Anda di halaman 1dari 13

Konsep Keluarga Dan Konsep Keperawatan Keluarga

Oleh:

Kelompok II

Ayu Wandira
Dewi Dermawanita
Didik Budi Hariyanto
Elsa Ofiana
Endi
Muhaimin
Novi Wulandari
Pingky Anggraeny
Putra Pratama
Rohadatul Aisy Hanan

PROGRAM STUDI SI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, karena atas limpahan
rahmat-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan judul “Konsep
Keluarga Dan Konsep Keperawatan Keluarga”. Tujuan penulisan sebagai sumber
bacaan yang dapat di gunakan untuk memperdalam pemahaman mengenai materi
ini. Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Keluarga. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 18 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR.................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga...................................................2
B. Tugas Kesehatan Keluarga.............................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................9
B. Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Bentuk keluarga
merupakan pola manusia yang disadari oleh anggota keluarga untuk
dimasukkan ke dalam anggota keluarga (Potter dan Perry, 2005). Sekilas
keluarga memiliki hal-hal yang umum, tetapi setiap bentuk keluarga memiliki
kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga banyak menghadapi
tantangan seperti pengaruh kesehatan dan penyakit, perubahan struktur
keluarga dan lain lain.
Dalam teori sistem keluarga di pandang sebagai suatu sistem terbuka
dengan batas-batasnya. Sebuah sitem didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan
yang diarahkan pada tujuan, dibentuk dari bagian-bagian yang berinteraksi
dan bergantungan satu dengan yang lainnya dan yang dapat bertahan dalam
jangka waktu tertentu. Teori sistem merupakan suatu cara untuk menjelaskan
sebuah unit keluarga sebagai sebuah unit yang berkaitan dan berinteraksi
dengan sistem yang lain (Harmoko, 2012).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :
a. Bagaimana tahap dan tugas perkembangan keluarga?
b. Apa saja tugas kesehatan keluarga?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami dan
mengetahui tentang konsep keluarga dan konsep keperawatan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :
a. Untuk mengetahui tahap dan tugas perkembangan keluarga
b. Untuk mengetahui tugas kesehatan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga
1. Tahap I: Keluarga pemula
Keluarga pemula adalah keluarga yang baru menikah, keluarga
baru, dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke
hubungan baru yang intim.
Tugas perkembangan keluarganya adalah membangun perkawinan
yang saling memuaskan, menghubungkan ikatan persaudaraan secara
harmonis, keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orang tua). Masalah kesehatan tahap ini adalah :
a. Penyesuaian seksual dan peran pernikahan.
b. Penyuluhan dan konseling keluarga berencana.
c. Penyuluhan dan konseling prenatal.
d. Komunikasi dan informasi, kurangnya informasi dapat
mengakibatkan masalah seksual, emosional, ketakutan, rasa
bersalah, kehamilan yang tidak direncankan, penyakit kelamin
(sebelum dan sesudah pernikahan) (Ali, 2009).
2. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Keluarga yang sedang mengasuh anak adalah tahap yang dimulai
dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Tugas
perkembangan keluarnya adalah membentuk keluarga muda sebagai
sebuah unit yang mantap (mengintregasikan bayi baru kedalam
keluarga), memperthankan pernikahan yang memuaskan, dan
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek. Masalah kesehatan
tahap ini adalah :
a. Pendidikan maternitas yang berpusat pada keluarga.
b. Perawatan bayi yang baik.
c. Pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini.
d. Imunisasi
e. Konseling perkembangan anak.
f. Keluarga berencana.
3. Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah
Keluarga dengan anak usia prasekolah adalah dimulai ketika anak
pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun
(saat ini keluarga terdiri dari 3-5 orang anggota keluarga yaitu suami,
istri dan anak).
Tugas perkembangan keluarganya adalah memenuhi kebutuhan
anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan
dan lain lain kemudian mensosialisasikan anak, mempertahankan
hubungan yang sehat didalam keluarga (hubungan perkawinan dan
hubungan orangtua serta anak) dan diluar keluarga (keluarga besar
dan komunitas). Masalah kesehatan fisik utama pada tahap ini adalah :
a. Penyakit menular yang lazim pada anak-anak.
b. Anak terjatuh.
c. Luka, luka bakar.
d. Keracunan
Sedangkan masalah psikososial keluarga yang utama adalah :
a. Hubungan pernikahan, beberapa studi meneliti adanya penurunan
kepuasan yang dirasakan oleh banyak pasangan suami istri pada
tahap ini.
b. Persaingan antara kakak dan adik.
c. Keluarga berencana.
d. Kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan.
e. Masalah komunikasi keluarga.
f. Peran perawat pada tahap ini adalah:
1. Memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam hal
