Dosen Pengampu
Ditulis Oleh
DisusunKembali Oleh :
i
PRAKATA
Kami selaku penulis makalah ini mengucapkan puji dan syukur yang
dipanjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan penyertaan-Nya selama
menyelesaikan tugas ini sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan bagi para pembaca maupun untuk penyusunan
makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, namun kami telah
menyusunnya dengan sebaik mungkin. Apabila ada kritik dan saran yang dapat
membangun akan kami nantikan, sehingga kami dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi.
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Faktor lingkungan sosial berperan penting dalam proses pencarian identitas
(Gunarsa & Gunarsa, 1981). Lingkungan yang mencontohkan perbuatan-
perbuatan positif kepada remaja membantu kelancaran percarian identitas diri
pada remaja (Gunarsa & Gunarsa, 1981). Lingkungan sosial yang berpengaruh
negatif terhadap remaja, menghambat remaja dalam proses pencarian identitas diri
(Gunarsa & Gunarsa, 1981).
Kepercayaan diri mempengaruhi kemampuan seseorang berkomunikasi dan
berinteraksi dengan orang lain (Adywibowo, 2010). Siska dan Purnamaningsih
(2003) menjelaskan bahwa kepercayaan diri mempengaruhi komunikasi
interpersonal Remaja dengan kepercayaan diri tinggi berani untuk berinteraksi
dengan orang lain secara langsung. Remaja yang cenderung takut berinteraksi
dengan orang lain secara langsung mengalami kegagalan dalam memperluas
hubungan antarpribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa dengan teman
sebaya (Havighurst, dalam Gunarsa & Gunarsa, 1981).
2
1.4. Manfaat Penelitian
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Remaja awal bebas menentukan pilihan dan memilih keputusan dengan
tanggung jawab.
c. Bergaul dengan teman sebaya
Tugas perkembangan ini berkaitan erat dengan kepercayaan diri. Proses
interaksi sosial memberikan umpan balik. Maka dari itu, remaja memiliki
tugas untuk memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara
lebih dewasa dengan teman sebaya.
d. Mengembangkan keterampilan-keterampilan baru
Remaja awal memiliki tugas untuk berlatih dan mengembangkan berbagai
keterampilan baru yang sesuai dengan tuntutan hidup di masa dewasa
kelak.
e. Memiliki citra diri yang realistis
Lingkungan sosial mengharapkan remaja awal memiliki gambaran diri
secara realistis, serta dapat memaknai segala hal pada diri mereka.
5
Salim (1991) arti kata penggunaan adalah proses menggunakan sesuatu.
c. Aspek-aspek Intensitas Penggunaan Media Sosial
Ajzen (Frisnawati, 2012) mengemukakan bahwa aspek- aspek intensitas
penggunaan media sosial adalah perhatian, penghayatan, durasi, dan frekuensi.
Andarwati dan Sankarto (2005) menyatakan bahwa intensitas hanya mengacu
pada frekuensi dan durasi. Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti memilih
aspek-aspek milik Ajzen (Frisnawati, 2012) karena dianggap lebih lengkap
daripada milik Andrawati dan Sankarto (2005).
d. Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Media Sosial
O’Keefee dan Pearson (2011) menyebutkan bahwa keuntungan penggunaan
media sosial adalah:
1. Tetap terhubung dengan teman dan keluarga serta membuat pertemanan
baru.
2. Memiliki kesempatan terikat dengan komunitas untuk menjadi relawan
lokal dan menghasilkan uang untuk suatu acara amal.
3. Membantu pengembangan keterampilan sosial remaja.
4. Meningkatkan dan mempermudah kesempatan belajar pada remaja.
5. Mempermudah dalam mengakses atau mencari informasi tentang
kesehatan.
Sedangkan untuk kerugian penggunaaan media sosial menurut O’Keefee dan
Pearson (2011) adalah:
1. Cyberbullying
Segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja melalui dunia maya
atau media digital.
2. Sexting
Mengirim, menerima, atau meneruskan pesan, foto, atau gambar yang bersifat
seksual melalui dunia maya atau media digital.
3. Depresi
Media sosial beresiko menyebabkan perilaku agresif pada diri
sendirisehingga remaja lebih menutup diri secara sosial yang dapat memicu
depresi pada remaja.
6
2.1.3. Kepercayaan Diri
7
c. Ciri-ciri Individu yang Percaya Diri
Rini dan Hakim (2002) menyebutkan ciri-ciri seseorang yang memiliki
kepercayaan diri dengan baik, antara lain :
Percaya pada diri sendiri.
Tidak mengarah ke sikap konformitas.
Berani menjadi diri sendiri.
Mempunyai internal locus of control (tidak mudah menyerah dan tidak
tergantung pada bantuan orang lain).
Mempunyai pandangan yang positif pada semua hal.
Mempunyai harapan yang realistik terhadap diri sendiri.
Selalu bersikap tenang.
