Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KESEHATAN LINGKUNGAN

5 ANCAMAN KESEHATAN GLOBAL

Dosen Pengampu

Suci Pramadita, S.T., M.T.

Oleh :

Nanda Dwi Cahyani

NIM. D1051191082

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2021
5 ANCAMAN KESEHATAN GLOBAL

1. Penyakit Tidak Menular


Latar Belakang Masalah :
Penyakit tidak menular atau yang biasa disingkat menjadi PTM merupakan
penyakit yang kenaikannya cukup signifikan setiap tahun, menurut data Riskesdas tahun
2018 menunjukan angka penyakit tidak menular sebesar 21,8% sedangkan pada tahun
2013 hana 14,8%. Hal ini ditandai dengan bergesernya transisi epidemiologi yang
ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat PTM seperti stroke,
jantung, dan diabetes mellitus.

Gejala :
Salah satu penyakit tidak menular yang cukup tinggi adalah penyakit diabetes
mellitus, diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolic akibat sistem
pankreas pada tubuh tidak dapat memproduksi insulin yang cukup secara efektif
sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah
(hiperglikemia). Gejala awal terkena diabetes mellitus menurut Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) milik Kemenkes RI ada banyak masyarakat yang tidak mengetahui gejala
awal terkena penyakit diabetes mellitus, kebanyakan mengetahui terkena penyakit
tersebut hanya karena tidak sengaja mengecek kadar gula darah pada tubuh di fasilitas
Kesehatan terdekat. Namun ada beberapa gejala yang perlu kita lihat dalam pencegahan
penyakit ini seperti berat badan yang turun drastis tanpa sebab, sering terjadi kesemutan
pada beberapa area anggota tubuh, terjadinya gangguan pada penglihatan mata secara
tiba-tiba, dan adanya bekas seperti memar maupun bekas luka yang sulit sembuh dan
mengering.

Efek Negatif Permasalahan :


Efek negatif dari terkena salah satu penyakit tidak menular biasanya akan
membuat penyakit baru didalam tubuh, seperti menjadi suatu komplikasi. Adapun efek
negatif dari penyakit tidak menular seperti, hipertensi, kolestrol, masalah gangguan pada
kesehatan otak. Salah satu contoh efek negatif jika terkena penyakit tidak menular seperti
diabetes mellitus adalah adanya kemunculan penyakit baru pada tubuh kita seperti
gangguan pada mata, pernafasan yang sering terganggu, memicu terjadinya asam urat
dan kolestrol.
Pencegahan :
Cara pencegahan penyakit tidak menular adalah menjalani olahraga secara rutin,
perubahan perilaku terhadap pola hidup, mempelajari dan mencari berbagai edukasi
terkait penyakit tidak menular, dan melakukan pegecekan Kesehatan secara rutin di
fasilitas kesehatan terdekat.

2. Polusi Udara dan Perubahan Iklim


Latar Belakang Masalah :
Polusi udara dan perubahan iklim merupakan risiko terbesar bagi Kesehatan
masyarakat dan lingkungan, polutan mikroskop di udara dapat menembus sistem
pernafasan dan peredaran darah yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada beberapa
fungsi organ dalam tubuh. Terjadinya pencemaran udara akibat pembakaran fosil secara
komersial merupakan salah satu terjadinya polusi udara dan perubahan iklim, perubahan
iklim diperkirakan menyebabkan terjadinya kematian dalam jumah secara besar yaitu
sebanyak 250.000 kematin pertahun.

Gejala :
Gejala awal terjadinya polusi udara dan perubahan iklim adalah adanya peningkatan
dari gas rumah kaca yang sekarang cukup banyak dilakukan oleh masyarakat,
masyarakat pada era sekarang sering menggunakan rumah kaca sebagai salah satu
alternatif mendirikan bangunan. Padahal rumah kaca memiliki efek yang cukup buruk
bagi lingkungan untuk masa yang akan datang, peningkatan gas rumah kaca disebabkan
dari kegiatan emisi bahan bakar fosil, perubahan fungsi lahan, dan kegiatan industri
lainnya.

Efek Negatif Permasalahan :


Efek negatif dari terjadinya polusi udara dan perubahan iklim adalah terjadinya
kenaikan suhu di bumi yang dapat mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai
aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, serta dapat menyebabkan terjadinya
cuaca ekstrim, kegagalan panen oleh para petani, meningkatkan wabah
penyakit,menurun dan berkurangnya kualitas air
Pencegahan :
Cara pencegahan permasalahan polusi udara dan perubahan iklim adalah dengan cara
pengendalian seperti, mengurangi penggunaan keberadaan zat kimia PBT
(Persistent,Bioaccumulative, and Toxic) sehingga dapat menggantikan dengan
menggunakan Green Chemistry yang merupakan segala produk dan proses bahan kimia
untuk mengurangi zat berbahaya. Melakukan pengurangan dalam jumlah limbah yang
dihasilkan dan mengolahnya kembali menjadi barang layak pakai (reuse dan recycle),
serta melakukan perlindungan terhadap hutan dengan cara reboisasi, pencegahan
terhadap kebakaran hutan yang terjadi, dan penggunaan pestisida yang sesuai dosis yang
dianjurkan.

