Operator Crane.
 Memastikan alat bantu angkat sesuai peruntukan dan kondisi yang baik.
 Memastikan jalur operasi swing, boom bebas hambatan.
 Mampu memimpin proses pengangkatan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 22

 Berdiri pada posisi yang dapat melihat rigger dan beban dengan baik dan terlihat oleh
Operator Crane.
 Memastikan pemasangan barikade yang benar.
c. Operator Crane:
 Melakukan pengecekan crane sebelum digunakan.
 Menghidupkan crane atas perintah dari Signalman.
 Mengikuti sinyal dari Signalman sampai pekerjaan selesai.
 Jika ada keraguan dalam proses pengangkatan, STOP pengangkatan (hentikan operasi
crane) dan lakukan tool box meeting dengan seluruh tim.
 Memastikan semua safety devices yang terpasang berfungsi dengan baik.
 Memastikan load chard maupun load table tersedia.
 Mengoperasikan crane sesuai load chart/table yang masih berlaku sesuai ketentuan
sertifikat MIGAS.
Catatan untuk penggunaan Tag Line : Pastikan tag line terkait pada barang, bukan pada alat bantu,
diameter tag line yang digunakan 5/8” (16 mm), panjang tag line minimum 3 meter atau 2 kali tinggi
benda mana yang lebih panjang dan harus dusesuaikan dengan risk assessment yang dilakukan,
pastikan tag line yang digunakan tidak ada simpulnya. Sebelum pengangkatan Pre-Lift Chek list
harus dilakukan dan terdokumentasi. Hal ini untuk menyakinkan semua unsur dan persyaratan
pengangkatan telah dipenuhi (Lampiran 6).

7.10.1 Komunikasi
Metode komunikasi antara Signalman dan Operator Crane harus disepakati dari awal,
apakah dengan menggunakan hand signal atau radio VHF dua arah. Hand Signal yang diberikan
untuk mengendalikan operasi crane harus sesuai dengan Standar Internasional Hand Signals.
Sinyal harus jelas, berbeda dan mudah dilihat oleh Operator Crane. Hanya orang yang bertanggung
jawab atas pengangkatan yang dapat memberikan sinyal kepada Operator Crane (kecuali dalam
keadaan darurat, dimana sinyal pemberhentian darurat dapat dilakukan oleh siapa pun).

7.10.2 Crane Shutdown


Setelah menyelesaikan pekerjaan, boom dan hook harus diamankan (untuk Pedestal cranes
di boom rest) dan motor dimatikan sebelum Operator Crane meninggalkan crane. Mesin crane
mungkin memerlukan waktu shut down yang lebih lama.

7.10.3 Tandem Lifting/Multiple Lifting Operation


Tandem lifting memerlukan mitigasi khusus seperti pengurangan kapasitas pengangkatan.
Jenis pengangkatan ini harus dikategorikan dalam kategori “Non Routine Complex Lift”.

7.10.4 Piling
Piling operation dapat memberikan bahaya yang berbeda tergantung dari jenis piling yang
dilakukan. Hydraulic Telescopic Boom Cranes dilarang untuk digunakan dalam pekerjaan piling.
Pekerjaan piling harus dilakukan analisis risiko dan dibuatkan lifting plan, termasuk juga tidakan
pencegahan, material handling, driven sheet piling, gate system (pitching piles, hammers, piling
from barges, pontoons, dll).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 23

7.10.5 Dredging dan Clamshel Operation


Jika crane digunakan untuk operasi ini, Crane Owner harus menyediakan dredging (Dragline
dan/atau Clamshell operations) load charts yang menunjukkan kapasitas crane dengan panjang
boom yang sesuai. Load chart harus diterbitkan oleh Crane Manufacturer atau competent person.
Crane yang digunakan untuk pekerjaan Dredging dan/atau Clamshell harus diperiksa secara
menyeluruh oleh competent person (atau pihak Perusahaan Inspeksi) sebelum digunakan kembali
untuk operasi pengangkatan yang umum. Lifting plan yang dilengkapi analisis risiko yang mencakup
tindakan pencegahan dan cara penanganan material harus dibuat.

7.10.6 Pengangkatan Orang (Personnel Lifting)


Operasi yang melibatkan pengangkutan orang biasanya dilakukan dengan peralatan yang
dirancang khusus untuk tujuan tersebut misalnya passanger hoist, Mobile Elevating Working
(WEMP), tiga jenis yaitu: road vehicles, trailers, or self- propelled. Ketika mengangkat personil,
operasi pengangangkatan dikategorikan sebagai kategori complex lift, hal khusus perlu diperhatikan
adalah ketinggian dari landing area. Untuk personnel transfer jenis basket berikut perlu
dipertimbangkan:
 Kebutuhan untuk non-slip flooring.
 Perangkat yang diperlukan untuk mencegah pintu terbuka dengan tidak sengaja.
 Kebutuhan safety harness dan landyard.
 Perangkat harus tersedia untuk mencegah carrier jatuh karena kegagalan sarana
pendukung utama seperti multiple ropes dengan independent anchorage, multiple cylinders
dan check valves untuk hydraulically powered systems.
 Jika seseorang terperangkap di carrier, orang tersebut tidak boleh terpapar pada bahaya
apapun dan dapat diamankan/dibebaskan. Penumpang dapat/mampu memanggil bantuan
dan memiliki kemampuan untuk menggunakan alat penurunan darurat atau peralatan
penyelamatan diri yang disediakan.
 Jenis peralatan ini harus disertifikasi oleh pihak ketiga dan ditandai dengan jelas bahwa
peralatan ini untuk mengangkut orang. Penandaan/marking berisi informasi payload dan
jumlah orang yang boleh diangkat.
Crane atau winching system yang digunakan untuk mengangkat atau menurunakan personil harus
memiliki:
 Free fall capability locked out.
 Hoisting limiter.
 Lowering limiter
 Rated capacity indicator / limiter.
 Dua independent braking systems pada winch hoist yang sedang digunakan atau memiliki
hydraulic retardation pada system transmisi.
 Sistem pemulihan manual jika terjadi kegagalan prime mover atau penghambatan brake
release.
 Man-riding duties yang tersertifikasi.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 24

 Lampiran 7- Checklist untuk pengangkatan orang. PTK harus menyelesaikan checklist


untuk menetapkan waktu mulainya pengangkatan.

7.10.7 Blind Lifting


Karena adanya bahaya tambahan seperti kehilangan komunikasi antara Signalman dan
Operator Crane saat aktivitas pengangkatan, yang mana tidak ada garis pandang langsung dari
beban yang diangkat, syarat syarat berikut ini penting untuk diterapkan:
 Metode komunikasi radio dua arah lebih disarankan, meskipun sinyal tangan dapat
digunakan.
 Saluran khusus untuk komunikasi radio harus digunakan.
 Pemeriksaan radio sebelum memulai aktivitas pengangkatan.
 Signalman harus mengulang sinyal yang diberikan setiap 15 detik dan tidak membuat
frekuensi radio terbuka di antara sinyal.
 Jika sinyal pengulangan tidak diterima oleh Operator Crane, maka Operator harus segera
menghentikan (STOP) operasi sampai sinyal komunikasi muncul kembali
 Jika menggunakan metode sinyal tangan, perlu ditunjuk maksimum satu Signalman untuk
sinyal khusus.
 Signalman harus menggunakan hi-visibility vest (Rompi) dan berada pada posisi yang
sesuai dan jelas untuk dapat melihat beban dan lokasi pengangkutan serta agar Operator
Crane dapat melihat sinyal yang diberikan.

7.10.8 Bekerja di Ketinggian (Working at Height)


Pekerjaan atau pergerakan apapun yang dapat memberikan risiko terjatuh pada personil
dianggap sebagai bekerja di ketinggian. Setiap pekerjaan di lokasi dengan ketinggian 1.8 meter
atau lebih, harus disiapkan dan dianalisis sebagai bagian dari operasional keselamatan. Semua hal
yang berkaitan dengan system perlindungan dan akses yang memadai harus ditulis dengan jelas di
MKJA. Penggunaan Personnel fall-arrest system (PFAS) bersifat wajib untuk semua pekerjaan di
ketinggian. Penilaian risiko untuk kegiatan erection, rigging dan dismantling crane booms harus
mempertimbangkan sebagai risiko bekerja di ketinggian.

7.10.9 Larangan Umum Pengoperasian Crane


Pengoperasian secara normal akan dilarang selama terdapat hal berikut ini:
 Operasi helikopter: lifting operation harus ditunda selama operasi helicopter.
 Sea swell: ketika swell pada supply boat menyebabkan gerakan berlebihan dan
pengangkatan dianggap tidak aman.
 Keadaan darurat: aktivitas harus dihenikan jika terjadi keadaan darurat atau berpotensi
berbahaya.
 Kontrol area kerja: akses ke area kerja selama operasi pengangkatan dan pemindahan
harus dilarang untuk pekerja yang terlibat.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 25

7.11 Informasi Tambahan


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam operasi pengangkatan sebagai bagian dari
pertimbangkan untuk mempersipkan operasi pengangkatan yang aman:

7.11.1 Alat Bantu Keselamatan Pada Mengoperasikan Crane


1. Anti-Two Block
Alat anti-two blocking dipasang dan dipelihara pada main block dan auxiliary whip line,
dan tipenya adalah yang akan memberhentikan fungsi crane.
2. Boom Hi-Angle Limit (Boom Kick-out)
Alat boom hi-angle limit (boom kick-out) dipasang pada seluruh crane dengan lattice
boom; dengan fungsi akan memberhentikan crane. Jika tidak akan menggunakan alat
boom kick-out harus dengan sepengetahuan dan persetujuan Construction Area
Representative, Section Head Maintenance, atau Superintendent Operation, Drilling Site
Manager. Detail aktivitas yang tidak menggunakan alat boom kick-out harus
didokumentasikan.
3. Weight Indicator
Weight indicator harus dipasangkan pada crane dan akan terus digunakan pada seluruh
kondisi operasi. Berat cargo diatas 450 kg (1.000 pound) harus ditulis dalam shipping
manifest dan pada cargo sebelum pengiriman. Jika menggunakan dynamometer untuk
menentukan berat beban, nomer seri dynamometer dan berat beban harus ditulis dalam
shipping manifest. Untuk seluruh pengiriman dari lapangan ke shore-base, berat
bebannya akan di verifikasi dengan crane di shore-base. Jika terdapat perbedaan data
pada shipping manifest harus dikomunikasikan. Frekuensi kalibrasi dynamometer adalah
setiap tahun (annual) atau jika ada alasan tertentu yang mewajibkan. Boom indicator
diperlukan sebagai tambahan weight indicator.
4. Load Blocks
Load block pada main hoist dan auxiliary hoist headache ball diberi warna yang terang
agar mudah dilihat, seperti jingga atau hijau terang.

NOTE: Bahan cat photo luminescence tidak boleh digunakan untuk head balls, karena
dapat tertukar dengan alat lain pada ship station keeping.

5. Confined Space
Semua pedestal pada crane yang harus memenuhi syarat untuk penggunaan pada
confined space entry harus diberikan identitas/label/stensil. Seluruh aktivitas masuk
kedalam pedestal untuk perawatan dan inspeksi dilakukan sesuai dengan Tata Kerja
Masuk Ruang Terbatas.
6. Side-Loading Boom
Boom side-loading terjadi jika beban berada pada salah satu sisi boom dan akan
berpengaruh pada sistem hydraulic boom dan ram-nya juga pada lattice boom. Side-
loading dapat menyebabkan boom cepat mengalami kerusakan struktur.
 Crane yang tidak seimbang dapat menyebabkan side-loading.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 26

 Gerakan mengayun yang terlalu cepat dapat menyebabkan side-loading. Jika boom
digerakkan dengan cepat, beban tidak akan dapat mengimbangi gerakan tersebut,
karena inersia dan fleksibilitas load line. Sehingga akan menyebabkan beban berada
dibelakang boom dan terjadi side-loading.
 Gerakan mengayun yang cepat juga akan menyebabkan beban mengayun keluar
dari garis perjalanan pengangkutan beban; radius akan bertambah, dan akhirnya
akan mengurangi kapasitas angkut dan boom side-loading.
 Jika boom mengayun kencang dan berhenti, maka beban akan terus berayun
melampaui boom tip, dan mengakibatkan side-loading.
 Menarik beban ke arah samping akan menyebabkan side-loading.
 Side loading-boom harus dihindari dalam seluruh aktivitas pengangkutan.
7. Unattended Control Stations
Sebelum meninggalkan kabin kontrol crane untuk beberapa waktu, Operator Crane
harus:
 Menurunkan beban yang terpasang, me-nonaktif-kan boom dari rencana
pengangkutan dan menempatkan pada boom rest.
 Melepas master clutch, jika ada.
 Mengunci seluruh peralatan.
 Menempatkan seluruh kontrol pada posisi off / mati atau netral.
 Mengunci crane untuk mencegah kemungkinan insiden pergerakan dan mematikan
mesin penggerak utama.
 Meyakinkan tidak ada komponen crane yang akan mengganggu operasional normal
penerbangan helikopter.
8. Swing Brake (Mechanical Slew Locking Device)
Swing brake harus dipasang pada saat mesin diparkir saat istirahat atau pada saat
sementara menahan beban.
9. Bypass of Critical Protection Devices
 Izin tertulis dari company person in charge atas fasilitas, lokasi atau construction
site dibutuhkan sebelum me-nonaktif-kan alat critical protection.
 Bypass critical protection device semasa pre-use inspection dapat dilakukan jika
diberikan izin oleh company person in charge atas fasilitas, lokasi atau construction
site.
 Saat akan mengaktifkan kembali crtitical protection device, harus dikomunikasikan
kembali pada company person in charge atas fasilitas.
 Bypass boom kick-out, anti-two blocking, atau peralatan lainnya yang sejenis pada
crane karena alasan lain selain inspeksi, harus dengan izin company person in
charge atas fasilitas.
 Penanda (tag) harus disematkan di tempat yang mudah untuk dilihat oleh crane
operator, disertai tanggal dan nama personil yang mengizinkan bypass untuk
melakukan pengangkutan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 27

 Sebagai tambahan, MKJSA mungkin dibutuhkan sebelum melakukan pengangkutan


dengan alat yang critical protection device-nya dalam bypass-mode. Lihat Tata Kerja
Bypassing Critical Protections untuk informasi lebih lanjut.
10. Load Chart
Load chart disiapkan dalam format standar dan disesuaikan dengan konfigurasi rigging
pada setiap crane. Ditempelkan ditempat yang mudah dilihat oleh Operator Crane pada
kabin kontrol utama. Salinan load chart juga harus disertakan pada dokumen crane.
Perubahan konfigurasi crane (panjang boom, ukuran wire rope, hoist, dsb.) harus tertera
pada load chart. Perubahan load chart akan direview oleh produsen crane yang
memenuhi API Spec 2C Specification for Offshore Pedestal Mounted Cranes or Engineer
yang kompeten yang memiliki izin dan berpengalaman mengenai disain crane.
Load chart untuk crane yang digunakan dalam transfer personil harus menyebutkan
kapasitas angkut personil. Load chart diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris serta ditempelkan dalam kabin .
11. Dynamic Shock Loading dan Efek Cuaca
Dynamic shock loading adalah faktor penting yang menyebabkan penggantian wire rope.
Wire rope yang meregang atau rusak akibat dynamic shock loading harus diganti. Faktor
yang berkontribusi menyebabkan dynamic shock loading seperti kondisi angin dan arus
laut harus diperhatikan pada saat melakukan dynamic lift.
Dynamic load charts dibuat dengan menggunakan standar tinggi gelombang air laut 1,8-
2,4 m atau kecepatan angin 20 knot (24 kph/23 mph). Jika tinggi gelombang air atau
kecepatan angin melebihi angka-angka tersebut, konsultasikan dengan pihak
manufaktur untuk temporary de-rating crane dynamic load capacity.
Penggunaan crane dihentikan jika berada pada kondisi seperti pada Tabel 3 di bawah ini.
PHKT wajib untuk mengenali dan mengkomunikasikan parameter cuaca pada setiap lokasi kerja
dan/atau setiap crane. Di bawah ini adalah panduan dan tidak untuk digunakan melebihi yang
disebutkan, tetapi dapat digunakan untuk pengangkutan tersendiri, tergantung pada kondisi seperti
tipe pengangkutan, ukuran, lokasi, visibilitas, dsb.
Tabel 3. Crane Operations Stoppage

Kondisi Pekerjaan yang harus dihentikan


Ketinggian gelombang mencapai atau
melebihi 6.5 kaki (2 m). Tinggi ombak
Seluruh pekerjaan dinamis crane.
maksimum mungkin akan dua kali lipat dari
rata-rata ketinggian gelombang.
Kecepatan angin mencapai atau melebihi 20
Seluruh pekerjaan crane, statis dan
knot (23 mph). Tiupan angin mungkin akan
dinamis.
dua kali lipat dari kecepatan angin.
Seluruh pekerjaan crane, dan
Petir disekitar lokasi pengangkutan. turunkan posisi boom jika
memungkinkan.
Hujan deras. Seluruh pekerjaan crane.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 28

Tabel 3 adalah sebagai panduan: kondisi laut sangat bervariasi tergantung kondisi
setempat, seperti kedalaman air, arus ombak, gelombang dan kecepatan angin. Konsultasi dengan
personil yang bertanggung jawab atas fasilitas terkait harus menggunakan pendekatan berbasis
risiko.
Operator Crane bertanggung jawab untuk menentukan apakah kondisi-kondisi yang ada
berisiko untuk melakukan pengangkutan atau cukup aman. Keputusan Operator Crane tidak dapat
dikesampingkan jika Operator Crane memutuskan pengangkutan tidak dapat dilakukan dengan
aman.
 Hand Signals
Pimpinan Team Kerja berkewajiban menunjuk Signalman untuk setiap pekerjaan
pengangkutan. Sangat penting bagi Signalman untuk memahami apa yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan pada saat berkerja dengan crane. Pada seluruh pekerjaan
pengangkutan, Operator Crane dan Signalman harus sepakat mengenai sinyal/tanda yang
akan digunakan.
Kondisi bahaya yang mungkin dihadapi operator tidak dapat selalu termaktub dalam aturan-
aturan yang sudah ada; tetapi penggunaan hand signal standar dapat mengurangi risiko
bahaya. Hanya ada satu signal man yang ditunjuk pada saat pekerjaan pengangkutan, dan
operator harus mengikuti sinyal yang diberikan oleh Signalman tersebut. Signalman tidak
boleh menangani beban atau mengendalikan tagline pada saat beban sedang diangkut.
Signalman yang ditunjuk harus menggunakan rompi yang mudah dikenali. Hand signals
dalam Gambar 1 dibawah ini adalah standar dan direkomendasikan dalam API RP 2D
Operation and Maintenance of Offshore Cranes.
Pada beberapa kasus mungkin dibutuhkan sinyal khusus yang tidak ada pada gambar. Jika
memang dibutuhkan sinyal khusus, maka sinyal yang dipakai harus disetujui bersama antara
Operator Crane dengan Signalman; dan tidak menyerupai hand signal standar.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 29

Gambar 1. Standard Crane Hand Signals

7.11.2 Pre-Use Inspection


Pre-use inspection dilakukan dan didokumentasikan sebelum crane digunakan. Biasanya
dilakukan setiap hari dan jika Operator Crane menganggap perlu untuk pekerjaan lanjutan. Crane
Pre-Lift Inspection Checklist harus selalu ada di dalam crane. Inspeksi dilakukan oleh Operator
Crane.
Jika Operator Crane diganti, maka harus dilakukan pre-use inspection kembali dan
dokumentasi ulang oleh crane operator yang baru. Setiap crane (kecuali yang rusak) beroperasi
setidaknya satu kali dalam satu bulan. Pekerjaan ini akan menggunakan seluruh fungsi crane dan
menguji setiap peralatan keamanan dan panduan dapat mengikuti Monthly Crane Inspection
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 30

Checklist. Hal ini akan membantu memperpanjang masa penggunaan komponen, karena lubrikasi
reguler akan membantu mencegah komponen saling menempel.
1. Stinger (Crane Extension Safety Sling (CESS), Pilot Sling, Crane Pennant)
Stinger digunakan untuk mencegah main hoist load block atau auxiliary hoist headache ball
berkontak dengan personil yang menangani beban. Pada kasus dimana stinger tidak dapat
digunakan, maka dibutuhkan perhatian khusus untuk melindungi personil yang terlibat. Sling
dilepaskan dari stinger atau crane hook sebelum melakukan prosedur pengangkutan pada dek
kapal.
2. Alternatif Alat Angkat dan Angkut (Aksesoris)
Beberapa alat bantu angkut seperti stiff legs, atau alat angkut sementara, hydraulic masts, air
tuggers, runway beams, trolleys, pad eyes, dan sebagainya, sementara ini tidak termasuk dalam
cakupan API RP 2D. Personil yang melakukan instalasi, operasi dan pemeliharaan alat-alat
tersebut adalah rigger, dan harus mengetahui serta dilakukan sesuai dengan rekomendasi,
panduan dan prosedur dari manufaktur.
Personil yang melakukan instalasi, operasi dan pemeliharaan knuckle boom crane adalah crane
operator, dan harus mengetahui serta dilakukan sesuai dengan rekomendasi, panduan dan
prosedur dari manufaktur. Sebelum menggunakan alat-alat tersebut, inspeksi visual dilakukan
untuk meyakinkan bahwa peralatan dalam kondisi layak pakai. Sebagai pelengkap, disertakan
MKJSA dan hal-hal berikut sebagai pertimbangan:
 Batas kapasitas muat beban
 Berat beban
 Stabilitas dan titik jangkar
 Penempatan alat
 Cuaca dan kondisi lapangan
 Kualifikasi operator
 Inspeksi wire rope dan peralatan lepasan
 Potensi halangan dan tumpahan
 Peralatan keamanan
 Komunikasi antar tim pengangkutan
 Lintasan pengangkutan
3. Rigging Equipment
Jika sebuah alat terlihat rusak atau dicurigai rusak saat dilakukan pre-use inspection atau pada
saat digunakan, maka alat tersebut harus segera dihentikan penggunaannya dan hal ini segera
di informasikan kepada team leader.
Jika alat dinyatakan scrapped, maka alat tersebut harus segera dimusnahkan, untuk mencegah
penggunaannya dalam pekerjaan apapun. Jika tidak dapat segera dimusnahkan, maka harus
ditandai NOT TO BE USED (TIDAK BOLEH DIGUNAKAN), dan harus ditempatkan di lokasi
tersendiri, sampai akhirnya bisa dimusnahkan dan diwarnai merah.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 31

Pastikan ukuran Kunci pin anchor


shackle sesuai dengan shackle untuk
ukuran sling yang penggunaan jangka
digunakan pendek.

Pastikan bahwa set Pastikan SWL shackle


sling yang digunakan yang digunakan sesuai
telah terpasang dengan dengan berat beban
benar, seperti tidak yang akan diangkut.
terpilin di kaki-kakinya.