pencegahan masalah kesehatan utama, seperti merokok,
penyalahgunaan obat dan alkohol, seksualitas, keselamatan, diet
dan nutrisi, olahraga, dan penanganan stres/dukungan sosial.
2. Membantu anak membentuk gaya hidup yang sehat dan
memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual, emosional, dan
sosial secara optimal (Ali, 2009).
4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah.
Keluarga dengan anak usia sekolah adalah dimulai ketika anak
pertama telah berusia 6 tahun (dimulai masuk sekolah dasar) dan
berakhir pada usia 13 tahun (awal dari masa remaja).
Tugas perkembangan keluarganya adalah mensosialisasikan anak-
anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan
hubungan dengan teman sebaya yang sehat, mempertahankan
hubungan pernikahan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan
kesehatan fisik anggota keluarga. Masalah kesehatan tahap ini adalah :
a. Orang tua akan mulai berpisah dengan anak karena anak sudah
mulai memiliki banyak teman sebaya (hati-hati dengan pengaruh
lingkungan anak).
b. Orang tua mengalami banyak tekanan dari luar, misalnya dari
sekolah dan komunitas, untuk menyesuaikan anak dengan
komunitas dan sekolah.
c. Kecacatan/kelemahan anak akan tampak pada periode ini melalui
pengamatan perawat sekolah dan guru. Mereka dapat mendeteksi
gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan wicara,
kesulitan belajar, gangguan tingkah laku, perawatan gigi yang tidak
adekat, pengamanan anak, penyalahgunaan obat/zat, dan penyakit
menular.
5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja.
Keluarga dengan anak remaja adalah dimulai ketika anak petama
berusia 13 tahun hingga berusia 19 tahun atau 20 tahun. Tugas
perkembangan keluarganya adalah mengembangkan kebebasan
bertanggungjawab ketika anak remaja menjadi dewasa dan semakin
mandiri, memfokuskan kembali hubungan pernikahan, berkomunikasi
secara terbuka antara orangtua dan anak. Masalah kesehatan tahap ini
adalah :
a. Pada orang tua yang berusia 35 tahun resiko penyakit jantung
koroner meningkat di kalangan pria dan perubahan perkembangan
dari biasanya sudah mulai tampak.
b. Penyalahgunaaan obat dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan
yang tidak di kehendaki.
c. Hubungan keluarga orangtua dan anak perlu mendapat perhatian
serius karena periode ini adalah periode rawan.
d. Peran perawat dalam tahap ini:
1. Mendeteksi perubahan yang terjadi pada orang tua dan anak-
anak.
2. Memberi pendidikan dan konseling yang intensif.
3. Melaksanakan upaya penanggulangan (pencegahan peningkatan
kesehatan dan penyembuhan) dengan mandiri atau tujukan.
6. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda.
Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda adalah fase
yang ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan
berakhir dengan “rumah kososng” ketika anak terakhir meninggalkan
rumah.
Tugas perkembangan keluarganya adalah memperluas siklus
keluarga dengan memasukkan anggota keluarga yang baru yang
didapat melalui pernikahan anak-anak, melanjutkan/memperbarui
keharmonisan pernikahan dan menyesuaikan kembali hubungan
pernikahan, membantu orangtua lanjut usia dan cenderung sakit-
sakitan dalam kehidupan dan kesehatannya. Masalah kesehatan tahap
ini adalah:
a. Komunikasi kaum dewasa muda dengan orangtua mereka perlu
ditingkatkan.
b. Masalah dalam hal transisi peran bagi suami istri.
c. Masalah perawatan orangtua lanjut usia.
d. Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan
perubahan situasi fisik (kolesterol tinggi, obesitas, tekanan darah
tinggi).
e. Masalah gaya hidup perlu mendapat perhatian, kebiasaan minum
alkohol, merokok, makan dan lain-lain.
f. Peran perawat pada tahap ini adalah memberi pendidikan dan
konseling pada keluarga, merawat orang tua lanjut usia dengan
anggota keluarga yang bermasalah, mengkaji
kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya
menanggulanginya (Ali, 2009).
7. Tahap VII : Orangtua usia pertengahan.
Orangtua usia pertengahan adalah dimulai ketika anak terakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada pension atau kematian salah
satu pasangan orang tua (44-45 tahun sampai dengan 16-18 tahun
kemudian).
Tugas perkembangan keluarganya adalah menciptakan lingkungan
yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan harmonis
dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak,
memperkokoh hubungan pernikahan. Masalah kesehatan tahap ini
adalah :
a. Masalah yang berhubungan dengan pemahaman mengenai
kebutuhan, misalnya promosi kesehatan, istirahat yang cukup,
kegiatan pada waktu luang, tidur, nutrisi yang baik, program
olahraga yang teratur.
b. Maslah yang berhubungan dengan keharmonisan hubungan
pernikahan.
c. Masalah yang berkaitan dengan keharmonisan hubungan dengan
anggota keluarga (anak-anak, cucu, orangtua lansia dan lain-lain).
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan keluarga, antara
lain perawatan orangtua lanjut usia atau yang tidak mampu
merawat dirinya sendiri.
e. Peran perawat:
1. Memberikan pendidikan dan konseling keluarga dalam hal
