Anda di halaman 1dari 9

Available at http://jurnal.stie-aas.ac.id/index.

php/jap
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(2), 2020, 276-284

Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kepatuhan Wajib


Pajak Dalam Membayar Pajak Bumi Dan Bangunan

M. Hasan Ma’ruf1), Sri Supatminingsih2)


Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi AAS Surakarta
Email Korespondensi : hasan.stie.aas@gmail.com

Abstract
This study aims to examine the effect of awareness of taxpayers, the level of understanding of taxes, the
implementation of sanctions and the quality of service on tax compliance in paying taxes and building (PBB). The
sampling technique in this study uses convenience sampling for 100 earth taxpayers in Sukoharjo who meet the
criteria. The data used are primary data through a questionnaire, which contains respondents' answers. Data
analysis in this study uses descriptive analysis and multiple linear regression analysis. The results of this study,
first: awareness of taxpayers have a positive effect on compliance with land and building taxpayers, second: the
level of understanding has a positive effect on compliance with land and building taxpayers, third: the
implementation of sanctions has a positive effect on compliance with land and building, the fourth: quality of
service has a positive effect on compliance with land and building taxpayers. The results also showed that
awareness of taxpayers, tax sanctions, tax understanding, and service quality simultaneously had positive effects
on land and building tax compliance

Keywords: tax awareness, tax sanctions, tax understanding, service quality, compliance, taxpaye

1. PENDAHULUAN barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan


Setiap individu dalam masyarakat harus juga membayar utang negara ke luar negeri.
dapat memahami dan mengerti akan arti penting Pajak juga digunakan untuk membantu Usaha
pajak dalam keberhasilan suatu pemerintahan Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) baik
bahwa pajak merupakan sumber pendapatan dalam hal pembinaan dan modal. Dengan
negara yang mempunyai peranan yang sangat demikian jelas bahwa peranan penerimaan
penting didalam pelaksanaan pembangunan, pajak bagi suatu negara menjadi sangat
selain Pajak Pendapatan dan Pajak Penghasilan dominan dalam menunjang jalannya roda
maka Pajak Bumi dan Bangunan atau PBB juga pemerintahan dan pembiayaan pembangunan.
memberikan peranan penting dalam Sumber Disamping fungsi budgeter (fungsi penerimaan)
Pembiayaan. di atas, pajak juga melaksanakan fungsi
Pembayaran yang dilakukan oleh wajib redistribusi pendapatan dari masyarakat yang
pajak khususnya dalam pembayaran PBB akan mempunyai kemampuan ekonomi yang lebih
dipergunakan untuk kepentingan masyarakat tinggi kepada masyarakat yang kemampuannya
secara umum. Uang pajak digunakan untuk lebih rendah.
pembiayaan dalam rangka memberikan rasa Permasalahan yang dihadapi oleh
aman bagi seluruh lapisan masyarakat. Setiap pemerintah daerah dalam hal pemungutan atas
warga negara mulai saat dilahirkan sampai PBB adalah asas kepatuhan wajib pajak,
dengan meninggal dunia, menikmati fasilitas kurangnya pengetauhan wajib pajak membuat
atau pelayanan dari pemerintah yang semuanya pendapatan pemerintah daerah dari PBB tidak
dibiayai dengan uang yang berasal dari pajak. maksimal. Oleh karena itu tingkat kepatuhan
Pajak juga digunakan untuk mensubsidi barang- wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban
Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 277