Pastikan perlengkapan
Periksa peralatan keselamatan yang ada
apakah ada aus, korosi, pada alat terpasang
abrasi dan kerusakan dengan benar, seperti
mekanis yang dapat split pins, wire mousing,
menyebabkan dsb. Shackle yang
pemakaian alat menjadi banyak dipakai adalah
tidak aman tipe bow atau anchor
yang dilengkapi dengan
safety pin tipe bolt, nut
atau split pin.
Gambar 2. Use Inspection Steps

Pastikan jenis baut atau split pin yang benar sudah tepat. Masalah umum muncul ketika high
grade split pin diganti dengan baut standar yang mana tidak mampu menahan beban. Periksa
bahwa set sling telah dipasang dengan benar (misalnya: tidak ada lengkungan pada kaki-kakinya).
Periksa apakah pengaturan pengamanan yang sesuai telah terpasang (split pin, wire mousing, dll).
Tipe /model dari shackle yang paling baik adalah adalah tipe bow atau anchor yang dilengkapi
dengan safety pin yaitu terdiri dari baut, mur dan split pin.
Tabel 4. Jenis-Jenis Shackle
Screw Type Shackle Bolt Type Shackle
Screw pin shackle dapat digunakan untuk Bolt type shackle dapat digunakan untuk
pengikatan, pengerekan (towing), pengikatan, pengerekan (towing),
penggantungan (suspension), atau penggantungan (suspension), atau
pengangkutan yang sesuai jalur angkut, pengangkutan yang sesuai jalur angkut,
ataupun jika terjadi side-loading. Batasan ataupun jika terjadi side-loading.
beban maksimal harus diturunkan jika Pengurangan Working Load limits diperlukan
digunakan pada pengakutan side-loading. untuk penggunaan side-loading
Pada saat digunakan, pastikan screw pin Direkomendasikan untuk penggunaan
tidak terputar oleh apapun, seperti pada permanen atau jangka panjang, dan jika ada
penggunaan chocker. Screw pin shackles beban mungkin dapat menyebabkan shackle
hanya digunakan untuk pekerjaan jangka pin terputar. Peraltan ini terdiri atas empat
pendek. komponen, yaitu: bow, bolt, nut, dan cotter
pin. Saat penggunaan harus dirangkai
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 32

Screw Type Shackle Bolt Type Shackle


lengkap. Shackle Pin tidak boleh digantikan
dengan mur dan baut biasa.

a. Screw Pin Anchor Shackle a. Bolt Type Anchor Shackle

b. Screw Pin Chain Shackle b. Bolt Type Chain Shackle

a. Wire Rope Sling


Seluruh sling harus diperiksa setiap hari penggunaannya untuk mengidentifikasi jika
kerusakan saat pemakaian. Prosedur inspeksi yang direkomendasikan adalah sebagai
berikut:
 Pemeriksaan wire rope adalah salah satu pemeriksaan yang paling penting dalam
inspeksi rigging equipment. kegunaan inspeksi ini adalah:
o Meyakinkan alat aman dan layak digunakan.
o Meyakinkan bahwa komponen perlu diganti jika perlu.
o Memberikan peringatan dini sebelum terjadinya kerusakan yang mengakibatkan
kerusakan lebih lanjut.
 Keausan, metal fatigue, abrasi, korosi, kekakuan, dan ketidakmampuan kembali
kebentuk awal yang benar, dapat lebih baik menunjukkan akhir masa pakai wire rope
dibandingkan dengan kemampuan angkut pada wire rope.
 Seluruh wire rope harus diperiksa secara reguler. Frekuensi pemeriksaan bergantung
pada kondisi penggunaan. Wire rope yang digunakan secara terus-menerus atau pada
kondisi yang berat harus diperiksa setiap minggu, pada beberapa kasus pemeriksaan
dilakukan setiap hari; dan dimonitor selama pemakaian normal. Untuk pemakaian
lainnya harus diperiksa setidaknya satu bulan satu kali.
 Pemeriksaan dilakukan oleh satu orang personil yang kompeten, dan harus menyimpan
data pemeriksaan, tanggal, masa pakai, dan catatan kerusakan yang ada secara rutin.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 33

 Keputusan penggantian wire rope dan kapan dihentikan penggunaanya bervasiasi


tergantung kondisi kerja, dan sebagai pertimbangan adalah:
o Ukuran, tipe dan frekuensi penggunaan.
o Konsekuensi kerusakan yang terjadi, termasuk kecelakaan dan kerusakan lebih
lanjut yang terjadi.
o Waktu inspeksi berikutnya.
 Inspektor yang memeriksa harus menentukan apakah kerusakan yang terjadi
mempengaruhi kekuatan rope dan dapat mempengaruhi tingkat keamanan
penggunaannya. Dalam penggunaan yang terus-menerus, metal fatigue dapat terjadi,
dan sangat disarankan mengganti wire rope dengan yang baru secara teratur, dengan
mengabaikan tampilan fisiknya.
 Wire rope harus diperiksa menyeluruh, karena aus atau penurunan fungsi mungkin
terjadi di satu titik tertentu. Sebagai contoh sebuah rope yang dipasangkan pada katrol
yang tidak seimbang, maka akan menunjukkan bekas aus pada titik tertentu.
 Wire Rope Lay Length
Lay length sebuah wire rope adalah jarak linier satu untai kawat pembentuknya
(strand) dalam satu kali puntiran. Tandai salah satu strand, kemudian telusuri
puntiran strand tersebut sampai pada titik yang sejajar dengan titik sebelumnya. Lihat
Gambar 3 di bawah ini. Menentukan lay length rope adalah metode yang digunakan
untuk mengetahui kerenggangan rope. Lay length juga digunakan untuk mengukur
sudut lengkung sebuah benda dengan menghitung berapa jumlah lay length-nya.

Gambar 3. One Lay Length


 Wire Rope Stretch
Wire rope baru akan merengang pada awal pemakaian. Rope baru sedikit lebih besar
ukurannya, dan constructional stretch akan menjadikan ukurannya mendekati ukuran
sebenarnya. Peregangan pada rope dengan 6 strand fibre core adalah 0,5% - 0,75%;
dan pada 6 strand wire core sebesar 0,25% - 0,5%. Setelah peregangan awal, dan
peregangan selanjutnya yang terjadi pada pemakaian normal, rope akan meregang
lebih cepat dari biasanya, yang merupakan tanda semakin dekat ke masa
pergantian. Lihat Gambar 4 di bawah ini.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 34

Gambar 4. Wire Rope Stretching


 Wire Rope Sizing
Ukuran wire rope ditentukan oleh diameternya pada titik terbesar. Cara mengukur ini
disebut measuring across the crown/mengukur mahkota. Jangan mengukur pada
bagiannya yang kecil. Disarankan untuk mengambil tiga kali pengukuran untuk rope
dengan 6 strand, dan empat kali pengukuran pada rope dengan 8 strand. Cara
melakukan metode pengukuran ini seperti pada Gambar 5 di bawah.

Gambar 5. Wire Diameter Measuring


 Reduksi Diameter
Jika terlihat ada pengurangan diameter, berarti ada kerusakan serius pada wire. Hal
ini dapat terjadi karena satu hal, atau karena gabungan banyak hal. Lihat Gambar 6
di bawah ini.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 35

Gambar 6. Wire Diameter Reduction


Tingkat keausan maksimum untuk penggunaan umum, termasuk pada EOT (Electric
Overhead Travelling) dan wire rope pada crane, adalah sebagai berikut:
 Up to 5/16” – 1/64”
 3/8” to ½ “ – 1/32”
 9/16” to ¾” – 3/64”
 7/8” to 1 ⅛ - 1/16”
 1¼” to 1 ½” – 3/32”
 Kawat Rusak
Keputusan menghentikan penggunaan rope karena terdapat kawatnya yang rusak,
bergantung pada bagaimana penggunaan rope itu sendiri. Menemukan satu strand
kawat rusak (atau beberapa) biasanya tidak terlalu masalah. Kerusakan di beberapa
tempat butuh perhatian dan inspeksi lebih lanjut. Lihat Gambar 7 untuk inspeksi wire
rope. Panduan penggantian rope seperti pada Tabel 5. Panduan Penggantian Rope.

Gambar 7. Inspecting for Wire Breaks


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 36

Tabel 5. Panduan Penggantian Rope


Kapan mengganti wire rope – berdasarkan jumlah kawat yang rusak
Running ropes Standing ropes
ANSI Ujung
Equipment Dalam satu Dalam satu Dalam satu
Standard persambungan/
rope lay strand rope lay
perbatasan
Overhead dan gantry
B.30.2 12 4 3
crane
B.30.3 Tower crane 12 4 3
Portal, tower dan pillar
B.30.4 6 3 3
crane
Crawler, locomotive
B.30.5 6 3 3
dan truck crane
B.30.6 Derricks 6 3 3
Base mounted drum
B.30.7 6 3 3
hoists
Floating cranes dan
B.30.8 6 3 3
derrick
B.30.16 Overhead hoists 12 4 Not specified
A10.4 Personnel hoists 6** 3 2** 2
Not
A10.5 Material hoists 6** Not specified
specified
** Ganti jika terdapat bahkan hanya satu retakan pada antara kawat

 Kawat Rusak pada Wire Rope


Kerusakan kawat dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
 Running ropes (eksterior)
 Standing ropes (pendant, guy lines)
 Standing ropes (dekat fitting)
 Running ropes (valley break). Valley break adalah indikasi masalah yang tidak
biasa, rope harus diganti.
 Aturan 3/6
Aturan yang umum digunakan untuk penggantian rope adalah aturan 3/6, dimana
tiga kawat yang rusak pada satu strand, atau enam kawat yang rusak secara acak
menyeluruh pada satu rope lay length. Masalah jika menggunakan aturan ini adalah
pada rope yang dalam penggunaannya sering kali dibengkokkan akan punya lebih
banyak kawat yang rusak pada bagian dalam strand, atau pada core-nya, daripada
pada bagian luar. Hal ini terjadi karena kontak antara metal dengan metal bagian
dalam strand dan core.
 Abrasi
Wire rope yang digunakan misalkan pada katrol, akan mengalami keausan. Rope
harus diganti jika diameter wire telah berkurang seperti diterangkan sebelumnya di
atas, dan pada Gambar 6. Pengurangan diameter wire rope. Keausan setempat,
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 37

seperti pada Gambar 8 di bawah ini. NOTE: Ganti rope jika diameter berkurang
1/3 bagian atau lebih

Gambar 8. Wire Rope Localized Wear


Kerusakan rope seperti di bawah ini harus dilakukan penggantian:
 Crushed strands
Kondisi ini diakibatkan oleh lapisan rope yang melilit drum terlalu banyak. Pada
umumnya direkomendasikan tidak lebih dari dua lapis lilitan rope pada drum,
terutama jika rope memiliki banyak kawat kecil, contohnya pada rope 6 x 37. Jika
dibutuhkan lebih banyak lapisan rope, maka gunakan rope yang memiliki jumlah
kawat lebih sedikit tapi dengan diameter yang lebih besar dan tahan tekanan, seperti
rope 6 x 19; dan diameter drum harus besar, karena rope lebih kaku. Crushed strands
dapat juga disebabkan oleh cross winding, sebagai akibat dari cara penggulungan
yang tidak tepat pada drum. Beberapa produsen rope kini mulai membuat wire
dengan strand yang lebih tahan tekanan. Lihat Gambar 9 di bawah ini.

Gambar 9. Wire Rope Damage from Drum


 Korosi
Masalah ini sulit dievaluasi, dan bisa jadi lebih serius daripada aus karena
penggunaan. Korosi seringkali berawal di bagian dalam rope, sebelum akhirnya
terlihat jelas pada bagian luar. Kurang lubrikasi adalah penyebab paling umum.
Kawat yang berlubang atau karat, tanda rope harus segera diganti. Rusaknya kawat
dan korosi dapat juga disebabkan oleh magnetic particle test.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 38

 Kinks/Terbelit
Kink adalah distorsi permanen. Setelah terjadi kink, rope tidak akan kembali lurus
seperti sediakala dan kekuatannya pun akan menurun. Bagian strand yang membelit
tidak akan mendapatkan berat beban yang sama dengan bagian strand yang lurus.
Lihat Gambar 10 di bawah ini.

Gambar 10. Wire Rope Kinking


 Electric Arc
Wire rope yang tidak sengaja (atau sengaja) digunakan sebagai alas pekerjaan
pengelasan, atau pernah berkontak dengan kabel listrik aktif, dapat memiliki kawat
yang menyatu satu sama lain, atau pernah melunak; penggunaannya harus segera
dihentikan.
 Metal Fatigue
Masalah ini biasanya disebabkan oleh tekanan berulang pada saat rope melalui
misalkan katrol, atau karena getaran dari pendant crane. Retakan dapat terjadi diluar
atau didalam. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan drum atau katrol yang lebih
besar, atau menggunakan rope yang lebih fleksibel.
 Bird Caging
Disebabkan karena cara penggunaan yang tidak tepat, misalkan katrol yang dipakai
tidak sesuai ukuran rope, drum penggulung yang terlalu kecil, atau henti tiba-tiba.
Lepasnya tekanan secara mendadak dan rope yang kembali ke kondisi mula
(rebound) dari kondisi sebelumnya yang dengan beban, dapat mengakibatkan strand
tidak kembali ke posisi aslinya. Lihat Gambar 11 di bawah ini.

Gambar 11. Wire Rope Bird Caging


 Scrubbing
Adalah kerusakan kawat karena gesekan dengan benda lain.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 39

 Protruding core
Kerusakan kawat yang menyebabkan strand mengembang dengan core menyembul
keluar. Ini berarti rope harus diganti. Lihat Gambar 12 di bawah ini.

Gambar 12. Wire Rope Popped Core


 Localized Wear
Kondisi ini dapat diatasi memotong kawat dengan benar. Lihat Gambar 13 di bawah
ini.

Gambar 13. Wire Rope Localized Wear


 Bending Fatigue
Pembengkokan berulang akan menyebabkan retakan fatigue pada kawat-kawat.
Retakan ini biasanya kotak dan berada pada kepala strand. Lihat Gambar 14 di
bawah. Wire rope yang diberi beban berat, dengan katrol kecil, akan menyebabkan
retak pada kepala rope dan kemudian akan diiringi dengan retak pada celah antar
strand. Retak yang terakhir bisa disebabkan oleh pemotongan strand. Lihat Gambar
14 B di bawah.

Gambar 14. Wire Rope Bending Fatigue


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 40

Tabel 6. Panduan Mengenali Tingkat Keausan pada Wire Rope

Tipe kerusakan. Gejala Penyebab


Fatigue. Retak terjadi transversal,  Periksa rope dengan cara
lurus atau membentuk membentuk loop kecil; vibrasi
seperti huruf Z. Pada atau dengan sentakan; katrol
ujung yang rusak akan goyang; rol terlalu kecil;
terasa dan terlihat kasar. bengkokkan dengan arah
berlawanan; poros bengkok;
groove rapat; korosi; drum dan
katrol kecil; konstruksi rope
tidak tepat; pemasangan tidak
tepat; terminasi pada ujung
rope tidak baik.
 Jika tidak terdapat tipe
kerusakan lainnya, semua rope
akhirnya akan mengalami
fatigue
Tension/tekanan. Keretakan bentuk cup  Kemungkinan beban berlebih;
and cone dan bekas lengket, kondisi jelek; bearing
pemotongan. longgar pada drum; awal dan
penghentian mendadak;
pinggiran katrol rusak karena
ukuran dan kelas rope tidak
tepat, terminasi pada ujung
rope tidak baik.
 Cek ketegangan yang
berlebihan setelah faktor yang
menyebabkan kerusakan
menurunkan kekuatan rope.
Abrasion/abrasi. Keretakan terlihat pada  Cek perubahan ukuran rope
bagian luar kawat, halus. dan katrol; perubahan beban,
Kawat yang rusak karena pembebanan pada roller, katrol
abrasi disertai faktor atau drumnyal; fleet angle
lainnya akan berlebih; katrol tidak selaras;
menunjukkan kombinasi kink; fitting yang tidak
kerusakan. terpasang dengan baik; grit
dan sand; benda yang
terpasang pada rope; alur yang
tidak benar.
Abrasion plus fatigue/abrasi Bentuk seperti pahat.  Pada pemakaian jangka
dan fatigue. panjang terjadi normal.
Abrasion plus Bentuk seperti pahat.  Pada pemakaian jangka
tension/abrasi dan tekanan. panjang terjadi normal.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 41

Tipe kerusakan. Gejala Penyebab


Potongan, cukilan atau Ujung kawat ditekuk,  Periksa semua kondisi diatas,
kawat kasar. dihaluskan atau dipotong mungkin terjadi
diagonal dengan kasar. penyalahgunaan bahan kimia,
atau terpapar kekuatan tidak
normal, atau tidak sengaja
pada saat pemasangan.
Torsion/twisting/terputar. Ujung kawat  Periksa semua kondisi diatas,
menunjukkan puntiran mungkin terjadi
dan/atau efek cork-screw. penyalahgunaan bahan kimia,
atau terpapar kekuatan tidak
normal, atau tidak sengaja
pada saat pemasangan.
Mashing/tumbukan. Kawat pipih, dan  Periksa semua kondisi diatas,
mengembang pada ujung mungkin terjadi
yang rusak. penyalahgunaan bahan kimia,
atau terpapar kekuatan tidak
normal, atau tidak sengaja
pada saat pemasangan.
Korosi Permukaan kawat  Menunjukkan lubrikasi atau
berlubang-lubang dan penyimpanan yang tidak baik,
menunjukkan tanda atau berada di lingkungan
fatigue tension atau yang korosif.
abrasi.
NOTE:
 Integritas sling yang digunakan untuk menangani pipa dapat diganti jika U-bolt sudah
dilepas. Pemeriksaan segera setelah sling digunakan untuk pengangkutan ini sangat
direkomendasikan. Pertimbangkan untuk implementasi aturan yang mengharuskan
pemusnahan seluruh sling setelah clamp U-bolt dilepaskan pada akhir fase transport.
 Peralatan yang kerusakannya mempengaruhi keselamatan pekerjaan harus dihentikan
penggunaannya dan diperbaiki, diuji beban dan disetujui untuk penggunaan kembali atau
dihancurkan.
 Peralatan yang rusak diberi warna MERAH.

b. Synthetic Web Sling


Sling sintetis yang tersertifikasi dapat digunakan untuk pengangkutan yang jika dilakukan
dengan menggunakan sling jenis lain akan merusak beban.

NOTE: Sling sintetis TIDAK BOLEH DIGUNAKAN untuk pengangkutan dari dan
kedalam kapal.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 42

Pastikan web sling fiber Tidak terpapar asam atau bekas


ditandai/memiliki tagging terbakar pada permukaannya.
SWL dan golongan
pengangkutan. Tidak terdapat bekas
meleleh pada
permukaan.
Tidak sobek,
berlubang, atau
terpotong. Jahitan
tidak ada yang lepas.

Gambar 15. Synthetic (Web) Sling

Pastikan tali fiber ketebalan dan lebarnya sama, tidak rusak atau memanjang melebihi
ukuran yang disarankan manufaktur. Berikut adalah panduan singkat bagaimana
menggunakan webbed sling:
 Ketahui berat beban.
 Periksa satuan beban (metric ton, short ton, dsb.).
 Ketahui SWL web sling fiber.
 Pastikan beban terikat dengan benar.
 Jangan pernah menggunakan web sling yang bersimpul.
 Jangan digunakan untuk menarik beban.
 Jangan mengikat dua web sling pada sling eyes.
 Pastikan pemasangan web sling tepat pada beban.
 Lindungi dari benda tajam yang dapat merusak fiber selagi digunakan.
 Jika tidak sedang digunakan, web sling harus disimpan kembali ke tempat penyimpanan
yang aman. Jangan biarkan web sling berada antara beban dan lantai pada saat
pemasangan. Tempatkan beban dalam pengemasan yang baik.
 Jangan menarik web sling dari bawah beban.
Berikut adalah panduan singkat inspeksi web sling:
 Pengguna web sling sintetis harus melakukan pemeriksaan visual seluruh sling sebelum
digunakan.
 Pemeriksaan tahunan harus dilakukan oleh qualified inspector, dan dokumen/laporan
pemeriksaan harus tersedia.
 Web Sling harus dihentikan pemakaiannya jika terdapat kerusakan:
o Terpapar asam.
o Bekas meleleh pada bagian mana pun di permukaannya.
o Sobek, berlubang, atau bekas potong.
o Jahitan yang terlepas.
o Aus karena pemakaian atau meregang melebih batas yang direkomendasikan
manufaktur.
o Fitting tidak baik.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 43

o Memiliki simpul.
o Tagging hilang atau tidak tepat.
Pertimbangan Lingkungan Kerja:
a. Web sling harus disimpan di tempat yang sejuk, kering dan gelap jika tidak digunakan,
untuk mencegah penurunan kekuatan pakai karena terpapar sinar ultra violet. Web sling
tidak boleh disimpan disekitar bahan kimia.
b. Lingkungan yang terpapar bahan kimia dapat mempengaruhi kekuatan web sling
sintetis. Konsultasikan dengan manufaktur atau personil yang memiliki kualifikasi
sebelum digunakan pada lingkungan terpapar bahan kimia.
 Asam.
o Nylon dapat mengalami degradasi jika terpapar asam.
o Poliester tahan terhadap banyak jenis asam, tapi dapat mengalami degradasi jika
terpapar beberapa jenis asam.
o Setiap pemakaian harus di evaluasi, dan mempertimbangkan tipe asam,
konsentrasi asam, konsisi paparan, dan temperatur.
 Alkali
o Poliester dapat mengalami degradasi pada lingkungan alkalis.
o Nylon diketahui tahan paparan alkali, tapi dapat mengalami degradasi.
o Setiap pemakaian harus di evaluasi, dan mempertimbangkan tipe alkali,
konsentrasi alkalis, kondisi paparan, dan temperatur.
 Sling nylon dan poliester tidak boleh digunakan untuk benda dengan temperatur
melebihi 194° F (90° C).
 Web slings dengan fitting aluminium tidak boleh digunakan pada lingkungan
terpapar asap, uap, kabut, semprotan atau cairan alkali dan/atau asam.
 Lingkungan kerja terpapar sinar ultra violet secara terus menerus dapat
mempengaruhi kekuatan web sling sintetis.
PERINGATAN: Degradasi dapat terjadi walaupun tidak terlihat kasat mata.
 Faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan hilangnya kekuatan web sling adalah:
o Lama masa paparan.
o Konstruksi dan disain web sling.
o Faktor lingkungan lainnya seperti kondisi cuaca.
 Prosedur yang disarankan untuk meminimalisir pengaruh sinar ultra violet adalah
dengan menyimpan web sling di tempat yang sejuk, kering dan gelap saat tidak
digunakan untuk waktu yang lama.
 Indikasi kasat mata degradasi akibat paparan sinar ultra violet adalah:
o Perubahan warna web sling.
o Kekakuan pada material web sling.
o Abrasi permukaan di area yang biasanya tidak berkontak dengan beban.
 Peringatan bukti pengujian: sling yang digunakan pada lingkungan dengan paparan
sinar matahari atau sinar ultra violet harus diuji dua kali kapasitas angkutnya setiap
tahun, atau lebih sering, tergantung pada tingkat keparahan paparan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 44

c. Cargo Carrying Unit (CCU)


Cargo carrying unit disetujui untuk digunakan pada pekerjaan pengangkutan. Contohnya
pada pengangkutan:
 Container - Standard Closed, untuk makanan, cargo, bahan peledak, bahan sumber
radioaktif, dan lain sebagainya.
 Chemical transit tank, chemical transit tank—plastic.
 Aviation (jet fuel) tank, tote tank.
 Basket.
 Drum racks.
 Gas cylinder rack atau carrier.
 Long basket atau tool carrier.
 Logging unit, power pack, toolbox.
Inspeksi CCU sebaiknya dilakukan setiap enam bulan, dan diperbaharui dengan jarak paling
lama dua belas bulan. Pastikan setifikat dilakukan masih berlaku. CCU harus memiliki teraan
berat maksimum yang diperbolehkan, tare weight dan net weight, pada badan CCU di
tempat yang mudah dilihat oleh Operator Crane dan Signalman.
Container yang masa berlaku sertifikatnya kurang dari satu bulan tidak boleh dikirim ke
offshore. CCU tidak boleh disusun bertingkat, kecuali yang dirancang dapat disusun
bertingkat. Pipa dan CCU yang terdapat dalam daftar diatas harus di cek untuk benda-benda
yang berpotensi terjatuh, jika pada rangka CCU terdapat forklift pocket.