pemenuhan kebutuhan keluarga, keharmonisan pernikahan,
hubungan keluarga, pencegahan penyakit.
2. Memberi/ membina/ melatih keluarga dalam hal perawatan
orang tua lanjut usia (Ali, 2009).
8. Tahap VIII : Keluarga usia tua.
Tahap ini dimulai ketika salah satu/ pasangan suami istri memasuki
masa pensiun, sampai dengan salah satu pasangan meninggal dunia.
Tugas perkembangan keluarganya adalah mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan : menyesuaikan diri terhadap
pendapatan yang menurunkan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan
pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi,
meneruskan upaya memahami eksistensi mereka/penelaahan dan
integrasi hidup. Masalah kesehatan adalah :
a. Masalah kesehatan lanjut usia karena menurunnya kekuatan fisik,
sumber finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan
banyak kehilangan yang lain mengakibatkan lansia rentan secara
psikologis.
b. Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif, masalah psikologis
merupakan masalah kesehatan yang serius.
c. Kemampuan saling menolong suami-istri lansia dalam merawat
pasangannya perlu ditingkatkan. Karena penuaan dan banyaknya
masalah, suami istri lansia perlu saling menolong. Umumnya
suami lebih sulit merawat orang lain, sementara istri
kebalikannya.
d. Defisiensi nutrisi yang dapat mengganggu kesehatan, misalnya
lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan lain-lain.
e. Masalah yang berkaitan dengan perumahan, penghasilan yang
kurang cocok, kurang rekreasi, dan fasilitas perawatan yang
kurang memadai banyak merugikan kesehatan lansia
f. Peran perawat adalah memberi bantuan tidak langsung dengan
merujuk individu atau pasangan lansia ke sumber-sumber
komunitas yang sesuai untuk mengatasi masalah mereka (Ali,
2009).
B. Tugas Kesehatan Keluarga
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
peran di bidang kesehatan meliputi:
1. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan
kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan
segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang
seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.
2. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa di
antara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga.
3. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering kali
keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga
sendiri.
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi keluarga
(Friedman, 2010).
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan keparawatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan keperawatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dan tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga
yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan (Setyowati, 2008).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tiap tahap
perkembangan berbeda satu sama lain. Namun pada perbedaan carter dan
dulvall yang ada ditabel pada dasaranya sama perbedaannya hanya pada
pembagian di usia. Teori carter hanya menyebutkan anak usia bayi sampai
lansia tidak spesifik menyebutkan usianya. Sedangkan dalam teroi dulvall
lebih spesifik dalam pembagian usianya. Dari mulai bayi usia 30bulan
sampai 20 tahun hingga individu dapat bebas dari keluarganya.
Pada tugas tiap individu setiap tahap perkembangan yang paling
berperan dalam hal ini adalah orangtua. Dalam uraian diatas yang ada pada
tabel lebih banyak dijelaskan tentang bagaimana orangtua, suami-istri
dalam membimbing, mengawasi anaknya sampai mampu melepas
anaknya. Setelah itu peran orang tua usia pertengahan sampai usia lanjut
lebih ditekankan untuk mempertahankan suasana dalam rumah tangga,
dalam hal ini anak juga turut serta dalam menciptakan suasana yang stabil
didalam keluarga karena anak sudah mengerti arti keluarga dan perannya.
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan keparawatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
dalam memberikan asuhan keperawatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dan tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga
yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan
masalah kesehatan (Setyowati, 2008).
B. Saran
Pemilihan diksi yang belum tepat juga menjadi salah satu masalah dari
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mohon kepada pembaca ataupun
dosen pembimbing untuk memberikan masukan dan kritikan tentang
tulisan kami ini. Saran dan masukan yang anda berikan akan menjadi
acuan kami untuk menyusun makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


Effendy, N. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
EGC
Friedman. (2010). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktek. Alih Bahasa :
Debora, I.R.L. Asy, Y.Jakarta : EGC

Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi


Selatan: Pustaka As Salam.
Potter dan Perry. (2005). Konsep Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC.

Setyowati. (2008). Perawatan Kesehatan Keluarga Sebagai Suatu Proses. Jakarta


Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai