Makalah Keperawatan Anak Komunitas
Makalah Keperawatan Anak Komunitas
“ANAK SEHAT”
Dosen Pembimbing: Ns. Reni Mareta, M.Kep
Disusun oleh:
Dera Adinda 19.0601.0005
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana perspektif keperawatan anak.
Untuk mengetahui bagaimana konsep sehat sakit anak.
Untuk mengetahui perkembangan anak.
Untuk mengetahui bagaimana pengkajian asuhan keperawatan pada
anak.
Untuk mengetahui tumbuh kembang anak.
BAB II PEMBAHASAN
Mortalitas anak-anak
Yang dimaksud dengan anak 1-4 tahun disini adalah penduduk
yang berusia satu sampai menjelang 5 tahun atau tepatnya 1 samapai
dengan 4 tahun 11 bulan 29 hari. Angka kematian anak mencerminkan
kondisi kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat
kesehatan anak. Angka kematian anak akan tinggi bila terjadi keadaan
salah gizi atau gizi buruk, kebersihan diri dan kebersihan yang buruk,
tingginya prevalensi penyakit menular pada anak atau kecelakaan yang
terjadi di dalam atau di sekitar rumah.
2. Morbiditas
Morbiditas dapat merujuk kepada:
- Pernyataan terkena penyakit (dari bahasa Latin morbidus: sakit,
tidak sehat),
- Derajat kerasnya penyakit,
- Meratanya penyakit: jumlah kasus pada populasi,
- Insiden penyakit: jumlah kasus baru pada populasi.
- Cacat terlepas dari akibat (contoh cacat disebabkan oleh
kecelakaan).
Morbiditas anak-anak banyak disebabkan oleh penyakit akut
(penyakit pernapasan 50%, infeksi dan penyakit parasit 11%), cedera 15
%, dan ketidakmampuan yang dapat diukur dengan aktivitas dalam
derajat tertentu (Pless dan Pless,1997) Morbiditas meningkat pada
mereka yang mengalami kesulitan ekonomi.Penyebab utama hal ini
adalah terbatasnya akses ke pelayanan kesehatan. 11 juta balita dunia
meninggal/tahun karena infeksi, 54% berkaitan dengan kurang gizi (
WHO, 2002).Angka kurang gizi (Depkes, 2004):
- 1989 ; 37,% 2000 : 24,7% – 2001 : 26,1% 2002 : 27,3% – 2003 :
27,5%
C. Keluhan Utama
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien. Alasan utama klien untuk
mencari bantuan profesional kesehatan.
b. Antropometri
1) Tinggi badan/panjang badan
2) Berat badan
3) Lingkar kepala
4) Lingkar dada
5) Lingkar lengan
c. Tekanan darah
Gunakan ukuran manset dan stetoskop yang tepat.
Ukuran manset mengacu pada kantong bagian dalam
yang dapat dikembungkan. Daerah yang dapat digunakan
untuk mengukur tekanan darah pada anak yaitu Lengan
atas (arteri brakhialis, lengan bawah atau lengan depan (
arteri radialis), paha (arteri poplitea), tungkai atau
dorsalis pedis (arteri dorsalis pedis).
d. Kulit
Observasi kulit pada cahaya matahari atau sinar buatan
yang netral:
Warna: sklera, konjungtiva, pungung kuku, lidah
mukosa mulut, telapak tangan, telapak kaki. Tentukan
kulit terang (putih sampai kemerahan) dan kulit
gelap.
Tekstur: kelembaban, kehalusan, integritas kulit, dan
suhu.
Suhu: bandingkan di semua permukaan kulit
(normalnya sama diseluruh permukaan tubuh, pada
bagian yang terpapar teraba lebih dingin).
Turgor: genggam kulit pada abdomen antara ibu jari
dan jari telunjuk, tarik, da lepaskan. Tentukan bentuk
dengan segera tanpa lengkungan, keriput, atau depresi
berkepanjangan.
e. Struktur aksesori
Rambut: inspeksi warna, tekstur, kualitas, distribusi,
elastisitas, higiene.
Observasi lipatan fleksi pada telapak tangan.
f. Nodus Limfe
Palpasi nodus lemfe menggunakan bagian distal jari.
Tekan dengan perlahan tapi tegas dengan gerakan
melingkar.
Perhatikan ukuran, mobilitas, suhu, kekerasan.