Produk teknologi yang berkembang dengan pesat adalah media sosial. Media
sosial merupakan alat perantara berbasis web untuk berkomunikasi atau
berinteraksi dengan orang lain di berbagai belahan dunia dengan menggunakan
koneksi internet sehingga terjalin percakapan secara tidak langsung (non-face to
face) atau maya. Remaja merupakan pengguna aktif media sosial (Lenhart dkk,
2010; Siaran Pers, 2014). Remaja awal memasuki proses pencarian identitas diri
(Erikson, dalam Fiest & Fiest, 2010). Proses pencarian identitas diri adalah proses
penting untuk mengenali diri sendiri dan dalam hal ini lingkungan juga ikut
berpengaruh.
Media sosial menyediakan fasilitas untuk berinteraksi atau berkomunikasi
dengan orang lain tanpa bertatap muka. Peneliti berasumsi bahwa remaja awal
dengan kepercayaan diri tinggi menggunakan media sosial dengan intensitas yang
rendah. Remaja awal dengan kepercayaan diri rendah lebih memilih untuk
berinteraksi melalui media sosial.
8
2.1.5. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini menyatakan kepercayaan diri berpengaruh terhadap
identitas penggunaan media sosial pada remaja awal.
9
2.2.2. Operasional
Peneliti melakukan uji coba skala pada subyek penelitian yang sesuai dengan
kriteria penelitian. Uji coba ini bertujuan untuk melihat kualitas setiap item pada
skala penelitian. Peneliti melakukan uji coba di SMP Negeri 27 Purworejo dan
SMPK BPK Penabur Sukabumi pada tanggal 11-20 November 2015. Penelitian
tersebut menganalisis reliabilitas dan seleksi item dari sebanyak 60 eksemplar
skala. Item yang mencapai korelasi minimal 0,30 dianggap memuaskan sedangkan
item dengan korelasi kurang dari 0,30 dianggap sebagai item daya beda rendah.
Hasil seleksi item pada dua skala penelitian menunjukkan sebanyak 16 item dari
total 34 item dalam metode skala intensitas penggunaan media sosial dinyatakan
lolos. Sedangkan dalam skala kepercayaan diri sebanyak 34 item dari total 77 item
yang dinyatakan lolos.
10
Penelitian menggunakan reliabilitas alpha dan Cronbach untuk menentukan
koefisien reliabilitas karena alat ukur pada metode ini memiliki jawaban berskala
dan memiliki tingkat ketepatan jawaban. Berdasarkan hasil perhitungan,
reliabilitas skala intensitas penggunaan media sosial adalah 0,837 berdasarkan 16
item yang lolos uji sedangkan reliabilitas kepercayaan diri adalah sebesar 0,879
berdasarkan 34 item yang lolos uji. Dengan demikian, skala penelitian ini cukup
baik untuk mengukur variabel karena mendekati 0,900.
Penelitian melakukan analisis data dibantu dengan program IBM SPSS
Ststistic version 20.0. Penelitian ini menggunakanteknik regresi sederhana yaitu
dengan uji asumsi dan uji hipotesis. Berikut penjelasan mengenai teknik metode
analisis data yang dipakai dalam penelitian :
1. Uji Asumsi, uji ini menggunakan dua teknik yaitu uji normalitas dan
linearitas. Uji normalitas penelitian ini menggunakan metode
Kolmogrov-Smirnov dengan melihat nilai signifikan. Sedangkan uji
linearitas menggunakan test for linearity. Tabel INOVA pada bagian
linierity yang melihat linearitas penelitian.
2. Uji Hipotesis Penelitian, uji ini bertujuan untuk mengenetahui pengaruh
kepercayaan diri pada intensitas penggunaan media sosial pada remaja.
Metode analisis data penelitian pada uji ini menggunakan analisis
sederhana.
11
Tabel 1 Deskripsi usia subyek penelitian
No Usia Frekuensi
1 12 tahun 25
2 13 tahun 40
3 14 tahun 63
4 15 tahun 45
Total 173
Berikut tabelnya :
12
-aan diri 0
Intensitas 173 16 64 40 8 173 17 64 42,62 6,49
media 0
sosial
a) Uji Asumsi
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti perlu untuk melakukan uji normalitas
dan linearitas terlebih dahulu.
13
1). Uji Normalitas
Kolmogrov-Smirnova
Skala Statistic df Sig. Ket.
Kepercayaan
diri .066 173 .062 Normal
Intensitas
Penggunaan
Media
Sosial .065 173 .072 Normal
Pada tabel 5. Dapat dilihat apabila skala kepercayaan diri memiliki nilai
signifikan p sebesar .0,062>0,05, data terdistribusi secara normal. Pada skala
intensitas penggunaan sosial media memperoleh nilai signifikan p sebesar
.0,072>0,05, maka data tersebut juga normal.