3. Penolakan Ajakan Vaksin


Latar Belakang Masalah :
Penolakan terhadap ajakan vaksin, keraguan terhadap vaksin merupakan salah
satu permasalahan yang selalu terjadi setiap tahunnya. Menurut WHO, vaksin merupakan
salah satu cara yang paling efektif untuk menghindari penyakit berbahaya bagi tubuh.
Terjadinya penolakan terhadap vaksin ini mulai terlihat dari terjadinya peningkatan
penyakit campak sebayak 30% setiap tahunnya, padahal angka kematian penyakit akibat
penyakit yang tidak dilakukan vaksin sebesar 1,5 juta kematian dan terus meningkat.
Saat terjadinya pandemi covid-19, masih banyak masyarakat yang enggan untuk
melakukan vaksinasi terhadap penyakit tersebut.

Gejala :
Melakukan penolakan terhadap ajakan vaksin merupakan satu kesalahan yang
besar bagi tubuh karena sama halnya dengan kita sengaja memberikan peluang
terjangkitnya tubuh dengan penyakit tersebut maupun penyakit-penyakit lainnya yang
tubuh kita tidak dapat menanggulanginya lagi akibat sistem kekebalan tubuh yang tidak
dimiliki. Secara khusus gejala yang dapat ditimbulkan bagi masyarakat yang menolak
vaksin ada lemahnya pertahanan tubuh terhadap suatu virus baru yang mencoba masuk.

Efek Negatif Permasalahan :


Efek negatif bila seseorang enggan melakukan vaksin yaitu dapat terjadi ada
tubuh maupun lingkungan sekitar, resiko infeksi virus semakin besar dan terjadinya
penularan penyakit secara cepat.
Pencegahan :
Adapun cara pencegahan dari masyarakat yang menolak ajakan terhadap
vaksin yaitu dengan melakukan edukasi lebih khusu terhadap kelompok masyarakat
tersebut dengan menyakinkan bahwa melakukan vaksin sama halnya dengan menjaga
keselamatan anggota keluarga untuk kedepannya, dan memberikan pandangan terhadap
penyakit serta efek negative bila masyarakat tidak melakukan vaksin untuk jangka
panjangnya.

4. HIV (human immunodeficiency virus)


Latar Belakang Masalah :
HIV adalah penyakit menular pembunuh nomor satu di dunia, menurut data dari
World Health Organization (WHO) tahun 2017 menyatakan bahwa 940.000 orang
meninggal karena HIV. Lebih dari 30% infeksi penyakit HIV terjadi pada kalangan
remaja usia 15-25 tahun dan diikuti dengan anak yang bergejala HIV sejak lahir.
Menurut data Direktorat Jenderal Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Kemenkes RI
menyatakan bahwa jumlah kasus HIV selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Menurut survei BKKBN 56% remaja telah melakukan hubungan seks pranikah.
Penularan HIV dan AIDS di Indonesia masih tergolong tinggi, terutama di usia
produktif. Survei Litbang Kesehatan bekerjasama dengan UNESCO menunjukkan
sebanyak 5,6% remaja Indonesia sudah melakukan seks pranikah.

Gejala :
Gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan setelah infeksi terjadi. Penderita
umumnya tidak menyadari telah terinfeksi HIV. Hal ini karena gejala yang muncul mirip
dengan gejala penyakit flu, serta dapat hilang dan kambuh kembali. Gejala tahap infeksi
akut bisa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung hingga beberapa minggu, yang
meliputi muncul ruam dikulit, sering nyeri pada sendi otot, sakit kepala, dan seringnya
terjadi sakit tenggorokan serta sariawan dilidah maupun rongga mulut.

Efek Negatif Permasalahan :


Efek negatif dari terkena permasalahan HIV adalah macam-macam infeksi yang
dinamakan dengan infeksi oportunistik. Disebut oportunistik karena berbagai macam
mikroba penyebab infeksi (termasuk bakteri, jamur, parasit, dan virus lainnya) yang
memudahkan untuk mudahnya terkena infeksi penyakit lainnya.

Pencegahan :
Pencegahan dalam penyakit HIV adalah Hindari berhubungan intim dengan
lebih dari satu pasangan, Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV,
agar pasangan juga menjalani tes HIV. Jika menduga baru saja terinfeksi atau tertular
virus HIV, seperti setelah melakukan hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus
segera ke dokter. Agar bisa mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang
dikonsumsi selama 28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.

5. DBD (Demam Berdarah Dengue)

Latar Belakang Masalah :


Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sebagai penyakit yang endemis di
masyarakat, terutama sangat berbahaya bagi kalangan anak-anak. Penyebab penyakit
ini adalah virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty sebagai
faktor utama, DBD juga dapat menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan
sendi. Sedangkan demam berdrah dengue (DBD) dapat menyebabkan kebocoran
plasma yang mengakibatkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba
(syok), hingga bahkan kematian. 20% dari penderitanya mengalami kematian.

Gejala :
Terdapat beberapa tanda gejala terkena DBD seperti demam tinggi di atas suhu
38 derajat, timbul bitnik ruam merah pada kulit, nyeri punggung, dan badan yang
terasa lemah dan lesu.

Efek Negatif Permasalahan :


Efek negatif terinfeksi penyakit DBD ialah mengakibatkan nyeri perut dan
muntah, sulit bernapas, dan penurunan trombosit darah yang bisa mengakibatkan
pendarahan internal. Seperti mimisan, gusi berdarah, serta memar yang muncul tanpa
sebab.
Pencegahan :
Adapun beberapa pencegahan yang harus dilakukan agar tidak terinfeksi penyakit
DBD ialah rutin membersihkan penampungan air seminggu sekali, menutup
penampungan air agar tidak menjadi tempat nyamuk bersarang, hindari
menumpuk atau menggantung baju terlalu lama, dan rutin menggunakan lotion
anti nyamuk di daerah yang rawan dan rentan populasi nyamuk DBD.

Anda mungkin juga menyukai