Submaksilaris: tundukkan kepala sedikit kebawah.
Servikal: tengadahkan kepala sedikit keatas
Aksila: rilekskan lengan disamping tapi sedikit
terabduksi
Inguinalis: tempatkan anak pada posisi terlentang.
Normalnya nodus limfe tidak dapat dipalpasi atau
sangat kecil, tidak ada nyeri tekan, dapat digerakkan.
g. Kepala
Perhaikan bentuk dan kesimetrisan.
Perhatikan kontrol kepala (terutama pada bayi) dan
postur kepala Wajah simetris, kepala pada garis
tengah.
Evaluasi rentang gerak: gerakan kepala keatas,
kebawah, kanan, dan kiri.
Palpasi tengkorak akan adanya fontanel, nodus, atau
pembengkakan yang nyata.
Fontanel posterior menutup pada usia 2 bulan,
fontanel anterior menutup pada usia 12-18 bulan. Periksa
higiene kulit kepala akan adanya lesi, infestasi, trauma,
kehilangan rambut, perubahan warna.
h. Leher
Inspeksi ukuran leher.
Trakhea: palpasi adanya deviasi, letakkan ibu jari dan
jari telunjuk pada setiap sisi dan gerakkan jari
kedepan dan kebelakang krikoid, rasakan ismus
(jaringan penyambung lobus) naik ketika menelan.
Arteri karotis: palpasi di kedua sisi.
i. Mata
Inspeksi penempatan dan kesejajaran antar kedua
mata.
Bila abnormalitas dicurigasi, ukur jarak kedua kantus
bagian dalam (+ 3 cm)
Observasi adanya kelebihan lipatan epikantus dari
atap hidung sampai terminasi dalam alis mata (sering
pada anak asia)
Observasi penempatan, gerakan dan warna kelopak
mata.
Inspeksi konjungtiva palpebra.
j. Telinga
Pinna : inspeksi penempatan dan kesejajaran.
Ukur tinggi pinna dengn menarik garis imajiner dari
orbit luar mata ke oksipital tengkorak.
Ukur sudut pinna dengan menarik garis horisontal
imajiner dan sejajarkan pinna setelah tanda ini (
berada dalam sudut 100 dari garis vertikal.
Perhatikan adanya lubang abnormal, penebalan kulit,
atau sinus.
Inspeksi higiene telinga (bau, rabas, warna)
k. Hidung
Vestibula Anterior: tengadahkan kepala kebelakang,
dorong ujung telinga keatas, dan sinari lubang didung
dengan sinar kilat untuk mendeteksi perforasi septum.
l. Mulut
Bibir: perhatikan warna, tekstur dan lesi sebelumnya.
Minta anak untuk membuka mulut, dengan tangan
diangkat keatas disamping kepala, minta keliarga
menjaga tangan anak dan immobilisasi kepala.
Dapat dilakuakn didepancermin, dan libatkan anak
dalam pemeriksaan.
Hindarkan penggunaan spatel lidah bila tidak
diperlukan.
Gunakan lampu senter untuk mendapatkan
penyinaran yang baik.
Observasi membran mukosa: merah muda terang,
berkulaiu, halus, sama, dan lembab.
Ginggiva: kuat, merah muda, kekuningan, berbintik-
bintik.
Gigi: jumlah sesuai dengan usia, putih, oklusi rahang
atas dan bawah baik.
Lidah: tekstur kasar, dapat bergerak bebas, ujung
dapat mencapai bibir, tidak ada lesi atau massa
dibawah lidah.
m. Dada
Inspeksi ukuran, bentuk,kesimetrisan, gerakan dan
perkembangan payudara.
Lokalisasi ruang intercosta.
Puting biasanya pada intercosta ke-4.
Ujung igi ke-11 teraba pada lateral.
Ujung igi ke-12 teraba pada posterior.
Ujung skapula pada iga atau intercosta ke-8
n. Paru-paru
1) Dengan anak pada posisi duduk, tempatkan kedua
tang datar apd punggung dan dada engan ibu jari
digaris tengah sepanjang tepi kostal bawah.
2) Taktil fremitus: palpasi pada rongga torak dan
minta anak untuk mengatakan “777” atau “eee”.
3) Perkusi kedua sisi dada pada ruang intercosta.