perpajakannya secara baik dan benar maupun badan) yang akan dikenakan pajak dan
merupakan syarat mutlak untuk tercapainya yang dimaksud dengan objek pajak yaitu sesuatu
fungsi redistribusi pendapatan. Sehingga pada yang dikenakan pajak atau dapat diartikan
akhirnya kesenjangan ekonomi dan sosial yang sebagai sasaran pengenaan pajak. Subyek pajak
ada dalam masyarakat dapat dikurangi secara bumi dan bangunan adalah orang atau badan
maksimal. yang mempunyai kewajiban untuk melunasi PBB
Sejalan dengan pelaksanaan otonomo sesuai dengan ketentuan UU PBB. Subyek PBB
daerah dimana daerah diberi kebebasan untuk baru akan melunasi utang PBB apabila subyek
mengelola dan mengatur pendapatan yang PBB tersebut secara nyata mempunyai suatu hak
dimiliki maka PBB juga dikelola sepenuhnya atas bumi dan bangunan dan atau memperoleh
oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo manfaat atas bumi dan bangunan.
dalam hal ini Dinas Pendapatan Pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Keuangan dan Aset. Hal tersebut didasarkan 1. Pengertian
pada UU Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, bahwa adalah pajak negara yang dikenakan
kewenangan pemungutan Pajak Bumi dan terhadap bumi dan/atau bangunan
Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaaan berdasarkan Undang-undang nomor 12
dialihkan dari Pemerintah Pusat kepada masing- Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan
masing Pemerintah Kabupaten/Kota paling Bangunan sebagaimana telah diubah
lambat tahun 2014 dan telah ditindaklanjuti dengan Undang-Undang N12 Tahun
dengan Peraturan Daerah kabupaten Sukoharjo 1994. Yang kemudian disempurnakan lagi
Nomor 13 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan dengan Undang-undang No.13 Tahun 2013.
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan serta 2. Sifat Pajak Bumi dan Bangunan
Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 15 Tahun PBB adalah pajak yang bersifat
2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan kebendaan dalam arti besarnya pajak
Daerah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pajak terutang ditentukan oleh keadaan objek
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan. yaitu bumi/tanah dan/atau bangunan.
Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Keadaan subjek (siapa yang membayar)
yang diterima oleh Kabupaten Sukoharjo dari tidak ikut menentukan besarnya pajak. PBB
tahun 2014- 2017 belum dapat memenuhi target ini belum didasarkan pada self assessment
yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah seperti yang telah diberlakukan untuk pajak-
Kabupaten Sukoharjo. Pada tahun 2014-2017 pajak lainnya. Pemerintah berpendapat
yang rata-rata hanya berkisar pada angka 87.55% mengingat tingkat pendidikan dan
hingga 97.65% menunjukkan bahwa kesadaran pemahaman sebagian besarmasyarakat
dari wajib pajak, khususnya Pajak Bumi dan masih rendah maka untuk sementara waktu
Bangunan di Kabupaten Sukoharjo masih perlu belum dapat menerapkan.
ditingkatkan. Dari data yang diperoleh 3. Objek Pajak Bumi dan Bangunan
berdasarkan Laporan PAD Kabupaten Objek PBB menurut undang-undang
Sukoharjo tahun 2014-2017, diketahui bahwa PBB (Pasal 2 UU PBB) adalah bumi dan
terdapat beberapa penyebab mengapa potensi atau bangunan. Bumi adalah permukaan
PAD yang berasal dari PBB belum dapat bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya,
dimaksimalkankan. Fenomena ini menjadikan sedangkan bangunan adalah konstruksi
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian teknik yang ditanam atau dilekatkan secara
perpajakan di wilayah Kabupaten Sukoharjo. tetap pada tanah dan atau perairan.
4. Subjek Pajak Bumi Dan Bangunan
2. TINJAUAN PUSTAKA Pahala (2011:110) subjek PBB
Wajib Pajak Bumi dan Bangunan menurut Pasal 4 UUPBB adalah orang
Subjek pajak adalah pihak–pihak (orang atau badan yang secara nyata mempunyai