Pastikan tidak ada


peralatan yang dimuat
Selalu periksa set yang lebih tinggi
peralatan lifting dan daripada batas atas
fixed lifting points, open basket. Hal ini
apakah ada kerusakan untuk mencegah
dan color code yang peralatan tersangkut
terpasang. dan kerusakan beban
yang diangkut, serta
kemungkinan beban
terjatuh.

Cek apakah unit


sedang dalam Periksa ada atau
pengujian, dan apakah tidaknya korosi parah
masa berlaku dan/atau perubahan
sertifikatnya bentuk, terutama pada
mencukupi masa bagian bawah
pemakaian yang container.
direncanakan.
Jika container memiliki
dasar mampat, periksa
Pastikan SWL tertera lubang pembuangan.
dengan jelas.
Periksa tag line.

Gambar 16. Open top CCU – Pre-Use Inspection


Stackable basket dapat disusun sampai maksimum dua buah, pada lokasi kerja atau pada
fasilitas penyimpanan dan drilling rigs. Menumpuk basket tidak boleh dilakukan pada seluruh
kapal laut.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 45

Selalu periksa set


peralatan lifting dan
fixed lifting points, Pastikan tidak ada
apakah ada kerusakan peralatan yang dimuat
dan color code yang yang lebih tinggi
terpasang. daripada batas atas
open basket. Hal ini
untuk mencegah
peralatan tersangkut
dan kerusakan beban
Cek apakah unit
yang diangkut, serta
sedang dalam
kemungkinan beban
pengujian, dan apakah
masa berlaku terjatuh.
sertifikatnya
mencukupi masa
pemakaian yang
direncanakan.
Jika container memiliki
Pastikan SWL tertera dasar mampat, periksa
dengan jelas. lubang pembuangan.

Periksa tag line.

Gambar 17. Stackable Baskets – Pre-Use Inspection


d. Open Top Containers
Sebelum melakukan pengiriman, personil yang bertanggung jawab dalam pengemasan
harus memastikan pencegahan terjadinya bahaya tersangkut dari langkah-langkah
pengangkatan terhadap isi dari container selama cargo operation. Apabila ada risiko
tersangkut dalam proses pengangkatan, gunakan material yang cocok untuk
menutupi/membungkus cargo tersebut, seperti cargo net, terpaulins dan grating.
Saat memuat CCU kedalam truck, pastikan semua master link pada peralatan angkut
menggantung dengan baik di sisi truck. Hal ini untuk meminimalisir risiko personil terjatuh
dari truck.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 46

Pastikan kaki kelima pada rangkaian Pastikan main way lid Periksa apakah ada kerusakan pada
berada pada bagian luar rangka tanki, tertutup sempurna. sling dan pad eyes
agar memudahkan sambungan ke crane
pada onshore dan offshore.

Pastikan terdapat label


peringatan bahaya dan
muatan. Cek kondisi rangka dan pastikan
bahwa secara umum tidak
ditemukan korosi parah dan
perubahan bentuk.
Pastikan tidak ada tanda-
tanda kebocoran
Saluran drainase harus memiliki
tutup yang terpasang dengan
Pastikan tidak ada baik.
tanda kerusakan pada
jeruji, sampah, atau
fitting yang longgar. Pastikan semua katup terpasang
apakah ada kerusakan, dan
pastikan katup pada ujung-ujung
tabung terpasang dengan baik.

Gambar 18. Offshore tanks – Pre-Use Inspection (chemicals, oils, fuels)

Pastikan sertifikat peralatan


yang dipakai berlaku, dan
Pastikan SWL
sisa waktu cukup untuk
peralatan tertera
pelaksanaan pengangkutan,
dengan jelas.
agar masa berlaku tidak
habis sewaktu peralatan
masih di lokasi offshore.

Periksa tag line.

Gambar 19. Offshore tanks – Pre-Use Inspection (chemicals, oils, fuels)


e. Tubular (Drill Pipe Tubing)
Tabel 7 di bawah ini menunjukkan berat pipa.
Tabel 7. Ukuran, Berat dan Panjang Tubular/Pipa
Berat Panjang Berat Panjang
Ukuran Ukuran
(lbs/ft) (ft) (kg/m) (m)
3-½" DP 15 31,5 8,9 cm DP 22,3 9,6
4" DP 16 31,5 10,2 cm DP 23,8 9,6
5" DP 21,9 42 12,7 cm DP 32,6 12,8
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 47

Berat Panjang Berat Panjang


Ukuran Ukuran
(lbs/ft) (ft) (kg/m) (m)
2-⅜” Tbg 4,6 44 6,0 cm Tbg 6,8 13,4
2-⅞” Tbg 6,4 44 7,3 cm Tbg 9,5 13,4
3-½" Tbg 9,2 44 8,9 cm Tbg 13,7 13,4
17,8 cm
7” Casing 29,0 40 43,2 12,2
Casing
24,4 cm
9-⅝“ Casing 40,0 40 59,5 12,2
Casing
34,0 cm
13-⅜“ Casing 54,4 40 81,0 12,2
Casing

Semua pipa harus dikirim dengan sling yang terpasang dan tidak boleh dilepas.
Pelepasan/pengikatan sling dan dari benda yang diangkat hanya dilakukan di lokasi
akhir/lokasi tujuan benda. Pipa harus selalu diikat dengan dua sling, dengan panjang dan
SWL yang sama. Metode pengikatan adalah dengan system double wrapping. Gunakan
bulldog grip clip untuk menjaga sling tetap terpasang pada pipa. Sling harus ditempatkan
dengan jarak yang sama (kira-kira 25%) dari masing-masing ujung beban. Mereka harus
dibungkus double dan ditahan disekitar pipa.

Gambar 20. Tubulars / Pipa (catatan: Asbro clamp tidak boleh digunakan)
Banyaknya pipa dalam setiap ikatan harus diikat sedemikian rupa sehingga pipa yang
berada ditengah ikatan tidak dapat bergerak keluar dari ikatan. Pipa dengan ukuran diameter
lebih dari 5.5 inchi (14 cm), harus diikat dengan jumlah ganjil.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 48

Hanya pipa dengan Pastikan pelindung


diameter yang sama pipa dan penutup
yang dapat diikat pada ujung pipa
menjadi satu. terpasang dengan
baik.

Gambar 21. Tubulars / Pipa


Pastikan pelindung pipa dan penutup pada ujung pipa terpasang dengan baik.

Jika menggunakan cengkram pada


wire rope, gunakan ikatan yang kuat
dan kencang pada sling eye, agar
tidak terlepas dari cengkram.

Hal ini dilakukan agar ikatan tidak


longgar pada saat didaratkan.

NOTE:
Ujung sling yang dapat bergerak
tidak boleh terikat dibawah gulungan Pada pengikatan pipa-pipa,
ikatan pertama. cengkram ditempatkan pada
reeved eye wire rope,
membentuk ikatan.

Gambar 22. Asbro Clamp (dilarang)


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 49

Hati-hati saat
membuka sling,
karena pipa
mungkin akan
bergerak/
Saat memuat pipa menggelinding.
untuk
pengangkutan,
harus sangat hati-
hati, untuk Tumpukan pipa
menghindari harus diberi tiang-
kerusakan. tiang pembatas.

Pipa yang berada di tumpukan paling bawah


harus diamankan secara mekanis agar tidak
bergerak/menggelinding.

Gambar 23. Tubulars / Pipa

Gambar 24. Ilustrasi Pengangkatan Tubular/Pipa


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 50

f. Casing Transfer pada Casing Hook


Untuk pengangkutan rutin casing hook tidak boleh digunakan.
Note: hanya positive locking hook yang boleh digunakan.

Pastikan pegas tidak


rusak/cacat.

Pastikan hook dan pengunci terpasang, Pastikan gerigi lengkap dan utuh, dan
sebelum melakukan pengangkutan. pengunci dapat bergerak bebas.

Gambar 25. Casing Hook


g. Chain (Rantai)
Chain hanya digunakan untuk chain hoist, come-a-longs dan pada burn baskets. Karena
sulitnya melakukan inspeksi pada chain, maka chain tidak boleh digunakan untuk kegiatan
pengangkutan dan untuk menahan beban.
Jika satu mata rantai putus, maka secara keseluruhan sling dinyatakan rusak. Tidak seperti
wire rope sling yang mungkin memiliki beberapa kawat rusak sebelum akhirnya tidak dapat
berfungsi baik. Inspeksi chain meliputi:
 Regangan.
 Retakan atau pengelasan rusak.
 Mata rantai retak.
 Penggunaan berlebihan.

Retakan atau
Regangan. pengelasan rusak.

Mata rantai retak. Penggunaan berlebih.

Gambar 26. Chain


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 51

h. Pallets
Catatan: jika beban tidak terdistribusi dengan merata pada pallet, maka SWL harus
dikurangi. Pallet harus di inspeksi sebelum digunakan mengangkut drum atau karung, untuk
menyakinkan berada dalam kondisi layak untuk digunakan. Jika terdapat kerusakan seperti
pada gambar, pallet tidak boleh digunakan.

NOTE: Pallet tidak boleh digunakan sebagai alat angkut. Harus ditempatkan kedalam
container atau half-height container, atau pallet carrier.

Cek kondisi
seluruh papan,
apakah ada yang
retak atau rusak.

Pastikan tidak ada


baut atau paku
yang hilang.

Cek kondisi
balok
tumpuan
apakah ada
yang retak
atau rusak.

Gambar 27. Pallet


i. Pallets Carriers
Pallet carrier digunakan untuk mengangkut pallet kayu. Pallet carrier berbahan logam dan
memiliki four legs bridle sling, sehingga carrier dapat diangkat dengan baik. Desain dan
konstruksi pallet sangat penting agar pekerjaan pengangkutan dapat dilaksanakan dengan
baik dan aman. Rangka dan sling harus di inspeksi sebelum digunakan, dengan prosedur
yang sama untuk inspeksi wire rope sling. Sebagai tambahan, rangka harus diperiksa
apakah ada retakan atau kerusakan lainnya.

NOTE: Pallet carrier tidak boleh digunakan untuk mengangkut material atau peralatan
kedalam kapal laut.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 52

Pastikan pallet ditempatkan


dengan baik pada pallet
carrier dengan pengikkat
baja atau poliester yang
terlah disetujui.

Pastikan berat beban yang


ditumpangkan pada pallet
carrier tidak melibihi SWL.

Gambar 28. Pallet Carrier

j. Hooks Pre-Use Inspection


Hook digunakan sebagai konektor pada crane, dapat dikaitkan ke sling, shackle dan eye
bolt. Hook tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. Hook harus dilengkapi dengan
safety latch. Safety latch dapat mencegah terjadinya kecelakaan dengan mengunci
peralatan angkut dengan hook. Jika beban menabrak sesuatu atau terlepas tiba-tiba, latch
akan mencegah beban terlepas dari hook. Seluruh hook yang ada pada crane harus
memiliki latch yang layak pakai. Hook pada crane yang dapat dirapatkan dan dikunci
dengan pin atau positive locking device yang menutup celah hook throat digunakan untuk
pengangkutan personil. Lihat API Spec 2C.

Gambar 29. Hook


Rigger bertanggung jawab memastikan safety latch dalam kondisi yang baik dan layak
digunakan sebelum digunakan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 53

Gambar 30. Hook: Original Style (Kiri) dan New Style (Kanan)

NOTE: Hook Crosby Shur-loc memiliki masalah pada disainnya. Jika beban terlontar dan
menyebabkan hook tersentak dan menumbuk sling ferrule, maka safety catch dapat
terbuka, sehingga beban dapat terjatuh. Catch semacam ini harus diganti atau dimodifikasi
agar memiliki pelindung pada setiap sisinya untuk mencegah catch tidak sengaja terbuka.

Rigger harus memeriksa tingkat keausan dan kerusakan pada hook setiap sebelum
digunakan. Dua hal yang harus diperhatikan adalah:
 Besar celah throat pada hook.
Untuk memeriksa apakah celah ini semakin melebar adalah dengan menggunakan
penggaris/jangka sorong. Jika celah 5% lebih besar dari ukuran yang disebutkan dalam
panduan manufaktur, hook harus dibuang. Jika hook eye memanjang, maka hook harus
dibuang.
 Retakan.
Retakan biasanya terjadi di sisi bagian dalam hook shank yang membengkok. Jika
terdapat retakan, hook harus dibuang.

Eye
Throat

Safety latch

Shank Saddle

Gambar 31. Bagian-bagian Hook


k. Eyebolts Pre-Use Inspection
Biasanya digunakan untuk menggerakkan motor elektrik. Eyebolt harus di periksa apakah
memiliki kerusakan-kerusakan sebagai berikut:
 Retak.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 54

 Ulir rusak.
 Bengkok.
 Kerusakan pada eye.

Gambar 32. Straight Shank Eye Bolt Gambar 33. Shoulder Type Eye Bolt
 Straight shank eyebolt hanya untuk  Shoulder type eyebolt dapat digunakan
digunakan dalam pengangkutan vertikal, untuk pengangkutan vertikal, maupun
arah gaya harus langsung dan sejajar bersudut sampai dengan empat puluh lima
dengan shank dari eyebolt. derajat dari shank.
 Catatan: Shoulder type eyebolt dapat
membengkok juka tidak dipasangkan
dengan baik dan benar.

Tabel 8. Drop Forged Steel Shoulder Type Eye Bolt


DROP FORGED STEEL SHOULDER TYPE EYE BOLTS
Typical Safe Working Loads Corresponding to Angle of Pull
Stock Stock
Diameter Diameter Vertical 75 60 45 <45
(in) (cm) Lbs. Kg. Lbs. Kg. Lbs. Kg. Lbs. Kg.

¼ 0.6 500 227 275 125 175 79 125 56


NOT RECOMMENDED

3/8 1 1200 544 660 299 420 191 300 136

1/2 1.3 2200 998 1210 549 770 349 550 249

5/8 1.6 3500 1558 1925 873 1225 556 875 397

3/4 1.9 5200 2359 2860 1297 1820 826 1300 590

7/8 2.2 7200 3266 3960 1796 2620 1188 1800 816

1 2.5 10000 4536 5600 2540 3500 1588 2500 1134

1½ 3.8 21400 9707 11770 5339 7490 3397 5350 2427

l. Tag Lines
Semua pengangkutan harus mempunyai tag line, yang dipasangkan pada beban atau sling.
Untuk beban dengan ukuran besar, disarankan untuk menggunakan dua (2) tag line, yang
ditempatkan pada setiap ujung beban. Saat menggunakan tag line untuk mengarahkan
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 55

beban ketempat akhirnya, beban dapat berayun kearah benda disekitarnya jika tenaga
yang diberikan salah arah pada waktu yang salah. Tarik dengan pelan sampai beban
mengarah ketempat akhir. Konfigurasi lifting lainnya mungkin membutuhkan tag line yang
lebih panjang. Jika penggunaan tag line pada pekerjaan pengangkatan dianggap tidak
aman, maka hal ini harus didiskusikan dan dimasukkan dalam MKJSA dan pre-job safety
meeting. Tag line tidak boleh memiliki simpul, sambungan atau ikatan.

Tag line seperti ini,


dengan snap hook,
boleh digunakan
dan sebaiknya
digunakan jika bisa.

Gambar 34. Tag Line dengan Snap Hook

Panjang tag line harus cukup


untuk memudahkan personil
menangani cargo, dan tetap
berada dalam area dan posisi
aman dari jangkauan beban.
Tag line harus terbuat
Ukuran rope yang dari satu manila rope
direkomendasikan adalah ¾ panjang.
inchi.

Selain simpul yang


mengikat tag line pada
cargo, tidak boleh ada
simpul lainnya pada tag
line.

Gambar 35. Tag Line


BAHAYA
Bahaya lainnya yang mungkin terjadi jika menggunakan tag line adalah sebagai berikut:
 Potensi cidera karena benda terjatuh, biasanya akibat personil yang menangani cargo
berkerja terlalu dekat dengan beban.
 Potensi cidera karena tergelincir, tersandung dan terjatuh karena personil tidak fokus.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 56

 Potensi cidera yang diakibatkan personil yang menangani cargo terseret pada area
penanganan cargo, karena beban berputar tidak terkontrol dan/atau tag line tersangkut
di anggota badan atau baju.
 Potensi cidera karena tag line yang disangkutkan pada struktur permanen, terlepas dan
terlecut, karena beban berat yang diangkut bergerak tidak terkontrol.
LAKUKAN
 Pastikan selalu bahwa personil yang menangani tag line berkerja dari jarak horizontal
yang sama dengan tinggi beban dari tanah, dengan sudut antara tag line dengan jarak
horizontal tersebut tidak lebih dari empatpuluh lima derajat.
 Seluruh bagian tag line, termasuk kelebihan tali tag line, didepan tubuh; antara personil
dengan beban.
 Pastikan bahwa saat dua atau lebih personil yang menangani tag line yang sama,
mereka semua harus berkerja pada sisi tag line yang sama. Kelebihan tali harus berada
didepan mereka.
 Pegang tag line dengan sedemikian rupa sehingga dapat dikendalikan penuh, terutama
jika harus dilepas cepat dan seluruhnya.
 Jika menggunakan sarung tangan saat mengelola tag line, pastikan tag line tidak
tersangkut pada sarung tangan.
JANGAN LAKUKAN
 Jangan menempatkan tag line pada struktur atau peralatan didekatnya, termasuk
mengaitkan tali ke tiang atau sejenisnya dan menyentak tag line saat mengendalikan
beban.
 Jangan melilit tag line di pinggang atau bagian tubuh lainnya
 Jangan mengambil tag line dengan melintas dibawah beban.
m. Chain Hoist
Prosedur inspeksi untuk chain hoist sebenarnya sama saja dengan prosedur inspeksi untuk
differential, screw gear, spur gear, air atau electric hoist. Mungkin terdapat instruksi spesifik
untuk hoist tertentu, selalu berpedoman pada panduan manufaktur.

Gambar 36. Chain Hoist


Prosedur umum Pre-Use Inspection adalah sebagai berikut:
 Braking mechanism - dengan melakukan pengangkatan beban dan pengangkutan
jarak dekat, dan kemudian menurunkan beban di tempat asalnya, sementara
memeriksa kemungkinan selip atau pergerakan yang tidak terkontrol.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 57

 Load chain - perhatikan apakah ada rantai yang aus, terpilin, rusak atau cacat. Mata
rantai harus bersih dan bebas dari material asing atau karat yang berlebihan. Rantai
harus dilubrikasi dengan baik.
 Hook - perhatikan apakah ada keausan, takik, retak, atau perubahan bentuk. Hook
harus dapat berputar bebas dan latch harus berfungsi.
NOTE: Hook yang bagiannya terpilin, atau terdapat celah throat melebihi normal, adalah
mengindikasikan penggunaan untuk beban berlebih, atau penyalahgunaan hoist, dan
harus dilakukan inspeksi terhadap bagian lain dari hoist yang termasuk rangkaian
penahan beban.
Chain hoist termasuk peralatan yang diberi color code.
n. Inspeksi Pad Eye
Pad eye dirancang untuk memastikan kesesuaiannya dengan muatan dan pemakaian.
Untuk mendapatkan permukaan pad eye yang halus dan sesuai arah pengangkutan,
lubang pad eye dibentuk sedemikian rupa dengan dibor, dilebarkan atau dipotong dengan
peralatan mekanis. Pad eye harus diperiksa apakah ada tanda-tanda kerusakan, korosi,
retak pada lasan dan color code yang terpasang tepat. Pad eye yang tidak dibutuhkan lagi
untuk pengangkutan rutin dan yang tidak disertifikasi rutin, harus dinonaktikan dalam
penggunaan dengan cara sebagai berikut:
 Blanking off.
 Dipotong pada bagian atasnya.
 Dihilangkan permanen
Lihat Lampiran 10: Pad Eye Standard
o. Inspeksi Trolley
Trolley dipasangkan pada beam dengan chain hoist tersambung pada bagian bawah.
Trolley harus di inspeksi secara regular untuk keausan dan kerusakan. Pengecekan
dilakukan pada:
 Penanda kapasitas
 Color code yang terpasang
 Baut-baut yang terpasang
 Pemasangan load bar
 Kondisi rangka baja.
 Wheel bearings.
 Wheels.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 58

Gambar 37. Beam Trolley


Perhatian khusus harus diberikan pada kondisi beam stop pada setiap ujung beam,
sebelum pemakaian. Pastikan beam stop dalam kondisi layak pakai dan terpasang dengan
baik.
p. Drum Lifter
Drum lifter yang tersertifikasi dengan tipe seperti dalam gambar dibawah ini dapat dipakai
HANYA untuk pengangkutan dari dek ke dek. Tidak untuk digunakan dalam pengangkutan
dari dek ke kapal. Untuk mengangkut drum dari dek ke kapal, harus menggunakan basket.
Web belt sling tidak boleh digunakan.

NOTE: Tidak satu pun dari drum lifter dapat dipakai untuk drum yang telah dipotong penutup
atasnya. Drum yang sudah di modifikasi ini berisiko mengalami kegagalan struktural jika
diangkat dengan metode ini, berapapun berat beban yang ada di dalamnya.

Gambar 38. Drum Lifters


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 59

q. Ukuran Lifting Sling


SWL dan ukuran lifting sling harus diperiksa sesuai maximum gross weight (MGW)-nya.
Hal ini untuk meyakinkan bahwa lifting sling memiliki SWL yang cocok pekerjaan
pengangkutan. Tabel 9 - Tabel 11 di bawah ini menunjukkan ukuran lifting sling yang
dibutuhkan berdasarkan MGW.
Tabel 9. Ukuran Lifting Sling Dibandingkan dengan Maximum Gross Weight (a)
Maximum Gross Mass = R (kg) vs wire rope size (in)
Lifting set = 4 pad eye; safety factor = 6
Ukuran Wire Rope IWRC; Ukuran Wire Rope IWRC;
Maximum Gross Mass = R
IPS (Improved Plow Steel); IPS (Improved Plow Steel);
(kg)
ø (cm) ø (inch)
100 – 4.500 1.3 ½
4.600 – 7.000 1.6 ⅝
7.100 – 10.000 1.9 ¾
10.100 – 13.000 2.2 ⅞
13.100 – 17.500 2.5 1
17.600 – 27.000 3.2 1-¼
Sudut minimal antara sling leg dengan bidang horizontal = 60°

Tabel 10. Ukuran Lifting Sling Dibandingkan dengan Maximum Gross Weight (b)
Maximum Gross Mass = R (kg) vs wire rope size (in)
Lifting set =2 pad eye; safety factor = 6
Ukuran Wire Rope IWRC; Ukuran Wire Rope IWRC;
Maximum Gross Mass = R
IPS (Improved Plow Steel); IPS (Improved Plow Steel);
(kg)
ø (cm) ø (inch)
100 – 3.000 1.3 ½
3.100 – 4.500 1.6 ⅝
4.600 – 6.500 1.9 ¾
6.600 – 9.000 2.2 ⅞
9.100 – 11.500 2.5 1
11.600 – 18.000 3.2 1-¼
18.100 – 25.000 3.8 1-½
Sudut minimal antara sling leg dengan bidang horizontal = 60°
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 60

Tabel 11. Ukuran Lifting Sling Dibandingkan dengan Maximum Gross Weight (c)
Lifting set =1 pad eye, kaki kelima sling, atau single point lifting, atau stinger, atau fore
runner, atau pilot sling; safety factor = 12
Ukuran Wire Rope IWRC; Ukuran Wire Rope IWRC;
Maximum Gross Mass = R
IPS (Improved Plow Steel); IPS (Improved Plow Steel);
(kg)
ø (cm) ø (inch)
100 – 1.400 1.6 ⅝
1.500 – 2.000 1.9 ¾
2.100 – 3.400 2.5 1
3.500 – 5.300 3.2 1-¼
Sudut minimal antara sling leg dengan bidang horizontal = 90°

r. Personnel Transfer dengan Basket


Personnel transfer dapat dilakukan dengan personnel basket ‘Billy Pugh’. Sebuah
personnel basket terdiri dari main ring, netting, upper ring, lifting ring, lifting sling dan dua
steady rope. Konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga personnel basket ini dapat
berfungsi sebagai temporary life raft, dan dapat menampung jumlah maksimum personil
sesuai dengan kapasitasnya.
s. Spesifikasi Minimum Crane untuk Personnel Transfer
Crane yang digunakan untuk transfer personil harus mengikuti rekomendasi yang
digariskan dalam API Spec 2C and API RP 2D. Crane ini dikelompokkan sebagai
“personnel handling” dan diberi pengenal menggunakan label yang menggambarkan
personnel basket. Hoist dilengkapi dengan tagging sertifikasi personnel handling; dan
perawatannya mengikuti rekomendasi manufaktur”. Crane yang termasuk kelompok
“personnel handling” dilengkapi dengan:
 Boom hoist pawl, terletak pada lattice boom crane untuk mencegah boom turun tidak
disengaja.
 Emergency load lowering kit, terdapat di platform.
NOTE: Hanya personil terlatih yang dapat melakukan emergency load lowering
procedure.
 Integrally mounted counter balance valve, alat yang menahan hydraulic boom cylinders
pada box boom crane.
 Hooks on headache balls or blocks, tipe yang dapat ditutup dan dikunci. Lihat API Spec
2C.
t. Personnel Basket
Operator Crane dan deck crew yang terlibat bertanggung jawab untuk memastikan
personnel basket dalam keadaan serviceable sebelum digunakan. Inspeksi ini harus
meliputi, tapi tidak terbatas hanya:
 Cek kerusakan pada flotation ring atas atau cacat pada closed cell foam.
 Cek keausan sidewall rigging line splices (atas dan bawah), degradasi ultra violet
(blistering, diskolorasi atau retak), dan splice terurai.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 61

 Pastikan seluruh splice rope sintetis memiliki minimal tiga lipatan.


 Cek kerusakan pada flotation ring bawah atau cacat pada closed cell foam.
 Periksa platform ring bawah apakah ada kerusakan, retak atau distorsi sudut.
 Periksa visual safety load line saat dipasangkan pada crane.
 Periksa fungsi dan kondisi fisik crane hook positive locking device.
 Cek tanggal terakhir inspeksi.
 Seluruh personnel basket akan diganti setelah dipakai selama lima tahun.
 Seluruh personnel basket harus disimpan dalam weather proof container.
Setiap personnel basket umumnya dilengkapi tagging sertifikasi yang terbuat dari bahan
stainless steel yang dikeluarkan oleh manufaktur.
 Nama perusahaan pengguna
 Deskripsi
 Pertinent Working Load Limits (batas beban kerja).
 Size and length of sling (ukuran dan panjang sling).
 Supplier
 Nomor sertifikat dan tanggal inspeksi
 Nomor sertifikat dan tanggal pengujian.

Cek kerusakan pada


flotation ring atas atau cacat
pada closed cell foam.

Cek keausan sidewall


rigging line splices (atas dan
bawah), degradasi ultra
violet (blistering, diskolorasi
atau retak), dan splice
terurai.

Cek kerusakan pada


flotation ring bawah atau
cacat pada closed cell foam.

Gambar 39. Personnel Basket


u. Personnel Transfer Capsule
Beberapa hal yang harus dikaukan dalam pre-use inspection sebelum menggunakan
peralatan ini:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 62

 Periksa visual safety load line saat ditambatkan pada crane.


 Periksa fungsi dan fisik crane hook positive locking device.
 Capsule harus diperiksa setiap enam bulan dan harus dimasukkan ke dalam jadwal
inspeksi rig.
 Tag line direkomendasikan untuk dibungkus secara horizontal dengan urethrane dipped
polydac base rope, agar tidak licin pada saat dipegang. Tag line ini tersambung dengan
snap hook pada pemasangannya. Panjang umumnya adalah 3.6 – 4.5 m (12 – 15 kaki).
 Frog adalah personnel transfer capsule alternatif untuk personnel basket. Frog
personnel transfer capsule terdiri dari:
o Rangka baja tahan karat dengan pegas yang tertanam pada tempat duduk yang
terpasang pada kolom tengah.
o Landing feet dengan disain anti-skid untuk perlindungan goncangan.
o Center of grafity rendah yang membantu ketika mendarat di kapal yang naik turun
dan permukaan yang tidak rata.
o Kemampuan mengapung dan menegakkan posisi jika berada dalam air.
o Dapat berfungsi sebagai ‘marine ambulance’.

Gambar 40. Frog Personnel Transfer Capsule


v. Man Riding Work Basket
Karena sifatnya yang berbahaya, man riding work basket HANYA BOLEH DIGUNAKAN
jika penggunaan scaffolding atau tangga dianggap tidak aman. Keamanan pekerja harus
menjadi pertimbangan dalam memilih metode pekerjaan, bukan kenyamanan. Persyaratan
minimum crane yang digunakan untuk man riding work basket sama dengan persyaratan
minimum personnel basket. Sebelum melakukan pengangkutan personil, Operator Crane
harus melakukan percobaan pengangkutan non-personnel, sampai 125% lebih berat dari
SWL personnel basket.
Setelah percobaan pengangkutan dan sebelum ada personil yang masuk ke dalam basket,
dilakukan pemeriksaan visual crane dan man basket, untuk menentukan apakah percobaan
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 63

pengangkutan tersebut menunjukkan kerusakan atau menyebabkan kerugian pada


komponen atau struktur.
Setiap perpindahan area kerja, harus dilakukan percobaan pengangkutan, sebelum
dilakukan pengangkutan personil yang sebenarnya. Operator Crane melakukan pergerakan
crane dan man basket yang sama pada percobaan pengangkutan dan pengangkutan yang
sebenarnya.
Pre-job safety meeting harus diadakan sebelum memulai pekerjaan, dihadiri seluruh
personil yang terlibat dalam pekerjaan ini, dan memastikan setiap personil mengetahui
tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Rompi (untuk offshore dan pekerjaan di dek)
dan safety harness harus digunakan selalu. Rigger yang akan ditunjuk untuk mengawasi
work basket dan berkomunikasi dengan crane operator dan Signalman yang ditunjuk. Tag
line harus ditambatkan pada man working basket. Man basket harus dirancang sedemikian
rupa, diperiksa dan diuji secara keseluruhan, serta disertifikasi dengan tepat.

Gambar 41. Work Basket


w. Man Basket untuk Fork Lift
Man basket yang dibuat sendiri dan tersertifikasi yang akan digunakaan dengan fork lift
truck sebagai pengecualian boleh digunakan jika telah melalui evaluasi potensi bahaya dan
tindak lanjut pencegahan yang direkomendasikan oleh Risk Assesment team telah
dilakukan. Man basket tidak boleh di fabrikasi dan digunakan tanpa sertifikasi yang tepat.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 64

Gambar 42. Man Basket

7.11.3 Pengoperasian Crane


a. Dokumentasi Crane
Dokumentasi crane atau rekam jejaknya harus dibuat dan dipelihara
keberlangsungannya untuk setiap crane. Modifikasi permanen pada komponen kritikal
harus disertakan pada berkas crane. Berkas crane meliputi:
 Nama perusahaan manufaktur. Berlaku selama masa pemakaian crane.
 Alamat dan telepon manufaktur. Berlaku selama masa pemakaian crane.
 Model dan nomor seri crane. Berlaku selama masa pemakaian crane.
 Salinan load chart untuk konfigurasi terpasang, panjang boom terhadap radius beban
dan sudut boom. Berlaku selama masa pemakaian crane.
 Salinan setiap pre-use inspection, monthly inspection, quarterly inspection, dan
annual inspection; sampai empat tahun kebelakang.
 Salinan load test yang dilakukan, termasuk keterangan mengenai perusahaan yang
melakukan load test, Inspektur, prosedur dan hasil tes. Berlaku selama masa
pemakaian crane.
 Master file yang memuat bukti kualifikasi setiap operator yang diizinkan
mengoperasikan crane, berserta kontrak kerja mereka. Master file ini harus ada
disetiap kantor di area lapangan.
 Master file yang memuat bukti kualifikasi setiap rigger yang diizinkan melakukan
bongkar muat pada rig, berserta kontrak kerja mereka. Master file ini harus ada
disetiap kantor di area lapangan.
 Salinan sertifikat wire rope, baik running rope atau pun standing rope. Berlaku selama
masa pemakaian rope.
 Tanggal dan deskripsi modifikasi yang dilakukan terhadap crane. Berlaku selama
masa pemakaian crane.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 65

 Tanggal dan deskripsi perbaikan yang dilakukan terhadap crane selama empat tahun
kebelakang.
 Sertifikasi personil yang menangani hoist. Berlaku selama masa pemakaian hoist.
 Memelihara keberlangsungan pencatatan pada Crane Operational and Maintenance
Logbook.

NOTE: Dokumentasi crane operator dan rigger harus ada pada setiap lokasi kerja.
Untuk crane yang dimiliki oleh pihak ketiga (seperti crane barge, rental crane, dsb.),
berkas harus disediakan oleh pihak ketiga. Salinan berkas harus ada pada lokasi kerja
crane.

b. Weight Indicator
Weight Indikator harus dijaga pada kondisi operasional. Semua cargo di atas 450 kg
(1.000 pound) harus tercatat dalam shipping manifest dan ditandai dengan jelas pada
cargo sebelum dilakukan pengiriman. Jika berat cargo tidak diketahui dan tidak ada
weight indicator, maka berat cargo ditentukan dengan menggunakan dynamometer atau
alat sejenis. Dynamometer tidak boleh digunakan dalam kondisi dinamis.
Jika dynamometer digunakan untuk mengetahui berat beban, nomer seri dan berat
beban harus didokumentasikan dalam shipping manifest. Beban yang dikirim dari area
lapangan ke area darat, harus di verifikasi beratnya dengan crane pada area darat. Jika
terdapat perbedaan antara shipping manifest dengan hasil verifikasi, harus di
komunikasikan dengan Superintendent Operation. Frekuensi kalibrasi dynamometer
harus sesuai dengan rekomendasi manufaktur (umumnya tahunan).
c. Load Blocks
Main hoist load block dan auxiliary hoist headache ball diberi warna yang mudah dikenali,
seperti jingga terang atau hijau. Cat photo luminescence tidak boleh digunakan pada
head ball, karena dapat mengganggu peralatan penyimpanan stasiun kapal.
d. Pengoperasian Crane di sekitar Kabel Listrik
Pada area dimana terdapat kabel listrik yang menggantung, mungkin dapat mengganggu
pengoperasian crane pada shore base, area darat, dan lain-lain. Hal-hal berikut harus
diperhatikan demi keselamatan selama pekerjaan berlangsung:
 Izin kerja harus ada.
 Pastikan crane tidak beroperasi pada area yang terlalu dekat dengan kabel listrik.
Jarak aman adalah 10 kaki atau tiga meter untuk tegangan 50 kV; dan tambahkan
empat inchi atau 10 cm untuk setiap 10.000 volt sesudahnya. Jika Operator Crane
tidak yakin berapa voltase pada kabel listrik, ia harus mendapatkan persetujuan dari
supervisornya sebelum mulai mengoperasikan crane dan mengikuti instruksi pada
poin 7 di bawah ini.
 Menginformasikan kepada personil yang terlibat mengenai kemungkinan bahaya dan
tindakan pencegahannya saat berkerja disekitar kabel listrik.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 66

 Pasang label peringatan atau penanda pada crane dan peralatan sejenis mengenai
ketentuan jarak kerja aman 10 kaki atau tiga meter dari kabel listrik.
 Pastikan saat peralatan yang beroperasi disekitar kabel listrik, ada spotter yang
bertugas mengobservasi jarak kerja aman sekitar kabel listrik dan membantu
mengarahkan operator.
 Gunakan cone untuk memberikan peringatan dan sebagai penanda jarak kerja aman
saat berkerja disekitar kabel listrik.

NOTE: “Working near the proximity” diterjemahkan sebagai berkerja dalam jarak
jangkauan kabel listrik yang menggantung, yaitu kurang dari jangkauan panjang alat
angkat, panjang beban yang diangkut, dan jarak minimum yang dibutuhkan untuk
keselamatan kerja.

Jarak kerja aman dari titik poros crane = tinggi alat angkut + panjang jangkauan
beban + setidaknya 10 kaki atau 3 meter.
 Melaporkan kepada Electrical Engineer setempat atau I&E Engineer setidaknya 24
jam sebelum memulai pekerjaan apapun yang membutuhkan pengetahuan
mengenai voltase dan jarak amannya, atau de-energize (mematikan listrik
setempat), memasang parameter aman, atau menggeser jalur listrik. Lihat Tabel 12
di bawah.
Tabel 12. Tabulated Safe Working Distance from Power Lines
A. When operating near high-voltage power lines
Normal voltage (phase to phase) Minimum required clearance
To 50 kV 10 ft (3,1 m)
Over 50 to 200 kV 15 ft (4,6 m)
Over 200 kV to 350 kV 20 ft (6,1 m)
Over 350 kV to 500 kV 25 ft (7,6 m)
Over 500 kV to 750 kV 35 ft (10,7 m)
Over 750 kV to 1000 kV 45 ft (13,7 m)
B. While in transit with no load and boom or mast lowered
Normal voltage (phase to phase) Minimum required clearance
To 0,75 kV 4 ft (1,2 m)
Over 0,75 kV to 50 kV 6 ft (1,8 m)
Over 50 kV to 34 kV 10 ft (3,1 m)
Over 345 kV to 700 kV 16 ft (4,9 m)
Over 750 kV to 1000 kV 20 ft (6,1 m)
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 67

e. Personnel Transfer
Crane yang digunakan untuk transfer personil harus sesuai dengan rekomendasi yang
ada pada API Spec 2C dan API RP 2D. Crane dikelompokkan sebagai personnel
handling dan harus diberikan tanda pengenal dengan label menggambarkan personnel
basket. Hoist yang digunakan diberi tagging sertifikasi personnel handling. Sertifikasi
hoist disertakan dalam berkas crane, dan pemeliharaannya sesuai dengan rekomendasi
manufaktur.
Crane yang termasuk kelompok personnel handling dilengkapi dengan boom hoist pawl
untuk mencegah boom bergerak turun tanpa disengaja. Untuk crane dengan hydraulic
boom cylinders, akan dilengkapi dengan holding device seperti integrally mounted check
valve.
Personnel basket yang digunakan untuk transfer orang dari dan ke rig, platform dan
kapal harus dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan dalam API RP
2D. Setiap personnel basket memiliki tagging sertifikasi dari baja tahan karat yang
diberikan oleh manufaktur. Tagging sertifikasi harus menterakan nama area Pertamina
Hulu Kalimantan Timur, deskripsi, batas beban kerja yang dibolehkan, ukuran dan
panjang sling, nama supplier, nomer dan tanggal sertifikasi. Masa pakai personnel
basket diverifikasi pada pemeriksaan rutin bulanan. Semua personnel basket yang
berusia lima tahun atau lebih dari tanggal sertifikasi pada saat inspeksi, harus diganti.
Tag line harus digunakan pada semua personnel basket. Tag line harus dipasangkan
pada bagian tengah bawah basket dan tidak boleh memiliki simpul atau sambungan.
Operator Crane harus memastikan bahwa Rigger tidak berada dibawah basket untuk
menarik tag line. Gunakan hook atau alat lainnya jika perlu.
Semua personnel offshore yang diangkat dengan personnel basket harus menggunakan
personal floating device (PFD) yang dibolehkan untuk transfer yang dilakukan dan
memposisikan diri mereka sesuai dengan instuksi manufaktur. Tidak ada cargo selain
personal luggage atau tool box kecil atau kotak yang dibawa kedalam personnel basket.
Untuk menghindari pergerakan yang tidak diduga sementara pengangkutan, barang
bawaan diletakkan ditengah basket dan tidak bertumpuk.
Personnel basket tidak boleh berada dalam platform kecuali crane pada platform
termasuk kelompok personnel handling. Crane load chart harus menterakan kapasitas
angkut personil. Operator Crane dan Rigger bertanggung jawab untuk meyakinkan
bahwa personnel basket dalam kondisi dapat digunakan sebelum penggunaan.
Setidaknya kodisi berikut harus diperhatikan: tali nilon rusak, kabel yang sudah aus atau
membelit, alas kanvas kering atau rusak.
Setiap karyawan Pertamina Hulu Kalimantan Timur bertanggung jawab untuk
memastikan bahwa crane operator yang dipekerjakan oleh pihak ketiga adalah personil
yan berkwalitas, bersertifikat dan berpengalaman dalam transfer personil.

NOTE: Jika stinger digunakan dalam transfer personil, kedua hook-nya harus
menggunakan tipe yang bisa ditutup dan dikunci.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 68

f. Suspended Personnel Platforms


Penggunaan personnel basket untuk melakukan pekerjaan diketinggian tidak
diperbolehkan; hanya boleh menggunakan personnel platform tertentu. Penggunaan
crane atau derek untuk mengangkat pekerja pada personnel platform tidak dibolehkan,
kecuali jika untuk mendirikan, menggunakan dan dismantle, alat konvensional seperti
personnel hoist, tangga, stairway, aerial lift, elevating work platform atau scaffold tidak
aman digunakan atau tidak mungkin karena rancangan struktur atau kondisi lapangan
kerja.
g. Pengoperasian Crane dan Helicopter Secara Bersamaan
Jika crane berada disekitar helideck, dan zona approach dan take off berada dekat
dengan lokasi operasi crane, maka boom crane harus dimatikan jika ada helikopter yang
mendekat, mendarat, lepas landas sedang di helideck melakukan bongkar muat.
Jika crane sedang digunakan dan helikopter mendekat, maka beban crane harus
diturunkan dan diamankan sebelum helikopter mendarat. Beban tidak boleh dibiarkan
menggantung, kecuali pada pengangkatan subsea. Hal ini harus dikomunikasikan ke
pengendali helikopter. Setelah menyelesaikan pengangkutan, boom crane harus ditarik
kembali dan crane dimatikan agar tidak mengganggu operasional penerbangan.
Operator Crane tidak boleh berada dalam kabin kontrol crane pada saat helikopter
melakukan pendaratan, lepas landas atau sedang standby di helideck, kecuali pada
pengangkutan subsea, jika boom crane tidak memasuki area helideck.
h. Komunikasi
Sebelum proses pengangkutan, tim yang melakukan pegangkutan harus mendiskusikan
dan mendokumentasikan, jika perlu, kondisi pengangkutan. Operator Crane akan
mengumpulkan semua informasi yang diperlukan sebelum pengangkutan. Operator
Crane bertanggung jawab terhadap keselamatan penggunaan crane dan memiliki
autorisasi untuk menolak melakukan pengangkutan dengan berbagai pertimbangan.
 Komunikasi Radio (Primer)
Tim pengangkutan menggunakan radio (dedicated channel), dan hand signals untuk
berkomunikasi selama pengangkatan. Jika komunikasi dengan radio tidak dapat
dilakukan oleh personil penting pada tim pengangkatan, maka harus menyertakan
MKJSA dan persetujuan verbal oleh Operation Leader atau yang sederajat dimana
lokasi pengangkatan akan dilakukan (atau yang ditunjuk), sebelum melakukan
pengangkutan.
NOTE: Perhatikan bahwa tipe radio yang digunakan sesuai dengan lingkungan
kerja.

 Hand Signals (Sekunder)


Hand signal adalah penghubung antara Operator Crane dengan Rigger. Dengan
hand signal, Rigger mengarahkan Operator Crane. Maka dari itu harus mengetahui
dan memahami hand signal yang digunakan pada pengoperasian crane. Diagram
hand signal di API RP 2D adalah hand signal standar yang umum digunakan pada
industri migas. Hand signal lainnya mungkin digunakan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 69

Hand signal yang digunakan harus disetujui oleh Operator Crane dan Rigger.
Siapapun boleh memberikan sinyal emergency stop. Tetapi hanya Signalman yang
ditunjuk yang dapat memberikan sinyal lainnya.
i. Pre-Lift Checklist dan MKJSA
MKJSA tertulis harus disiapkan oleh anggota team pengangkutan sebelum memulai
pekerjaan pengangkutan. Untuk pekerjaan yang membutuhkan tidak bisa menggunakan
MKJSA, terutama pada dynamic lift, dimana sebagian team berada di platform dan
sebagian lainnya di kapal, maka harus dibuat pre-lift checklist (Crane Pre-Lift Inspection
Checklist). Di dalamnya terdapat daftar safety check points utama untuk pengoperasian
crane yang harus menjadi pertimbangan. Sebelum memulai pengangkutan, anggota tim
(seperti Operator Crane, Rigger, dan kapten kapal) mendapat salinan dari checklist ini
dan secara verbal melalui radio mengecek bahwa setiap poin safety requirement telah
dipenuhi. Sebelum pengangkutan, setiap anggota team memiliki kewajiban untuk:
 Melakukan pre-lift meeting untuk mengulas cakupan kerja dan pelaksanaannya.
 Mengulas pre-lift checklist dengan seluruh anggota tim.
 Mempersiapkan MKJSA dan lift plan untuk pengangkutan beban berat dan
pengangkutan tidak rutin.
 Mengevaluasi pekerjaan pengangkutan untuk menentukan apakah dibutuhkan
additional Rigger untuk membantu pada saat bongkar muat.
 Memastikan bahwa metode komunikasi yang jelas disepakati dan dipahami seluruh
anggota tim.
 Menganalisis kondisi area kerja, demi terlaksananya pekerjaan pengangkutan yang
aman (kondisi laut, arus, kecepatan dan arah angin, cuaca, ukuran kapal, posisi
kargo dan pencahayaan).
 Mengulas lift path dan berat beban untuk menentukan prosedur spesifik dalam
pekerjaan yang perlu dilakukan untuk menjaga agar peralatan produksi tidak
terdampak jika ada kecelakaan. Lihat Tata Kerja Operasi Stimultan.
 Sementara pekerjaan berlangsung, anggota team pengangkutan memiliki tugas
Memastikan komunikasi antar anggota team tetap terjaga, jika kondisi area kerja
berubah, atau terjadi perubahan dari lift plan yang telah disepakati, hentikan
pekerjaan dan lakukan pre-lift ulang. Lengkapi Crane Pre-Lift Checklist dan MKJSA,
sebagaimana dibutuhkan sebelum melanjutkan kembali pekerjaan.

7.11.4 Penggunaan Mobile Crane


Setiap mobile crane harus di inspeksi oleh personil yang kompeten untuk kerusakan
mekanikal pada saat sampai di area kerjanya; kemudian sebelum digunakan, dan setiap bulan
setelahnya. Safety Inspection Checklist for Construction Equipment harus dilengkapi dan
dimasukkan dalam berkas pemeliharaan. Operator harus melaksanakan inspeksi harian dan
mendokumentasikan temuan-temuannya sebelum penggunaan crane di setiap shift kerja.
Peralatan untuk uji beban sangat direkomendasikan yang sesuai dengan spesifikasi
manufaktur dan peraturan setempat. Tidak boleh melakukan modifikasi atau perubahan yang
berpengaruh terhadap kapasitas atau keselamatan penggunaan peralatan yang dilakukan tanpa
persetujuan tertulis dari manufaktur.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 70

Pre-hire atau pre-mobilization inspection harus dilakukan oleh Operator Crane sebelum
crane dimobilisasi ke area kerjanya. Seluruh inspeksi dan preventive maintenance program untuk
crane harus sesuai dengan spesifikasi manufaktur. Crane yang pernah mengalami perbaikan harus
di inspeksi oleh Inspektor yang memiliki kualifikasi dan di sertifikasi bahwa unit layak dan aman
untuk digunakan, sebelum dimobilisasi ke area kerjanya. Seluruh perbaikan yang dilakukan harus
sesuai dengan spesifikasi manufaktur.
a. Pelatihan Operator
Operator mobile crane harus kompeten untuk membaca dan memahami buku panduan
manufaktur, standar yang dipakai, dan informasi lainnya terkait mesin yang akan
dioperasikannya. Operator mobile crane harus memiliki kualifikasi sesuai dengan tipe crane
yang akan dioperasikan. Pelatihan dilakukan oleh agen pelatihan yang terakreditasi oleh
pemerintah.
b. Batasan dalam Pengoperasian
Operator harus mengikuti aturan sebagai berikut:
 Area yang berada pada radius ayun crane dan counterweight-nya harus diberi pembatas
untuk menghindari pekerja memasuki area tersebut dan terjadi insiden.
 Hand signal atau komunikasi dengan radio harus digunakan.
 Salinan panduan operasional dari manufaktur untuk setiap jenis dan tipe mesin harus ada
pada kabin crane. Spesifikasi dan batasan yang ditetapkan oleh manufaktur harus diikuti.
 Beban yang diberikan pada crane tidak boleh melebihi ketentuan dan diluar dari cakupan
yang direkomendasikan oleh manufaktur.
 Pekerja tidak diperbolehkan menaiki headache ball, hook, atau beban yang sedang dalam
pengangkutan oleh crane. Seluruh pengangkutan yang menggunakan personnel basket atau
platform harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan pada Bab ini. Crane harus
dilengkapi dengan anti-two-blocking device.
 Hanya satu beban yang dapat diangkut dalam satu waktu. Dua atau lebih beban yang
terpisah tidak dapat diangkut dalam sekali pengangkutan, walaupun jika jumlah berat beban
keduanya tidak melebihi kapasitas angkut crane.
 Operator crane tidak diperkenankan meninggalkan cabin sementara beban tergantung diatas
tanah.
 Crane boom harus diturunkan dan dikunci jika tidak digunakan, untuk mencegah pergerakan
karena angin atau hal lainnya.
c. Bahaya Listrik
Ketentuan yang harus dipenuhi untuk bahaya listrik adalah sebagai berikut:
 Saat mengoperasikan peralatan pada area sekitar jalur listrik, jangan pernah menempatkan
bagian manapun dari peralatan, mesin atau beban, lebih dekat daripada batas jarak aman
yang telah ditentukan dalam Tata Kerja Pekerjaan Listrik.
 Peralatan dapat dioperasikan disekitar jalur listrik, jika:
o Seluruh jaringan di sekitar area kerja di non-aktifkan.
o Memasang pembatas untuk insulator listrik, yang bukan merupakan bagian dari peralatan
yang digunakan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 71

o Seluruh jaringan listrik disekitar area pekerjaan harus dianggap aktif, sampai ada
pernyataan tertulis oleh penanggung jawab jaringan listrik bahwa jaringan yang dimaksud
sudah atau di non-aktifkan pada saat pekerjaan berlangsung.
d. Pick and Carry
Bergerak dengan beban (pick and carry) tidak direkomendasikan untuk transfer beban dari satu
tempat ketempat lainnya. Jika harus bergerak dengan beban, ikuti aturan yang ada di bawah
ini. Untuk memindahkan beban seperti ini, sebaiknya digunakan forklift, boom truck, dan flatbed
truck; tidak dengan mengangkat dan mengangkut.
Bergerak dengan beban menggantung harus mempertimbangkan beberapa variabel,
contohnya, tipe permukaan, panjang boom, dan momentum pada saat mulai bergerak dan pada
akhir pergerakan. Maka dari itu tidak ada satu rumusan standar yang dapat dipakai pada
pekerjaan ini yang dapat menjamin keselamatan.
Jika butuh bergerak dengan beban, operator harus mengevaluasi kodisi yang ada dan
menentukan tindakan pencegahan yang dapat dilakukan, termasuk di dalamnya, tapi tidak
terbatas pada, di bawah ini:
 Jangan melampaui kapasitas pada “on rubber capacity chart”.
 Posisi boom parallel dengan arah perjalanan.
 Aktifkan swing (house) lock.
 Usahakan boom berada pada sudut paling rendah dan jangkauan paling pendek yang bisa
dicapai.
 Tempatkan beban sedekat mungkin dengan carrier.
 Gunakan tag atau restraint line untuk menahan beban agar tidak mengayun.
 Usahakan beban berada cukup dekat dengan permukaan tanah.
 Yakinkan outrigger tertarik sepenuhnya.
 Pastikan permukaan tanah halus, keras, dan sama rata.
 Kecepatan perjalanan sesuai dengan permukaan yang akan dijalani.
 Hindari berhenti atau mulai berjalan yang tiba-tiba.
 Yakinkan tekanan dan tipe ban yang digunakan tepat.
 Selalu menugaskan flag person yang berjalan di depan beban dan dibelakang alat angkut,
untuk mengawasi bahaya dan mengarahkan pergerakan pengangkutan. Flag person harus
mewaspadai kabel listrik dan halangan lain.
 Jangan menaikkan beban lebih tinggi dari yang dibutuhkan, usahakan beban tetap berada di
ketinggian yang paling rendah yang paling mungkin.

7.11.5 Tower Cranes


Tower crane harus memiliki:
 Bendera atau benda lainnya pada ujung jib untuk membantu operator mengetahui radius
kerja.
 Limiting device yang menghentikan gerakan trolley pada kedua ujung jib.
 Anti-two blocking safety devices.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 72

 Radius operasi yang sesuai dengan beban yang diangkut.


 Crane bergerak pada kedua kakinya di jalur yang disediakan.
 Salinan panduan operasional dari manufaktur ada di dalam crane selama crane berada
di area kerja.
 Load limiting device dan acceleration and deceleration limiter, jika ada, dipasang dalam
rangka yang bisa di kunci atau di segel, untuk menghindari penggunaan yang tidak sah.
 Tes operasional dilakukan, pengaturan pada load-limit device di verifikasi dengan
memberikan beban tes 100% kapasitas beban yang direkomendasikan. Tes ini harus
dilakukan sebelum penggunaan crane baru atau yang baru saja di modifikasi; catatan
dan tanggal pengujian masuk dalam berkas crane.
 Wind velocity indicating device harus dipasangkan didekat atau dibagian atas crane.
Pembaca kecepatan harus ada didalam kabin operator crane, dan alarm peringatan
harus dapat dengan mudah dilihat atau didengarkan oleh operator, jika kecepatan angin
melebihi yang diperbolehkan.
 Inspeksi dan pemeliharaan crane secara reguler harus dilakukan, dan dengan ketentuan
yang sesuai dengan standar manufaktur serta standar ANSI. Menjaga tower crane dalam
kondisi baik dan layak kerja adalah tujuan utama, untuk menghilangkan downtime yang
tidak perlu, dan mencegah terjadinya insiden. Dokumentasi inspeksi dan pemeliharaan
harus ada dan diperiksa kesesuaiannya secara berkala.
 Operator harus terlatih, berpengalaman dan memiliki kualifikasi untuk pekerjaan yang
menggunakan tipe dan model tower crane yang dioperasikannya. Operator harus
memiliki pengalaman mengoperasikan tower crane sebelumnya, karena peralatan yang
terpasang dan tower crane itu sendiri memiliki banyak varian. Dokumen kualifikasi
operator harus disertakan.

7.11.6 Helicopter Lifts


PHKT bertanggung jawab untuk memastikan bahwa pengangkutan dengan helikopter tidak
melanggar peraturan setempat. Saat merencanakan pengangkutan dengan helikopter pada area
kerja, Leader/Supervisor yang bertanggung jawab atas kegiatan ini harus memberikan lift plan
spesifik, bersama dengan rencana perjalanan penerbangan Certified Pilot untuk setiap pekerjaan.
Rencana pekerjaan tersebut harus sesuai dengan seluruh peraturan setempat terkait alat angkat
dan angkut untuk material.
Pekerjaan dapat terdiri dari satu atau lebih pengangkutan. Rencana kerja dan rencana
angkut harus dibuat tertulis untuk setiap pengangkutan. Bagaimanapun, jika rencana pengangkutan
terdiri dari banyak pengangkutan pada hari kerja yang telah ditentukan dan reguler, satu rencana
pengangkatan sudah cukup. Kriteria rencana pengangkutan harus digunakan untuk setiap
pekerjaan pengangkutan, dan safety briefing harus dilakukan sebelum setiap pengangkutan. Pada
setiap briefing, peran dan tugas Supervisor, Pilot dan Ground Personnel harus diulas.
a. Pre-Planning Check
Saat menyiapkan lift plan, setidaknya verifikasi hal-hal dibawah ini:
 Izin tertulis dari penanggung jawab area Pertamina Hulu Kalimantan Timur untuk melakukan
pengangkutan.
 Rencana penerbangan tertulis.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 73

 Salinan izin terbang pilot helikopter dan catatan jam terbang (jika ada)
 Regulasi dan perundangan setempat yang berlaku.
 Material Safety Data Sheet (MSDS) untuk bahan bakar penerbangan.
 Sertifikat asuransi perusahaan penyedia penerbangan (jika ada).
 Salinan kontrak vendor jika yang melakukan pengangkutan adalah vendor, jika ada.
 Kondisi cuaca.
b. Persyaratan Wajib
Pengangkutan dengan helikopter memiliki persyaratan wajib sebagai berikut:
 Pilot yang melakukan pengangkutan material atau peralatan, harus yang terlatih dan
kompeten dalam menerbangkan helikopter yang memiliki muatan di luar kabin.
 Pilot adalah yang bertanggung jawab menentukan berapa ukuran dan berat beban yang
diangkut, dan dengan metode apa beban tersebut akan dimuat pada helikopter.
 Site management personnel bersama pilot akan menentukan apakah kondisi cuaca cukup
baik untuk melakukan pengangkutan, atau menghentikannya. Pengangkutan apapun tidak
boleh dilakukan jika cuaca tidak baik, terutama jika akan terjadi petir dan badai.
 Pengangkutan harus dilakukan pada saat hari terang. Pengangkutan dalam kondisi hari
lainnya harus dengan persetujuan manejemen terkait.
 Ground Personnel yang terlibat dalam pengangkutan dengan menggunakan helikopter
harus kompeten dalam tugasnya.
 Supervisor terkait harus melakukan tindakan pencegahan bahaya jika baling-baling
helikopter mengalami downwash.
Safety meeting harus dilakukan dengan pekerja sesering mungkin untuk mencegah kejadian
yang tidak diinginkan dan meyakinkan terjadi komunikasi yang baik antar personil yang terlibat.

7.11.7 Pengangkutan Material dan Personil


Sub-bab ini membahas mengenai panduan untuk melindungi pekerja pada saat
menggunakan personnel hoist, material hoist dan winch. Hoist dan winch yang yang digunakan
untuk personnel lifting tidak boleh digunakan untuk pekerjaan lainnya. Seluruh hoist harus:
 Menjalani inspeksi visual oleh inspektor yang memiliki kualifikasi, sebelum digunakan setiap
harinya.
 Inspeksi dan dokumentasinya dilakukan tertulis setiap 30 hari.
 Pengujian dilakukan sesuai spesifikasi manufaktur, peraturan lokal yang berlaku, dan
memenuhi persyaratan ANSI.
 Inspeksi dilakukan oleh karyawan yang ditunjuk, untuk pemeriksaan lebih lanjut dan jika
terdapat kondisi yang tidak layak agar dilaporkan kepada manejemen lokal untuk kemudian
diperbaiki sebelum hoist digunakan. Seluruh laporan pemeriksaan dimasukkan dalam
berkasnya pada area kerja.
 Sebagai tambahan, inspeksi dan pengujian berikut harus dilakukan:
o Hoist yang diperuntukkan untuk pengangkutan personil harus di inspeksi dan diuji sesuai
dengan peraturan lokal yang berlaku, dengan interval tidak lebih dari tiga bulan.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 74

o Hoist yang diperuntukkan untuk pengangkutan material harus di inspeksi dan diuji sesuai
dengan peraturan lokal yang berlaku, dengan interval tidak lebih dari enam bulan.
o Seluruh laporan pemeriksaan dimasukkan dalam berkasnya pada area kerja.
a. Pengoperasian
Berikut ini adalah keterangan yang harus terpasang pada pos operator hoist, dan harus mudah
untuk dilihat:
 Kapasitas angkut.
 Kecepatan operasional yang direkomendasikan.
 Peringatan bahaya.
 Peraturan pengoperasian.
 Signal system.
 Instruksi pengoperasian.
 Overhead protection berupa papan setebal 2 inchi (5 cm), plywood/tripleks setebal 0.75 inchi
(2 cm), atau setara, harus dipasangkan pada bagian atas setiap hoist.
Hoist tidak boleh digunakan sebelum melalui inspeksi dan pengujian oleh pekerja yang
kompeten dibawah pengawasan. Hasil inspeksi dan pengujian harus dilaporkan secara tertulis,
ditandatangani dan memuat tanggal pelaksanaannya.
b. Material Hoist
Personil tidak boleh menaiki material yang diangkut, pada waktu pengangkutan, kecuali untuk
memeriksa dan memastikan penempatan beban baik. Tanda “No Riders Allowed” harus
ditempatkan pada rangka pengangkut material. Jalan keluar-masuk material pada hoist harus
memiliki pintu atau palang yang:
 Melindungi panjang seluruh jalan keluar-masuk material.
 Diberi warna kontras secara diagonal.
 Dilengkapi dengan alat pengunci.

NOTE: Tebal dan lebar papan yang digunakan untuk palang tidak boleh kurang
dari 2 inchi x 4 inchi (5 cm x 10 cm) atau yang setara; berada lebih tinggi dari 42
inchi (107 cm) dari dasar; dan 2 kaki (61 cm) dari hoist way line.

Pastikan inspeksi, pengujian, konstruksi, pengoperasian dan pemeliharaan material hoist sesuai
dengan persyaratan dalam ANSI 10.5.1969 atau peraturan lokal jika lebih ketat.
c. Personnel Hoist
Persyaratan untuk personnel hoist adalah:
 Tinggi jalan keluar-masuk pada personnel hoist tidak kurang dari 6.5 kaki (2 m).
Menggunakan pintu yang kokoh, ada bukaan untuk melihat keluar dengan ukuran tidak lebih
dari 6 inchi (15 cm) dan luas yang tidak lebih dari 80 inchi2 (516 cm2), dengan penutup
lempengan logam yang lebih lebar dari bukaan tersebut.
 Pintu yang dipasang harus dapat dikunci secara mekanikal, sehingga tidak dapat dibuka dari
luar personnel hoist, hanya dapat dibuka dari dalam.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 75

 Untuk personnel hoist pada bagian luar sebuah bangunan, bukaan pada sisi bangunan yang
bersinggungan dengan jalan keluar-masuk pada personnel hoist harus setinggi minimal 10
kaki (3 m), pada setiap lantai bangunan.

7.11.8 Rigging
a. Wire Rope
Sertifikasi Wire Rope, seluruh sertifikasi untuk wire rope yang digunakan pada crane milik
Pertamina Hulu Kalimantan Timur dilakukan oleh penyedia wire rope tersebut, sesuai
dengan persyaratan ISO 9001. Salinan sertifikat akan dikirimkan ke Pertamina Hulu
Kalimantan Timur bersama dengan tanda terima wire rope pada saat pengiriman. Sertifikat
tersebut akan disertakan dalam berkas crane.
Setiap penyedia wire rope harus memberikan tagging stainless steel, seperti tagging yang
digunakan pada seluruh sling milik Pertamina Hulu Kalimantan Timur, pada setiap spool wire
rope. Tagging ini akan dipakukan pada spool sebelum pengiriman. Tagging berisikan
deskripsi: grade, lay, klasifikasi strand, ukuran, panjang, nama penyedia dan nomer sertifikat
wire rope. Untuk running rope, tagging akan dibalutkan pada tempat yang dapat dengan
mudah dilihat. Setiap wire rope diganti, maka akan diberi tagging baru. Untuk standing rope
(pendant lines), tagging ini akan diikatkan pada kabel oleh manufaktur. Penggunaan tagging
ini direkomendasikan untuk memudahkan pemeliharaan dan sertifikasi yang lebih akurat.
Pertamina Hulu Kalimantan Timur akan menyediakan informasi platform, crane, dan lokasi
hoist pada saat pemesanan wire rope. Crane yang disediakan oleh pihak ketiga diharuskan
untuk melengkapi sertifikat wire rope yang terpasang sebagai bagian dari berkas crane.
Wire rope akan menjalani pemeriksaan visual pada saat inspeksi ini dilakukan:
 Pre-use inspection.
 Inspeksi bulanan, jika dibutuhkan.
 Inspeksi tahunan/annual, sebaiknya bi-annual atau setiap enam bulan.
 Beberapa wire rope mungkin membutuhkan inspeksi lebih sering, misalkan pada wire
yang dipakai pada subsea.
Kondisi wire rope di evaluasi pada saat inspeksi, hasil inspeksi menentukan apakah wire
rope akan terus dipakai atau tidak. Wire rope yang dianggap tidak layak pakai dihentikan
penggunaannya dan ditandai. Untuk crane yang dimiliki oleh Pertamina Hulu Kalimantan
Timur, persyaratan berikut berlaku:
 Running wire rope – masa pakai semua running rope ditentukan pada saat pemeriksaan
bulanan, tiga bulanan, tahunan, atau pada saat pemeriksaan pengangkutan beban berat.
Seluruh running wire rope yang telah dipakai selama tiga tahun atau lebih (dari tanggal
pemasangan) harus diganti. Keamanan penggunaan running wire rope yang telah berusia
lebih dari tiga tahun harus melalui berbagai tes yang direkomendasikan oleh manufaktur
atau yang sesuai dengan persyaratan perindustrian.
 Standing wire rope/pendant line - masa pakai semua running rope ditentukan pada saat
pemeriksaan bulanan, tiga bulanan, tahunan, atau pada saat pemeriksaan pengangkutan
beban berat. Seluruh running wire rope yang telah dipakai selama lima tahun atau lebih
(dari tanggal pemasangan) harus diganti. Keamanan penggunaan running wire rope yang
telah berusia lebih dari lima tahun harus melalui berbagai tes yang direkomendasikan
oleh manufaktur atau yang sesuai dengan persyaratan perindustrian.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 76

 Semua running atau standing wire rope yang terkena drilling atau well fluid diganti segera.
Pemeliharaan Wire Rope sangat penting dalam mendukung operasi pengangkatan, berikut
beberapa panduan pemeliharaan wire rope:
 Jangan mengotori, memotong, mengikis atau menekuk wire rope.
 Untuk mengurangi risiko korosi dan friksi internal/eksternal, pastikan wire rope dalam
kondisi selalu terlumasi dengan baik. Lubrikasi dilakukan selagi wire rope melintas di
katrol.
 Pastikan lubrikan yang dipakai pada area kerja kompatibel dengan yang disarankan oleh
manufaktur.
 Jangan menggunakan oli bekas sebagai lubrikan, karena kemungkinan mengandung
kotoran.
b. Sling
Sling harus diperiksa oleh Rigger setiap sebelum pengangkutan. Pemeriksaan ini termasuk
pemeriksaan visual apakah ada kink, crushing, bird caging atau kerusakan lainnya pada wire
rope atau ujung-ujungnya. Rigger harus memastikan setiap sling memiliki tagging seritifikasi
dan dalam kondisi baik. Untuk web sling sintetis, pemeriksaan termasuk mengecek apakah
ada lubang, sobekan, bekas potong, partikel yang terjebak di web sling, atau jahitan yang
rusak.
Tidak ada zat asing, termasuk bekas semprotan cat penanda, lubricant, dan cat pelindung,
yang dapat diaplikasikan kepada strap dan sling sintetik, kecuali disetujui secara spesifik
oleh manufaktur. Apabila ditemukan zat asing pada sling dan strap sintetik, maka
penggunaannya harus di evaluasi kembali oleh personil yang memiliki kualifikasi untuk
menentukan kelayakan penggunaannya. Setiap sling atau strap yang dinyatakan tidak layak
dipakai, harus diberi penanda tidak dapat digunakan dan disingkirkan sesuai dengan aturan.
 Inspeksi, sling juga harus diperiksa oleh personil yang memiliki kualifikasi, sesuai
dengan peraturan dan persyaratan lokal yang berlaku. Inspeksi sling sebaiknya
dilakukan setiap enam bulan, dan diperbaharui minimal setiap duabelas bulan. Dokumen
inspeksi sling disimpan selama sling dipakai.
 Sling Angles, kapasitas sling tergantung pada ukuran, konfigurasi, dan sudut yang
dibentuk oleh kaki-kaki sling dengan bidang horizontal. Perubahan yang terllihat tidak
signifikan pada sudut sling mungkin akan berpengaruh banyak terhadap kapasitas
angkut.
Sling dua kaki yang digunakan untuk mengangkut beban 1.000 lbs (454 kg) memberikan
beban 500 lbs (227 kg) ke setiap kakinya jika sudut antara kaki dengan bidang datar 90°.
Berat beban tiap kaki akan semakin besar jika sudut semakin besar; dan pada sudut 30°,
setiap kaki akan menanggung beban 1.000 lbs (454 kg). Lihat Gambar di bawah.
Jika memungkinkan, usahakan sudut sling lebih dari 45°; sudut sling yang kecil (30°)
dianggap sangat berbahaya dan tidak boleh dilakukan. Untuk meyakinkan bahwa sudut yang
dibentuk cukup baik untuk pengangkutan, yakinkan bahwa jarak horizontal antara kedua titik
angkut lebih pendek daripada kaki sling; maka akan terbentuk sudut lebih dari 60°.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 77

Gambar 43. Sling Angles vs Beban Pada Masing-Masing Sling


 Man-made atau Natural Fibre Rope
Penggunaan man-made atau natural fibre rope tidak disarankan. Jika kondisi memaksa
penggunaan rope ini, maka digunakan safety factor 5:1 untuk menentukan SWL. Tabel
13 di bawah ini hanyalah panduan. Kapasitas angkut manufaktur harus dikonsultasikan.
Tabel 13. Safe Working Loads (SWL)
Safe Working Load
Manila Rope Nylon Rope
Diameter Beban Diameter Beban
(inch) (cm) (lbs) (kg) (inch) (cm) (lbs) (kg)
½ 1.3 530 240 ¼ 0.64 244 111
¾ 1.9 1.080 490 ⁵⁄₁₆ 0.80 380 172
⅞ 2.2 1.540 698 ⅜ 0.95 540 245
1 2.5 1.540 698 ⅜ 0.95 540 245
1 2.5 1.800 816 ⁷⁄₁₆ 1.1 730 331
1-¼ 3.2 2.700 1.225 ½ 1.3 960 435
1-½ 3.8 3.600 1.633 ⁹⁄₁₆ 1.4 1.200 544
1-¾ 4.4 5.200 2.359 ⅝ 1.6 1.490 676
2 5.0 6.200 2.812 ¾ 1.9 2.120 962

c. Wire Rope Clips


Saat menggunakan wire rope clip ikuti petunjuk dibawah ini:
 Pastikan U-bolt pada wire rope clip berada di short (dead) end rope.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 78

 Kencangkan baut dengan kekuatan yang sama dengan yang direkomendasikan


manufaktur.
 Yakinkan semua clip diputar dengan benar.
 Setelah beberapa kali pengangkutan, kencangkan kembali seluruh clip.
 Wire rope clip atau bulldog clip tidak boleh digunakan pada lifting atau hoisting.
 Menggunakan jumlah dan jarak clip seperti yang direkomendasikan pada Tabel 14 di
bawah ini.
Tabel 14. Jumlah dan Jarak U-Bolt Wire Rope Clip
Jumlah dan Jarak U-Bolt Wire Rope Clip
Improved Plow Steel
Jumlah Clip Jarak Minimal
Rope Diameter
(inchi) (cm) Drop Forged Material Lain (inchi) (cm)
½ 1,3 3 4 3 7,6
⅚ 0,8 3 4 3-¾ 9,5
¾ 1,9 4 5 4-½ 11,4
⅞ 2,2 4 5 5-⅟₄ 13,3
1 2,5 5 6 6 15,3
1-⅛ 2,9 6 6 6-¾ 17,0
1-⅟₄ 3,2 6 7 7-½ 19,0
1-⅜ 3,45 7 7 8-⅟₄ 21,0
1-⅟₂ 3,81 7 8 9 22,9

Metode yang tepat dan tidak tepat dalam pemasangan wire rope clip seperti pada Gambar
berikut ini:

Metode yang
benar

Metode yang
salah

Gambar 44. Metode Penggunaan Wire Rope Clips yang Tepat dan Tidak Tepat
d. Pelaksanaan Rigging
 Sertifikasi Sling
Sertifikasi untuk sling yang dimiliki oleh Pertamina Hulu Kalimantan Timur, dilakukan
oleh penyedia sling, sesuai dengan persyaratan ISO 9001. Setiap penyedia wire rope
sling harus memberikan tagging pengenal dari stainless steel untuk setiap sling. Setiap
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 79

penyedia web sling sintetis harus memberikan tagging pengenal yang dijahitkan pada
sling. Kedua jenis tagging memberikan informasi sebagai berikut:
o Nama area Pertamina Hulu Kalimantan Timur.
o Deskripsi, ukuran dan panjang.
o Kapasitas muat yang diperbolehkan.
o Nama penyedia.
o Bukti tes dengan nomer dan tanggal tes.
o Color code yang sesuai.
Seluruh wire rope sling dan sling sintetis yang dimiliki oleh pihak ketiga harus diberi
tagging pengenal yang memberi informasi sebagaimana dibawah ini:
o Diameter dan panjang.
o Kapasitas muat yang diperbolehkan.
o Nama penyedia.
o Bukti tes dengan nomer dan tanggal tes.
o Color code yang sesuai.
Jika tagging pengenal hilang, maka sling tidak boleh digunakan sampai disertifikasi ulang
oleh penyedia. Chain sling tidak digunakan, kecuali jika digunakan bersama dengan
overhead hoist sementara masa pemeliharaan.
 Kerusakan/Cacat pada Wire Rope
Wire rope dengan satu atau lebih rusak/cacat tidak boleh digunakan, dan harus diganti
segera. Jika salah satu kaki pada multi leg sling rusak/cacat, maka seluruh set wire rope
harus diganti.
Tabel 15. Wire Rope Defect

Kerusakan/Cacat Deskripsi
Jika terlihat ada korosi yang mulai terbentuk, maka harus
Korosi diberikan atensi khusus. Pada yang korosi parah harus
diganti.
Pada wire rope jika terdapat enam kawat rusak pada satu
rope lay, atau tiga kawat rusak pada satu strand dalam satu
rope lay, adalah alasan untuk penggantian.
Pada standing rope, jika terdapat dua atau lebih kawat
rusak pada satu rope lay, di area setelah persambungan,
Wire rusak
atau lebih dari satu kawat rusak pada persambungan,
adalah alasan untuk penggantian.
Pada running rope, enam kawat rusak pada satu rope lay
atau tiga kawat rusak pada satu strand dalam satu rope lay
adalah alasan untuk penggantian.
Kawat yang rusak disekitar persambungan adalah alasan
untuk penggantian. Buat persambungan baru jika
Ujung persambungan
memungkinkan; lebih baik daripada mengganti seluruh
rope.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 80

Kerusakan/Cacat Deskripsi
Abrasi Abrasi, tergesek, atau memipih sehingga kehilangan lebih
dari satu per tiga diameter sebenarnya dari kawat bagian
luar, adalah alasan untuk penggantian.
Kink Belitan, hancur, bird-caging, atau kerusakan lainnya yang
mengganggu struktur rope, adalah alasan untuk
penggantian.
Panas Bukti adanya kerusakan akibat panas berlebih, karena
berkontak dengan api atau kerusakan lainnya karena
kontak dengan wire bermuatan listrik, adalah alasan untuk
penggantian.

Reduksi diameter normal rope melebihi yang disebutkan dibawah ini adalah alasan untuk
penggantian:
o ⅟₆₄ inchi (0,04 cm) untuk wire dengan ukuran sampai dengan ⁵⁄₁₆ inchi (0,8 cm).
o ⅟₃₂ inchi (0,8 cm) untuk diameter dari ⅜ inchi (0,95 cm) sampai dengan ½ inchi (1,27
cm).
o 3⁄₆₄ inchi (0,12 cm) untuk diameter dari ⁹⁄₁₆ inchi (1,4 cm) sampai dengan ¾ inchi (2,22
cm sampai 2,86 cm).
o ⅟₆ inchi (0,16 cm) untuk diameter dari ⅞ sampai 1-⅛ inchi (2,22 cm sampai 2,86 cm).
o 3⁄₃₂ inchi (0,24 cm) untuk diameter dari 1,25 sampai 1,5 inchi (3,18 – 3,81 cm).
 Penyimpanan Sling
Sling tidak boleh disimpan di dek. Sling harus disimpan pada bangunan/ruangan yang
berventilasi baik. Jika tidak terdapat ruang yang cukup untuk menyimpan sling pada
bangunan/ruangan tertentu, dan harus disimpan pada platform, maka yakinkan sling
tersimpan dengan baik sehingga terhindar dari abrasi akibat gesekan dan korosi. Sling
sintetis harus disimpan terlindungi dari sinar ultra violet.
Jangan menggunakan pagar pengaman atau sejenisnya untuk jadi tumpuan pada saat
pengangkatan atau untuk menahan beban, misalkan pada penyimpanan sling; atau
sebagai titik tumpu alat keselamatan dan perlindungan apapun. Alat keselamatan ringan
seperti buoy, pelampung dan ESD station boleh ditambatkan pada pagar pengaman.
 Bongkar-Muat
Bongkar-muat barang dalam urutan tertentu bertujuan mencegah terjadinya kecelakaan
dan membantu memudahkan pekerjaan personil lain. Urutan yang dilakukan bervariasi
tergantung pada peralatan atau material yang di bongkar-muat, truk atau kapal, kondisi
pada saat bongkar-muat dilakukan, dan personil yang terlibat. Keunikan dari masing-
masing operasi bongkar-muat adalah untuk mencegah urutan yang baik teridentifikasi.
Bagaimanapun, pertimbangan terbaik adalah komunikasi diantara anggota tim yang
terlibat. Bongkar-muat sling dengan spesifikasi yang sama akan menghemat waktu,
tenaga, peralatan dan biaya.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 81

Sebelum melakukan pengangkutan, Operator Crane atau Rigger harus memeriksa


seluruh cargo, termasuk sling, pad eye, dan cargo container; mereka dapat menolak
mengangkut cargo apapun yang dianggap tidak aman. Kontraktor yang mengirimkan
cargo ke fasilitas Pertamina Hulu Kalimantan Timur akan diinformasikan mengenai
persyaratan minimum penerimaan untuk cargo berupa peralatan rigging, pad eye dan
cargo container.

7.11.9 Kode Pengenal


Kode warna atau bentuk diberikan pada komponen atau barang agar mudah mengenali
status inspeksinya. PHKT harus menggunakan minimal tiga warna dan/atau bentuk, yang
ditempatkan di lokasi yang mudah dikenali. Kode warna dan/atau bentuk pada sling sintetis tidak
dipasangkan pada bagian yang langsung berkontak dengan beba; tetapi pada tagging pengenal
tanpa mengganggu data yang tertera pada tagging. Detil warna dan/atau bentuk yang sedang
digunakan harus diumumkan sekitar area kerja, ditempatkan pada lokasi yang mudah dilihat.
Untuk PHKT, kode warna harus diganti setiap enam bulan dengan mengikuti urutan. Dimulai
Januari 2020 HIJAU – BIRU – KUNING, kemudian kembali lagi ke HIJAU.Untuk peralatan yang
rusak, harus diberi warna MERAH. Transit sling tidak diberi kode warna.
a. Hook and Shackle
Peralatan lifting, seperti shackle, hook dan pad eye tidak boleh di modifikasi/ubah dengan
pengelasan atau pemotongan.
 Hook harus diperiksa visual untuk retakan, korosi, bengkok atau terpilin, aus, kerusakan
lainnya, dan pin/bolt yang hilang atau berkarat. Hook throat yang telah mengalami regang
lebih dari 15 persen dari seharusnya atau telah terpilin/bengkok 10° dari bentuk aslinya
harus diganti. Hook tidak boleh diwarnai. Semua hook, kecuali choker hook harus memiliki
safety latch yang berfungsi baik. Latch harus dapat menutup sempurna pada saat
digunakan. Hook yang digunakan dalam transfer personil harus memiliki safety latch
fungsional dan memiliki positive locking device, seperti lock pin.
 Shackle, hanya shackle dari bahan stainless dan campuran logam tempa (forged alloy) yang
digunakan. Seluruh shackle harus memiliki kapasitas angkut yang diterakan pada badan
shackle. Sebelum melakukan pengangkutan, shackle yang digunakan harus diperiksa:
o Pin lurus dan dapat dipasangkan dengan baik.
o Apakah ada retakan, perubahan bentuk dan bekas bakar yang merusak atau modifikasi.
o Jarak antara eye, apakah merenggang.
o Bentuk eye, apakah ada perubahan atau terpelintir.
o Meyakinkan bahwa safety pin ada dan berfungsi; atau pin shackle dapat dikunci dengan
cara lain yang baik.
Shackle yang tidak memenuhi kondisi-kondisi diatas tidak boleh dipakai. Atau yang
kapasitas angkutnya tidak tertera dengan baik, dan yang telah mengalami keausan sampai
10% dari diameter awalnya pada crown atau pin, harus disingkirikan.
Standar shackle yang dipasangkan pada sling adalah satu nomer lebih besar dari ukuran
sling-nya. Seperti yang terdapat pada Tabel 16, ukuran pin satu nomer lebih besar dari
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 82

ukuran shackle. Contoh shackle ⅝ inchi (1,69 cm), akan memiliki pin dengan diameter ¾
inchi (1,91 cm).
Tabel 16. Ringkasan Dimeter Sling, Ukuran Shackle dan Pin

Diameter Sling Ukuran Shackle Ukuran Pin


(inchi) (cm) (inchi) (cm) (inchi) (cm)
½ 1,3 ⅝ 1,6 ¾ 1,9
⅚ 1,6 ¾ 1,9 ⅞ 2,2
¾ 1,9 ⅞ 2,2 1 2,5

b. Pad Eye
Seluruh pad eye dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan penggunaan dan beban yang
akan diangkut. Pemeriksaan visual pad eye harus dilakukan sebelum pengangkutan. Harus
diperiksa apakah bengkok, hancur, menggelembung atau kecacatan lain pada material pad eye.
Juga harus diperiksa apakah ada retak, karat yang berlebihan, cat mengerut dan indikasi
modifikasi lainnya. Untuk mencegah kegagalan angkut pada pad eye, maka seluruh pad eye
harus dipastikan dapat dan sesuai untuk pengangkutan. Jika salah satu kondisi diatas
ditemukan pada pad eye, harus dipertimbangkan untuk mengganti pad eye. Lihat di Lampiran
10: Pad Eye Standard.
c. Grating
Grating akan dikirimkan dari shore base didalam grating rack yang diangkut dengan single point
hook up. Untuk infield grating, tidak diperbolehkan mengangkut lebih dari tiga lembar grating
dalam sekali angkut. Jika akan mengangkut lebih dari tiga lembar, harus menggunakan grating
rack.
Sling yang digunakan mengangkut grating harus terlindungi dengan baik. Sling sintetis dapat
dibeli bersama dengan sling protector-nya. Semua pinggiran yang tajam dan abrasive (atas dan
bawah) pada beban yang diangkut, harus diberi lapisan pelindung untuk menghindari sling
terpotong atau tersayat.
Seluruh panduan rigging yang wajib harus dilakukan, termasuk melakukan pre-use inspection
pada sling; kondisinya, kapasitas angkut, dll. Saat menggunakan multi legged sling, sudut kaki
sling harus menjadi pertimbangan dalam memlih sling; agar sesuai dengan kapasitas angkut
sling yang digunakan. Sling harus diperiksa setelah setiap pengangkutan untuk memastikan
sling tidak rusak selama digunakan dalam pengangkutan.
d. I-Beam
I-beam dikirimkan dari shore base dalam kondisi belum terangkai sempurna, pre-rigged for a
single-point hookup, seperti dengan containerized rack. Pad eye dapat di las, bukan dipakukan,
ke i-beam, untuk kemudian digunakan dengan sling. Untuk penggunaan I-beam dalam area
kerja, sling sintetis dengan ukuran yang tepat dapat digunakan, dan dengan memasangkan
lapisan pelindung pada bagian atas dan bawah beban untuk melindungi sling dari terpotong dan
tersayat. Sling sintetis yang dipakai harus sesuai dengan kapasitas kerjanya, dan dengan
panjang yang cukup untuk memastikan pekerjaan berlangsung aman. Wire rope sling dapat
digunakan pada pad eye yang di las, tidak dipakukan, pada I-beam.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 83

e. Cargo Container
Benda-benda yang dapat bergerak seperti drum, kantung, katup dan keranjang ditempatkan
pada container yang sesuai untuk kemudahan, keselamatan dan efisiennya pekerjaan bongkar-
muat.
Seluruh cargo container dirancang sedemikian rupa sehingga komponen struktur pembentuknya
memenuhi kriteria beban dan pekerjaan yang dilakukan. Spesifikasi akan diterakan secara detil
pada gambar standar dan harus mengandung informasi sebagai berikut:
 Jenis material yang digunakan untuk membuat container.
 Kapasitas angkut maksimum container.
 Dimensi container.
 Titik pemasangan pad eye dan ukuran pad eye.
 Tempat pada badan container untuk menterakan nomer identifikasi.
 Tempat pada badan container untuk menterakan berat total container dan berat cargo-nya.

NOTE: Berat kotor maksimum dan berat bersih container akan tertera permanen pada
badan cargo container, seperti pada trash basket, tool basket, drum rack, gas cylinder rack,
cutting box, sensitive material bins, hazardous material bins, dan portable racks. Modifikasi
cargo container harus dikonsultasikan dengan beberapa Facility Engineer.
Vendor yang menyediakan skid mounted equipment, seperti welding machine, air compressor,
pump, dan lainnya yang beratnya melebihi 1.000 lbs (450 kg) harus memberikan tera permanen
maximum load weight pada setiap peralatannya. Jika diperlukan, vendor harus dapat
menyediakan dokumen dan sertifikat yang menyatakan bahwa rancangan cargo container dan
skid dapat memenuhi maximum load yang tertera.
Cargo yang ditempatkan dalam basket tidak boleh melebihi tinggi basket dan melebihi besar sisi
basket. Jika basket tidak dapat memuat cargo dengan aman, maka pengangkutan dilakukan
dalam bentuk satuan.
f. Eye Bolt
Sebelum pengangkutan eye bolt harus diperiksa apakah ada aus atau kerusakan, retak,
bengkok, memanjang atau perubahan bentuk lainnya, dan kerusakan atau thread-nya kotor.
Eye bolt juga harus diperiksa apakah pada lubangnya terdapat bekas asah, potong, paparan
mesin, atau perubahan lainnya. Eye bolt yang menunjukkan bekas-bekas tersebut tidak boleh
digunakan, dan harus disingkirkan.

7.12 Catatan

7.12.1 Catatan Wajib


Berkas yang wajib tersedia adalah salinan izin dan dokumen lain yang terkait, termasuk
berkas inspeksi, pemeliharaan, analisis bahaya dan kompetensi. Berkas diarsipkan sesuai dengan
Tata Kerja Izin Kerja.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 84

7.12.2 Catatan Retensi


Berkas akan diretesi sesuai dengan regulasi yang berlaku di PHKT atau untuk maksimum
masa enam bulan, yang mana yang lebih lama . STK harus dilakukan review minimal 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga) tahun dan hasil review harus dinyatakan dalam formulir laporan hasil review.

8.0 INDIKATOR DAN UKURAN KEBERHASILAN


Implementasi TKO ini harus dipantau sebagai pertimbangan utama untuk memastikan bahwa
TKO sudah efektif dalam memenuhi tujuan yang ditetapkan. Pemenuhan penggunaan lifting plan
harus 100% dilaksanakan sesuai kategori pengangkatan dan nihil kecelakaan dalam proses
pengangkatan dapat dicapai dengan mematuhi penerapan prosedur ini.

9.0 LAMPIRAN
Lampiran 1: Checklist Pengangkatan Kategori Routine Lift
Lampiran 2: Checklist Pengangkatan Kategori Non Routine Simple Lift
Lampiran 3: Lifting Plan Kategori Routine Lift
Lampiran 4: Lifting Plan Kategori Non Routine Simple Lift
Lampiran 5: Lifting Plan Kategori Non Routine Complicated Lift dan Complex/ /Critical Lift
Lampiran 6: Pre-Lift Check List
Lampiran 7: Checklist Personnel Lifting
Lampiran 8: Petunjuk Analisis Risiko Bahaya
Lampiran 9: Preuse & Daily Crane Guidance & Check List Crane
Lampiran 10: Pad eyes Standard
Lampiran 11: Color Code System
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 85

LEMBAR PERSETUJUAN STK


No. Dokumen : B3-014/KT1330/2019-S9
Perihal : Operasi Lifting dan Rigging
Dokumen STK (TKO) terlampir telah diperiksa, disepakati dan ditandatangani oleh para pejabat
terkait yang bertanggung jawab di bawah ini:
Diterima Ditandatangani
No Nama & Jabatan Tanda tangan
Tanggal Tanggal

Iman Sudirman
1
Manager Production Operation

Didik Riswantono
2
Manager Maintenance & Reliability

Budi Prasetyana
3
Pjs. Manager Drilling

Sidik Mastrilianto
4
Manager QHSSE

Hary Setyana
5
Manager Supply Chain Management

Aristo Joeristanto
6
Manager Facility Engineering

R. Suhardono
7
Pjs. General Manager
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 86

Lampiran 1: Checklist Pengangkatan Kategori Routine Lift


No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah pekerjaan pengangkatan ini sudah pernah dikerjakan ditempat ini?
Apakah General Risk Assesment yang telah disetujui QHSSE Site Reps. dan Area
Superintendent operasi atau tingkat yang sederajat dilapangan (Construction Reps
2
atau Drilling/Well Site Manager dimana proses pengangkatan akan dilakukan)
tersedia?
Apakah Operator alat angkat telah familiar dan berpengalaman dengan alat angkat
3
yang akan dipakai?
Apakah beban yang diangkat memiliki lifting point yang standar lengkap dengan
4
SWL?
Apakah benda yang diangkat dengan berat ≤ 75% dari kapasitas alat angkat dan
5
alat bantu angkat?
6 Apakah semua peralatan angkat & alat bantu angkat yang digunakan bersertifikat?
7 Apakah Operator alat angkat dapat melihat jelas ke benda yang diangkat?
Apakah pekerjaan pengangkatan akan dilakukan pada kecepatan angin ≤ 20 Knot
8
dan tinggi ombak ≤ 2 m?
Apakah pekerjaan pengangkatan akan dilakukan dari tempat awal pengangkatan
9 dan tujuan akhir pengangkatan dengan rolling atau pitching ≤ 1.5o dan mampu
steady/stabil diam pada posisinya minimal 30 menit?
10 Apakah beban yang diangkat bukan merupakan Bahan Beracun & Berbahaya?
11 Apakah lintasan pengangkatan tidak melewati peralatan produksi yang hidup?
Note:

Jika semua jawaban “Ya”, maka pekerjaan tersebut termasuk kategori Routine Lift dan lifting plan yang
dibuat sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkatan yaitu menggunakan lifting plan
Kategori Routine Lift.

Namun jika ada jawaban “Tidak” maka pekerjaan tersebut termasuk kategori Non routine simple lift dan
lifting plan yang dibuat yaitu Lifting Plan Kategori Non Routine Simple Lift.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 87

Lampiran 2: Checklist Pengangkatan Kategori Non Routine Simple Lift


No Pertanyaan Ya Tidak
Apakah team lifting (Operator Crane, Signalman & Rigger) sudah berpengalaman
1
melakukan pengangkatan ini?
Jika pengangkatan dilakukan menggunakan lebih dari satu alat angkat (crane
dengan manual hoist atau manual hoist dengan manual hoist) dan dilakukan
2
secara estafet, apakah pengangkatan tersebut dilakukan pada level deck yang
sama, pengangkatan static dan tidak melewati Life equipment atau proses?
Apakah ada bagian dari beban yang dapat difungsikan sebagai lifting point, stabil
3 pada saat dilakukan pengangkatan dan memiliki kapasitas yang sesuai untuk
mengangkat beban?
4 Apakah pengangkatan dilakukan tidak pada area yang sulit dan terbatas?
Apakah benda yang diangkat dengan berat ≤ 75% dari kapasitas alat angkat dan
5
alat bantu angkat?
Apakah radio komunikasi tersedia untuk komunikasi antara Signalman & Operator
6
Crane?
Apakah pekerjaan pengangkatan akan dilakukan pada kecepatan angin ≤ 20 Knot
7
dan tinggi ombak ≤ 2 m?
Apakah pekerjaan pengangkatan akan dilakukan dari tempat awal pengangkatan
8 dan tujuan akhir pengangkatan dengan rolling atau pitching ≤ 1.5o dan mampu
stady/stabil diam pada poisisnya minimal 30 menit?
9 Apakah residual risk lebih kecil dari 5 (Residual Risk ≤ 5)?
Note:

Jika semua jawaban “Ya”, maka pekerjaan tersebut termasuk kategori Non Routine Simple Lift dan lifting
plan yang dibuat sebagai dasar dalam pelaksanaan pekerjaan pengangkatan yaitu menggunakan lifting
plan Kategori 2 Non Routine Simple Lift.

Namun jika ada jawaban “Tidak” maka pekerjaan tersebut termasuk kategori Non routine complicated
lift atau Kategori Non Routine complex lift dan lifting plan yang dibuat yaitu Lifting Plan Kategori Non
Routine Complicated Lifts dan Kategori Non Routine Complex Lift.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 88

Lampiran 3: Lifting Plan Kategori Routine

FORMULIR PERENCANAAN PENGANGKATAN ROUTINE Referensi No. Izin Kerja

(GENERAL LIFTING PLAN)


BAGIAN 1 Informasi Umum

1a Lokasi Pengangkatan: Risk Assesment No :

1b Keterangan Singkat Deskripsi Pengangkatan

Pengangkatan Rutin………… dari………….ke……………di……………….

BAGIAN 2. Informasi Beban

2a Berat Beban Berdasarkan Informasi dari Manufaktur (Lampirkan Gambar) :

Rangkuman informasi benda yang akan di angkat:

Berat Ukuran (PxLxT) Total Berat Beban (A+B+C)


No Nama Lifting Point
(ton) (m) (ton)
1
2
2b Berat Hook Block (B) : Berat Aksesoris Liftings (C)

- Sling :
- Kabel :
Main Block : - Shackle :
- Tagline :
- Jib :
Aux Block : - Lain – Lain (sebutkan) :
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 89

BAGIAN 3. ALAT ANGKAT & ALAT BANTU ANGKAT YANG DIGUNAKAN

3a. Alat Angkat

SWL Utilitas
Panjang Radius SWL Utilitas Radius
Radius Radius
Nama Crane Boom Pick Up Radius Pick Radius Pick Laydown
Laydown Laydown
(m) (m) Up (kg) Up (%) (m)
(kg) (%)

3b. Alat Bantu Angkat

No Nama Alat Jumlah SWL Kondisi Certificate


1
2
3.
4.
5

Onshore Mobile Crane :

Outrigger Fully Extended : ☐ Ya ☐ Tidak


Jika Tidak sebutkan panjang :
Zona Pengangkatan : ☐ Over ☐ Over ☐ Side
Front Rear

3c. Konfigurasi Sling :

Lainnya

Jelaskan
digambar

☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 90

BAGIAN 4. Personil & Komunikasi

4a Tuliskan semua personnel yang diperlukan untuk melakukan Pengangkatan ini:

A. Lifting Team Di Lokasi Crane

Nomor Kartu
Nama Jabatan Jenis Training Expired Date Clover Status
Kompetensi
Lifting Operator
Lifting Supervisor
Signalman
Rigger 1
Rigger 2

B. Lifting Team Di Lokasi Tujuan (jika ada)

Nomor Kartu
Nama Jabatan Jenis Training Expired Date Clover Status
Kompetensi
Lifting Operator
Lifting Supervisor
Signalman
Rigger 1
Rigger 2

4b. Komunikasi yang dilakukan antara signalman dan rigger di lapangan selama pelaksanaan pengangkatan yaitu menggunakan:

☐ Hand Signal ☐ Radio Channel Khusus ☐ Kombinasi Hand Signal dan Radio Channel Khusus

BAGIAN 5. Lingkungan

5a Persyaratan Kondisi Permukaan Tanah untuk Onshore Mobile Crane :

5b Batasan Kondisi Angin untuk Pengangkatan ini:

5c Jika diperlukan, apakah beban berada di dalam certified CCU (Cargo Carrying Unit)? Ya Tidak

5d Hambatan disekitar Area Pengangkatan


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 91

BAGIAN 6. Langkah Kerja

Sebelum memulai aktifitas pengangkatan, maka harus di lakukan TOOL BOX Meeting untuk:
1. Memastikan tidak ada perubahan sesuaikan rencana pengangkatan dalam Lifting Plan
2. Pembagian tugas pekerjaan sesuai kompetensi dan jumlah yang diperlukan
A. Transfer 1………….dari…………ke………….di………….

1. Cek semua alat angkat dan alat bantu angkat sebelum digunakan
2. Pasang alat bantu angkat pada benda yang akan diangkat pada lifting point yang telah ditentukan dan pasang Tag Line sesuai Lampiran
Gambar 1.
3. Pastikan kecepatan angin tidak lebih dari 20 knot, rolling & pitching kapal tidak lebih dari 1.5o . Jika melebihi maka stop lifting tunggu
sampai cuaca bagus.
4. Pastikan semua crew sudah siap
5. Hubungkan alat angkat dengan alat bantu angkat sesuai Lampiran Gambar 2. Setelah hook crane center dengan titik berat beban,
naikkan beban sekitar 30 cm dan berhenti untuk memastikan metode pengikatan dan kapasitas alat angkat / alat bantu angkat
6. Lanjutkan pekerjaan jika semua aman
7. Naikkan dan swing ke arah _____ sesuai arahan Signalman. Jika transfer antar lokasi maka di setiap lokasi harus ada Signalman.
Signalman utama dilokasi crane berada harus mengalihkan dan tanggung jawab signaling ke pada Signalman pembantu yang ada di
lokasi tujuan sambil mengawasi pergerakan Crane pada saat benda sudah lebih dekat dengan lokasi tujuan.
8. Turunkan sesuai Lampiran Gambar 3. Penggunaan Tag Line hanya untuk mengarahkan atau mengatur posisi benda, bukan untuk
menggeser atau menarik.
9. Lepas semua alat bantu angkat yang terpasang

B. Demikian seterusnya hingga semua benda terangkat.

Setelah pengangkatan selesai, Signalman harus tetap ada di lokasi untuk memastikan:
1. Crane sudah berhenti dan di parkir di Boom Rest atau sejenis.
2. Housekeeping dan penyimpanan alat angkat dan alat bantu angkat sudah tepat.
BAGIAN 7. Checklist Lift Plan yang Harus Dilengkapi sebelum melakukan Pengangkatan
7a Pre-use inspection peralatan lifting: Verifikasi dan Validasi Checklist dilakukan oleh:

Nama: Paraf:
Ya Tidak

7b Pre-use inspection peralatan JIka Semua Jawaban adalah YA, maka pengangkatan dapat
Ya Tidak
rigging: diteruskan

7c Zona pengambilan (pick-up) yang


Ya Tidak Zona peletakan (lay down) yang jelas: Ya Tidak
jelas:

7d Pencahayaan yang cukup telah Area Pengangkatan bebas dari


Ya Tidak Ya Tidak
disediakan: pecahan/debris, halangan, dll.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 92

7e Zona Line of Fire sudah ditentukan: Zona Line of fire bebas dari orang yang
Ya Tidak Ya Tidak
tidak diperlukan:

7f Personil yang diangkat (jika memakai personnel lifting) telah memakai pelindung jatuh (fall
Ya Tidak
protection) dan/atau tersedia pencegah jatuh (fall prevention):

7g Apakah Tool Box Meeting untuk menjelaskan Lifting Plan sudah dilakukan Ya Tidak

BAGIAN 8. Lampiran

8a Gambar Langkah Kerja dan Pengangkatan

1. Metoda/Teknik Pengikatan atau penyambungan benda dengan alat bantu angkat.(Single leg sling, Two leg sling, Four leg
sling)
2. Posisi awal Crane dengan benda sudah terpasang di hook.
3. Posisi akhir Crane dengan benda sudah pada posisi tujuan.
4. Posisi Crane pada lokasi dimana ada halangan pada pergerakan crane (jika ada)

8b Sertifikat Personil

1. SIO Migas Operator Crane


2. Certificate Rigger
3. Certificate Rigger Untuk Signalman
4. Clover
8c Sertifikat dan Load chart Crane

8d Approved MKJSA

Note :

Persetujuan lift plan ini berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh User pada saat pengajuan lifting plan. Dimana terjadi
kondisi yang tidak sesuai dengan lifting plan, seperti informasi teknis tidak valid, perubahan ruang lingkup pekerjaan, personnel
yang tidak siap / fit, peralatan yang tidak lengkap / siap, peralatan yang rusak atau mengalami penurunan kemampuan,
batasan lingkungan yang berubah / berbeda di luar batas aman yang ditentukan atau kondisi lapangan yang membuat
pengangkatan menjadi tidak aman, User bertanggung jawab sepenuhnya terkait keselamatan dengan menghentikan rencana
pengangkatan atau melakukan Stop Work Authority (SWA).

BAGIAN 9. Persetujuan Lift Plan

Dibuat Oleh User Nama Tanda tangan Tanggal (DD/MM/YY) Waktu

1.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 93

Disetujui oleh: Nama Tanda tangan Tanggal (DD/MM/YY) Waktu

2. Facilities Rep. (untuk FE)*

Company Man ( untuk D&C)*

Supt. Operation (untuk P&M)*

Supt. Warehouse/Ast. Mgr. FML


(untuk SCM)*

3. QHSSE Site Rep.

4. PTK/Lifting Supervisor

5. Crane Operator

6. Rigger

7. Signal man
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 94

Lampiran 4: Lifting Plan Kategori Non Routine Simple Lift

FORMULIR PERENCANAAN PENGANGKATAN Referensi No. Izin Kerja

NON ROUTINE SIMPLE LIFT


BAGIAN 1 Informasi Umum

1a Lokasi Pengangkatan: Risk Assesment No :

1b Keterangan Singkat Deskripsi Pengangkatan

Pengangkatan Rutin………… dari………….ke……………di……………….

BAGIAN 2. Informasi Beban

2a Berat Beban Berdasarkan Informasi dari Manufaktur (Lampirkan Gambar) :

Rangkuman informasi benda yang akan di angkat:

Berat Ukuran (PxLxT) Total Berat Beban (A+B+C)


No Nama Lifting Point
(ton) (m) (ton)
1
2

2b Berat Hook Block (B) : Berat Aksesoris Liftings (C)

- Sling :
- Kabel :
Main Block : - Shackle :
- Tagline :
- Jib :
Aux Block : - Lain – Lain (sebutkan) :
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 95

BAGIAN 3. ALAT ANGKAT & ALAT BANTU ANGKAT YANG DIGUNAKAN

3a. Alat Angkat

SWL Utilitas
Panjang Radius SWL Utilitas Radius
Radius Radius
No Nama Crane Boom Pick Up Radius Pick Radius Pick Laydown
Laydown Laydown
(m) (m) Up (kg) Up (%) (m)
(kg) (%)
1.
2.

3b. Alat Bantu Angkat

No Nama Alat Jumlah SWL Kondisi Certificate


1
2
3.
4.
5

Onshore Mobile Crane :

Outrigger Fully Extended : ☐ Ya ☐ Tidak


Jika Tidak sebutkan panjang :
Zona Pengangkatan : ☐ Over ☐ Over ☐ Side
Front Rear

3c. Konfigurasi Sling :

Lainnya

Jelaskan
digambar

☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 96

BAGIAN 4. Personil & Komunikasi

4a Tuliskan semua personnel yang diperlukan untuk melakukan Pengangkatan ini:

A. Lifting Team Di Lokasi Crane

Nomor Kartu Clover Status


Nama Jabatan Jenis Training Expired Date
Kompetensi
Lifting Operator
Lifting Supervisor
Signalman
Rigger 1
Rigger 2

B. Lifting Team Di Lokasi Tujuan (jika ada)

Nomor Kartu Clover Status


Nama Jabatan Jenis Training Expired Date
Kompetensi
Lifting Operator
Lifting Supervisor
Signalman
Rigger 1
Rigger 2

4b. Komunikasi yang dilakukan antara signalman dan rigger di lapangan selama pelaksanaan pengangkatan yaitu menggunakan:

☐ Hand Signal ☐ Radio Channel Khusus ☐ Kombinasi Hand Signal dan Radio Channel Khusus

BAGIAN 5. Lingkungan

5a Persyaratan Kondisi Permukaan Tanah untuk Onshore Mobile Crane :

5b Batasan Kondisi Angin untuk Pengangkatan ini:

5c Jika diperlukan, apakah beban berada di dalam certified CCU (Cargo Carrying Unit)? Ya Tidak

5d Hambatan disekitar Area Pengangkatan


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 97

BAGIAN 6. Langkah Kerja

Sebelum memulai aktifitas pengangkatan, maka harus di lakukan TOOL BOX Meeting untuk:
1. Memastikan tidak ada perubahan sesuaikan rencana pengangkatan dalam Lifting Plan
2. Pembagian tugas pekerjaan sesuai kompetensi dan jumlah yang diperlukan
A. Transfer 1……….. dari……………. ke…………… di……………
1. Cek semua alat angkat dan alat bantu angkat sebelum digunakan
2. Pasang alat bantu angkat pada benda yang akan diangkat pada lifting point yang telah ditentukan dan pasang Tag Line sesuai Lampiran
Gambar 1.
3. Pastikan kecepatan angin tidak lebih dari 20 knot, rolling & pitching kapal tidak lebih dari 1.5 derajat. Jika melebihi maka stop lifting
tunggu sampai cuaca bagus.
4. Pastikan semua crew sudah siap
5. Hubungkan alat angkat dengan alat bantu angkat sesuai Lampiran Gambar 2. Setelah hook crane center dengan titik berat beban,
naikkan beban sekitar 30 cm dan berhenti untuk memastikan metode pengikatan dan kapasitas alat angkat / alat bantu angkat
6. Lanjutkan pekerjaan jika semua aman
7. Naikkan dan swing ke arah _____ sesuai arahan Signalman. Jika transfer antar lokasi maka di setiap lokasi harus ada Signalman.
Signalman utama dilokasi crane berada harus mengalihkan dan tanggung jawab signaling ke pada Signalman pembantu yang ada di
lokasi tujuan sambil mengawasi pergerakan Crane pada saat benda sudah lebih dekat dengan lokasi tujuan.
8. Turunkan sesuai Lampiran Gambar 3. Penggunaan Tag Line hanya untuk mengarahkan atau mengatur posisi benda, bukan untuk
menggeser atau menarik.
9. Lepas semua alat bantu angkat yang terpasang
B. Demikian seterusnya hingga semua benda terangkat.
Setelah pengangkatan selesai, Signalman harus tetap ada di lokasi untuk memastikan:
1. Crane sudah berhenti dan di parkir di Boom Rest atau sejenis.
2. Housekeeping dan penyimpanan alat angkat dan alat bantu angkat sudah tepat.
BAGIAN 7. Checklist Lift Plan yang Harus Dilengkapi sebelum melakukan Pengangkatan

7a Pre-use inspection peralatan lifting: Verifikasi dan Validasi Checklist dilakukan oleh:

Nama: Paraf:
Ya Tidak

7b Pre-use inspection peralatan JIka Semua Jawaban adalah YA, maka pengangkatan dapat
Ya Tidak
rigging: diteruskan

7c Zona pengambilan (pick-up) yang


Ya Tidak Zona peletakan (lay down) yang jelas: Ya Tidak
jelas:

7d Pencahayaan yang cukup telah Area Pengangkatan bebas dari


Ya Tidak Ya Tidak
disediakan: pecahan/debris, halangan, dll.

7e Zona Line of Fire sudah ditentukan: Zona Line of fire bebas dari orang yang
Ya Tidak Ya Tidak
tidak diperlukan:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 98

7f Personil yang diangkat (jika memakai personnel lifting) telah memakai pelindung jatuh (fall
Ya Tidak
protection) dan/atau tersedia pencegah jatuh (fall prevention):

7g Apakah Tool Box Meeting untuk menjelaskan Lifting Plan sudah dilakukan Ya Tidak

BAGIAN 8. Lampiran

8a Gambar Langkah Kerja dan Pengangkatan

1. Metoda/Teknik Pengikatan atau penyambungan benda dengan alat bantu angkat.(Single leg sling, Two leg sling, Four leg
sling)
2. Posisi awal Crane dengan benda sudah terpasang di hook.
3. Posisi akhir Crane dengan benda sudah pada posisi tujuan.
4. Posisi Crane pada lokasi dimana ada halangan pada pergerakan crane (jika ada)

8b Sertifikat Personil

1. SIO Migas Operator Crane


2. Certificate Rigger
3. Certificate Rigger Untuk Signalman
4. Clover
8c Sertifikat dan Load chart Crane

8d Approved MKJSA (Hazard Analysis)

Note :

Persetujuan lift plan ini berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh User pada saat pengajuan lifting plan. Dimana terjadi
kondisi yang tidak sesuai dengan lifting plan, seperti informasi teknis tidak valid, perubahan ruang lingkup pekerjaan, personnel
yang tidak siap / fit, peralatan yang tidak lengkap / siap, peralatan yang rusak atau mengalami penurunan kemampuan,
batasan lingkungan yang berubah / berbeda di luar batas aman yang ditentukan atau kondisi lapangan yang membuat
pengangkatan menjadi tidak aman, User bertanggung jawab sepenuhnya terkait keselamatan dengan menghentikan rencana
pengangkatan atau melakukan Stop Work Authority (SWA).

BAGIAN 9. Persetujuan Lift Plan

Dibuat Oleh User Nama Tanda tangan Tanggal (DD/MM/YY) Waktu

1.

Disetujui oleh: Nama Tanda tangan Tanggal (DD/MM/YY) Waktu

2. Facilities Rep. (untuk FE)*


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 99

Company Man ( untuk D&C)*

Supt. Operation (untuk P&M)*

Supt. Warehouse/Ast. Mgr. FML


(untuk SCM)*

4. QHSSE Site Rep

5. PTK/Lifting Supervisor

6. Crane Operator

7. Rigger

8. Signal man
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 100

Lampiran 5: Lifting Plan Kategori Non Routine Complicated Lift & Non Routine
Complex/Critical Lift

FORMULIR PERENCANAAN PENGANGKATAN Referensi No. Izin Kerja

NON ROUTINE COMPLICATED LIFT PLAN & NON ROUTINE COMPLEX/CRITICAL LIFT PLAN

BAGIAN 1 Informasi Umum

1a Tanggal Pengangkatan: Lokasi Pengangkatan: Risk Assesment No :

1b Kriteria Pengangkatan

☐ Beban melebihi 75 % kapasitas Crane ☐ Keterlambatan Jadwal yang tidak wajar (jika gagal)
☐ Diatas fasilitas yang sedang beroperasi ☐ Pengangkatan Personil
☐ Diatas area struktur yang padat atau pipe rack ☐ Tandem Crane
☐ Pada daerah yang daya dukung tanah tidak baik ☐ Blind Lift
☐ Disekitar jalur listrik aktif ☐ Membalikan beban secara vertikal

1c Keterangan Singkat Deskripsi Pengangkatan

Pengangkatan ………… dari………….ke……………di……………….

BAGIAN 2. Informasi Beban

2a Berat Beban (A) :

☐ Informasi ☐ ☐ ☐
Ditimbang Dihitung Diperkirakan
Manufacturer
(Lampirkan Report) (Lampirkan Perhitungan) (Lampirkan Verifikasi)
(Lampirkan Gambar)

Rangkuman informasi benda yang akan di angkat:

Berat Ukuran (PxLxT) Total Berat Beban (A+B+C)


No Nama Lifting Point
(ton) (m) (ton)
1
2

2b Berat Hook Block (B) : Berat Aksesoris Liftings (C)

- Sling :
- Kabel :
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 101

Main Block : - Shackle :


- Tagline :
- Jib :
- Lain – Lain (sebutkan) :
Aux Block :

BAGIAN 3. ALAT ANGKAT & ALAT BANTU ANGKAT YANG DIGUNAKAN

3a. Alat Angkat

SWL Utilitas
Panjang Radius SWL Utilitas Radius
Radius Radius
No Nama Crane Boom Pick Up Radius Pick Radius Pick Laydown
Laydown Laydown
(m) (m) Up (kg) Up (%) (m)
(kg) (%)
1.
2.

Crane Maintenance status :

Apakah ada Open Finding : ☐ Ya ☐ Tidak


Jika YA sebutkan :

Onshore Mobile Crane :

Outrigger Fully Extended : ☐ Ya ☐ Tidak


Jika Tidak sebutkan panjang :
Zona Pengangkatan : ☐ Over ☐ Over ☐ Side
Front Rear

3b. Alat Bantu Angkat

No Nama Alat Jumlah SWL Kondisi Certificate


1
2
3.
4.
5
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 102

3c. Konfigurasi Sling :

Lainnya

Jelaskan
digambar

☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐ ☐
BAGIAN 4. Personil & Komunikasi

4a Tuliskan semua personnel yang diperlukan untuk melakukan Pengangkatan ini:

A. Lifting Team Di Lokasi Crane

Nomor Kartu Clover Status


Nama Jabatan Jenis Training Expired Date
Kompetensi
Lifting Operator
Lifting Supervisor
Signalman
Rigger 1
Rigger 2

B. Lifting Team Di Lokasi Tujuan (jika ada)

Nomor Kartu Clover Status


Nama Jabatan Jenis Training Expired Date
Kompetensi
Lifting Operator
Lifting Supervisor
Signalman
Rigger 1
Rigger 2
4b. Komunikasi yang dilakukan antara signalman dan rigger di lapangan selama pelaksanaan pengangkatan yaitu menggunakan:

☐ Hand Signal ☐ Radio ☐ Kombinasi Hand Signal dan Radio

BAGIAN 5. Lingkungan

5a Persyaratan Kondisi Permukaan Tanah untuk Onshore Mobile Crane :


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 103

5b Batasan Kondisi Angin untuk Pengangkatan ini:

5c Batasan Kondisi Laut, Crane Barge dan Support Vessel untuk Offshore Crane :

a. Tinggi Ombak :
b. Rolling & Pitching :
c. Swelling :
5d Jika diperlukan, apakah beban berada di dalam certified CCU (Cargo Carrying Unit)? Ya Tidak

5e Jika Pengangkatan dilakukan dekat Kabel Listrik (overhead power lines), dokumentasikan jarak/radius ke Kabel Listrik yang
diperbolehkan:

5f Hambatan disekitar Area Pengangkatan

BAGIAN 6. Langkah Kerja

Sebelum memulai aktifitas pengangkatan, maka harus di lakukan TOOL BOX Meeting untuk:
1. Memastikan tidak ada perubahan sesuaikan rencana pengangkatan dalam Lifting Plan
2. Pembagian tugas pekerjaan sesuai kompetensi dan jumlah yang diperlukan
A. Transfer 1………… dari……………..ke……………..di
1. Cek semua alat angkat dan alat bantu angkat sebelum digunakan
2. Pasang alat bantu angkat pada benda yang akan diangkat pada lifting point yang telah ditentukan dan pasang Tag Line sesuai Lampiran
Gambar 1.
3. Pastikan kecepatan angin tidak lebih dari 20 knot, rolling & pitching kapal tidak lebih dari 1.5 derajat. Jika melebihi maka stop lifting
tunggu sampai cuaca bagus.
4. Pastikan semua crew sudah siap
5. Hubungkan alat angkat dengan alat bantu angkat sesuai Lampiran Gambar 2. Setelah hook crane center dengan titik berat beban,
naikkan beban sekitar 30 cm dan berhenti untuk memastikan metode pengikatan dan kapasitas alat angkat / alat bantu angkat
6. Lanjutkan pekerjaan jika semua aman
7. Naikkan dan swing ke arah _____ sesuai arahan signalman. Jika transfer antar lokasi maka di setiap lokasi harus ada Signalman.
Signalman utama dilokasi crane berada harus mengalihkan dan tanggung jawab signaling ke pada Signalman pembantu yang ada di
lokasi tujuan sambil mengawasi pergerakan Crane pada saat benda sudah lebih dekat dengan lokasi tujuan.
8. Turunkan sesuai Lampiran Gambar 3. Penggunaan Tag Line hanya untuk mengarahkan atau mengatur posisi benda, bukan untuk
menggeser atau menarik.
9. Lepas semua alat bantu angkat yang terpasang
B. Demikian seterusnya hingga semua benda terangkat.
Setelah pengangkatan selesai, Signalman harus tetap ada di lokasi untuk memastikan:
1. Crane sudah berhenti dan di parkir di Boom Rest atau sejenis.
2. Housekeeping dan penyimpanan alat angkat dan alat bantu angkat sudah tepat.
BAGIAN 7. Checklist Lift Plan yang Harus Dilengkapi sebelum melakukan Pengangkatan

7a Pre-use inspection peralatan lifting: Ya Tidak Verifikasi dan Validasi Checklist dilakukan oleh:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 104

Nama: Paraf:

7b Pre-use inspection peralatan JIka Semua Jawaban adalah YA, maka pengangkatan dapat
Ya Tidak
rigging: diteruskan

7c Zona pengambilan (pick-up) yang


Ya Tidak Zona peletakan (lay down) yang jelas: Ya Tidak
jelas:

7d Pencahayaan yang cukup telah Area Pengangkatan bebas dari


Ya Tidak Ya Tidak
disediakan: pecahan/debris, halangan, dll.

7e Zona Line of Fire sudah ditentukan: Zona Line of fire bebas dari orang yang
Ya Tidak Ya Tidak
tidak diperlukan:

7f Personil yang diangkat (jika memakai personnel lifting) telah memakai pelindung jatuh (fall
Ya Tidak
protection) dan/atau tersedia pencegah jatuh (fall prevention):

7g Apakah Tool Box Meeting untuk menjelaskan Lifting Plan sudah dilakukan Ya Tidak

BAGIAN 8. Lampiran

8a Gambar Langkah Kerja dan Pengangkatan

1. Metoda/Teknik Pengikatan atau penyambungan benda dengan alat bantu angkat.(Single leg sling, Two leg sling, Four leg
sling)
2. Posisi awal Crane dengan benda sudah terpasang di hook.
3. Posisi akhir Crane dengan benda sudah pada posisi tujuan.
4. Posisi Crane pada lokasi dimana ada halangan pada pergerakan crane (jika ada)
8b Sertifikat Personil

1. SIO Migas Operator Crane


2. Certificate Rigger
3. Certificate Rigger Untuk Signalman
4. Clover
8c Sertifikat dan Load chart Crane

8d Approved MKJSA (Hazard Analysis)

Note :

Persetujuan lift plan ini berdasarkan pada informasi yang diberikan oleh User pada saat pengajuan lifting plan. Dimana terjadi
kondisi yang tidak sesuai dengan lifting plan, seperti informasi teknis tidak valid, perubahan ruang lingkup pekerjaan, personnel
yang tidak siap / fit, peralatan yang tidak lengkap / siap, peralatan yang rusak atau mengalami penurunan kemampuan,
batasan lingkungan yang berubah / berbeda di luar batas aman yang ditentukan atau kondisi lapangan yang membuat
pengangkatan menjadi tidak aman, User bertanggung jawab sepenuhnya terkait keselamatan dengan menghentikan rencana
pengangkatan atau melakukan Stop Work Authority (SWA).
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 105

BAGIAN 9. Persetujuan Lift Plan

Dibuat Oleh User Nama Tanda tangan Tanggal (DD/MM/YY) Waktu

1.

Disetujui oleh: Nama Tanda tangan Tanggal (DD/MM/YY) Waktu

2. Facilities Rep. (untuk FE)*

Company Man ( untuk D&C)*

Lead Operator/Sec. Head


(untuk P&M)*

Warehouse Reps./FML Reps.


(untuk SCM)*

3. QHSSE Site Rep.

4. Construction Eng. (untuk FE)*

Drilling Engineer (untuk D&C)*

Field Eng. (untuk P&M)*

5. Ast. Mgr. Construction (untuk


FE)*

Ast. Mgr Drilling Ops. (untuk


D&C)*

Supt. Operation (untuk P&M)*

Ast. Mgr FML/Supt. Warehouse


(untuk SCM)*

6. PTK/Lifting Supervisor

7. Crane Operator

8. Rigger

9. Signal man

10. Lifting Engineer

Note : (*=Hapus yang tidak sesuai)


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 106

Lampiran 6: Pre-Lift Check List

Aktifitas Ya Tidak

1 Apakah Work Permit, Lifting Plan dan Risk Assesment sudah ada?

2 Apakah sudah dilakukan Tool Box Meeting?

Apakah alat angkat dan alat bantu angkat yang sesuai dengan
3
Lifting Plan sudah tersedia?

Apakah alat komunikasi (Hand Signal atau radio signal) yang


4
sesuai dengan lifting plan sudah tersedia?

Apakah metode pengikatan dan penggunaan tag line sudah sesuai


5
dengan lifting plan?

6 Apakah Tim Lifting yang sesuai dengan lifting plan sudah siap?

Jika semua jawaban Ya, Pengangkatan dapat diteruskan.


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 107

Lampiran 7: Checklist Personnel Lifting


Pengangkatan personil diperlukan tindakan pencegahan ekstra. Performing Authorithy (PTK) harus
menggunakan checklist ini untuk menetapkan apakah operasi pengangkatan dapat dimulai.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah tidak ada pilihan lain yang layak untuk melakukan pekerjaan
pengangkatan personil?
2 Apakah semua sertifikat yang diperlukan untuk crane, crane wire
rope, sling dan peralatan terkait lainnya saat ini tersedia dan masih
valid?
3 Apakah crane dan peralatan terkait telah diperiksa dan diuji secara
menyeluruh oleh orang yang berkompeten dalam 6 bulan terakhir?
4 Apakah semua aspek keselamatan dan sistem berfungsi dengan baik?
5 Jika terjadi kegagalan daya (power) mati total, apakah crane dapat
mempertahankan bebannya dalam posisi aman (misal: rem
mengalami gagal pada posisi yang ditetapkan)?
6 Apakah rem diterapkan secara progresif (mis. untuk menghindari
guncangan atau tekanan beban)?
7 Jika terjadi kegagalan daya (power) mati total, dapatkah beban
diturunkan secara manual ke posisi di mana personil dapat dipulihkan
dengan aman?
8 Jika terjadi kegagalan rem utama, transmisi, apakah beban akan dapat
dicegah agar tidak jatuh bebas (mis. apakah ada sistem pengereman
sekunder atau apakah sistem transmisi mengalami retardasi hidrolik
untuk mencegah hal ini)?
9 Jika terjadi kegagalan sistem rem primer, dapatkah beban diturunkan
secara manual ke posisi di mana personil dapat dipulihkan dengan
aman?
10 Apakah crane dilengkapi dengan emergency stop yang diletakkan
dekat dengan Operator Crane?
11 Apakah crane dirancang sedemikian rupa agar jatuh bebas secara
tidak sengaja dapat dicegah saat drive train bergerak atau hook
dibebani?
12 Apakah crane ditandai cocok untuk pengangkatan orang (main-
riding)?
13 Apakah keranjang kerja telah dirancang, dibuat dan disertifikasi
khusus untuk mengangkut personil?
14 Apakah Lifeline untuk dikenakan oleh semua orang di keranjang
kerja dan terhubung ke struktur atau ke kait crane, atau jika tidak, ke
keranjang kerja?
15 Apakah izin kerja dan lift plan yang sesuai telah diajukan, apakah
MKJSA yang sesuai dan memadai telah dilaksanakan dan apakah
semua tindakan pencegahan keselamatan dilaksanakan?
Apakah jalur komunikasi dan pandangan (line of sight) antara Operator
16 Crane dan personil dalam keranjang kerja didefinisikan dengan jelas?
17 Apakah ada rencana cadangan (back up) jika terjadi insiden?
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 108

No Pertanyaan Ya Tidak
18 Apakah Operator Crane terlatih dan kompeten untuk jenis
pengangkatan ini dan sudahkah ia memeriksa crane segera sebelum
operasi?
19 Apakah maintenance mekanik tersedia jika ada masalah dengan
crane?
20 Apakah pengangkatan ini sudah mendapat persetujuan HES Reps?
Note:
Jika semua jawaban untuk pertanyaan di bawah adalah “Ya” maka operasi pengangkatan dapat
dimulai.

Namun jika ada jawaban “Tidak” maka pekerjaan tersebut tidak bisa diimulai
Dicek oleh: Nama: Tanda tangan: Tanggal:
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 109

Lampiran 8: Petunjuk Analisis Risiko Bahaya


Tabel di bawah dapat digunakan sebagai alat bantu untuk memudahkan melakukan penilaian risiko
(Risk Assessment) untuk pengangkatan. Tidak semua bahaya pengangkatan sudah terdapat pada
tabel ini. Jadi jika ada bahaya terkait lainya harus dimitigasi sebelum melakukan proses
pengangkatan.
RISK ASSESSMENT GUIDANCE NOTES
1. Load
HAZARD POSSIBLE CAUSE CONSEQUENCE SOLUTION
Load heavier  Incorrect weight on  Equipment failure  Trial lift
than expected manifest  Load falling  Dynamometer
 Weight unknown –  Equipment  Ensure personnel
incorrect estimate instability/collapse emergency
 Lifting equipment  Personal injury access route
overloaded
Centre of gravity  Incorrect information  Load swinging  Reposition lifting
not as expected supplied  Load striking equipment
 Incorrect slinging person  Trial lift
 Cargo shifting in  Load striking  Ensure personnel
transit plant emergency
 Personal injury access route
 Fit tag lines
Physical size  Insufficient head  Load striking  Consider
room plant alternative
 Nearby plant and  Load handling slinging method.
machinery problems  Use specialized
 Personnel injury lifting equipment
e.g. low
headroom hoist
 Use of additional
banks man/
radios
Fit tag lines
Load damaged  Transit damage.  Falling objects  Consider
 Sharp corners.  Load falling. alternative
 Personnel injury. slinging method.
 Pre-lift check
 Ensure
emergency
access route.
 Correct PPE.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 110

2. ENVIRONMENT

HAZARD POSSIBLE CAUSE CONSEQUENCE SOLUTION


Adverse  Excessive wind  Load swinging.  Fit tag lines
weather speeds.  Load striking  Use of additional
conditions  Poor visibility – light, person banksman /
mist or fog.  Load striking signalman /
 High sea states. plant. radios.
 Rain, sleet or snow  Personnel injury.  Correct PPE.
showers,  Snatch load.  Do not carry out
 Ice on load and  Crane overload. lift.
deck/ground.  Slips trips and
falls.

3. CONTROLLING THE AREA

HAZARD POSSIBLE CAUSE CONSEQUENCE SOLUTION


Pedestrians  Unaware of lifting  Load striking  Barrier off area.
operation. person.  Use of additional
 Ignore barriers.  Personnel injury.  Banksman/Signalman
 Unaware of risks assistance /radios.
 Keep people away.
Other work  Persons involved in  Lifting over the  Consult Permit
activities in the lifting operation not heads of persons issuing Authority.
vicinity aware of other involved in other  Check area prior to
nearby work work front in the operation.
activities. vicinity.
 Load striking
person.
 Personnel injury.
Communication  Untrained  Load swinging.  Use suitably trained
Breakdown personnel.  Load striking personnel.
 Radio problems. person.  Use of additional
 Blind lifts.  Load striking banksman/signalman
plant. assistance / radios
 Personnel injury.

4. THE LIFTING EQUIPMENT

HAZARD POSSIBLE CAUSE CONSEQUENCE SOLUTION


Incorrect SWL  Incorrect selection of  Equipment failure.  Double check
equipment.  Load falling. SWL required
 Incorrect assessment  Personnel injury. prior to lifting.
of weight of load.  Use
dynamometer.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 111

HAZARD POSSIBLE CAUSE CONSEQUENCE SOLUTION


 Incorrect calculations  Remember to
of forces. include weight
of accessories
for lifting.
Lifting  Incorrect selection of  Load falling.  Pre-use check.
accessories not equipment.  Personnel injury.  Ensure tie-
attached  Human error. wrap/safety pin
correctly  Shackles of fitted to shackles.
containers
unscrewed in transit.
 Safety latch of hooks
damaged.
Mechanical  Lack of maintenance.  Equipment failure  Pre-use check.
damage  Incorrect use of  Load falling.  Review and
equipment.  Personnel injury. correct
 Contact with sharp maintenance
edges. plan.
 General wear and  Review and
tear. correct storage
method.
Incorrect fleet  Lifting appliance not  Load swinging.  Re-position lifting
angle positioned directly  Load striking appliance prior to
over load. person. operation.
 Load striking
plant.
 Personnel injury.
Equipment out  No pre-use check  Equipment failure.  Pre-use check.
of date  Violation of  Correct color
procedure code.
 Check
certification.

5. PERSONNEL

HAZARD POSSIBLE CAUSE CONSEQUENCE SOLUTION


Human factors  Inadequate  Incorrect choice  Ensure adequate
(Knowledge training. of equipment. training.
based)  Lack of  Incorrect  Check competency
competence. attachment of level of personnel
lifting involved in lifting
accessories. operation.
 Incorrect  Increase
operation of supervision.
equipment.
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 112

HAZARD POSSIBLE CAUSE CONSEQUENCE SOLUTION


 Load swinging.
 Load striking
person.
 Load striking
plant.
 Equipment
damage.
 Personnel injury.
Human factors  Slips.  Incorrect choice  Pre-job safety
(Error based)  Lapse. of equipment. meetings
 Mistakes.  Incorrect  Realistic time frame
attachment of to perform job.
lifting  Increase
accessories. supervision.
 Incorrect
operation of
equipment.
 Load swinging.
 Load striking
person.
 Load striking
plant.
 Equipment
damage.
 Personnel injury.

6. STRUCTURAL

HAZARD POSSIBLE CAUSE CONSEQUENCE SOLUTION


Structural  Incorrect load  Dropped object  Engineering
collapse applied to structural  Load striking calculations
component. person  Proof load testing
 Lifting equipment  Load striking  Equipment fitted, or
not fitted and plant fitted by, trained /
assembled  Personnel injury competent
correctly personnel
 Thorough
examination by
competent person
prior to use
Deck collapse  Inadequate surface  Mobile crane  Engineering
or loading instability calculations
Ground  Capacity for weight  Deck failure  Correct anchorage
subsidence of load  Dropped object
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 113

HAZARD POSSIBLE CAUSE CONSEQUENCE SOLUTION


 Environmental  Load striking  Spreader plates
conditions person placed under load or
 Load striking mobile crane
plant outriggers
 Personnel injury  Soil testing
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 114

Lampiran 9: Pre-Use Inspection Checklist


PERTAMINA HULU KALIMANTAN TIMUR
OFFSHORE CRANE
PRE-USE EQUIPMENT CHECKLIST
DON’T OPERATE THIS EQUIPMENT BEFORE PRE-USE CHECK PERFORMED
ONLY CERTIFIED OPERATOR C3 & MIGAS CERTIFICATED CAN OPERATE THE CRANE
CRANE MODEL : LOCATION :
CRANE SERIAL NO : DATE :
SWL : TIME :
If the answer to the question is Satisfy, place a tick (v) in the column on S, if the answer is Unsatisfy, place a tick (v) in the column U and NA for
Not Available
I. HYDRAULIC SYSTEM S U N/A COMMENTS VIII WIRE ROPE S U N/A COMMENTS
1 Hydraulic oil level    1 Main Hoist
Hydraulic hose and
2    a. Lubrication   
connectors
Hydraulic accumulator
3    b. Wire condition (visual)   
pressure

Hydraulic pump (vibration,


4    2 Auxiliary Hoist
leakage and noise)
a. Lubrication   
II. WINCH b. Wire condition (visual)   
Winch motor (lube oil leaks or
1   
hydraulic oil)
2 Winch drum (gear oil leaks)    3 Boom Hoist
Hose and connector (from oli
3    a. Lubrication   
hydraulic)
4 Spooling winch/drum b. Wire condition (visual)   
a Main   
b Auxiliary    IX BOOM HOIST OVERRIDE   
c Boom winch   
HOOK BLOCK, SAFETY LATCH
d secondary winch    X   
AND STINGER
5 Boom Hoist Pawl   
XI SAFE LOAD INDICATOR   
III. SWING MOTOR
1 Driven gear (oil leaks)    XII HOIST BRAKES OPERATIONAL   
2 Hose connector   
CHECK ARROUND & INP. IF ANY
XIII   
BOLT LOOSE
IV. GENERAL
1 Boom Crane Lattice/Box / Telescopic XIV SAFETY DEVICE
a. Main chord    1 Anti Two Block System
b. Lassing    a. Main Line   
c. Boom section connector    b. Auxiliary Line   
d. Boom tip    2 Helicopter warning light   
Alarm system for boom limit
e. Ply Jib    3   
operation and boom stopper limit
f. Boom plate    a. Maximum boom limit   
2 Load chart    b. Minimum boom limit   
3 Radius Angle Indicator   
4 Hand Signal Poster    XV SPEAK POINT CHECK
1 Wind speed   
V. ENGINE 2 Sea wave   
1 Engine oil level    3 Load   
2 Fuel level    a. SWL   
3 Radiator water level    b. Colour code   
4 Engine leakage    c. Material basket
5 V-Belt    - Rigging gears   
ex: sling, sackle, pin, etc.
VI ELECTRIC MOTOR - Lock   
1 Vibration/Noise    d. Tag line   
e. Lassing for unstable material   
VII START PRIME MOVER
1 Check all gauge    XVI OTHERS (Inspection of Any Abnormal Condition)
2 Check control
a. Swing control   
b. Boom up/down control   
c. Hoist up/down control   

Performed by, Approved by,

Crane Operator Supervisor/Leader

Note: 1. Any anomaly finding should be address to CMT (Crane Maintenance Team)
2. Pre Use Inspection can be done by 1 or 2 person depending on crane specification, capacity and lifting categorization
3. The original should be kept on site, 1st copy (pink) address to facility owner, 2nd copy (blue) address to CMT (Crane Maintenance Team)
TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 115

Lampiran 10: Pad Eye Standard


TATA KERJA ORGANISASI
FUNGSI : Facility Engineering – Asset Integrity NO : B3-014/KT1330/2019-S9
REVISI : 1
JUDUL : OPERASI LIFTING AND RIGGING BERLAKU TMT : 1 Juli 2020
HALAMAN : 116

Lampiran 11: Color Code System


SERTIFIKASI DAN KODE PENGENAL (COLOR CODING)
Inspeksi, sertifikasi, dan kode pengenal (color coding) untuk semua peralatan pengangkat dan
aksesori pengangkat dilakukan oleh personil yang berkompeten / Perusahaan Inspeksi Pihak
Ketiga.
 Kode warna yang digunakan oleh Pertamina Hulu Kalimantan Timur adalah: Hijau, Biru &
Kuning, masing-masing mengikuti siklus enam bulan.
 Setiap alat bantu angkat (lifting gear) yang ditemukan tidak memiliki kode warna yang sama
untuk jangka waktu enam bulan tidak diizinkan untuk digunakan sampai dilakukan pemeriksaan
secara menyeluruh oleh personil yang berkompeten / perusahaan inspeksi pihak ketiga.
 Alat bantu angkat (lifting gear) yang tidak layak digunakan harus diberi warna Merah dan
ditempatkan di area karantina sampai alat tersebut telah diperiksa, disetujui dan disahkan untuk
digunakan atau ditolak/dibuang oleh personil yang berkompeten / inspektur pihak ketiga.

2020 2021
Jan - Juni Juli - Des Jan - Juni Juli - Des

Valid Color
Code

Warna Hijau Biru Kuning Hijau


RAL 6018 RAL 5012 RAL 1007 RAL 6018

2022 2023
Jan - Juni Juli - Des Jan - Juni Juli - Des

Valid Color
Code

Warna Biru Kuning Hijau Biru


RAL 5012 RAL 1007 RAL 6018 RAL 5012

Reject Color
Code

Warna Merah

Anda mungkin juga menyukai