Anda di halaman 1dari 3

Nama : 1.

Kartika Dyah Kusumawardani (170310170023)


2. Afina Syifa Biladina (170310170049)
3. Afina Azizah (170310170076)

Diskusi Kelompok
Tugas 2
Organisasi pekerja sosial Indonesia belum mengeluarkan standar supervisi pekerjaan sosial.
Terlampir contoh standar supervisi dari negara Australia, Inggris, dan Amerika. Diskusikan
dalam kelompok bertiga:

1. Urgensi standar supervisi pekerjaan sosial bagi pekerja sosial di Indonesia.


2. Hal-hal penting yang harus diatur dalam standar supervisi pekerjaan sosial di Indonesia.
3. Format standar supervisi yang sesuai untuk pekerjaan sosial di Indonesia

JAWAB:

1. Urgensi standar supervisi pekerjaan sosial bagi pekerja sosial di Indonesia

Menurut kami, standar supervisi pekerjaan sosial bagi pekerja sosial di Indonesia
sangatlah perlu dan penting. Hal ini dikarenakan dengan adanya standar supervisi
pekerjaan sosial yang sah dan tertulis, maka akan membantu para pekerja sosial dalam
melakukan kegiatan supervisinya. Dengan adanya standar supervise pekerjaan sosial juga
diharapkan kegiatan supervisi yang dilakukan oleh para pekerja sosial akan tetap berada
pada jalurnya (sesuai standar yang telah ditetapkan). Ditambah lagi dengan telah di sah-
kannya UU yang mengatur tentang Profesi Pekerjaan Sosial pada tahun 2019 lalu yaitu
UU No. 14 Tahun 2019, maka dengan begitu profesi pekerjaan sosial sudah terjamin dan
di akui di Negara Indonesia. Maka dari itu sangat penting untuk organisasi pekerjaan
sosial di Indonesia membuat standar supervise yang nantinya berlaku untuk menjadi
acuan bagi semua pekerja sosial di Indonesia dalam melakukan kegiatan supervisinya.

2. Hal-hal penting yang harus diatur dalam standar supervisi pekerjaan sosial di Indonesia
Standar supervisi pekerjaan sosial yang sudah seharusnya diterapkan di Indonesia
yaitu dengan berusaha memerhatikan berbagai keputusan bersama dengan profesional
dan diharapkan agar tidak mengambil keputusan secara ekslusif dan diupayakan untuk
dapat mempertimbangkan segala bentuk keputusannya dari berbagai faktor secara adil
dan tepat. Pelaksanaan supervisi harus melibatkan empat hal yakni organisasi/lembaga,
supervisor, supervisee hingga klien. Pemerintah, jaringan layanan hingga komunitas dan
profesi lain selain dari pekerja sosial pun turut dilibatkan guna kepentingan klien. Dalam
Pelaksanaannya juga supervisor perlu memperhatikan panduan organisasi dan kebijakan
terkait dengan sumber daya organisasi/lembaga di tempat ia bekerja, panduan dan
kebijakan tersebut yang akan menghubungkan supervisor dengan organisasi di tempatnya
bekerja. Supervisi perlu memberikan panduan dan meningkatkan kualitas kerja, baik dari
sisi supervisor maupun supervisee yang berada di lembaga/organisasi tempat mereka
bertugas, yang pada akhirnya akan mempertimbangkan bagaimana kualitas pelayanan
bagi para klien atau penerima manfaat. Selain itu, hubungan antara supervisor dan
supervisee menjadi hal penting yang harus diterapkan guna meningkatkan keterampilan
dan pengetahuan supervisor maupun supervisee serta memberikan pemahaman terkait
etika profesi maupun etika bekerja dengan klien atau penerima manfaat. Dalam hal ini
juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi seorang supervisee dalam praktiknya
untuk dapat memberikan layanan untuk klien sebagai pokok dari tugas yang harus ia
penuhi yaitu dengan mengidentifikasikan pembelajaran dan kebutuhan dalam
pengembangan profesional berkelanjutan sebagai bentuk tanggung jawabnya.

3. Format standar supervisi yang sesuai untuk pekerjaan sosial di Indonesia


Pekerja sosial memiliki kemampuan, nilai-nilai, etika dan, prinsip yang harus
diterapkan dalam menjalankan praktiknya. Tak jarang pekerja sosial akan menemukan
dilemma-dilema yang menganggu dalam pelaksanaan pekerjaannya. Berdasarkan IFSW
(2004) berikut adalah professional conduct yang harus diterapkan pekerja sosial:
1. Pekerja sosial diharapkan dapat mengembangkan dan memelihara keterampilan dan
kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka,
2. Pekerja sosial seharusnya tidak membiarkan keterampilan mereka digunakan untuk
tujuan yang tidak manusiawi, seperti penyiksaan atau terorisme,
3. Pekerja sosial harus bertindak dengan integritas. Ini termasuk tidak
menyalahgunakan hubungan kepercayaan dengan orang-orang yang menggunakan
layanan mereka, mengenali batas-batas antara kehidupan pribadi dan profesional, dan
tidak menyalahgunakan posisi mereka untuk keuntungan atau keuntungan pribadi,
4. Pekerja sosial harus bertindak dalam kaitannya dengan orang-orang yang
menggunakan layanan mereka dengan belas kasih, empati dan perhatian,
5. Pekerja sosial seharusnya tidak mensubordinasikan kebutuhan atau kepentingan orang-
orang yang menggunakan jasa mereka sesuai kebutuhan atau kepentingan mereka sendiri,
6. Pekerja sosial memiliki kewajiban untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan
untuk merawat diri mereka secara profesional dan pribadi di tempat kerja dan di
masyarakat, untuk memastikan bahwa mereka dapat memberikan layanan yang sesuai,
7. Pekerja sosial harus menjaga kerahasiaan mengenai informasi tentang orang-orang
yang menggunakan layanan mereka. Pengecualian untuk ini hanya dapat dibenarkan atas
dasar persyaratan etika yang lebih besar (seperti pelestarian kehidupan),
8. Pekerja sosial perlu mengakui bahwa mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka
terhadap pengguna layanan mereka, orang-orang yang bekerja dengan mereka, rekan
kerja mereka, atasan mereka, asosiasi profesional dan hukum, dan bahwa
pertanggungjawaban ini mungkin bertentangan,
9. Pekerja sosial harus bersedia berkolaborasi dengan sekolah kerja sosial untuk
mendukung siswa kerja sosial untuk mendapatkan pelatihan praktis yang berkualitas dan
pengetahuan praktis terkini.

Anda mungkin juga menyukai