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 278

suatu hak atas bumi, dan atau memperoleh membayar kewajiban pajaknya
manfaat atas bumi, dan atau (Suhardito,B.& Sudibyo,B.1999). Variabel
memilikimenguasai, dan atau memperoleh ini diukur dengan menggunakan
manfaat atas bangunan. Instrument yang dikembangkan oleh
5. Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Sulistriorini, E. (2003) dengan indikator
(NJOPTKP) sebagai berikut:
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak a. PBB dipergunakan sebagai sumber
Tidak Kena Pajak ditetapkan sebesar Rp. pendapatan negara.
8.000.000,00 (delapan juta rupiah) untuk b. PBB harus dibayar tepat waktu untuk
setiap wajib pajak. Apabila wajib pajak pembiayaan pembangunan.
mempunyai beberapa objek pajak, yang c. PBB harus dibayar karena kewajiban
diberikan Nilai Jual Objek Pajak Tidak warga negara.
Kena Pajak hanya salah satu objek pajak d. PBB sebagai sumber pendapatan negara
yang nilainya terbesar.
6. Sanksi Perpajakan Pajak Bumi dan Bangunan 2. Faktor Pemahaman Wajib Pajak terhadap
(PBB) Undang-undang dan Peraturan Perpajakan
Apabila wajib pajak PBB tidak Pemahaman wajib pajak terhadap
melunasi pembayaran PBB sesuai dengan undang-undang dan peraturan PBB
batas waktu yang telah ditetapkan maka berfungsi sangat penting karena
wajib pajak dapat dikenai sanksi/denda merupakan elemen dari sikap wajib pajak
administrasi sebesar 2% perbulan maksimal terhadap undang-undang dan peraturan
selama 24 bulan berturut-turut atau total PBB dan sikap wajib pajak mempengaruhi
denda administrasi sebesar 48%. Media perilaku perpajakan wajib pajak dan
pemberitahuan pajak yang terutang akhirnya perilaku perpajakan
melewati batas waktu yang terlah mempengaruhi keberhasilan perpajakan.
ditetapkan adalah dengan Surat Tagihan Demi tercapainya target dalam
Pajak (STP). Jika dalam waktu 30 hari penerimaan pajak bumi dan bangunan
setelah STP terbit belum ada pembayaran maka perlu pula dilihat seberapa besar
dari WP, maka dapat diterbitkan Surat Paksa tingkat pemahaman masyarakat terhadap
(SP) sesuai dengan pasal 13. pajak tersebut. Menurut Siti Kurnia
Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan PBB (2010:141), pemahaman perpajakan
1. Faktor Kesadaran Perpajakan mempengaruhi sikap terhadap sistem
Kesadaran perpajakan adalah sikap perpajakan yang adil. Apabila seorang
wajib pajak terhadap fungsi pajak, wajib pajak semakin paham terhadap
keberhasilan perpajakan sangat ditentukan undang-undang perpajakan serta ketetapan,
oleh kesadaran perpajakan wajib pajak. ketentuan dan peraturan yang berlaku maka
Kepatuhan pajak lain dari kesadaran hal tersebut akan menimbulkan rasa sadar
pajak. Kesadaran perpajakan atas pentingnya dalam membayar pajak.
berkonsekuensi logis untuk para wajib 3. Faktor PersepsiWajib Pajak tentang
pajak agar mereka rela memberikan Pelaksanaan Sanksi Denda PBB
kontribusi dana untuk pelaksanaan fungsi Persepsi Wajib Pajak tentang
perpajakan, dengan cara membayar Pelaksanaan Sanksi denda PBB Menurut
kewajiban pajaknya secara tepat waktu dan Untung (2004:40) dalam Shidiq (2011:32)
tepat jumlah. persepsi adalah kesan yang diperoleh dari
Kesadaran perpajakan adalah hasil penangkapan panca indera seseorang
kerelaan memenuhi kewajibannya, termasuk terhadap suatu figur, kondisi, atau masalah
rela memberikan kontribusi dana untuk tertentu. Masyarakat akan memiliki sikap
pelaksanaan fungsi pemerintah Dengan cara sadar terhadap fungsi pajak dan akhirnya

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 279

mematuhi pembayaran PBB, jika 3. METODOLOGI PENELITIAN


persepsi mereka terhadap sanksi, Jenis dan Pendekatan Penelitian
khususnya sanksi denda PBB dilaksanakan Penelitian ini termasuk jenis penelitian
secara tegas, konsisten dan mampu explanatory, peneliti melakukan survey dan
menjangkau para pelanggar (Suhardito terjun ke tempat penelitian dengan memberikan
Sudibyo, 1966:6 dalam Shidiq, 2011:32). kuesioner kepada para wajib pajak di Sukoharjo
Sanksi pajak merupakan jaminan secara langsung. Penelitian ini menggunakan
bahwa ketentuan peraturan perundang- metode kuantitatif, dimana metode ini
undangan perpajakan (norma perpajakan) digunakan untuk menguji hipotesis.
akan dituruti/ ditaati/ dipatuhi, dengan
kata lain sanksi perpajakan merupakan alat Metode Pengumpulan Data
pencegah agar wajib pajak tidak melanggar 1. Sumber Data
norma perpajakan (Mardia SMO, 2006 Sumber data dalam penelitian ini
dalam Arum, 2012:33) adalah data primer serta data sekunder. Data
Pahala (2009:342) menurut primer dalam penelitian ini diperoleh
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 dari sumber asli penelitian dengan cara
secara tegas menetapkan bahwa PBB menyebarkan atau membagikan kuesioner
terutang yang pada saat jatuh tempo secara langsung kepada para wajib pajak di
pembayaran tidak dibayar atau kurang Sukoharjo. Sedangkan data sekunder
dibayar dikenakan denda administrasi penelitian ini diperoleh dari dokumentasi
sebesar 2% sebulan, yang dihitung dari yang dapat dilihat pada DPKAD Kabupaten
saat jatuh tempo sampai dengan hari Sukoharjo, Jurnal dan buku referensi yang
pembayaran untuk jangka waktu paling berkaitan dengan penelitian, maupun
lama 24 bulan, dimana bagian dari informasi-informasi lain yang berkaitan
bulan dihitung penuh satu bulan dengan penelitian ini.
4. Kualitas Pelayanan Terhadap Wajib Pajak 2. Populasi dan Sampel
Pelayanan perpajakan dibentuk oleh Menurut Arikunto (2002:108)
dimensi kualitas sumber daya manusia populasi atau universe adalah keseluruhan
(SDM), ketentuan perpajakan dan sistem dari subjek penelitian yang akan diteliti. Dari
informasi perpajakan. Standar kualitas pengertian tersebut, maka populasi dalam
pelayanan prima kepada masyarakat wajib penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak di
pajak akan terpenuhi bilamana SDM Kabupaten Sukoharjo. Sedangkan sampel
melakukan tugasnya secara profesional, penelitian ini adalah sebagian Wajib Pajak di
disiplin, dan transparan. Dalam kondisi Kabupaten Sukoharjo. Sampel diambil
wajib pajak merasa puas atas pelayanan sebanyak 100 orang responden dengan teknik
yang diberikan kepadanya, maka mereka pengambilan sampel menggunakan teknik
akan cenderung akan melaksanakan random sampling, sehingga setiap Wajib
kewajiban membayar pajak sesuai dengan Pajak di Kabupaten Sukoharjo memiliki
ketentuan yang berlaku. Apabila ketentuan kesempatan dan peluang yang sama untuk
perpajakan dibuat sederhana, mudah menjadi sampel dalam penelitian ini.
dipahami oleh wajib pajak, maka pelayanan 3. Metode Pengumpulan Data
perpajakan atas hak dan kewajiban mereka Metode pengumpulan data yang
dapat dilaksanakan secara efektif dan digunakan dalam penelitian ini adalah metode
efisien. Dengan demikian sistem informasi observasi, metode dokumentasi, dan metode
perpajakan dan kualitas SDM yang handal kuesioner.
akan menghasilkan pelayanan perpajakan Variabel Penelitian
yang semakin baik (Yulianawati, 2011:131) Variabel penelitian dalam penelitian ini
terdiri dari variabel independen dan variabel

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 280

dependen. Menurut pandangan Sugiyono (2005: Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui


3) variabel independen adalah variabel yang tanggapan dari 100 wajib pajak memiliki penilaian
mempengaruhi variabel lainnya. Variabel yang tinggi terhadap kesadaran wajib pajak, yang
independen penelitian ini adalah Kesadaran, ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 3,70
Tingkat Pemahaman, Pelaksanaan Sanksi dan yang berada pada interval 3,41 – 4,20, yang
Kualitas pelayanan. Sedangkan variabel berarti kesadaran wajib pajak berada dalam
dependen disini adalah kebalikan dari variabel kriteria yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
independen, sehingga sifat variabel ini adalah masyarakat menyadari bahwa membayar pajak
dijelaskan oleh variabel lain. Dari keterangan adalah kewajiban sebagai warga negara, dengan
tersebut, maka variabel dependen penelitian ini membayar pajak bumi dan bangunan berarti ikut
adalah Kepatuhan wajib pajak. membangun daerah, penerimaan dari sektor pajak
Teknik Analisa Data bumi dan bangunan merupakan pendapatan daerah
1. Analisis regresi berganda yang sangat potensial, penerimaan pajak bumi
Analisis regresi berganda, analisis ini dan bangunan merupakan salah satu penerimaan
untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel yang penting bagi pembangunan daerah, dan pajak
independen atau bebas terhadap Vaiabel bumi dan bangunan sifatnya memakasa dan
Dependen atau terikat. Persamaan regresi ditetapkan oleh undang-undang.
berganda dalam penelitian ini adalah: Y = a + Dari Tabel 1 dapat diketahui tanggapan dari
b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + ei 100 wajib pajak di Kabupaten Sukoharjo memiliki
Dimana : penilaian yang tinggi terhadap sanksi perpajakan,
Y = Kepatuhan yang ditunjukkan dengan nilai rata- rata sebesar
X1 = Kesadaran 3,56 yang berada pada interval 3,41 – 4,20, yang
X2 = Pemahaman, berarti sanksi perpajakan berada dalam kriteria
X3 = Sanksi, yang tinggi. Hal ini disebabkan karena sanksi
X4 = Pelayanan yang diberikan atas pelanggaran membayar pajak
sesuai dengan besar kecilnya pelanggaran yang
a = konstanta,
sudah dilakukan, sanksi tidak kenal kompromi,
b1, b2,b3 = koefisien regresi, dan
dan tidak membeda – bedakan wajib pajak, serta
ei = faktor pengganggu (error).
dapat memberikan efek jera.
2. Uji signifikansi statistik Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui
a. Uji t tanggapan dari 100 wajib pajak di Kabupaten
b. Uji F Sukoharjo memiliki penilaian yang tinggi
2 terhadap tingkat pemahaman perpajakan, yang
c. Koefisien determinasi (R )
d. Uji Asumsi klasik ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 3,57
yang berada pada interval 3,41 – 4,20, yang
berarti pengetahuan perpajakan berada dalam
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kriteria yang tinggi. Hal ini berarti wajib pajak
Hasil Analisis Deskriptif
merasakan wajib pajak memahami tentang
a. Deskriptif Variabel Penelitian
pajak, karena mudah diperoleh dari media massa
(seperti televisi, dan radio), spanduk, reklame, dan
Tabel 1 Deskriptif Hasil Penelitian media cetak lainnya, mengetahui fungsi dan
Maks Standar
Variabel N Minimum
imum Deviasi manfaat pajak yang digunakan untuk membiayai
Kesadaran Wajib 100 1.83 4.83 0.572 pembangunan negara dan sarana umum bagi
Pajak
Sanksi Perpajakan 100 1.00 5.00 0.941 masyarakat, mengetahui bagaimana cara mengisi
Tingkat Pemahaman 100 1.71 4.86 0.683
SPT dengan benar, membuat laporan keuangan,
Kualitas Pelayanan 100 2.57 4.56 0.355 dan cara membayar pajak dengan benar, serta
Kepatuhan Wajib
100 memahami bahwa dalam Undang-undang
Pajak 2.57 4.71 0.418
perpajakan, bagi Wajib Pajak yang terlambat

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 281

atau tidak membayar pajak dapat diberikan sanksi Tabel 2 Hasil AnalisisRegresi Linier
administrasi (denda) dan sanksi pidana (penjara). Berganda
Dari Tabel 1 dapat diketahui tanggapan dari
Variabel Koefisien
100 wajib pajak di Kabupaten Sukoharjo memiliki thitung Probabilitas
Independen Regresi
penilaian yang tinggi terhadap kualitas pelayanan,
Konstanta 0.498 .210
yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar
Kesadaran
3,83 yang berada pada interval 3,41 – 4,20,Wajib
yangPajak 0.206 1.261 0.000
berarti kualitas pelayanan berada dalam kriteria Sanksi 0.165 3.984 0.000
Perpajakan
yang tinggi. Hal ini disebabkan karena petugas Tingkat 0.219 5.281 0.000
Pemahaman
pajak memberikan penyuluhan perpajakan kepada
Kualitas 0.315 4.968 0.000
wajib pajak, memberikan kemudahan kepada Pelayanan
wajib pajak bumi dan bangunan dalam membayar F hitung 26.471
pajaknya, petugas pajak memberikan pelayanan R2 0.502
dengan baik, cepat, dan tepat, serta selalu
berpenampilan rapi dalam melayani wajib pajak Pada penelitian ini digunakan model
sehingga memberikan kenyamanan kepada wajib persamaan regresi linear berganda
pajak. sebagai berikut :
Dari Tabel 1 dapat diketahui tanggapan dari Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4
100 wajib pajak di Kabupaten Sukoharjo memiliki Y = 0,498+ 0,206 X1 + 0,165 X2 + 0,219
penilaian yang tinggi terhadap kepatuhan wajib X3 + 0,315 X4
pajak bumi dan bangunan, yang ditunjukkan
dengan nilai rata-rata sebesar 3,83 yang berada c. Koefisien Determinan (R2) dan Uji F
pada interval 3,41 – 4,20, yang berarti kepatuhan Koefisien determinasi berganda
wajib pajak bumi dan bangunan berada dalam menunjukkan besarnya persentase pengaruh
kriteria yang tinggi. Hal ini disebabkan karena semua variabel bebas terhadap nilai
wajib pajak paham atau berusaha untuk variabel terikat.Besarnya koefisien determinasi
memahami semua peraturan pajak yang berlaku, dari nol sampai satu. Semakin mendekati nol
Saya selalu mengisi surat pemberitahuan objek besar koefisien determinasi, maka semakin
pajak dengan lengkap dan benar, selalu membayar kecil pengaruh semua variabel bebas terhadap
pajak bumi dan bangunan tepat waktu, pernah variabel terikat. Sebaliknya semakin
tidak membayar pajak bumi dan bangunan tepat mendekati 1, semakin besar pula pengaruh
waktu pernah tidak membayar pajak bumi dan semua variabel bebas terhadap variabel terikat.
bangunan tepat waktu, tidak pernah memiliki Dari Tabel 2 juga dapat diketahui koefisien
tunggakan pajak, dan menyerahkan surat determinasi (R2) sebesar 0,502. Dengan nilai
pemberitahuan objek pajak yang sudah terisi ke koefisien determinasi sebesar 0,502, maka
Dinas Pendapatan Daerah. dapat diartikan bahwa 50,2% Kepatuhan wajib
b. Model Persamaan pajak bumi dan bangunan dapat dijelaskan oleh
Untuk melihat hasil analisis pengaruh keempat variabel bebas yang terdiri dari
dari keempat variabel independen (X) terhadap kesadaran wajib pajak, sanksi perpajakan,
variabel dependen (Y) terdapat pada tabel pengetahuan perpajakan, dan kualitas
dibawah ini : pelayanan. Sedangkan sisanya sebesar
49,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang
tidak dimasukkan dalam model penelitian.

d. Uji t
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
nilai thitung dan nilai probabilitasnya untuk
masing-masing variabel bebasnya telah

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 282

diketahui dan dapat dijadikan sebagai dasar 1,6595 yang berarti 4,968> 1,6595. Nilai
pengambilan keputusan dengan cara tersebut dapat membuktikan Ho ditolak
membandingkannya dengan tingkat yang berarti bahwa ada pengaruh
signifikansi 0,05. variabel tingkat pemahaman perpajakan,
1). Pengujian t hitung pada Variabel dengan demikian hipotesis ketiga
Kesadaran Wajib Pajak (X1) terbukti.
Hasil pengujian signifikansi Hasil penelitian ini sesuai dengan
menunjukkan bahwa variabel kesadaran penelitian yang dilakukan oleh Banyu
wajib pajak (X1) terdapat nilai thitung sebesar Utomo, (2011) menunjukkan secara parsial
3,984 dan ttabel sebesar 1,6595 yang berarti pengetahuan/pemahaman perpajakan
3,984 > 1,6595. Nilai tersebut dapat berpengaruh secara signifikan terhadap
membuktikan Ho ditolak yang berarti bahwa kepatuhan wajib pajak.
ada pengaruh variabel kesadaran wajib pajak d. Pengujian t hitung pada Variabel Kualitas
secara signifikan terhadap kepatuhan Pelayanan (X4)
wajib pajak bumi dan bangunan, Hasil pengujian signifikansi
dengan demikian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel kualitas
terbukti. pelayanan (X4) terdapat nilai thitung sebesar
Hasil penelitian ini sesuai dengan 3,875 dan ttabel sebesar 1,6595 yang berarti
penelitian oleh Banyu Utomo (2011) 3,875 > 1,6595. Nilai tersebut dapat
menunjukkan bahwa secara parsial kesadaran membuktikan Ho ditolak yang berarti bahwa
wajib pajak berpengaruh secara signifikan ada pengaruh variabel kualita pelayanan secara
terhadap kepatuhan wajib pajak. signifikan terhadap Kepatuhan wajib pajak
bumi dan bangunan, dengan demikian
2). Pengujian t hitung pada Variabel hipotesis keempat terbukti.
Sanksi Perpajakan (X2) Hasil penelitian ini sesuai dengan
Hasil pengujian signifikansi penelitian yang dilakukan oleh Imam dan
menunjukkan bahwa variabel sanksi Dewi, (2015) menunjukkan kualitas pelayanan
perpajakan (X2) terdapat nilai thitung sebesar secara simultan berpengaruh positif terhadap
5,281 dan ttabel sebesar 1,6595 yang berarti kepatuhan wajib pajak bumi dan bangunan di
5,281> 1,6595. Nilai tersebut dapat Kabupaten Sukoharjo.
membuktikan Ho ditolak yang berarti bahwa
ada pengaruh variabel sanksi perpajakan 5. KESIMPULAN
secara signifikan terhadap Kepatuhan wajib Berdasarkan hasil penelitian seperti yang
pajak bumi dan bangunan, dengan demikian telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat
hipotesis kedua terbukti. ditarik beberapa kesimpulan yaitu :
Hasil penelitian ini sesuai dengan 1. Kesadaran wajib pajak tentang perpajakan
penelitian Laura Yohana, (2016) tentang berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan
menunjukkan bahwa secara parsial sanksi wajib pajak bumi dan bangunan.Hal ini berarti
perpajakan berpengaruh signifikan terhadap sikap sukarela masyarakat untuk mendaftarkan
kepatuhan wajib pajak. diri menjadi wajib pajak, sikap tertib
peraturan,pemahaman tentang pajak,tidak
3). Pengujian t hitung pada Variabel Tingkat menunggak pembayaran, dan kepercayaan
Pemahaman Perpajakan (X3) penuh terhadap aparat pajak mempengaruhi
Hasil pengujian signifikansi kepatuhan wajib pajak. Tidak harus menjadi
ahli perpajakan masyarakat hanya harus
menunjukkan bahwa variabel tingkat
mengetahui dahulu hal mendasar tentang
pemahaman perpajakan (X3) terdapat nilai
pajak, mengetahui cara membayar pajak, cara
thitung sebesar 4,968 dan ttabel sebesar
menghitung pajak, sanksi pajak,dll.Ini berarti