Pekak pada garis midklavikular kanan
intercosta kelima (hepar)
Pekak dari intercosta kedua-kelima diatas
batas sternum kiri sampai garis midklavikular
(jantung)
Timpani pada intercosta kelia kiri bawah
(lambung)
4) Auskultasi pernapasan dan bunyi suara: intensitas,
nada, kualitas, durasi relatis dari inspirasi dan
ekspirasi. Anjurkan anak untuk napas dalam
dengan meminta anak meniup bola kapas yang
berada di telapak tangan.
Bunyi napas vesikuler: dengarkan seluruh
permukaan paru kecuali area intraskapular
atas dan manubrium bawah, inspirasi lebih
keras, lebih panjang, dan bernada lebih tinggi
dari ekspirasi.
Bunyi napas Bronkovesikuler: terdengar pada
area intraskapular atas dan manubrium,
inspirasi dan ekspirasi hampir sama.
Bunyi napas Bronkhial: terdengar hanya
diarea atas trakhea dekat takik suprasternal,
ekspirasi lebih panjang, lebih keras, dan nada
lebih tinggi dari pada inspirasi.
o. Jantung
1) Mulai dengan inspeksi, diikuti dengan palpasi,
kemudian auskultasi.
2) Inspeksi jantung dengna anak pada posisi semi
fowler, observasi dinding dada dari sebuah sudut.
Dinding dada simetris.
3) Palpasi untuk menentukan lokasi impuls apikal
(ictus kordis) yaitu impuls jantung paling lateral.
Ictus cordis berada di lateral midklavikula sinistra
dan intercosta ke-4 pada anak < 7 tahun. Pada
anak 7 tahun ictus cordis teraba pada garis
midklavikula sinistra intercosta ke-5.
4) Palpasi kulit untuk waktu pengisian kapiler.
5) Auskultasi bunyi jantung
- Dengarkan dengan anak dalam posisi duduk dan
bersandar.
- Gunakan stetoskop bagian diafragma dan bel
dada.
- Kaji kualitas (jelas dan jernih), intensitas (kuat
tetapi tidak mantap), frekuensi (sama dengan nadi
radialis), irama (teratur dan datar).
- Area aortik: ruang intercosta ke-2 dekstra para
sternal. S2 terdengar lebih keras daripada S1.
- Area pulmonik: ruang intercosta ke-2 snistra
para sternal. Pemecahan dari S2 yang terdengar
paling baik (normalnya melebar pada inspirasi).
- Titik Erb: ruang intercosta ke-3 dan ke-2 sinistra
para sternal. Daerah murmur fungsional yang
paling sering.
- Area apikal atau mitral: ruang intercosta ke-5,
garis midklavikula sinistra 9 ruang itercosta ke-3
sampaike-4 dan lateral pada garis midklavikula
sinistra pada bayi). S1 terdengar paling keras,
pemecahan S1 dapat didengarkan.
p. Abdomen
a) Inspeksi diikuti dengan auskultasi, perkusi, dan
palpasi yang dapat merubah bunyi abnormal
normal.
b) Palpasi mungkin tidak nyaman untuk anak.
Tempatkan anak pada posisi terlentang dengan
kaki fleksi pada panggul dan lutut.alihkan
perhatian anak dengan pernyataan seperti “saya
akan menebak apa yang kamu makan dengan
memegang perutmu”. Minta anak mempalpasi
dengan menempatkan tangannya sendiri diatas
tangan perawat yang memeriksa.
c) Minta anak menempatkan tangannya pada
abdomen dengan jari meregang dan palpasi
diantara jari-jari.
d) Inspeksi kontur, ukuran, dan tonus (tinus kuat,
muskular pada pria remaja).
e) Kaji kondisi kulit (halus dan rapi)
f) Kaji gerakan abdomen. Pada anak dibawah 7-8
tahun meningkat pada inspirasi dan selaras
dengan gerakan dada. Pada anak yang lebih besar
gerakan pernapasan kurang.
g) Inspeksi umbilikus akan adanya herniasi, fistula,
higiene, dan rabas.
h) Kaji adanya hernia; inguinalis (urutkan jari
kelingking ke cincin inguinalis eksternal didasar
skrotum, minta anak untuk batuk0, femoralis
(tempatkan jari diatas kanalis femoralis, cari
dengan meletakkan jari telunjuk diatas nadi
femoralis dan jari tengah di kulit menghadap garis
tengah).
i) Auskultasi bisig usus pulsasi aortik.