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
(Combined) 2202,189 39 56,466 1,489 .050
Intensitas
Between
Penggunaan Linearity 18,350 1 18,350 .484 .488
Groups
Media Sosial
Deviation
from 2183,839 38 57,469 1,516 .044
Linearity
Intensitas
Kepercayaan Within
5042,632 133 37,915
Groups
Diri
Total 7244,821 172
14
Pada tabel 6. Dapat menunjukkan bahwa hubungan antara skor variabel
kepercayaan diri dan skor intensitas penggunaan media sosial yaitu bersifat tidak
linear. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai signifikansi linearitas yang diperoleh
yaitu sebesar 0,488 dan nilainya tersebut lebih besar dari 0,05 (0,488 >0,05).
b) Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini termasuk dalam uji regresi sederhana. Uji
regresi penelitian ini menghasilkan koefisian korelasi sebesar 0,050 dengan nilai
signifikan sebesar 0,255. Dari hasil yang dicantumkan tersebut menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan antara variabel kepercayaan diri dan variabel intensitas
penggunaan media sosial. Nilai R Square menunjukkan sebesar 0,003, dengan ini
dapat dikatakan bahwa sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap intensitas
penggunaan media sosial sebesar 0,3%. Hal ini menjelaskan jika kepercayaan diri
tidak berpengaruh terhadap intensitas penggunaan media sosial.
Penelitian ini melakukan Uji Anova dan menghasilkan nilai F hitung=0,434 <
F tabel=3,9 dengan taraf signifikan sebesar 0,511. Hasil ini menunjukkan jika
kepercayaan diri tidak berpengaruh pada intensitas penggunaan media sosial.
c) Pembahasan
15
2010. Hasil penelitian mereka menunjukkan hasil kepercayaan diri tidak muncul
sebagai faktor yang mempengaruhi frekuensi penggunaan media sosial, melainkan
remaja dengan sikap dan cara berpikir positif akan menjadi lebih percaya diri pada
kemampuan diri sendiri untuk memanfaatkan media sosial.
Hasil penelitian ini juga memiliki persamaa dengan penelitian Lenhart dan
Madden pada tahun 2006. Penelitian tersebut menunjukkan jika remaja dengan
kepercayaan diri tinggi tetap akan menggunakan media sosial untuk mengatur
sebuah pertemanan yang sudah terjalin.
16
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Dari data dan fakta yang telah dipaparkan, penelitian ini menunjukkan bahwa
nilai R square = 0,003 (F hitung = 0,434 dan t hitung = 0,659) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,511. Maka dari itu, dapat disimpulkan melalui hasil data
tersebut bahwa kepercayaan diri yang dimiliki oleh subyek tidak berpengaruh
terhadap intensitas penggunaan media sosial.
3.2. Saran
Berikut adalah beberapa saran yang diberikan oleh peneliti yang sekiranya
dapat berguna untuk penelitian selanjutnya :
1. Disarankan agar peneliti selanjutnya merancang perencanaan yang
matang terkait waktu pengambilan data serta penggunaan bahasa yang
sederhana supaya subyek lebih optimal saat mengerjakan skala penelitian.
2. Peneliti juga menyarankan agar peneliti selanjutnya mencantumkan
sebuah pertanyaan tentang data kepemilikan akun media sosial yang
dimiliki oleh subyek pada skala penelitian.
3. Diharapkan pula, peneliti selanjutnya agar melakukan amatan mengenai
pengaruh kepercayaan diri dengan variabel psikologis yang lain supaya
hasil yang ditemukan lebih beragam. Dan juga, disarankan untuk
menggunakan subyek lebih dari satu sekolah agar memperoleh variasi
subyek yang lebih beragam.
17
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, D.M & Ellison, N.B. 2008. “Social Network Sites: Definition, History, and
Scholarship”. Journal of Computer-Mediated Communication. 13, 210-230.
Caplan, S.E. 2005. “A Sosial Skill Account of Problematic Internet Use”. Journal
of Communication, December 2005. International Communication Association.
18
Frisnawari, A. 2012. “Hubungan antara Intensitas Menonton Reality Show dengan
Kecenderungan Perilaku Prososial pada Remaja”. Empathy. Vol. I, No. 1.
Gunarsa, Y.S.D. & Gunarsa, S.D. 1981. Psikologi remaja. Jakarta : BPK
GunungMulia.
Hadi, S. 1994. Analisis butir analisis butir instrumen angket, tes dan skala nilai
dengan basica. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Hakim, T. 2002. Mengatasi rasa tidak percaya diri. Jakarta : Puspa Swara.
Ma’rifah, N.L., & Budiani, M.S. 2012. “Hubungan antara Attachment Style dan
Self-esteem dengan Kecemasan Sosial pada Remaja”. Jurnal Psikologi : Teori
dan Terapan. Vol. 3. No. 1.
Mansumitrchai, S., Park, C., & Chiu, C.L. 2014. “Factors Underlying The
Adoption of Social Network: A Study of Facebook Users in South Korea”.
International Journal of Business and ManagementI. Vol. 7, No. 24.
19