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 283

semakin tinggi kesadaran wajib pajak maka Ilyas, WirawanB dan Rhicard Burton. 2004.
tingkat kepatuhannya masyarakat Kabupaten Hukum Pajak. Jakarta: SalembaEmpat.
Sukoharjo juga semakin tinggi.
Juniriadi. 2008. Analisis Realisasi Penerimaan
2. Sanksi perpajakan berpengaruh signifikan
Pajak Bumi dan Bangunan Di
terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan
Kabupaten Lampung Utara Tahun 2003-
bangunan. Penerapan sanksi perpajakan
2007. Tesis Program Pasca Sarjana MM
merupakan jaminan bahwa ketentuan
FE-Universitas Bandar Lampung:
perundang-undangan perpajakan akan dituruti,
http://www.find-pdf.com/cari-pajak.html.
ditaati, dan patuhi wajib pajak atau dengan
kata lain sanksi perpajakan merupakan alat Mayulia, Tri.2009. Evaluasi Terhadap
agar wajib pajak tidak melanggar norma Potensi Pendapatan Daerah Dari
perpajakan. Hal ini berarti semakin tinggi Sektor Pajak Bumi Dan
sanksi pajak maka tingkat kepatuhannya Bangunan(Studi Kasusdi Pemda
semakin meningkat. Kabupaten Klaten). Skripsi FE-UMS:
3. Pemahaman perpajakan berpengaruh http://www.find- pdf.com/cari-
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pajak.html.
bumi dan bangunan. Pemahaman perpajakan
adalah kemampuan atau seorang wajib pajak Payamta, Aryani dan Rahmawati. 1994.
dalam memahami peraturan perpajakan baik Analisis Faktor-faktor Yang
itu soal tarif pajak berdasarkan undang- Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
undang yang akan mereka bayar maupun Dalam Memenuhi Kewajiban PBB.
manfaat pajak yang akan berguna bagi Penelitian Berkelompok Dana BRK Tahun
kehidupan mereka. Hal ini berarti semakin 1994/1995.FE-UNS.
tinggi pengetahuan perpajakan maka tingkat
kepatuhannya juga semakin meningkat. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2000 Tentang
4. Kualitas pelayanan berpengaruh signifikan Badan Perwakilan Desa.
terhadap kepatuhan wajib pajak bumi dan Riyadi,Bagus. 2007.Pengaruh Faktor Tax Payer
bangunan. Pelayanan yang diberikan aparat Terhadap Keberhasilan Penerimaan Pajak
pajak terhadap wajib pajak PBB diantaranya Hotel(Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak
dalam menentukan PBB, penetapan SPPT Pungut Hotel di Surakarta). Skripsi FE-
telah adil sesuai dengan yang seharusnya, UNS : Tidak dipublikasikan.
aparat pajak memperhatikan terhadap
keberatan terhadap pengenaan pajaknya, Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan Statistik
memberikan penyuluhan kepada wajib pajak Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
di bidang perpajakan khususnya PBB dan Komputindo.
kemudahan dalam pembayaran PBB. Hal ini
berarti semakin baik pelayanan maka tingkat Soemitro, Rochmat dan Sofyan Effendi. 2010.
kepatuhannya juga semakin meningkat. Pajak Bumi dan Bangunan. Bandung: PT
Refika Aditama.

Suhardito,Bambang. 2006. Pengaruh Faktor-


6. REFERENSI
faktor Yang Melekat Pada Diri Wajib Pajak
Terhadap Keberhasilan Penerimaan PBB.
Biro Pusat Statistik. 20013. Kabupaten Sukoharjo Tesis FE-UGM. Tidak dipublikasikan.
Dalam Angka. Kabupaten Sukoharjo: BPS.

Ghozali, Imam.2005. Analisis Multivariat dengan


Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055


Jurnal Akuntansi dan Pajak, 20(02), 2019, 284

Suhardito,Bambang danBambang Sudibyo.2010.


Pengaruh Faktor-faktor Yang Melekat
Pada Diri Wajib Pajak Terhadap
Keberhasilan Penerimaan PBB. SNA II:
Ikatan Akuntan Indonesia.

Sularso, Sri. 2004. Buku Pelengkap Metode


Penelitian Akuntansi : Sebuah Pendekatan
Replikasi. Yogyakarta: BPFE.

Suranto.2010. Analisis Faktor-faktor Yang


Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Membayar PBB Sektor Pedesaan di
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali.
Skripsi FE-UNS: Tidak dipublikasikan.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 tentang


Pajak Bumi dan Bangunan.

Undang-undang Nomor 032 Tahun 2004 Tentang


Pemerintahan Daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Sukoharjo Nomor 13


Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan
Bangunan Perdesaan dan Perkotaan

Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 15 Tahun


2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2013
tentang Pajak Bumi dan Bangunan
Perdesaan dan Perkotaan

Waluyo. 2002. Perpajakan Indonesia. Salemba


Empat: Jakarta.

Jurnal Akuntansi dan Pajak, ISSN 1412-629X l E-ISSN 2579-3055

Anda mungkin juga menyukai