Bising usus: bunyi gemerincing logam pendek
seperti kumur-kumur, klik, atau terdengar
menggeram setiap 10-30 detik.
Pulsasi aortik: terdengar pada epigastrium,
sedikit kekiri ke garis tengah.
j) Perkusi abdomen.
Hepar: 1-2 jari dibawah marjin kostal kanan
pada bayi dan anak kecil.
Limpa : 1-2 cm dibawah maerjin kostal kiri
pada bayi dan anak kecil
k) Palpasi nadi femoralis: tempatkan ujung 2-3 jari
ditengah antara puncak iliaka dan simpisis pubis
l) Timbulkan reflek abdomen: regangkan kulit dari
samping ke garis tengah pada setiap kuadran.
Umbilikus bergerak kearah kuadran yang ditekan.
q. Genitalia
Pemeriksaan genitalia sama seperti pemeriksaan
organ sebelumnya, jelaskan prosedur dan
maknanya.
Hargai privasi klien.
Bila ada kontak dengan substansi tubuh, gunakan
sarung tangan.
Penis: inspeksi ukuran
a) Glans dan batang: inspeksi adanya tanda-tanda
pembengkakan, lesi, inflamasi.
b) Prepsium: inspeksi lokasi dan perhatikan adanya
rabas
c) Meatus uretra: inspeksi lokasi dan perhatikan
adanya rabas
d) Skrotum: inspeksi ukuran, lokasi, kulit, dan
distribusi rambut.
A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama inisial klien : An. S
2. Umur : 6 bulan
3. Alamat : Bawangan, dukun, Magelang
4. Pekerjaan : belum bekerja/sekolah
5. Agama : Islam
6. Tanggal masuk RS : -
7. Nomor Rekam Medis : xxxxx
8. Diagnosa Medis : tumbuh kembang anak
d.Riwayat pengobatan
No Nama obat/jamu Dosis Keterangan
1. Vitamin Minyak Ikan 2x sehari Kekebalan
Tubuh
2. Air Kelapa Muda Secukupnya Antibody dan
menambah
kerja otak
2. NUTRITION
a.A (Antropometri) meliputi BB, TB, LK, LD, LILA, IMT:
1) BB awal:4000 gram ,sekarang: 11kg, TB awal : 49 cm,
sekarang: 52 cm
2)Lingkar perut :- cm
3)Lingkar kepala :- cm
4)Lingkar dada :- cm
5)Lingkar lengan atas :- cm
6)Tinggi badan : 52 cm
7)IMT : BBI anak = 2n + 8 = (2x 1,1)+8= 2,2+8= 10,2
3. ELIMINATION
BAB : 1 kali warna kuning
BAK : 4 kali, berwarna kuning jernih
4. ACTIVITY/REST
Pola tidur: Bayi tidur saat setelah diberi minum susu kurang
lebih 20 jam
Aktivitas: Menangis keras bila lapar, BAB dan BAK, gerakan
aktif
5. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : belum
2) Kurang pengetahuan : belum paham karena masih
bayi
3) Pengetahuan tentang penyakit : belum paham karena masih
bayi
4) Orientasi (waktu, tempat, orang) : kadang-kadang merespon
dengan suara “oek-oek”
b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung : tidak memiliki
riwayat penyakit jantung
2) Sakit kepala : sedikit pusng
3) Penggunaan alat bantu : tidak menggunakan alat
bantu
4) Penginderaan :-
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : bahasa bayi
2) Kesulitan berkomunikasi : tidak ada kesulitan berbicara
6. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : perasaan cemas
2) Perasaan putus asa/kehilangan : tidak ada rasa putus
asa/kehilangan
3) Keinginan untuk mencederai : tidak keinginan
menciderai diri sendiri
4) Adanya luka/cacat : tidak ada luka
maupun cacat
7. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : anak
2) Orang terdekat : keluarga
3) Perubahan konflik/peran : tidak ada perubahan
4) Perubahan gaya hidup : tidak ada perubahan
Interaksi dengan orang lain : interaksi dengan teman- teman dan
keluarga
8. SEXUALITY
a) Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual : tidak ada
masalah/disfungsi seksual
9. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1. Rasa sedih/takut/cemas : sedih
2. Kemampuan untuk mengatasi : masih dibantu orang tua
dengan menggunakan kompres hangat
3. Perilaku yang menampakkan cemas : menangis
11. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : tidak ada kendala terhadap alergi
b. Penyakit autoimune : tidak memiliki penyakit
c. Tanda infeksi : tidak ada kendala tanda infeksi
d. Gangguan thermoregulasi : tidak memiliki gangguan
thermoregulasi
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh,
aspirasi, disfungsi neurovaskuler peripheral, kondisi
hipertensi, pendarahan, hipoglikemia, Sindrome disuse,
gaya hidup yang tetap):Gangguan hipertermi nausea
12. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : pusing
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : demam
3) Regio (dimana letaknya) : bagian kepala
4) Scala (berapa skalanya) :5 5
5 5
5) Time (waktu) : ketika pada waktu
mengkonsumsi makanan tiba-tiba
muntah
b. Rasa tidak nyaman lainnya : tidak ada kendala
c. Gejala yang menyertai :-
13. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan : tidak ada kendala dalam pertumbuhan
usia klien
a. bb: 4000 gr, panjang 48 cm, jenis laki-laki, LD :
33 cm, Lingkar lengan atas:11 cm,
Lingkar kepala:
-Diameter sub oksipito bregmatika : 9,5 cm
-Diameter sub oksipito Frontalis : 11 cm
-Diameter fronto oksipitalis : 12 cm
-Diameter mento oksipitalis : 13,5 cm
-Diameter sub mento bregmatika : 9,5 cm
-Diameter biparreantalis : 9,5 cm
-Diameter bitemporalis : 8 cm
b. Perkembangan
- Kognitif : tidak ada kendala dalam permasalahan kognitif
- Komunikasi: bahasa bayi
- Seksual: tidak ada kendala dalam seksual klien
- Moral: tidak ada kendala dalam moral klien
c. KPSP:
kemandirian bayi 5 bulan:
D. DATA LABORATORIUM
-
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK (CT-SCAN, USG,
RONTGEN) -
ANALISA DATA
Tangga Data
N l dan Data Data Etiologi Problem
o jam subyektif(gej obyektif(tanda)
pengkaj ala)
ian
-Ibu
1. 22 mengatakan Keadaan umum Bayi baru lahir BD usia 35
Septembe telah normal hari
r 2021 melahirkan Kesadaran:Baik
jam 09:00 bayi laki-laki composmentisB
WIB B : 4000 gr
sacara
normal pada
tanggal 18 TB : 48 cm
Agustus
RR : 35 x/
2021
menit
Nadi:
110X/MENIT
Suhu :
36,5o C
A-S : 7-8
Jenis kelamin
: LAKI-LAKI
Prioritas diagnosa keperawatan:
Bayi baru lahir normal BD usia 35 hari
FORMAT RENCANA KEPERAWATAN
1
Bayi terhindar dari
- Beri
asfiksia dan hipoterm
JA;00 Bayi baru lahir -
M normal BD usia Dengan indikator : penjelasa
11:00 35 hari
WIB - Bayi tetap n pada
hangat
Ibu dan
Tidak terjadi
sianosis/ Pucat keluargan
- Bayi tidak ya
icterus dan tidak tentang
terjadi infeksi tindakan
- TTV dalam yang
batas normal akan
(RR : 30-60 x/ dilakukan
m, N = 120-160 - Lakukan
tindakan
x/ m,
dengan
suhuo : 36oC- antiseptic
37,5 C) - Lakukan
observasi
KU dan
TTV
- Berikan
kehangat
an pada
bayi
- Lakukan
perawata
n tali
pusat
dengan
baik dan
dengan
tehnik
antiseptic
dengan cara mem
- Berikan
KIE pada
Ibu tentang pera
- Anjurkan
Ibu untuk
memberi ASI
eksklusif
pada bayi
FORMAT IMPLEMENTASI
DATA OBJECTIVE:
- Ibu dapat
mengulan gi
penjelasan nakes
_ Keadaan umum
:composmentis
BB : 4000
gr
TB :48 cm
RR :35 x/ menit
Nadi: 110X/MENIT
Suhu :
36,0 o C
Jenis kelamin : LAKI-
LAKI
A : BBL NORMAL
USIA 35 HARI
P :intervensi
dilanjutkan
DOKUMENTASI